SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN
“Resistensi Difusi Gas (RDG)”
Muhammad Guruh Arif Zulfahmi
105040201111091
Jum’at

09.00

Assisten:
Kak Cecilia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Resistensi
 Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan,
berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak
berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas
(Anonymous, 2010)
 Resistensi adalah ketahanan pengangkutan bahan akibat gesekan penyusunnya.
(Anonymous, 2010)

2.2 Pengetian Difusi
 Difusi adalah pergerakan neto dari suatu tempat lain ke tempat lain, akibat aktivitas
kinetik acak/gerak termal dari molekul /ion
(Salisbury et.all, 1995)
 Difusi adalah pergerakan partikel dari daerah partikel yang lebih pekat ke daerah yang
partikelnya kurang pekat
(Loveless, 1987)
 Difusi adalah perpindahan molekul atau ion, sebagai akibat gerak acaknya dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah
(Tjitrosomo et.all, 1993)

2.3 Pengertian Resistensi Difusi Gas
 Resistensi Difusi Gas adalah ketahanan terhadap aliran/perpindahan gas-gas di sekitar
tanaman.
(Anonymous, 2010)

2.4 Macam-macam Resistensi Difusi Gas
1. Resistensi Lapisan Batas (Ra)
Lapisan batas (boundary layer) merupakan suatu konsep untuk aliran yang
terhambat, pertama kali diperkenalkan oleh Prandtl dalam tahun 1904. Lapisan batas
dapat dianalisa pada bagian pipa dekat masuk, dimana profil kecepatannya masih
berkembang dengan jarak dari penampang masuk. Disini pola alirannya bukan
merupakan pola aliran yang setimbang atau terkembang penuh. Hal ini dapat dijumpai
pada suatu tangki reservoir kecepatan pada awal penampang pipa akan terbentuk
seragam dan fluida mengalir ke arah hilir dan mengalami perubahan profil kecepatan
sampai gaya-gaya gesekan telah memperlambat fluida di dekat dinding dan profil
kecepatan akhir yang tekembang penuh tercapai. Pada daerah masuk, fluida dekat
tengah-tengah pipa tampaknya tidak dipengaruhi oleh gesekan. sedangkan fluida tebal
dinding telah dipengaruhi oleh gesekan. Daerah dimana efek gesekan terlihat dengan
jelas disebut lapisan batas. Sewaktu fluida ke hilir, lapisan batas ini tumbuh dan
akhimya memenuhi pipa.
Tebal lapisan batas, tegalan geser di dinding setempat (1okal) atau koefisien atau
hambatan setempat, dan tegangan geser rata-rata atau koefisien gesekan rata-rata
merupakan hal yang perln diperhatikan.
(Anonymous, 2010)
2. Resistensi Stomata (Rs)
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin
besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa
tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar
stomata berbanding dengan resistensi stomata.
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat.
Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam
sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai
potensi air lebih tinggi ke sel dengan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi
air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak
bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah.
Pertumbuhan dan hasil tanaman pada kondisi intensitas cahaya rendah juga
dipengaruhi oleh kemampuan tanaman untuk memfiksasi CO2 yang ada di atmosfer.
Jika konsentrasi CO2 di udara rendah maka net photosintesis antara yang ternaungi
dengan yang kontrol hampir sama. Pada konsentrasi CO2 di udaya yang sama maka
tanaman yang dinaungi akan memfiksasi CO2 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
yang tidak ternaungi karena resistensi stomata yang tinggi terhadap CO2 sehingga net
fotosintesisnya jauh lebih lebih rendah dibandingkan tanaman yang mendapat
intensitas cahaya penuh.
(Heddy, 1990)
3. Resistensi Mesofil (Rm)
Hubungan antara cekaman intensitas cahaya rendah dengan penurunan karbohidrat
dapat dijelaskan dalam beberapa hal. Pengurangan fotosintat pada intensitas cahaya
rendah dapat dihubungkan dengan tingginya resistensi stomata dan sel-sel mesofil
terhadap pertukaran CO2. Pada kondisi cahaya rendah aktivitas karboksilase dan RuBP
menurun.

Reaksi

pembentukan

pati

dikatalisis

oleh

enzim

ADP-glukosa

pyrofosforilase yang mengatur aliran karbon, dimana enzim ini diatur secara alosterik
oleh produk dari siklus PCR. Intensitas cahaya yang rendah menyebabkan rendahnya
pembentukan 3-PGA, yang menyebabkan kerja enzim ADP-glukosa pyfosfatase
karena adanya Pi yang berinteraksi dengan 3-PGA.
(Anonymous, 2010)

