SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat.
Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang
di sekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi
orang lain. Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat. Hubungan
antara individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan
mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga
mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial.1
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang
dengan berbagai ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan
yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan,
masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan pendidikan
secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak
sistematis.
Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak agar menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Namaun pendidikan di Sekolah sering kurang
relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum kebanyakan berpusat pada
mata pelajaran yang tersusun secara logis dan sistematis yang tidak nyata
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang dipelajari nampaknya
hanya perlu untuk kepentingan Sekolah untuk Ujian dan bukan untuk
membantu anak agar hidup lebih efektif dalam masyarakatnya.
Sekolah yang berorientasi penuh kepada kehidupan masyarakat disebut
community school atau sekolah masyarakat. Sekolah ini berorientasi pada
masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usaha
manusia, masalah kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu tenggang
kounikasi,transport,dan sebagainya. Dalam kurikulum ini anak dididik agar
turut serta dalam kegiatan masyarakat.
1 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 60
1
Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat di turut sertakan.
Tokoh-tokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia
perusahaan, pemerintahan, agama, politik,dan sebagainya diminta bekerja
sama dengan sekolah dalam proyek perbaikan masyarakat. Untuk itu
diperlukan masyarakat yang merasa turut bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat dan atas pendidikan anak. Sekolah dan masyarakat
dalam hal ini bekerjasama dalam suatu aksi sosial.
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara
manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
perkembangan zaman.2
Di samping itu pengertian pendidikan menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat berfungsi sebagai penerus
budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis sesuai situasi
dan kondisi serta kebutuhan masyarakat, melalui pendidikan dan interaksi
sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas pendidikan
sekolah harus benar-benar mendidik anak didiknya agar berguna bagi
masyarakatnya, namun yang harus kita perhatikan disisni adalah :
1. Bagaimanakah hubungan sekolah dan masyarakat ?
2. Bagaimanakah Pendidikan sekolah dan mobilitas sosial ?
3. Bagaimanakah Pendidikan dan perubahan sosial ?
Karena 3 hal di atas merupakan inti persoalan dari antara masyarakat
dan pendidikan sekolah
C. Tujuan penulisan
2 Bambang Marhhiyanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre Surabaya.hal.100
2
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas yang diberikan
Dosen adalah untuk lebih memahami lagi tentang masyarakat dan pendidikan
sekolah.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Sekolah
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia,kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan akal budi manusia. Kebudayaan (cultuur dalam
bahasa belanda), (culture dalam bahasa inggris), berasal dari bahasa latin
“colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
maka berkembanglah arti culture yang berarti “segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengubah alam”. Sedangkan dari sudut bahasa Indonesia,
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak
dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. 3
Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai
perkembangan dari kata majemuk yaitu budi daya yang berarti daya dari
budi, karena itu dibedakan antara pengertian budaya dengan kebudayaan.
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa dan karsa tersebut, dimana pengertian
dari cipta itu sendiri ialah merupakan tenaga-tenaga yang dapat mencipta kan
sesuatu dan memecahkan persoalan-persoalan, dapat mencari jalan yang tepat
untuk suatu kegiatan. Rasa meliputi tenaga-tenaga yang memberi sifat pada
kegiatan-kegiatan berupa keharusan , kesenang-senangan, ketidak senangan
dan lain-lain yang ada hubungan erat dengan jasmaniah seperti rasa sakit,
rasa dingin dan sebagainya. Sedangkan karsa ialah meliputi tenaga-tenaga
yang merupakan sumber dorongan (kekuatan) dari suatau kegiatan, termasuk
didalamnya dorongan-dorongan nafsu atau keinginan-keinginan, hasrat-hasrat
dan kemauan. Kebudayaan sendiri berarti keseluruhan yang kompleks yang
mencakup pengetahuan , kepercayaan , kesenangan, social, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan lain seperti kebiasaan-kebiasaan yang diadakan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.4
Dalam istilah “antropologi-budaya”
3 Abu Ahmadi.Sosiologi Pendidikan.1991.hal.58
4 Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi.2009.cet ix.hal.144
4
perbedaan itu ditiadakan. Kata “budaya”disini hanya dipakai sebagai suatu
singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang sama.
Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan dan sebagainya
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia5
Unsur-unsur kebudayaan terbagi atas :
1. Cultural universal : misalnya mata pencarian, kesenian agama, ilmu
pengetahuan, kekerabatan dan sebagainya.
2. Cultural activitis : kegiatan-kegiatan kebudayaan misalnya dari mata
pencarian tadi trdapat pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian,
perdagangan, dan sebagainya. Dalam cultural universal kesnian trdapat
misalnya seni sastra, lukis, tari, musik, drama, film, dan sebagainya.
3. Traits complexes, adalah bagian-bagian dari cultural activis tadi. Dari
petanian terdapat irigasi, pengolahan sawah, masa panen dan sebagainya.
4. Traits, adalah bagian-bagian dari traits complexes tadi. Misalnya dari
sistem pengolahan tanah, terdapat bajak, cangkul, sabit, dan sebagainya.
5. Items, adalah bagian-bagian dari traits kebudayaan. Dari bajak masih
terdapat bagian-bagiannya, yakni mata bajak, tangkai bajak, kendali, dan
sebagainya. Dari cangkul terdapat doran (tangkai cangkul), bajak,
cangkulnya.6
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, masyarakat adalah
sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan
yang berbudaya.7
Masyarakat memiliki pengertian hubungan yang terjalin
