SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
No. Reg. 1918/Ak-8/FKIP-UNSUR/2014 
ANALISIS STRUKTUR KATEGORI KATA PADA KALIMAT YANG 
DIGUNAKAN DALAM TUTURAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 
CILAKU TAHUN AJAR 2013-2014 
oleh 
Devi Hartini 
NPM 01020101100011 
himd_vie@yahoo.co.id 
Abstrak 
Penelitian ini berjudul Analisis Srtuktur Kategori Kata Pada Kalimat yang 
Digunakan dalam Tuturan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar 
2013-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori kata yang 
terdapat pada siswa serta mengetahui berapa banyak kategori kata pada kalimat 
sejenis yang ada pada tuturan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini 
yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif yang memaparkan atau 
menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, 
kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. 
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa rekaman dari tuturan siswa dan 
analisis teks. Rekaman dari siswa dituangkan ke dalam tulisan yang kemudian 
dianalisis dengan kartu teknik analisis teks digunakan untuk menganalisis kategori 
kata pada kalimat tuturan siswa untuk menemukan kategori kata pada kalimat 
yang terdapat dalam penolakan, sanggahan serta persetujuan pada topik berita 
yang kemudian dianalisis dengan mencari kategori kata pada setiap kalimat siswa. 
Hasil penggunaan kategori kata pada kalimat dalam topik berita yang dijadikan 
sempel dari 40 siswa yaitu sebanyak 332 kategori kata pada kalimat di antaranya 
kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata), kategori kata sifat kata 
(verba) sebanyak 97 kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kata, kata keterangan 
7
8 
(adverbia) sebanyak 51 kata. Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang 
sejenis pada tuturan siswa, di antaranya frekuensi kata benda (nomina) sebanyak 
(34,34 %), frekuensi kata kerja (verba) sebanyak (29,21%), frekuensi kata sifat 
(adjektiva) sebanyak (20,09%), frekkuensi kata keterangan (adverbia) sebanyak 
(15,37%).Berdasarkan data frekuensi kategori kata yang sejenis pada tuturan 
siswa yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kategori kata benda 
(nomina) sebanyak (34,34%). 
Kata kunci: Analisis, kategori kata , struktur kalimat.
9 
Pendahuluan 
Manusia sebagai sumber modal utama tercapainya pendidikan mempunyai 
kebahasaan untuk menentukan hidupnya sendiri. Dalam rangka proses 
pennyadaran diri dalam pendidikan, selayaknya kondisi dialogis dalam kondisi 
pendidikan dibangun. Sehingga dapat dibentuk manusia secara sadar aaktif dan 
kreatif mendunia dalam realitas, sebagai himpunan persoalan yang harus 
diselesaikan (Paulo, 2004:10).MenurutArifin (1985: 9) 
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan 
sehari-hari. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia terutama 
bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia sering digunakan baik dalam kegiatan 
resmi maupun tidak resmi, juga ditetapkan sebagai bahasa pengantar di dalam 
dunia pendidikan. 
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, 
diungkapkan pada ikrar ketiga sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang 
berbunyi: kami putradan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, 
bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa 
Nasional, kedudukannya di atas bahasa-bahasa daerah 
Pembelajaran bahasa mencakup keterampilan berbahasa dan bersastra 
yang memiliki empat aspek atau komponen yang harus dikuasai siswa. Aspek 
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap 
keterampilan memiliki keterkaitan yang erat dengan keteramampilan yang 
lainnya. Keterampilan ini dapat dilihat pada pembelajaran setiap aspek 
keterampilan yang diikuti dengan keterampilan lainnya yang merupakan catur 
tunggal dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kemudian keterampilan 
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi 
secara lisan maupun tullisan. 
Arifin (2008:54) mendefinisikankalimatsebagaiberikut. 
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, 
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Maksudnya bahwa dalam wujud 
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela 
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang 
mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
10 
fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai 
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.). 
Kalimat merupakan bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia 
yang dipelajari disekolah. Pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran 
kalimat ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Akan 
tetapi, siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa kalimat tidak harus terkandung 
dlam bacaan melainkan dalam tuturan pun beberapa kalimat terkandung di 
dalamnya. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam setiap tuturan adalah 
1)terlebih dahulu harus mengetahui urutan tindak tutur, 2) harus memahami alur 
ujaran tutur, 3) harus menentukan amanat tutur, dan 4) harus memahami 
komponen tutur. 
Pemahaman kalimat sangat penting dilakukan, sebab dengan memahami 
kalimant baik siswa sebagai penutur maupun siswa sebagai penyimak akan 
menyadari bahwa apa yang telah disampaikan maupun disimaknnya mengandung 
struktur bentukan dan makna. Struktur bentukan dan makna tersebut dapat 
dijadikan tolak ukur dalam tuturan ( komunikasi ) berikutnya. 
Selain kalimat itu sangat penting untuk dipahami oleh pengguna bahasa 
bagian-bagian dari kalimat pun harus diketahui lebih spesifik yaitu kategori kata . 
Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori 
sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata. Kategori kata terdiri atas 
lima jenis yaitu(1) Kata Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata 
Kerja (Verba), (4) Kata Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas(Kridalaksana, 
1994: 98). Dalam hal ini ditekankan pada penggunaan struktur kategori kata pada 
kalimat dalam tuturan siswa. Struktur kategori kata pada kalimat yang dimaksud 
adalah struktur kategori kalimat secara kata terdiri dari nomina (N), verba (V), 
adjektiva (Adj), dan (Adverbia). 
Atas dasar itulah dipandang penting untuk dilakukann penelitian tentag 
sebuah kategori kata kalimat, terutama penyajian ketidak sempurnaan terhadap 
struktur bahasa. Maka dalam hal ini peneliti menetapkan penelitian terhadap
11 
tuturan pada siswa dalam pembelajaran mengungkapkan sangggahan, penolahan 
serta persetujuan. 
“Analisis Struktur Kategori Kata Pada Klaimat yang Digunakan dalam 
Tytyran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014”. 
Peneliti menetapkan judul tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa belum 
pernah dilakukan penelitian secara khusus tentang penggunaan struktur kategori 
kata pada kalimat dalam sebuah tuturan. 
Masalah tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai berikut. (1) Kategori kata apa 
yang ada pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2CilakuTahun Ajar 2013-2014? 
(2) Berapa banyak jumlah kategori kata pada kalimat sejenis pada tuturan Siswa 
Kelas VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014? 
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah untuk (1) 
Mendeskripsikan kategori kata pada kalimat yang ada pada tuturan Siswa Kelas 
VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.(2) Mendeskripsikan Frekuensi 
pemakaian kategori kata pada kalimat pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2 
Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.
12 
Analisis Struktur Kategori Kata 
Analisis 
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, 
dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk 
perkaranya, dsb). Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan 
kebenarannya (KBBI, 2008:58). 
Srtuktur 
Struktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1341) 