2.5 Faktor yang mempengaruhi Resistens Difusi Gas
a. Morfologi Daun
Pada tempat dengan cahaya (intensitas) tinggi, menyebabkan penebalan daun sehingga
menurunkan resistensi terhadap difusi CO2 dengan meningkatkan ruang pori di dalam
lapisan mesofil.
(Filler and Key, 1991)
b. Konsentrasi CO2
Apabila konsentrasi CO2 dipermukaan daun rendah, maka CO2 akan sulit masuk/sulit
berdifusi sehingga resistensinya semakin tinggi.
(Anonymous, 2010)
c. Kecepatan Angin
Kecepatan hembusan angin sangat mempengaruhi konsentrasi CO2 dipermukaan daun.
Apabila angin berhembus dengan cepat maka CO2 akan terbawa hembusan angin
sehingga konsentrasi CO2 dipermukaan daun menjadi rendah. Akibatnya, resistensi
nya tinggi.
(Anonymous, 2010)
d. Tekanan Turgor
Apabila tekanan turgor tinggi, maka akan mengakibatkan stomata tertutup, sehingga
gas sulit untuk masuk dan resistensinya semakin tinggi.
(Anonymous, 2010)
e. Suhu
Kenaikan suhu akan menaikkan difusi. Sebab kenaikan suhu akan menaikkan tenaga
kinetic dalam molekul substrat yang berdifusi untuk gas. Sehingga gas mudah untuk
masuk dan berakibat pada menurunnya resistensi.
(Sitompul, 1998)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan dan Fungsi
 Alat
1. Gunting : untuk memotong daun dan menggunting kertas whatman.
2. Humidity meter : untuk mengukur suhu dan kelembaban
3. Cawan petri : sebagai tempat perendaman bahan
4. Timbangan analitik : untuk mengukur berat bahan
5. Timer : untuk menentukan waktu
6. Tissue : digunakan untuk meniriskan daun dan replika yang ditiriskan.
7. Penggaris : untuk mengukur diameter replica.
8. Gelas ukur : untuk mengukur jumlah aquadesh.
 Bahan
1. Daun mangga dan bougenvile :sebagai bahan yang digunakan dalam praktikum
2. Kertas whatman : sebagai replika daun mangga dan daun bougenvile.
3. Aquades : digunakan untuk merendam.

3.2 Cara Kerja
Daun Asli (mangga, bougenvile)

Kertas whatman(replika)

-Timbang

- Timbang berat kering
- Ukur diameter
- Gunting
- Timbang berat awal

Rendam Aquades
-

Untuk daun asli selama 15 menit

-

Untuk replika selama 5 menit

-

tiriskan

Timbangan Analitik
Pada t=0’, t=10’, t=20’, t=30’

-

Humidity meter
-

Ukur RH dan T pada t diatas

Catat Hasil

3.3 Analisa Perlakuan
Pertama-tama daun dan kertas whatman ditimbang untuk mendapatkan beratnya.
Diameter kertas whatman diukur untuk digunakan dalam penghitungan luas kertas. Kemudian
daun mangga dan bougenvile ditempelkan pada kertas whatman untuk mendapatkan replika
dari masing-masing daun. Replika dari masing-masing kertas kemudian ditimbang. Baik daun
asli maupun replika daun kemudian direndam dalam aqudes, untuk daun selama 15 menit dan
untuk replika 5 menit, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hambatan yang terjadi
pada daun dan dibandingkan dengan replikanya. Setelah direndam pada daun dan replika
diukur suhu dan kelembapannya dengan Humidity meter lalu ditimbang dengan perlakuan
yang berbeda-beda, yakni pada t=o’, t=10’, t=20’, dan t=30’.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
t

Daun Mangga

(waktu)

Berat(gr)

Daun Bougenvile
T(0C)

RH(%)

Berat(gr)

T(0C)

RH(%)

D

R

D

R

D

R

D

R

D

R

D

R

O’

0,8

0,9

77,3

77,95

27,2

27,4

0,6

0,6

77,35

78,1

27,3

27,45

10’

0,8

0,9

77,1

76,8

27,4

27,5

0,5

0,5

77,75

76,4

27,4

27,5

20’

0,8

0,8

77,5

76,5

27,5

27,35

0,5

0,5

77,7

76,15

27,4

27,35

30’

0,7

0,8

75,65

77,55

27,55

27,5

0,4

0,5

79

76,4

27,55

27,75

Berat awal :
 Daun mangga

: 0.3 gr

 Daun Bougenville: 0.2 gr
 Berat kertas whatman : 1 gr
 Diameter kertas Whatman:12 cm

4.2 Perhitungan
4.2.1 Daun mangga
 Luas kertas whatman

: Π r²
= 3.14 x 12² = 113,04 cm²

 Luas daun

:
=

x luas kertas
x 113.04

= 33,912 cm²
 Fluks daun

:

t 10’

=

=0

t 20’

=

=0
t 30’

 Fluks replika

=

= 9,829

:

t 10’

=

=0

t 20’

=

= 7,372 x

t 30’

=

= 4,914 x

 KUAJ

:
=
=

 KUA

=

: KUAJ x RH
=

=

 RTD

:

t 10’

=

=

t 20’

=

=

t 30’

=

= 0,060

 RTR

:

t 10’

=

=

t 20’

=

= 0,080

t 30’

=

= 0,120

 RD

: RTD – RTR

t 10’

= −

t 20’

=

=

- 0,080 =
t 30’

= 0,060 –0,120 = -0,060

4.2.2 Daun Bougenville
 Luas kertas whatman

: Π r²
= 3.14 x 12² = 113,04 cm²

 Luas daun

:
=

x luas kertas
x 113,04

= 22,608 cm²

 Fluks daun

:

t 10’

=

=

t 20’

=

=

t 30’

=

=

 Fluks replika

:

t 10’

=

=

t 20’

=

=

t 30’

=

=

 KUAJ

:
=
=

 KUA

=

: KUAJ x RH
=

=
 RTD

:

t 10’

