SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 RUMUSAN MASALAH 
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah 
1. Bagaimana pola difraksi dan interferensi gelombang permukaan air pada celah 
tunggal dan celah ganda 
2. Bagaimanakah cara menentukan panjang gelombang? 
1.2 TUJUAN PERCOBAAN 
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah 
1. Mengetahui pola difraksi dan interferensi gelombang permukaan air pada 
celah tunggal dan celah ganda. 
2. Menentukan panjang gelombang 
1.3 TINJAUAN PUSTAKA 
1.3.1 Difraksi Gelombang 
Pelenturan cahaya yang disebut sebagai difraksi berbeda dengan 
pemantulan dan pembiasan cahaya. Pada gambar sebelumnya memperlihatkan 
difraksi pada gelombang lurus yang terjadi di air, difraksi juga dapat terjadi pada 
gelombang-gelombang yang lain termasuk gelombang cahaya. Jika lebar celah 
lebih besar dari panjang gelombang cahaya pelenturan cahaya yang terjadi 
lemah. 
Di dalam medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena 
itu, gelombang lurus merambat keseluruh medium dalam bentuk gelombang 
lurus juga. Hal itu tidak berlaku jika pada medium di beri penghalang atau 
1 
Praktikum Gelombang dan Optik
rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang 
dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang 
disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamanakan difraksi 
gelombang. Difraksi gelombang adalah pembelokan gelombang disebabkan oleh 
celah. ( Halliday dan Resnick, 1992 : 690) 
Sifat umum dari gelombang diantaranya dapat mengalami kelenturan 
(difraksi). Maka gelombang permukaan iar pun dapat mengalami 
kelenturan. (Kamajaya dan Suadana, 1987 ; 224). 
Difraksi terjadi kalau gelombang melalui celah sempit terpisah sejajar satu 
sama lain pada jarak yang selalu sama. Celah-celah yang demikian 
disebut kisi. (Nyoman Kertiasa, 1995 : 169) 
Pada celah lebar, hanya muka gelombang pada tepi celah saja 
melengkung. Pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas. 
a) Difraksi celah tunggal 
Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan 
menurut prinsip Christian Huygens (1629-1695). 
Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber 
gelombang- gelombang kecil yang menyebar maju dengan laju yang sama 
dengangelobang itu sendiri. Muka gelombang yang baru merupakan sampul 
dari semua gelombang-gelombang kecil tersebut yaitu bersinggungan 
dengan tangen (garis singgung) dari semua permukaan gelombang tersebut atau 
tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang. Dengan demikian, 
gelombang daru satu bagian celah berinterferensi (berpaduan) dengan gelombang 
dari bagian lainnya, dan intensitasnya pada layar bergantung pada arah θ. 
b) Difraksi pada Kisi 
2 
Praktikum Gelombang dan Optik
Jika seberkas cahaya monokromatis dilewatkan pada kisi, pola difraksi 
yng dihasilkan pada layar berupa garis terang dan garis gelap yang silih 
berganti. Semakin banyak celah pada sebuah kisi yang mempunyai lebar sama, 
semakin tajam pula pola difraksinya. (Kamajaya, 2003 : 214) 
1.3.2 INTERFERENSI GELOMBANG 
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan 
gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang 
tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang 
yang terpadu akan mempengaruhi medium. Pengaruh yang 
ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut 
disebut interferensi gelombang. 
Syarat agar terjadi interferensi pada gelombang permukaan air adalah 
kedua sumber geratan harus bergetar serentak (memiliki fase sama) dengan 
amplitude dan frekuensi yang sama. Dua sumber getar yang memiliki fase, 
amplitude, dan frekuensi yang sama dinamakan koheren. Dua sumber koheren 
yang hanya dapat dihasilkan dari satu sumber getar. Pada tangki riak, dua sumber 
koheren adalah dua pembangkit gelombang berbentuk bola yang digetarkan oleh 
suatu batang penggetar. Maka gelombang yang dihasilkan pembangkit bola 
berbentuk lingkaran. 