adalah cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; atau yang disusun 
dengan pola tertentu. Struktur ialah pengaturan atau bagian suatu benda; 
pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis. Jadi, struktur adalah sesuatu 
yang disusun atau dibangun dengan pola tertentu secara sintagmatis. 
Struktur Kalimat Dasar 
Menurut Alwi dkk (2003:319) yang dimaksud dengan kalimat dasar 
adalah kalimat yang (i) terdiri atas satu klausa, (ii) unsur-unsurnya lengkap, (iii) 
susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, (iv) tidak 
mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Dengan kata lain kalimat dasar di sini 
identik dengan kalimat tunggal dekralatif afirmatif yang urutan unsur-unsurnya 
paling lazim. Jadi, kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa 
bebas, lengkap, dan susunan unsurnya menurut urutan umum yang tidak 
mengandung pertanyaan. 
Pola Kalimat Dasar 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1088) pola kalimat 
merupakan sintaksis yang mencakup kontruksi, seperti indikatif, interoganif, 
imperatif atau pola seperti nomina+verba+nomina untuk menggambarkan kalimat 
misalnya, Adik membaca buku. 
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa 
Indonesia adalah sebagai berikut. 
a. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
13 
b. KB + KS : Dosen itu ramah 
c. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah 
d. KBI + KK + KB2 : Mereka menonton film 
e. KBI + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan 
f. KBI + KB2 : Rustam Peneliti 
Keenam pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan 
dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi 
luas dan kompleks. 
Pola-pola kalimat dasar: 
a. S-P (Saya mahasiswa) 
b. S-P-O (Rani mendapat hadiah) 
c. S-P-Pel (Belian menjadi ketua koperasi) 
d. S-P-Ket (Kami tinggal di Jakarta) 
e. S-P-O-Pel (Dian menambilkan adikny air minum) 
f. S-P-O-Ket (Beliau memperlakukan kami dengan baik) 
Kenyataan lain yang akan tampak kalau kita mengamati suatu teks adalah 
bahwa banyak kalimat yang predikatnya mendahului subjek kalimat. Kalimat-kalimat 
demikian pada umumnya dapat diubah susunannya sehingga berpola S-P. 
Berdasarkan pertimbangan di atas, pola umum kalimat dasar dalam bahasa 
Indonesia dapat dinyatakan seperti S+P+(O)+(Pel)+(Ket), dengan catatan bahwa 
unsur objek, pelengkap, dan keterangan, yang ditulis di antara tanda kurung itu 
tidak selalu harus hadir dan keterangan dapat lebih dari satu. 
Kalimat 
Pengertian Kalimat 
Kalimat telah banyak sekali dibuat orang akan tetapi tidak ada yang 
memuaskan salah satu definisi tentang kalimat adalah satuan ujaran yang dapat 
berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir yang menunjukan kesatuan ujaran 
itu (Hasanudin, 2004: 390). Selain itu, menurut Arifin (2008 : 54)
14 
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri 
mempunyai intonasi final (kalimat lisan) dan secara aktual maupun 
fotensial terdiri atas klausa. Singkatnya kalimat adalah satuan bahasa yang 
dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir pada kalimat lisan dan 
menghubungkan antar klausa. 
Selanjutnya dikemukakan Cook (dalam Tarigan, 1971 : 39-40) bahwa 
kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang 
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas klausa.Kalimat adalah satuan 
gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun 
atau naik (Ramlan, 2005: 23). 
Menurut Alwi dkk (2003:311) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam 
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud 
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, 
dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikui oleh kesenyapan yang mencegah 
terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. 
Dalam wujudd tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan 
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di 
dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titk dua (:), tanda 
pisah (-), dan spasi. 
Menurut Putrayasa (2009:2) kalimat merupakan hubungan dua buah kata 
atau lebih yang paling renggang.Karena renggangnya hubungan kata yang 
membangun suatu kalimat bisa dibalik susunannya tanpa membawa perubahan 
arti. Jadi, kalimat dapat diartikan sebagai satuan gramatik yang dibatasi oleh 
adanya jeda panjang yan disertai nada akhir turun naik dan merupakan hubungan 
dua buah kata yang memiliki kerenggangan yang dapat membangun suatu 
susunan kalimat tanpa adanya perubahan arti. 
Kategori 
Pengertian Kategori 
Kategori adalah bagaian dari suatu sistem: kategori gramatikal dan 
kategori leksikal; hasil pengelompokan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan
15 
pengalaman manusia; golongan satuan bahasa yang anggota-anggotanya 
mempunyai perilaku sintaksis dan mempunyai sifat hubungan yang sama 
(Kridalaksana, 1994:34). 
Prawirasumantri (2010:60) mengemukakan bahwa kategori kalimat ialah 
(1) golongan kalimat menurut kategori atau jenis kata atau frasa yang menduduki 
predikat kalimat, dan (2) golongan kalimat menurut jenis amanat (fungsi 
komunikatif) yang diemban suatu kalimat, atau golongan kalimat menurut 
kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategoriatau kelas 
kata (Alwi, et.al, 1998:35-36). Oleh karena itu, analisis kalimat berdasarkan 
kategori merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsur-unsur kalimat 
tersebut. Senada dengan pendapat Verhar (1996:170) yang mengemukakan bahwa 
kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut“kelas kata”, seperti nomina, 
verba,adjektiva, adverbia, adposisi (artinya, preposisi atau posposisi). 
Selaras dengan yang dikemukakan oleh Alwi, et.al, (1998:87-244) 
membagi kelas kata ke dalam lima kelas namun yang menjadi acuan penelitian 
hanya empat jenis kategori kata. Kelas kata tersebut adalah : 
a) Kata benda (nomina), 
b) Kata kerja (verba), 
c) Kata sifat (adjektiva), 
d) Kata keterangan (adverbia), 
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kategori kalimat 
ialah suatu golongan kalimat baik menurut kata atau frasa menduduki predikat 
pada kalimat maupun pada jenis amanat (fungsi komunikatif) yang diemban pada 
sebuah kalimat. 
Berdasarkan kategori sintaksisnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat 
deklaratif, interogatif, imperatif, ekslamatif dan emfatik (Prawirasumantri, 
2010:60).
16 
Kategori kata 
Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori 
sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata (Alwi, et.al, 1998:35). Masih 
menurut Alwi ( 1998:36) bahwa kategori kata terdiri atas lima jenis yaitu (1) Kata 
Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata Kerja (Verba), (4) Kata 
Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas. Berikut penjelasan dari kelima 
kategori kata tersebut. 
Kata Benda (Nomina) 
Kata benda (nomina) adalah nama seseorang, tempat, atau benda 
(Putrayasa, 2010:72). Menurut Robert (1997, dalam Putrayasa, 2010:72) kata 
benda adalah kategori yang secara sintaksis (1) tidak mempunyai potensi untuk 
bergabung dengan partikel tidak, (2) mempunyai potensi untuk didahului oleh 
partikel dari.Hal tersebut senada denganAlwi et.al (1998:213) 
Kata benda mencakup pronomina dan numerelia. Kata benda dapat 
dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari 
segi semantis dapat dikatakan, bahwa kata benda adalah kata yang mengacu 
pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan 
demikian, kata-kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah benda 
(nomina). 
Dari segi sintaksisnya menurut Alwi, at. al (1998:214-215) nomina 
mempunyai ciri-ciri tertentu. 
1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi 
subjek, objek, atau pelengkapdapat diikuti oleh pelengkap itu, dapat didahului 
oleh kata bilangan. Kata perintah dan perkembangan dalam kalimat 
pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. Kata pekerjaan 
dalam kalimat ayah mencarikan saya pekerjaan adalah nomina. 
2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarannya 