=

= 0,013

t 20’

=

= 0,026

t 30’

=

= 0,020

 RTR

:

t 10’

=

= 0,026

t 20’

=

= 0,053

t 30’

=

= 0,080

 RD

: RTD – RTR

t 10’

= 0,013 – 0,026 = -0,013

t 20’

= 0,026 – 0,053 = -0,027

t 30’

= -0,020 – 0,080 = -0,060

4.3 Analisa Hasil
Dari hasil praktikum, fluks daun mangga pada menit ke 10 nilainya lebih rendah dari
pada fluks daun bougenvile. Pada menit ke 20 nilai fluks daun mangga nilainya sama pada
menit 10 dan meningkat pada menit ke 30, sedangkan pada daun bougenvile nilainya
mengalami peningkatan dan penurunan pada menit ke 10,20,30. Hal ini dikarenakan berat
daun mangga pada menit kesepuluh sama dan kemudian mengalami penurunan. Pada
daun bougenvile beratnya terus menurun. Pada fluks replika daun mangga nilainya lebih
tinggi dari pada fluks replika daun bougenvile. Pada fluks replika daun mangga
mengalami peningkatan dan penurunan, sedangkan pada fluks daun bougenvile
mengalami penurunan lalu peningkatan. Nilai RTD daun mangga lebih tinggi dari nilai
RTD daun bougenvile pada menit ke 10,20, dan 30.
Adanya perbedaan, nilai fluks daun, RTD, RD disebabkan oleh perbedaan antara daun
mangga dan daun bougenvile. Dari luas daun, ketebalan daun, dan ada tidaknya lapisan
lignin pada permukaan daun merupakan faktor yang berpengaruh. Luas daun mangga dan
ketebalan daunnya dibandingkan daun bougenvile mengakibatkan resistensi daun mangga
lebih besar dibandingkan daun bougenvile.
4.4 Grafik
4.4.1 Grafik Fluks Daun

0.0005
0.00045
0.0004
0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0

fluks daun
bougenville
fluks daun
mangga

10

20

30

4.4.2 Grafik Fluks Replika

0.00025
0.0002
0.00015

fluks replika
mangga

0.0001

fluks replika
bougenville

0.00005
0
10

20

30
4.4.3 Grafik RTD

0.07
0.06
0.05
0.04
rtd mangga

0.03

rtd bougenville

0.02
0.01
0
10

20

30

4.4.4 Grafik RTR

0.14
rtr mangga
0.12

rtr bougenville

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
10

20

30

4.4.5 Grafik RD

0
-0.01

10

20

30

-0.02
-0.03

rd mangga

-0.04

rd bougenville

-0.05
-0.06
-0.07
4.5 Analisa Grafik
 Fluks Daun
Hasil grafik menunjukkan, Pada menit ke 10, nilai fluks daun mangga lebih
rendah dari pada fluks daun bougenvile yaitu 0. Pada menit ke 20 fluks daun mangga
mengalami peningkatan sampai menit ke 30. Sedangkan pada fluks daun bougenvile,
pada menit ke 10 nilainya menurun menit ke 20 dan pada menit 30 fluks bougenvile
mencapai 2,948. Hal ini ketebalan daun dan luas daun mempengaruhi nilai fluks
daun.
 Fluks Replika
Hasil grafik menunjukkan, pada fluks replika daun mangga nilanya mengalami
peningkatan pada menit ke 10 sampai menit ke 20, kemudian menurun pada menit ke
30 yaitu hingga mencapai 4,914. Sedangkan fluks replika daun bougenvile, nilainya
pada menit ke 10 adalah 2.211, pada menit ke 20 nilainya menurun dan meningkat
sampai menit ke 30 yaitu 7,372.
 RTD
Pada daun mangga nilai RTD pada menit ke 10 lebih kecil jika dibandingkan
dengan daun bougenvile. Pada menit ke 20 juga lebih kecil nilai RTD daun
bougenvile. Sedangkan

pada menit ke 30 nilai RTD daun mangga mengalami

peningkatan daripada menit ke 20 dan lebih besar daripada nilai RTD daun
bougenvile dimana RTD daun bougenvile mengalami penurunan.
 RTR
Pada nilai RTR daun mangga pada menit ke 10 menunjukkan nilai yang tak
terhingga ( ). Kemudian meningkat nilainya menjadi 0.080 pada menit ke 20 dan
0,120 pada menit 30. Sedangkan pada RTR daun bougenvile, pada menit ke 10
menunjukkan nilai 0,026, pada menit ke 20 nilainya meningkat menjadi 0,053 dan
tetap meningkat lagi 0,080 sampai menit ke 30.
 RD
Nilai RD daun mangga menunjukkan nilai tak terhingga (

pada menit ke 10

dan 20, pada menit ke 30 menunjukkan nilai -0,060. Sedangkan pada RD daun
bougenvile pada menit ke 10 menunjukkan nilai -0,013, pada menit ke 20
menunjukkan nilai -0,027, dan pada menit ke 30 terjadi penurunan nilai RD menjadi
-0.060.
4.6 Manfaat Pengetahuan tentang Resistensi Difusi Gas pada kegiatan Pertanian
Resistensi difusi gas di bidang pertanian sangat diperlukan yaitu untuk mengetahui
bagaimana memperoleh CO2 sebanyak mungkin dari atmosfer yang sebenarnya sangat sedikit
mengandung gas tersebut, pada saat yang sama mempertahankan air sebanyak mungkin pula
yakni pada saat daun membuka stomata, maka CO2 akan masuk melaluinya dan dengan
waktu yang bersamaan pula akan terjadi transpirasi. Dengan mengetahui hal tersebut maka
petani juga mengetahui faktor lingkungan juga mempengaruhi proses membuka dan
menutupnya stomata. Maka diharapkan petani mencapai hasil tanaman yang maksimal dengan
menggunakn sedikit mungkin air irigasi/curah hujan yang merupakn sumber alam yang
semakin langka.
(Salisbury et.all, 1995)

