Teks tersebut membahas konsep Six Sigma yang digunakan oleh PT Adhi Karya Tbk dalam meningkatkan kinerja proses bisnis. Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi cacat produksi dan biaya serta meningkatkan produktivitas. PT Adhi Karya mengalami penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2014 akibat penundaan proyek dan perubahan iklim ekonomi. Perusahaan berupaya meningkatkan kinerja melalui revis
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
1. KONSEP SIX SIGMA DALAM MANAJEMEN
PROSES BISNIS PADA PT ADHI KARYA TBK.
Muhammad Ichsan,GiatamaIstian,
Dinda Septiah Arini,IrmaSuryani
Manajemen Proses Bisnis,Fkultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mercu Buana Jl.Meruya
Selatan No.31,Jakarta Barat 11610,telp.(021) 5840816
Abstrak
Six sigma adalah sebagai metode untuk meningkatkan proses bisnis yang bertujuan untuk
menemukan dan mengurangi faktor penyebab offgrade dan kesalahan, untuk meningkatkan
produktivitas, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif, dan untuk mendapatkan
pengembalian investasi yang lebih baik dalam hal produksi dan layanan [2]. Six sigma
menggunakan DMAIC metode ini sendiri merupakan singkatan yang mendefinisikan yang
berarti mendefinisikan tujuan meningkatkan proses yang konsisten dengan permintaan
pelanggan dan strategi perusahaan secara formal [10]. Six sigma adalah suatu metode atau
teknik kontrol dan peningkatan suatu kualitas yang telah digunakan oleh Motorola sejak 1986.
Menurut banyak ahli manajemen metode six sigma yang dilakukan oleh Motorola dapat diterima
oleh dunia industri secara luas karena banyak manajemen industri merasa gagal dalam
peningkatan kualitas ke tingkat kegagalan nol [5].
Six sigma is a method for improving business processes that aims to find and reduce the causes
of offgrades and errors, to increase productivity, to meet customer needs effectively, and to get a
better return on investment in terms of production.and services [2]. Six sigma using DMAIC
method itself is an abbreviation that defines which means defining the goal of improving
processes that are consistent with customer demands and the company's strategy formally [10].
Six sigma is a method or technique of quality control and improvement that has been used by
Motorola since 1986. According to many management experts, Motorola's six sigma method is
widely accepted by the industry world because many industrial management feel that they have
failed in improving quality to the level of failure. zero [5].
Kata Kunci : Six sigma adalah suatu metode atau teknik kontrol dan peningkatan suatu
kualitas yang telah digunakan oleh Motorola, banyak ahli manajemen metode six sigma yang
dilakukan oleh Motorola dapat diterima oleh dunia industri secara luas
2. PENDAHULUAN
PT ADHI KARYA (ADHI) sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia di bidang
infrastruktur khususnya konstruksi telah aktif berperan sebagai mitra Pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan orientasi pembangunan Pemerintahan saat ini,
pembangunan infrastruktur merupakan bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
pada 2015-2019. Pemerintah berupaya merealisasikan percepatan pembangunan melalui
penuntasan proyek-proyek strategis agar tercipta pemerataan ekonomi melalui skema Kerja
Sama Pemerintah dan Badan Usaha dengan pembiayaan yang lebih transparan.
Perkembangan perusahaan dan dunia bisnis saat ini semakin lama semakin kompetitif dengan
adanya kebijakan globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi sendiri merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi perdagangan, dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang tanpa adanya rintangan untuk memasarkan produknya. Salah satu perwujudan nyata
dari globalisasi ekonomi adalah diberlakukannya perdagangan bebas.
Perubahan tersebut membawa terbukanya perekonomian dunia dan berkembangnya informasi
semakin memperkecil batas perdagangan baik domestik, regional maupun global. Dengan begitu
konsumen lebih leluasa menentukan jenis, harga dan lokasi perolehan dari produk yang
diinginkan.Perusahaan yang mampu bertahan di dalam pasar internasional ini hanyalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki standar kinerja yang mampu menghasilkan keuntungan
jangka panjang.
