SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
UJI KONFIRMASI :
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Plat KLT
Chumber
a
b
Tempat totolan
sampel diletakkan
(Fase Diam (FD))
a. Tempat sampel
ditotolkan
b. Tempat maksimal
eluen (pelarut)
bergerak/penguji
an dihentikan
Tempat Pelarut/Eluen
(Fase Gerak (FG)) dan
tempat plat KLT (FD)
diletakkan setelah
ditotol sampel
GAMBARAN KERJANYA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMBACAAN HASIL
Membaca Hasil Codein, Morfin, Amfetamin dengan eluen Sistem A
(Metanol dan Amonia)
Metanol + Amonia
a
b
1
2
3
Rf1 =
𝟏−𝒂
𝒃−𝒂
= 𝟑𝟑
Rf2 =
𝟐−𝒂
𝒃−𝒂
= 𝟑𝟕
Rf3 =
𝟑−𝒂
𝒃−𝒂
= 𝟒𝟓
PEMBACAAN HASIL
Jika noda tidak terlihat atau tidak dapat dibedakan
dengan mata, maka digunakan………
DISEMPROT PENAMPAK NODA
Iodoplatinate
UV 350 nm
ANALISIS KUANTITATIF
NARKOTIKA
Prinsip Kerja
• Gas Chromatography
– Pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom
(sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya
– Fase gerak berupa cairan dan fase diam
berupa padatan/Kolom
High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)
– pemisahan komponen dalam fasa gas atau
komponen yang mudah menguap dengan
pemanasan tanpa terdegradasi.
– Fase bergerak berupa gas sedangkan fase
diamnya berupa padatan seperti molekular
sieve, chromosob, dan porapak dan berupa
cair yang stabil dan inert
SAMPLING
• Gas Chromatography
– Sampel harus dalam bentuk larutan.
– Untuk skala analisis sampel dalam μL,
konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak
boleh terlalu pekat karena dapat
menyumbat kolom. Konsentrasi maksimal
adalah sekitar 40 ppm.
– Fasa gerak (eluen) yang digunakan harus
dalam kualitas p.a ataupun grade HPLC.
Untuk air, digunakan akuabidest.
– Sebelum digunakan, eluen harus disaring
dengan millipore kemudian diawagaskan
(didigest) dengan sonikator sekitar 30
menit untuk menghilangkan udara terlarut.
– Eluen harus dimasukkan ke dalam tabung
eluen sebelum alat dinyalakan, untuk
menghindari adanya gelembung pada
selang penghubung.
– Tabung eluen yang sudah diisi harus diberi
label sesuai dengan eluen yang digunakan.
High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)
– Sampel harus dalam bentuk larutan
– Sampel harus bersifat volatil (mudah
menguap dan stabil)
– Jika tidak , perlu dilakukan derivatisasi
(mengubah senyawa sehingga bisa sesuai
syarat untuk diujikan GC)
– Sampel harus bertahan pada suhu tinggi
– Untuk skala analisis sampel dalam μL,
yaitu 1-5 μL
– konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak
boleh terlalu pekat
ANALISIS HASIL
Times (min)
MiliAbsorbanceUnit(mAU)
Gas Chromatography
Times (min)
MiliAbsorbanceUnit(mAU)
High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)
CONTOH APLIKASI
ANALISA SAMPEL NARKOTIKA
Pemeriksaan Ganja
Prinsip :
Sampel diekstraksi dengan metanol, elusi menggunakan eluen tertentu, sehingga
terbentuk noda dengan Rf tertentu. Noda discanning dengan spektrodensitometer,
sehingga terbentuk spektrum serapan sinar ultraviolet sebelum akhirnya noda pada
pelat disemprot menggunakan penyemprot tertentu. Rf spektrum serapan sinar
ultraviolet dan warna noda hasil penyemprotan dari sampel dibandingkan terhadap
baku pembanding. (FG : Toluen, Petroleum eter – dietil eter, Sikloheksan–
diisopropileter–dietilamin)
Interprestasi Hasil :
Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi harga Rf dan
warna noda yang sama dengan harga Rf dan warna noda larutan
Tetrahidrokanabiol (B1) (Sekitar 0,5) , kanabinol (B2), kanabidiol
(B3) (Sekitar 0,45-0,55). Bewarna ungu dengan sinar UV 245 nm
dan bewarna ungu kemerahan dengan garam fast blue B
Kromatografi Lapis Tipis
Pemeriksaan Ganja
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas,
kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan
waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu
retensi baku pembanding
Interprestasi Hasil :
Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi
spektrum dengan waktu retensi yang sama dengan waktu
retensi larutan Tetrahidrokanabiol (B1), kanabinol (B2),
kanabidiol (B3)
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Ganja
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Heroin
FG :
Metanol : amoniak (100 : 1,5)
Amoniak – benzen – dioksan (50 : 40 : 5)
Asam asetat – metanol – air (30 : 60 : 10)
Interprestasi Hasil :
• Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan
harga Rf dan warna noda larutan baku heroin (B) (in
MeOH/NH3 Rf =~0,4).
• Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel sesuai dengan
spektrum serapan ultraviolet noda baku heroin serta panjang
gelombang serapan maksimum noda sampel dan baku
berimpit.
• Dengan sinar UV noda berwarna ungu, indoplatinat asam
bewarna ungu, Dragendoff noda bewarna jingga
Kromatografi Lapis Tipis
Pemeriksaan Heroin
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas,
kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan
waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu
retensi baku pembanding
Interprestasi Hasil :
Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi
spektrum dengan waktu retensi yang sama dengan waktu
retensi larutan Tetrahidrokanabiol (B1), kanabinol (B2),
kanabidiol (B3)
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Heroin
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Heroin
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi cair
kinerja tinggi, kemudian dideteksi dengan detektor menghasilkan
spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan
dengan waktu retensi baku pembanding.
FG : Asetronitril : Air : Trietilamin
Interprestasi Hasil :
Cuplikan mengandung heroin bila larutan A memberikan
waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku
heroin (B). Jika larutan A dan B dicampur dan diinjeksikan ke
sistem kromatografi maka akan terbentuk satu spektrum
utama yang sama
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Pemeriksaan Heroin
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Pemeriksaan Morfin
FG :
A : Toluena, Aseton, etanol, amonia pekat
B : Metanol,Etil Asetat, Amonia pekat
C : Metanol, Amonia pekat
Interprestasi Hasil :
Bandingkan nilai Rf ekstrak dengan Rf standar.
Rf x 100 (Values)
Kromatografi Lapis Tipis
Pemeriksaan Morfin
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas,
kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan
waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu
retensi baku pembanding
Interprestasi Hasil :
Bandingkan rekaman hasil pemeriksaan dengan standar.
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Morfin
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Morfin
Kromatografi Gas-MS (GCMS)
Pemeriksaan Gol Amfetamin
FG :
Metanol-amonia
Etilasetat-metanol-amonia
Interprestasi Hasil :
• Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama
dengan ).
• Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel
bersesuaian harga Rf dan warna noda larutan baku
amfetamin (B1dengan spektrum serapan ultraviolet noda
baku amfetamin serta panjang gelombang serapan
maksimum noda sampel dan baku berimpit.
• Dengan UV bewarna ungu, dengan Ninhidrin bewarna
ungu, dengan fast black K bewarna jingga
Kromatografi Lapis Tipis
Pemeriksaan Gol. Amfetamin
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas,
kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan
waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu
retensi baku pembanding
Interprestasi Hasil :
• Cuplikan mengandung amfetamin bila larutan A
memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu
retensi larutan baku amfetamin (B1). Jika larutan A dan B
dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi maka
akan terbentuk satu spektrum utama yang sama.
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Gol. Amfetamin
Kromatografi Gas (GC)
Pemeriksaan Gol.Amfetamin
Prinsip :
Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi,
kemudian dideteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi
tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding.
FG : Asetronitril : Air : Trietilamin
Interprestasi Hasil :
• Cuplikan mengandung amfetamin bila larutan A memberikan waktu
retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku amfetamin (B1).
Jika larutan A dan B dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi
maka akan terbentuk satu spektrum utama yang sama.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Pemeriksaan Gol. Amfetamin
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Pemeriksaan Gol. Amfetamin
Spektroskopi
3,4 methylene dioxyamphetamin (MDA) diekstraksi dari sampel
dengan pelarut kloroform dan kemudian dilarutkan dalam asam
sulfuric 0,1 M diukur pada spektrofotometer pada 340-220 nm
secara kuantitatif.
Intepretasi Hasil :
Absorsikan pada 285 nm dan 234 nm.
Ukur absorban pada panjang gelombang 285 nm.