adalah bukan. Untuk mengingkarkan kalimat ayah saya guru harus dipakai 
kata bukan; ayah saya bukan guru.
17 
3) Umumnya, nomina dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun 
diantarai oleh kata yang. Dengan demikian, buku dan rumah adalah nomina 
karena dapat bergabung menjadi buku baru dan rumah mewah atau buku yang 
baru dan rumah yang mewah. 
Dari segi perilaku sintaksisnya menurut Alwi, at. al(1998:216-217) 
Nomina dapat dilihat berdasarkan posisi atau pemakainya pada tataran 
frase. Pada frase nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frase. 
Sebagai inti frase, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya 
berada di depan atau di belakangnya. Bila pewatas frase nimonal itu berada 
di depan, pewatas ini umumnya berupa numerelia atau kata tugas.Misalnya: 
(a) Lima lembar, (b) Seorang guru, (c) Beberapa sopir, (d)Bukan jawaban, 
(e) Banyak masalah. 
Nomina dari segi bentuknya, nomina terdiri atas dua macam, yakni (i) 
nomina yanng berbentuk kata dasar dan (ii) nomina turunan. Penurunan 
nomina ini dilakukan dengan (a) afiksasi, (b) perulangan, dan (c) 
pemajemukan. Contoh nomina dasar adalah gambar, meja, rumah, pisau, 
tongkat dan lain-lain, sedangkan contoh nomina turunan adalah daratan, 
pendaratan, kekosongan, persatuan, meja-meja, rumah makan, kamar 
mandi, dan sebagainya. 
Kata Kerja (Verba) 
Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan perbuatan (Ramlan, 
2005:95). Alwi et.al (1998:87) ciri-ciri kata kerja (verba) dapat diketehhui dengan 
mengamati (1) perilakku semantis, (2) perilaku sintaksis, (3) bentuk 
morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan 
berdasarkan kelas kata yang lain, terutama dari adjektiva karena ciri-ciri berikut. 
a. verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat 
walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain, misalnya: 
pencuri itu lari ; mereka sedang berdiskusi di ruang depan. 
b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan 
yang bukan sifat atau kualitas. 
c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat prefiks ter- yan berarti 
`paling`. Verba seperti mati atau suka, misalnya tidak dapat diubah menjadi 
termati atau tersuka.
18 
d. Pada umumnya, verba tidak dapat bergabunag dengan kata-kata yang 
menyatakan kesangatan. Tidak ada bentuk, seperti agak belajar, sangat pergi, 
dan bekerja sekali, meskipun ada bentuk seperti sangat berbahaya, agak 
mengecewakan, dan mengharapakan sekali. 
Kata Sifat (Adjektiva) 
Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang memberi keterangan yang lebih 
khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat(Putrayasa, 
2010:72).Hal ini, selaras dengan Kridalaksana (1994:59) mengemukakan 
Adjektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) 
bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, (3) di dampingi 
seperti partikel lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri-ciri morfologis seperti 
–er- (dalam honorer), -if (dalam sensitif), -i (dalam alami), atau (5) dibentuk 
menjadi nomina dengan konfiks ke-an (dalam keadilan, keyakinan). 
Menurut Alwi, et.al (1998:171)bahwa adjektiva yang memberi keterangan 
terhadap nomina itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan 
suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri 
kualitas dan keanggotaan dalam suatu golongan ialah kecil, berat, merah, bundar, 
gaib, dan ganda. 
Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai adverbial dan predikat 
kalilmat. Fungsi predikatif dan adverbial itu dapat mengacu pada suatu keadaan. 
Contoh kata pemeri keadaan ialah mabuk, sakit, basah, baik, dan sadar (Alwi, 
1998:171). 
Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan kualitas dan 
tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas 
ditegaskan dengan pemakaian kata, seperti sangat, dan agak disamping 
adjektiva.Dari segi perilaku sintaksisnya, adjektiva dapat betrfungsi atributif, 
predikatif, dan adverbial. Aadjektiva yang merupakan pewatas dalam frase 
nomina yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dipakai secara 
atributif. Tempatnya disebelah kanan nomina. Contohnya seperti laut biru; harga 
mahal; batu kecil; dan suara lembut.
19 
Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewatas ,itu lazimnya 
dihubungkan oleh kata yang. Contohnya: 
a. Celana biru yang panjang 
b. Mobil tua yang merah 
c. Mobil tua yang murah dan populer 
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa 
dikatakan dipakai secara predikatif. Seperti gedung yang baru dibangun itu sangat 
megah. 
Menurut Alwi, et.al (1998:177-178) jika subjek atau predikat kalimat 
berupa frase atau klausa yang panjang, demi kejelasan batas antara subjek dan 
predikat kadang-kadang disisipkan kata adalah. Seperti contoh yang 
disarankannya kepadamu itu (adalah) baik. Adjektiva yang mewatasi verba (atau 
adjektiva) yang menjadi predikat klausa dipakai secara adverbial atau sebagai 
keterangan. Hal itu juga terjadi jika frase adjektival mejadi keterangan seluruh 
kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam, yaitu (1) ... (dengan)+ (se) 
adjektiva + (nya) yang dapat disertai reduplaikasi dan (2) perulangan adjektiva. 
Contoh kalimat berikut. 
1. Dia (menjawab) dengan sebenarnya 
2. Anak itu (duduk) dengan seenaknya 
3. Ayah (bekerja) dengan sekuatnya 
4. Orang itu berjalan capat-cepat 
Alwi, et.al (1998:188-189) menyebutkan bahwa adjektiva dilihat dari segi 
bentuknya, terdiri atas (a) adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan (b) 
adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar adjektiva dasar 
merupakan bentuk monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan 
semu. Misalnya : lebar, kuning, sehat; bulat. Adjektiva turunan poimorfemis dapat 
merupakan: 
a. Hasil pengafiksan sebagaimana dapat dilihat pada adjektiva tingkat kuantitatif 
dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-.
20 
b. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva 
yang jumlahnya sangat terbatas. Perhatikan contoh berikut.
Hasil penyerapan adjektiva berafiks dari bahasa lain, seperti bahasa Arab, Belanda, dan 
Inggris. Misalnya; alamiah, insaniah, duniawi, alami, ragawi. 
21 
Kata Keterangan (Adverbia) 
Kata keterangan (adverbial) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, 
numerelia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994:81). 
Senada dengan Ramlan (1991:92) bahwa kata keterangan (adverbia) adalah kata yang 
menerangkan (1) kata kerja dalam segala fungsinya, (2) kata keadaan dalam segala fungsinya, 
(3) kata keterangan, (4) kata bilangan, (5) predikat kalimat, tidak peduli jeis kata apa predikat 
itu, dan (6) menegaskan subjek dan predikat kalimat. 
Lain halnya menurut Alwi, et.al (1998:197) bahwa kata keterangan dapat diketahui 
dari segi: (a) perilaku semantisnya, (b) perilaku sintaksisnya, dan (c) bentuknya.Berdasarkan 
perilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut. 
1. adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan 
dengan tingkat, derajat atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata, seperti 
paling, sangat, lebih dan kurang. 
2. Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan 
dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, 
dan cukup. 
3. Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makana yang berhubungan 
dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekedar. 
4. Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkkan makna yang berhubungan 
dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Sontohnya 
seperti selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang. 
5. Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan mana yang berhubungan 
dengansaat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu, contonya kata baru 
dan segera. 
6. Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan 
dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi.
22 
Yang termasuk kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya dan 