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi 
antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung 
tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua 
gelombang salingmemperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo 
paling besar, yaitu dua kali amplitudo semula. 
3 
Praktikum Gelombang dan Optik
Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua 
gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan 
dihasilkan amplitudo nol. 
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi 
konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu 
memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali 
amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila 
kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan 
sama dengan nol. 
4 
Praktikum Gelombang dan Optik
BAB II 
METODOLOGI PENELITIAN 
2.1 Jenis Penelitian 
Jenis penelitian kami dalam praktikum ini adalah eksperimental dengan 
menggunakan dua metode analisis data yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. 
Metode kualitatif yang kami gunakan adalah melakukan wawancara dan observasi 
terhadap asisten pemegang percobaan dan orang-orang yang kami anggap 
memiliki informasi mengenai objek penelitian kami. Selain itu, kami juga 
menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data-data hasil pengamatan 
yang kami peroleh dari wawancara dan observasi yang berkaitan dengan 
percobaan polarimeter. 
2.2 Waktu dan Tempat 
Praktikum mata kuliah gelombang dan optik khususnya pada percobaan 
difraksi dan interferensi gelombang permukaan air dilaksanakan pada hari Jumat, 
tanggal 27 Juni 2014 dimulai pada pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. 
Bertempat di Laboraturium Elektronika Dasar, Program Studi Pendidikan Fisika, 
Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. 
2.3 Alat dan Bahan 
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 
1. Ripple Tank assembly 
2. Ripple Generator 
5 
Praktikum Gelombang dan Optik
3. Light source 
4. Rod 
5. Reflector 
6. Leg 
7. Projection screen 
8. Large rod stand 
9. Long diffraction Bariers 
10. Plane dipper 
11. Air 
12. Mistar 
2.4 Prosedur Penelitian 
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan dalam penelitian 
ini adalah sebagai berikut : 
1. Metode yang digunakan 
a. Metode Observasi 
Dalam metode ini dilakukan dengan cara meninjau langsung 
keadaan pada saat melakukan eksperimen dan pengamatan pada penelitian 
dan mengamati objek yang diamati secara langsung. 
b. Metode Wawancara 
Dalam metode ini dilakukan dengan cara langsung menanyakan 
hal-hal yang belum diketahui pada saat melakukan eksperimen kepada 
asisten yang bertanggung jawab guna memperoleh informasi yang 
dibutuhkan untuk mendukung kelengkapaan dalam pembuatan laporan 
6 
Praktikum Gelombang dan Optik
2. Prosedur Kerja 
a. Difraksi Gelombang 
1. Merangkai alat pasco model WA-9899 seperti pada gambar 
2. Mengamati pola gelombang permukaan air pada saat menuangkan air 
di atas reflektor yang terbentuk pada layar proyektor. 
3. Memasang penghalang difraksi panjang di depan bidang getar dan 
tepat di bawah sumber cahaya, sehingga membentuk celah tunggal. 
Kemudian mengukur lebar celahnya sebesar 3 cm. 
4. Mengatur frekuensi (f = 10 Hz) dan beda fase ( = 5˚) pada generator 
riak. 
5. Mengamati pola gelombang permukaan yang terjadi pada layar. 
6. Mengulangi langkah 4-5 sebanyak dua kali dengan frekuensi 15 Hz 
dan 20 Hz. 
7 
Praktikum Gelombang dan Optik
7. Mengulangi langkah 3-6 dengan dengan memasang penghalang 
sehingga membentuk celah ganda dengan lebar celah 1,5 cm 
b. Interferensi gelombang 
1. Mengulangi langkah 1-2 pada prosedur difraksi gelombang. 
2. Mengganti penghalang dengan menggunakan penghalang standar 
sebanyak dua buah, sehingga terbentuk dua sumber koheren dari satu 
sumber getaran yang sama. 
3. Memasang penghalang difraksi mini diantara dua penghalang difraksi 