More Related Content

What's hot

Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Analisa narkotika pada sampel klinik i
Analisa narkotika pada sampel klinik iAnalisa narkotika pada sampel klinik i
Analisa narkotika pada sampel klinik ifery pujiono
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
AmoebaFa Fa
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumAndi Wahyudin
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi fikri asyura
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 

What's hot (20)

Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Analisa narkotika pada sampel klinik i
Analisa narkotika pada sampel klinik iAnalisa narkotika pada sampel klinik i
Analisa narkotika pada sampel klinik i
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
turbidi dan neflo
turbidi dan nefloturbidi dan neflo
turbidi dan neflo
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Radioimmunoassay
RadioimmunoassayRadioimmunoassay
Radioimmunoassay
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratorium
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 

Similar to Analisa narkotika pada sampel klinik

Kromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiKromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiRafi Mariska
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahTias Rahestin
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromHendry Stiaone
 
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4TyasTyas20
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinHasib Habibie
 
Analisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnalisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnisFitria25
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiwelly yusup
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdfJumariyah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahikhwan habibi
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahikhwan habibi
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptanditia3
 
Spektroskopi inframerah kimia analitik
Spektroskopi inframerah  kimia analitikSpektroskopi inframerah  kimia analitik
Spektroskopi inframerah kimia analitikRhoma Dhianah
 
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptxKelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptxTrisnoAfandi2
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 

Similar to Analisa narkotika pada sampel klinik (20)

Kromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiKromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisi
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merah
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
 
HPLC.PPT
HPLC.PPTHPLC.PPT
HPLC.PPT
 
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
 
Fenol
FenolFenol
Fenol
 
Analisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alamAnalisis senyawa bahan alam
Analisis senyawa bahan alam
 
parasetamol
parasetamolparasetamol
parasetamol
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
 
Identifikasi senyawa
Identifikasi senyawaIdentifikasi senyawa
Identifikasi senyawa
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Makalah ka asoe
Makalah ka asoeMakalah ka asoe
Makalah ka asoe
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
 
Spektroskopi inframerah kimia analitik
Spektroskopi inframerah  kimia analitikSpektroskopi inframerah  kimia analitik
Spektroskopi inframerah kimia analitik
 
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptxKelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx
Kelompok 5_PPT Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 

