SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
RAFIKA RATU ERNANDA POHAN
Sejarah
O’Neill meneliti microfilaria parasit ini di
dalam kulit seorang penderita di Afrika Barat
pada tahun 1875.
Kemudian seorang dokter Jerman
menemukan cacing dalam benjolan kulit dari
orang Negro di Ghana, Afrika Barat, lalu
dinamakan sebagai Filaria volvulus oleh
Leuckard pada 1893.
Tahun 1915 Robles menemukan cacing
Onchocerca caecutiens, tetapi kemudian
dinamakan cacing Onchocerca volvulus.
Distribusi Geografik
Parasit ini banyak ditemukan
pada penduduk Afrika dan Di
Amerika Tengah. terbatas di
dataran tinggi sepanjang
sungai tempat perindukan lalat
Simulium. Di Amerika selatan
terdapat di dataran tinggi
Guatemala, Mexico dan bagian
timur Venezuela.
Hospes dan Nama Penyakit
 Parasit ini ditemukan pada manusia.
Penyakitnya disebut Onkoserkosis, river
blindness, blinding filariasis.
Morfologi
 Cacing betina berukuran 33,5 – 50
cm x 270 – 400 mikron.
 Cacing jantan 19 – 42 cm x 130 –
210 mikron.
 Bentuknya seperti kawat
berwarna putih
 Opaselen dan transparan.
 Microfilaria mempunyai dua
macam ukuran. Yaitu 265 – 368 x 6
– 9 mikron dan 150 – 287 x 5 – 7
mikron.
 Bagian kepala dan ujung ekor
tidak ada inti dan tidak
mempunyai sarung.
Onchocerca volvulus
Daur Hidup
Daur Hidup
 Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu
dengan lainnya seperti benang kusut dalam benjolan
(tumor).
 Cacing betina yang gravid mengeluarkan microfilaria di
dalam jaringan subkutan.
 Kemudian microfilaria meninggalkan jaringan subkutan
mencari jalan ke kulit.
 Bila lalat simulium menusuk kulit dan menghisap darah
manusia maka microfilaria akan terisap oleh lalat. Kemudian
microfilaria menembus lambung lalat, masuk kedalam otot
toraks. Setelah 6 – 8 hari, berganti kulit 2 kali dan menjadi
larva infektif. Larva infektif masuk kedalam probosis lalat
dan dikeluarkan bila lalat menghisap darah manusia.
 Larva masuk lagi kedalam jaringan ikat menjadi dewasa
Epidemiologi
Tempat perindukan vector (Simulium)
terdapat di daerah pegunungan yang
mempunyai air sungai yang deras.
Patologi dan Gejala Klinis
Ada 2 tipe onkosersiasis
 Tipe forest dimana kelainan kulit lebih
dominan.
 Tipe savanna dimana kelainan mata yang
dominan.
Patologi dan Gejala Klinis
Manifestasi onkosersiasis terutama
berupa kelainan pada :
 Kulit
 Sistem limfatik
 Mata
Patologi dan Gejala Klinis
Ada dua macam proses patologi yang
ditimbulkan oleh parasit ini.
 Pertama oleh cacing dewasa yang hidup
dalam jaringan ikat yang merangsang
pembentukan serat-serat yang mengelilingi
cacing dalam jaringan
 Kedua oleh microfilaria yang dikeluarkan
oleh cacing betina dan ketika microfilaria
beredar dalam jarinagn menuju kulit
Patologi dan Gejala Klinis
Ada beberapa anggapan tentang
patologi kelainan mata, yaitu :
 Reaksi mekanik atau reaksi secret yang
dikeluarkan oleh microfilaria hidup.
 Toksin yang dihasilkan oleh microfilaria
mati.
 Toksin dari cacing dewasa.
 Penderita supersensitive terhadap parasit.
Diagnosis
 Klinis : Adanya nodul subkutan, hanging
groin, kelainan kulit seperti kulit macan
tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan
pada mata berupa keratitis, limbitis, uveitis
dan adanya microfilaria di dalam kornea.
 Parasitologik : Menemukan microfilaria
atau cacing dewasa dalam benjolan
subkutan.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan
microfilaria pada biopsy kulit yakni
menyayat kulit (skin-snip) dengan pisau
tajam atau pisau silet kira-kira 2 – 5 mm
bujur sangkar. Sayatan kulit dijepit dengan
dua buah kaca objek kemudian dipulas
dengan Giemsa. Untuk menemukan cacing
dewasa dapat dilakukan dengan
mengeluarkan benjolan (tumor),
microfilaria dapat ditemukan juga dalam
benjolan. Tes serologi sekarang sedang
digalakkan untuk menunjang diagnosis
onkoserkosis.
Diagnosis
 Ultrasonografi nodul : Untuk menentukan
beratnya infeksi (worm burden).
 Pelacak DNA : Menggunakan teknik
multiplikasi DNA (Polymerase Chain
Reaction/PCR) dengan pelacak ONCHO –
150 yang spesies spesifik.
 Mazotti test : Dengan memberikan 50 mg
DEC, kemudian diobservasi selama 1 – 24
jam untuk mengetahui adanya reaksi
berupa gatak, erupsi kulit, limfadenopati,
dan demam
Pengobatan
 Invermectin (Mectizan) mempunyai efek
yang kuat dalam membunuh microfilaria
tapi tidak terhadap cacing dewasa.
 Suramin merupakan satu-satunya obat
yang dapat membunuh cacing dewasa
Onchocerca volvulus.
Pencegahan dan Prognosis
 Pencegahan dilakukan dengan
menghindari gigitan lalat Similium atai
memakai pakaian tebal yang menutupi
seluruh tubuh.
Prognosis baik bila tidak terjadi kerusakan
mata.
Thank You