antar beberapa kelompok orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama. Dengan kata lain masyarakat adalah wadah atau segenap hubungan
social sekelompok orang yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok
5Ibid, hal. 150
6Abu Ahmadi.Sosiologi Pendidikan.1991.hal.62
7 Bambang Marhhiyanto.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre Surabaya.hal.392
5
dantiap-tiap kelompok memiliki kelompok kecil atau sub kelompok, dengan
demikian individu atau penduduk adalah bagian dari masyarakat. Jika
diartikan lebih rinci masyarakat dapat dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Yang tinggal pada suatu daerah atau wilayah tertentu (ikatan geografis)
2. Hidup bersama dalam arti luas
3. Yang mengadakan hubungan atau interaksi satu sama lain yang teratus dan
tetap
4. Sebagai akibat antar hubungan atau interaksi antar manusia
5. Mereka akan terikat satu sama lainya karena mereka memiliki kepentingan
bersama
6. Memepunyai tujuan bersama, dan oleh karenanya mereka memiliki
kepentingan bersama
7. Mengadakan ikatan/kesatuan atas dasar unsure-unsur sebelumnya
8. Atas dasar pengalaman mereka mempunyai perasaan solidaritas perasaan
untuk membagi sesuatu secara bersama
9. Sadar akan ketergantungan (interpendensi) satu sama lainya
10. Berdasarkan system yang terbentuk mereka dengan sendirinya membentuk
norma-normanya.
11. Atas dasar unsur-unsur di atas akhirnya membentuk kebudayaan bersama
dari hubungan antar manusia.8
Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat luas. Namun mempunyai cirri-ciri yang khas. Sekolah bertugas
untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan harus selalu
memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum. Akan tetapi disekolah itu
sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin sekolah mempunyai
kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan.
Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi social lainya
sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses
sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak .
Sekolah merupakan suatu system sosial yang mempunyai organisasi yang
8Mahfudh Shahuddin,Abd.Kadir.Ilmu Sosial Dasar.1991.cet i.hal 59
6
unik dan pola relasi diantara para anggotanya yang bersifat unik, hal ini
dikarenakan tiap-tiap sekolah memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara-
upacara, mars/hymne sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang
lain yang memberikan corak khas kepada sekolah yang bersangkutan.
Timbulnya sub-Kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian
yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa.
Dalam situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi
anak muda yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan
serta upacara-upacara.sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas
sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah
pengetahuan, sikap, terampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode
dan teknik control tertentu yang berlaku disekolah itu.9
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di
sekolah serta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan
Kebudayaan Sekolah. Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai-
nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah
yang dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan
siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai
persoalan yang muncul di sekolah10
Walaupun kebudayaan sekolah
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas. Namun mempunyai
cirri-ciri yang khas sebagai suatu “Subculture”.Sekolah bertugas untuk
menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan arena itu harus selalu
memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum.Akan tetapi disekolah itu
sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin sekolah mempunyai
kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan. Sebagaimana
halnya dengan keluarga dan institusi social lainya sekolah merupakan salah
satu institusi social yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi
mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak . Sekolah merupakan suatu
9S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65
10Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2003), hal. 149
7
system social yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi diantara
para anggotanya yang bersifat unik, hal ini dikarenakan tiap-tiap sekolah
memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara-upacara, mars/hymne
sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang lain yang memberikan
corak khas kepada sekolah yang bersangkutan. Penelitian oleh Wilson(1959)
pada beberapa sekolah menengah menunjukan bahwa ethos suatu sekolah
memiliki pengaruh prestasi akademik dan aspirasi pada siswa mengenai
pekerjaan. Timbulnya sub-Kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab
sebagian yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang
dewasa.Dalam situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas
bagi anak muda yang tampak dari pakaian,bahasa,kebiasaan kegiatan-
kegiatan serta upacara-upacara.sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah
ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan
sejumlah pengetahuan, sikap, terampilan yang sesuai dengan kurikulum
dengan metode dan teknik control tertentu yang berlaku disekolah itu.
Dalam melaksanakan kurikulum dan ekstra kurikulum berkembang
sejumlah pola kelakuan yang khas bagi sekolah yang berbeda dengan yang
terdapat pada kelompok-kelompok lain dalam masyarakat.Tiap kebudayaan
mengandung bentuk kelakuan yang yang diharapkan dari anggotanya.Di
sekolah diharapkan bentuk kelakuan tertentu dari semua murid dan
guru.Itulah yang menjadi norma bagi setiap muriddan guru.Norma ini nyata
dalam kelakuan murid dan guru, dalam peraturan-peraturan sekolah, dalam
tindakan dan hukuman terhadap pelnggaran, juga dlam berbagai kegiatan
seperti upacara-upacara.
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di
sekolah seta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan
Kebudayaan Sekolah. Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur-
unsur penting yaitu:
1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah(gedung sekolah dan
perlengkapan lainnya).
8
2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta
yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru-
guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist.
4. Nilai-nilai norma , system peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.11
B. Unsur-Unsur Budaya Sekolah
Bentuk budaya muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan
menarik, karena pandangan sikap, perilaku yang hidup dan berkembang
dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan
yang mendalam dan khas dari warga sekolah. Kebudayaan sekolah itu