Dalam dunia dewasa ini banyak perusahaan sedang melakukan penyesuaian dalam struktur dan
sistem organisasi sesuai dengan perubahan- perubahan yang terjadi.Kondisi ini merupakan
tantangan serius bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Perusahaan tersebut akan
mendapat dampak besar dari berlakukannya pasar bebas.
Persaingan yang kompetitif akibat diberlakukannya globalisasi ekonomi menuntut perusahaan
untuk memiliki kinerja yang baik sehingga pengukuran kinerja perusahaan sangat diperlukan
guna mengetahui gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program
atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang
dalam perumusan perencanaan strategis perusahaan tersebut. Secara umum pengukuran kinerja
digunakan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada masa kini masih banyak yang menggunakan sistem
pengukuran kinerja tradisional.Penilaian kinerja yang paling mudah dan umumnya dilakukan
oleh perusahaan adalah pengukuran yang berbasis pada pendekatan tradisional yaitu pengukuran
kinerja yang bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja.Seperti yang disebutkan di atas
bahwa keuntungan dari pengukuran kinerja tersebut adalah sangat mudah dilakukan sehingga
pada umumnya perusahaan menggunakan alternative tersebut. Akan tetapi pengukuran kinerja
berdasarkan pendekatan tradisional tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
tidak berorientasi pada keuntungan jangka panjang melainkan berorientasi pada kepentingan
jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan mengukur
kekayaan-kekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun
3. kekayaan intelektual (sumber daya manusia). Dengan Balanced Scorecard kelemahan-kelemahan
tadi dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing-masing perspektif,
LITERATUR TEORI
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality
Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.
Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat
- untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut
disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control)
Six Sigma adalah filosofi berbisnis dengan fokus menghilangkan kesalahan dengan cara
mengetahui proses dasar. Terdiri dari metode-metode yang mengintegrasikan prinsip-prinsip
bisnis, statistik, dan teknik untuk mencapai hasil yang nyata. Untuk membandingkan dua atau
lebih proses yang berbeda dan ingin mengetahui mana yang lebih bagus kinerjanya
Six Sigma adalah disiplin manajemen yang ketat yang secara sistematis menghilangkan
kesalahan dan meningkatkan ekonomi proses bisnis.
Memiliki tujuan untuk mentrasformasikan: menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu
pembuatan produk, dan menekan biaya.
Metode yang digunakan General Electric dan beberapa organisasi lain untuk meningkatkan
proses (termasuk didalamny proses produksi ) diringkas dengan inisial DMAIC (Define,
Measure, Analyze, Improve, Control).
• Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan,
dan membangun tim.
• Fase ini tidak banyak menggunakan statistik, alat-alat (tools) statistik yang sering dipakai
pada fase ini adalah diagram sebab-akibat (Cause and Effect Chart) dan Diagram
Pareto (Pareto Chart).
4. Kedua alat (tool)statistik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan
menentukan prioritas permasalahan
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah:
• Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses mana yang salah dan apa
salahnya.
• Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. bukti-bukti tersebut dapat
diperoleh baik melalui laporan internal maupun umpan balik pelanggan.
• Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran.
• Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Apabila
masalah terlalu besar maka dapat dipecah-pecah sehingga dapat lebih dikendalikan.
Memprioritaskan Kebutuhan Pelanggan dengan Kano Model
Pelanggan adalah fokus setiap proyek Six Sigma. Dua hal pokok dari Six Sigma adalah
mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan bagaimana kita memenuhinya. Setiap Organisasi
disarankan pandai untuk mengelola ekspektasi pelanggan, karena pada dasarnya setiap
pelanggan tidak akan pernah dipuaskan. Kepuasan relatif terhadap waktu.
Bagaimana organisasi menganalisa kebutuhan pelanggannya? Bagaimana mengetahui kebutuhan
pelanggan mana yang kita prioritaskan? Apakah kita harus memenuhi semua permintaan
pelanggan? Adalah sejumlah pertanyaan yang umum ditanyakan ketika membicarakan
pelanggan dan kebutuhannya. Salah satu teknik yang memudahkan kita dalam mengatasi
pertanyaan-pertanyaan di atas adalah Kano Model, sebuah teori yang diperkenalkan oleh
Profesor Noriaki Kano dari Universitas Tokyo Rika.
