3. TEORI ASAM–BASAARRHENIUS(1887)
Asam merupakan suatu zat yang dilarutkan
dalam air menghasilkan ion H+
Contoh : HCl(aq) –> H +
(aq)+ Cl - (aq)
Basa merupakan suatu senyawa yang didalam
air dapat menghasilkan ion OH –
Tidak semua senyawa yang mengandung OH -
merupakan basa.
Contoh : NaOH(aq) –>Na+
(aq)+ OH -
(aq)
4. TEORI BRONSTED & LOWRY
Asam merupakan zat yang menghasilkan dan mendonorkan H+.
Basa merupakan zat yang menerima proton H+.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan sebagai asam
maupun basa, bila zat tertentu lebih mudah melepas proton zat akan
berperan sebagai asam, bila suatu zat lebih mudah menerima proton zat
akan berperan sebagai basa
H2O + NH3 NH4
+ + OH-
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HCl + H2O OH- + H3O+
asam-1 basa-2 basa konjugasi asam konjugasi
5. TEORI LEWIS
Basa merupakan senyawa yang dapat memberikan pasangan
elektron pada senyawa lain.
Asam merupakan senyawa yang mampu menerima pasangan
elektron.
7. PENGELOMPOKAN ASAM
Berdasarkan jumlah
ion H+ yang
dilepaskan:
Asam
Monoprotik
Asam
Diprotik
Asam
Triprotik
Berdasarkan rumus
kimianya:
Asam Oksi
Asam Non
Oksi
Asam
Organik
Berdasarkan
kekuatannya :
Asam Kuat
Asam
Lemah
9. Berdasarkan rumus
kimianya :
Asam Oksi
Asam Non
Oksi
Asam
Organik
Asam yang mengandung oksigen
Asam yang tidak mengandung
oksigen
Asam oksi yang pada umumnya
terdapat dalam senyawa organic
15. Adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa
contoh garam dapur ( NaCl )
dapat diperoleh dgn cara :
˜ mengendapkan air laut ( penguapan
atau kristalisasi )
˜ mereaksikan asam dan basa (netralisasi)
HCl + NaOH NaCl + H2O
16. REAKSI PEMBENTUKAN GARAM
• Asam + basa menghasilkan garam + air
• Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
• Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
• Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
• garam + garam menghasilkan garam baru
• Logam + asam menghasilkan garam + H2
18. Identifikasi Asam, Basa, dan
Garam
Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi
larutan asam, basa dan garam, diantaranya :
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa
Menggunakan Indikator Alami
19. No Indikator Trayek pH Perubahan warna
1 Alizarin kuning 10,1-12,0 Kuning ke merah
2 Fenolfatelin (PP) 8,3-7.6 Tak berwarna merah
3 Bromtimol biru (BTB) 6,0-7,6 Kuning ke biru
4 Metil merah (MM) 4,4-6,2 Merah ke kuning
5 Metil jingga (MO) 3,1-4,4 Merah ke kuning
6 Brom kresol hijau 3,8-5,4 Kuning ke biru
7 Brom kresol ungu 5,2-6,8 Kuning ke ungu
Idikator buatan
20. No Zat indikator Warna dalam asam Warna dalam basa
1 Kunyit Kuning Merah
2 Bunga sepatu Merah Kuning
3 Bunga pacar air Merah Kuning
4 Kubis ungu Merah muda Hijau kebiruan
5 Umbi Biru Merah
Beberapa indikator alami
21. Penentuan Skala Keasaman dan
Kebasaan
1. Kekuatan Asam dan Basa
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka
dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan
nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan
elektrolit. Bila nyala lampu redup berarti larutan
tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya
apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut
tergolong asam atau basa kuat.
Uji Kekuatan Asam Basa
22. 2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH
dan pOH)
Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi
ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat
dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz
Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pH = – log (H+)
pOH = – log (OH-)
pH = 14-pOH
23. 3. Menentukan pH Suatu Larutan
a. Indikator Universal.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
c. Larutan Indikator
d. pH Meter