DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Bahan ajar Asam Basa
1.
2. A. KARAKTERISTIK ASAM-BASA
Perhatikan gambar berikut ini!
A B C
Mari mengingat!
Berdasarkan gambar
disamping,manakah yang tergolong
larutan?
Jawab :
Indikator pencapaian kompetensi :
1) Memahami konsep asam dan basa dengan mengamati zat-zat yang bersifat
asam atau basa dalam kehidupan sehari-hari.
2) Memahami kekuatan asam basa dari penjelasan berbagai konsep asam basa.
3) Memahami kesetimbangan pengionan asam basa dalam air dengan benar.
4) Membandingkan konsep asam basa menurut Arrhenius, Brønsted-Lowry
dan Lewis serta menyimpulkannya dengan benar.
5) Memahami jenis-jenis indikator asam basa dengan tepat.
6) Menentukan trayek pH beberapa indikator.
7) Menentukan sifat asam basa beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam.
3. 1 2 3
Berdasarkan gambar diatas, tulislah persamaan ionisasi untuk masing-masing
senyawa:
C6H12O6
NaCl
CH3COOH
Mari mengingat kembali materi larutan elektrolit dan non elektrolit!
Larutan
Elektrolit
Elektrolit
kuat
Elektrolit
lemah
Non
Elektrolit
Perbedaan apa yang kalian lihat pada
ketiga gambar larutan disamping?
Campuran homogen yang terdiri dari
pelarut dan zat terlarut
Larutan yang tidak dapat
menghantantarkan arus listrik (α=0)
Larutan yang dapat
menghantantarkan arus listrik
α = 1 0 < α < 1
4. Dari beberapa contoh kegiatan diatas, mungkin kalian pernah
melakukannya. Jika kalian menjawab iya pada beberapa paragraf diatas,
berarti kalian telah menerapkan konsep asam basa.
Dalam kehidupan sehari-hari, asam dan basa merupakan dua golongan zat
kimia yang sangat penting. Kita mengenal berbagai zat yang kita golongkan
sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing,
serta asam lambung yang digunakan untuk mencerna makanan. Salah satu sifat
asam adalah rasanya yang masam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita
golongkan sebagai basa, misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, dan
air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak; itulah
sebabnya abu (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.
Pernahkah kalian minum susu yang
sudah basi? pernahkah kalian merasa
lelah setelah otot kalian bekerja
sangat keras, misalnya lari atau
naik turun tangga? atau pernahkah
kalian makan kue yang sudah
bersemut? pernahkah kalian
membersihkan toilet dengan
pembersih toilet? dan pernahkah
kalian memasukan vitamin C ke dalam
air dingin?
Pernahkah kalian meminum antasida saat sakit
perut? atau pernahkah kalian menggunakan kapur
pada tanah yang tercemar di tanaman atau
kebunmu? pernahkah kalian membersihkan pipa yang
tersumbat dengan soda api? dan pernahkah kalian
membersihkan jendela atau mengepel lantai dengan
bahan-bahan pembersih?
5. Mengapa banyak zat yang mempunyai sifat yang sama?
Apakah pembawa sifat asam dan basa itu?
Pada materi sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa terdapat
beberapa klasifikasi materi yang berlawanan, seperti logam dengan non
logam, ionik dengan kovalen, larut dengan mengendap. Begitu juga dengan
asam basa yang dianggap berlawanan.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan ke dalam
tiga golongan, yaitu larutan asam, basa, atau netral.
Masih ingatkah cara membedakannya?
Meskipun asam dan basa memiliki rasa yang berbeda, tidaklah bijaksana
untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena
banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun. Sebagai
contoh adalah asam sulfat, asam ini merupakan zat yang dapat menyebabkan
luka bakar yang serius.
Dalam membedakan senyawa asam dan basa, dapat dilihat dari harga pH.