panjang yang berada di depan bidang penggetar standar, sehingga 
membentuk celah ganda. Mengatur lebar celah sebesar 3 cm. 
4. Mengatur frekuensi (f = 10 Hz) dan beda fase ( = 5˚) pada generator 
riak. 
5. Mengamati pola gelombang permukaan yang terbentuk pada layar. 
6. Mengulangi langkah 4-5 dengan menaikkan frekuensi menjadi 15 Hz 
dan 20 Hz. 
7. Mengulangi langkah 2-6 dengan dengan menggunakan menghalang 
yang membentuk celah ganda dengan lebar celah 1,5 cm 
8 
Praktikum Gelombang dan Optik
BAB III 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
3.1 Hasil Pengamatan 
3.1.1 Difraksi 
· Lebar celah 0,03 m 
f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 
10 5 
15 5 
9 
Praktikum Gelombang dan Optik
20 5 
· Lebar celah 0,015 m 
f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 
10 5 
15 5 
10 
Praktikum Gelombang dan Optik
20 5 
3.1.2 Interferensi 
· Lebar celah 0,03 m 
f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 
10 5 
11 
Praktikum Gelombang dan Optik
15 5 
20 5 
· Lebar celah 0,015 m 
f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 
10 5 
12 
Praktikum Gelombang dan Optik
15 5 
20 5 
3.2 Analisa Data 
· Difraksi 
13 
Praktikum Gelombang dan Optik
Lebar celah a = 0,03 m 
f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 
10 5 2,615 x 10-3 2,615 x 10-2 
15 5 2,615 x 10-3 3,922 x 10-2 
20 5 2,615 x 10-3 5,229 x 10-2 
Lebar celah a = 0,015 m 
f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 
10 5 1,307 x 10-3 1,307 x 10-2 
15 5 1,307 x 10-3 1,961 x 10-2 
20 5 1,307 x 10-3 2,615 x 10-2 
· Interferensi 
Lebar celah a = 0,03 m 
f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 
10 5 2,615 x 10-3 2,615 x 10-2 
15 5 2,615 x 10-3 3,922 x 10-2 
20 5 2,615 x 10-3 5,229 x 10-2 
Lebar celah a = 0,015 m 
14 
Praktikum Gelombang dan Optik
f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 
10 5 1,307 x 10-3 1,307 x 10-2 
15 5 1,307 x 10-3 1,961 x 10-2 
20 5 1,307 x 10-3 2,615 x 10-2 
3.3 Pembahasan 
Difraksi 
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh 
karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk 
gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang 
atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang 
datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang 
disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang. 
Difraksi terjadi dengan kuat bila lebar celah tidak jauh berbeda dengan 
panjang gelombangnya. Difraksi dapat terjadi pada semua bentuk gelombang. 
Misalnya gelombang permukaan air yang terhalang oleh papan bercelah. Setelah 
gelombang melewati celah itu, maka akan menyebar ke segala arah. 
Pada percobaan ini, pola difraksi yang kami amati adalah pola difraksi 
pada celah tunggal dan celah ganda. Pada celah tunggal maupun celah ganda 
terjadi lenturan dimana lenturan celah sempit di sebuah gelombang permukaan air 
membentuk gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah 
belakang celah tersebut. 
15 
Praktikum Gelombang dan Optik
Pola terang dan gelap yang terlihat pada layar terjadi karena cahaya yang 
dating melentur di pinggiran celah dan menerangi daerah-daerah pada layar yang 
tidak langsung berhadapan dengan celah. 
Lebar celah dari suatu penghalang berpengaruh terhadap pola difraksi 
yang terbentuk. Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi 
tidak begitu jelas terlihat. 
Hal lain yang berpengaruh terhadap pola gelombang yang terbentuk 
adalah adanya frekuensi. Semakin tinggi frekuensi yang diberikan maka akan 
semakin jelas pola difraksi atau gelombang yang terbentuk. Pola terang dan gelap 
semakin jelas dan semakin rapat. Dalam hal ini, jarak antar pola terang maupun 
gelap semakin kecil. 
Perbedaan frekuensi disini tidak mempengaruhi panjang gelombang yang 
terbentuk akan tetapi kecepatan gelombangnya akan berubah. Kecepatan 
gelombang akan semakin besar jika frekuensinya semakin dinaikkan. 
Interferensi 
