SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Efektivitas Virus SpltMNPV terhadap Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Kelas Biologi 2017D
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Virologi merupakan sudi mengenai virus. Virus adalah orgaisme terkecil yang
berperan dalam penyebaran penyakit dengan menginfeksi sel dan mengakibatkan perubahan
yang membahayakan sel sampai mematikan sel. Salah satu jenis virus yang membahayakan
adalah Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis virus (SpltMNPV) yang mampu
menginfeksi insecta, salah satunya adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis
virus (SpltMNPV) dalam menginfeksi ulat grayak (Spodoptera litura) dengan perantara
pakan buatan yang telah diinfeksi virus Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis
virus (SpltMNPV). Data yang diperoleh berupa 1. Memperbanyak virus dengan metode
infeksi secara in vivo 2. Pemurnian virus dilakukan dengan menghaluskan ulat yang
terinfeksi menggunakan mortal kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
1000× 3. Perhitungan virus dengan menggunakan haemachytometer. Hasil dari penelitian ini
adalah dari total 187 ekor ulat, banyaknya ulat yang mati instar 5 sebanyak 8 ekor, instar 6
sebanyak 27 ekor, dan instar 7 sebanyak 30 ekor, sisanya disebabkan karena beberapa hal
yakni, mati diinstar karena virus dan bakteri. Jumlah virus yang paling banyak terdapat pada
supernata instar ke-6 dan pelet instar ke-7 yaiu sebesar 1,04 x 107.
Kata kunci: virus SpltMNPV; ulat grayak (Spodoptera litura); pakan
PENDAHULUAN
Ulat grayak (Spodotera litura)
salah satu hama yang menyerang tanaman
khususnya tanaman kacang-kacangan
(kedelai), tersebar hampir diseluruh
Indonesia, khususnya pada bagian daun.
Menurut Tengkano dan Suharsono (2005)
kerusakan yang disebabkan oleh ulat
grayak pada daun tanaman dapat
mengganggu proses fotosintesis pada
tanaman, akibatnya dapat meggangu
proses pertumbuhan pada tanaman.
Kerusakan yang besar dapat berdampak
buruk bagi bidang pertanian. Pasalnya
dapat mengurangi hasil produksi pertanian.
Untuk mencegah hama ulat grayak yang
menyerang tanaman, beberapa penelitian
telah menemukan cara alternatif untuk
mengurangi populasi ulat grayak, yaitu
dengan mengguakan organisme virus.
Penggunaan virus dilakukan untuk
menekan penggunaan insektisida sintetik
pada tanaman. Agen hayati yang sedang
dikembangkan yakni Nuclear Polyhedrosis
Virus atau yang biasa disebut NPV
(Hasnah dkk., 2008). Virus ini merupakan
virus pathogen yang dapat menginfeksi
beberapa jenis hama yang menyerang pada
tanamah, salah satunya hama ulat grayak.
NPV yang menyerang Spodoptera litura
pada tanaman-tanaman tersebut (kedelai)
disebut sebagai Spedoptora litura multiple
Nuclear Polyhedrosis Virus(SpltMNPV)
(NCIPM, 2000).
Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV)
adalah virus yang termasuk kedalam
family Baculoviridae, dimana merupakan
kelompok virus pathogen terbesar pada
serangga (Adams & MoClintock, 1991).
Sebagian sifat dari family virus ini adalah
inang yang hanya dapat menginfeksi satu
genus atau pada sastu spesies serangga.
Oleh karena itu, pemberian nama pada
virus ini diberikan sesuai dengan inang
dimana diisolasi pertama kali. Menurut
Amico (1997) sifat yang terdapat pada
inang tersebut baik sebagai komponen
pengendali hama terpadu, selain tidak
mengakibatkan pencemaran pada
lingkungan dapat pula untuk melestarikan
musuh alami dari serangga hama.
SpltMNPV memliliki manfaat yang
baik bagi para petani, khususnya petani
kedelai, karena dapat digunakan sebagai
organisme pembasmi hama pada tanaman
kedelai. Hal tersebut yang membuat