memiliki beberapa unsur-unsur penting yaitu:12
1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah dan
perlengkapan lainnya).
2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta
yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru-
guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist.
4. Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah
Hedley Beare mendeskripsikan unsur-unsur budaya sekolah dalam
dua kategori:13
1. Unsur yang tidak kasat mata
Unsur yang tidak kasat mata adalah filsafat atau pandangan dasar
sekolah mengenai kenyataan yang luas, makna hidup atau yang di anggap
penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Dan itu harus dinyatakan
secara konseptual dalam rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang lebih
kongkrit yang akan di capai oleh sekolah.
2. Unsur yang kasat mata dapat termenifestasi secara konseptual meliputi :
a. Visi,misi, tujuan dan sasaran,
b. Kurikulum,
11 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 64
12 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65
13 http://blog.umy.ac.id/wiwinsundari/2014/06/05/budaya-sekolah-school-culture/
9
c. Bahasa komunikasi,
d. Narasi sekolah, dan narasi tokoh-tokoh,
e. Struktur organisasi
f. Ritual, dan upacara,
g. Prosedur belajar mengajar,
h. Peraturan sistem ganjaran/ hukuman,
i. Layanan psikologi sosial,
j. Pola interaksi sekolah dengan orang tua, masyarakat dan yang meteriil
dapat berupa : fasilitas dan peralatan, artifiak dan tanda kenangan serta
pakaian seragam.
Unsur-unsur budaya sekolah jika ditinjau dari usaha peningkatan
kualitas pendidikan sebagai berikut :14
1. Kultur sekolah yang positif
Kultur sekolah yang positif adalah kegiatan-kegiatan yang
mendukung peningkatan kualitas pendidikan, misalnya kerjasama dalam
mencapai prestasi, penghargaan terhadap prestasi, dan komitmen terhadap
belajar.
2. Kultur sekolah yang negative
Kultur sekolah yang negatif adalah kultur yang kontra terhadap
peningkatan mutu pendidikan. Artinya resisten terhadap perubahan,
misalnya dapat berupa: siswa takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa
jarang melakukan kerja sama dalam memecahkan masalah.
3. Kultur sekolah yang netral
Yaitu kultur yang tidak berfokus pada satu sisi namun dapat
memberikan konstribusi positif tehadap perkembangan peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini bisa berupa arisan keluarga sekolah, seragam guru,
seragam siswa dan lain-lain.
C. Hubungan Kebudayaan Sekolah dengan Masyarakat
14Djemari Mardapi, Pola Induk Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar SMU:
Pedoman Umum (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum, 2003), hal 28.
10
Dalam terminologi kebudayaan, pendidikan yang berwujud dalam
bentuk lembaga atau instansi sekolah dapat dianggap sebagai pranata sosial
yang di dalamnya berlangsung kegiatan tertentu yaitu interaksi antara pendidik
dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan,
norma juga kebiasaan yang di pegang bersama.
Pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya. Namun nilai-nilai yang
mana yang seharusnya dikembangkan atau dibudayakan dalam proses
pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam
mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai
keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan
mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini
karakteristik peran kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan
menjadi tiga yakni :15
1. Bernilai Strategis
Adalah kultur yang dapat berimbas dalam kehidupan sekolah
secara dinamis. Misalnya memberi peluang pada warga sekolah untuk
bekerja secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah merupakan milik
kolektif bukan milik perorangan, sehingga budaya sekolah dapat
dikembangkan dan dilakukan oleh semua warga sekolah.
2. Memiliki Daya Ungkit
Kultur yang memliki daya gerak akan mendorong semua warga
sekolah untuk berprestasi, sehingga kerja guru dan semangat belajar siswa
akan tumbuh bilamana dipacu dan di dorong, dengan dukungan budaya
yang memiliki daya ungkit yang tinggi. Misalnya kinerja sekolah dapat
meningkat jika disertai dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang
cukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga dengan siswa akan
meningkat semangat belajranya, bila mereka diberi penghargaan yang
memadai, pelayanan yang prima, serta didukung dengan sarana yang
memadai.
3. Berpeluang Sukses
15http://kikyuno.blogspot.com/2012/05/makalah-budaya-sekolah.html
11
Budaya yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki
daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa
keberhasilan dan rasa mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa
akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam
persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi
guru mereka semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat
pemahaman semakin luas, semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan
kesadaran, bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan keberhasilan
seseorang.
Dengan berpijak pada karakteristik diatas, maka di dapatkan peran
kultur sekolah adalah untuk memperbaiki kinerja sekolah, membangun
komitmen warga sekolah, serta membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi,
ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras dan tidak
mudah mengeluh dan suasana batin yang menyenangkan di antara warga
sekolah.
D. Pengaruh Kebudayaan Sekolah Terhadap Masyarakat
Sekolah yang berorentasi penuh kepada kehidupan masyarakat disebut
Community school atau sekolah masyarakat.Sekolah ini berorentasi pada
masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usaha manusia
melestarikan alam, memanfaatkan sumber-suber alam dan manusia, masalah
kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu senggang, komunikasi,
transport, dan sebagainya.Dalam kurikulum ini anak dididik agar turut serta
dalam kegiatan masyarakat. Pelajaran mengutamakan kerja kelompok.
Dengan sendirinya kurikulum itu fleksibel, berbeda dari sekolah ke
sekolah,dari tahun ke tahun dan tidak dapat ditentukan secara uniform.murid-
murid mempelajari lingkungan sosialnya untuk mengidentifikasi masalah-
maslah yang dapat dijadikan pokok bagi suatu unit pelajaran.Khususnya yang
memberi kesempatan kepada murid-murid untuk meningkatkan mutu
kehidupan dalam masyarakat sekitarnya.
12
Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat turut sertakan.
Tokoh-tokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia
perusahaan, pemerintah, agama, politik, dan sebagainya.diminta bekerja sama
dengan sekolah dalam peroyek perbaikan masyarakat.Untuk itu diperlukan
masyarakat yang turut bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan
pendidikan anak.Sekolah dan masyarakat dalam hal ini bekerja sama dalam
suatu aksi social.
