SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
NEMATODA JARINGAN
HENI PURMIASIH RAHAYU
PENYAKIT KAKI GAJAH
Penyakit kaki gajah masih ada di Indonesia, terutama di
daerah Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan
Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut data Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, tercatat hampir 13.000 kasus
kaki gajah di Indonesia.
LANJUTAN
Penyebab dan Penularan Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh infeksi
cacing jenis filaria pada pembuluh getah bening. Cacing ini
dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk.
Walaupun menyerang pembuluh getah bening, cacing filaria
juga beredar di pembuluh darah penderita kaki gajah. Jika
penderita kaki gajah digigit oleh nyamuk, cacing filaria dapat
terbawa bersama darah dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Onchocerca volvulus
5. Loa loa
NEMATODA JARINGAN
Wucehereia bancrofti
Hospes : Manusia
Morfologi :
1. Bentuk halus seperti rambut
2. Cacing jantan : 40 x 0,1 mm
3. Cacing betina : 65 – 100 mm x 0,25 mm
4. Larva cacing : mikrofilaria
MORFOLOGI
1. Habitat dalam saluran limfe dan kelenjar limfe
2. Bentuk halus seperti benang putih susu
3. Cacing betina vivipar
4. Cacing yang menyerang saluran limfe dan kelenjar limfe
adalah bentuk mikrofilaria
DAUR HIDUP
1. Ditularkan oleh nyamuk :
Culex sp (air limbah),
Anopheles sp, Aedes sp (air
bersih).
2. Cacing betina
Mikrofilaria (darah) terisap
nyamuk mikrofilaria ditubuh
nyamuk menggigit manusia
masuk sistim limfatik cacing
dewasa (5-10 tahun)
DIAGNOSIS
1. Menemukan mikrofilaria dalam darah
2. USG dan limfosintigrafi
3. ELISA, ICT
4. Biologi molukuler : DNA
BRUGIA TIMORI DAN BRUGIA
MALAYI
• Hospes
- Brugia malayi
1. Manusia
2. Binatang : kucing, kera
- Brugia timori : Manusia
• Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori (filariasis
brugia)
MORFOLOGI
1. Brugia malayi
a. Cacing betina : 55 x 0,1 mm
b. Cacing betina : 23 x 0,09 mm
c. Mikrofilaria : periodik nokturna, subperiodik nokturna
(menjelang malam hari)
2. Brugia timori
a. Cacing betina : 21 – 39 x 0,1 mm
b. Cacing jantan : 13 – 23 x 0,08 mm
LANJUTAN
• VEKTOR
1. Anopheles sp
2. Mansonia sp
Cacing Filariarsis
◻ Mempunyai 200 spesies
◻ hanya beberapa yg terdapat pada manusia.
◻ Spesies yang paling sering mensinfeksi :
1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Filariarsis
◻ penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk.
◻ 3 spesies cacing penyebab Filariasis yaitu:
□ Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori
◻ Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia,
◻ > 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh
Brugia malayi.
◻ Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah
bening sehingga menyebabkan kerusakan pada
sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala
akut dan kronis.
◻ Gejala akut:
□ peradangan kelenjar dan
□ pembesaran skrotum/vagina yang
pembengkakan(edema)nya bersifat permanen,tapi
dapat pula di daerah lain
◻ Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran
limfe terutama di daerah yang sama dengan
terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala
seperti kaki gajah (elephantiasis), dan
hidrokel(penumpukan cairan pada alat vital.
PENGOBATAN
Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan
untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari
komplikasi filariasis. Untuk mengurangi jumlah parasit dalam
tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing,
seperti ivermectin, albendazole, atau diethylcarbamazine.
LANJUTAN
Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan
kaki, ukurannya tidak dapat kembali seperti semula.
• Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih
tinggi, saat duduk atau berbaring.
• Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
• Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan
sabun setiap hari.
• Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan
antiseptik.
• Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga
kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.
LANJUTAN
1. Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau
jika terdapat pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien
dapat menjalani operasi untuk mengecilkan pembengkakan
tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat
sebagian kelenjar dan pembuluh limfa yang mengalami
infeksi.
2. Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat
filariasis tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu,
langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting
untuk dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko
terkena penyakit ini.
PENCEGAHAN
1. Mengenakan baju dan celana panjang
2. Mengoleskan losion antinyamuk
3. Tidur dalam kelambu
4. Membersihkan genangan air di sekitar rumah
5. Penyebaran kaki gajah juga dapat dihentikan dengan cara
mengikuti program pemerintah untuk memberantas kaki
gajah, yaitu pemberian obat pencegahan massal (POPM)
Loa loa
◻ menginfeksi mata manusia
◻ awalnya ditemukan di Afrika dan sekarang telah
mencapai Asia. Lalat bakau diyakini sebagai
pembawa cacing ini
◻ Beberapa kasus di temukan di india
LANJUTAN
• Loa Loa atau yang biasanya disebut juga cacing mata
merupakan parasit yang menyebabkan terjadinya loiasis.
Parasit ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan lalat
rusa yang telah terinfeksi oleh cacing. Lalat rusa ini
terinfeksi cacing loa loa saat mereka menghisap darah
manusia yang telah terinfeksi oleh cacing. Kebanyakan
cacing ini dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Infeksi
cacing ini tidak dapat ditularkan antar manusia (manusia ke
manusia).
LANJUTAN
• Hospes : Manusia
• Penyakit : loaiasis
• Penyebaran : daerah khatulistiwa berhutan
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
1. Cacing dewasa hidup di dalam jaringan subkutan
2. Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada
siang hari
3. Bila masuk ke otak mengakibatkan ensefalitis (radang
otak)
LANJUTAN
• Sebagian besar orang yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala apapun,
bahkan hingga beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terinfeksi. Cacing akan
tinggal diam di dalam tubuh inangnya, tersembunyi di balik kulit selama bertahun-
tahun.
• Gejala loiasis yang biasa ditemukan adalah gatal dan pembengkakan (hilang-
timbul) pada bagian tubuh yang tidak terasa nyeri. Pembengkakan ini dapat terjadi
di bagian tubuh manapun, tetapi lebih sering terjadi berdekatan dengan daerah
persendian.
• penderita juga dapat menemukan adanya cacing yang keluar di permukaan bawah
bola matanya. Kadangkala, penderita juga menemukan adanya cacing yang keluar
dari dalam kulitnya.
• Gejala lainnya yang lebih jarang ditemukan adalah rasa gatal di seluruh tubuh,
nyeri otot, nyeri sendi, dan merasa sangat lelah
LANJUTAN
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan
dan mikrofilaria yang beredar dalam darah tidak
menimbulkan gejala
• Cacing dewasa yang ditemukan akan menimbulkan
gangguan pada konjungtiva mata, mata sembab, sakit,
pelupuk mata menjadi bengkak dan gangguan penglihatan
DIAGNOSA
• Menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada
waktu siang hari
• Menemukan cacing dewasa di konjungtiva mata ataupun
dijaringan subkutan
PENGOBATAN
1. Dietikarbamasin adalah obat utama untuk pengobatan
loaiasis
2. Tindakan operasi untuk mengambil cacing dewasa
Onchocerca volvulus
HOSPES
1. Hospes definitif : manusia
2. Hospes perantara : lalat
simulium
3. Penyakitnya :
onkoserkosis, bilnding
filariasis
DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Penduduk Benua Afrika,
Sudan, Benua Amerika.
MORFOLOGI
• Cacing dewasa hidup dalam
jaringan ikat
• Cacing betina lebih besar
dari cacing jantan
• Bentuk seperti kawat
berwarna putih
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
1. Tipe Forest
Kelainan kulit yang lebih
dominan
2. Tipe Savana
Kelainan mata yang dominan
Onchocerca volvulus
PENGOBATAN
1. Ivermektin (Mectizan) diberikan selama 2 minggu
2. Suramin
Drancunculus Medinensis
1. Hospes definitif : Manusia
2. Hospes Perantara : Copepoda ( Serangga air )
3. Penyakitnya : Drancunculiasis
4. Penyebaran geografik : daerah tropis, sri lanka, india,
myanmar, malaysia
Drancunculus Medinensis
THANKS A LOT