Harga pH suatu senyawa dapat diukur menggunakan pH meter. Senyawa yang
bersifat asam, memiliki pH dibawah 7 sedangkan pH basa adalah diatas 7. dan
senyawa netral seperti air memiliki pH 7. seperti diperlihatkan berikut :
6. Untuk mempermudah, berikut ini disajikan beberapa contoh bahan-bahan
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan nilai pH-nya:
Secara makroskopis, dapat
diklasifikasikan perbedaan asma dan basa
sebagai berikut:
Makroskopis
Asam
Masam
Basa
Pahit
Licin
Zat pH
Asam klorida 0,2
Cairan lambung 1,0
Jus jeruk 2,3
Cuka 2,9
Anggur 3,5
Jus tomat 4,1
Kopi 5,0
Hujan asam 5,6
Urin 6,0
Air hujan 6,5
Susu 6,6
Air murni 7,0
Darah 7,4
Larutan soda kue 8,4
Larutan boraks 9,2
Pasta gigi 9,9
Susu magnesia 10,5
Air soda 11,0
Soda pembersih 12,0
Natrium hidroksida 14,0
pH meter : alat
yang digunakan
untuk mengukur
harga pH suatu
senyawa
7. Seperti yang kita tahu, bahwa senyawa yang memiliki sifat yang
berlawanan, dapat bereaksi satu sama lain. Reaksi asam basa adalah pusat
ilmu kimia dalam sistem kehidupan, lingkungan, dan banyak proses industri
penting lainnya.
Berikut ini disajikan hasil industri kimia terbesar yang berkaitan
dengan asam basa :
Bahan Kimia Jumlah
(Miliar Pounds)
Asam/ Basa Kegunaan
H2SO4 Asam
Sulfat 78,70 Asam
Baterai mobil, material
pembuat bahan kimia, pupuk,
kertas
CaO Kapur
38,35 Basa
Zat penetralisir tanah yang
asam
NH3 Ammonia
37,93 Basa
Pupuk, pembersih, penyusun
rayon, nilon, dan asam
nitrat
NaOH Natrium
Hidroksida 25,83 Basa
Pembersih oven atau pipa,
bahan pembuat sabun dan
bahan kimia
H3PO4 Asam
Fosfat
25,26 Asam
Pembuat detergen dan pupuk,
soft drinks
Berikut ini akan dijelaskan beberapa karakteristik asam dan basa:
1. Reaksi dengan logam dan karbonat
Karakteristik lain dari asam adalah reaksi yang terjadi antara asam
dengan logam yang lebih reaktif dari hidrogen. seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut ini:
8. Berikut ini disajikan deret kereaktifan logam untuk mengidentifikasi
senyawa asam.
2. Reaksi ionisasi
Dalam reaksi asam dengan air, ion dapat terbentuk dari senyawa
kovalen. ketika sebuah ion terbentuk dari senyawa kovalen, proses ini
dinamakan ionisasi. Secara spesifik, proses pembentukan ion asam disebut
ionisasi asam. Asam terionisasi membentuk ion didalam air, sehingga larutan
Gambar disamping merupakan larutan asam asetat
(cuka), bereaksi dengan cangkang telur yang komponen
utamanya terdiri dari kalsium karbonat untuk
menghasilkan kalsium asetat, karbon dioksida, dan
air.
Asam akan bereaksi dengan logam yang lebih
aktif dari hidrogen membentuk campuran
senyawa yang terdiri dari logam dan gas
hidrogen.
Misalnya : pada reaksi logam Besi dengan
asam klorida, terbentuk Besi (II) Klorida
dengan gas HCl. namun, jika yang
direaksikan adalah logam Tembaga dengan HCl
maka tidak akan terlihat reaksi yang
terjadi. Sifat ini dapat menjelaskan
mengapa asam dapat merusak beberapa logam,
sedangkan basa tidak.
9. asam dapat menghantarkan listrik. Seperti yang telah kita pelajari bahwa
senyawa yang terlarut di dalam air dan menghantarkan listrik disebut
larutan elektrolit.
Seperti sifat larutan elektrolit pada umumnya, larutan asam juga
memiliki daya hantar listrik dari yang kuat ke lemah. konduktivitas listrik
pada larutan asam ditentukan berdasarkan ionisasi asam dari ionisasi ionnya
dalam larutan. Sebagai contoh, berikut ini disajikan gambar daya hantar
listrik untuk larutan asam asetat (cuka) dan beberapa senyawa elektrolit
lainnya.