Bayak kesulitan yang dihadapi bila kita ingin menjalan kan sekolah
seperti itu.Meminta waktu dan tenaga tokoh-tokoh masyarakat dalam suatu
proyekpelajaran sekolah akan bayank menemui rintangan.Demikian pula bila
anak ingin mengunjungi berbagai kantor, Pabrik, Perusahaandan
sebagainya.Kurikulum sekolah sepenuh nya di dasarkanatas maslah-maslah
masyarakat yang mendapat kencamanyang pedasdari golongan yang
menginginkan kurikulum akademis berdasarkan disiplin ilmu.Setelah
peluncuran sputnik kurikulum yang subject-contered berupa mata
pelajaranatau bidang setudi kembali mendapat peranan utama.
Sekarang mungkin jarang terdapat orang yang berpegang sepenuhnya
pada prinsip-prinsip community school. Akan tetapi walaupun kurikulum
bersifat subject-centered, perlu juga berorientasi pada anak dan
masyarakat.Tak mungkin kurikulum efektif tanpa memperhitungkan anak dan
tak ada kurikulum yang tidak mempersiapkan anak untuk masyarakat. Setiap
sekolah harus relevan dengan kebutuhan masyarakat karena sekolah didirikan
oleh masyarakat untuk mempersiapkan anak untuk masyarakat. Maka kerena
itu guru perlu mempelajari dan mengenal masyarakat sekitarnya.16
E. Sekolah dan Mobilitas Sosial
Pada zaman dahulu menurut S. Nasution, orang yang menyelesaikan
pelajarannya pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan
menjadi pegawai dan mendapat kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi
kalau ia lulus MULO, AMS atau Perguruan Tinggi maka makin besarlah
kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian
16 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 149
13
masuk golongan sosial menengah atas. Kini pendidikan SD bahkan SMA
menurutnya hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. S. Nasution
bependapat ijazah SMA ini tidak ada asrtinya mencari kedudukan yang tinggi
justru sekarang ini perguruan tinggi dianggap suatu syarat mobilitas sosial
bahkan bagi lulusan perguruan tinggi pun kini sudah bertambah sukar untuk
memperoleh kedudukan yang empuk.17
Asumsi bahwa tingginya tingkat pendidikan makin besar peluang bagi
golongan rendah dan menengah untuk mobilitas sosial. Asumsi ini menurut S.
Nasution tidak selalu benar pendidikan tidak akan menjadi alat mobilitas sosial
bagi golongan rendah dan menengah apabila tingkat pendidikannya hampai
sampai taraf menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai
SLTA masih menjadi pertanyaan apakah mobilitas sosial dengan sendirinya
akan meningkat.18
Di negara demokrasi adalah haram apabila ada pembedaan-pembedaan
berdasarkan golongan. Namun dalam kenyataannya menurut S. Nasution,
adanya pembedaan sosial itu tidak dapat disangkal. Ini dapat dilihat dari sikap
rakyat terhadap pembesar atau dari simbol-simbol status seperti mobil mewah
dan sebagainya.19
Seperti yang telah diketahui bahwasannya pendidikan tidak terlepas
dari masyarakat maka dari itu sekolah sendiri menurut S. Nasution tidak
mampu meniadakan batas-batas tingkatan sosial itu. Yang menjadi
pertanyaannya adalah apakah sekolah harus mempertimbangkan perbedaan itu
dalam kurikulumnya maksudnya memberikan pendidikan sesuai golongan-
golongannya?20
Diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya
mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak
selalu benar bila pendidikan itu hanya terbatas apada pendidikan tingkat
menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditinggatkan sampai SMTA masih
17[5] Prof. Dr. S. Nasution. M.A. “Sosiologi Pendidikan,” hal. 39.
18[6] Ibid, hal. 40-41
19[7] Ibid, hal 41
20[8] Ibid, hal. 42.
14
menjadi pertanyaan apakah mobilitas social dengan sendirinya akan
meningkat.mungkin sekali tidak terjadi perluasan mobilitas social.Seperti
dikemukakan diatas ijazah SMA tidak lagi memberi mobilitas yang lebih besar
kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapt memberikan
mobilitas itu walaupun bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin
berkurang jaminan ijazah untuk meningkat status social.
Pendidikan tinggi masih sangat selektif. Tidak semua orang tua
mampu membiayai studi anaknya di peguruan tinggi. Dengan mnggunakan
computer untuk menilai tes seleksi masuk menjadi obyektif artinya tidak lagi
dipengaruhi kedudukan orang tua atau orang yang memberikan rekomendasi.
Cara itu membuka kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak golongan
rendah dan menengah memasuki perguruan tinggi atas dasar prestasinya dalam
tes masuk itu. Biaya yang cukup banyak tentu selalu merupakan hambatan
bagi golongan rendah untuk menyekolahkan anaknya pada tingkat universitas.
Beasiswa dari pemerintah dan kesempatan untuk mengadakan pinjaman dari
bank untuk studi dapat memperluas kesempatan belajar bagi mereka yang
berbakat akan tetapi ekonomi lemah.
15
BAB III
PENUTUP
Stratifikasi sosial merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan
atau strata dalam heirarki secara vertical. Adapun pengertian kelas sosial
sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas
sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi
sosial. Menurut Barger Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi.
Namun lebih penting dalam stratifikasi social, mereka memiliki sikap, nilai-nilai
dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam
pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan kedudukan
sosialnya.
Adapun Hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial antara lain: 1.
Tingkat pendidikan dan tingkat golongan social, 2. Golongan sosial dan jenis
pendidikan, 3. Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan
Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma,
ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah yang dipegang
bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar
mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di
sekolah
Dalam kebudayaan sekolah ada beberapa unsur yang secara garis besar
yaitu: Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah, Kurikulum sekolah, Pribadi-
pribadi Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.
Sedangkan menurut Hedley Beare 1. Unsur yang tidak kasat mata, 2. Unsur yang
kasat mata
Pendidikan adalah suatu proses budaya. Sekolah menjadi tempat dalam
mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai
keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan
mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini karakteristik peran
kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni: 1.
Bernilai Strategis, 2. Memiliki Daya Ungkit. 3. Berpeluang Sukses
16
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta:Jakarta
Nasution.2004.Sosiologi Pendidikan.Bumi Aksara:Bandung
Abu Ahmadi.1991.Sosiologi Pendidikan.Rineka Cipta:jakarta
Mahfudh Salahuddin.Abd.Kadir.1991.Ilmu Sosial Dasar.Bina Ilmu:Surabaya
Bambang Marhiyanto.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre:Surabaya
17