More Related Content

What's hot

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurWarnet Raha
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
AmoebaFa Fa
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSPraktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSSyscha Lumempouw
 
Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoariski albughari
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoBrenda Panjaitan
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimeRiskymessyana99
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermaniTitis Utami
 

What's hot (20)

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Miasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk HidupMiasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk Hidup
 
Brugia malayi
Brugia malayiBrugia malayi
Brugia malayi
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDSPraktikum parasitologi blok HIV/AIDS
Praktikum parasitologi blok HIV/AIDS
 
Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoa
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermato
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermani
 

Similar to Onchocerca volvulus (20)

Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Scabies
ScabiesScabies
Scabies
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Ppt loa loa (cacing mata)
Ppt loa loa (cacing mata)Ppt loa loa (cacing mata)
Ppt loa loa (cacing mata)
 
Referat kulit
Referat kulitReferat kulit
Referat kulit
 
Askep elephantiasis
Askep elephantiasisAskep elephantiasis
Askep elephantiasis
 
Jaringan 1 converted
Jaringan 1 convertedJaringan 1 converted
Jaringan 1 converted
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf
Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdfMateri Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf
Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Filariasis limfatik
Filariasis limfatikFilariasis limfatik
Filariasis limfatik
 
Heldi.docx
Heldi.docxHeldi.docx
Heldi.docx
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 

More from Rafika Ratu Ernanda Pohan (6)

Hati
HatiHati
Hati
 
Tanda Bahan Kimia Berbahaya
Tanda Bahan Kimia BerbahayaTanda Bahan Kimia Berbahaya
Tanda Bahan Kimia Berbahaya
 
Kerukunan Antara Umat Beragama
Kerukunan Antara Umat BeragamaKerukunan Antara Umat Beragama
Kerukunan Antara Umat Beragama
 