Profesor Noriaki Kano memodelkan tipe kebutuhan ada tiga, yaitu:
Basic Need : Fungsi yang memungkinkan produk/ jasa kita diterima oleh pasar
Performance Need : Fungsi yang membuat produk/ jasa kita tetap bertahan dalam pasar
Exitement Need : Fungsi yang membuat produk/ jasa kita unggul di pasar
5. Fase Pengembangan (Improve)
• Pengembangan (Improve) adalah fase meningkatkan proses(x) dan menghilangkan sebab-
sebab cacat
• Pada fase pengukuran (measure) telah dinetapkan variabel faktor (x) dan untuk masing-
masing variabel respons(y).
• Sedangkan pada fase pengembangan i(improve) banyak melibatkan uji perancangan
percobaan ( Design of Experiment ) atau disingkat DoE.
• DoE merupakan suatu pengujian dengan mengubah variabel faktor sehingga penyebab
perubahan pada variabel respon diketahui.
Fase Pengendalian (Control)
Hal yang terpenting dalam melakukan Six Sigma terletak pada fase ini, CONTROL.
Mempertahankan kemenangan memang lebih susah ketika kita mendapatkannya. Tujuan dari
fase ini adalah memastikan implementasi menyeluruh dapat berjalan baik, sustainable (berke-
sinambungan). Fase Control ini juga menjadi akhir dari keterlibatan aktif Tim dalam proyek.
Pengendalian (Control) adalah fase mengendalikan kinerja proses (x) dan menjamin cacat tidak
muncul kembali
Alat (tool) yang umum digunakan adalah diagram kontrol (Control chart):
• Membantu mengurangi variabilitas.
• Memonitor kinerja setiap saat.
• Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan.
PEMBAHASAN
Six sigma adalah suatu metode atau teknik kontrol dan peningkatan suatu kualitas yang telah
digunakan oleh Motorola sejak 1986. Menurut banyak ahli manajemen metode six sigma yang
dilakukan oleh Motorola dapat diterima oleh dunia industri secara luas karena banyak
manajemen industri merasa gagal dalam peningkatan kualitas ke tingkat kegagalan nol Amerika
Serikat melakukan survei dan memiliki beberapa hasil yang menunjukan bahwa aplikasi program
six sigma diperusahaan yang beroperasi pada tingkat 3- sigma dapat memperoleh peningkatan
kualitas sigma sebesar 1-sigma yaitu pada tingkat 4-sigma. Beberapa manfaat rata-rata yang
diperoleh pertahun setelah beroperasi pada tingkat 4-sigma adalah :
1 Peningkatan keuntungan (contibution margin improvement) rata-rata: 20%.
6. 2.Peningkatan kapasitas sekitar: 12%-18%.
3. Penghematan biaya tenaga kerja sekitar: 12%.
4. Penurunan biaya penggunaan modal operasional sekitar: 10%-30%.
ADHI mencatat Pendapatan Usaha sebesar Rp8,7 triliun pada tahun 2014, menurun sebesar
Rp1,1 triliun, atau 11,7%, dari Rp9,8 triliun pada tahun 2013. Pencapaian ini memberikan laba
kotor sebesar Rp998,2 miliar pada tahun 2014, menurun sebesar Rp195,0 miliar, atau 16,3%,
dari Rp1,2 triliun pada tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya perolehan kontrak
baru sehingga pendapatan usahanya juga mengalami penurunan karena berkurang kontrak yang
bisa dikerjakan.
Perseroan merencanakan Pendapatan Usaha pada tahun 2014 sebesar Rp11,9 triliun, sedangkan
realisasi pencapaian adalah sebesar Rp8,6 triliun, atau hanya mencapai 72,3% dari rencana
Pendapatan Usaha pada tahun yang dilaporkan. Tidak tercapainya rencana Pendapatan Usaha
tersebut terutama karena adanya penundaan beberapa proyek akibat dari perubahan iklim
ekonomi makro Indonesia di tahun 2014.