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa senyawa asam tidaklah
seperti senyawa ion yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Larutan
asam memiliki daya hantar listrik yang bervariasi dari kuat ke lemah. Daya
hantar listrik yang berbeda disebabkan oleh ionisasi asam.
10. B. TEORI ASAM-BASA
Disini kita akan belajar tentang beberapa teori asam dan basa, yang
terdiri dari: teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, dan teori Lewis.
Selain itu, juga akan di bahas tentang bagaimana cara menentukan asam dan
basa.
1. Asam Basa Arrhenius
a) Asam
Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan
bahwa asam mengandung unsur oksigen. Unsur tersebut bertanggung jawab atas
sifat-sifat asam.
Pada tahun 1810, Sir Humphry Davy (1778-1829)menemukan bahwa asam
hidrogen klorida tidak mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan
bahwa unsur hidrogenlah dan bukan unsur oksigen yang merupakan unsur dasar
dari setiap asam.
Pada tahun 1814, Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan
bahwa asam adalah zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan
senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap
diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-
1927) pada tahun 1884.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H
+
.
bagaimana dan mengapa ion hidrogen (H+
) dapat terbentuk?
Pada tingkat submikroskopik, reaksi asam dengan air terjadi transfer
sebuah ion hidrogen (H
+
) dari asam kepada molekul air dan membentuk ion
hidronium yang bermuatan positif (H3O
+
), dan sebuah ion negatif, dimana
hanya satu ion hidrogen yang dapat berpartisipasi dalam serah terima ini.
Berikut ini disajikan contoh asam menurut Arrhenius:
11. Berdasarkan gambar diatas, terdapat klasifikasi 3jenis asam yang
terdiri dari:
1. Asam monoprotik : asam yang hanya dapat melepaskan satu ion H
+
per
molekul asam.
2. Asam diprotik : asam yang dapat melepaskan dua ion H
+
per molekul
asam.Asam bervalensi dua mengion dalam dua tahap.
3. Asam triprotik : asam yang dapat melepaskan tiga ion H
+
per molekul
asam. Asam bervalensi tiga mengion dalam tiga tahap.
Berikut ini adalah contoh reaksi pembentukan ion hidronium (H3O
+
)
ketika asam dilarutkan dalam air:
Meskipun persamaan umum yang benar dituliskan seperti persamaan
diatas, namun persamaan dapat dituliskan secara ringkas tanpa menuliskan
air, dan ion hidronium (H3O
+
) dituliskan sebagai ion hidrogen (H
+
), sebagai
berikut:
12. Jumlah ion H
+
yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebut
valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah
melepas ion hidrogen disebut ion sisa asam. Banyaknya asam yang terionisasi
dalam air menyatakan reaksi ionisasi yang terbentuk dalam air.
Kuat lemahnya asam ditentukan dari tetapan ionisasi asam yang
disimbolkan dengan Ka. semakin besar harga tetapan ionisasi asam semakin
kuat asam tersebut dan semakin kecil harga tetapan ionisasi asam semakin
lemah asam tersebut.
Berikut ini disajikan tabel daftar tetapan ionisasi (Ka) beberapa asam :
No Nama asam Rumus kimia Ka
1. Asam asetat CH3COOH 1,8 x 10
-5
2. Asam benzoat C6H5COOH 6,5 x 10
-5
3. Asam format HCOOH 1,8 x 10
-4
4. Fenol C6H5OH 1,3 x 10
-10
5. Asam sianida HCN 4,9 x 10
-10
6. Asam fluorida HF 6,8 x 10-4
13. Berikut ini disajikan gambar ionisasi asam :
Pada gambar diatas, terlihat beberapa contoh ionisasi untuk asam
kuat, asam lemah, dan asam sangat lemah.
