Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia, yaitu: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen tersebut menjelaskan morfologi, siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pengobatan dari masing-masing jenis nematoda tersebut.
2. PENYAKIT KAKI GAJAH
Penyakit kaki gajah masih ada di Indonesia, terutama di
daerah Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan
Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut data Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, tercatat hampir 13.000 kasus
kaki gajah di Indonesia.
3. LANJUTAN
Penyebab dan Penularan Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh infeksi
cacing jenis filaria pada pembuluh getah bening. Cacing ini
dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk.
Walaupun menyerang pembuluh getah bening, cacing filaria
juga beredar di pembuluh darah penderita kaki gajah. Jika
penderita kaki gajah digigit oleh nyamuk, cacing filaria dapat
terbawa bersama darah dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
4. 1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Onchocerca volvulus
5. Loa loa
NEMATODA JARINGAN
5. Wucehereia bancrofti
Hospes : Manusia
Morfologi :
1. Bentuk halus seperti rambut
2. Cacing jantan : 40 x 0,1 mm
3. Cacing betina : 65 – 100 mm x 0,25 mm
4. Larva cacing : mikrofilaria
6. MORFOLOGI
1. Habitat dalam saluran limfe dan kelenjar limfe
2. Bentuk halus seperti benang putih susu
3. Cacing betina vivipar
4. Cacing yang menyerang saluran limfe dan kelenjar limfe
adalah bentuk mikrofilaria
7. DAUR HIDUP
1. Ditularkan oleh nyamuk :
Culex sp (air limbah),
Anopheles sp, Aedes sp (air
bersih).
2. Cacing betina
Mikrofilaria (darah) terisap
nyamuk mikrofilaria ditubuh
nyamuk menggigit manusia
masuk sistim limfatik cacing
dewasa (5-10 tahun)
10. BRUGIA TIMORI DAN BRUGIA
MALAYI
• Hospes
- Brugia malayi
1. Manusia
2. Binatang : kucing, kera
- Brugia timori : Manusia
• Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori (filariasis
brugia)
11. MORFOLOGI
1. Brugia malayi
a. Cacing betina : 55 x 0,1 mm
b. Cacing betina : 23 x 0,09 mm
c. Mikrofilaria : periodik nokturna, subperiodik nokturna
(menjelang malam hari)
2. Brugia timori
a. Cacing betina : 21 – 39 x 0,1 mm
b. Cacing jantan : 13 – 23 x 0,08 mm
13. Cacing Filariarsis
◻ Mempunyai 200 spesies
◻ hanya beberapa yg terdapat pada manusia.
◻ Spesies yang paling sering mensinfeksi :
1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
14. Filariarsis
◻ penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk.
◻ 3 spesies cacing penyebab Filariasis yaitu:
□ Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori
◻ Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia,
◻ > 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh
Brugia malayi.
15. ◻ Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah
bening sehingga menyebabkan kerusakan pada
sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala
akut dan kronis.
◻ Gejala akut:
□ peradangan kelenjar dan
□ pembesaran skrotum/vagina yang
pembengkakan(edema)nya bersifat permanen,tapi
dapat pula di daerah lain
16. ◻ Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran
limfe terutama di daerah yang sama dengan
terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala
seperti kaki gajah (elephantiasis), dan
hidrokel(penumpukan cairan pada alat vital.
17. PENGOBATAN
Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan
untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari
komplikasi filariasis. Untuk mengurangi jumlah parasit dalam
tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing,
seperti ivermectin, albendazole, atau diethylcarbamazine.
18. LANJUTAN
Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan
kaki, ukurannya tidak dapat kembali seperti semula.
• Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih
tinggi, saat duduk atau berbaring.
• Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
• Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan
sabun setiap hari.
• Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan
antiseptik.
• Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga
kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.
19. LANJUTAN
1. Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau
jika terdapat pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien
dapat menjalani operasi untuk mengecilkan pembengkakan
tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat
sebagian kelenjar dan pembuluh limfa yang mengalami
infeksi.
2. Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat
filariasis tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu,
langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting
untuk dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko
terkena penyakit ini.
20. PENCEGAHAN
1. Mengenakan baju dan celana panjang
2. Mengoleskan losion antinyamuk
3. Tidur dalam kelambu
4. Membersihkan genangan air di sekitar rumah
5. Penyebaran kaki gajah juga dapat dihentikan dengan cara
mengikuti program pemerintah untuk memberantas kaki
gajah, yaitu pemberian obat pencegahan massal (POPM)
21. Loa loa
◻ menginfeksi mata manusia
◻ awalnya ditemukan di Afrika dan sekarang telah
mencapai Asia. Lalat bakau diyakini sebagai
pembawa cacing ini
◻ Beberapa kasus di temukan di india
22. LANJUTAN
• Loa Loa atau yang biasanya disebut juga cacing mata
merupakan parasit yang menyebabkan terjadinya loiasis.
Parasit ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan lalat
rusa yang telah terinfeksi oleh cacing. Lalat rusa ini
terinfeksi cacing loa loa saat mereka menghisap darah
manusia yang telah terinfeksi oleh cacing. Kebanyakan
cacing ini dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Infeksi
cacing ini tidak dapat ditularkan antar manusia (manusia ke
manusia).
23. LANJUTAN
• Hospes : Manusia
• Penyakit : loaiasis
• Penyebaran : daerah khatulistiwa berhutan
24. MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
1. Cacing dewasa hidup di dalam jaringan subkutan
2. Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada
siang hari
3. Bila masuk ke otak mengakibatkan ensefalitis (radang
otak)
25. LANJUTAN
• Sebagian besar orang yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala apapun,
bahkan hingga beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terinfeksi. Cacing akan
tinggal diam di dalam tubuh inangnya, tersembunyi di balik kulit selama bertahun-
tahun.
• Gejala loiasis yang biasa ditemukan adalah gatal dan pembengkakan (hilang-
timbul) pada bagian tubuh yang tidak terasa nyeri. Pembengkakan ini dapat terjadi
di bagian tubuh manapun, tetapi lebih sering terjadi berdekatan dengan daerah
persendian.
• penderita juga dapat menemukan adanya cacing yang keluar di permukaan bawah
bola matanya. Kadangkala, penderita juga menemukan adanya cacing yang keluar
dari dalam kulitnya.
• Gejala lainnya yang lebih jarang ditemukan adalah rasa gatal di seluruh tubuh,
nyeri otot, nyeri sendi, dan merasa sangat lelah
27. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan
dan mikrofilaria yang beredar dalam darah tidak
menimbulkan gejala
• Cacing dewasa yang ditemukan akan menimbulkan
gangguan pada konjungtiva mata, mata sembab, sakit,
pelupuk mata menjadi bengkak dan gangguan penglihatan
28. DIAGNOSA
• Menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada
waktu siang hari
• Menemukan cacing dewasa di konjungtiva mata ataupun
dijaringan subkutan
36. Drancunculus Medinensis
1. Hospes definitif : Manusia
2. Hospes Perantara : Copepoda ( Serangga air )
3. Penyakitnya : Drancunculiasis
4. Penyebaran geografik : daerah tropis, sri lanka, india,
myanmar, malaysia