tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Kategori Kata
1. No. Reg. 1918/Ak-8/FKIP-UNSUR/2014
ANALISIS STRUKTUR KATEGORI KATA PADA KALIMAT YANG
DIGUNAKAN DALAM TUTURAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2
CILAKU TAHUN AJAR 2013-2014
oleh
Devi Hartini
NPM 01020101100011
himd_vie@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini berjudul Analisis Srtuktur Kategori Kata Pada Kalimat yang
Digunakan dalam Tuturan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar
2013-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori kata yang
terdapat pada siswa serta mengetahui berapa banyak kategori kata pada kalimat
sejenis yang ada pada tuturan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif yang memaparkan atau
menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa rekaman dari tuturan siswa dan
analisis teks. Rekaman dari siswa dituangkan ke dalam tulisan yang kemudian
dianalisis dengan kartu teknik analisis teks digunakan untuk menganalisis kategori
kata pada kalimat tuturan siswa untuk menemukan kategori kata pada kalimat
yang terdapat dalam penolakan, sanggahan serta persetujuan pada topik berita
yang kemudian dianalisis dengan mencari kategori kata pada setiap kalimat siswa.
Hasil penggunaan kategori kata pada kalimat dalam topik berita yang dijadikan
sempel dari 40 siswa yaitu sebanyak 332 kategori kata pada kalimat di antaranya
kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata), kategori kata sifat kata
(verba) sebanyak 97 kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kata, kata keterangan
7
2. 8
(adverbia) sebanyak 51 kata. Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang
sejenis pada tuturan siswa, di antaranya frekuensi kata benda (nomina) sebanyak
(34,34 %), frekuensi kata kerja (verba) sebanyak (29,21%), frekuensi kata sifat
(adjektiva) sebanyak (20,09%), frekkuensi kata keterangan (adverbia) sebanyak
(15,37%).Berdasarkan data frekuensi kategori kata yang sejenis pada tuturan
siswa yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kategori kata benda
(nomina) sebanyak (34,34%).
Kata kunci: Analisis, kategori kata , struktur kalimat.
3. 9
Pendahuluan
Manusia sebagai sumber modal utama tercapainya pendidikan mempunyai
kebahasaan untuk menentukan hidupnya sendiri. Dalam rangka proses
pennyadaran diri dalam pendidikan, selayaknya kondisi dialogis dalam kondisi
pendidikan dibangun. Sehingga dapat dibentuk manusia secara sadar aaktif dan
kreatif mendunia dalam realitas, sebagai himpunan persoalan yang harus
diselesaikan (Paulo, 2004:10).MenurutArifin (1985: 9)
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia terutama
bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia sering digunakan baik dalam kegiatan
resmi maupun tidak resmi, juga ditetapkan sebagai bahasa pengantar di dalam
dunia pendidikan.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain,
diungkapkan pada ikrar ketiga sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang
berbunyi: kami putradan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Nasional, kedudukannya di atas bahasa-bahasa daerah
Pembelajaran bahasa mencakup keterampilan berbahasa dan bersastra
yang memiliki empat aspek atau komponen yang harus dikuasai siswa. Aspek
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap
keterampilan memiliki keterkaitan yang erat dengan keteramampilan yang
lainnya. Keterampilan ini dapat dilihat pada pembelajaran setiap aspek
keterampilan yang diikuti dengan keterampilan lainnya yang merupakan catur
tunggal dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kemudian keterampilan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
secara lisan maupun tullisan.
Arifin (2008:54) mendefinisikankalimatsebagaiberikut.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Maksudnya bahwa dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
4. 10
fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.).
Kalimat merupakan bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yang dipelajari disekolah. Pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran
kalimat ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Akan
tetapi, siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa kalimat tidak harus terkandung
dlam bacaan melainkan dalam tuturan pun beberapa kalimat terkandung di
dalamnya. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam setiap tuturan adalah
1)terlebih dahulu harus mengetahui urutan tindak tutur, 2) harus memahami alur
ujaran tutur, 3) harus menentukan amanat tutur, dan 4) harus memahami
komponen tutur.
