SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MAKALAH
TATTERING DAN HUBUNGANNYA DENGAN IKLIM, SUHU, MATAHARI, DAN
KEMIRINGAN LERENG
Dosen: A. R Tolangara
Disusun Oleh:
Kelompok 13
Andi Saputra Hasrudin
Merlianti Kayeli
Saima Sibela
Narti M. Husen
Rahayu Faradila
Salman Muhtar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS KHAIRUN
2019
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan
petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir batin kepada kami, sehingga kami dapat menulis
makalah sebagaimana mestinya.
Dengan membaca makalah ini sejak awal sampai akhir, tidak harus diartikan
keseluruhan. harus senantiasa diingat di sini bahwa apa yang dipaparkan makalah ini
merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan pembahasan yang demikian luas.
Demikianlah, kami telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk
menyajikan makalah yang sebaik-baiknya, namun masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca makalah ini. Kami sebagai penulis
menantikan kritik dan saran untuk penyempurnaan selanjutnya.
Senin, 19 November 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar yang telah mengunjungi iklim tropis telah memperhatikan bahwa daun dari
keluarga pisang (musaceae) yang di parut ke titik yang sulit untuk membayangkan bahwa
tidak ada kerusakan serius yang telah di laukan untuk daun, ketika seseorang melihat dekat
pada daun, tampak bawah kerusakan sangat sedikit di lakukan untuk daun dengan merobek.
Pembuluh darah daun pisang di susun sedemikian rupah sehingga tampaknya seolah-olah
daun di rancang bentuk robek, robeknya daun pisang karena daun terlalu lebar semakin lebar,
semakin daya tahan daun semakin berkurang tulang daun tidak mampu menahan daun,
semakin daun robek semakin banyak stomata dan semakin meningkat transpirasi karena
semakin banyak CO2 yang masuk sehingga produktifitas semakin efektif dan meningkat.
Makin lebar daun makin besar daun menyerap cahaya dan semakin besar suhu yang
diterima, makin banyak cahaya yang diterima makin menigkat suhu di permukaan daun dan
semakin besar pengeluaran H2O , iklim mikro merupakan iklim yang terbentuk di sekitar
permukaan daun yang lebih dekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Tattering daun pada daun pisang ?
2. Bagaimana hubungan Tattering dengan iklim, suhu, matahari dan kemiringan lereng?
3. Apa manfaat Tattering pada daun pisang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dari Tattering pada daun pisang
2. Untuk mengetahui hubungan dari Tattering dengan iklim, suhu, matahari dan kemiringan
lereng
3. Untuk mengetahui manfaat dari Tattering
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tattering
Tattering ada peristiwa robeknya daun pisang, tattering terjadi karena daun terlalu lebar.
Semakin lebar, semakin daya tahan daun berkurang karena tulang daun tidak mampu
menahan daun selain itu, daun robek mempengaruhu jumlah stomata. Semakin banyak daun
yanng robek, maka stomata semakin banyak sehingga transpirasi semakin meningkat.
Daun yang robek meningkatkan CO2 yang masuk sehingga produktifitas semakin
efektif dan meningkat, daun pisang yang lebar mempengaruhi penyerapan cahaya karena
makin lebar daun makin besar daun menyerap cahaya sehingga besar suhu yang di terima.
Daun pisang memiliki cadangan air lebih banyak karena batang atau bongol pisang
dalam tanah menarik air masuk dan membawa air secara sirkular.
B. Hubungan Tattering dengan Iklim
Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh iklim karena iklim tropis basah lembab dan panas
mendukung pertumbuhan pisang namun demikian, pisang masi dapat tumbuh di daerah
subtropis pada kondisi tanpa air, pisang masi tetap tumbuh karena air di suplai dari batangnya
yang berair tetapi produksinya tidak dapat di harapkan.
Jadi robeknya daun pisang di pengaruhi oleh angin karena angin dengan kecepatan
tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Ada faktor lain yaitu curah hujan, curah hujan optimal adalah 1520-3800 mm/tahun dengan 2
bulan kering, variasi curah hujan harus di imbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah
tidak tergenang.
C. Hubungan Tattering dengan Suhu
Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh suhu karena semakin banyak cahaya yang di terima
makin meningkat suhu di permukaan daun dan semakin besar pengeluaran H20, suhu