Jika zat mengion sempurna, maka derajat ionisasinya = 1
Jika tidak ada zat yang mengion, maka derajat ionisasinya = 0
Jadi, batas-batas harga derajat ionisasi adalah 0 ≤ α ≤ 1
Berikut ini disajikan tabel berbagai jenis asam dan reaksi ionisasinya
Rumus
asam
Nama asam Reaksi ionisasi Valensi
asam
Sisa
asam
Asam anorganik (Asam mineral)
HF Asam fluorida HF H
+
+ F
-
1 F
-
HCl Asam klorida HCl H+
+ Cl-
1 Cl-
HBr Asam bromida HBr H
+
+ Br
-
1 Br
-
HI Asam iodida HI H+
+ I-
1 I-
HCN Asam sianida HCN H
+
+ CN
-
1 CN
-
H2S Asam sulfida H2S 2H
+
+ S
2-
2 S
2-
HNO3 Asam nitrat HNO3
H
+
+ NO3
-
1 NO3
-
H2SO4 Asam sulfat H2SO4
2H
+
+ SO4
2-
2 SO4
2-
14. H3PO3 Asam fosfit H3PO3 3H
+
+ PO3
3-
3 PO3
3-
H3PO4 Asam fosfat H3PO4 3H
+
+ PO4
3-
3 PO4
3-
HClO4 Asam perklorat HClO4
H
+
+ ClO4
-
1 ClO4
-
Asam Organik
HCOOH Asam format
(asam semut)
HCOOH H
+
+ HCOO
-
1 HCOO
-
CH3COOH Asam asetat
(asam cuka)
CH3COOH H
+
+ CH3COO
-
1 CH3COO
-
C6H5COOH Asam benzoat C6H5COOH H
+
+ C6H5COO
-
1 C6H5COO
-
H2C2O4 Asam oksalat H2C2O4 2H
+
+ C2O4
2-
2 C2O4
2-
b) Basa
karakteristik basa juga dapat dijelaskan pada tingkat molekularnya
pada reaksi basa dengan air. Menurut Arrhenius, Basa adalah senyawa yang
jika dilarutkan kedalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi,
pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa Arrhenius merupakan hidroksida
logam yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x (aq) Mx+
(aq) + x OH-
(aq)
Reaksi yang paling sederhana dari basa yang merupakan logam
hidroksida adalah reaksi senyawa ionik yang mudah larut dalam air seperti
Natrium Hidroksida, yang terdiri dari ion hidroksida sebagai ion
negatifnya. Sebagai contoh, ketika NaOH dilarutkan kedalam air terjadi
ionisasi membentuk ion natrium dan ion hidroksida, seperti pada reaksi
berikut ini:
NaOH di kategorikan sebagai basa menurut arrhenius karena
menghasilkan ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air. Jadi, kita dapat
15. memprediksikan setiap logam hidroksida yang larut ataupun sedikit larut
dalam air akan membentuk larutan yang bersifat basa karena membentuk ion
hidroksida.
Pada senyawa asam, hanya asam poliprotik yang menghasilkan ion
hidronium lebih dari 1. hal ini juga berlaku pada logam hidroksida untuk
menghasilkan ion hidroksida lebih dari 1. Sebagai contoh, pada senyawa
Calsium hidroksida Ca(OH)2 dan Aluminium hidroksida Al(OH)3 yang ditunjukan
pada gambar berikut:
Jumlah molekul basa yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa di
sebut valensi basa.
Kuat lemahnya basa ditentukan dari tetapan ionisasi basa yang
disimbolkan dengan Kb. semakin besar harga tetapan ionisasi basa semakin
kuat basa tersebut dan semakin kecil harga tetapan ionisasi basa semakin
lemah basa tersebut.
Berikut ini dsajikan tabel nilai Kb dari beberapa basa lemah
No Nama basa Rumus kimia Kb
1. Amonia NH3 1,8 x 10
-5
2. Anilin C6H5NH2 4,0 x 10
-10
3. Berilium hidroksida Be(OH)2 5,0 x 10
-11
4. Seng hidroksida Zn(OH)2 9,6 x 10
-4
5. Perak hidroksida AgOH 1,1 x 10
-4
16. Pada reaksi asam dan basa, air memiliki peranan yang berbeda, jika
pada asam air bereaksi dan membentuk ion hidronium, pada basa tidak
terbentuk ion hidronium melainkan terjadi reaksi penguraian basa membentuk
ion-ionnya.