More Related Content

What's hot

Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakatPastime.net
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMarch Cha
 
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan pjj_kemenkes
 
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Akang Juve
 
Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemukRatna Yunita
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikulturalannisaaa
 
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)tita_chubie
 
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanFungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanHarry Bagiada
 
Materi 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukMateri 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukdinnianggra
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)MY WORLD
 
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematika
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematikaIntegrasi nilai budaya pada pembelajaran matematika
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematikaRzky Agung
 
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalBab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalSilvester Nyawai
 

What's hot (20)

Pranata sosial
Pranata sosialPranata sosial
Pranata sosial
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakat
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasar
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
 
Manusia Dan Masyarakat
Manusia Dan MasyarakatManusia Dan Masyarakat
Manusia Dan Masyarakat
 
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
 
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
 
Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemuk
 
Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk
 
Konsep masyarakat
Konsep masyarakatKonsep masyarakat
Konsep masyarakat
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
 
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
 
1.manusia, masyarakat dan budaya
1.manusia,  masyarakat dan budaya1.manusia,  masyarakat dan budaya
1.manusia, masyarakat dan budaya
 
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanFungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
 
Materi 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukMateri 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemuk
 
Ade folder
Ade folderAde folder
Ade folder
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)
 
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematika
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematikaIntegrasi nilai budaya pada pembelajaran matematika
Integrasi nilai budaya pada pembelajaran matematika
 
i
ii
i
 
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalBab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Bab iv kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
 

Similar to SEKOLAH DAN MASYARAKAT

Landasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikanLandasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikanemri ardi
 
Landasan sosial budaya
Landasan sosial budayaLandasan sosial budaya
Landasan sosial budayaIrwan Syah
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikFirdaus Khalid
 
Lembaga sosial
Lembaga sosialLembaga sosial
Lembaga sosialRizky Aji
 
landasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxlandasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxMUHAMADSANGAJI
 
Makalah jadi bu al
Makalah jadi bu alMakalah jadi bu al
Makalah jadi bu alIman Tani
 
Kel iii landasan ilmiah pendidikan
Kel iii landasan ilmiah pendidikanKel iii landasan ilmiah pendidikan
Kel iii landasan ilmiah pendidikanikaguswari
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptxAhmadMuflihin2
 
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatUniversiti Brunei Darussalam
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikangalaxyfee
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarErvina Cranberry's
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Nurul Azzahra
 
makalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxmakalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxssuser2e21e9
 

Similar to SEKOLAH DAN MASYARAKAT (20)

Budaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikanBudaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikan
 
Sosbud epy
Sosbud epySosbud epy
Sosbud epy
 
Landasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikanLandasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikan
 
Landasan sosial budaya
Landasan sosial budayaLandasan sosial budaya
Landasan sosial budaya
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
 
Lembaga sosial
Lembaga sosialLembaga sosial
Lembaga sosial
 
landasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxlandasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptx
 
Makalah jadi bu al
Makalah jadi bu alMakalah jadi bu al
Makalah jadi bu al
 
Kel iii landasan ilmiah pendidikan
Kel iii landasan ilmiah pendidikanKel iii landasan ilmiah pendidikan
Kel iii landasan ilmiah pendidikan
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
 
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikan
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
 
Paper pendidikan
Paper pendidikanPaper pendidikan
Paper pendidikan
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Sosbud 1
Sosbud 1Sosbud 1
Sosbud 1
 
makalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxmakalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptx
 

More from Narendra

Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Narendra
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Narendra
 

More from Narendra (20)

