Makalah ini membahas tentang psikometri, yaitu ilmu pengukuran psikologis yang berfokus pada pengembangan dan validasi instrumen pengukuran. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan sejarah dan konsep kunci psikometri seperti validitas, reliabilitas, dan model-model pengukuran seperti teori respons butir dan tes adaptif. Makalah ini juga membahas perkembangan terkini dalam teori dan praktik psikometri.
1. i
MAKALAH PSIKIATRI
PSIKOMETRI
Disusun oleh : dr. Bernard Kharisma Surbakti
NIM : 217106013
PEMBIMBING` : dr. Cindy Chias Arthy, M.Ked., Sp.K.J
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – 1 PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pengukuran psikologis atau psikometri merupakan salah satu komponen
penting dalam penelitian. Psikometri melibatkan penggunaan tes, kuesioner,
dan instrumen lainnya untuk mengukur berbagai konstruk psikologis, seperti
sifat kepribadian, kemampuan kognitif, dan kondisi emosional. Psikometri
didefinisikan sebagai bidang yang berkaitan dengan mengukur dan
menganalisis, yang fokus pada pengembangan dan validasi instrumen
pengukuran.1
Psikometri telah berkembang pesat sejak ditemukan pada awal abad ke-19.
Telah banyak diperkenalkan teori dan konsep yang penting dalam psikometri.
Namun, juga memiliki tantangan dan masalah tersendiri. Misalnya, sulitnya
mengukur konstruk abstrak seperti kecerdasan atau sifat kepribadian. Selain itu,
ada juga bias yang mungkin terdapat pada instrumen pengukuran atau dalam
cara instrumen tersebut diberikan yang dapat mempengaruhi akurasi hasil
pengukuran.2
Dalam makalah ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang psikometri,
termasuk sejarah dan perkembangan bidang ini, konsep dan prinsip kunci, serta
tantangan yang terkait dengan pengukuran psikologis. Kita juga akan
membahas beberapa pengembangan terbaru dalam teori dan praktik psikometri.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu psikometri dan bagaimana sejarah dan perkembangannya?
2. Bagaimana konsep dan prinsip kunci psikometri?
3. Bagaimana perkembangan terkini psikometri?
C. Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang psikometri,
termasuk sejarah, definisi, dan perkembangannya.
3. 2
2. Untuk menjelaskan konsep dan prinsip kunci yang terkait dengan
pengukuran psikologis, seperti validitas, reliabilitas, dan keandalan.
3. Untuk menjelaskan perkembangan terkini psikometri.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Memperkaya pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan prinsip
dasar pengukuran psikologis.
b. Memperkenalkan beberapa teori dan pengembangan terbaru dalam
psikometri dan memberikan pandangan kritis terhadap aplikasi teori dan
praktik dalam pengukuran psikologis.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan panduan bagi praktisi terkait dalam pengembangan dan
penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan andal.
b. Membantu pengguna instrumen pengukuran dalam memilih dan
menggunakan alat yang tepat dan valid untuk keperluan penelitian dan
evaluasi.
4. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikometri
1. Pengertian
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari teori dan teknik psikologi
pengukuran. Psikologi identik dengan salah satu ilmu eksakta seperti Fisika,
Kimia, dan Biologi.3
Menurut Borsboom & Molenaar (2015), psikometri adalah
disiplin ilmu yang berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana konstruksi
psikologis (misalnya kecerdasan, neurotisme atau depresi). Psikometri
didefinisikan sebagai bidang yang berkaitan dengan mengukur dan menganalisis
perbedaan manusia dalam arti sempit berkaitan dengan mengevaluasi tes
psikologi dan tindakan lain yang digunakan untuk menilai variabilitas dalam
perilaku dan kemudian menghubungkan variabilitas dengan fenomena
psikologis dan kerangka teoritis. Psikometri bertujuan untuk mengembangkan
metode baru analisis statistik atau penyempurnaan teknik lama yang
dimungkinkan dengan kemajuan teknologi komputer dan perangkat lunak1
.