Pemahaman kalimat sangat penting dilakukan, sebab dengan memahami
kalimant baik siswa sebagai penutur maupun siswa sebagai penyimak akan
menyadari bahwa apa yang telah disampaikan maupun disimaknnya mengandung
struktur bentukan dan makna. Struktur bentukan dan makna tersebut dapat
dijadikan tolak ukur dalam tuturan ( komunikasi ) berikutnya.
Selain kalimat itu sangat penting untuk dipahami oleh pengguna bahasa
bagian-bagian dari kalimat pun harus diketahui lebih spesifik yaitu kategori kata .
Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori
sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata. Kategori kata terdiri atas
lima jenis yaitu(1) Kata Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata
Kerja (Verba), (4) Kata Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas(Kridalaksana,
1994: 98). Dalam hal ini ditekankan pada penggunaan struktur kategori kata pada
kalimat dalam tuturan siswa. Struktur kategori kata pada kalimat yang dimaksud
adalah struktur kategori kalimat secara kata terdiri dari nomina (N), verba (V),
adjektiva (Adj), dan (Adverbia).
Atas dasar itulah dipandang penting untuk dilakukann penelitian tentag
sebuah kategori kata kalimat, terutama penyajian ketidak sempurnaan terhadap
struktur bahasa. Maka dalam hal ini peneliti menetapkan penelitian terhadap
5. 11
tuturan pada siswa dalam pembelajaran mengungkapkan sangggahan, penolahan
serta persetujuan.
“Analisis Struktur Kategori Kata Pada Klaimat yang Digunakan dalam
Tytyran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014”.
Peneliti menetapkan judul tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa belum
pernah dilakukan penelitian secara khusus tentang penggunaan struktur kategori
kata pada kalimat dalam sebuah tuturan.
Masalah tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai berikut. (1) Kategori kata apa
yang ada pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2CilakuTahun Ajar 2013-2014?
(2) Berapa banyak jumlah kategori kata pada kalimat sejenis pada tuturan Siswa
Kelas VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah untuk (1)
Mendeskripsikan kategori kata pada kalimat yang ada pada tuturan Siswa Kelas
VIII SMPN 2 Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.(2) Mendeskripsikan Frekuensi
pemakaian kategori kata pada kalimat pada tuturan Siswa Kelas VIII SMPN 2
Cilaku Tahun Ajar 2013-2014.
6. 12
Analisis Struktur Kategori Kata
Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dsb). Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya (KBBI, 2008:58).
Srtuktur
Struktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1341)
adalah cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; atau yang disusun
dengan pola tertentu. Struktur ialah pengaturan atau bagian suatu benda;
pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis. Jadi, struktur adalah sesuatu
yang disusun atau dibangun dengan pola tertentu secara sintagmatis.
Struktur Kalimat Dasar
Menurut Alwi dkk (2003:319) yang dimaksud dengan kalimat dasar
adalah kalimat yang (i) terdiri atas satu klausa, (ii) unsur-unsurnya lengkap, (iii)
susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, (iv) tidak
mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Dengan kata lain kalimat dasar di sini
identik dengan kalimat tunggal dekralatif afirmatif yang urutan unsur-unsurnya
paling lazim. Jadi, kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa
bebas, lengkap, dan susunan unsurnya menurut urutan umum yang tidak
mengandung pertanyaan.
Pola Kalimat Dasar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1088) pola kalimat
merupakan sintaksis yang mencakup kontruksi, seperti indikatif, interoganif,
imperatif atau pola seperti nomina+verba+nomina untuk menggambarkan kalimat
misalnya, Adik membaca buku.
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
a. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
7. 13
b. KB + KS : Dosen itu ramah
c. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah
d. KBI + KK + KB2 : Mereka menonton film
e. KBI + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan
f. KBI + KB2 : Rustam Peneliti
Keenam pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan
dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi
luas dan kompleks.
