Biogas dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob yang mengandung metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai pupuk dan mengurangi pencemaran dari kotoran ternak.
Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang berguna sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa bakteri/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang berguna sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa bakteri/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
jerami padi yang sering ditemukan dikehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan menjadi bioethanol yang penggunaannya sangat bermanfaat untuk mencegah krisis energy pada beberapa tahun kedepan
Tugas Bioteknologi Farmasi-Kelas 5J (Pembuatan Produk Bioetanol dari Ubi Rambat) I Dosen Pengampu : Yayuk Putri Rahayu, S.Si,. M.Si. Farmasi UMN AL-WALIYAH MEDAN
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-
bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen
(anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 %
CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 %
N2, O2, H2, & H2S. Biogas dibuat dengan memanfaatkan kotoran
ternak, karena itu dapat mengurangi pencemaran oleh kotoran
ternak, dan sisa-sisa biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Biogas
3. Bakteri yang membantu pembentukan biogas
1. Bakteri fermentatif : Streptococci, Bacterioides, dan
beberapa jenis Enterobacteriaceae.
2. Bakteri asetogenik : Kethanobacillus dan Desulfovibrio.
3. Bakteri metana : Methanobacterium, Methanobacillus, dan
Methanococcus.
4. Tahapan pencernaan material organik oleh bakteri methanogen
1. Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik kompleks diuraikan menjadi bentuk yang
lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.
2. Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan
amonia, karbondioksida, dan hidrogen sulfida.
3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk asidogenesis;
menghasilkan hidrogen, karbondioksida, dan asetat.
4. Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling
menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya
untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon
dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.
5.
6. Kegagalan biogas bisa disebabkan tidak seimbangnya
bakteri methan terhadap bakteri asam.
Akibatnya, lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang
dari 7) yang dapat menghambat kelangsungan hidup
bakteri methan. Keasaman substrat media biogas yang
dianjurkan berada pada rentang pH 6,5–8. Suhu optimum
untuk perkembangbiakan bakteri methan adalah 35°C.
7. Gasohol
Gasohol merupakan bahan bakar untuk otomotif yang ramah
lingkungan dan dapat diperbaharui dan tidak menimbulkan polusi.
Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah tebu. Gasohol
dihasilkan dari fermentasi khamir pada gula . Setelah tebu diambil
gulanya, maka tersisa limbah yang berserat yang disebut bagasse.
Bagasse dapat dikeringkan dan dibakar sebagai sumber energi untuk
proses destilasi pembuatan gasohol.
8. Proses pembuatan gasohol
1. Penanaman tebu.
2. Ekstrasi gula dengan memecah dan menggilas tebu.
3. Pengkristalan sukrosa, yang menyisakan sirup glukosa yang
disebut molase.
4. Fermentasi molase oleh khamir Saccharomyces cerevisiae
menjadi alcohol pekat.
5. Destilasi (penyulingan) alcohol pekat menjadi alcohol murni
(gasohol), memakai sumber tenaga dari bagasse.
9.
10. Biodiesel
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari
minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas penggorengan dan
melalui proses transesterifikasi. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu
metil esters (biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan
produk samping. Bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel antara
lain minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang, minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jarak, minyak goreng bekas.
Sedangkan sebagai bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada pembuatan
biodiesel dibutuhkan katalis untuk proses esterifikasi. Biodiesel digunakan
untuk bahan bakar alternative pengganti BBM untuk motor diesel.
11. Pure Plant Oil
Pure Plant Oil (PPO) adalah minyak yang diperoleh secara langsung baik
dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak, minyak yang
telah dimurnikan, maupun minyak kasar tanpa melibatkan modifikasi
secara kimia. PPO biasa disebut juga sebagai unmodiefied oil atau SVO
(straight vegetable oil). PPO dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung minyak baik yang berasal dari hewan maupun tumbuh-
yumbuhan melalui proses pemerahan. PPO tidak dapat digunakan
secara langsung pada mesin diesel, karena membutuhkan modifikasi
atau tambahan peralatan khusus untuk mesin.
12. Proses Ekstrasi
Mekanis
Proses Ekstrasi
dengan Pelarut
Proses Ekstrasi mekanis bertujuan untuk memperoleh minyak
dari biji yang mengandung minyak. Proses yang sering digunakan
adalah pengepresan hidrolik (hydraulic presssing) dan
pengepresan berulir (screw press). Ekstrasi mekanis dipandang
lebih ekonomis, terutama untuk bahan-bahan yang mengandung
minyak lebih besar dari 10%.
1. Pengepresan Berulir (Screw Pressing)
2. Pengepresan Hidrolik (Hydraulic Presssing)
Metode ekstrasi dengan pelarut menghasilkan minyak dengan
rendemen tinggi. Namun, metode ini tidak banyak digunakan
karena memerlukan biaya investasi yang besar. Bahan yang akan
diekstrak minyaknya, dikecilkan ukurannya terlebih dahulu.
Umumnya proses ekstraksi berlangsung 6 jam. Biasanya, minyak
yang dihasilkan tidak perlu dimurnikan lebih lanjut.
13. Biobriket
Biobriket didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-
sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan tekan tertentu.
Proses pembuatan biobriket meliputi 4 tahap, yaitu
pengeringan, penggerusan, pencampuran, dan pembentukan campuran menjadi
biobriket.
Pembuatan biobriket bisa menggunakan sekam, bungkil jarak pagar, dan tempurung
kelapa sebagai bahan bakunya. Pembuatan biobriket menggunakan sekam, sekam yang
telah kering diarangkan terlebih dahulu dengan tujuan memperbaiki sifat fisik sekam.
Pengarangan dilakukan dengan memanaskan sekam dalam drum. Proses berakhir jika
sekam terlihat berwarna gelap seperti terbakar.
14. Bio-oil
Bio-oil adalah sejenis minyak seperti halnya minyak jarak, minyak sawit
atau minyak kelapa yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan yang
mengandung minyak. Bio-oil juga merupakan bahan bakar cair berwarna
gelap, beraroma, seperti asap, dan diproduksi dari biomassa seperti
kayu, kulit kayu, kertas atau biomassa lainnya melalui teknologi pirolisa.
Bahan baku bio-oil dapat berupa bagas (ampas tebu), limbah pertanian
jagung(klobot dan tongkol jagung), limbah industry pulp dan
kertas, serbuk kayu gergaji, tandan kosong kelapa sawit.
15. Proses pembuatan bio-oil
Proses produksi bio-oil dimulai dengan persiapan bahan baku lignoselulosa seperti kayu
atau limbah agroindustri menjadi partikel-partikel yang lebih kecil hingga berdiameter
kurang dari 1mm. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk mempercepat reaksi pirolisis.
Selanjutnya, bahan dimasukkan ke dalam reactor yang dipanaskan pada suhu 450-
500ᵒCtanpa kehadiran oksigen. Di dalam reactor pirolisis, partikel akan dikonversi
menjadi uap yang dapat dikondensasi, gas yang tidak dapat dikondensasi, dan padatan
arang. Kemudian, produk ditransportasikan ke dalam cyclone. Di dalam cyclone, gas
yang dapat dikondensasi akan dikondensasikan (selanjutnya disebut sebagai bio-oil) dan
arang yang terbentuk dipisahkan. Sementara itu, gas yang tidak dapat terkondensasi
(termasuk didalamnya CO2, H2,CH4,) akan dibakar dibakar dan dikembalikan ke reactor
untuk menjaga panas proses.