pelan-pelan. 
7. Adverbia konstratif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna 
kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia ini seperti kata 
bahkan, malahan, dan justru. 
8. Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan 
dengan kepastian tentang keberlangsungan suatu terjadinya hal/peristiwa yang dejelaskan 
adverbia itu. Contoh katanya ialah niscaya, pasti, dan tentu. 
Berdasarkan perilaku sintaksisnya menurut Alwi, et.al (1998:198) adverbia terdiri atas 
empat macam yakni sebagai berikut. 
1. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan contohnya kolam itu sangat dalam. 
2. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan contohnya pakaiannya bagus sekali. 
3. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan contohnya barang-barang 
itu amat mahal. 
4. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan contohnya saya yakin 
bukan dia saja yang pandai. 
Alwi et,al. (1998:199) mengemukakan 
Adverbia dari segi bentuknya dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia 
gabungan. Adverbia tunggal dapat dirinci lagi menjadi adverbia yang berupa (a) kata 
dasar, seperti baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu; (b) kata berafiks 
seperti sebaiknya, sebenarnya, agaknya, biasanya, rupanya; dan (c) kata ulang seperti 
diam-diam, tinggi-tinggi, pelan-pelan. 
Adverbia gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata 
dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada yang tidak 
berdampingan seperti terlihat pada contoh berikut 
1. Adverbia yang berdampingan contohnya lagi pula dia baru datang bulan depan. 
2. Adverbia yang tdak berdampingan seperti kami hanya mendengarkan ceritanya 
saja.
23 
Metode Penelitian 
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan alasan 
sebagai berikut. (a) masalah yang diteliti benar-benar merupakan masalah yang ada pada 
masa sekarang. (b) penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji 
hipotesis atau membuat prediksi. (c) tujuan penelitian ini tidak semata-mata hanya 
mengumpulkan data saja, melainkan untuk menuntaskan persoalan aktual dengan jelas 
kemudian dilanjutkan dengan analisis dan penarikan kesimpulan. 
Sesuai dengan data yang dikumpulkan, penelitian ini menggunakan teknik analisis. 
Teknik ini digunakan untuk menganalisis suatu tuturan siswa mengenai persetujuan, 
sanggahan serta penolakan . baik penilakan,persetujuan maupun sanggahan tersebut direkam 
guna menemukan kalimat-kalimat yang termasuk dalam kategori kata. 
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Instrumen 
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kaset rekam. Kaset rekam yang dimaksud 
digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam baik persetujuan, sanggahan 
maupun penolakan. 
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah rekaman dari tuturan siswa 
mengenai persetujuan, sanggahan maupun penolakan dalm suatu berita yang kemudian 
dituangkan dalam tulisan. Setelah rekaman itu ditranskripkan ke dalam tulisan, selanjutnya 
data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis teks. Teknik analisis teks ini digunakan 
untuk menganalisis kategori kata pada tuturan siswa. Tuturan tersebut diamati guna 
menemukan kategori kata yang terdapat dalam baik persetujuan, penolakan maupun 
sanggahan. 
Data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis. Teknik 
analisis dilakukan dengan cara menganalisis tuturan siswa. Untuk memperoleh gambaran 
tentang penggunaan teknik analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mendengar 
tuturan siswa, merekam tuturan siswa dengan rekaman, menuangkan hasil rekaman ke dalam 
tulisan dengan tujuan analisis lebih mudah, menomori hasil rekaman yang dijadikan sempel 
penelitian, menandai setiap kategori kata yang terdapat pada teks baik persetujuan, penolakan 
maupun sanggahan dengn cara (Rn = Rekaman, Kn = Kalimat, Bn = Bidang), menghitung 
jumlah kategori kata yang terdapat pada teks berita, menganalisis data sesuai rumusan 
masalah, dan menarik kesimpulan hasil analisis.
24 
Pembahasan Hasil Penelitian 
Berdasarkan analisis data, kategori kata yang terdapat pada tuturan siswa adalah kata 
benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Kategori kata benda (nomina) sebanyak 
114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97 kategori kata, kata sifat (Adjektiva) 
sebanyak 70kategori kata, dan kata keterangan (adverbial) sebanyak51kategori kata. Dengan 
demikian, tuturan yang diujarkan siswa pada saat pembelajaran menanggapi suatu berita, baik 
berupa sanggahan, penolakan, ataupun persetujuanang sudah dapat menggunakan pelbagai 
kategori kata. 
Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yanng sejenis, dari hasil analisis 
kategori kata yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kata benda sebanyak 
114 kategori kata (34,34%). Sedangkan kata kerja yang digunakan pada tuturan siswa 
sebanyak 97 kategori kata (29,21%). Kata sifat yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 
70 kategori kata (21,09%). Kata keterangan yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 51 
kategori kata 
( 15,37%). . 
Simpulan dan Saran 
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis struktur kategori kata pada kalimat 
yang digunakan dalam tuturan siswa kelas VIII SMPN 2 Cilaku Cianjur Tahun Ajar 2013- 
2014 dapat disimpulkan sebagai berikut. Kategori kata yang ada pada tuturan siswa meliputi 
kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia). 
Kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97 
kategori kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kategori kata, dan kata keterangan (adverbia) 
sebanyak 51 kategori kata. Adapun berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang 
sejenis pada kalimat dalam tuturan siswa, kategori kata yang paling banyak digunakan pada 
tuturan siswa adalah kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata (34,34%), sedangkan 
kategori kata yang tidak digunakan pada tuturan siswa tidak ada. 
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberpa sara 
sebagai berikut. 
Dengan banyaknya ruang lingkup kategori kata dan kategori sintaksis, maka 
pembelajaran kategori kata dan kategori sintaksis lebih ditingkatkan kembali baik pada jam
25 
pelajaran maupun di luar pelajaran. Dalam komunikasi tulis tentunya banyak kategori kata 
yang terkandung di dalamnya. Jadi, seorang guru tidak cukup memberikan teks bacaan saja 
ketika pembelajaran kategori kata pada siswa melainkan konsep bertutur yang dapat 
dijadikan bukti yang otentik jika seorang siswa sudah dapat berbahasa yang baik dan benar 
maka dari itu dalam komunikasi lisan kategori kata juga terkandung di dalamnya. Dalam hal 
ini seorang guru harus mencari sumber lain yang dapat digunakan sebagai bahan 
pembelajaran. Dalam pembelajaran kategori kata sumber lain yang dapat dijadikan titik tolak 
awal adalah siswa. Dalam hal ini ada baiknya jika guru mengarahkan siswa untuk lebih aktif 
dalam aspek keterampilan berbicara, sebaiknya siswa di persilakan untuk menceritakan apa 
yang ada dalam pikirannya kemudian cerita siswa tersebut dapat dijadikan sebagai bahan 
pembelajaran kategori kata. 
Kepada pihak sekolah hendaknya memperbanyak pengadaan buku-buku mengenai 
kebahasaan khususnya kategori kata, sehingga siswa akan lebih giat dalam mempelajari 
materi kategori terutama berkenaan dengan kategori kata. 
Daftar Pustaka 
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 
Arifin. 2008. Sintaksis. Grasindo: Jakarta. 
Hasanudin. 2004. Ensiklopedi Sastra. Titian Ilmu: Bandung. 
Harimurti, Kridalaksana. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. 
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: PT. Replika Adit Tama. 
Ramlan. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. 
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa. 
Yayat, Sudaryat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widiya. 
Gramedia Pustaka Utama.