Pola-pola kalimat dasar:
a. S-P (Saya mahasiswa)
b. S-P-O (Rani mendapat hadiah)
c. S-P-Pel (Belian menjadi ketua koperasi)
d. S-P-Ket (Kami tinggal di Jakarta)
e. S-P-O-Pel (Dian menambilkan adikny air minum)
f. S-P-O-Ket (Beliau memperlakukan kami dengan baik)
Kenyataan lain yang akan tampak kalau kita mengamati suatu teks adalah
bahwa banyak kalimat yang predikatnya mendahului subjek kalimat. Kalimat-kalimat
demikian pada umumnya dapat diubah susunannya sehingga berpola S-P.
Berdasarkan pertimbangan di atas, pola umum kalimat dasar dalam bahasa
Indonesia dapat dinyatakan seperti S+P+(O)+(Pel)+(Ket), dengan catatan bahwa
unsur objek, pelengkap, dan keterangan, yang ditulis di antara tanda kurung itu
tidak selalu harus hadir dan keterangan dapat lebih dari satu.
Kalimat
Pengertian Kalimat
Kalimat telah banyak sekali dibuat orang akan tetapi tidak ada yang
memuaskan salah satu definisi tentang kalimat adalah satuan ujaran yang dapat
berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir yang menunjukan kesatuan ujaran
itu (Hasanudin, 2004: 390). Selain itu, menurut Arifin (2008 : 54)
8. 14
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri
mempunyai intonasi final (kalimat lisan) dan secara aktual maupun
fotensial terdiri atas klausa. Singkatnya kalimat adalah satuan bahasa yang
dapat berdiri sendiri dan mempunyai intonasi akhir pada kalimat lisan dan
menghubungkan antar klausa.
Selanjutnya dikemukakan Cook (dalam Tarigan, 1971 : 39-40) bahwa
kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri atas klausa.Kalimat adalah satuan
gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun
atau naik (Ramlan, 2005: 23).
Menurut Alwi dkk (2003:311) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda,
dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikui oleh kesenyapan yang mencegah
terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujudd tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di
dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titk dua (:), tanda
pisah (-), dan spasi.
Menurut Putrayasa (2009:2) kalimat merupakan hubungan dua buah kata
atau lebih yang paling renggang.Karena renggangnya hubungan kata yang
membangun suatu kalimat bisa dibalik susunannya tanpa membawa perubahan
arti. Jadi, kalimat dapat diartikan sebagai satuan gramatik yang dibatasi oleh
adanya jeda panjang yan disertai nada akhir turun naik dan merupakan hubungan
dua buah kata yang memiliki kerenggangan yang dapat membangun suatu
susunan kalimat tanpa adanya perubahan arti.
Kategori
Pengertian Kategori
Kategori adalah bagaian dari suatu sistem: kategori gramatikal dan
kategori leksikal; hasil pengelompokan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan
9. 15
pengalaman manusia; golongan satuan bahasa yang anggota-anggotanya
mempunyai perilaku sintaksis dan mempunyai sifat hubungan yang sama
(Kridalaksana, 1994:34).
Prawirasumantri (2010:60) mengemukakan bahwa kategori kalimat ialah
(1) golongan kalimat menurut kategori atau jenis kata atau frasa yang menduduki
predikat kalimat, dan (2) golongan kalimat menurut jenis amanat (fungsi
komunikatif) yang diemban suatu kalimat, atau golongan kalimat menurut
kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula disebut kategoriatau kelas
kata (Alwi, et.al, 1998:35-36). Oleh karena itu, analisis kalimat berdasarkan
kategori merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsur-unsur kalimat
tersebut. Senada dengan pendapat Verhar (1996:170) yang mengemukakan bahwa
kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut“kelas kata”, seperti nomina,
verba,adjektiva, adverbia, adposisi (artinya, preposisi atau posposisi).
Selaras dengan yang dikemukakan oleh Alwi, et.al, (1998:87-244)
membagi kelas kata ke dalam lima kelas namun yang menjadi acuan penelitian
hanya empat jenis kategori kata. Kelas kata tersebut adalah :
a) Kata benda (nomina),
b) Kata kerja (verba),
c) Kata sifat (adjektiva),
d) Kata keterangan (adverbia),
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kategori kalimat
ialah suatu golongan kalimat baik menurut kata atau frasa menduduki predikat
pada kalimat maupun pada jenis amanat (fungsi komunikatif) yang diemban pada
sebuah kalimat.
