SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Pengukuran Kerapatan Stomata
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 3
1. Caesaria Artha V. (131510501222)
2. Zumrotul F. (131510501215)
3. A’idatun Nisa F. (131510501206)
4. Nurul Afifah (131510501233)
5. Catur Noviani (131510501239)
6. Muhammad Jahwari (131510501241)
7. Moh. Ali Wafa (131510501230)
8. Andik Kurniawan (131510501225)
9. Tri Andika Nuryanto (131510501212)
10. Syukron Ma’mun (131510501201)
11. Andy Prasetyo (131510501245)
12. Bintang Kharisma (131510501250)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan sering disebut tanaman sejati, yaitu tanaman yang memiliki daun,
batang dan akar nyata. Semua organ tersebut memiliki peranan yang penting pada
tumbuhan untuk melakukan berbagai macam proses kehidupan tumbuhan. Semua
proses metabolisme pada tumbuhan saling berkaitan satu dengan yang lain. Hal
ini disebabkan senyawa yang akan digunakan pada proses metabolism yang satu
tidak tersedia bila metabolism yang lain tidak berproses.
Fotosintesis merupakan salah satu proses metabolisme pada tumbuhan yang
berfungsi untuk menyediakan zat-zat makanan yang dibutuhkan tumbuhan dalam
bentuk karbohidrat. Fotosintesis ini mengubah senyawa anorganik menjadi
organik. Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida (CO2) dan air H2O sebagai
bahan fotosintesis. Proses ini membutuhkan cahaya matahari untuk berproses,
cahaya yang terserap hanya cahaya tampak dengan panjang gelombang berkisar
360-760 nm.
Karbon dioksida didapatkan tanaman dari udara bebas yang masuk kedalam
tubuh tumbuhan melalui stomata. Umumnya stomata dikenal sebagai tempat
penguapan air yaitu proses transpirasi. Namun, selain sebagai tempat transpirasi
stomata juga berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Stomata merupkaan celah
yang terdiri dari sepasang sel penjaga yang umumnya berbentuk seperti ginjal.
Stomata yang dimilik tumbuhan berbeda-beda, baik bentuk dan posisinya pada
daun stomata pada berbagai spesies tumbuhan memiliki perbedaan. Umumnya
stomata terdapat pada permukaan bawah daun. Namun, terdapat tumbuhan yang
memiliki stomata pada permukaan daunnya seperti tumbuhan air.
Pembukaan dan penutupan stomata dipengaruhi oleh berbagai hal. Pembukaan
stomata terjadi akibat suhu lingkungan dan suhu didalam daun berbeda untuk
menyeimbangkannya stomata membuka dan mengeluarkan air. proses inilah yang
disebut dengan transpirasi. Bersamaan dengan terbukanya stomata karbon
dioksida yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis masuk
kedalam tubuh tumbuhan melalui stomata. selain itu pembukaan stomata juga
dapat dirangsang oleh ion kalium yang terakumulai pada sel tetangga akibat dari
penyinaran sinar matahari.
Penutupan stomata umumnya dirangsang oleh hormone asam absisat. Hal ini
disebabkan asam absisat dapat mengurangi konsentrasi ion kalium yang membuat
stomata terbuka. Stomata yang berbeda-beda pada tanaman dapat dilihat dari
berbagai macam tumbuhan, yaitu tanaman C3, C4 dan CAM. Perbedaan ini juga
mempengaruhi jalur fiksasi CO2 pada masing-masing jenis tanaman karena sifat
spesifik dan jenisnya yang berbeda. Berdasarkan latar belakang diatas praktikan
ingin membahas tentang pengukuran kerapatan stomata pada berbagai jenis
tanaman.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kerapatan stomata pada berbagai jenis tanaman
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Woelaningsih dalam Rompas et al. (2011), lapisan terluar
tanaman yang menutupi seluruh bagian organ tanaman disebut epidermis.
Epidermis memiliki berbagai fungsi pada tumbuhan, yaitu sebagai pelindung
organ tumbuhan, termodifikasi sebagai stomata. Stomata merupakan tempat
pertukaran gas yang umumnya menempati bagian tumbuhan yang kontak
langsung dengan udara. Bagian tersebut adalah daun, umumnya stomata daun
terdapat pada permukaan bawah daun. Namun, tidak semua spesies tumbuhan
memiliki stomata dipermukaan bawah daun. Stomata tumbuhan air terletak pada
permukaan daun bagian atas. Stomata dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu
anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Lakitan dalam Rompas et al., 2011).
Perbedaan jenis stomata ini dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan susunan sel-sel
epidermis.
Salah satu alat transpirasi pada tumbuhan yang terdapat ada permukaan
daun adalah stomata. Pembukaan stomata terjadi pada siang hari, dengan
membukanya stomata, karbon dioksida (CO2) yang dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk melakukan proses fotosintesis akan masuk. Sore hari umumnya merupakan
waktu penutupan stomata pada tumbuhan, laju penutupan stomata ini akan
meningkap pada ruangan gelap. Pembukaan stomata dipengaruhi oleh tekanan
turgor yang meningkat. bagian tanaman seperti daun, batang dan akar memiliki
stomata namun stomata terbanyak terdapat pada permukaan daun. Hipostomatus
merupakan stomata yang terletak pada permukaan daun tumbuhan angiosperma.