Recently uploaded

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 

Analisa narkotika pada sampel klinik

  • 1. UJI KONFIRMASI : KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
  • 2. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Plat KLT Chumber a b Tempat totolan sampel diletakkan (Fase Diam (FD)) a. Tempat sampel ditotolkan b. Tempat maksimal eluen (pelarut) bergerak/penguji an dihentikan Tempat Pelarut/Eluen (Fase Gerak (FG)) dan tempat plat KLT (FD) diletakkan setelah ditotol sampel GAMBARAN KERJANYA
  • 5. PEMBACAAN HASIL Membaca Hasil Codein, Morfin, Amfetamin dengan eluen Sistem A (Metanol dan Amonia) Metanol + Amonia a b 1 2 3 Rf1 = 𝟏−𝒂 𝒃−𝒂 = 𝟑𝟑 Rf2 = 𝟐−𝒂 𝒃−𝒂 = 𝟑𝟕 Rf3 = 𝟑−𝒂 𝒃−𝒂 = 𝟒𝟓
  • 6. PEMBACAAN HASIL Jika noda tidak terlihat atau tidak dapat dibedakan dengan mata, maka digunakan……… DISEMPROT PENAMPAK NODA Iodoplatinate UV 350 nm
  • 8. Prinsip Kerja • Gas Chromatography – Pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya – Fase gerak berupa cairan dan fase diam berupa padatan/Kolom High Performance Liquid Chromatography (HPLC) – pemisahan komponen dalam fasa gas atau komponen yang mudah menguap dengan pemanasan tanpa terdegradasi. – Fase bergerak berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padatan seperti molekular sieve, chromosob, dan porapak dan berupa cair yang stabil dan inert
  • 9. SAMPLING • Gas Chromatography – Sampel harus dalam bentuk larutan. – Untuk skala analisis sampel dalam μL, konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak boleh terlalu pekat karena dapat menyumbat kolom. Konsentrasi maksimal adalah sekitar 40 ppm. – Fasa gerak (eluen) yang digunakan harus dalam kualitas p.a ataupun grade HPLC. Untuk air, digunakan akuabidest. – Sebelum digunakan, eluen harus disaring dengan millipore kemudian diawagaskan (didigest) dengan sonikator sekitar 30 menit untuk menghilangkan udara terlarut. – Eluen harus dimasukkan ke dalam tabung eluen sebelum alat dinyalakan, untuk menghindari adanya gelembung pada selang penghubung. – Tabung eluen yang sudah diisi harus diberi label sesuai dengan eluen yang digunakan. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) – Sampel harus dalam bentuk larutan – Sampel harus bersifat volatil (mudah menguap dan stabil) – Jika tidak , perlu dilakukan derivatisasi (mengubah senyawa sehingga bisa sesuai syarat untuk diujikan GC) – Sampel harus bertahan pada suhu tinggi – Untuk skala analisis sampel dalam μL, yaitu 1-5 μL – konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak boleh terlalu pekat
  • 10. ANALISIS HASIL Times (min) MiliAbsorbanceUnit(mAU) Gas Chromatography Times (min) MiliAbsorbanceUnit(mAU) High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
  • 12. Pemeriksaan Ganja Prinsip : Sampel diekstraksi dengan metanol, elusi menggunakan eluen tertentu, sehingga terbentuk noda dengan Rf tertentu. Noda discanning dengan spektrodensitometer, sehingga terbentuk spektrum serapan sinar ultraviolet sebelum akhirnya noda pada pelat disemprot menggunakan penyemprot tertentu. Rf spektrum serapan sinar ultraviolet dan warna noda hasil penyemprotan dari sampel dibandingkan terhadap baku pembanding. (FG : Toluen, Petroleum eter – dietil eter, Sikloheksan– diisopropileter–dietilamin) Interprestasi Hasil : Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan harga Rf dan warna noda larutan Tetrahidrokanabiol (B1) (Sekitar 0,5) , kanabinol (B2), kanabidiol (B3) (Sekitar 0,45-0,55). Bewarna ungu dengan sinar UV 245 nm dan bewarna ungu kemerahan dengan garam fast blue B Kromatografi Lapis Tipis
  • 13. Pemeriksaan Ganja Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas, kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding Interprestasi Hasil : Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi spektrum dengan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan Tetrahidrokanabiol (B1), kanabinol (B2), kanabidiol (B3) Kromatografi Gas (GC)