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan 
gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang 
tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsipsuperposisi linear. Gelombang-gelombang 
yang terpadu akan mempengaruhi medium. pengaruh yang 
ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut disebut 
interferensi gelombang. 
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu 
gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi 
interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki 
amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, 
maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang resultan 
memiliki amplitudo nol. 
16 
Praktikum Gelombang dan Optik
Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang 
cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya 
tetap. Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit 
(titik tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang 
lebih besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) 
gelombang bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit 
dan lembah disebut fase. 
Pada percobaan ini, kami menggunakan fase yang sama yaitu 5̊ dengan 
amplitudo yang tetap. Hal ini supaya interferensi kedua gelombang yang koheren 
dapat diamati dengan jelas. 
Pada celah tunggal, berkas cahaya yang jatuh akan dibelokan dengan 
sudut belok atau beda fase θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola 
gelap dan terang akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi. Pola terang 
merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat (bersifat konstruktif) dan 
garis gelap adalah hasil interferensi yang saling memperlemah (bersifat 
destruktif). Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak tempuh/ lintasan 
cahaya dari celah ke layar. 
Gelombang dari satu bagian celah berinterferensi (berpadu) dengan 
gelombang dari bagian lainnya, dan intensitasnya pada layar bergantung pada 
arah besar fasenya. 
Pada interfrensi celah ganda, diperoleh dua gelombang cahaya yang 
koheren dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah 
sempit yang saling berdekatan. Cahaya yang dipantulkan dari suatu sumber ke 
arah cermin datar akan diperoleh bayangan sumber cahaya sehingga sinar cahaya 
yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang koheren. 
Bukan hanya pada difraksi, frekuensi juga berpengaruh pada interferensi. 
Frekuensi yang besar membuat pola interferensi semakin jelas terlihat. Perubahan 
17 
Praktikum Gelombang dan Optik
frekuensi tidak membuat adanya perubahan panjang gelombang tetapi 
mempengaruhi cepat rambat gelombangnya. Terjadi perubahan panjang 
gelombang apabila ukuran celah berbeda. Celah sempit akan menghasilkan 
panjang gelombang yang lebih besar. 
Fenomena difraksi dan interfrensi ini merupakan fenomena yang 
membedakan gelombang dari partikel. Interferensi ialah penyatuan dengan cara 
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik. Sedangkan, 
difraksi merupakan pembelokan gelombang di sekitar sudut yang terjadi apabila 
muka gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan 
18 
Praktikum Gelombang dan Optik
BAB IV 
KESIMPULAN 
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, 
1. Pola difraksi gelombang permukaan air 
· pada celah tunggal (a = 0,03 m) dengan f = 20 Hz 
· pada celah ganda (a = 0,015 m) dengan f = 20 Hz 
19 
Praktikum Gelombang dan Optik
Pola interferensi gelombang permukaan air 
· pada celah tunggal (a = 0,03 m) dengan f = 20 Hz 
· pada celah ganda (a = 0,015 m) dengan f = 20 Hz 
2. Panjang gelombang pada percobaan ini kami peroleh dengan menggunakan 
persamaan 
훌 = a sin Ɵ 
dan hasil yang kami dapatkan baik pada difraksi maupun interferensi gelombang 
adalah: 
20 
Praktikum Gelombang dan Optik
· Untuk celah tunggal (a = 0,03 m), 훌 = 2,615 x 10-3 m 
· Untuk celah tunggal (a = 0,015 m), 훌 = 1,307 x 10-3 m 
21 
Praktikum Gelombang dan Optik

