1. Akhlak terpuji meliputi sikap-sikap seperti zuhud (berpaling dari dunia), tawakal (berserah diri kepada Allah setelah berusaha), dan bersyukur.
2. Zuhud diartikan sebagai meninggalkan dunia dan hidup kebendaan, serta berpaling dari keinginan duniawi kepada keinginan akhirat dan Allah.
3. Tawakal berarti bersandar kepada Allah setelah berusaha semaksimal m
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Rian
1. Akhlak Terpuji
1. Pengertian Sifat-Sifat Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”,
atau akhlak juga berarti budi pekerti, tabia’at, watak.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan
kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa
pertimbangan.
b. Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga
seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau
meninggalkan perbuatan tersebut.
2. Macam-Macam Akhlak Terpuji
Banyak sikap atau prbuatan yang trmasuk kategori sifat terpuji, berikut ini kami uraikan
beberapa di antaranya:
a. Zuhud
Kata zuhud, secara etimologi, berarti yang menunjukkan atas sedikitnya sesuatu. Kata
guj زهد ataK .atrah ayntikides itrareb ,مزهد atak gnadeS .tikides gnay utauses itrareb ,يد زه الa
dapat diartikan dengan berpaling dan meninggalkan atau menyendiri, misalnya دهز يف ,ايندلا
artinya ىلخت اهنع ,ةدابعلل artinya menyendiri dari dunia untuk beribadah. Sementara kata
gnem kutnunaklaggninem itrareb ,duhuz atak raka aguj gnay ادةهز ال و زهد الharap kepada
dunia, atau meninggalkan sesuatu karena suatu kehinaan baginya, kata ,دهازلا berarti orang
yang berpaling dari dunia karena cinta kepada akhirat. دهزلا juga dapat diartikan sebagai tidak
mengharap dan rakus terhadap dunia.
Secara terminologi, Zuhud dapat diartikan dengan suatu keadaan meninggalkan dunia dan
hidup kebendaan. Atau zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada
sesuatu yang lebih baik darinya. Serta zuhud adalah tidak menyukai sesuatu dan
menyerahkannya kepada yang lain. Barang siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan
membencinya, lalu mencintai akhirat, maka dia adalah orang zuhud di dunia. Lebih lanjut
dikatakan bahwa zuhud yang tertinggi adalah tidak menyukai segala sesuatu selain Allah swt,
bahkan terhadap akhirat.
Dari pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan sesuatu
karena sesuatu itu dinilai sedikit atau kecil dan berpindah kepada sesuatu yang besar. Sesuatu
yang sedikit atau kecil adalah dunia dan sesuatu yang besar adalah akhirat serta yang terbesar
adalah Allah SWT.
2. b. Tawaqal
1. Penertian Tawaqal.
Menurut bahasa, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar.
Menurut istilah , tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha
secara maksimal. Seseorang yg berusaha secara maksimal untuk mencapai suatu keinginan
atau cita-cita ,setelah itu dia menerima dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah atas
hasil yg akan dia dapatkan, orang ini disebut bertawakal.Orang yg bertawakal ,maka ia
termasuk orang yg berakhlak mulia
Pengertian Tawakkal menurut para ahli dan ulama yaitu :
Ø Imam al-Ghazâli
Tawakkal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan,
bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang
tenang dan hati yang tentram.
Ø Hamka
Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan atau perkara ikhtiar dan usaha kepada Allah
swt karena kita lemah dan tak berdaya.
Ø Hamzah Ya’qub
Tawakkal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana,
bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri kepada-
Nya pada waktu menghadapi kesukaran.
Ø Menurut Imam Ahmad bin Hambal
Tawakkal merupakan aktivitas hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan yang
dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang
dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan
pengetahuan. (Al-Jauzi:2004. Hal 337)
Ø Ibnu Qoyim al-Jauzi
Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan
menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya
kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa
Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi diriny, dengan tetap melaksanakan
‘sebab-sebab’ (baca ; faktor-faktor yang mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta
usaha keras untuk dapat memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal
Ahya’ bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)
3. Adapun menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah menyerahkan diri kepada Allah swt
setelah berusaha keras dan berikhtiar serta bekerja sesuai dengan kemampuan dan mengikuti
sunnah Allah yang Dia tetapkan.Jadi dapat di simpulkan pengertian tawakkal adalah berserah
diri kepada Allah setelah berusaha keras, dan menunggu hasilnya.
2. Ciri-ciri Tawaqal
Ø Mujahadah ( semangat yang kuat )
Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik. Salah
satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang tentram,tenang,dan damai.
Tawakkal bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi diawali
dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan hasilnya kepada
Allah SWT.
Diantara ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat. Mempunyai
semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan oleh Islam.
Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih bagus dan
lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah semangatnya, tidak mau
bekerja keras dan mengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah
setiap orang untuk meningkatkan ilmu,budi pekerti, serta kemasyarakatan dan
perekonomiannya.
Ø Bersyukur
Ciri lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, karena ia
menyadari dan meyakini bahwa semua yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan
kehendak-Nya.