Dalam arti luas psikometri merupakan cabang dalam psikologi yang
mendalami seluk beluk kuantifikasi dan analisis berbagai individual differences
atau perbedaan antar individu. Aktivitas pokok dalam psikometri meliputi
konstruksi dan penyusunan aneka prosedur untuk mengukur berbagai konstruk
psikologis serta pengembangan aneka prosedur analisis data hasil pengukuran
berbagai konstruk psikologis tersebut. Secara sempit, psikometri sering diartikan
sebagai pengembangan metodologi matematis atau statis untuk menganalisis
data pengukuran aneka konstruk psikologis.4
2. Sejarah
Kelahiran psikometri pada akhir abad ke-19, ketika Francis Galton
mendirikan Laboratorium Antropometrik dengan maksud untuk menentukan
atribut psikologis secara eksperimental.2
Kelahiran psikometri sebagai cabang
psikologi ditandai oleh pembentukan the Psychometric Society atau Masyarakat
Psikometri pada 1935 di Amerika Serikan dibawah pimpinan LL. Thurstone
5. 3
yaitu seorang psikometri di Universitas Chicago kala itu. Organisasi profesi ini
menerbitkan sebuah jurnal, Psychometrica, dengan tujuan “developmet of
psychologi as a quantitative rational science” atau mengembangkan psikologi
sebagai sebuah disiplin ilmu rasional-kuantitatif.4
3. Jenis-jenis tes psikometri
Tes psikometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi
bakat, kepribadian, tingkah laku, dan kemampuan seseorang. Tujuan utama tes
adalah menilai kelayakan seseorang untuk menjalankan pekerjaan atau posisi
tertentu. Tes psikometri dilakukan dengan memberi kuesioner, tes kepribadian,
dan memeriksa pencapaian akademik peserta. Terdapat beberapa jenis tes
psikometri, yaitu tes sikap, tes IQ, tes kepribadian, tes minat, tes bakat, tes
seksologis, tes pengamatan langsung, dan tes neuropsikologi.5
Hampir seluruh tes psikometri melibatkan tes pemahaman numerik,
pemahaman informasi tertulis, pemahaman kritis, dan pemahaman diagramatik.
Banyak perekrutan komersial yang juga menggunakan tes atau kuesioner untuk
menilai kemampuan pelamar dalam kerja sama tim, potensi kepemimpinan, nilai
dan kemampuan individual. Namun, banyak pula perekrut komersial, khususnya
yang bergerak di bawah perusahaan besar, menggunakan tes psikometri bespoke
yang dirancang khusus untuk setiap posisi kosong. Hal ini membantu dalam
memilih kandidat yang tepat dan memenuhi syarat.
Sarana dan teknik-teknik yang digunakan dalam tes psikometri adalah:5
a. Tes IQ Stanford-Binet
Tes yang dirancang oleh psikolog Prancis bernama Alfred Binet ini adalah
salah satu tes IQ tertua yang digunakan dalam tes psikometri.
b. Teori Tes Klasik
Tes ini adalah teori psikometri yang bertujuan untuk memprediksi hasil tes
psikologis.
c. Teori Respons Butir
Teori ini adalah kunci dalam rancangan dan analisis tes, serta sarana
pengukuran psikometri.
6. 4
d. Model Rasch
Seringkali digunakan sebagai alat pengukur tepercaya untuk menilai
kepribadian dan bakat tersembunyi.
B. Konsep dan prinsip kunci psikometri
Konsep spikometri membahas terkait pengukuran psikologis yang bertujuan
untuk mengevaluasi karakteristik atau sifat individu. Konsep ini terbagi
menjadi:2
1. Measurement precision
Keandalan berkaitan dengan model psikologis melalui konsep akurasi
pengukuran. Keakuratan pengukuran berbanding terbalik dengan varian yang
diamati spesifik dalam struktur laten. Oleh karena itu, semakin tinggi varian dari
distribusi bersyarat dari nilai yang diamati, semakin rendah akurasi dari
pengukuran yang diamati. Akurasi pengukuran tidak selalu sama, untuk lokasi
struktur laten yang berbeda.
2. Item Response Theory
Jika variabel yang diamati adalah item respons tes (misalnya item tes IQ),
maka pengukuran model termasuk dalam kisaran item response theory (IRT).
Bidang psikometri memainkan peran penting dalam analisis tes pendidikan.