Berdasarkan kategori sintaksisnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat
deklaratif, interogatif, imperatif, ekslamatif dan emfatik (Prawirasumantri,
2010:60).
10. 16
Kategori kata
Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori
sintaksis sering pula disebut kategori atau kelas kata (Alwi, et.al, 1998:35). Masih
menurut Alwi ( 1998:36) bahwa kategori kata terdiri atas lima jenis yaitu (1) Kata
Benda ( Nomina), (2) Kata Sifat (Adjektiva), (3) Kata Kerja (Verba), (4) Kata
Keterangan (Adverbia), dan (5) Kata Tugas. Berikut penjelasan dari kelima
kategori kata tersebut.
Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah nama seseorang, tempat, atau benda
(Putrayasa, 2010:72). Menurut Robert (1997, dalam Putrayasa, 2010:72) kata
benda adalah kategori yang secara sintaksis (1) tidak mempunyai potensi untuk
bergabung dengan partikel tidak, (2) mempunyai potensi untuk didahului oleh
partikel dari.Hal tersebut senada denganAlwi et.al (1998:213)
Kata benda mencakup pronomina dan numerelia. Kata benda dapat
dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari
segi semantis dapat dikatakan, bahwa kata benda adalah kata yang mengacu
pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan
demikian, kata-kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah benda
(nomina).
Dari segi sintaksisnya menurut Alwi, at. al (1998:214-215) nomina
mempunyai ciri-ciri tertentu.
1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi
subjek, objek, atau pelengkapdapat diikuti oleh pelengkap itu, dapat didahului
oleh kata bilangan. Kata perintah dan perkembangan dalam kalimat
pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. Kata pekerjaan
dalam kalimat ayah mencarikan saya pekerjaan adalah nomina.
2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarannya
adalah bukan. Untuk mengingkarkan kalimat ayah saya guru harus dipakai
kata bukan; ayah saya bukan guru.
11. 17
3) Umumnya, nomina dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun
diantarai oleh kata yang. Dengan demikian, buku dan rumah adalah nomina
karena dapat bergabung menjadi buku baru dan rumah mewah atau buku yang
baru dan rumah yang mewah.
Dari segi perilaku sintaksisnya menurut Alwi, at. al(1998:216-217)
Nomina dapat dilihat berdasarkan posisi atau pemakainya pada tataran
frase. Pada frase nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frase.
Sebagai inti frase, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya
berada di depan atau di belakangnya. Bila pewatas frase nimonal itu berada
di depan, pewatas ini umumnya berupa numerelia atau kata tugas.Misalnya:
(a) Lima lembar, (b) Seorang guru, (c) Beberapa sopir, (d)Bukan jawaban,
(e) Banyak masalah.
Nomina dari segi bentuknya, nomina terdiri atas dua macam, yakni (i)
nomina yanng berbentuk kata dasar dan (ii) nomina turunan. Penurunan
nomina ini dilakukan dengan (a) afiksasi, (b) perulangan, dan (c)
pemajemukan. Contoh nomina dasar adalah gambar, meja, rumah, pisau,
tongkat dan lain-lain, sedangkan contoh nomina turunan adalah daratan,
pendaratan, kekosongan, persatuan, meja-meja, rumah makan, kamar
mandi, dan sebagainya.
Kata Kerja (Verba)
Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan perbuatan (Ramlan,
2005:95). Alwi et.al (1998:87) ciri-ciri kata kerja (verba) dapat diketehhui dengan
mengamati (1) perilakku semantis, (2) perilaku sintaksis, (3) bentuk
morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan
berdasarkan kelas kata yang lain, terutama dari adjektiva karena ciri-ciri berikut.
a. verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat
walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain, misalnya:
pencuri itu lari ; mereka sedang berdiskusi di ruang depan.
b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan
yang bukan sifat atau kualitas.
c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat prefiks ter- yan berarti
`paling`. Verba seperti mati atau suka, misalnya tidak dapat diubah menjadi
termati atau tersuka.