More Related Content

What's hot

Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaHusain Anker
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Annisa Icha
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelAnnisa Icha
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastianFarrrsa
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesPutri Aulia
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantianakinanti2
 

What's hot (20)

Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
 
Difraksi gelombang
Difraksi gelombangDifraksi gelombang
Difraksi gelombang
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
induktansi diri
induktansi diriinduktansi diri
induktansi diri
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
LAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMALAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMA
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
GELOMBANG TALI
GELOMBANG TALIGELOMBANG TALI
GELOMBANG TALI
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinanti
 

Viewers also liked

081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrikFakhrun Nisa
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Defri Susanto
 
педсовет 17.11.15
педсовет 17.11.15педсовет 17.11.15
педсовет 17.11.15Titenko1
 
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...CILIPScotland
 
Bloodborne pathogens 2014
Bloodborne pathogens 2014Bloodborne pathogens 2014
Bloodborne pathogens 2014Mdunnam
 
презентация Microsoft office power point
презентация Microsoft office power pointпрезентация Microsoft office power point
презентация Microsoft office power pointTitenko1
 
Психологическая готовность к школе
Психологическая готовность к школеПсихологическая готовность к школе
Психологическая готовность к школеTitenko1
 
Visions on the Future of Crowdfunding in Europe
Visions on the Future of Crowdfunding in EuropeVisions on the Future of Crowdfunding in Europe
Visions on the Future of Crowdfunding in EuropeFabien Risterucci
 
Web design company -budnetdesign, web design coimbatore
Web design company -budnetdesign, web design coimbatoreWeb design company -budnetdesign, web design coimbatore
Web design company -budnetdesign, web design coimbatoreWebdesign Coimbatore
 
караяни
караяникараяни
караяниTitenko1
 
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesign
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesignWeb Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesign
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesignWebdesign Coimbatore
 

Viewers also liked (20)

97803387 hukum-melde-laporan-muti
97803387 hukum-melde-laporan-muti97803387 hukum-melde-laporan-muti
97803387 hukum-melde-laporan-muti
 
081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7
 
педсовет 17.11.15
педсовет 17.11.15педсовет 17.11.15
педсовет 17.11.15
 
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...
Scottish Confederation of University and Research Libraries: Showcase - Jill ...
 
NHGSA Yearbook 2014
NHGSA Yearbook 2014NHGSA Yearbook 2014
NHGSA Yearbook 2014
 
Web design company budnet
Web design company   budnetWeb design company   budnet
Web design company budnet
 
Bloodborne pathogens 2014
Bloodborne pathogens 2014Bloodborne pathogens 2014
Bloodborne pathogens 2014
 
презентация Microsoft office power point
презентация Microsoft office power pointпрезентация Microsoft office power point
презентация Microsoft office power point
 
Breed vol 01
Breed vol 01Breed vol 01
Breed vol 01
 
Pentax
PentaxPentax
Pentax
 
4 g technology
4 g  technology4 g  technology
4 g technology
 
Психологическая готовность к школе
Психологическая готовность к школеПсихологическая готовность к школе
Психологическая готовность к школе
 
Visions on the Future of Crowdfunding in Europe
Visions on the Future of Crowdfunding in EuropeVisions on the Future of Crowdfunding in Europe
Visions on the Future of Crowdfunding in Europe
 
Web design company -budnetdesign, web design coimbatore
Web design company -budnetdesign, web design coimbatoreWeb design company -budnetdesign, web design coimbatore
Web design company -budnetdesign, web design coimbatore
 
Bahan bahan
Bahan bahanBahan bahan
Bahan bahan
 
караяни
караяникараяни
караяни
 
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesign
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesignWeb Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesign
Web Design Coimbatore | Web Design Company Coimbatore- budnetdesign
 

Similar to POLAGEL

Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Margiea Liana
 
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020kemenag
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanrhyshe
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanikRachmat Syukur
 
gelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansigelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansiRizqi Umi Rahmawati
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Felice Vallensia
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanikbambang04
 
Spektrum gelombang-elektromagnet
Spektrum gelombang-elektromagnetSpektrum gelombang-elektromagnet
Spektrum gelombang-elektromagnetjasminechristiani
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanikYanty Sovina
 

Similar to POLAGEL (20)

Fisika 12 1a
Fisika 12 1aFisika 12 1a
Fisika 12 1a
 
O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
O3 difraksi
 
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
 
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Akustik modul-6
Akustik modul-6Akustik modul-6
Akustik modul-6
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik
 
Laporan pengamatan fisika
Laporan pengamatan fisikaLaporan pengamatan fisika
Laporan pengamatan fisika
 
gelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansigelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansi
 
Fisika layangan
Fisika layanganFisika layangan
Fisika layangan
 
GELOMBANG_MEKANIS.pptx
GELOMBANG_MEKANIS.pptxGELOMBANG_MEKANIS.pptx
GELOMBANG_MEKANIS.pptx
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik
 
Spektrum gelombang-elektromagnet
Spektrum gelombang-elektromagnetSpektrum gelombang-elektromagnet
Spektrum gelombang-elektromagnet
 
Gejala Gelombang
Gejala GelombangGejala Gelombang
Gejala Gelombang
 
20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik20906401 gelombang-mekanik
20906401 gelombang-mekanik
 
Difraksi_powerpoint.ppt
Difraksi_powerpoint.pptDifraksi_powerpoint.ppt
Difraksi_powerpoint.ppt
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