Berikut ini disajikan beberapa contoh basa Arrhenius dan reaksi ionisasinya
Rumus
basa
Nama basa Reaksi ionisasi Valensi
basa
NaOH Natrium hidroksida NaOH Na
+
+ OH
-
1
KOH Kalium hidroksida KOH K
+
+ OH
-
1
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida Mg(OH)2
Mg
2+
+ 2OH
-
2
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Ca(OH)2
Ca
2+
+ 2OH
-
2
Sr(OH)2 Strontium hidroksida Sr(OH)2 Sr
2+
+ 2OH
-
2
Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2
Ba
2+
+ 2OH
-
2
Al(OH)3 Aluminium hidroksida Al(OH)3
Al
3+
+ 3OH
-
3
Fe(OH)2 Besi (II) hidroksida Fe(OH)2
Fe
2+
+ 2OH
-
2
Fe(OH)3 Besi (III) hidroksida Fe(OH)3
Fe
3+
+ 3OH
-
3
Basa merupakan larutan elektrolit karena suatu basa jika dilarutkan
kedalam air menghasilkan ion, sehingga kita dapat mengetahui bahwa larutan
basa menghantarkan arus listrik. sebagaimana diperlihatkan pada gambar
berikut ini:
17. Gambar diatas adalah perbadingan daya hatar listrik dari larutan NaOH
1M dengan larutan NH3 1M. Seperti pada larutan asam, pada larutan basa daya
hantar listriknya juga bervariasi pada produksi ion-ionnya.
2. Asam Basa Bronsted-Lowry
Penemuan teori asam basa Arrhenius telah dapat menjelaskan sifat asam
dan basa dari banyak zat, seperti: HCl. H2SO4, dan NaOH. Namun, teori
tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa asam seperti HCl dapat melepaskan
ion H
+
dalam air. Teori tersebut juga kurang baik untuk menjelaskan sifat
basa dari NH3. Banyak reaksi yang bernuansa asam basa terjadi dalam pelarut
bukan air, misalnya dalam pelarut alkohol atau bahkan tanpa pelarut.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa terjadi pembentukan ion
hidronium pada reaksi asam dengan air. Artinya, ion H
+
yang terurai dalam
air ditangkap oleh molekul air membentuk ion hidronium. Hal ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa HCl jika dilarutkan kedalam air dapat
melepaskan ion H
+
sedangkan pada pelarut benzena tidak, hal ini dikarenakan
molekul benzena tidak memiliki kecenderungan untuk menarik ion H
+
. Oleh
karena itu, HCl tidak terionisasi dalam benzena.Jadi, persamaan ionisasi
HCl dalam air adalah pemindahan sebuah proton dari molekul HCl ke molekul
air membentuk ion Cl
-
dan ion H3O
+
, sesuai persamaan berikut :
Pada tahun 1923, Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dalam
waktu yang bersamaan, walaupun bekerja sendiri-sendiri, mengajukan konsep
asam-basa berdasarkan pemindahan proton (H
+
). Asam adalah spesi yang
memberi proton sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu
reaksi.
18. Jadi, pada persamaan reaksi diatas, H2O bertindak sebagai basa karena
menerima proton dari HCl.
Perhatikan gambar berikut ini.
Pada contoh diatas, air bersifat sebagai asam karena mendonorkan
protonnya pada amonia membentuk ion amonium, dalam hal ini terlihat bahwa
air dapat bertindak sebagai asam maupun basa karena dapat menerima maupun
mendonorkan protonnya. Zat atau spesi yang dapat bersifat asam maupun basa
disebut amfiprotik. Sifat amfiprotik dari air dapat menjelaskan sifat asam-
basa suatu zat dalam air. Zat yang bersifat asam akan memberi proton kepada
molekul air, sedangkan zat yang bersifat basa akan menarik proton dari
molekul air.
Suatu asam, setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang
disebut basa konjugasi dari asam itu. Spesi itu adalah suatu basa karena
dapat menyerap proton dan membentuk kembali asam semula.