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
 Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan,
berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak
berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas
 Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah
 Resistensi difusi gas adalah ketahanan terhadap perpindahan zat gas dari bagian
berkosentrasi tinggi ke kosetrasi rendah.
 Macam-macam resistensi difusi gas:
1. Resistensi Lapisan Batas
2. Resistensi Stomata
3. Resistensi Mesofil
 Faktor yang mempengaruhi resistensi difusi gas:
1. Ukuran daun
2. Kelembaban atmosfer
3. Suhu
4. Cahaya matahari
 Pada praktikum kali ini, bahan yang dijadikan pengamatan adalah daun mangga dan

daun bougenvile. Hasil yang didapat dalam materi Resistensi Difusi Gas ini adalah
bahwa Adanya perbedaan, nilai fluks daun, RTD, RD disebabkan oleh perbedaan
antara daun mangga dan daun bougenvile. Dari luas daun, ketebalan daun, dan ada
tidaknya lapisan lignin pada permukaan daun merupakan faktor yang berpengaruh.

5.2 Kritik dan Saran
Untuk materi ini sebaiknya waktu praktikumnya ditambah karena praktikumnya agak
lama juga.
Untuk asisten materi yang diberikan terlalu singkat sebaiknya pada waktu paktikum
tujuan dilakukannya praktikum ini diberi tahu pada praktikan.
Tolong untuk perhitungannya dibuat asistensi lagi karena perhitungannya terlalu rumit
dan membutuhkan pendalaman materi yang lebih banyak.
Buat Asistennya, yang banyak senyum ya……..

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/resistance. Diakses tanggal 12 November 2010
Anonymous.2010.http://www.indonesianindonesia.com. diakses tanggal 12 November 2010
Filler and Key. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UI press: Jakarta
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta
Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia.
Jakarta.
Salisbury, Frank B dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Sitompul. 2010. Penuntun Praktikum Dasar Fisiologi Tanaman. FPUB. Malang
Tjitrosomo, sitisoetarmi dan Nawang sari Sugiri. 1993. Biologi edisi kelima Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
fahmiganteng
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
UNESA
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
fahmiganteng
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
UNESA
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Issuchii Liescahyani
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
selona
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Malikul Mulki
 

What's hot (20)

10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
Air dan Tanaman
Air dan Tanaman Air dan Tanaman
Air dan Tanaman
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Agrohidrologi
AgrohidrologiAgrohidrologi
Agrohidrologi
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
hub air, tanah dan tanaman
hub air, tanah dan tanamanhub air, tanah dan tanaman
hub air, tanah dan tanaman
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 

Viewers also liked

страх
страхстрах
страх
8905137
 
What have you learnt about technologies from process question 6
What have you learnt about technologies from process question 6What have you learnt about technologies from process question 6
What have you learnt about technologies from process question 6
leaporter
 
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
Dr. Geetika Saluja
 
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
hojam
 
Assessmentpp
AssessmentppAssessmentpp
Assessmentpp
kaygoins
 
About Farmer's Cooperative Grain Co.
About Farmer's Cooperative Grain Co.About Farmer's Cooperative Grain Co.
About Farmer's Cooperative Grain Co.
kindecoop
 
information extraction by selamu shirtawi
information extraction by selamu shirtawiinformation extraction by selamu shirtawi
information extraction by selamu shirtawi
selamu shirtawi
 

Viewers also liked (19)

I robot Ben en Sander
I robot Ben en SanderI robot Ben en Sander
I robot Ben en Sander
 
страх
страхстрах
страх
 
Associate in Applied Science Network Administration and Information Security
Associate in Applied Science Network Administration and Information SecurityAssociate in Applied Science Network Administration and Information Security
Associate in Applied Science Network Administration and Information Security
 
FLA Lecon 6
FLA Lecon 6FLA Lecon 6
FLA Lecon 6
 
Բարի օր
Բարի օրԲարի օր
Բարի օր
 
Youtube Hakkında Herşey
Youtube Hakkında HerşeyYoutube Hakkında Herşey
Youtube Hakkında Herşey
 
Beutiful bursa
Beutiful bursaBeutiful bursa
Beutiful bursa
 
What have you learnt about technologies from process question 6
What have you learnt about technologies from process question 6What have you learnt about technologies from process question 6
What have you learnt about technologies from process question 6
 
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
Understanding the Role of Media in Communication for Sustainability by Dr Gee...
 