POLAGEL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dari percobaan ini adalah 1. Bagaimana pola difraksi dan interferensi gelombang permukaan air pada celah tunggal dan celah ganda 2. Bagaimanakah cara menentukan panjang gelombang? 1.2 TUJUAN PERCOBAAN Adapun tujuan dari percobaan ini adalah 1. Mengetahui pola difraksi dan interferensi gelombang permukaan air pada celah tunggal dan celah ganda. 2. Menentukan panjang gelombang 1.3 TINJAUAN PUSTAKA 1.3.1 Difraksi Gelombang Pelenturan cahaya yang disebut sebagai difraksi berbeda dengan pemantulan dan pembiasan cahaya. Pada gambar sebelumnya memperlihatkan difraksi pada gelombang lurus yang terjadi di air, difraksi juga dapat terjadi pada gelombang-gelombang yang lain termasuk gelombang cahaya. Jika lebar celah lebih besar dari panjang gelombang cahaya pelenturan cahaya yang terjadi lemah. Di dalam medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus merambat keseluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal itu tidak berlaku jika pada medium di beri penghalang atau 1 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 2. rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamanakan difraksi gelombang. Difraksi gelombang adalah pembelokan gelombang disebabkan oleh celah. ( Halliday dan Resnick, 1992 : 690) Sifat umum dari gelombang diantaranya dapat mengalami kelenturan (difraksi). Maka gelombang permukaan iar pun dapat mengalami kelenturan. (Kamajaya dan Suadana, 1987 ; 224). Difraksi terjadi kalau gelombang melalui celah sempit terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang selalu sama. Celah-celah yang demikian disebut kisi. (Nyoman Kertiasa, 1995 : 169) Pada celah lebar, hanya muka gelombang pada tepi celah saja melengkung. Pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas. a) Difraksi celah tunggal Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan menurut prinsip Christian Huygens (1629-1695). Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang- gelombang kecil yang menyebar maju dengan laju yang sama dengangelobang itu sendiri. Muka gelombang yang baru merupakan sampul dari semua gelombang-gelombang kecil tersebut yaitu bersinggungan dengan tangen (garis singgung) dari semua permukaan gelombang tersebut atau tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang. Dengan demikian, gelombang daru satu bagian celah berinterferensi (berpaduan) dengan gelombang dari bagian lainnya, dan intensitasnya pada layar bergantung pada arah θ. b) Difraksi pada Kisi 2 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 3. Jika seberkas cahaya monokromatis dilewatkan pada kisi, pola difraksi yng dihasilkan pada layar berupa garis terang dan garis gelap yang silih berganti. Semakin banyak celah pada sebuah kisi yang mempunyai lebar sama, semakin tajam pula pola difraksinya. (Kamajaya, 2003 : 214) 1.3.2 INTERFERENSI GELOMBANG Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi medium. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang. Syarat agar terjadi interferensi pada gelombang permukaan air adalah kedua sumber geratan harus bergetar serentak (memiliki fase sama) dengan amplitude dan frekuensi yang sama. Dua sumber getar yang memiliki fase, amplitude, dan frekuensi yang sama dinamakan koheren. Dua sumber koheren yang hanya dapat dihasilkan dari satu sumber getar. Pada tangki riak, dua sumber koheren adalah dua pembangkit gelombang berbentuk bola yang digetarkan oleh suatu batang penggetar. Maka gelombang yang dihasilkan pembangkit bola berbentuk lingkaran. Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang salingmemperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua kali amplitudo semula. 3 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 4. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol. Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol. 4 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 5. BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian kami dalam praktikum ini adalah eksperimental dengan menggunakan dua metode analisis data yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang kami gunakan adalah melakukan wawancara dan observasi terhadap asisten pemegang percobaan dan orang-orang yang kami anggap memiliki informasi mengenai objek penelitian kami. Selain itu, kami juga menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data-data hasil pengamatan yang kami peroleh dari wawancara dan observasi yang berkaitan dengan percobaan polarimeter. 