Perseroan merencanakan Laba Bersih pada tahun 2014 sebesar Rp460,6 miliar, sedangkan
resalisasi pencapaian adalah sebesar Rp324,1 miliar, atau hanya mencapai 70,4% dari rencana
Laba Bersih untuk tahun yang dilaporkan. Hal ini terutama disebabkan oleh tidak tercapainya
rencana Pendapatan Usaha Perseroan pada tahun 2014. Selama tahun 2014 dan 2013, terdapat
dampak perubahan harga terhadap Pendapatan
Usaha/Pendapatan Bersih. Untuk mengantisipasi kerugian yang berdampak dari perubahan
harga, Perseroan mengajukan revisi terhadap kontrak- kontrak proyek di tahun 2014 dan 2013
melalui eskalasi terhadap kontrak- kontrak tersebut. Perseroan membukukan laba atas proyek-
proyek eskalasi sebesar Rp20,0 miliar pada tahun 2014 dan Rp24,3 miliar pada tahun 2013.
HAMBATAN DAN TANTANGAN
Dalam melakukan usahanya perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban yang bersifat
ekonomis dan legal, namun juga kewajiban bagaimana perusahaan dapat memberikan manfaat
bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar. ADHI telah
melakukan pemberdayaan dan mengembangkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat termasuk
melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan tanggung jawab sosial lainnya.
Kegiatan CSR tersebut sejalan dengan misi ADHI yang berkecimpung aktif dalam program
public-private partnership untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menjalankan CSR dalam
rangka kemanusiaan. ADHI mengeluarkan CSR report selengkapnya dalam buku tersendiri.
Komitmen Perusahaan terhadap Perlindungan Konsumen dan stakeholder lainnya.
ADHI mengutamakan pentingnya perlindungan hak-hak konsumen dengan melakukan
penerapan Kebijakan Mutu dan Pemeliharaan
Lingkungan :
• Mengusahakan jasa dan produk yang bermutu tinggi untuk memenuhi kelancaran, keamanan
dan kenyamanan konsumen.
• Mendorong segenap jajaran ADHI untuk selalu meningkatkan ketrampilan dan keahlian serta
selalu bertanggung jawab dan tertib dalam menjalankan tugasnya.
7. • Menyempurnakan sistem dan lingkungan kerja secara terus menerus ke arah yang lebih efektif
dan efesien untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan.
Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen
Dalam hal pelayanan terbaik kepada konsumen, ADHI memberikan Pusat Pengaduan Konsumen
yang dapat dilihat dalam website www.adhi.co.id, telepon maupun facsimile, melakukan rapat
koordinasi mingguan dengan owner yang merupakan arena untuk penyampaian komplain, dan
klausul dalam kontrak yang mengatur tentang masa pemeliharaan.
Program Peningkatan Layanan kepada Konsumen
ADHI dalam meningkatkan layanan kepada konsumen melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Melakukan survei kepuasan pelanggan melalui lembaga independen. Untuk tahun 2007 skor
tingkat kepuasan pelanggannya 84%. Hasil survei tersebut dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan program peningkatan kepuasan pelanggan.
• Mengikutsertakan pemberi kerja dalam survei material atau alat yang akan digunakan.
• Mengasuransikan setiap pekerjaan konstruksi untuk menjamin kinerja pelaksanaan proyek.
• Menyelenggarakan rapat koordinasi bersama pemberi kerja secara periodik.
ADHI menerapkan kebijakan empowerment pada kegiatan operasinya. Sehingga dalam
menangani keluhan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, dilaksanakan langsung oleh unit
kerja yang bersangkutan. Dengan demikian penanganannya akan lebih cepat dan biaya yang
timbul diperhitungkan sebagai biaya produksi.
Program Kemitraan
Program Kemitraan ADHI merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil
dalam bentuk modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil
menjadi tangguh dan mandiri. Sumber dana diperoleh dari alokasi laba bersih Perseroan sebesar
maksimal 2%.