Asam Bronsted-Lowry : donor proton
Basa Bronsted-Lowry : akseptor proton
19. Demikian juga dengan suatu basa, setelah menyerap satu proton, akan
membentuk suatu spesi yang disebut asam konjugasi dari basa itu. Spesi itu
adalah suatu asam karena dapat melepas satu proton dan membentuk kembai
basa semula.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
Suatu asam hanya melepas proton jika ada basa yang menyerap proton
itu. Pada suatu reaksi asam basa Bronsted-Lowry, asam berubah menjadi basa
konjugasinya, sedangkan basa berubah menjadi asam konjugasinya. Jadi, pada
reaksi asam basa Bronsted-Lowry terdapat dua pasangan asam-basa konjugasi,
seperti contoh berikut ini:
3. Asam Basa Lewis
20. Marilah kita perhatikan kembali reaksi asam basa Bronsted-Lowry
berikut ini.
NH3 +HCl ⇌ NH4
+
+Cl-
Pada reaksi tersebut, molekul NH3 bertindak sebagai basa karena mengikat
sebuah proton yang berasal dari molekul HCl. Mengapa molekul NH3 dapat
mengikat proton tersebut? Apabila hal ini kita perhatikan dari proses
pembentukan ikatan kimianya, ternyata penyerapan ion H
+
oleh molekul NH3
dapat terjadi karena molekul NH3 dapat mendonorkan pasangan elektron bebas
kepada ion H
+
melalui pembentukan ikatan kovalen koordinasi.
Sehingga, pada persamaan diatas, NH3 adalah suatu basa karena
memberikan pasangan elektron, sedangkan ion H
+
adalah suatu asam karena
menerima pasangan elektron. Semua asam basa Arhennius maupun asam basa
Bronsted-Lowry memenuhi definisi asam basa Lewis.
Gilbert N. Lewis mendefinisikan asam dan basa berdasarkan serah terima
pasangan elektron.
Konsep asam basa lewis dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bernuansa
asam basa meskipun tidak melibatkan proton (ion H+
), misalnya reaksi antara
oksida asam dengan oksida basa.
C. INDIKATOR ASAM BASA
Penelitian para ahli kimia yang terus menerus dikembangkan membawa
penemuan indikator asam basa sebagai cara praktis untuk menunjukan keasaman
Asam : akseptor pasangan elektron
Basa : donor pasangan elektron
21. atau kebasaan suatu senyawa.Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang
mampu menunjukan warna berbeda dalam larutan asam dan basa.
Ada beberapa jenis indikator asam basa, yang dijelaskan sebagai berikut :
1) Kertas Laksmus
Kertas Laksmus merupakan indikator yang reliabel untuk menentukan
suatu senyawa bersifat asam atau basa.warna yang ditunjukan pada lakmus
ditunjukan pada tabel berikut:
Indikator
Perubahan warna
Larutan asam Larutan basa Larutan netral
Lakmus Merah Merah Biru Merah
Lakmus Biru Merah Biru Biru
2) Indikator Alam
Beberapa sayuran dapat menunjukan sifat asam basa, berikut ini
diperlihatkan gambar beberapa tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai
indikator alam, misalnya: kol merah, lobak, mawar, dan tulip.
Beberapa contoh indikator alami
22. 3) Indikator Universal
Indikator universal adalah indikator pH yang berisi larutan dari
beberapa senyawa yang menunjukkan perubahan warna yang halus pada rentang
pH antara 1-14 untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan.
Berikut ini adalah beberapa contoh indikator universal:
23. Indikator tunggal seperti kertas lakmus atau fenolftalein, dapat
digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam dan larutan yang
bersifat basa, tetapi tidak dapat untuk menentukan pH. Indikator seperti
itu tidak memperlihatkan perubahan warna yang cukup berarti pada batas pH
tertentu. Kertas lakmus, sebagai contoh berwarna merah dalam larutan yang
pH-nya sampai 5,5. Artinya, lakmus tidak dapat membedakan larutan yang
mempunyai pH 1 dengan larutan dengan pH 2, dan seterusnya. Karena setiap
indikator mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda, maka pH larutan
dapat ditentukan (diperkirakan) dengan kombinasi dari beberapa indikator.
Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek
perubahan warna.