12. 18
d. Pada umumnya, verba tidak dapat bergabunag dengan kata-kata yang
menyatakan kesangatan. Tidak ada bentuk, seperti agak belajar, sangat pergi,
dan bekerja sekali, meskipun ada bentuk seperti sangat berbahaya, agak
mengecewakan, dan mengharapakan sekali.
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang memberi keterangan yang lebih
khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat(Putrayasa,
2010:72).Hal ini, selaras dengan Kridalaksana (1994:59) mengemukakan
Adjektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk (1)
bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, (3) di dampingi
seperti partikel lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri-ciri morfologis seperti
–er- (dalam honorer), -if (dalam sensitif), -i (dalam alami), atau (5) dibentuk
menjadi nomina dengan konfiks ke-an (dalam keadilan, keyakinan).
Menurut Alwi, et.al (1998:171)bahwa adjektiva yang memberi keterangan
terhadap nomina itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan
suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri
kualitas dan keanggotaan dalam suatu golongan ialah kecil, berat, merah, bundar,
gaib, dan ganda.
Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai adverbial dan predikat
kalilmat. Fungsi predikatif dan adverbial itu dapat mengacu pada suatu keadaan.
Contoh kata pemeri keadaan ialah mabuk, sakit, basah, baik, dan sadar (Alwi,
1998:171).
Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan kualitas dan
tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas
ditegaskan dengan pemakaian kata, seperti sangat, dan agak disamping
adjektiva.Dari segi perilaku sintaksisnya, adjektiva dapat betrfungsi atributif,
predikatif, dan adverbial. Aadjektiva yang merupakan pewatas dalam frase
nomina yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dipakai secara
atributif. Tempatnya disebelah kanan nomina. Contohnya seperti laut biru; harga
mahal; batu kecil; dan suara lembut.
13. 19
Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewatas ,itu lazimnya
dihubungkan oleh kata yang. Contohnya:
a. Celana biru yang panjang
b. Mobil tua yang merah
c. Mobil tua yang murah dan populer
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa
dikatakan dipakai secara predikatif. Seperti gedung yang baru dibangun itu sangat
megah.
Menurut Alwi, et.al (1998:177-178) jika subjek atau predikat kalimat
berupa frase atau klausa yang panjang, demi kejelasan batas antara subjek dan
predikat kadang-kadang disisipkan kata adalah. Seperti contoh yang
disarankannya kepadamu itu (adalah) baik. Adjektiva yang mewatasi verba (atau
adjektiva) yang menjadi predikat klausa dipakai secara adverbial atau sebagai
keterangan. Hal itu juga terjadi jika frase adjektival mejadi keterangan seluruh
kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam, yaitu (1) ... (dengan)+ (se)
adjektiva + (nya) yang dapat disertai reduplaikasi dan (2) perulangan adjektiva.
Contoh kalimat berikut.
1. Dia (menjawab) dengan sebenarnya
2. Anak itu (duduk) dengan seenaknya
3. Ayah (bekerja) dengan sekuatnya
4. Orang itu berjalan capat-cepat
Alwi, et.al (1998:188-189) menyebutkan bahwa adjektiva dilihat dari segi
bentuknya, terdiri atas (a) adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan (b)
adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar adjektiva dasar
merupakan bentuk monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan
semu. Misalnya : lebar, kuning, sehat; bulat. Adjektiva turunan poimorfemis dapat
merupakan:
a. Hasil pengafiksan sebagaimana dapat dilihat pada adjektiva tingkat kuantitatif
dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-.
14. 20
b. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva
yang jumlahnya sangat terbatas. Perhatikan contoh berikut.
15. Hasil penyerapan adjektiva berafiks dari bahasa lain, seperti bahasa Arab, Belanda, dan
Inggris. Misalnya; alamiah, insaniah, duniawi, alami, ragawi.
21
Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan (adverbial) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva,
numerelia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994:81).