Penggunaan dana tersebut selama tahun 2007, ADHI telah menyalurkan kepada 94 mitra binaan
usaha kecil dan 2 mitra binaan untuk koperasi, dengan total dana yang disalurkan sebesar
Rp2.180.000.000,-. Mitra binaan tersebut tersebar di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten,
Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Riau.
Distribusi dana per sektor dalam Program Kemitraan sebagai berikut:
• Industri sebesar Rp695 juta.
• Perdagangan sebesar Rp960 juta.
• Peternakan sebesar Rp85 juta.
• Perikanan sebesar Rp45 juta.
• Jasa sebesar Rp305 juta.
• Sektor lainnya Rp90 juta.
Sedangkan untuk penggunaan dana Hibah di sektor Industri dan Perdagangan dengan dana
sebesar Rp92,18 juta.
Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan merupakan program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
bertujuan untuk menciptakan keseimbangan sosial dan penggalang kebersamaan dengan
masyarakat sekitar ADHI sehingga tercipta iklim yang kondusif bagi pelaksanaan operasi dan
perkembangan Perseroan. Sumber dana Program Bina Lingkungan diperoleh dari alokasi laba
bersih Perseroan maksimal 2%.
8. Penggunaan dana Program Bina Lingkungan di tahun 2007, ADHI merealisasikan dana tersebut
untuk kegiatan sebagai berikut:
• Pendidikan/pelatihan
Memberikan bantuan bea siswa untuk siswa yang kurang mampu, renovasi sekolah, bantuan
komputer untuk lab sekolah, sarana dan prasarana sekolah; jumlah bantuan yang diberikan
sebesar Rp109,5 juta.
• Peningkatan kesehatan
Pelaksanaan kegiatan khitanan massal dan donor darah, layanan kesehatan gratis di DKI Jakarta;
jumlah bantuan yang diberikan sebesar Rp16,5 juta.
• Pengembangan sarana dan prasarana umum
Renovasi gedung serba guna Pandeglang Banten, pembangunan jalan Lamongsari-Pedurungan
Semarang, Sarana jalan setapak Bojonegoro; jumlah bantuan yang diberikan sebesar Rp18 juta.
• Sarana ibadah
Renovasi masjid, musholah, dan majelis taklim; jumlah bantuan yang diberikan sebesar Rp60,75
juta.
Bantuan yang dilakukan ADHI dalam Pengembangan seni dan budaya adalah Ketoprak campur
tokoh, pekan budaya Bali yang diselenggarakan bulan Agustus 2007, Pekan olah Raga seni bela
diri UPI Bandung, dan sejumlah acara kesenian di beberapa daerah. Total bantuan yang
diberikan sebesar Rp35,8 juta.
Bantuan lainnya adalah sumbangan kepada korban bencana alam banjir berupa makanan, obat-
obatan dan perlengkapan sandang di Bojonegoro, Kudus, Jakarta dan Balikpapan. Jumlah
bantuan sebesar Rp109,2 juta.
Komitmen/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Pelestarian dan Pengelolaan
Lingkungan
Seluruh manajemen dan karyawan ADHI menyadari sepenuhnya untuk menjaga pelestarian dan
pengelolaan lingkungan. Komitmen tersebut tercermin dari kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
• Melakukan kegiatan Reboisasi di kawasan hutan bebas banjir di Tarakan Kaltim, Penghijauan
Lingkungan di Martapura dan Batakan Kalimantan; jumlah bantuan sebesar Rp29 juta.
• Pembangunan jalan lingkungan masyarakat/jalan kampung di Bekasi, Nunukan Balikpapan,
Bontang Kalimantan, simpang Palaran dan Barito Timur, Pembersihan Jalan dari luberan lumpur
Lapindo Brantas di Porong; jumlah bantuan sebesar Rp82 juta.
Sebagai komitmen dalam mewujudkan misi perusahaan khususnya pengelolaan lingkungan,
ADHI telah mengacu pada standar ISO 14001:2004 dan telah memperoleh sertifikat dari
Lembaga Sertifikasi United Register Standard Service UKAS.