ACNE
ACNEACNE
ACNE
 
Lisosom
LisosomLisosom
Lisosom
 
GAS BERACUN
GAS BERACUNGAS BERACUN
GAS BERACUN
 

Recently uploaded

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Onchocerca volvulus

  • 2. Sejarah O’Neill meneliti microfilaria parasit ini di dalam kulit seorang penderita di Afrika Barat pada tahun 1875. Kemudian seorang dokter Jerman menemukan cacing dalam benjolan kulit dari orang Negro di Ghana, Afrika Barat, lalu dinamakan sebagai Filaria volvulus oleh Leuckard pada 1893. Tahun 1915 Robles menemukan cacing Onchocerca caecutiens, tetapi kemudian dinamakan cacing Onchocerca volvulus.
  • 3. Distribusi Geografik Parasit ini banyak ditemukan pada penduduk Afrika dan Di Amerika Tengah. terbatas di dataran tinggi sepanjang sungai tempat perindukan lalat Simulium. Di Amerika selatan terdapat di dataran tinggi Guatemala, Mexico dan bagian timur Venezuela.
  • 4. Hospes dan Nama Penyakit  Parasit ini ditemukan pada manusia. Penyakitnya disebut Onkoserkosis, river blindness, blinding filariasis.
  • 5. Morfologi  Cacing betina berukuran 33,5 – 50 cm x 270 – 400 mikron.  Cacing jantan 19 – 42 cm x 130 – 210 mikron.  Bentuknya seperti kawat berwarna putih  Opaselen dan transparan.  Microfilaria mempunyai dua macam ukuran. Yaitu 265 – 368 x 6 – 9 mikron dan 150 – 287 x 5 – 7 mikron.  Bagian kepala dan ujung ekor tidak ada inti dan tidak mempunyai sarung.
  • 8. Daur Hidup  Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu dengan lainnya seperti benang kusut dalam benjolan (tumor).  Cacing betina yang gravid mengeluarkan microfilaria di dalam jaringan subkutan.  Kemudian microfilaria meninggalkan jaringan subkutan mencari jalan ke kulit.  Bila lalat simulium menusuk kulit dan menghisap darah manusia maka microfilaria akan terisap oleh lalat. Kemudian microfilaria menembus lambung lalat, masuk kedalam otot toraks. Setelah 6 – 8 hari, berganti kulit 2 kali dan menjadi larva infektif. Larva infektif masuk kedalam probosis lalat dan dikeluarkan bila lalat menghisap darah manusia.  Larva masuk lagi kedalam jaringan ikat menjadi dewasa
  • 9. Epidemiologi Tempat perindukan vector (Simulium) terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai air sungai yang deras.
  • 10. Patologi dan Gejala Klinis Ada 2 tipe onkosersiasis  Tipe forest dimana kelainan kulit lebih dominan.  Tipe savanna dimana kelainan mata yang dominan.
  • 11. Patologi dan Gejala Klinis Manifestasi onkosersiasis terutama berupa kelainan pada :  Kulit  Sistem limfatik  Mata
  • 12. Patologi dan Gejala Klinis Ada dua macam proses patologi yang ditimbulkan oleh parasit ini.  Pertama oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat-serat yang mengelilingi cacing dalam jaringan  Kedua oleh microfilaria yang dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika microfilaria beredar dalam jarinagn menuju kulit
  • 13. Patologi dan Gejala Klinis Ada beberapa anggapan tentang patologi kelainan mata, yaitu :  Reaksi mekanik atau reaksi secret yang dikeluarkan oleh microfilaria hidup.  Toksin yang dihasilkan oleh microfilaria mati.  Toksin dari cacing dewasa.  Penderita supersensitive terhadap parasit.
  • 14. Diagnosis  Klinis : Adanya nodul subkutan, hanging groin, kelainan kulit seperti kulit macan tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan pada mata berupa keratitis, limbitis, uveitis dan adanya microfilaria di dalam kornea.  Parasitologik : Menemukan microfilaria atau cacing dewasa dalam benjolan subkutan.
  • 15. Diagnosis Diagnosis dibuat dengan menemukan microfilaria pada biopsy kulit yakni menyayat kulit (skin-snip) dengan pisau tajam atau pisau silet kira-kira 2 – 5 mm bujur sangkar. Sayatan kulit dijepit dengan dua buah kaca objek kemudian dipulas dengan Giemsa. Untuk menemukan cacing dewasa dapat dilakukan dengan mengeluarkan benjolan (tumor), microfilaria dapat ditemukan juga dalam benjolan. Tes serologi sekarang sedang digalakkan untuk menunjang diagnosis onkoserkosis.
  • 16. Diagnosis  Ultrasonografi nodul : Untuk menentukan beratnya infeksi (worm burden).  Pelacak DNA : Menggunakan teknik multiplikasi DNA (Polymerase Chain Reaction/PCR) dengan pelacak ONCHO – 150 yang spesies spesifik.  Mazotti test : Dengan memberikan 50 mg DEC, kemudian diobservasi selama 1 – 24 jam untuk mengetahui adanya reaksi berupa gatak, erupsi kulit, limfadenopati, dan demam
  • 17. Pengobatan  Invermectin (Mectizan) mempunyai efek yang kuat dalam membunuh microfilaria tapi tidak terhadap cacing dewasa.  Suramin merupakan satu-satunya obat yang dapat membunuh cacing dewasa Onchocerca volvulus.
  • 18. Pencegahan dan Prognosis  Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan lalat Similium atai memakai pakaian tebal yang menutupi seluruh tubuh. Prognosis baik bila tidak terjadi kerusakan mata.