Senada dengan Ramlan (1991:92) bahwa kata keterangan (adverbia) adalah kata yang
menerangkan (1) kata kerja dalam segala fungsinya, (2) kata keadaan dalam segala fungsinya,
(3) kata keterangan, (4) kata bilangan, (5) predikat kalimat, tidak peduli jeis kata apa predikat
itu, dan (6) menegaskan subjek dan predikat kalimat.
Lain halnya menurut Alwi, et.al (1998:197) bahwa kata keterangan dapat diketahui
dari segi: (a) perilaku semantisnya, (b) perilaku sintaksisnya, dan (c) bentuknya.Berdasarkan
perilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut.
1. adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan tingkat, derajat atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata, seperti
paling, sangat, lebih dan kurang.
2. Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira,
dan cukup.
3. Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makana yang berhubungan
dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekedar.
4. Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkkan makna yang berhubungan
dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Sontohnya
seperti selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang.
5. Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan mana yang berhubungan
dengansaat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu, contonya kata baru
dan segera.
6. Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi.
16. 22
Yang termasuk kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya dan
pelan-pelan.
7. Adverbia konstratif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna
kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia ini seperti kata
bahkan, malahan, dan justru.
8. Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan kepastian tentang keberlangsungan suatu terjadinya hal/peristiwa yang dejelaskan
adverbia itu. Contoh katanya ialah niscaya, pasti, dan tentu.
Berdasarkan perilaku sintaksisnya menurut Alwi, et.al (1998:198) adverbia terdiri atas
empat macam yakni sebagai berikut.
1. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan contohnya kolam itu sangat dalam.
2. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan contohnya pakaiannya bagus sekali.
3. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan contohnya barang-barang
itu amat mahal.
4. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan contohnya saya yakin
bukan dia saja yang pandai.
Alwi et,al. (1998:199) mengemukakan
Adverbia dari segi bentuknya dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia
gabungan. Adverbia tunggal dapat dirinci lagi menjadi adverbia yang berupa (a) kata
dasar, seperti baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu; (b) kata berafiks
seperti sebaiknya, sebenarnya, agaknya, biasanya, rupanya; dan (c) kata ulang seperti
diam-diam, tinggi-tinggi, pelan-pelan.
Adverbia gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata
dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada yang tidak
berdampingan seperti terlihat pada contoh berikut
1. Adverbia yang berdampingan contohnya lagi pula dia baru datang bulan depan.
2. Adverbia yang tdak berdampingan seperti kami hanya mendengarkan ceritanya
saja.
17. 23
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan alasan
sebagai berikut. (a) masalah yang diteliti benar-benar merupakan masalah yang ada pada
masa sekarang. (b) penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. (c) tujuan penelitian ini tidak semata-mata hanya
mengumpulkan data saja, melainkan untuk menuntaskan persoalan aktual dengan jelas
kemudian dilanjutkan dengan analisis dan penarikan kesimpulan.
Sesuai dengan data yang dikumpulkan, penelitian ini menggunakan teknik analisis.
Teknik ini digunakan untuk menganalisis suatu tuturan siswa mengenai persetujuan,
sanggahan serta penolakan . baik penilakan,persetujuan maupun sanggahan tersebut direkam
guna menemukan kalimat-kalimat yang termasuk dalam kategori kata.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kaset rekam. Kaset rekam yang dimaksud
digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam baik persetujuan, sanggahan
maupun penolakan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah rekaman dari tuturan siswa
mengenai persetujuan, sanggahan maupun penolakan dalm suatu berita yang kemudian
dituangkan dalam tulisan. Setelah rekaman itu ditranskripkan ke dalam tulisan, selanjutnya
data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis teks. Teknik analisis teks ini digunakan
untuk menganalisis kategori kata pada tuturan siswa. Tuturan tersebut diamati guna
menemukan kategori kata yang terdapat dalam baik persetujuan, penolakan maupun
sanggahan.