Kesimpulan
PT ADHI KARYA (ADHI) sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia di bidang
infrastruktur khususnya konstruksi telah aktif berperan sebagai mitra Pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan orientasi pembangunan Pemerintahan saat ini,
pembangunan infrastruktur merupakan bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
9. pada 2015-2019. keuntungan dari pengukuran kinerja tersebut adalah sangat mudah dilakukan
sehingga pada umumnya perusahaan menggunakan alternative tersebut. Akan tetapi pengukuran
kinerja berdasarkan pendekatan tradisional tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, antara
lain tidak berorientasi pada keuntungan jangka panjang melainkan berorientasi pada kepentingan
jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan mengukur
kekayaan-kekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun
kekayaan intelektual (sumber daya manusia). Dengan Balanced Scorecard kelemahan-kelemahan
tadi dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing-masing perspektif,
Literatur Teori
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality
Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. tujuan untuk mentrasformasikan:
menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menekan biaya.
Metode yang digunakan General Electric dan beberapa organisasi lain untuk meningkatkan
proses (termasuk didalamny proses produksi ) diringkas dengan inisial DMAIC (Define,
Measure, Analyze, Improve, Control).
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah:
• Spesifik,
• Dapat diamati,
• Dapat diukur,
• Dapat dikendalikan,
Fase Pengembangan (Improve)
• Pengembangan (Improve)
• Pada fase pengukuran (measure)
• DoE
Fase Pengendalian (Control)
Alat (tool) yang umum digunakan adalah diagram kontrol (Control chart):
• Membantu mengurangi variabilitas.
• Memonitor kinerja setiap saat.
• Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan.
Amerika Serikat melakukan survei dan memiliki beberapa hasil yang menunjukan bahwa
aplikasi program six sigma diperusahaan yang beroperasi pada tingkat 3- sigma dapat
memperoleh peningkatan kualitas sigma sebesar 1-sigma yaitu pada tingkat 4-sigma. Beberapa
manfaat rata-rata yang diperoleh pertahun setelah beroperasi pada tingkat 4-sigma adalah :
1 Peningkatan keuntungan (contibution margin improvement) rata-rata: 20%.
2.Peningkatan kapasitas sekitar: 12%-18%.
3. Penghematan biaya tenaga kerja sekitar: 12%.
4. Penurunan biaya penggunaan modal operasional sekitar: 10%-30%.
10. Perseroan merencanakan Pendapatan Usaha pada tahun 2014 sebesar Rp11,9 triliun, sedangkan
realisasi pencapaian adalah sebesar Rp8,6 triliun, atau hanya mencapai 72,3% dari rencana
Pendapatan Usaha pada tahun yang dilaporkan. Tidak tercapainya rencana Pendapatan Usaha
tersebut terutama karena adanya penundaan beberapa proyek akibat dari perubahan iklim
ekonomi makro Indonesia di tahun 2014.
Hambatan dan Tantangan
ADHI mengutamakan pentingnya perlindungan hak-hak konsumen dengan melakukan
penerapan Kebijakan Mutu dan Pemeliharaan
Lingkungan :
• Mengusahakan jasa dan produk yang bermutu tinggi untuk memenuhi kelancaran, keamanan
dan kenyamanan konsumen.
• Mendorong segenap jajaran ADHI untuk selalu meningkatkan ketrampilan dan keahlian serta
selalu bertanggung jawab dan tertib dalam menjalankan tugasnya.
• Menyempurnakan sistem dan lingkungan kerja secara terus menerus ke arah yang lebih efektif
dan efesien untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan.
Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen
Dalam hal pelayanan terbaik kepada konsumen, ADHI memberikan Pusat Pengaduan Konsumen
yang dapat dilihat dalam website www.adhi.co.id, telepon maupun facsimile, melakukan rapat
koordinasi mingguan dengan owner yang merupakan arena untuk penyampaian komplain, dan
klausul dalam kontrak yang mengatur tentang masa pemeliharaan.