2.2 Waktu dan Tempat Praktikum mata kuliah gelombang dan optik khususnya pada percobaan difraksi dan interferensi gelombang permukaan air dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Juni 2014 dimulai pada pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di Laboraturium Elektronika Dasar, Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. 2.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 1. Ripple Tank assembly 2. Ripple Generator 5 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 6. 3. Light source 4. Rod 5. Reflector 6. Leg 7. Projection screen 8. Large rod stand 9. Long diffraction Bariers 10. Plane dipper 11. Air 12. Mistar 2.4 Prosedur Penelitian Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode yang digunakan a. Metode Observasi Dalam metode ini dilakukan dengan cara meninjau langsung keadaan pada saat melakukan eksperimen dan pengamatan pada penelitian dan mengamati objek yang diamati secara langsung. b. Metode Wawancara Dalam metode ini dilakukan dengan cara langsung menanyakan hal-hal yang belum diketahui pada saat melakukan eksperimen kepada asisten yang bertanggung jawab guna memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kelengkapaan dalam pembuatan laporan 6 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 7. 2. Prosedur Kerja a. Difraksi Gelombang 1. Merangkai alat pasco model WA-9899 seperti pada gambar 2. Mengamati pola gelombang permukaan air pada saat menuangkan air di atas reflektor yang terbentuk pada layar proyektor. 3. Memasang penghalang difraksi panjang di depan bidang getar dan tepat di bawah sumber cahaya, sehingga membentuk celah tunggal. Kemudian mengukur lebar celahnya sebesar 3 cm. 4. Mengatur frekuensi (f = 10 Hz) dan beda fase ( = 5˚) pada generator riak. 5. Mengamati pola gelombang permukaan yang terjadi pada layar. 6. Mengulangi langkah 4-5 sebanyak dua kali dengan frekuensi 15 Hz dan 20 Hz. 7 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 8. 7. Mengulangi langkah 3-6 dengan dengan memasang penghalang sehingga membentuk celah ganda dengan lebar celah 1,5 cm b. Interferensi gelombang 1. Mengulangi langkah 1-2 pada prosedur difraksi gelombang. 2. Mengganti penghalang dengan menggunakan penghalang standar sebanyak dua buah, sehingga terbentuk dua sumber koheren dari satu sumber getaran yang sama. 3. Memasang penghalang difraksi mini diantara dua penghalang difraksi panjang yang berada di depan bidang penggetar standar, sehingga membentuk celah ganda. Mengatur lebar celah sebesar 3 cm. 4. Mengatur frekuensi (f = 10 Hz) dan beda fase ( = 5˚) pada generator riak. 5. Mengamati pola gelombang permukaan yang terbentuk pada layar. 6. Mengulangi langkah 4-5 dengan menaikkan frekuensi menjadi 15 Hz dan 20 Hz. 7. Mengulangi langkah 2-6 dengan dengan menggunakan menghalang yang membentuk celah ganda dengan lebar celah 1,5 cm 8 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 9. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan 3.1.1 Difraksi · Lebar celah 0,03 m f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 10 5 15 5 9 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 10. 20 5 · Lebar celah 0,015 m f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 10 5 15 5 10 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 11. 20 5 3.1.2 Interferensi · Lebar celah 0,03 m f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 10 5 11 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 12. 15 5 20 5 · Lebar celah 0,015 m f (Hz) Fase ( ̊) Bentuk gelombang 10 5 12 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 13. 15 5 20 5 3.2 Analisa Data · Difraksi 13 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 14. Lebar celah a = 0,03 m f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 10 5 2,615 x 10-3 2,615 x 10-2 15 5 2,615 x 10-3 3,922 x 10-2 20 5 2,615 x 10-3 5,229 x 10-2 Lebar celah a = 0,015 m f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 10 5 1,307 x 10-3 1,307 x 10-2 15 5 1,307 x 10-3 1,961 x 10-2 20 5 1,307 x 10-3 2,615 x 10-2 · Interferensi Lebar celah a = 0,03 m f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 10 5 2,615 x 10-3 2,615 x 10-2 15 5 2,615 x 10-3 3,922 x 10-2 20 5 2,615 x 10-3 5,229 x 10-2 Lebar celah a = 0,015 m 14 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 15. f (Hz) Ɵ ( ̊ ) 훌 (m) v (m/s) 10 5 1,307 x 10-3 1,307 x 10-2 15 5 1,307 x 10-3 1,961 x 10-2 20 5 1,307 x 10-3 2,615 x 10-2 3.3 Pembahasan Difraksi Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang. Difraksi terjadi dengan kuat bila lebar celah tidak jauh berbeda dengan panjang gelombangnya. Difraksi dapat terjadi