More Related Content

What's hot

Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasiTema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasieli priyatna laidan
 
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...Muhammad S. Pd
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkDewi Adawiyah
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1Amin Eko Wulandari
 
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasi
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasiTema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasi
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasieli priyatna laidan
 
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Cns Cfamea
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaKamarudin Tahir
 
Modul 6 pilihan kata (diksi) (1)
Modul 6  pilihan kata (diksi) (1)Modul 6  pilihan kata (diksi) (1)
Modul 6 pilihan kata (diksi) (1)Literasivideo
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWONurulbanjar1996
 
Seminar bahasa fitri 2
Seminar bahasa fitri 2Seminar bahasa fitri 2
Seminar bahasa fitri 2Sis Wasis
 

What's hot (20)

tugasan sintaksis
tugasan sintaksistugasan sintaksis
tugasan sintaksis
 
Bin uas
Bin uasBin uas
Bin uas
 
Bin uas
Bin uasBin uas
Bin uas
 
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasiTema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
 
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...
Peningkatan kemampuan mengklasifikasikan kalimat kompleks dan kalimat simplek...
 
Rpp b. ind smk kelas xi
Rpp b. ind smk kelas xiRpp b. ind smk kelas xi
Rpp b. ind smk kelas xi
 
semantik
semantiksemantik
semantik
 
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatif
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatifBagian ii-e-peendekatan-komunikatif
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatif
 
Silabus b.indo smk kelas x 2006
Silabus b.indo smk kelas x 2006Silabus b.indo smk kelas x 2006
Silabus b.indo smk kelas x 2006
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
 
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasi
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasiTema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasi
Tema 3 kd 3.2 dan 4.2 teks observasi
 
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdotTema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
 
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
 
Modul 2 bahasa indonesia kb 2
Modul 2 bahasa indonesia kb 2Modul 2 bahasa indonesia kb 2
Modul 2 bahasa indonesia kb 2
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasa
 
Modul 6 pilihan kata (diksi) (1)
Modul 6  pilihan kata (diksi) (1)Modul 6  pilihan kata (diksi) (1)
Modul 6 pilihan kata (diksi) (1)
 
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisiTema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
 
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWOTINDAK TUTUR  DALAM DIALOG FILM ANIMASI  ADIT & SOPO JARWO
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWO
 
Seminar bahasa fitri 2
Seminar bahasa fitri 2Seminar bahasa fitri 2
Seminar bahasa fitri 2
 

Similar to Kategori Kata

Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi0027065801
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANNur Arifaizal Basri
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaMarliena An
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahyavinaserevina
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdfAgungPriambodo15
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdfDwiNurYanti1
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahikaNurulFadhillah
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfAulia Rachman
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptxArtoriusVanelski
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdfIwanSetiawan226895
 
Bhs Indo PB 1a.pptx
Bhs Indo PB 1a.pptxBhs Indo PB 1a.pptx
Bhs Indo PB 1a.pptxkatelman1
 
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Aldon Samosir
 
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam Formal
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam FormalCiri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam Formal
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam FormalYunita Siswanti
 
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rina Fadhali
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013riezouane
 
Morfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaMorfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaDarwis Maulana
 
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdfDIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdfratnabarbara
 

Similar to Kategori Kata (20)

Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1].pptx.pdf
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx
[PGSD]-[MediaPPT]-[B.Indonesia PB 1].pptx
 
Bab viii kti
Bab viii ktiBab viii kti
Bab viii kti
 
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
[PGSD]-[MediaPPT]-[Modul 1 KB 1] (1).pdf
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bhs Indo PB 1a.pptx
Bhs Indo PB 1a.pptxBhs Indo PB 1a.pptx
Bhs Indo PB 1a.pptx
 
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam Formal
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam FormalCiri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam Formal
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam Formal
 
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
 
Morfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaMorfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa Indonesia
 
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdfDIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdf
DIKDAS-Inovasi Pembelajaran BI-KB 1.pdf
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Kategori Kata