peneliti ingin mengetahui keefektifan
Spedoptora litura multiple Nuclear
Polyhedrosis Virus (SpltMNPV) dalam
menginfeksi hama pada tanaman kedelai
yaitu ulat grayak dengan pemberian pakan
yang terinfeksi virus SpltMNPV
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan September sampai November 2018
di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
MIPA Universitas Negeri Surabaya.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah ulat grayak (Spodoptera
liptura) instar tiga yang digunakan
diperoleh dari BALITAS Malang, virus uji
yang digunakan yaitu Virus SPltMNPV,
pakan buatan, akuades steril, alkohol,
tepung kedelai, maizena, clindamicin,
renouit, nipagia, striptomisin,
quekeroat,natrium benzoat, vitamin c,
kandistatin, formalin 4%. Sedangkan alat
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah botol kapsul, pinset, cawan petri,
pipet tetes, sentrifuse, kain penyaring,
mortal, alu, tabung reaksi, spet, cover
glass.
Pembuatan pakan buatan
Semua bahan meliputi tepung
kedelai 100 gr, maizena 50 gr,
clindamicin, renouit, nipagia 1 gr,
striptomisin 0,2 gr, quekeroat 2 gr, natrium
benzioat 0,2 gr, vit c, kandistatin, dan
formalin 4% dicampur menjadi satu
dengan menggunakan blender sampai
tercampur rata. Kemudian dituang
kedalam nampan plastik dan dimasukkan
kedalam kulkas.
Memperbanyak Virus
Menaruh ulat grayak kedalam botol
kecil. Pakan buatan dicelupkan dalam
suspensi virus. Ulat yang telah
terkontaminasi virus dipelihara dan diberi
makan pakan buatan sampai ulat mati. Ulat
yang mati karena terinfeksi virus akan
diam terlentang dengan tubuh yang lunak
berwarna hitam kecoklatan. Ulat yang
telah mati dipanen, secara hati-hati karena
tubuhnya mudah hancur. Tubuh ulat
dimasukkan kedalam tabung reaksi steril
yang berisi akuades dan disimpan
difreezer.
Pemurnian Virus
Ulat yang telah mati terinfeksi
virus dihaluskan dengan mortal, jika
terlalu pekat ditambahkan akuades.
Kemudian menyaring ulat yang telah
dihaluskan sampai 3 kali penyaringan.
Lalu dimasukkan kedalam tabung
sentrifuse dan dimurnikan dengan
memutarnya pada kecepatan 3500 rpm
selama 15 menit. Membuang supernata
dan ditambahkan akuades steril serta aduk
sampai homogen. Di putar kembali dengan
cetrifuse pada kecepatan 3500 rpm selama
15 menit sebanyak 2-3 kali.
Penghitungan Virus
Penghitungan virus dilakukan
dengan menggunakan hemositometer.
Membersihkan alat haemachytometer
dengan tissue yang sudah diberi alkohol.
Setelah itu haemachytometer ditutup
dengan cover glass yang sudah
dibersihkan. Mengambil larutan
pengenceran virus dari tabung reaksi
dengan menggunakan spet. Meneteskan
larutan tadi pada alat haemachytometer.
Amati dengan menggunakan mikroskop
dan dihitung berapa jumlah sel dalam satu
kotak.
Rumus penghitungan:
Virus =
𝑇 ×𝐷
𝑁 ×0,25
× 106
Keterngan
N = 80
T = rata-rata total
D = faktor pengenceran
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil, ulat mati virus pada instar 5
menghasilkan virus sebanyak 4 x 106 pada
pemurnian supernatan, dan 9,6 x 106 pada
pemurnian pelet. Ulat mati virus pada instar
6 menghasilkan 1,04 x 107 virus pada
pemurnian supernatan, dan pemurnian pelet
menghasilkan 1,12 x 106. Ulat mati virus
pada instar 7 menghasilkan virus sebanyak
9,6 x 106 pada pemurnian supernatan dan
1,04 x 107 pada pemurnian pelet (Tabel 1.).
Tabel 1. Jumlah virus pada masing-masing
instar
No Instar
ke-
Jumlah virus
Supernatan Pelet
1. 5 4 x 106 9,6 x 106
2. 6 1,04 x 107 1,12 x 106
3. 7 9,6 x 106 1,04 x 107
Suspensi virus diambil dengan pipet
1 ml dan diletakkan pada objek glass
haemocytometer, kemudian diamati dengan
mikroskop. Pengamatan dilakukan tepat
pada garis-garis yang nampak pada lapang