2.1 How to teach a concept. e
2.1 How to teach a concept. e2.1 How to teach a concept. e
2.1 How to teach a concept. e
 
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
Happynewyeartr 131215070556-phpapp02
 
Chelseamourinhobible391stteamdrills 121231052454-phpapp01
Chelseamourinhobible391stteamdrills 121231052454-phpapp01Chelseamourinhobible391stteamdrills 121231052454-phpapp01
Chelseamourinhobible391stteamdrills 121231052454-phpapp01
 
Affiliate
AffiliateAffiliate
Affiliate
 
Dream school 新宿360°大学
Dream school 新宿360°大学Dream school 新宿360°大学
Dream school 新宿360°大学
 
Lesson+3 v2.0 slide_show [autosaved]
Lesson+3 v2.0 slide_show [autosaved]Lesson+3 v2.0 slide_show [autosaved]
Lesson+3 v2.0 slide_show [autosaved]
 
Assessmentpp
AssessmentppAssessmentpp
Assessmentpp
 
About Farmer's Cooperative Grain Co.
About Farmer's Cooperative Grain Co.About Farmer's Cooperative Grain Co.
About Farmer's Cooperative Grain Co.
 
information extraction by selamu shirtawi
information extraction by selamu shirtawiinformation extraction by selamu shirtawi
information extraction by selamu shirtawi
 
Comenius corners
Comenius cornersComenius corners
Comenius corners
 

Similar to Laporan praktikum rdg

Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
UNESA
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
Hidayatul Annisa
 
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
Firda23
 
fisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficitfisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficit
AisAisyah
 
Resonansi Gelombang Bunyi
Resonansi Gelombang BunyiResonansi Gelombang Bunyi
Resonansi Gelombang Bunyi
arda fatika
 
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdfindikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
IrmaSaragih2
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Fhadilla Muhammad
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Fhadilla Muhammad
 

Similar to Laporan praktikum rdg (20)

Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
Ac fr ogbx5p6tj032hsfwgvb7xpuefgjmx_qndewwwciexvrdhpyrlblz9j7-ntknl7zxlekfunq...
 
fisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficitfisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficit
 
gelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansigelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansi
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferKeseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc
caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doccaesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc
caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Kalor dan Teori Kinetik
Kalor dan Teori KinetikKalor dan Teori Kinetik
Kalor dan Teori Kinetik
 
Resonansi Gelombang Bunyi
Resonansi Gelombang BunyiResonansi Gelombang Bunyi
Resonansi Gelombang Bunyi
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdfindikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
indikator soal ulangan fisika kelas 2 fisika.pdf
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Laporan koreksi ke-2
Laporan koreksi ke-2Laporan koreksi ke-2
Laporan koreksi ke-2
 
Makalah fistum
Makalah fistumMakalah fistum
Makalah fistum
 

More from fahmiganteng

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
fahmiganteng
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
fahmiganteng
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
fahmiganteng
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
fahmiganteng
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
fahmiganteng
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
fahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
fahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
fahmiganteng
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
fahmiganteng
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
fahmiganteng
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
fahmiganteng
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
fahmiganteng
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
fahmiganteng
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
fahmiganteng
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tani
fahmiganteng
 

More from fahmiganteng (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Laporan tanah 1
Laporan tanah 1Laporan tanah 1
Laporan tanah 1
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tani
 