Dalam IRT, fungsi menentukan regresi variabel yang diamati dalam konstruk
laten yang dikenal sebagai kurva karakteristik item (ICC). Biasanya, model IRT
mengasumsikan struktur laten satu dimensi, kontinu, yang berarti bahwa ICC
adalah kurva halus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. atas dan bawah,
dan dengan demikian biasanya dimodelkan dengan menggunakan fungsi non-
linear. Kemiringan BKI pada titik tertentu pada skala laten sebanding dengan
kemampuan elemen untuk membedakan antara lokasi di atas dan di bawah titik
tersebut dan dengan demikian menentukan jumlah informasi yang dibuat oleh
elemen pada waktu itu. Rencanakan elemen informatif tentang variabel laten
kemudian berikan fungsionalitas elemen informasi
(IIF).
7. 5
Gambar 1. Teori respons item berurusan dengan probabilitas respons yang
benar untuk suatu item dengan variabel laten kontinu melalui kurva
karakteristik item (ICC). Ketika ICC sejajar, seperti yang ditunjukkan pada
gambar ini, item lebih jauh ke kanan memiliki kemungkinan jawaban yang
benar lebih rendah daripada item untuk tingkat variabel laten tertentu dan
umumnya ditafsirkan sebagai lebih sulit.
3. Adaptive testing
IIF memainkan peran penting dalam psikologi karena dapat digunakan untuk
mengatur pemilihan item. Ide ini menjadi dasar tes adaptasi, seperangkat strategi
tes adaptif yang menjadi semakin penting dengan munculnya administrasi tes
terkomputerisasi. Dalam uji adaptasi, item diberikan secara berurutan dan dipilih
untuk pengelolaan adaptif, yaitu berdasarkan tanggapan responden terhadap
item sebelumnya. Biasanya bekerja seperti ini: Pada masing-masing dari poin
dalam proses manajemen item, kemampuan testee (posisi dalam struktur laten)
diestimasi berdasarkan item tanggapan yang dirilis sejauh ini. Item tindak lanjut
terkelola kemudian dipilih berdasarkan kemiringan IIF berdasarkan perkiraan
kemungkinan kandidat, sehingga item yang diberikan menghasilkan informasi
yang optimal. Dengan cara ini, tes dapat dipersingkat tanpa mempengaruhi
reliabilitas.
8. 6
4. Measurement invariance
Skor tes sering digunakan untuk menyaring individu (misalnya dalam
pemilihan pekerjaan, penempatan siswa). Biasanya, proses seleksi ini beroperasi
pada populasi yang heterogen untuk variabel dasar seperti jenis kelamin dan
etnis. Dalam hal ini, pertimbangan keadilan menyarankan bahwa tes harus
bekerja dengan cara yang sama di subpopulasi yang berbeda, dalam hal itu
seharusnya tidak menghasilkan bias sistematis dalam hasil tes untuk kelompok
tertentu. Seperti, bias dapat muncul ketika tes IQ dengan pertanyaan lebih mudah
bagi peserta tes dengan latar belakang, terlepas dari tingkat kecerdasan mereka.
Misalnya, ini bisa menjadi kasus jika tes berisi pertanyaan pengetahuan umum
yang menarik bagi dari latar belakang budaya tertentu, sehingga mempersulit
untuk etnis minoritas karena alasannya tidak ada hubungannya dengan tingkat
kecerdasan. Konsep invarian pengukuran meresmikan gagasan ini dan
membantu mengujinya terhadap data eksperimen.
5. Alternative psychometrics models
Meskipun model variabel laten adalah kuda pacu utama psikologi saat ini, itu
bukan satu-satunya model yang tersedia untuk istilah dan pengamatan teori
korelasi. Alternatif penting dalam literatur psikologi melibatkan skala
multidimensi (MDS). MDS adalah alat psikometri untuk menyimpulkan nomor
dimensi yang mendasari dalam data tetangga, yaitu data yang terdiri dari ukuran
kesamaan antara pasangan stimulus (misalnya sejauh mana ekspresi wajah yang
berbeda dianggap sama). Bergantung pada apakah skala kesamaan mengukur
pengukuran secara berurutan atau berurutan, kita berbicara tentang MDS metrik
atau MDS non-metrik yang sesuai. Dalam MDS, perbedaan individual
diperhitungkan dengan memberi bobot pada ukuran dasar yang berbeda
berdasarkan subjek. Dengan demikian, masing-masing dari subjek diberi bobot
yang berbeda untuk masing-masing dimensi yang menunjukkan dimensi mana
yang paling penting bagi subjek dalam menentukan rangsangan mana yang
serupa. Bobot ini memungkinkan berbagai jenis sub-objek untuk didefinisikan.