Depan
DepanDepan
Depan
 
Best 1
Best 1Best 1
Best 1
 
Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1
 
Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1
 
Ijin+dll
Ijin+dllIjin+dll
Ijin+dll
 
Dp
DpDp
Dp
 
5
55
5
 
4
44
4
 
3
33
3
 
2
22
2
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

SEKOLAH DAN MASYARAKAT

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat. Hubungan antara individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial.1 Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Namaun pendidikan di Sekolah sering kurang relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum kebanyakan berpusat pada mata pelajaran yang tersusun secara logis dan sistematis yang tidak nyata hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang dipelajari nampaknya hanya perlu untuk kepentingan Sekolah untuk Ujian dan bukan untuk membantu anak agar hidup lebih efektif dalam masyarakatnya. Sekolah yang berorientasi penuh kepada kehidupan masyarakat disebut community school atau sekolah masyarakat. Sekolah ini berorientasi pada masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usaha manusia, masalah kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu tenggang kounikasi,transport,dan sebagainya. Dalam kurikulum ini anak dididik agar turut serta dalam kegiatan masyarakat. 1 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 60 1
  • 2. Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat di turut sertakan. Tokoh-tokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia perusahaan, pemerintahan, agama, politik,dan sebagainya diminta bekerja sama dengan sekolah dalam proyek perbaikan masyarakat. Untuk itu diperlukan masyarakat yang merasa turut bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan atas pendidikan anak. Sekolah dan masyarakat dalam hal ini bekerjasama dalam suatu aksi sosial. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman.2 Di samping itu pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat, melalui pendidikan dan interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas pendidikan sekolah harus benar-benar mendidik anak didiknya agar berguna bagi masyarakatnya, namun yang harus kita perhatikan disisni adalah : 1. Bagaimanakah hubungan sekolah dan masyarakat ? 2. Bagaimanakah Pendidikan sekolah dan mobilitas sosial ? 3. Bagaimanakah Pendidikan dan perubahan sosial ? Karena 3 hal di atas merupakan inti persoalan dari antara masyarakat dan pendidikan sekolah C. Tujuan penulisan 2 Bambang Marhhiyanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre Surabaya.hal.100 2
  • 3. Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen adalah untuk lebih memahami lagi tentang masyarakat dan pendidikan sekolah. BAB II 3
  • 4. PEMBAHASAN A. Pengertian Kebudayaan Sekolah Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia,kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia. Kebudayaan (cultuur dalam bahasa belanda), (culture dalam bahasa inggris), berasal dari bahasa latin “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini maka berkembanglah arti culture yang berarti “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam”. Sedangkan dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. 3 Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai perkembangan dari kata majemuk yaitu budi daya yang berarti daya dari budi, karena itu dibedakan antara pengertian budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa dan karsa tersebut, dimana pengertian dari cipta itu sendiri ialah merupakan tenaga-tenaga yang dapat mencipta kan sesuatu dan memecahkan persoalan-persoalan, dapat mencari jalan yang tepat untuk suatu kegiatan. Rasa meliputi tenaga-tenaga yang memberi sifat pada kegiatan-kegiatan berupa keharusan , kesenang-senangan, ketidak senangan dan lain-lain yang ada hubungan erat dengan jasmaniah seperti rasa sakit, rasa dingin dan sebagainya. Sedangkan karsa ialah meliputi tenaga-tenaga yang merupakan sumber dorongan (kekuatan) dari suatau kegiatan, termasuk didalamnya dorongan-dorongan nafsu atau keinginan-keinginan, hasrat-hasrat dan kemauan. Kebudayaan sendiri berarti keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan , kepercayaan , kesenangan, social, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain seperti kebiasaan-kebiasaan yang diadakan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.4 Dalam istilah “antropologi-budaya” 3 Abu Ahmadi.Sosiologi Pendidikan.1991.hal.58 4 Koentjaraningrat.Pengantar Ilmu Antropologi.2009.cet ix.hal.144 4
  • 5. perbedaan itu ditiadakan. Kata “budaya”disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang sama. Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia5 Unsur-unsur kebudayaan terbagi atas : 1. Cultural universal : misalnya mata pencarian, kesenian agama, ilmu pengetahuan, kekerabatan dan sebagainya. 2. Cultural activitis : kegiatan-kegiatan kebudayaan misalnya dari mata pencarian tadi trdapat pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, perdagangan, dan sebagainya. Dalam cultural universal kesnian trdapat misalnya seni sastra, lukis, tari, musik, drama, film, dan sebagainya. 3. Traits complexes, adalah bagian-bagian dari cultural activis tadi. Dari petanian terdapat irigasi, pengolahan sawah, masa panen dan sebagainya. 4. Traits, adalah bagian-bagian dari traits complexes tadi. Misalnya dari sistem pengolahan tanah, terdapat bajak, cangkul, sabit, dan sebagainya. 5. Items, adalah bagian-bagian dari traits kebudayaan. Dari bajak masih terdapat bagian-bagiannya, yakni mata bajak, tangkai bajak, kendali, dan sebagainya. Dari cangkul terdapat doran (tangkai cangkul), bajak, cangkulnya.6 Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan yang berbudaya.7 Masyarakat memiliki pengertian hubungan yang terjalin antar beberapa kelompok orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain masyarakat adalah wadah atau segenap hubungan social sekelompok orang yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok 5Ibid, hal. 150 6Abu Ahmadi.Sosiologi Pendidikan.1991.hal.62 7 Bambang Marhhiyanto.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre Surabaya.hal.392 5
  • 6. dantiap-tiap kelompok memiliki kelompok kecil atau sub kelompok, dengan demikian individu atau penduduk adalah bagian dari masyarakat. Jika diartikan lebih rinci masyarakat dapat dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Yang tinggal pada suatu daerah atau wilayah tertentu (ikatan geografis) 2. Hidup bersama dalam arti luas 3. Yang mengadakan hubungan atau interaksi satu sama lain yang teratus dan tetap 4. Sebagai akibat antar hubungan atau interaksi antar manusia 5. Mereka akan terikat satu sama lainya karena mereka memiliki kepentingan bersama 6. Memepunyai tujuan bersama, dan oleh karenanya mereka memiliki kepentingan bersama 7. Mengadakan ikatan/kesatuan atas dasar unsure-unsur sebelumnya 8. Atas dasar pengalaman mereka mempunyai perasaan solidaritas perasaan untuk membagi sesuatu secara bersama 9. Sadar akan ketergantungan (interpendensi) satu sama lainya 10. Berdasarkan system yang terbentuk mereka dengan sendirinya membentuk norma-normanya. 11. Atas dasar unsur-unsur di atas akhirnya membentuk kebudayaan bersama dari hubungan antar manusia.8 Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas. Namun mempunyai cirri-ciri yang khas. Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum. Akan tetapi disekolah itu sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin sekolah mempunyai kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan. Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi social lainya sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak . Sekolah merupakan suatu system sosial yang mempunyai organisasi yang 8Mahfudh Shahuddin,Abd.Kadir.Ilmu Sosial Dasar.1991.cet i.hal 59 6