  • 1. No. Reg. 1918/Ak-8/FKIP-UNSUR/2014 ANALISIS STRUKTUR KATEGORI KATA PADA KALIMAT YANG DIGUNAKAN DALAM TUTURAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CILAKU TAHUN AJAR 2013-2014 oleh Devi Hartini NPM 01020101100011 himd_vie@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini berjudul Analisis Srtuktur Kategori Kata Pada Kalimat yang Digunakan dalam Tuturan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori kata yang terdapat pada siswa serta mengetahui berapa banyak kategori kata pada kalimat sejenis yang ada pada tuturan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif yang memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa rekaman dari tuturan siswa dan analisis teks. Rekaman dari siswa dituangkan ke dalam tulisan yang kemudian dianalisis dengan kartu teknik analisis teks digunakan untuk menganalisis kategori kata pada kalimat tuturan siswa untuk menemukan kategori kata pada kalimat yang terdapat dalam penolakan, sanggahan serta persetujuan pada topik berita yang kemudian dianalisis dengan mencari kategori kata pada setiap kalimat siswa. Hasil penggunaan kategori kata pada kalimat dalam topik berita yang dijadikan sempel dari 40 siswa yaitu sebanyak 332 kategori kata pada kalimat di antaranya kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata), kategori kata sifat kata (verba) sebanyak 97 kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kata, kata keterangan 7
  • 2. 8 (adverbia) sebanyak 51 kata. Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang sejenis pada tuturan siswa, di antaranya frekuensi kata benda (nomina) sebanyak (34,34 %), frekuensi kata kerja (verba) sebanyak (29,21%), frekuensi kata sifat (adjektiva) sebanyak (20,09%), frekkuensi kata keterangan (adverbia) sebanyak (15,37%).Berdasarkan data frekuensi kategori kata yang sejenis pada tuturan siswa yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kategori kata benda (nomina) sebanyak (34,34%). Kata kunci: Analisis, kategori kata , struktur kalimat.
  • 3. 9 Pendahuluan Manusia sebagai sumber modal utama tercapainya pendidikan mempunyai kebahasaan untuk menentukan hidupnya sendiri. Dalam rangka proses pennyadaran diri dalam pendidikan, selayaknya kondisi dialogis dalam kondisi pendidikan dibangun. Sehingga dapat dibentuk manusia secara sadar aaktif dan kreatif mendunia dalam realitas, sebagai himpunan persoalan yang harus diselesaikan (Paulo, 2004:10).MenurutArifin (1985: 9) Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia terutama bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia sering digunakan baik dalam kegiatan resmi maupun tidak resmi, juga ditetapkan sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, diungkapkan pada ikrar ketiga sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang berbunyi: kami putradan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional, kedudukannya di atas bahasa-bahasa daerah Pembelajaran bahasa mencakup keterampilan berbahasa dan bersastra yang memiliki empat aspek atau komponen yang harus dikuasai siswa. Aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan memiliki keterkaitan yang erat dengan keteramampilan yang lainnya. Keterampilan ini dapat dilihat pada pembelajaran setiap aspek keterampilan yang diikuti dengan keterampilan lainnya yang merupakan catur tunggal dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kemudian keterampilan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tullisan. Arifin (2008:54) mendefinisikankalimatsebagaiberikut. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Maksudnya bahwa dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
  • 4. 10 fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.). Kalimat merupakan bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dipelajari disekolah. Pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran kalimat ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Akan tetapi, siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa kalimat tidak harus terkandung dlam bacaan melainkan dalam tuturan pun beberapa kalimat terkandung di dalamnya. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam setiap tuturan adalah 1)terlebih dahulu harus mengetahui urutan tindak tutur, 2) harus memahami alur ujaran tutur, 3) harus menentukan amanat tutur, dan 4) harus memahami komponen tutur. Pemahaman kalimat sangat penting dilakukan, sebab dengan memahami kalimant baik siswa sebagai penutur maupun siswa sebagai penyimak akan menyadari bahwa apa yang telah disampaikan maupun disimaknnya mengandung struktur bentukan dan makna. Struktur bentukan dan makna tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam tuturan ( komunikasi ) berikutnya. Selain kalimat itu sangat penting untuk dipahami oleh pengguna bahasa bagian-bagian dari kalimat pun harus diketahui lebih spesifik yaitu kategori kata . Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata. Kategori kata terdiri atas lima jenis yaitu(1) Kata Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata Kerja (Verba), (4) Kata Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas(Kridalaksana, 1994: 98). Dalam hal ini ditekankan pada penggunaan struktur kategori kata pada kalimat dalam tuturan siswa. Struktur kategori kata pada kalimat yang dimaksud adalah struktur kategori kalimat secara kata terdiri dari nomina (N), verba (V), adjektiva (Adj), dan (Adverbia). Atas dasar itulah dipandang penting untuk dilakukann penelitian tentag sebuah kategori kata kalimat, terutama penyajian ketidak sempurnaan terhadap struktur bahasa. Maka dalam hal ini peneliti menetapkan penelitian terhadap
  • 5. 11 tuturan pada siswa dalam pembelajaran mengungkapkan sangggahan, penolahan serta persetujuan. “Analisis Struktur Kategori Kata Pada Klaimat yang Digunakan dalam Tytyran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014”. Peneliti menetapkan judul tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian secara khusus tentang penggunaan struktur kategori kata pada kalimat dalam sebuah tuturan. Masalah tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai berikut. (1) Kategori kata apa yang ada pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2CilakuTahun Ajar 2013-2014? (2) Berapa banyak jumlah kategori kata pada kalimat sejenis pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan kategori kata pada kalimat yang ada pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.(2) Mendeskripsikan Frekuensi pemakaian kategori kata pada kalimat pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.
  • 6. 12 Analisis Struktur Kategori Kata Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya (KBBI, 2008:58). Srtuktur Struktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1341) adalah cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; atau yang disusun dengan pola tertentu. Struktur ialah pengaturan atau bagian suatu benda; pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis. Jadi, struktur adalah sesuatu yang disusun atau dibangun dengan pola tertentu secara sintagmatis. Struktur Kalimat Dasar Menurut Alwi dkk (2003:319) yang dimaksud dengan kalimat dasar adalah kalimat yang (i) terdiri atas satu klausa, (ii) unsur-unsurnya lengkap, (iii) susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, (iv) tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Dengan kata lain kalimat dasar di sini identik dengan kalimat tunggal dekralatif afirmatif yang urutan unsur-unsurnya paling lazim. Jadi, kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas, lengkap, dan susunan unsurnya menurut urutan umum yang tidak mengandung pertanyaan. Pola Kalimat Dasar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1088) pola kalimat merupakan sintaksis yang mencakup kontruksi, seperti indikatif, interoganif, imperatif atau pola seperti nomina+verba+nomina untuk menggambarkan kalimat misalnya, Adik membaca buku. Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. a. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
  • 7. 13 b. KB + KS : Dosen itu ramah c. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah d. KBI + KK + KB2 : Mereka menonton film e. KBI + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan f. KBI + KB2 : Rustam Peneliti Keenam pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks. Pola-pola kalimat dasar: a. S-P (Saya mahasiswa) b. S-P-O (Rani mendapat hadiah) c. S-P-Pel (Belian menjadi ketua koperasi) d. S-P-Ket (Kami tinggal di Jakarta) e. S-P-O-Pel (Dian menambilkan adikny air minum) f. S-P-O-Ket (Beliau memperlakukan kami dengan baik) Kenyataan lain yang akan tampak kalau kita mengamati suatu teks adalah bahwa banyak kalimat yang predikatnya mendahului subjek kalimat. Kalimat-kalimat demikian pada umumnya dapat diubah susunannya sehingga berpola S-P. Berdasarkan pertimbangan di atas, pola umum kalimat dasar dalam bahasa Indonesia dapat dinyatakan seperti S+P+(O)+(Pel)+(Ket), dengan catatan bahwa unsur objek, pelengkap, dan keterangan, yang ditulis di antara tanda kurung itu tidak selalu harus hadir dan keterangan dapat lebih dari satu. Kalimat Pengertian Kalimat Kalimat telah banyak sekali dibuat orang akan tetapi tidak ada yang memuaskan salah satu definisi tentang kalimat adalah satuan ujaran yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir yang menunjukan kesatuan ujaran itu (Hasanudin, 2004: 390). Selain itu, menurut Arifin (2008 : 54)