pandang dengan garis membujur serta
melintang membentuk kotak 5x5 dengan
tiap kotaknya berisi 4 x4 kotak. Kotak yang
dihitung virusnya adalah kotak kanan atas.
Perhitungan virus dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu perhitungan hasil pelet dan
supernatan dengan perbesaran mikroskop
100 x 10. Virus yang dilihat melalui
mikroskop dengan perbesaran 100x, akan
tampak bulat bercahaya. Sesungguhnya,
yang terlihat adalah polyhedra dari virus
tersebut yang berbentuk seperti kristal tidak
beraturan. Penyebab kematian ulat dapat
diketahui melalui hasil perhitungan tiap
instar. Umumnya, ulat yang mati karena
virus akan menghasilkan perhitungan virus
sebesar 107. Melalui perhitungan, diketahui
bahwa jumlah virus yang paling banyak
untuk supernata adalah pada instar 6 yaitu
sebanyak 1,04 x 107 dan untuk pelet yaitu
pada instar 7 sebanyak 1,04x107. Berikut
adalah rumus terkait dengan perhitungan
jumlah virus :
Untuk mengetahui jumlah virus
dapat menggunakan rumus sebagai berikut
:
𝑡𝑥𝑑
𝑛 𝑥 0,25
𝑥 106
Keterangan:
t : Rata-rata jumlah virus pada
semua pengulangan
n : 5
d : 106 (tidak ada pengenceran)
Virus merupakan elemen genetik yang
mengandung DNA atau RNA yang dapat
berada di dua kondisi yang berbeda yaitu
secara intrseluler. Virus dapat melakukan
metabolisme hanya pada sel hidup (inang)
untuk menghasilkan genom turunan dan
protein virus yang kemudian dirakit
menjadi virion yang baru. Beberapa
ilmuwan berpendapat bahwa virus
dikategorikan sebagai mikroba sederhana
yang karakteristik virusnya yang sangat
berbedadari mikroorganisme lainnya. Baik
itu ukuran, isi genom, atau reproduksi.
Virus dapat menginfeksi mikroba lainnya
sehingga virus dijuluki sebagai parasit
obligat, yang mungkin atau tidak mungkin
membunuh sel inang setelah replikasi
(Mousir, 2012).
Spodoptera litura multiple
nucleopolyhedrosis virus (SpltMNPV)
merupakan agen biologis yang potensial
sebagai bioinsektisida. SpltMNPV
(Spodoptera litura multipel
nucleopolyhedrosis virus) efektif
mengendalikan Spodoptera litura dengan
mortalitas 80 – 90% pada konsentrasi 107
PIBs/ml di greenhousedan di Laboratorium
efektif pada konsentrasi 106 PIBs/ml (Asri,
2004). SpltMNPV termasuk famili
Baculoviridae dari genus Baculovirus yang
merupakan salah satu patogen serangga
yang menginfeksi ulat grayak sehingga
termasuk musuh alami ulat grayak.
Ulat grayak diberi pakan buatan
berupa komposisi-komposisi tertentu yakni,
tepung kedelai 100 gr, maizena 50 gr,
clindamicin+ renouit, nipagia 1gr,
striptomisin 0,2 gr, guekergoat 2gr, Na
Benzoat 0,2 gr, vitamin C, kondistatin dan
formalin 4%. Setelah itu, memasukkan agar
dan air tersebut ke dalam blender dan
dicampur/ diblender. Hasil blender tersebut
kemudian diletakkan pada nampan dan
menunggunya hingga padat. Pakan yang
telah siap digunakan dibagi menjadi dua
bagian, bagian pertama dicelup dalam
suspensi virus, sedangkan bagian lainnya
menjadi pakan yang diberikan pada hari-
hari selanjutnya.
Pakan ulat buatan diberi bahan
formalin dan dimasukkan kedalam kulkas
penyimpanan guna menghindari
penjamuran dan bakteri yang masuk. Pakan
akan dicelupkan kedalam virus SpLtMNPV
yang akan dimakan ulat grayak, sehingga
ulat grayak akan terinfeksi virus. Setelah
beberapa hari bergantung lama matinya
ulat, maka ulat yang mati disimpan dalam
tabung reaksi aquades.
Ulat grayak yang mati pada instar 5,
instar 6, dan instar 7 baik pelet maupun
supernatan disebabkan oleh virus.
Umumnya, ulat yang mati karena terinfeksi
virus akan menggantung dengan kaki
abdomen sebagai tumpuan seperti huruf
“V” terbalik, atau diam terlentang dengan
tubuh yang lunak berwarna hitam
kecoklatan. Jumlah virus pada instar 5
(pelet) sebanyak 9,6x106 dan instar 5