  • 7. unik dan pola relasi diantara para anggotanya yang bersifat unik, hal ini dikarenakan tiap-tiap sekolah memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara- upacara, mars/hymne sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang lain yang memberikan corak khas kepada sekolah yang bersangkutan. Timbulnya sub-Kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-upacara.sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, terampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik control tertentu yang berlaku disekolah itu.9 Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan Kebudayaan Sekolah. Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai- nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah yang dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah10 Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas. Namun mempunyai cirri-ciri yang khas sebagai suatu “Subculture”.Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan arena itu harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum.Akan tetapi disekolah itu sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin sekolah mempunyai kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan. Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi social lainya sekolah merupakan salah satu institusi social yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak . Sekolah merupakan suatu 9S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65 10Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2003), hal. 149 7
  • 8. system social yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi diantara para anggotanya yang bersifat unik, hal ini dikarenakan tiap-tiap sekolah memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara-upacara, mars/hymne sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang lain yang memberikan corak khas kepada sekolah yang bersangkutan. Penelitian oleh Wilson(1959) pada beberapa sekolah menengah menunjukan bahwa ethos suatu sekolah memiliki pengaruh prestasi akademik dan aspirasi pada siswa mengenai pekerjaan. Timbulnya sub-Kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa.Dalam situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian,bahasa,kebiasaan kegiatan- kegiatan serta upacara-upacara.sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, terampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik control tertentu yang berlaku disekolah itu. Dalam melaksanakan kurikulum dan ekstra kurikulum berkembang sejumlah pola kelakuan yang khas bagi sekolah yang berbeda dengan yang terdapat pada kelompok-kelompok lain dalam masyarakat.Tiap kebudayaan mengandung bentuk kelakuan yang yang diharapkan dari anggotanya.Di sekolah diharapkan bentuk kelakuan tertentu dari semua murid dan guru.Itulah yang menjadi norma bagi setiap muriddan guru.Norma ini nyata dalam kelakuan murid dan guru, dalam peraturan-peraturan sekolah, dalam tindakan dan hukuman terhadap pelnggaran, juga dlam berbagai kegiatan seperti upacara-upacara. Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di sekolah seta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan Kebudayaan Sekolah. Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur- unsur penting yaitu: 1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah(gedung sekolah dan perlengkapan lainnya). 8
  • 9. 2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan. 3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru- guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist. 4. Nilai-nilai norma , system peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.11 B. Unsur-Unsur Budaya Sekolah Bentuk budaya muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan menarik, karena pandangan sikap, perilaku yang hidup dan berkembang dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas dari warga sekolah. Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur-unsur penting yaitu:12 1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah dan perlengkapan lainnya). 2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan. 3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru- guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist. 4. Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah Hedley Beare mendeskripsikan unsur-unsur budaya sekolah dalam dua kategori:13 1. Unsur yang tidak kasat mata Unsur yang tidak kasat mata adalah filsafat atau pandangan dasar sekolah mengenai kenyataan yang luas, makna hidup atau yang di anggap penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Dan itu harus dinyatakan secara konseptual dalam rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang lebih kongkrit yang akan di capai oleh sekolah. 2. Unsur yang kasat mata dapat termenifestasi secara konseptual meliputi : a. Visi,misi, tujuan dan sasaran, b. Kurikulum, 11 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 64 12 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65 13 http://blog.umy.ac.id/wiwinsundari/2014/06/05/budaya-sekolah-school-culture/ 9
  • 10. c. Bahasa komunikasi, d. Narasi sekolah, dan narasi tokoh-tokoh, e. Struktur organisasi f. Ritual, dan upacara, g. Prosedur belajar mengajar, h. Peraturan sistem ganjaran/ hukuman, i. Layanan psikologi sosial, j. Pola interaksi sekolah dengan orang tua, masyarakat dan yang meteriil dapat berupa : fasilitas dan peralatan, artifiak dan tanda kenangan serta pakaian seragam. Unsur-unsur budaya sekolah jika ditinjau dari usaha peningkatan kualitas pendidikan sebagai berikut :14 1. Kultur sekolah yang positif Kultur sekolah yang positif adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan, misalnya kerjasama dalam mencapai prestasi, penghargaan terhadap prestasi, dan komitmen terhadap belajar. 2. Kultur sekolah yang negative Kultur sekolah yang negatif adalah kultur yang kontra terhadap peningkatan mutu pendidikan. Artinya resisten terhadap perubahan, misalnya dapat berupa: siswa takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa jarang melakukan kerja sama dalam memecahkan masalah. 3. Kultur sekolah yang netral Yaitu kultur yang tidak berfokus pada satu sisi namun dapat memberikan konstribusi positif tehadap perkembangan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini bisa berupa arisan keluarga sekolah, seragam guru, seragam siswa dan lain-lain. C. Hubungan Kebudayaan Sekolah dengan Masyarakat 14Djemari Mardapi, Pola Induk Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar SMU: Pedoman Umum (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum, 2003), hal 28. 10
  • 11. Dalam terminologi kebudayaan, pendidikan yang berwujud dalam bentuk lembaga atau instansi sekolah dapat dianggap sebagai pranata sosial yang di dalamnya berlangsung kegiatan tertentu yaitu interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan, norma juga kebiasaan yang di pegang bersama. Pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya. Namun nilai-nilai yang mana yang seharusnya dikembangkan atau dibudayakan dalam proses pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini karakteristik peran kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni :15 1. Bernilai Strategis Adalah kultur yang dapat berimbas dalam kehidupan sekolah secara dinamis. Misalnya memberi peluang pada warga sekolah untuk bekerja secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah merupakan milik kolektif bukan milik perorangan, sehingga budaya sekolah dapat dikembangkan dan dilakukan oleh semua warga sekolah. 2. Memiliki Daya Ungkit Kultur yang memliki daya gerak akan mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi, sehingga kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh bilamana dipacu dan di dorong, dengan dukungan budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi. Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang cukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga dengan siswa akan meningkat semangat belajranya, bila mereka diberi penghargaan yang memadai, pelayanan yang prima, serta didukung dengan sarana yang memadai. 3. Berpeluang Sukses 15http://kikyuno.blogspot.com/2012/05/makalah-budaya-sekolah.html 11