Laporan praktikum rdg

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN “Resistensi Difusi Gas (RDG)” Muhammad Guruh Arif Zulfahmi 105040201111091 Jum’at 09.00 Assisten: Kak Cecilia PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Resistensi  Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas (Anonymous, 2010)  Resistensi adalah ketahanan pengangkutan bahan akibat gesekan penyusunnya. (Anonymous, 2010) 2.2 Pengetian Difusi
  • 2.  Difusi adalah pergerakan neto dari suatu tempat lain ke tempat lain, akibat aktivitas kinetik acak/gerak termal dari molekul /ion (Salisbury et.all, 1995)  Difusi adalah pergerakan partikel dari daerah partikel yang lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat (Loveless, 1987)  Difusi adalah perpindahan molekul atau ion, sebagai akibat gerak acaknya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah (Tjitrosomo et.all, 1993) 2.3 Pengertian Resistensi Difusi Gas  Resistensi Difusi Gas adalah ketahanan terhadap aliran/perpindahan gas-gas di sekitar tanaman. (Anonymous, 2010) 2.4 Macam-macam Resistensi Difusi Gas 1. Resistensi Lapisan Batas (Ra) Lapisan batas (boundary layer) merupakan suatu konsep untuk aliran yang terhambat, pertama kali diperkenalkan oleh Prandtl dalam tahun 1904. Lapisan batas dapat dianalisa pada bagian pipa dekat masuk, dimana profil kecepatannya masih berkembang dengan jarak dari penampang masuk. Disini pola alirannya bukan merupakan pola aliran yang setimbang atau terkembang penuh. Hal ini dapat dijumpai pada suatu tangki reservoir kecepatan pada awal penampang pipa akan terbentuk seragam dan fluida mengalir ke arah hilir dan mengalami perubahan profil kecepatan sampai gaya-gaya gesekan telah memperlambat fluida di dekat dinding dan profil kecepatan akhir yang tekembang penuh tercapai. Pada daerah masuk, fluida dekat tengah-tengah pipa tampaknya tidak dipengaruhi oleh gesekan. sedangkan fluida tebal dinding telah dipengaruhi oleh gesekan. Daerah dimana efek gesekan terlihat dengan jelas disebut lapisan batas. Sewaktu fluida ke hilir, lapisan batas ini tumbuh dan akhimya memenuhi pipa. Tebal lapisan batas, tegalan geser di dinding setempat (1okal) atau koefisien atau hambatan setempat, dan tegangan geser rata-rata atau koefisien gesekan rata-rata merupakan hal yang perln diperhatikan. (Anonymous, 2010) 2. Resistensi Stomata (Rs)
  • 3. Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel dengan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah. Pertumbuhan dan hasil tanaman pada kondisi intensitas cahaya rendah juga dipengaruhi oleh kemampuan tanaman untuk memfiksasi CO2 yang ada di atmosfer. Jika konsentrasi CO2 di udara rendah maka net photosintesis antara yang ternaungi dengan yang kontrol hampir sama. Pada konsentrasi CO2 di udaya yang sama maka tanaman yang dinaungi akan memfiksasi CO2 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak ternaungi karena resistensi stomata yang tinggi terhadap CO2 sehingga net fotosintesisnya jauh lebih lebih rendah dibandingkan tanaman yang mendapat intensitas cahaya penuh. (Heddy, 1990) 3. Resistensi Mesofil (Rm) Hubungan antara cekaman intensitas cahaya rendah dengan penurunan karbohidrat dapat dijelaskan dalam beberapa hal. Pengurangan fotosintat pada intensitas cahaya rendah dapat dihubungkan dengan tingginya resistensi stomata dan sel-sel mesofil terhadap pertukaran CO2. Pada kondisi cahaya rendah aktivitas karboksilase dan RuBP menurun. Reaksi pembentukan pati dikatalisis oleh enzim ADP-glukosa pyrofosforilase yang mengatur aliran karbon, dimana enzim ini diatur secara alosterik oleh produk dari siklus PCR. Intensitas cahaya yang rendah menyebabkan rendahnya pembentukan 3-PGA, yang menyebabkan kerja enzim ADP-glukosa pyfosfatase karena adanya Pi yang berinteraksi dengan 3-PGA. (Anonymous, 2010) 2.5 Faktor yang mempengaruhi Resistens Difusi Gas a. Morfologi Daun
  • 4. Pada tempat dengan cahaya (intensitas) tinggi, menyebabkan penebalan daun sehingga menurunkan resistensi terhadap difusi CO2 dengan meningkatkan ruang pori di dalam lapisan mesofil. (Filler and Key, 1991) b. Konsentrasi CO2 Apabila konsentrasi CO2 dipermukaan daun rendah, maka CO2 akan sulit masuk/sulit berdifusi sehingga resistensinya semakin tinggi. (Anonymous, 2010) c. Kecepatan Angin Kecepatan hembusan angin sangat mempengaruhi konsentrasi CO2 dipermukaan daun. Apabila angin berhembus dengan cepat maka CO2 akan terbawa hembusan angin sehingga konsentrasi CO2 dipermukaan daun menjadi rendah. Akibatnya, resistensi nya tinggi. (Anonymous, 2010) d. Tekanan Turgor Apabila tekanan turgor tinggi, maka akan mengakibatkan stomata tertutup, sehingga gas sulit untuk masuk dan resistensinya semakin tinggi. (Anonymous, 2010) e. Suhu Kenaikan suhu akan menaikkan difusi. Sebab kenaikan suhu akan menaikkan tenaga kinetic dalam molekul substrat yang berdifusi untuk gas. Sehingga gas mudah untuk masuk dan berakibat pada menurunnya resistensi. (Sitompul, 1998) BAB III METODOLOGI 3.1 Alat, Bahan dan Fungsi  Alat 1. Gunting : untuk memotong daun dan menggunting kertas whatman. 2. Humidity meter : untuk mengukur suhu dan kelembaban 3. Cawan petri : sebagai tempat perendaman bahan 4. Timbangan analitik : untuk mengukur berat bahan 5. Timer : untuk menentukan waktu 6. Tissue : digunakan untuk meniriskan daun dan replika yang ditiriskan. 7. Penggaris : untuk mengukur diameter replica.