Contoh penting MDS dengan perbedaan individual adalah analisis terbuka, yang
konsisten dengan data preferensi. Dalam analisis yang dikembangkan, setiap
9. 7
subjek diasumsikan memiliki skor ideal pada ukuran dasar dari data preferensi.
Ketika stimulus yang diberikan dekat dengan subjek, stimulus itu diutamakan.
Konsep psikometri ini terbagi menjadi:6
1. Reliability
Keandalan adalah kemampuan mereproduksi secara konsisten hasil dalam
ruang dan waktu, atau dari pengamat yang berbeda, menyajikan aspek koherensi,
stabilitas, kesetaraan dan homogenitas. Ini adalah salah satu kriteria kualitas
utama dari suatu instrumen. Keandalan mengacu terutama pada stabilitas,
konsistensi internal dan kesetaraan suatu ukuran. Keandalan bergantung pada
fungsi instrumen, populasi di mana itu digunakan, pada keadaan, pada konteks;
itu adalah, instrumen yang sama mungkin tidak dianggap andal dalam kondisi
yang berbeda. Estimasi reliabilitas dipengaruhi oleh beberapa aspek lingkungan
penilaian (penilai, karakteristik sampel, jenis instrumen, metode administrasi)
dan oleh metode statistik yang digunakan. Oleh karena itu, hasil dari penelitian
menggunakan alat ukur saja bisa ditafsirkan ketika penilaian kondisi dan
pendekatan statistik disajikan dengan jelas. Keandalan mengacu pada seberapa
stabil, konsisten atau akurat instrumen adalah. Pilihan uji statistik digunakan
untuk menilai keandalan dapat bervariasi, tergantung pada apa di dimaksudkan
untuk diukur.
2. Validity
Validitas mengacu pada fakta bahwa instrumen mengukur dengan tepat apa
yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas bukanlah karakteristik instrumen dan
harus ditentukan untuk masalah tertentu, setelah berkonsultasi dengan populasi
yang ditentukan. Sifat pengukuran validitas dan reliabilitas tidak sepenuhnya
independen. Peneliti mengkonfirmasi bahwa alat yang tidak dapat diandalkan
tidak dapat dianggap valid. Namun, alat tepercaya terkadang bisa menjadi yang
tidak sah. Oleh karena itu, reliabilitas yang tinggi tidak menjamin validitas
instrumen. Mengenai jenis nilai, dalam kajian ini kami menyajikan tiga faktor
utama:
10. 8
a. Content validity
Validitas isi mengacu pada tingkat di mana konten instrumen cukup
mencerminkan konstruk yang sedang diukur, yaitu, mengevaluasi seberapa
banyak sampel item mewakili alam semesta yang ditentukan atau domain
konten. Misalnya instrumen yang menilai kepuasan kerja harus mencakup tidak
hanya kepuasan kerja, tetapi variabel lain yang terkait dengannya, seperti
sebagai, gaji, promosi, hubungan dengan rekan kerja, diantara yang lain. Karena
tidak ada uji statistik untuk menilai secara khusus validitas isi, biasanya peneliti
menggunakan kualitatif pendekatan, melalui penilaian ahli komite, dan
kemudian, menggunakan pendekatan kuantitatif indeks validitas isi (CVI). CVI
mengukur proporsi atau persentase dari hakim yang menyepakati aspek-aspek
tertentu dari suatu alat dan item. Metode ini terdiri dari skala Likert empat poin,
dimana: 1 = item tidak setara; 2 = item perlu direvisi secara ekstensif sehingga
kesetaraan dapat dinilai; 3 = item yang setara, perlu sedikit penyesuaian; dan 4
= item yang benar-benar setara.40 Item yang menerima 1 atau 2 poin harus
direvisi atau dihapus. Untuk menghitung CVI untuk setiap item instrumen,
Anda harus menambahkan semua jawaban 3 dan 4 dari panitia ahli dan
membagi hasilnya dengan jumlah jawaban, menurut ke rumus berikut: 5,40 IVC
= Jumlah jawaban 3 atau 4/Jumlah no. jawaban Indeks konkordansi yang dapat
diterima di antara para ahli panitia harus minimal 0,80 dan, sebaiknya, lebih
tinggi dari 0,90.