optimum adalah 31/32 ⁰ C, suhu hanya mencapai di musim panas. Daun berhenti muncul di
sekitar 9/10 ⁰ C selama musim panas dapat menghasilkan 4/5 daun sebulan tetapi di musim
dingin hanya sedikit daun yang di hasilkan dalam sebulan, Suhu juga mempengaruhi susunan
daun pada tanaman yang tumbuh di bawah kondisi dingin daun lebih tegak tetapi di bawah
kondisi lebih panas mereka lebih horizontal.
Pada akhir musim gugur dan awal musim dingin, ketika cuaca dingin pertama tiba, efek
pada daun yang lebih tua sangat drastis. Yaitu dengan munculnya bercak-bercak atau bintik-
bintik pada daun yang lebih tua menguning dan mati, di bawah kondisi dingin pisang tidak
dapat mempertahankan semua daunnya dan yang lebih tua hilang.
D. Hubungan Tattering dengan Cahaya Matahari
Cahaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang
kebanyakan pisang akan tumbuh dengan baik pada lahan yang terbuka, tetapi jika
memperoleh penyinaran yang berlebihan maka akan menyebabkan terbakar oleh sinar
matahari (sunburn) (Rukmana, 1999:38)
Tumbuhan membutuhkan cahaya dalam proses fotosintesis, panjang gelombang cahaya
digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis berkisar anatara 400 μm-760 μm. Jadi
hubungannya dengan robeknya daun pisang yaitu makin banyak cahaya yang di terima,
makin meningkat suhu di permukaan daun sehingga semakin besar pengeluaran H20.
E. Hubungan Tattering dengan Kemiringan Lereng
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Tanaman pisang dapat tumbuh di
daratan rendah sampai pegunungan setinggi 1000 m dpl. Produktiftas pisang yang optimum
akan di hasilkan pisang yang di tanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m
(Cahyono, 20002;28). Tanaman pisang umumnya tumbuh dan berproduksi secara optimal di
daerah yang memiliki ketinggian antara 400 m- 600 m dpl. Di dataran tinggi umur tanaman
berubah menjadi lama dan kulitnya tebal.
Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut demikian juga
sebaliknya, bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas, semakin tinggi
suatu tempat, maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut juga akan semakin
berkurang (Goldsworthy dan Fisher, 1992; 2). Kondisi lain pada daerah yang memiliki
elevasi tinggi adalah jumlah konsentrasi CO2 yang relatif lebih kecil bila di bandingkan pada
daerah yang lebih rendah.
Padahal CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis untuk di ubah menjadi
karbohidrat, sehingga tumbuhan yang tumbuh pada dataran tinggi cenderung memiliki
jumlah klorofil yang lebih banyak dari pada tumbuhan yang hidup di dataran rendah, agara
dapat menangkap CO2 lebih banyak. Sedangkan tumbuhan dataran rendah, dengan kondisi
iklimnya umumnya temperatur tinggi kelembapan rendah dan intensitas sinar matahari besar,
memiliki kepekaan menangkap sinar matahari lebih rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses robeknya daun pisang
di pengaruhi oleh Iklim, suhu, cahaya matahari dan kemiringan lereng. Karena Robeknya
daun pisang di pengaruhi oleh iklim karena iklim tropis basah lembab dan panas mendukung
pertumbuhan pisang namun demikian, pisang masi dapat tumbuh di daerah subtropis pada
kondisi tanpa air,Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh suhu karena semakin banyak
cahaya yang di terima makin meningkat suhu di permukaan daun dan semakin besar
pengeluaran H20, robeknya daun pisang yaitu makin banyak cahaya yang di terima, makin
meningkat suhu di permukaan daun sehingga semakin besar pengeluaran H20. Dan Semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut demikian juga sebaliknya, bila
lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas, semakin tinggi suatu tempat,
maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang
(Goldsworthy dan Fisher, 1992; 2).
DAFTAR PUSTAKA
Agfact, 2003. Respon bananas-suhu. NSW Agriculture, di akses pada tanggal 19 November
2019
Cahyono, 20002. Ketinggian Tempat. Html. di akses pada tanggal 19 November 2019
Goldsworthy dan Fisher, 1992. Ketinggian Tempat. Html. di akses pada tanggal 19
November 2019
Rukmana, 1999. PH pada pisang. Html. di akses pada tanggal 19 November 2019
Turner W. David et Al dkk, 2008. Fisiologi lingkungan dari pisang (musa spp). The
university off western Australia, , di akses pada tanggal 19 November 2019