  • 5. 8. Gelas ukur : untuk mengukur jumlah aquadesh.  Bahan 1. Daun mangga dan bougenvile :sebagai bahan yang digunakan dalam praktikum 2. Kertas whatman : sebagai replika daun mangga dan daun bougenvile. 3. Aquades : digunakan untuk merendam. 3.2 Cara Kerja Daun Asli (mangga, bougenvile) Kertas whatman(replika) -Timbang - Timbang berat kering - Ukur diameter - Gunting - Timbang berat awal Rendam Aquades - Untuk daun asli selama 15 menit - Untuk replika selama 5 menit - tiriskan Timbangan Analitik Pada t=0’, t=10’, t=20’, t=30’ - Humidity meter - Ukur RH dan T pada t diatas Catat Hasil 3.3 Analisa Perlakuan Pertama-tama daun dan kertas whatman ditimbang untuk mendapatkan beratnya. Diameter kertas whatman diukur untuk digunakan dalam penghitungan luas kertas. Kemudian daun mangga dan bougenvile ditempelkan pada kertas whatman untuk mendapatkan replika dari masing-masing daun. Replika dari masing-masing kertas kemudian ditimbang. Baik daun asli maupun replika daun kemudian direndam dalam aqudes, untuk daun selama 15 menit dan untuk replika 5 menit, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hambatan yang terjadi pada daun dan dibandingkan dengan replikanya. Setelah direndam pada daun dan replika diukur suhu dan kelembapannya dengan Humidity meter lalu ditimbang dengan perlakuan yang berbeda-beda, yakni pada t=o’, t=10’, t=20’, dan t=30’.
  • 6. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan t Daun Mangga (waktu) Berat(gr) Daun Bougenvile T(0C) RH(%) Berat(gr) T(0C) RH(%) D R D R D R D R D R D R O’ 0,8 0,9 77,3 77,95 27,2 27,4 0,6 0,6 77,35 78,1 27,3 27,45 10’ 0,8 0,9 77,1 76,8 27,4 27,5 0,5 0,5 77,75 76,4 27,4 27,5 20’ 0,8 0,8 77,5 76,5 27,5 27,35 0,5 0,5 77,7 76,15 27,4 27,35 30’ 0,7 0,8 75,65 77,55 27,55 27,5 0,4 0,5 79 76,4 27,55 27,75 Berat awal :  Daun mangga : 0.3 gr  Daun Bougenville: 0.2 gr  Berat kertas whatman : 1 gr  Diameter kertas Whatman:12 cm 4.2 Perhitungan 4.2.1 Daun mangga  Luas kertas whatman : Π r² = 3.14 x 12² = 113,04 cm²  Luas daun : = x luas kertas x 113.04 = 33,912 cm²  Fluks daun : t 10’ = =0 t 20’ = =0
  • 7. t 30’  Fluks replika = = 9,829 : t 10’ = =0 t 20’ = = 7,372 x t 30’ = = 4,914 x  KUAJ : = =  KUA = : KUAJ x RH = =  RTD : t 10’ = = t 20’ = = t 30’ = = 0,060  RTR : t 10’ = = t 20’ = = 0,080 t 30’ = = 0,120  RD : RTD – RTR t 10’ = − t 20’ = = - 0,080 =
  • 8. t 30’ = 0,060 –0,120 = -0,060 4.2.2 Daun Bougenville  Luas kertas whatman : Π r² = 3.14 x 12² = 113,04 cm²  Luas daun : = x luas kertas x 113,04 = 22,608 cm²  Fluks daun : t 10’ = = t 20’ = = t 30’ = =  Fluks replika : t 10’ = = t 20’ = = t 30’ = =  KUAJ : = =  KUA = : KUAJ x RH = =
  • 9.  RTD : t 10’ = = 0,013 t 20’ = = 0,026 t 30’ = = 0,020  RTR : t 10’ = = 0,026 t 20’ = = 0,053 t 30’ = = 0,080  RD : RTD – RTR t 10’ = 0,013 – 0,026 = -0,013 t 20’ = 0,026 – 0,053 = -0,027 t 30’ = -0,020 – 0,080 = -0,060 4.3 Analisa Hasil Dari hasil praktikum, fluks daun mangga pada menit ke 10 nilainya lebih rendah dari pada fluks daun bougenvile. Pada menit ke 20 nilai fluks daun mangga nilainya sama pada menit 10 dan meningkat pada menit ke 30, sedangkan pada daun bougenvile nilainya mengalami peningkatan dan penurunan pada menit ke 10,20,30. Hal ini dikarenakan berat daun mangga pada menit kesepuluh sama dan kemudian mengalami penurunan. Pada daun bougenvile beratnya terus menurun. Pada fluks replika daun mangga nilainya lebih tinggi dari pada fluks replika daun bougenvile. Pada fluks replika daun mangga mengalami peningkatan dan penurunan, sedangkan pada fluks daun bougenvile mengalami penurunan lalu peningkatan. Nilai RTD daun mangga lebih tinggi dari nilai RTD daun bougenvile pada menit ke 10,20, dan 30. Adanya perbedaan, nilai fluks daun, RTD, RD disebabkan oleh perbedaan antara daun mangga dan daun bougenvile. Dari luas daun, ketebalan daun, dan ada tidaknya lapisan lignin pada permukaan daun merupakan faktor yang berpengaruh. Luas daun mangga dan ketebalan daunnya dibandingkan daun bougenvile mengakibatkan resistensi daun mangga lebih besar dibandingkan daun bougenvile.
  • 10. 4.4 Grafik 4.4.1 Grafik Fluks Daun 0.0005 0.00045 0.0004 0.00035 0.0003 0.00025 0.0002 0.00015 0.0001 0.00005 0 fluks daun bougenville fluks daun mangga 10 20 30 4.4.2 Grafik Fluks Replika 0.00025 0.0002 0.00015 fluks replika mangga 0.0001 fluks replika bougenville 0.00005 0 10 20 30
