4. HOSPES & PENYAKIT
Hospes definitif : Manusia, anjing, kucing, kera,
lutung
Hospes perantara/vektor : Nyamuk
(Anophels, Aedes, Mansonia)
Penyakit : Brugiasis malayi, filariasis malayi,
kaki gajah tipe malayi.
nematoda jaringan
5. MORFOLOGI
Cacing dewasa : bentuk halus seperti benang berwarna putih susu
Cacing jantan : 22 x 0,09 mm
ekor melengkung ke ventral,
mempunyai 2 spikulum
Cacing betina : 55 x 0,16 mm
ekor lurus
Mikrofilaria : - (200 – 260) x 8 µm
- mempunyai selubung
- cephalic space, panjang : lebar = 2 : 1
- inti padat sampai ke ujung ekor
- ekor mempunyai 2 inti tambahan
Periodisitas mikrofilaria : - Periodik nokturna
- Subperiodik nokturna
- Nonperiodik
nematoda jaringan
7. SIKLUS HIDUP DALAM HOSPES
CACING
MELEPASKAN
MICROFILARIA
LARVA MENUJU
KAKI, SCROTUM,
LABIA MAYORA
DAN TANGAN
MICROFILARIA
DIHISAP
NYAMUK
BERKEMBANG
DI TUBUH
NYAMUK
LARVA
TINGGAL DI
KELENJAR
LIMFE
DILEPASKAN KE
DALAM
PEMBULUH
DARAH MANUSIA
8. Gejala Klinis
• Stadium akut ditandai dengan serangan
demam dan gejala peradangan saluran dan
kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali
• Limfadenitis biasanya berlangsung 2-5 hari
dan dapat sembuh dengan sendirinya
9. • Kadang perandangan limfe ini dapat menjalar ke
bawah Peradangan pada saluran limfe ini dapat
terlihat sebagai garis merah yang menjalar ke
bawah dan peradangan ini dapat pula menjalar ke
jaringan sekitarnya, menimbulkan infiltrasi pada
seluruh paha atas
• Limfadenitis biasanya berkembang menjadi bisul,
pecah menjadi ulkus dan dapat berlangsung
beberapa minggu sampai tiga bulan lamanya
10. • Pada filariasis brugia, sistem limfe alat kelamin
tidak pernah terkena, lambat laun
pembengkakan tungkai tidak menghilang pada
saat gejala peradangan sudah sembuh,
akhirnya timbullah elefantiasis
• elefantiasis hanaya mengenai tungkai bawah,
di bawah lutut, atau kadang-kadang lengan
bawah di bawah siku
11. Diagnosis
• Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan
dibuktikan dengan menemukan mikrofilaria di
dalam darah tepi
12. Preventif
• Tindakan pencegahan brugiasis sesuai dengan
upaya pencegahan pada filariasis bancrofti,
yaitu pengobatan penderita, pengobatan
masal penduduk didaerah endemik,
pencegahan pada pendatang dan
pemberantasan vektor penular filariasis
malayi.
13. Curatif
• Hingga sekarang DEC masih merupakan obat pilihan. Dosis yang
dipakai di beberapa negara Asia berbeda-beda. Di Indonesia dosis
yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.
Efek samping DEC pada pengobatan filariasis brugia jauh lebih
berat, bila dibandingkan dengan yang terdapat pada pengobatan
filariasis bankrofti. Untuk pengobatan masal pemberian dosis
standard dan dosis tunggal tidak dianjurkan. Yang dianjurkan adalah
pemberian dosis rendah jangka panjang (100 mg/minggu selama 40
minggu) atau garam DEC 0,2 – 0,4 % selama 9 – 12 bulan.
Pengobatan dengan iver mektin sama dengan pada filariasis
bankrofti. Untuk mendapatkan hasil penyembuhan yang sempurna,
pengobatan ini perlu diulang beberapa kali. Stadium mikrofilaremia,
gejala peradangan dan limfedema dapat disembuhkan dengan
pengobatan DEC. Kadang elefantiasis dini dan beberapa kasus
elefantiasis lanjut dapat diobati dengan DEC