More Related Content

Similar to Makalah fistum

Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warmingNelvisrah
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroRendy Rinaldi
 
Yusni ikhwan siregar
Yusni ikhwan siregarYusni ikhwan siregar
Yusni ikhwan siregarAlirman Ode
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraSeptian Muna Barakati
 
Makalah klimatologi
Makalah klimatologiMakalah klimatologi
Makalah klimatologiEkiLusiana1
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanArethack Mywwa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanArethack Mywwa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanArethack Mywwa
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahFiyah Sulaiman
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirUNESA
 

Similar to Makalah fistum (20)

Slide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikulturaSlide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikultura
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
 
Yusni ikhwan siregar
Yusni ikhwan siregarYusni ikhwan siregar
Yusni ikhwan siregar
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
Gw
GwGw
Gw
 
Gw
GwGw
Gw
 
Makalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisiMakalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisi
 
Makalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisiMakalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisi
 
Makalah klimatologi
Makalah klimatologiMakalah klimatologi
Makalah klimatologi
 
Makalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masraMakalah ekologi global warming masra
Makalah ekologi global warming masra
 
naungan 1.ppt
naungan 1.pptnaungan 1.ppt
naungan 1.ppt
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhanFaktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuhan
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
 
Faktor Yang Mempengaruhi Tanaman dan Hasil Tanaman
Faktor Yang Mempengaruhi Tanaman dan Hasil TanamanFaktor Yang Mempengaruhi Tanaman dan Hasil Tanaman
Faktor Yang Mempengaruhi Tanaman dan Hasil Tanaman
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
 

Recently uploaded

AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikNegustinNegustin
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 