  • 11. 4.4.3 Grafik RTD 0.07 0.06 0.05 0.04 rtd mangga 0.03 rtd bougenville 0.02 0.01 0 10 20 30 4.4.4 Grafik RTR 0.14 rtr mangga 0.12 rtr bougenville 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 10 20 30 4.4.5 Grafik RD 0 -0.01 10 20 30 -0.02 -0.03 rd mangga -0.04 rd bougenville -0.05 -0.06 -0.07
  • 12. 4.5 Analisa Grafik  Fluks Daun Hasil grafik menunjukkan, Pada menit ke 10, nilai fluks daun mangga lebih rendah dari pada fluks daun bougenvile yaitu 0. Pada menit ke 20 fluks daun mangga mengalami peningkatan sampai menit ke 30. Sedangkan pada fluks daun bougenvile, pada menit ke 10 nilainya menurun menit ke 20 dan pada menit 30 fluks bougenvile mencapai 2,948. Hal ini ketebalan daun dan luas daun mempengaruhi nilai fluks daun.  Fluks Replika Hasil grafik menunjukkan, pada fluks replika daun mangga nilanya mengalami peningkatan pada menit ke 10 sampai menit ke 20, kemudian menurun pada menit ke 30 yaitu hingga mencapai 4,914. Sedangkan fluks replika daun bougenvile, nilainya pada menit ke 10 adalah 2.211, pada menit ke 20 nilainya menurun dan meningkat sampai menit ke 30 yaitu 7,372.  RTD Pada daun mangga nilai RTD pada menit ke 10 lebih kecil jika dibandingkan dengan daun bougenvile. Pada menit ke 20 juga lebih kecil nilai RTD daun bougenvile. Sedangkan pada menit ke 30 nilai RTD daun mangga mengalami peningkatan daripada menit ke 20 dan lebih besar daripada nilai RTD daun bougenvile dimana RTD daun bougenvile mengalami penurunan.  RTR Pada nilai RTR daun mangga pada menit ke 10 menunjukkan nilai yang tak terhingga ( ). Kemudian meningkat nilainya menjadi 0.080 pada menit ke 20 dan 0,120 pada menit 30. Sedangkan pada RTR daun bougenvile, pada menit ke 10 menunjukkan nilai 0,026, pada menit ke 20 nilainya meningkat menjadi 0,053 dan tetap meningkat lagi 0,080 sampai menit ke 30.  RD Nilai RD daun mangga menunjukkan nilai tak terhingga ( pada menit ke 10 dan 20, pada menit ke 30 menunjukkan nilai -0,060. Sedangkan pada RD daun bougenvile pada menit ke 10 menunjukkan nilai -0,013, pada menit ke 20 menunjukkan nilai -0,027, dan pada menit ke 30 terjadi penurunan nilai RD menjadi -0.060.
  • 13. 4.6 Manfaat Pengetahuan tentang Resistensi Difusi Gas pada kegiatan Pertanian Resistensi difusi gas di bidang pertanian sangat diperlukan yaitu untuk mengetahui bagaimana memperoleh CO2 sebanyak mungkin dari atmosfer yang sebenarnya sangat sedikit mengandung gas tersebut, pada saat yang sama mempertahankan air sebanyak mungkin pula yakni pada saat daun membuka stomata, maka CO2 akan masuk melaluinya dan dengan waktu yang bersamaan pula akan terjadi transpirasi. Dengan mengetahui hal tersebut maka petani juga mengetahui faktor lingkungan juga mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Maka diharapkan petani mencapai hasil tanaman yang maksimal dengan menggunakn sedikit mungkin air irigasi/curah hujan yang merupakn sumber alam yang semakin langka. (Salisbury et.all, 1995) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan  Resistensi adalah menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas  Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah  Resistensi difusi gas adalah ketahanan terhadap perpindahan zat gas dari bagian berkosentrasi tinggi ke kosetrasi rendah.  Macam-macam resistensi difusi gas: 1. Resistensi Lapisan Batas 2. Resistensi Stomata 3. Resistensi Mesofil  Faktor yang mempengaruhi resistensi difusi gas: 1. Ukuran daun 2. Kelembaban atmosfer 3. Suhu 4. Cahaya matahari  Pada praktikum kali ini, bahan yang dijadikan pengamatan adalah daun mangga dan daun bougenvile. Hasil yang didapat dalam materi Resistensi Difusi Gas ini adalah bahwa Adanya perbedaan, nilai fluks daun, RTD, RD disebabkan oleh perbedaan
  • 14. antara daun mangga dan daun bougenvile. Dari luas daun, ketebalan daun, dan ada tidaknya lapisan lignin pada permukaan daun merupakan faktor yang berpengaruh. 5.2 Kritik dan Saran Untuk materi ini sebaiknya waktu praktikumnya ditambah karena praktikumnya agak lama juga. Untuk asisten materi yang diberikan terlalu singkat sebaiknya pada waktu paktikum tujuan dilakukannya praktikum ini diberi tahu pada praktikan. Tolong untuk perhitungannya dibuat asistensi lagi karena perhitungannya terlalu rumit dan membutuhkan pendalaman materi yang lebih banyak. Buat Asistennya, yang banyak senyum ya…….. DAFTAR PUSTAKA Anonymous.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/resistance. Diakses tanggal 12 November 2010 Anonymous.2010.http://www.indonesianindonesia.com. diakses tanggal 12 November 2010 Filler and Key. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UI press: Jakarta Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta. Salisbury, Frank B dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. Sitompul. 2010. Penuntun Praktikum Dasar Fisiologi Tanaman. FPUB. Malang Tjitrosomo, sitisoetarmi dan Nawang sari Sugiri. 1993. Biologi edisi kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.