b. Criterion validity
Kriteria validitas adalah hubungan antara skor instrumen tertentu dan
beberapa kriteria eksternal. Ini kriteria harus menjadi ukuran yang diterima
secara luas, dengan karakteristik yang sama dari alat penilaian, yaitu, instrumen
atau kriteria yang dianggap 'standar emas'. Dalam penilaian validitas kriteria,
peneliti menguji validitas suatu ukuran yang membandingkan pengukuran
tersebut hasil dengan 'standar emas' atau ditetapkan kriteria.
c. Construct validity
Validitas konstruk adalah derajat sampai dimana suatu kelompok variabel
benar-benar mewakili konstruk menjadi terukur. Untuk menetapkan validitas
11. 9
konstruk, beberapa prediksi dibuat berdasarkan konstruksi hipotesis, dan
prediksi ini diuji untuk mendukung validitas instrumen. Semakin abstrak
konsepnya, akan semakin sulit untuk ditetapkan validitas konstruk. Jenis
validitas ini hampir tidak diperoleh secara tunggal, beberapa penelitian tentang
teori konstruk yang hendak diukur adalah dikembangkan. Sangat penting bahwa
ada teori terkait dengan proses validitas konstruk. Dengan begitu, semakin
banyak bukti, semakin valid hasil interpretasi akan.
Prinsip kunci psikometri adalah bahwa alat ukur psikologis harus memiliki
kualitas yang baik dalam hal validitas dan reliabilitas. Hal ini penting karena
alat ukur yang tidak valid atau tidak reliabel tidak dapat memberikan hasil yang
akurat dan dapat mengarah pada kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, harus memastikan bahwa alat ukur yang digunakan telah diuji untuk
validitas dan reliabilitas sebelum digunakan.
C. Perkembangan terkini Psikometri
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dalam psikometri terutama
berfokus pada perluasan model pengukuran tradisional untuk menghadapi
situasi yang lebih kompleks. Ekstensi penting dari termasuk menggabungkan
dan memperluas struktur bertingkat dan efek acak dalam model IRT, model
faktorial, dan model faktorial, dan model kelas laten. Dalam model ini,
parameter item—dianggap sebagai efek tetap dalam model pengukuran
tradisional—dapat menjadi variabel acak. Model yang diperluas ini disusun
dalam kerangka kerja terintegrasi yang mencakup model-model berbeda seperti
kasus spesifik.2
Ekstensi lain dimotivasi oleh semakin populernya administrasi tes
terkomputerisasi. Hal ini menyebabkan respon kali untuk menjadi tersedia
untuk peneliti di samping tanggapan biasa. Berbagai model yang cocok telah
diusulkan termasuk model di mana waktu respon dimodelkan sebagai
informasi.2
Selanjutnya, kemajuan terbaru dalam teknologi komputer mengaktifkan
teknik estimasi yang lebih halus dan kecocokan model penilaian, khususnya
12. 10
untuk model IRT multidimensi, analisis faktor data non normal dan kategorikal,
model diagnosis kognitif, analisis terungkap dan faktor non linear model.
Di sisi konseptual, tiga diskusi telah mendominasi literatur psikometri dekade
terakhir. Satu kekhawatiran status model pengukuran psikometri dan hubungan
antara psikometri dan psikologi. Masalah diskusi penting kedua kegunaan alpha
Cronbach sebagai ukuran reliabilitas. Ketiga, definisi validitas yang tepat tetap
menjadi topik perdebatan yang terus menimbulkan perdebatan.
Sehubungan dengan perangkat lunak psikometri, perkembangan terakhir
terutama terinspirasi oleh munculnya open source program perangkat lunak
statistik R. Program ini memungkinkan ahli psikometri untuk berkembang
paket estimasi model mereka sendiri dan membaginya dengan peneliti lain.