  • 8. 14 Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri mempunyai intonasi final (kalimat lisan) dan secara aktual maupun fotensial terdiri atas klausa. Singkatnya kalimat adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir pada kalimat lisan dan menghubungkan antar klausa. Selanjutnya dikemukakan Cook (dalam Tarigan, 1971 : 39-40) bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas klausa.Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 2005: 23). Menurut Alwi dkk (2003:311) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikui oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujudd tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titk dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Menurut Putrayasa (2009:2) kalimat merupakan hubungan dua buah kata atau lebih yang paling renggang.Karena renggangnya hubungan kata yang membangun suatu kalimat bisa dibalik susunannya tanpa membawa perubahan arti. Jadi, kalimat dapat diartikan sebagai satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yan disertai nada akhir turun naik dan merupakan hubungan dua buah kata yang memiliki kerenggangan yang dapat membangun suatu susunan kalimat tanpa adanya perubahan arti. Kategori Pengertian Kategori Kategori adalah bagaian dari suatu sistem: kategori gramatikal dan kategori leksikal; hasil pengelompokan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan
  • 9. 15 pengalaman manusia; golongan satuan bahasa yang anggota-anggotanya mempunyai perilaku sintaksis dan mempunyai sifat hubungan yang sama (Kridalaksana, 1994:34). Prawirasumantri (2010:60) mengemukakan bahwa kategori kalimat ialah (1) golongan kalimat menurut kategori atau jenis kata atau frasa yang menduduki predikat kalimat, dan (2) golongan kalimat menurut jenis amanat (fungsi komunikatif) yang diemban suatu kalimat, atau golongan kalimat menurut kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategoriatau kelas kata (Alwi, et.al, 1998:35-36). Oleh karena itu, analisis kalimat berdasarkan kategori merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsur-unsur kalimat tersebut. Senada dengan pendapat Verhar (1996:170) yang mengemukakan bahwa kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut“kelas kata”, seperti nomina, verba,adjektiva, adverbia, adposisi (artinya, preposisi atau posposisi). Selaras dengan yang dikemukakan oleh Alwi, et.al, (1998:87-244) membagi kelas kata ke dalam lima kelas namun yang menjadi acuan penelitian hanya empat jenis kategori kata. Kelas kata tersebut adalah : a) Kata benda (nomina), b) Kata kerja (verba), c) Kata sifat (adjektiva), d) Kata keterangan (adverbia), Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kategori kalimat ialah suatu golongan kalimat baik menurut kata atau frasa menduduki predikat pada kalimat maupun pada jenis amanat (fungsi komunikatif) yang diemban pada sebuah kalimat. Berdasarkan kategori sintaksisnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, ekslamatif dan emfatik (Prawirasumantri, 2010:60).
  • 10. 16 Kategori kata Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata (Alwi, et.al, 1998:35). Masih menurut Alwi ( 1998:36) bahwa kategori kata terdiri atas lima jenis yaitu (1) Kata Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata Kerja (Verba), (4) Kata Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas. Berikut penjelasan dari kelima kategori kata tersebut. Kata Benda (Nomina) Kata benda (nomina) adalah nama seseorang, tempat, atau benda (Putrayasa, 2010:72). Menurut Robert (1997, dalam Putrayasa, 2010:72) kata benda adalah kategori yang secara sintaksis (1) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, (2) mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari.Hal tersebut senada denganAlwi et.al (1998:213) Kata benda mencakup pronomina dan numerelia. Kata benda dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari segi semantis dapat dikatakan, bahwa kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata-kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah benda (nomina). Dari segi sintaksisnya menurut Alwi, at. al (1998:214-215) nomina mempunyai ciri-ciri tertentu. 1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkapdapat diikuti oleh pelengkap itu, dapat didahului oleh kata bilangan. Kata perintah dan perkembangan dalam kalimat pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. Kata pekerjaan dalam kalimat ayah mencarikan saya pekerjaan adalah nomina. 2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarannya adalah bukan. Untuk mengingkarkan kalimat ayah saya guru harus dipakai kata bukan; ayah saya bukan guru.
  • 11. 17 3) Umumnya, nomina dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun diantarai oleh kata yang. Dengan demikian, buku dan rumah adalah nomina karena dapat bergabung menjadi buku baru dan rumah mewah atau buku yang baru dan rumah yang mewah. Dari segi perilaku sintaksisnya menurut Alwi, at. al(1998:216-217) Nomina dapat dilihat berdasarkan posisi atau pemakainya pada tataran frase. Pada frase nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frase. Sebagai inti frase, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di depan atau di belakangnya. Bila pewatas frase nimonal itu berada di depan, pewatas ini umumnya berupa numerelia atau kata tugas.Misalnya: (a) Lima lembar, (b) Seorang guru, (c) Beberapa sopir, (d)Bukan jawaban, (e) Banyak masalah. Nomina dari segi bentuknya, nomina terdiri atas dua macam, yakni (i) nomina yanng berbentuk kata dasar dan (ii) nomina turunan. Penurunan nomina ini dilakukan dengan (a) afiksasi, (b) perulangan, dan (c) pemajemukan. Contoh nomina dasar adalah gambar, meja, rumah, pisau, tongkat dan lain-lain, sedangkan contoh nomina turunan adalah daratan, pendaratan, kekosongan, persatuan, meja-meja, rumah makan, kamar mandi, dan sebagainya. Kata Kerja (Verba) Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan perbuatan (Ramlan, 2005:95). Alwi et.al (1998:87) ciri-ciri kata kerja (verba) dapat diketehhui dengan mengamati (1) perilakku semantis, (2) perilaku sintaksis, (3) bentuk morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan berdasarkan kelas kata yang lain, terutama dari adjektiva karena ciri-ciri berikut. a. verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain, misalnya: pencuri itu lari ; mereka sedang berdiskusi di ruang depan. b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat prefiks ter- yan berarti `paling`. Verba seperti mati atau suka, misalnya tidak dapat diubah menjadi termati atau tersuka.
  • 12. 18 d. Pada umumnya, verba tidak dapat bergabunag dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan. Tidak ada bentuk, seperti agak belajar, sangat pergi, dan bekerja sekali, meskipun ada bentuk seperti sangat berbahaya, agak mengecewakan, dan mengharapakan sekali. Kata Sifat (Adjektiva) Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat(Putrayasa, 2010:72).Hal ini, selaras dengan Kridalaksana (1994:59) mengemukakan Adjektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, (3) di dampingi seperti partikel lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri-ciri morfologis seperti –er- (dalam honorer), -if (dalam sensitif), -i (dalam alami), atau (5) dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke-an (dalam keadilan, keyakinan). Menurut Alwi, et.al (1998:171)bahwa adjektiva yang memberi keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri kualitas dan keanggotaan dalam suatu golongan ialah kecil, berat, merah, bundar, gaib, dan ganda. Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai adverbial dan predikat kalilmat. Fungsi predikatif dan adverbial itu dapat mengacu pada suatu keadaan. Contoh kata pemeri keadaan ialah mabuk, sakit, basah, baik, dan sadar (Alwi, 1998:171). Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas ditegaskan dengan pemakaian kata, seperti sangat, dan agak disamping adjektiva.Dari segi perilaku sintaksisnya, adjektiva dapat betrfungsi atributif, predikatif, dan adverbial. Aadjektiva yang merupakan pewatas dalam frase nomina yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dipakai secara atributif. Tempatnya disebelah kanan nomina. Contohnya seperti laut biru; harga mahal; batu kecil; dan suara lembut.
  • 13. 19 Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewatas ,itu lazimnya dihubungkan oleh kata yang. Contohnya: a. Celana biru yang panjang b. Mobil tua yang merah c. Mobil tua yang murah dan populer Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif. Seperti gedung yang baru dibangun itu sangat megah. Menurut Alwi, et.al (1998:177-178) jika subjek atau predikat kalimat berupa frase atau klausa yang panjang, demi kejelasan batas antara subjek dan predikat kadang-kadang disisipkan kata adalah. Seperti contoh yang disarankannya kepadamu itu (adalah) baik. Adjektiva yang mewatasi verba (atau adjektiva) yang menjadi predikat klausa dipakai secara adverbial atau sebagai keterangan. Hal itu juga terjadi jika frase adjektival mejadi keterangan seluruh kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam, yaitu (1) ... (dengan)+ (se) adjektiva + (nya) yang dapat disertai reduplaikasi dan (2) perulangan adjektiva. Contoh kalimat berikut. 1. Dia (menjawab) dengan sebenarnya 2. Anak itu (duduk) dengan seenaknya 3. Ayah (bekerja) dengan sekuatnya 4. Orang itu berjalan capat-cepat Alwi, et.al (1998:188-189) menyebutkan bahwa adjektiva dilihat dari segi bentuknya, terdiri atas (a) adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan (b) adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar adjektiva dasar merupakan bentuk monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan semu. Misalnya : lebar, kuning, sehat; bulat. Adjektiva turunan poimorfemis dapat merupakan: a. Hasil pengafiksan sebagaimana dapat dilihat pada adjektiva tingkat kuantitatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-.