More Related Content

What's hot

Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda ususdianaabdul
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1Awe Wardani
 
Materi penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisMateri penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisRegina Rere
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)akmallala
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanIqbal Agung
 
Trichinella spiralis
Trichinella spiralisTrichinella spiralis
Trichinella spiraliszidanabila
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaFauzan Ardana
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularisMulkan Fadhli
 
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan ParasitologiPPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan ParasitologiFredy Talebong
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas Aangga oka
 
Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Iratika Aulia
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77sinupid
 

What's hot (19)

Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda usus
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
Materi penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisMateri penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasis
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
 
Trichinella spiralis
Trichinella spiralisTrichinella spiralis
Trichinella spiralis
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Gj
GjGj
Gj
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan ParasitologiPPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77
 

Similar to Filariasis dan Cacing Lainnya (20)

Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Askep elephantiasis
Askep elephantiasisAskep elephantiasis
Askep elephantiasis
 
Makalah kaki gajahhh
Makalah kaki gajahhhMakalah kaki gajahhh
Makalah kaki gajahhh
 
Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri
 
Filariasis limfatik
Filariasis limfatikFilariasis limfatik
Filariasis limfatik
 

More from henirahayu8

Laboratorium dasar kesehat
Laboratorium dasar kesehatLaboratorium dasar kesehat
Laboratorium dasar kesehathenirahayu8
 
Pemeriksaan (crp) xii tlm
Pemeriksaan (crp) xii tlmPemeriksaan (crp) xii tlm
Pemeriksaan (crp) xii tlmhenirahayu8
 
Xi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhXi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhhenirahayu8
 
Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.henirahayu8
 
Regulasi asisten tenaga kesehatan
Regulasi asisten tenaga kesehatanRegulasi asisten tenaga kesehatan
Regulasi asisten tenaga kesehatanhenirahayu8
 
Etika profesi tlm
Etika profesi tlmEtika profesi tlm
Etika profesi tlmhenirahayu8
 
Morfologi dan pewarnaan bakteri
Morfologi dan pewarnaan bakteriMorfologi dan pewarnaan bakteri
Morfologi dan pewarnaan bakterihenirahayu8
 
Laboratorium me wps office
Laboratorium me wps officeLaboratorium me wps office
Laboratorium me wps officehenirahayu8
 
Hitung jumlah leukosit
Hitung jumlah leukositHitung jumlah leukosit
Hitung jumlah leukosithenirahayu8
 
Inokulasi dan identifikasi bakteri
Inokulasi dan identifikasi bakteriInokulasi dan identifikasi bakteri
Inokulasi dan identifikasi bakterihenirahayu8
 
struktur morfologi
struktur morfologistruktur morfologi
struktur morfologihenirahayu8
 

More from henirahayu8 (12)

Lab dasar 4
Lab dasar 4Lab dasar 4
Lab dasar 4
 
Laboratorium dasar kesehat
Laboratorium dasar kesehatLaboratorium dasar kesehat
Laboratorium dasar kesehat
 
Pemeriksaan (crp) xii tlm
Pemeriksaan (crp) xii tlmPemeriksaan (crp) xii tlm
Pemeriksaan (crp) xii tlm
 
Xi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhXi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuh
 
Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.
 
Regulasi asisten tenaga kesehatan
Regulasi asisten tenaga kesehatanRegulasi asisten tenaga kesehatan
Regulasi asisten tenaga kesehatan
 
Etika profesi tlm
Etika profesi tlmEtika profesi tlm
Etika profesi tlm
 
Morfologi dan pewarnaan bakteri
Morfologi dan pewarnaan bakteriMorfologi dan pewarnaan bakteri
Morfologi dan pewarnaan bakteri
 
Laboratorium me wps office
Laboratorium me wps officeLaboratorium me wps office
Laboratorium me wps office
 
Hitung jumlah leukosit
Hitung jumlah leukositHitung jumlah leukosit
Hitung jumlah leukosit
 