(supernatan) sebanyak 4x106. Jumlah virus
pada instar 6 (pelet) sebanyak 1,12x107 dan
instar 5 (supernatan) sebanyak 1,04x107.
Pada instar 7 (pelet) dihasilkan jumlah
virus sebanyak 1,04x107 dan pada instar 7
(supernatan) diperoleh jumlah virus
sebanyak 9,6x106.
Proses infeksi menggunakan
SpltMNPV yaitu dimulai ketika SpltMNPV
masuk ke dalam tubuh ulat yang tertelan
bersama-sama pakan yang telah
mengandung SpltMNPV, kemudian melalui
alat pencernaan inilah SpltMNPV dapat
menginfeksi nukleus pada sel yang peka
terutama lapisan epitel ventrikulus dan
hemosit yang berada dalam haemocoel ulat
grayak. Infeksi SpltMNPV dalam tubuh
ulat dapat terjadi apabila usus ulat grayak
pada kondisi alkalis (pH > 9). Pada kondisi
alkalis PIB akan melepas virion dari
selubung protein yang kemudian virion
akan menembus jaringan peritrofik, dan
mikrovili, kemudian akan memisahkan sel-
sel kolumnar dan goblet sehingga akan
merusak seluruh jaringan usus dan kondisi
di dalam haemolimfa akan terlihat seperti
cairan keruh penuh SpltMNPV. Cairan
SpltMNPV tersebut adalah replikasi virion
yang baru terbentuk di dalam sel
haemocoel dan jaringan lain seperti sel
lemak, sel epidermis, haemolimfa dan
trakea. Jaringan-jaringan tersebut dipenuhi
oleh virion-virion yang akan
mengakibatkan lisis pada sel. Kemudian
ulat akan mati setelah sebagian besar
jaringan tubuhnya terinfeksi SpltMNPV
(Asri, 2013).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan diperoleh morfologi virus
SpltMNPV dengan bentuk kristal, tak
beraturan serta transparan. Efektivitas virus
tersebut berpengaruh terhadap sebagian ulat
grayak. Jumlah virus terbanyak terdapat
pada instar ke-6 untuk supernata dengan
hasil 1,04 x 107 dan instar ke-7 untuk pelet
dengan hasil 1,04 x 107
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. R. & T. J. McClintock. 1991.
Baculovirdae. Nuclear Polyhedrosis
Virus. Part I. Nuclear Polyhedrosis
of Insects. In Adams, J. R. Bonami
(Eds.). Atlas of Invertebrate Viruses.
CRC Press: Boca Raton, Florida. p.
87-104.
Amico, V. D. 1997. Baculoviruses
(Baculovidae). New York: Cornell
University, (Online),
(http://www.nysaes.cornell.edu),
diakses 19 November 2018.
Asri, M.T. 2004. “Pengembangan Metode
Penginfeksian Spodoptera litura
Multiple Nucleopolyhedrosis virus
(SpltMNPV) pada Sel Primer Epitel
Usus Larva Spodoptera litura” dalam
jurnal Pengembangan Metode
Penginfeksian. Hlm 106-111.
Asri, Mahanani Tri., dkk. 2013.
“Patogenitas Spodoptera litura
Multiple Nucleopolyhedrosis Virus
(SpltMNPV) dengan Bahan Pembawa
Tepung Bengkuang yang Terpapar
Sinar Matahari terhadap Lama Hidup
Larva Spodoptera litura” dalam
LenteraBio. Vol. 2 No. 2. Hlm 137-
141.
Mousir, Kang. 2012. Biologi Sel dan
Molekuler Blog. Karakteristik
Virus.http://www.biologisel.com
/search/label/virusmax-results=5.
(21/11/2018)
National Center for Integrated Pest
Management. 2000. Spodoptera
litura nuclear polyhedrosis virus.
Biological Insecttiside. National
Center for Integrated Pest
Management, Lal Bahadur Shastri
Building, Pusa Campus, New Dehli.
110 012, India. (Online),
(http://www.ncipm.org.in), diakses
15 November 2018.
Hasnah, dkk. 2008. “Compability of
Spedoptera Litura Nuclear
Polyhedrosis Virus (SiNPV) with
Tropical Yam (Dioscorea Hispida
Denst) Ekstract on Larvae
Spedoptora litura Feb. Agrista, Vol.
2, No. 1, (Online),
(http://www.media.neliti.com),
diakses 21 November 2018.
Tengkano, Wedanimbi & Suharsono.
2005. “Ulat Grayak Spedoptora
lituraFabricius (Lepidoptera:
Noctuidae) Pada Tanaman Kedelai
dan Pegendaliannya”. Buletin
Palawija, No. 10: 43-52, (Online),
(http://www.ejurnal.litbang.pertania
n.go.id), diakses 21 November 2018.