  • 14. 20 b. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat terbatas. Perhatikan contoh berikut.
  • 15. Hasil penyerapan adjektiva berafiks dari bahasa lain, seperti bahasa Arab, Belanda, dan Inggris. Misalnya; alamiah, insaniah, duniawi, alami, ragawi. 21 Kata Keterangan (Adverbia) Kata keterangan (adverbial) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numerelia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994:81). Senada dengan Ramlan (1991:92) bahwa kata keterangan (adverbia) adalah kata yang menerangkan (1) kata kerja dalam segala fungsinya, (2) kata keadaan dalam segala fungsinya, (3) kata keterangan, (4) kata bilangan, (5) predikat kalimat, tidak peduli jeis kata apa predikat itu, dan (6) menegaskan subjek dan predikat kalimat. Lain halnya menurut Alwi, et.al (1998:197) bahwa kata keterangan dapat diketahui dari segi: (a) perilaku semantisnya, (b) perilaku sintaksisnya, dan (c) bentuknya.Berdasarkan perilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut. 1. adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata, seperti paling, sangat, lebih dan kurang. 2. Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup. 3. Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makana yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekedar. 4. Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Sontohnya seperti selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang. 5. Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan mana yang berhubungan dengansaat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu, contonya kata baru dan segera. 6. Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi.
  • 16. 22 Yang termasuk kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya dan pelan-pelan. 7. Adverbia konstratif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia ini seperti kata bahkan, malahan, dan justru. 8. Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan suatu terjadinya hal/peristiwa yang dejelaskan adverbia itu. Contoh katanya ialah niscaya, pasti, dan tentu. Berdasarkan perilaku sintaksisnya menurut Alwi, et.al (1998:198) adverbia terdiri atas empat macam yakni sebagai berikut. 1. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan contohnya kolam itu sangat dalam. 2. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan contohnya pakaiannya bagus sekali. 3. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan contohnya barang-barang itu amat mahal. 4. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan contohnya saya yakin bukan dia saja yang pandai. Alwi et,al. (1998:199) mengemukakan Adverbia dari segi bentuknya dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia gabungan. Adverbia tunggal dapat dirinci lagi menjadi adverbia yang berupa (a) kata dasar, seperti baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu; (b) kata berafiks seperti sebaiknya, sebenarnya, agaknya, biasanya, rupanya; dan (c) kata ulang seperti diam-diam, tinggi-tinggi, pelan-pelan. Adverbia gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada yang tidak berdampingan seperti terlihat pada contoh berikut 1. Adverbia yang berdampingan contohnya lagi pula dia baru datang bulan depan. 2. Adverbia yang tdak berdampingan seperti kami hanya mendengarkan ceritanya saja.
  • 17. 23 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan alasan sebagai berikut. (a) masalah yang diteliti benar-benar merupakan masalah yang ada pada masa sekarang. (b) penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. (c) tujuan penelitian ini tidak semata-mata hanya mengumpulkan data saja, melainkan untuk menuntaskan persoalan aktual dengan jelas kemudian dilanjutkan dengan analisis dan penarikan kesimpulan. Sesuai dengan data yang dikumpulkan, penelitian ini menggunakan teknik analisis. Teknik ini digunakan untuk menganalisis suatu tuturan siswa mengenai persetujuan, sanggahan serta penolakan . baik penilakan,persetujuan maupun sanggahan tersebut direkam guna menemukan kalimat-kalimat yang termasuk dalam kategori kata. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kaset rekam. Kaset rekam yang dimaksud digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam baik persetujuan, sanggahan maupun penolakan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah rekaman dari tuturan siswa mengenai persetujuan, sanggahan maupun penolakan dalm suatu berita yang kemudian dituangkan dalam tulisan. Setelah rekaman itu ditranskripkan ke dalam tulisan, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis teks. Teknik analisis teks ini digunakan untuk menganalisis kategori kata pada tuturan siswa. Tuturan tersebut diamati guna menemukan kategori kata yang terdapat dalam baik persetujuan, penolakan maupun sanggahan. Data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis. Teknik analisis dilakukan dengan cara menganalisis tuturan siswa. Untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan teknik analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mendengar tuturan siswa, merekam tuturan siswa dengan rekaman, menuangkan hasil rekaman ke dalam tulisan dengan tujuan analisis lebih mudah, menomori hasil rekaman yang dijadikan sempel penelitian, menandai setiap kategori kata yang terdapat pada teks baik persetujuan, penolakan maupun sanggahan dengn cara (Rn = Rekaman, Kn = Kalimat, Bn = Bidang), menghitung jumlah kategori kata yang terdapat pada teks berita, menganalisis data sesuai rumusan masalah, dan menarik kesimpulan hasil analisis.
  • 18. 24 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data, kategori kata yang terdapat pada tuturan siswa adalah kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97 kategori kata, kata sifat (Adjektiva) sebanyak 70kategori kata, dan kata keterangan (adverbial) sebanyak51kategori kata. Dengan demikian, tuturan yang diujarkan siswa pada saat pembelajaran menanggapi suatu berita, baik berupa sanggahan, penolakan, ataupun persetujuanang sudah dapat menggunakan pelbagai kategori kata. Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yanng sejenis, dari hasil analisis kategori kata yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kata benda sebanyak 114 kategori kata (34,34%). Sedangkan kata kerja yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 97 kategori kata (29,21%). Kata sifat yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 70 kategori kata (21,09%). Kata keterangan yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 51 kategori kata ( 15,37%). . Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis struktur kategori kata pada kalimat yang digunakan dalam tuturan siswa kelas VIII SMPN 2 Cilaku Cianjur Tahun Ajar 2013- 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut. Kategori kata yang ada pada tuturan siswa meliputi kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia). Kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97 kategori kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kategori kata, dan kata keterangan (adverbia) sebanyak 51 kategori kata. Adapun berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang sejenis pada kalimat dalam tuturan siswa, kategori kata yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa adalah kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata (34,34%), sedangkan kategori kata yang tidak digunakan pada tuturan siswa tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberpa sara sebagai berikut. Dengan banyaknya ruang lingkup kategori kata dan kategori sintaksis, maka pembelajaran kategori kata dan kategori sintaksis lebih ditingkatkan kembali baik pada jam
  • 19. 25 pelajaran maupun di luar pelajaran. Dalam komunikasi tulis tentunya banyak kategori kata yang terkandung di dalamnya. Jadi, seorang guru tidak cukup memberikan teks bacaan saja ketika pembelajaran kategori kata pada siswa melainkan konsep bertutur yang dapat dijadikan bukti yang otentik jika seorang siswa sudah dapat berbahasa yang baik dan benar maka dari itu dalam komunikasi lisan kategori kata juga terkandung di dalamnya. Dalam hal ini seorang guru harus mencari sumber lain yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran kategori kata sumber lain yang dapat dijadikan titik tolak awal adalah siswa. Dalam hal ini ada baiknya jika guru mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam aspek keterampilan berbicara, sebaiknya siswa di persilakan untuk menceritakan apa yang ada dalam pikirannya kemudian cerita siswa tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran kategori kata. Kepada pihak sekolah hendaknya memperbanyak pengadaan buku-buku mengenai kebahasaan khususnya kategori kata, sehingga siswa akan lebih giat dalam mempelajari materi kategori terutama berkenaan dengan kategori kata. Daftar Pustaka Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin. 2008. Sintaksis. Grasindo: Jakarta. Hasanudin. 2004. Ensiklopedi Sastra. Titian Ilmu: Bandung. Harimurti, Kridalaksana. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: PT. Replika Adit Tama. Ramlan. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa. Yayat, Sudaryat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widiya. Gramedia Pustaka Utama.