Inokulasi dan identifikasi bakteri
Inokulasi dan identifikasi bakteriInokulasi dan identifikasi bakteri
Inokulasi dan identifikasi bakteri
 
struktur morfologi
struktur morfologistruktur morfologi
struktur morfologi
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Filariasis dan Cacing Lainnya

  • 2. PENYAKIT KAKI GAJAH Penyakit kaki gajah masih ada di Indonesia, terutama di daerah Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat hampir 13.000 kasus kaki gajah di Indonesia.
  • 3. LANJUTAN Penyebab dan Penularan Kaki Gajah Penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh infeksi cacing jenis filaria pada pembuluh getah bening. Cacing ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk. Walaupun menyerang pembuluh getah bening, cacing filaria juga beredar di pembuluh darah penderita kaki gajah. Jika penderita kaki gajah digigit oleh nyamuk, cacing filaria dapat terbawa bersama darah dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
  • 4. 1. Wucehereia bancrofti 2. Brugia malayi 3. Brugia timori 4. Onchocerca volvulus 5. Loa loa NEMATODA JARINGAN
  • 5. Wucehereia bancrofti Hospes : Manusia Morfologi : 1. Bentuk halus seperti rambut 2. Cacing jantan : 40 x 0,1 mm 3. Cacing betina : 65 – 100 mm x 0,25 mm 4. Larva cacing : mikrofilaria
  • 6. MORFOLOGI 1. Habitat dalam saluran limfe dan kelenjar limfe 2. Bentuk halus seperti benang putih susu 3. Cacing betina vivipar 4. Cacing yang menyerang saluran limfe dan kelenjar limfe adalah bentuk mikrofilaria
  • 7. DAUR HIDUP 1. Ditularkan oleh nyamuk : Culex sp (air limbah), Anopheles sp, Aedes sp (air bersih). 2. Cacing betina Mikrofilaria (darah) terisap nyamuk mikrofilaria ditubuh nyamuk menggigit manusia masuk sistim limfatik cacing dewasa (5-10 tahun)
  • 8.
  • 9. DIAGNOSIS 1. Menemukan mikrofilaria dalam darah 2. USG dan limfosintigrafi 3. ELISA, ICT 4. Biologi molukuler : DNA
  • 10. BRUGIA TIMORI DAN BRUGIA MALAYI • Hospes - Brugia malayi 1. Manusia 2. Binatang : kucing, kera - Brugia timori : Manusia • Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori (filariasis brugia)
  • 11. MORFOLOGI 1. Brugia malayi a. Cacing betina : 55 x 0,1 mm b. Cacing betina : 23 x 0,09 mm c. Mikrofilaria : periodik nokturna, subperiodik nokturna (menjelang malam hari) 2. Brugia timori a. Cacing betina : 21 – 39 x 0,1 mm b. Cacing jantan : 13 – 23 x 0,08 mm
  • 12. LANJUTAN • VEKTOR 1. Anopheles sp 2. Mansonia sp
  • 13. Cacing Filariarsis ◻ Mempunyai 200 spesies ◻ hanya beberapa yg terdapat pada manusia. ◻ Spesies yang paling sering mensinfeksi : 1. Wucehereia bancrofti 2. Brugia malayi 3. Brugia timori
  • 14. Filariarsis ◻ penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. ◻ 3 spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: □ Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori ◻ Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, ◻ > 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.
  • 15. ◻ Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis. ◻ Gejala akut: □ peradangan kelenjar dan □ pembesaran skrotum/vagina yang pembengkakan(edema)nya bersifat permanen,tapi dapat pula di daerah lain
  • 16. ◻ Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama di daerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti kaki gajah (elephantiasis), dan hidrokel(penumpukan cairan pada alat vital.
  • 17. PENGOBATAN Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari komplikasi filariasis. Untuk mengurangi jumlah parasit dalam tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing, seperti ivermectin, albendazole, atau diethylcarbamazine.
  • 18. LANJUTAN Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan kaki, ukurannya tidak dapat kembali seperti semula. • Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi, saat duduk atau berbaring. • Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter. • Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun setiap hari. • Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik. • Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.