More Related Content

What's hot (19)

Rkk11
Rkk11Rkk11
Rkk11
 
VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 
Plaque
PlaquePlaque
Plaque
 
3. agrovigor-sept-2010-vol-3-no-2-efisiensi-penularan-virus-mozaik-tri-asmira-
3. agrovigor-sept-2010-vol-3-no-2-efisiensi-penularan-virus-mozaik-tri-asmira-3. agrovigor-sept-2010-vol-3-no-2-efisiensi-penularan-virus-mozaik-tri-asmira-
3. agrovigor-sept-2010-vol-3-no-2-efisiensi-penularan-virus-mozaik-tri-asmira-
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
5 fe5821cd01
5 fe5821cd015 fe5821cd01
5 fe5821cd01
 
Perkembangan Penularan COVID-19 dari Manusia ke Hewan - Ditkesmavet, Jakarta,...
Perkembangan Penularan COVID-19 dari Manusia ke Hewan - Ditkesmavet, Jakarta,...Perkembangan Penularan COVID-19 dari Manusia ke Hewan - Ditkesmavet, Jakarta,...
Perkembangan Penularan COVID-19 dari Manusia ke Hewan - Ditkesmavet, Jakarta,...
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
 
2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Makalah protista
Makalah protistaMakalah protista
Makalah protista
 
Algae resume
Algae resumeAlgae resume
Algae resume
 
Presentasi virus bio
Presentasi virus bioPresentasi virus bio
Presentasi virus bio
 
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
 
bioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaibioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabai
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 

Similar to Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)

Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
tristyanto
 
Mikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawatiMikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawati
Dickdick Maulana
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
Ayyu Sari
 

Similar to Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura) (20)

PPT: Pemurnian Virus SpltMNPV dari Ulat Grayak
PPT: Pemurnian Virus SpltMNPV dari Ulat GrayakPPT: Pemurnian Virus SpltMNPV dari Ulat Grayak
PPT: Pemurnian Virus SpltMNPV dari Ulat Grayak
 
SEMHAS FARHAN.pptx
SEMHAS FARHAN.pptxSEMHAS FARHAN.pptx
SEMHAS FARHAN.pptx
 
Postulat koch
Postulat kochPostulat koch
Postulat koch
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Pengaruh Penggunaan Lilin dengan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) Terhad...
Pengaruh Penggunaan Lilin dengan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) Terhad...Pengaruh Penggunaan Lilin dengan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) Terhad...
Pengaruh Penggunaan Lilin dengan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) Terhad...
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusia
 
Pleno 20 Cmodul5
Pleno 20 Cmodul5Pleno 20 Cmodul5
Pleno 20 Cmodul5
 
Mikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawatiMikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawati
 
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptxInteraksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
 
Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1
 
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.PdBab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
 
Presentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virusPresentasi mikrobiologi virus
Presentasi mikrobiologi virus
 
PPT VIRUS
PPT VIRUSPPT VIRUS
PPT VIRUS
 

More from UNESA

PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
UNESA
 

More from UNESA (20)

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: Poliploid
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)