Program Peningkatan Layanan kepada Konsumen
ADHI dalam meningkatkan layanan kepada konsumen melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Melakukan survei kepuasan pelanggan melalui lembaga independen. Untuk tahun 2007 skor
tingkat kepuasan pelanggannya 84%. Hasil survei tersebut dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan program peningkatan kepuasan pelanggan.
• Mengikutsertakan pemberi kerja dalam survei material atau alat yang akan digunakan.
• Mengasuransikan setiap pekerjaan konstruksi untuk menjamin kinerja pelaksanaan proyek.
• Menyelenggarakan rapat koordinasi bersama pemberi kerja secara periodik.
ADHI menerapkan kebijakan empowerment pada kegiatan operasinya. Sehingga dalam
menangani keluhan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, dilaksanakan langsung oleh unit
kerja yang bersangkutan. Dengan demikian penanganannya akan lebih cepat dan biaya yang
timbul diperhitungkan sebagai biaya produksi.
Program Kemitraan
Program Kemitraan ADHI merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil
dalam bentuk modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil
menjadi tangguh dan mandiri. Sumber dana diperoleh dari alokasi laba bersih Perseroan sebesar
maksimal 2%.
Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan merupakan program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
bertujuan untuk menciptakan keseimbangan sosial dan penggalang kebersamaan dengan
masyarakat sekitar
• Pendidikan/pelatihan
• Peningkatan kesehatan
11. • Pengembangan sarana dan prasarana umum
• Sarana ibadah
Komitmen/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Pelestarian dan Pengelolaan
Lingkungan
Seluruh manajemen dan karyawan ADHI menyadari sepenuhnya untuk menjaga pelestarian dan
pengelolaan lingkungan. Komitmen tersebut tercermin dari kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
• Melakukan kegiatan Reboisasi di kawasan hutan bebas banjir di Tarakan Kaltim, Penghijauan
Lingkungan di Martapura dan Batakan Kalimantan; jumlah bantuan sebesar Rp29 juta.
• Pembangunan jalan lingkungan masyarakat/jalan kampung di Bekasi, Nunukan Balikpapan,
Bontang Kalimantan, simpang Palaran dan Barito Timur, Pembersihan Jalan dari luberan lumpur
Lapindo Brantas di Porong; jumlah bantuan sebesar Rp82 juta.
Sebagai komitmen dalam mewujudkan misi perusahaan khususnya pengelolaan lingkungan,
ADHI telah mengacu pada standar ISO 14001:2004 dan telah memperoleh sertifikat dari
Lembaga Sertifikasi United Register Standard Service UKAS.
12. Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Syafrimaini, & Husin, A.E. (2021). Implementation of Lean Six Sigma Method in High-
Rise Residential Building Projects. Civil Engineering and Architecture 9 (4), 1228-1236.
Pujangga, G. A. (2018). Penerapan Metode Six Sigma Sebagai Upaya Pengendalian
Kualitas Produk dengan Menggunakan Konsep DMAIC. Ratih: Jurnal Rekayasa
Teknologi Industri Hijau, 1(2), 10.
Tampubolon, S., & Purba, H. H. (2021) Lean Six Sigma Implementation, A Systematic
Literature Review. International Journal of Production Management and Engineering 9
(2), 125-139.
13. Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes
Autom, 53, 377-384.
https://adhi.co.id/hubungan-investor-gp0xz25971XBanJDoXq1. (n.d.).
Informasi Saham / Stock Information. (n.d.). Retrieved from https://adhi.co.id/hubungan-
investor-gp0xz25971XBanJDoXq1
https://adhi.co.id/hubungan-investor-gp0xz25971XBanJDoXq1. (n.d.).
Informasi Saham / Stock Information. (n.d.). Retrieved from https://adhi.co.id/hubungan-
investor-gp0xz25971XBanJDoXq1
Studi Kasus Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). (n.d.). Retrieved from
http://eprints.uwp.ac.id/id/eprint/1135/2/SKRIPSI%20PUTRI%20WIDYAWATI.pdf