Makalah fistum

  • 1. MAKALAH TATTERING DAN HUBUNGANNYA DENGAN IKLIM, SUHU, MATAHARI, DAN KEMIRINGAN LERENG Dosen: A. R Tolangara Disusun Oleh: Kelompok 13 Andi Saputra Hasrudin Merlianti Kayeli Saima Sibela Narti M. Husen Rahayu Faradila Salman Muhtar PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS KHAIRUN 2019
  • 2. KATA PENGANTAR puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir batin kepada kami, sehingga kami dapat menulis makalah sebagaimana mestinya. Dengan membaca makalah ini sejak awal sampai akhir, tidak harus diartikan keseluruhan. harus senantiasa diingat di sini bahwa apa yang dipaparkan makalah ini merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan pembahasan yang demikian luas. Demikianlah, kami telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyajikan makalah yang sebaik-baiknya, namun masih banyak kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca makalah ini. Kami sebagai penulis menantikan kritik dan saran untuk penyempurnaan selanjutnya. Senin, 19 November 2019 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar yang telah mengunjungi iklim tropis telah memperhatikan bahwa daun dari keluarga pisang (musaceae) yang di parut ke titik yang sulit untuk membayangkan bahwa tidak ada kerusakan serius yang telah di laukan untuk daun, ketika seseorang melihat dekat pada daun, tampak bawah kerusakan sangat sedikit di lakukan untuk daun dengan merobek. Pembuluh darah daun pisang di susun sedemikian rupah sehingga tampaknya seolah-olah daun di rancang bentuk robek, robeknya daun pisang karena daun terlalu lebar semakin lebar, semakin daya tahan daun semakin berkurang tulang daun tidak mampu menahan daun, semakin daun robek semakin banyak stomata dan semakin meningkat transpirasi karena semakin banyak CO2 yang masuk sehingga produktifitas semakin efektif dan meningkat. Makin lebar daun makin besar daun menyerap cahaya dan semakin besar suhu yang diterima, makin banyak cahaya yang diterima makin menigkat suhu di permukaan daun dan semakin besar pengeluaran H2O , iklim mikro merupakan iklim yang terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih dekat. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan Tattering daun pada daun pisang ? 2. Bagaimana hubungan Tattering dengan iklim, suhu, matahari dan kemiringan lereng? 3. Apa manfaat Tattering pada daun pisang? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penjelasan dari Tattering pada daun pisang 2. Untuk mengetahui hubungan dari Tattering dengan iklim, suhu, matahari dan kemiringan lereng 3. Untuk mengetahui manfaat dari Tattering
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tattering Tattering ada peristiwa robeknya daun pisang, tattering terjadi karena daun terlalu lebar. Semakin lebar, semakin daya tahan daun berkurang karena tulang daun tidak mampu menahan daun selain itu, daun robek mempengaruhu jumlah stomata. Semakin banyak daun yanng robek, maka stomata semakin banyak sehingga transpirasi semakin meningkat. Daun yang robek meningkatkan CO2 yang masuk sehingga produktifitas semakin efektif dan meningkat, daun pisang yang lebar mempengaruhi penyerapan cahaya karena makin lebar daun makin besar daun menyerap cahaya sehingga besar suhu yang di terima. Daun pisang memiliki cadangan air lebih banyak karena batang atau bongol pisang dalam tanah menarik air masuk dan membawa air secara sirkular. B. Hubungan Tattering dengan Iklim Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh iklim karena iklim tropis basah lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang namun demikian, pisang masi dapat tumbuh di daerah subtropis pada kondisi tanpa air, pisang masi tetap tumbuh karena air di suplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat di harapkan. Jadi robeknya daun pisang di pengaruhi oleh angin karena angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada faktor lain yaitu curah hujan, curah hujan optimal adalah 1520-3800 mm/tahun dengan 2 bulan kering, variasi curah hujan harus di imbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang. C. Hubungan Tattering dengan Suhu Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh suhu karena semakin banyak cahaya yang di terima makin meningkat suhu di permukaan daun dan semakin besar pengeluaran H20, suhu optimum adalah 31/32 ⁰ C, suhu hanya mencapai di musim panas. Daun berhenti muncul di sekitar 9/10 ⁰ C selama musim panas dapat menghasilkan 4/5 daun sebulan tetapi di musim dingin hanya sedikit daun yang di hasilkan dalam sebulan, Suhu juga mempengaruhi susunan
  • 5. daun pada tanaman yang tumbuh di bawah kondisi dingin daun lebih tegak tetapi di bawah kondisi lebih panas mereka lebih horizontal. Pada akhir musim gugur dan awal musim dingin, ketika cuaca dingin pertama tiba, efek pada daun yang lebih tua sangat drastis. Yaitu dengan munculnya bercak-bercak atau bintik- bintik pada daun yang lebih tua menguning dan mati, di bawah kondisi dingin pisang tidak dapat mempertahankan semua daunnya dan yang lebih tua hilang. D. Hubungan Tattering dengan Cahaya Matahari Cahaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang kebanyakan pisang akan tumbuh dengan baik pada lahan yang terbuka, tetapi jika memperoleh penyinaran yang berlebihan maka akan menyebabkan terbakar oleh sinar matahari (sunburn) (Rukmana, 1999:38) Tumbuhan membutuhkan cahaya dalam proses fotosintesis, panjang gelombang cahaya digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis berkisar anatara 400 μm-760 μm. Jadi hubungannya dengan robeknya daun pisang yaitu makin banyak cahaya yang di terima, makin meningkat suhu di permukaan daun sehingga semakin besar pengeluaran H20. E. Hubungan Tattering dengan Kemiringan Lereng Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Tanaman pisang dapat tumbuh di daratan rendah sampai pegunungan setinggi 1000 m dpl. Produktiftas pisang yang optimum akan di hasilkan pisang yang di tanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m (Cahyono, 20002;28). Tanaman pisang umumnya tumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah yang memiliki ketinggian antara 400 m- 600 m dpl. Di dataran tinggi umur tanaman berubah menjadi lama dan kulitnya tebal. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut demikian juga sebaliknya, bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas, semakin tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher, 1992; 2). Kondisi lain pada daerah yang memiliki elevasi tinggi adalah jumlah konsentrasi CO2 yang relatif lebih kecil bila di bandingkan pada daerah yang lebih rendah. Padahal CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis untuk di ubah menjadi karbohidrat, sehingga tumbuhan yang tumbuh pada dataran tinggi cenderung memiliki
  • 6. jumlah klorofil yang lebih banyak dari pada tumbuhan yang hidup di dataran rendah, agara dapat menangkap CO2 lebih banyak. Sedangkan tumbuhan dataran rendah, dengan kondisi iklimnya umumnya temperatur tinggi kelembapan rendah dan intensitas sinar matahari besar, memiliki kepekaan menangkap sinar matahari lebih rendah.
  • 7. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses robeknya daun pisang di pengaruhi oleh Iklim, suhu, cahaya matahari dan kemiringan lereng. Karena Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh iklim karena iklim tropis basah lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang namun demikian, pisang masi dapat tumbuh di daerah subtropis pada kondisi tanpa air,Robeknya daun pisang di pengaruhi oleh suhu karena semakin banyak cahaya yang di terima makin meningkat suhu di permukaan daun dan semakin besar pengeluaran H20, robeknya daun pisang yaitu makin banyak cahaya yang di terima, makin meningkat suhu di permukaan daun sehingga semakin besar pengeluaran H20. Dan Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut demikian juga sebaliknya, bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas, semakin tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher, 1992; 2).
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Agfact, 2003. Respon bananas-suhu. NSW Agriculture, di akses pada tanggal 19 November 2019 Cahyono, 20002. Ketinggian Tempat. Html. di akses pada tanggal 19 November 2019 Goldsworthy dan Fisher, 1992. Ketinggian Tempat. Html. di akses pada tanggal 19 November 2019 Rukmana, 1999. PH pada pisang. Html. di akses pada tanggal 19 November 2019 Turner W. David et Al dkk, 2008. Fisiologi lingkungan dari pisang (musa spp). The university off western Australia, , di akses pada tanggal 19 November 2019