  • 1. Efektivitas Virus SpltMNPV terhadap Ulat Grayak (Spodoptera litura) Kelas Biologi 2017D Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Virologi merupakan sudi mengenai virus. Virus adalah orgaisme terkecil yang berperan dalam penyebaran penyakit dengan menginfeksi sel dan mengakibatkan perubahan yang membahayakan sel sampai mematikan sel. Salah satu jenis virus yang membahayakan adalah Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis virus (SpltMNPV) yang mampu menginfeksi insecta, salah satunya adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis virus (SpltMNPV) dalam menginfeksi ulat grayak (Spodoptera litura) dengan perantara pakan buatan yang telah diinfeksi virus Spodoptera litura multiple Nuclear polyhedrosis virus (SpltMNPV). Data yang diperoleh berupa 1. Memperbanyak virus dengan metode infeksi secara in vivo 2. Pemurnian virus dilakukan dengan menghaluskan ulat yang terinfeksi menggunakan mortal kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000× 3. Perhitungan virus dengan menggunakan haemachytometer. Hasil dari penelitian ini adalah dari total 187 ekor ulat, banyaknya ulat yang mati instar 5 sebanyak 8 ekor, instar 6 sebanyak 27 ekor, dan instar 7 sebanyak 30 ekor, sisanya disebabkan karena beberapa hal yakni, mati diinstar karena virus dan bakteri. Jumlah virus yang paling banyak terdapat pada supernata instar ke-6 dan pelet instar ke-7 yaiu sebesar 1,04 x 107. Kata kunci: virus SpltMNPV; ulat grayak (Spodoptera litura); pakan PENDAHULUAN Ulat grayak (Spodotera litura) salah satu hama yang menyerang tanaman khususnya tanaman kacang-kacangan (kedelai), tersebar hampir diseluruh Indonesia, khususnya pada bagian daun. Menurut Tengkano dan Suharsono (2005) kerusakan yang disebabkan oleh ulat grayak pada daun tanaman dapat mengganggu proses fotosintesis pada tanaman, akibatnya dapat meggangu proses pertumbuhan pada tanaman. Kerusakan yang besar dapat berdampak buruk bagi bidang pertanian. Pasalnya dapat mengurangi hasil produksi pertanian. Untuk mencegah hama ulat grayak yang menyerang tanaman, beberapa penelitian telah menemukan cara alternatif untuk mengurangi populasi ulat grayak, yaitu dengan mengguakan organisme virus. Penggunaan virus dilakukan untuk menekan penggunaan insektisida sintetik pada tanaman. Agen hayati yang sedang dikembangkan yakni Nuclear Polyhedrosis Virus atau yang biasa disebut NPV (Hasnah dkk., 2008). Virus ini merupakan virus pathogen yang dapat menginfeksi beberapa jenis hama yang menyerang pada tanamah, salah satunya hama ulat grayak. NPV yang menyerang Spodoptera litura pada tanaman-tanaman tersebut (kedelai) disebut sebagai Spedoptora litura multiple Nuclear Polyhedrosis Virus(SpltMNPV) (NCIPM, 2000). Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) adalah virus yang termasuk kedalam family Baculoviridae, dimana merupakan kelompok virus pathogen terbesar pada
  • 2. serangga (Adams & MoClintock, 1991). Sebagian sifat dari family virus ini adalah inang yang hanya dapat menginfeksi satu genus atau pada sastu spesies serangga. Oleh karena itu, pemberian nama pada virus ini diberikan sesuai dengan inang dimana diisolasi pertama kali. Menurut Amico (1997) sifat yang terdapat pada inang tersebut baik sebagai komponen pengendali hama terpadu, selain tidak mengakibatkan pencemaran pada lingkungan dapat pula untuk melestarikan musuh alami dari serangga hama. SpltMNPV memliliki manfaat yang baik bagi para petani, khususnya petani kedelai, karena dapat digunakan sebagai organisme pembasmi hama pada tanaman kedelai. Hal tersebut yang membuat peneliti ingin mengetahui keefektifan Spedoptora litura multiple Nuclear Polyhedrosis Virus (SpltMNPV) dalam menginfeksi hama pada tanaman kedelai yaitu ulat grayak dengan pemberian pakan yang terinfeksi virus SpltMNPV BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2018 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ulat grayak (Spodoptera liptura) instar tiga yang digunakan diperoleh dari BALITAS Malang, virus uji yang digunakan yaitu Virus SPltMNPV, pakan buatan, akuades steril, alkohol, tepung kedelai, maizena, clindamicin, renouit, nipagia, striptomisin, quekeroat,natrium benzoat, vitamin c, kandistatin, formalin 4%. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kapsul, pinset, cawan petri, pipet tetes, sentrifuse, kain penyaring, mortal, alu, tabung reaksi, spet, cover glass. Pembuatan pakan buatan Semua bahan meliputi tepung kedelai 100 gr, maizena 50 gr, clindamicin, renouit, nipagia 1 gr, striptomisin 0,2 gr, quekeroat 2 gr, natrium benzioat 0,2 gr, vit c, kandistatin, dan formalin 4% dicampur menjadi satu dengan menggunakan blender sampai tercampur rata. Kemudian dituang kedalam nampan plastik dan dimasukkan kedalam kulkas. Memperbanyak Virus Menaruh ulat grayak kedalam botol kecil. Pakan buatan dicelupkan dalam suspensi virus. Ulat yang telah terkontaminasi virus dipelihara dan diberi makan pakan buatan sampai ulat mati. Ulat yang mati karena terinfeksi virus akan diam terlentang dengan tubuh yang lunak berwarna hitam kecoklatan. Ulat yang telah mati dipanen, secara hati-hati karena tubuhnya mudah hancur. Tubuh ulat dimasukkan kedalam tabung reaksi steril yang berisi akuades dan disimpan difreezer. Pemurnian Virus Ulat yang telah mati terinfeksi virus dihaluskan dengan mortal, jika terlalu pekat ditambahkan akuades. Kemudian menyaring ulat yang telah dihaluskan sampai 3 kali penyaringan.