pada semua bentuk gelombang. Misalnya gelombang permukaan air yang terhalang oleh papan bercelah. Setelah gelombang melewati celah itu, maka akan menyebar ke segala arah. Pada percobaan ini, pola difraksi yang kami amati adalah pola difraksi pada celah tunggal dan celah ganda. Pada celah tunggal maupun celah ganda terjadi lenturan dimana lenturan celah sempit di sebuah gelombang permukaan air membentuk gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut. 15 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 16. Pola terang dan gelap yang terlihat pada layar terjadi karena cahaya yang dating melentur di pinggiran celah dan menerangi daerah-daerah pada layar yang tidak langsung berhadapan dengan celah. Lebar celah dari suatu penghalang berpengaruh terhadap pola difraksi yang terbentuk. Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Hal lain yang berpengaruh terhadap pola gelombang yang terbentuk adalah adanya frekuensi. Semakin tinggi frekuensi yang diberikan maka akan semakin jelas pola difraksi atau gelombang yang terbentuk. Pola terang dan gelap semakin jelas dan semakin rapat. Dalam hal ini, jarak antar pola terang maupun gelap semakin kecil. Perbedaan frekuensi disini tidak mempengaruhi panjang gelombang yang terbentuk akan tetapi kecepatan gelombangnya akan berubah. Kecepatan gelombang akan semakin besar jika frekuensinya semakin dinaikkan. Interferensi Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsipsuperposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi medium. pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang. Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. 16 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 17. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya tetap. Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase. Pada percobaan ini, kami menggunakan fase yang sama yaitu 5̊ dengan amplitudo yang tetap. Hal ini supaya interferensi kedua gelombang yang koheren dapat diamati dengan jelas. Pada celah tunggal, berkas cahaya yang jatuh akan dibelokan dengan sudut belok atau beda fase θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi. Pola terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat (bersifat konstruktif) dan garis gelap adalah hasil interferensi yang saling memperlemah (bersifat destruktif). Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar. Gelombang dari satu bagian celah berinterferensi (berpadu) dengan gelombang dari bagian lainnya, dan intensitasnya pada layar bergantung pada arah besar fasenya. Pada interfrensi celah ganda, diperoleh dua gelombang cahaya yang koheren dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling berdekatan. Cahaya yang dipantulkan dari suatu sumber ke arah cermin datar akan diperoleh bayangan sumber cahaya sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang koheren. Bukan hanya pada difraksi, frekuensi juga berpengaruh pada interferensi. Frekuensi yang besar membuat pola interferensi semakin jelas terlihat. Perubahan 17 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 18. frekuensi tidak membuat adanya perubahan panjang gelombang tetapi mempengaruhi cepat rambat gelombangnya. Terjadi perubahan panjang gelombang apabila ukuran celah berbeda. Celah sempit akan menghasilkan panjang gelombang yang lebih besar. Fenomena difraksi dan interfrensi ini merupakan fenomena yang membedakan gelombang dari partikel. Interferensi ialah penyatuan dengan cara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik. Sedangkan, difraksi merupakan pembelokan gelombang di sekitar sudut yang terjadi apabila muka gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan 18 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 19. BAB IV KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang kami lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, 1. Pola difraksi gelombang permukaan air · pada celah tunggal (a = 0,03 m) dengan f = 20 Hz · pada celah ganda (a = 0,015 m) dengan f = 20 Hz 19 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 20. Pola interferensi gelombang permukaan air · pada celah tunggal (a = 0,03 m) dengan f = 20 Hz · pada celah ganda (a = 0,015 m) dengan f = 20 Hz 2. Panjang gelombang pada percobaan ini kami peroleh dengan menggunakan persamaan 훌 = a sin Ɵ dan hasil yang kami dapatkan baik pada difraksi maupun interferensi gelombang adalah: 20 Praktikum Gelombang dan Optik
  • 21. · Untuk celah tunggal (a = 0,03 m), 훌 = 2,615 x 10-3 m · Untuk celah tunggal (a = 0,015 m), 훌 = 1,307 x 10-3 m 21 Praktikum Gelombang dan Optik