Data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis. Teknik
analisis dilakukan dengan cara menganalisis tuturan siswa. Untuk memperoleh gambaran
tentang penggunaan teknik analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mendengar
tuturan siswa, merekam tuturan siswa dengan rekaman, menuangkan hasil rekaman ke dalam
tulisan dengan tujuan analisis lebih mudah, menomori hasil rekaman yang dijadikan sempel
penelitian, menandai setiap kategori kata yang terdapat pada teks baik persetujuan, penolakan
maupun sanggahan dengn cara (Rn = Rekaman, Kn = Kalimat, Bn = Bidang), menghitung
jumlah kategori kata yang terdapat pada teks berita, menganalisis data sesuai rumusan
masalah, dan menarik kesimpulan hasil analisis.
18. 24
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data, kategori kata yang terdapat pada tuturan siswa adalah kata
benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Kategori kata benda (nomina) sebanyak
114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97 kategori kata, kata sifat (Adjektiva)
sebanyak 70kategori kata, dan kata keterangan (adverbial) sebanyak51kategori kata. Dengan
demikian, tuturan yang diujarkan siswa pada saat pembelajaran menanggapi suatu berita, baik
berupa sanggahan, penolakan, ataupun persetujuanang sudah dapat menggunakan pelbagai
kategori kata.
Berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yanng sejenis, dari hasil analisis
kategori kata yang paling banyak digunakan pada tuturan siswa yaitu kata benda sebanyak
114 kategori kata (34,34%). Sedangkan kata kerja yang digunakan pada tuturan siswa
sebanyak 97 kategori kata (29,21%). Kata sifat yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak
70 kategori kata (21,09%). Kata keterangan yang digunakan pada tuturan siswa sebanyak 51
kategori kata
( 15,37%). .
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis struktur kategori kata pada kalimat
yang digunakan dalam tuturan siswa kelas VIII SMPN 2 Cilaku Cianjur Tahun Ajar 2013-
2014 dapat disimpulkan sebagai berikut. Kategori kata yang ada pada tuturan siswa meliputi
kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia).
Kategori kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata, kata kerja (verba) sebanyak 97
kategori kata, kata sifat (adjektiva) sebanyak 70 kategori kata, dan kata keterangan (adverbia)
sebanyak 51 kategori kata. Adapun berdasarkan frekuensi pemakaian kategori kata yang
sejenis pada kalimat dalam tuturan siswa, kategori kata yang paling banyak digunakan pada
tuturan siswa adalah kata benda (nomina) sebanyak 114 kategori kata (34,34%), sedangkan
kategori kata yang tidak digunakan pada tuturan siswa tidak ada.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberpa sara
sebagai berikut.
Dengan banyaknya ruang lingkup kategori kata dan kategori sintaksis, maka
pembelajaran kategori kata dan kategori sintaksis lebih ditingkatkan kembali baik pada jam
19. 25
pelajaran maupun di luar pelajaran. Dalam komunikasi tulis tentunya banyak kategori kata
yang terkandung di dalamnya. Jadi, seorang guru tidak cukup memberikan teks bacaan saja
ketika pembelajaran kategori kata pada siswa melainkan konsep bertutur yang dapat
dijadikan bukti yang otentik jika seorang siswa sudah dapat berbahasa yang baik dan benar
maka dari itu dalam komunikasi lisan kategori kata juga terkandung di dalamnya. Dalam hal
ini seorang guru harus mencari sumber lain yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran. Dalam pembelajaran kategori kata sumber lain yang dapat dijadikan titik tolak
awal adalah siswa. Dalam hal ini ada baiknya jika guru mengarahkan siswa untuk lebih aktif
dalam aspek keterampilan berbicara, sebaiknya siswa di persilakan untuk menceritakan apa
yang ada dalam pikirannya kemudian cerita siswa tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran kategori kata.
Kepada pihak sekolah hendaknya memperbanyak pengadaan buku-buku mengenai
kebahasaan khususnya kategori kata, sehingga siswa akan lebih giat dalam mempelajari
materi kategori terutama berkenaan dengan kategori kata.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin. 2008. Sintaksis. Grasindo: Jakarta.
Hasanudin. 2004. Ensiklopedi Sastra. Titian Ilmu: Bandung.
Harimurti, Kridalaksana. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: PT. Replika Adit Tama.
Ramlan. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Yayat, Sudaryat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widiya.
Gramedia Pustaka Utama.