  • 3. Lalu dimasukkan kedalam tabung sentrifuse dan dimurnikan dengan memutarnya pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Membuang supernata dan ditambahkan akuades steril serta aduk sampai homogen. Di putar kembali dengan cetrifuse pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit sebanyak 2-3 kali. Penghitungan Virus Penghitungan virus dilakukan dengan menggunakan hemositometer. Membersihkan alat haemachytometer dengan tissue yang sudah diberi alkohol. Setelah itu haemachytometer ditutup dengan cover glass yang sudah dibersihkan. Mengambil larutan pengenceran virus dari tabung reaksi dengan menggunakan spet. Meneteskan larutan tadi pada alat haemachytometer. Amati dengan menggunakan mikroskop dan dihitung berapa jumlah sel dalam satu kotak. Rumus penghitungan: Virus = 𝑇 ×𝐷 𝑁 ×0,25 × 106 Keterngan N = 80 T = rata-rata total D = faktor pengenceran HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil, ulat mati virus pada instar 5 menghasilkan virus sebanyak 4 x 106 pada pemurnian supernatan, dan 9,6 x 106 pada pemurnian pelet. Ulat mati virus pada instar 6 menghasilkan 1,04 x 107 virus pada pemurnian supernatan, dan pemurnian pelet menghasilkan 1,12 x 106. Ulat mati virus pada instar 7 menghasilkan virus sebanyak 9,6 x 106 pada pemurnian supernatan dan 1,04 x 107 pada pemurnian pelet (Tabel 1.). Tabel 1. Jumlah virus pada masing-masing instar No Instar ke- Jumlah virus Supernatan Pelet 1. 5 4 x 106 9,6 x 106 2. 6 1,04 x 107 1,12 x 106 3. 7 9,6 x 106 1,04 x 107 Suspensi virus diambil dengan pipet 1 ml dan diletakkan pada objek glass haemocytometer, kemudian diamati dengan mikroskop. Pengamatan dilakukan tepat pada garis-garis yang nampak pada lapang pandang dengan garis membujur serta melintang membentuk kotak 5x5 dengan tiap kotaknya berisi 4 x4 kotak. Kotak yang dihitung virusnya adalah kotak kanan atas. Perhitungan virus dilakukan sebanyak dua kali, yaitu perhitungan hasil pelet dan supernatan dengan perbesaran mikroskop 100 x 10. Virus yang dilihat melalui mikroskop dengan perbesaran 100x, akan tampak bulat bercahaya. Sesungguhnya, yang terlihat adalah polyhedra dari virus tersebut yang berbentuk seperti kristal tidak beraturan. Penyebab kematian ulat dapat diketahui melalui hasil perhitungan tiap instar. Umumnya, ulat yang mati karena virus akan menghasilkan perhitungan virus sebesar 107. Melalui perhitungan, diketahui bahwa jumlah virus yang paling banyak untuk supernata adalah pada instar 6 yaitu sebanyak 1,04 x 107 dan untuk pelet yaitu pada instar 7 sebanyak 1,04x107. Berikut adalah rumus terkait dengan perhitungan jumlah virus :
  • 4. Untuk mengetahui jumlah virus dapat menggunakan rumus sebagai berikut : 𝑡𝑥𝑑 𝑛 𝑥 0,25 𝑥 106 Keterangan: t : Rata-rata jumlah virus pada semua pengulangan n : 5 d : 106 (tidak ada pengenceran) Virus merupakan elemen genetik yang mengandung DNA atau RNA yang dapat berada di dua kondisi yang berbeda yaitu secara intrseluler. Virus dapat melakukan metabolisme hanya pada sel hidup (inang) untuk menghasilkan genom turunan dan protein virus yang kemudian dirakit menjadi virion yang baru. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa virus dikategorikan sebagai mikroba sederhana yang karakteristik virusnya yang sangat berbedadari mikroorganisme lainnya. Baik itu ukuran, isi genom, atau reproduksi. Virus dapat menginfeksi mikroba lainnya sehingga virus dijuluki sebagai parasit obligat, yang mungkin atau tidak mungkin membunuh sel inang setelah replikasi (Mousir, 2012). Spodoptera litura multiple nucleopolyhedrosis virus (SpltMNPV) merupakan agen biologis yang potensial sebagai bioinsektisida. SpltMNPV (Spodoptera litura multipel nucleopolyhedrosis virus) efektif mengendalikan Spodoptera litura dengan mortalitas 80 – 90% pada konsentrasi 107 PIBs/ml di greenhousedan di Laboratorium efektif pada konsentrasi 106 PIBs/ml (Asri, 2004). SpltMNPV termasuk famili Baculoviridae dari genus Baculovirus yang merupakan salah satu patogen serangga yang menginfeksi ulat grayak sehingga termasuk musuh alami ulat grayak. Ulat grayak diberi pakan buatan berupa komposisi-komposisi tertentu yakni, tepung kedelai 100 gr, maizena 50 gr, clindamicin+ renouit, nipagia 1gr, striptomisin 0,2 gr, guekergoat 