  • 19. LANJUTAN 1. Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau jika terdapat pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien dapat menjalani operasi untuk mengecilkan pembengkakan tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat sebagian kelenjar dan pembuluh limfa yang mengalami infeksi. 2. Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat filariasis tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting untuk dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko terkena penyakit ini.
  • 20. PENCEGAHAN 1. Mengenakan baju dan celana panjang 2. Mengoleskan losion antinyamuk 3. Tidur dalam kelambu 4. Membersihkan genangan air di sekitar rumah 5. Penyebaran kaki gajah juga dapat dihentikan dengan cara mengikuti program pemerintah untuk memberantas kaki gajah, yaitu pemberian obat pencegahan massal (POPM)
  • 21. Loa loa ◻ menginfeksi mata manusia ◻ awalnya ditemukan di Afrika dan sekarang telah mencapai Asia. Lalat bakau diyakini sebagai pembawa cacing ini ◻ Beberapa kasus di temukan di india
  • 22. LANJUTAN • Loa Loa atau yang biasanya disebut juga cacing mata merupakan parasit yang menyebabkan terjadinya loiasis. Parasit ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan lalat rusa yang telah terinfeksi oleh cacing. Lalat rusa ini terinfeksi cacing loa loa saat mereka menghisap darah manusia yang telah terinfeksi oleh cacing. Kebanyakan cacing ini dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Infeksi cacing ini tidak dapat ditularkan antar manusia (manusia ke manusia).
  • 23. LANJUTAN • Hospes : Manusia • Penyakit : loaiasis • Penyebaran : daerah khatulistiwa berhutan
  • 24. MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP 1. Cacing dewasa hidup di dalam jaringan subkutan 2. Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari 3. Bila masuk ke otak mengakibatkan ensefalitis (radang otak)
  • 25. LANJUTAN • Sebagian besar orang yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala apapun, bahkan hingga beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terinfeksi. Cacing akan tinggal diam di dalam tubuh inangnya, tersembunyi di balik kulit selama bertahun- tahun. • Gejala loiasis yang biasa ditemukan adalah gatal dan pembengkakan (hilang- timbul) pada bagian tubuh yang tidak terasa nyeri. Pembengkakan ini dapat terjadi di bagian tubuh manapun, tetapi lebih sering terjadi berdekatan dengan daerah persendian. • penderita juga dapat menemukan adanya cacing yang keluar di permukaan bawah bola matanya. Kadangkala, penderita juga menemukan adanya cacing yang keluar dari dalam kulitnya. • Gejala lainnya yang lebih jarang ditemukan adalah rasa gatal di seluruh tubuh, nyeri otot, nyeri sendi, dan merasa sangat lelah
  • 27. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS • Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria yang beredar dalam darah tidak menimbulkan gejala • Cacing dewasa yang ditemukan akan menimbulkan gangguan pada konjungtiva mata, mata sembab, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak dan gangguan penglihatan
  • 28. DIAGNOSA • Menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada waktu siang hari • Menemukan cacing dewasa di konjungtiva mata ataupun dijaringan subkutan
  • 29. PENGOBATAN 1. Dietikarbamasin adalah obat utama untuk pengobatan loaiasis 2. Tindakan operasi untuk mengambil cacing dewasa
  • 30. Onchocerca volvulus HOSPES 1. Hospes definitif : manusia 2. Hospes perantara : lalat simulium 3. Penyakitnya : onkoserkosis, bilnding filariasis DISTRIBUSI GEOGRAFIK Penduduk Benua Afrika, Sudan, Benua Amerika.
  • 31. MORFOLOGI • Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat • Cacing betina lebih besar dari cacing jantan • Bentuk seperti kawat berwarna putih
  • 32. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS 1. Tipe Forest Kelainan kulit yang lebih dominan 2. Tipe Savana Kelainan mata yang dominan
  • 34.
  • 35. PENGOBATAN 1. Ivermektin (Mectizan) diberikan selama 2 minggu 2. Suramin
  • 36. Drancunculus Medinensis 1. Hospes definitif : Manusia 2. Hospes Perantara : Copepoda ( Serangga air ) 3. Penyakitnya : Drancunculiasis 4. Penyebaran geografik : daerah tropis, sri lanka, india, myanmar, malaysia
  • 38.