  • 12. Budaya yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa keberhasilan dan rasa mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan keberhasilan seseorang. Dengan berpijak pada karakteristik diatas, maka di dapatkan peran kultur sekolah adalah untuk memperbaiki kinerja sekolah, membangun komitmen warga sekolah, serta membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras dan tidak mudah mengeluh dan suasana batin yang menyenangkan di antara warga sekolah. D. Pengaruh Kebudayaan Sekolah Terhadap Masyarakat Sekolah yang berorentasi penuh kepada kehidupan masyarakat disebut Community school atau sekolah masyarakat.Sekolah ini berorentasi pada masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usaha manusia melestarikan alam, memanfaatkan sumber-suber alam dan manusia, masalah kesehatan, kewarganegaraan, penggunaan waktu senggang, komunikasi, transport, dan sebagainya.Dalam kurikulum ini anak dididik agar turut serta dalam kegiatan masyarakat. Pelajaran mengutamakan kerja kelompok. Dengan sendirinya kurikulum itu fleksibel, berbeda dari sekolah ke sekolah,dari tahun ke tahun dan tidak dapat ditentukan secara uniform.murid- murid mempelajari lingkungan sosialnya untuk mengidentifikasi masalah- maslah yang dapat dijadikan pokok bagi suatu unit pelajaran.Khususnya yang memberi kesempatan kepada murid-murid untuk meningkatkan mutu kehidupan dalam masyarakat sekitarnya. 12
  • 13. Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat turut sertakan. Tokoh-tokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia perusahaan, pemerintah, agama, politik, dan sebagainya.diminta bekerja sama dengan sekolah dalam peroyek perbaikan masyarakat.Untuk itu diperlukan masyarakat yang turut bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan pendidikan anak.Sekolah dan masyarakat dalam hal ini bekerja sama dalam suatu aksi social. Bayak kesulitan yang dihadapi bila kita ingin menjalan kan sekolah seperti itu.Meminta waktu dan tenaga tokoh-tokoh masyarakat dalam suatu proyekpelajaran sekolah akan bayank menemui rintangan.Demikian pula bila anak ingin mengunjungi berbagai kantor, Pabrik, Perusahaandan sebagainya.Kurikulum sekolah sepenuh nya di dasarkanatas maslah-maslah masyarakat yang mendapat kencamanyang pedasdari golongan yang menginginkan kurikulum akademis berdasarkan disiplin ilmu.Setelah peluncuran sputnik kurikulum yang subject-contered berupa mata pelajaranatau bidang setudi kembali mendapat peranan utama. Sekarang mungkin jarang terdapat orang yang berpegang sepenuhnya pada prinsip-prinsip community school. Akan tetapi walaupun kurikulum bersifat subject-centered, perlu juga berorientasi pada anak dan masyarakat.Tak mungkin kurikulum efektif tanpa memperhitungkan anak dan tak ada kurikulum yang tidak mempersiapkan anak untuk masyarakat. Setiap sekolah harus relevan dengan kebutuhan masyarakat karena sekolah didirikan oleh masyarakat untuk mempersiapkan anak untuk masyarakat. Maka kerena itu guru perlu mempelajari dan mengenal masyarakat sekitarnya.16 E. Sekolah dan Mobilitas Sosial Pada zaman dahulu menurut S. Nasution, orang yang menyelesaikan pelajarannya pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi kalau ia lulus MULO, AMS atau Perguruan Tinggi maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian 16 Nasution.Sosiologi Pendidikan.2004.Ed 2.Cet 3.hal 149 13
  • 14. masuk golongan sosial menengah atas. Kini pendidikan SD bahkan SMA menurutnya hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. S. Nasution bependapat ijazah SMA ini tidak ada asrtinya mencari kedudukan yang tinggi justru sekarang ini perguruan tinggi dianggap suatu syarat mobilitas sosial bahkan bagi lulusan perguruan tinggi pun kini sudah bertambah sukar untuk memperoleh kedudukan yang empuk.17 Asumsi bahwa tingginya tingkat pendidikan makin besar peluang bagi golongan rendah dan menengah untuk mobilitas sosial. Asumsi ini menurut S. Nasution tidak selalu benar pendidikan tidak akan menjadi alat mobilitas sosial bagi golongan rendah dan menengah apabila tingkat pendidikannya hampai sampai taraf menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai SLTA masih menjadi pertanyaan apakah mobilitas sosial dengan sendirinya akan meningkat.18 Di negara demokrasi adalah haram apabila ada pembedaan-pembedaan berdasarkan golongan. Namun dalam kenyataannya menurut S. Nasution, adanya pembedaan sosial itu tidak dapat disangkal. Ini dapat dilihat dari sikap rakyat terhadap pembesar atau dari simbol-simbol status seperti mobil mewah dan sebagainya.19 Seperti yang telah diketahui bahwasannya pendidikan tidak terlepas dari masyarakat maka dari itu sekolah sendiri menurut S. Nasution tidak mampu meniadakan batas-batas tingkatan sosial itu. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah sekolah harus mempertimbangkan perbedaan itu dalam kurikulumnya maksudnya memberikan pendidikan sesuai golongan- golongannya?20 Diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak selalu benar bila pendidikan itu hanya terbatas apada pendidikan tingkat menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditinggatkan sampai SMTA masih 17[5] Prof. Dr. S. Nasution. M.A. “Sosiologi Pendidikan,” hal. 39. 18[6] Ibid, hal. 40-41 19[7] Ibid, hal 41 20[8] Ibid, hal. 42. 14
  • 15. menjadi pertanyaan apakah mobilitas social dengan sendirinya akan meningkat.mungkin sekali tidak terjadi perluasan mobilitas social.Seperti dikemukakan diatas ijazah SMA tidak lagi memberi mobilitas yang lebih besar kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapt memberikan mobilitas itu walaupun bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin berkurang jaminan ijazah untuk meningkat status social. Pendidikan tinggi masih sangat selektif. Tidak semua orang tua mampu membiayai studi anaknya di peguruan tinggi. Dengan mnggunakan computer untuk menilai tes seleksi masuk menjadi obyektif artinya tidak lagi dipengaruhi kedudukan orang tua atau orang yang memberikan rekomendasi. Cara itu membuka kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah memasuki perguruan tinggi atas dasar prestasinya dalam tes masuk itu. Biaya yang cukup banyak tentu selalu merupakan hambatan bagi golongan rendah untuk menyekolahkan anaknya pada tingkat universitas. Beasiswa dari pemerintah dan kesempatan untuk mengadakan pinjaman dari bank untuk studi dapat memperluas kesempatan belajar bagi mereka yang berbakat akan tetapi ekonomi lemah. 15
  • 16. BAB III PENUTUP Stratifikasi sosial merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Menurut Barger Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Namun lebih penting dalam stratifikasi social, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan kedudukan sosialnya. Adapun Hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial antara lain: 1. Tingkat pendidikan dan tingkat golongan social, 2. Golongan sosial dan jenis pendidikan, 3. Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah yang dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah Dalam kebudayaan sekolah ada beberapa unsur yang secara garis besar yaitu: Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah, Kurikulum sekolah, Pribadi- pribadi Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah. Sedangkan menurut Hedley Beare 1. Unsur yang tidak kasat mata, 2. Unsur yang kasat mata Pendidikan adalah suatu proses budaya. Sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini karakteristik peran kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni: 1. Bernilai Strategis, 2. Memiliki Daya Ungkit. 3. Berpeluang Sukses 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta:Jakarta Nasution.2004.Sosiologi Pendidikan.Bumi Aksara:Bandung Abu Ahmadi.1991.Sosiologi Pendidikan.Rineka Cipta:jakarta Mahfudh Salahuddin.Abd.Kadir.1991.Ilmu Sosial Dasar.Bina Ilmu:Surabaya Bambang Marhiyanto.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Media Centre:Surabaya 17