  • 15. Pemeriksaan Heroin FG : Metanol : amoniak (100 : 1,5) Amoniak – benzen – dioksan (50 : 40 : 5) Asam asetat – metanol – air (30 : 60 : 10) Interprestasi Hasil : • Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan harga Rf dan warna noda larutan baku heroin (B) (in MeOH/NH3 Rf =~0,4). • Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel sesuai dengan spektrum serapan ultraviolet noda baku heroin serta panjang gelombang serapan maksimum noda sampel dan baku berimpit. • Dengan sinar UV noda berwarna ungu, indoplatinat asam bewarna ungu, Dragendoff noda bewarna jingga Kromatografi Lapis Tipis
  • 16. Pemeriksaan Heroin Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas, kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding Interprestasi Hasil : Cuplikan mengandung ganja bila larutan A memberi spektrum dengan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan Tetrahidrokanabiol (B1), kanabinol (B2), kanabidiol (B3) Kromatografi Gas (GC)
  • 18. Pemeriksaan Heroin Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi, kemudian dideteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding. FG : Asetronitril : Air : Trietilamin Interprestasi Hasil : Cuplikan mengandung heroin bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku heroin (B). Jika larutan A dan B dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi maka akan terbentuk satu spektrum utama yang sama Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
  • 19. Pemeriksaan Heroin Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
  • 20. Pemeriksaan Morfin FG : A : Toluena, Aseton, etanol, amonia pekat B : Metanol,Etil Asetat, Amonia pekat C : Metanol, Amonia pekat Interprestasi Hasil : Bandingkan nilai Rf ekstrak dengan Rf standar. Rf x 100 (Values) Kromatografi Lapis Tipis
  • 21. Pemeriksaan Morfin Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas, kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding Interprestasi Hasil : Bandingkan rekaman hasil pemeriksaan dengan standar. Kromatografi Gas (GC)
  • 24. Pemeriksaan Gol Amfetamin FG : Metanol-amonia Etilasetat-metanol-amonia Interprestasi Hasil : • Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama dengan ). • Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel bersesuaian harga Rf dan warna noda larutan baku amfetamin (B1dengan spektrum serapan ultraviolet noda baku amfetamin serta panjang gelombang serapan maksimum noda sampel dan baku berimpit. • Dengan UV bewarna ungu, dengan Ninhidrin bewarna ungu, dengan fast black K bewarna jingga Kromatografi Lapis Tipis
  • 25. Pemeriksaan Gol. Amfetamin Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi gas, kemudian deteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding Interprestasi Hasil : • Cuplikan mengandung amfetamin bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku amfetamin (B1). Jika larutan A dan B dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi maka akan terbentuk satu spektrum utama yang sama. Kromatografi Gas (GC)
  • 27. Pemeriksaan Gol.Amfetamin Prinsip : Pemisahan sampel dari zat lain menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi, kemudian dideteksi dengan detektor menghasilkan spektrum dengan waktu retensi tertentu yang dapat dibandingkan dengan waktu retensi baku pembanding. FG : Asetronitril : Air : Trietilamin Interprestasi Hasil : • Cuplikan mengandung amfetamin bila larutan A memberikan waktu retensi yang sama dengan waktu retensi larutan baku amfetamin (B1). Jika larutan A dan B dicampur dan diinjeksikan ke sistem kromatografi maka akan terbentuk satu spektrum utama yang sama. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
  • 28. Pemeriksaan Gol. Amfetamin Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
  • 29. Pemeriksaan Gol. Amfetamin Spektroskopi 3,4 methylene dioxyamphetamin (MDA) diekstraksi dari sampel dengan pelarut kloroform dan kemudian dilarutkan dalam asam sulfuric 0,1 M diukur pada spektrofotometer pada 340-220 nm secara kuantitatif. Intepretasi Hasil : Absorsikan pada 285 nm dan 234 nm. Ukur absorban pada panjang gelombang 285 nm.