Tren ini diilustrasikan oleh dua terbaru edisi khusus Journal of Statistical
Software (2007, 2012) yang berfokus secara eksklusif pada psikometri di R. Di
antara paket R paling populer untuk analisis psikometri adalah ltm, yang dapat
menyesuaikan berbagai model IRT dengan data; mokken, yang dapat digunakan
untuk menyesuaikan IRT nonparameterik model ke data; sem, yang
memungkinkan pemodelan persamaan struktural; smacof yang melibatkan
MDS dan qgraf, yang menghasilkan jaringan visualisasi data dan model
psikometrik. Selain itu, paket OpenMx adalah R paket yang dapat digunakan
untuk menyesuaikan berbagai (ekstensi dari) model parametrik, termasuk
kemungkinan lanjutan seperti campuran dan pemodelan gabungan dari data
diskrit dan kontinu.2
13. 11
BAB III
KESIMPULAN
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari teori dan teknik psikologi
pengukuran untuk mengukur dan menganalisis perbedaan manusia dalam arti
sempit, serta untuk mengembangkan metode baru analisis statistik atau
penyempurnaan teknik lama yang dimungkinkan dengan kemajuan teknologi
komputer dan perangkat lunak. Kelahiran psikometri sebagai cabang psikologi
ditandai oleh pembentukan the Psychometric Society pada 1935 di Amerika
Serikat. Terdapat beberapa jenis tes psikometri, seperti tes sikap, tes IQ, tes
kepribadian, tes minat, tes bakat, tes seksologis, tes pengamatan langsung, dan
tes neuropsikologi. Seluruh tes psikometri melibatkan tes pemahaman numerik,
pemahaman informasi tertulis, pemahaman kritis, dan pemahaman diagramatik.
Sarana dan teknik-teknik yang digunakan dalam tes psikometri meliputi Tes IQ
Stanford-Binet, Teori Tes Klasik, Teori Respons Butir, dan Model Rasch.
Konsep pikometri membahas tentang pengukuran psikologis untuk
mengevaluasi karakteristik individu. Ada lima subkonsep dalam pikometri,
yaitu measurement precision, item response theory, adaptive testing,
measurement invariance, dan alternative psychometrics models. Measurement
precision membahas tentang keakuratan pengukuran dan keandalan model
psikologis. Item response theory adalah konsep untuk memodelkan hubungan
antara item tes dan variabel laten kontinu melalui kurva karakteristik item.
Adaptive testing digunakan untuk mengatur pemilihan item yang berdasarkan
kemampuan testee. Measurement invariance membahas tentang tes yang harus
bekerja secara sama di subpopulasi yang berbeda tanpa menghasilkan bias
sistematis. Sedangkan, alternative psychometrics models mencakup skala
multidimensi sebagai alternatif model dalam literatur psikologi.
Kemajuan dalam psikometri yang terutama berfokus pada perluasan model
pengukuran tradisional untuk menghadapi situasi yang lebih kompleks.
Kemajuan ini termasuk pengembangan model pengukuran baru seperti model
IRT bertingkat, model faktorial, dan model kelas laten. Kemajuan dalam
14. 12
teknologi komputer juga memungkinkan teknik estimasi yang lebih halus dan
kecocokan model penilaian. Meskipun demikian, beberapa diskusi konseptual
masih mendominasi literatur psikometri, termasuk perdebatan tentang status
model pengukuran psikometri, kegunaan alpha Cronbach sebagai ukuran
reliabilitas, dan definisi validitas yang tepat. Selain itu, munculnya open source
program perangkat lunak statistik R telah mendorong pengembangan paket
estimasi model psikometri yang baru.
15. 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Anunciação, L. (2018). An Overview of the History and Methodological
Aspects of Psychometrics. Journal for ReAttach Therapy and
Developmental Diversities, 1(1), 44. https://doi.org/10.26407/2018jrtdd.1.6
2. Borsboom, D., & Molenaar, D. (2015). Psychometrics. International
Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences: Second Edition,
December, 418–422. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.43079-5
3. Penna, M. P., Agus, M., Hitchcott, P. K., & Pessa, E. (2018). Psychometric
methods: The need for new conceptual advances. In Measurement: Journal
of the International Measurement Confederation (Vol. 117). Elsevier Ltd.
https://doi.org/10.1016/j.measurement.2017.11.054
4. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi.
5. Tangkudung, J. (2018). Sport Psychometrics : Dasar-dasar dan Instrumen
Sport Psikometri. In PT RajaGrafindo Persada (Issue October)
6. Souza, A. C. de, Alexandre, N. M. C., & Guirardello, E. de B. (2017).
Propriedades psicométricas na avaliação de instrumentos: avaliação da
confiabilidade e da validade. Epidemiologia e Servicos de Saude : Revista
Do Sistema Unico de Saude Do Brasil, 26(3), 649–659.
https://doi.org/10.5123/S1679-49742017000300022