2gr, Na Benzoat 0,2 gr, vitamin C, kondistatin dan formalin 4%. Setelah itu, memasukkan agar dan air tersebut ke dalam blender dan dicampur/ diblender. Hasil blender tersebut kemudian diletakkan pada nampan dan menunggunya hingga padat. Pakan yang telah siap digunakan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama dicelup dalam suspensi virus, sedangkan bagian lainnya menjadi pakan yang diberikan pada hari- hari selanjutnya. Pakan ulat buatan diberi bahan formalin dan dimasukkan kedalam kulkas penyimpanan guna menghindari penjamuran dan bakteri yang masuk. Pakan akan dicelupkan kedalam virus SpLtMNPV yang akan dimakan ulat grayak, sehingga ulat grayak akan terinfeksi virus. Setelah beberapa hari bergantung lama matinya ulat, maka ulat yang mati disimpan dalam tabung reaksi aquades. Ulat grayak yang mati pada instar 5, instar 6, dan instar 7 baik pelet maupun supernatan disebabkan oleh virus. Umumnya, ulat yang mati karena terinfeksi virus akan menggantung dengan kaki abdomen sebagai tumpuan seperti huruf “V” terbalik, atau diam terlentang dengan tubuh yang lunak berwarna hitam kecoklatan. Jumlah virus pada instar 5 (pelet) sebanyak 9,6x106 dan instar 5 (supernatan) sebanyak 4x106. Jumlah virus pada instar 6 (pelet) sebanyak 1,12x107 dan instar 5 (supernatan) sebanyak 1,04x107. Pada instar 7 (pelet) dihasilkan jumlah virus sebanyak 1,04x107 dan pada instar 7
  • 5. (supernatan) diperoleh jumlah virus sebanyak 9,6x106. Proses infeksi menggunakan SpltMNPV yaitu dimulai ketika SpltMNPV masuk ke dalam tubuh ulat yang tertelan bersama-sama pakan yang telah mengandung SpltMNPV, kemudian melalui alat pencernaan inilah SpltMNPV dapat menginfeksi nukleus pada sel yang peka terutama lapisan epitel ventrikulus dan hemosit yang berada dalam haemocoel ulat grayak. Infeksi SpltMNPV dalam tubuh ulat dapat terjadi apabila usus ulat grayak pada kondisi alkalis (pH > 9). Pada kondisi alkalis PIB akan melepas virion dari selubung protein yang kemudian virion akan menembus jaringan peritrofik, dan mikrovili, kemudian akan memisahkan sel- sel kolumnar dan goblet sehingga akan merusak seluruh jaringan usus dan kondisi di dalam haemolimfa akan terlihat seperti cairan keruh penuh SpltMNPV. Cairan SpltMNPV tersebut adalah replikasi virion yang baru terbentuk di dalam sel haemocoel dan jaringan lain seperti sel lemak, sel epidermis, haemolimfa dan trakea. Jaringan-jaringan tersebut dipenuhi oleh virion-virion yang akan mengakibatkan lisis pada sel. Kemudian ulat akan mati setelah sebagian besar jaringan tubuhnya terinfeksi SpltMNPV (Asri, 2013). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh morfologi virus SpltMNPV dengan bentuk kristal, tak beraturan serta transparan. Efektivitas virus tersebut berpengaruh terhadap sebagian ulat grayak. Jumlah virus terbanyak terdapat pada instar ke-6 untuk supernata dengan hasil 1,04 x 107 dan instar ke-7 untuk pelet dengan hasil 1,04 x 107 DAFTAR PUSTAKA Adams, J. R. & T. J. McClintock. 1991. Baculovirdae. Nuclear Polyhedrosis Virus. Part I. Nuclear Polyhedrosis of Insects. In Adams, J. R. Bonami (Eds.). Atlas of Invertebrate Viruses. CRC Press: Boca Raton, Florida. p. 87-104. Amico, V. D. 1997. Baculoviruses (Baculovidae). New York: Cornell University, (Online), (http://www.nysaes.cornell.edu), diakses 19 November 2018. Asri, M.T. 2004. “Pengembangan Metode Penginfeksian Spodoptera litura Multiple Nucleopolyhedrosis virus (SpltMNPV) pada Sel Primer Epitel Usus Larva Spodoptera litura” dalam jurnal Pengembangan Metode Penginfeksian. Hlm 106-111. Asri, Mahanani Tri., dkk. 2013. “Patogenitas Spodoptera litura Multiple Nucleopolyhedrosis Virus (SpltMNPV) dengan Bahan Pembawa Tepung Bengkuang yang Terpapar Sinar Matahari terhadap Lama Hidup Larva Spodoptera litura” dalam LenteraBio. Vol. 2 No. 2. Hlm 137- 141. Mousir, Kang. 2012. Biologi Sel dan Molekuler Blog. Karakteristik Virus.http://www.biologisel.com /search/label/virusmax-results=5. (21/11/2018) National Center for Integrated Pest Management. 2000. Spodoptera
  • 6. litura nuclear polyhedrosis virus. Biological Insecttiside. National Center for Integrated Pest Management, Lal Bahadur Shastri Building, Pusa Campus, New Dehli. 110 012, India. (Online), (http://www.ncipm.org.in), diakses 15 November 2018. Hasnah, dkk. 2008. “Compability of Spedoptera Litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SiNPV) with Tropical Yam (Dioscorea Hispida Denst) Ekstract on Larvae Spedoptora litura Feb. Agrista, Vol. 2, No. 1, (Online), (http://www.media.neliti.com), diakses 21 November 2018. Tengkano, Wedanimbi & Suharsono. 2005. “Ulat Grayak Spedoptora lituraFabricius (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Kedelai dan Pegendaliannya”. Buletin Palawija, No. 10: 43-52, (Online), (http://www.ejurnal.litbang.pertania n.go.id), diakses 21 November 2018.