Stomata terdiri dari sepasang sel simetris yang berbentuk seperti ginjal pada
tumbuhan dikotil (Pandey dan Sinha dalam Haryanti dan Meirina, 2009). Birai
merupakan dinding sel atas dan bawah pada stomata yang berfungsi sebagai
pembatas ruang depan porus dan batas porus dengan ruang udara bawah
merupakan pembatas ruang belakang. Fotosintesis pada tumbuhan dapat
dirangsang oleh membukanya stomata. Hal ini disebabkan pada stomata terdapat
amilum ketika pagi hari (Dwijoseputra dalam Haryanti dan Meirina, 2009).
Stomata dapat dibedakan berdasarkan penebalan sel penutupnya yang meliputi,
tipe amaryllidaceae, tipe helloborus dan tipe graminea (Haryanti dan Meirina,
2009).
Menurut Syakir dan Gusmani (2012), unsur hara kalium (K) merupakan
salah satu unsur hara makro yang memiliki banyak peranan pada tumbuhan.
Fungsi K ini dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu berdasarkan biofisik
dan berdasarkan biokimia. Peranan K berdasarkan biofisik adalah sebagai
pengendali tekanan osmotic, turgor sel, stabilitas pH dan pengaturan air melalui
stomata. Berdasarkan biokimianya K berperan dalam aktivitas enzim pada sintesis
protein dan karbohidrat serta sebagai peningkat laju translokasi fotosintat. Selain
itu unsur kalium juga berperan dalam asimilasi dan transport asimilat yang dapat
membantu pertumbuhan tanaman dengan baik (Zhuo et al. dalam Syakir dan
Gusmaini, 2012).
Stomata terdiri dari dua sel penjaga yang mengelilingi stomata pada pori-
poi daun. Umumnya stomata merupakan tempat yang dilalui oleh penguapan air
(transpirasi). Namun, stomata juga berpengaruh terhadap penyerapan CO2 yang
digunakan tumbuhan sebagai bahan fotosintesis. Pengoptimalan penggunaan air
dikendalikan oleh ukuran stomata. Integrasi sinyal lingkungan dan rangsangan
hormone endogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata. Asam absisat merupakan hormon yang dikenal sebagai
pemicu menutupnya stomata. Stomata memiliki katup molekul yang berfungsi
sebagai alat kontrol pertukaran gas, yaitu CO2 dan O2. Selain itu katup pada
stomata juga berfungsi dalam mengatur proses transpirasi pada tumbuhan.
Stomata memiliki sel tetangga yang berperan mengatur lebar aparatur dalam
pertukaran ion. Pembengkakan sel penjaga mengakibatkan membukanya stomata.
Pembengkakan ini disebabkan oleh adanya ion dan osmosis larutan sehingga
stomata membuka, sedangkan penyusutan sel penyaga menyebabkan stomata
menutup (Golec dan Szarejko, 2013).
Menurut Camargo dan Marenco (2011), stomata dapat dibedakan menjadi
dua jenis berdasarkan letaknya, yaitu daun amphistomatus dan daun hipostomatus.
Daun amphistomatus merupakan daun yang memiliki stomata pada permukaan
atas dan bawahnya, sedangkan daun hipostomatus merupakan daun yang hanya
memiliki stomata pada permukaan bawah daun. Daun amphistomatus sering
dijumpai pada daerah yang kering. Setiap jenis tanaman memiliki kerapatan
stomata yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang berbeda.
Faktor lingkungan tersebut meliputi cahaya, kelembapan udara, ketersediaan air
dan konsentrasi CO2 di atmosfer (Woodward dan Kelly dalam Camargo dan
Marenco, 2011).
Kalium merupakan salah satu unsur hara yang mempengaruhi pembukaan
stomata. Hal ini berkaitan dengan osmosis yang terjadi di dalam sel. Kalium
umumnya terakumulasi pada sel tetangga stomata. Akumulasi ini dipicu oleh
adanya faktor luar. Akumulasi ini mengakibatkan stomata membuka. Ion kalium
yang terakumulasi pada sel tetangga dirangsang oleh cahaya matahari (T.
Cochrane dan A. Cochrane, 2009).
Menurut Tanaka et al. (2013), stomata sangat berperan penting dalam
mempengaruhi laju fotosintesis tumbuhan. Sepasang sel penjaga merupakan
penyusun stomata. Stomata berperan dalam pertukaran gas yang berasal dari
atmosfer. Setiap daun memiliki tingkat kerapatan sendiri-sendiri. Jumlah stomata
dalam satuan luas daun disebut kerapatan stomata. kerapatan stomata ini
mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan.
Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun.
Umumnya stomata terletak pada permukaan bawah daun. Daun memiliki jumlah
stomata yang berbeda-beda. Meningkatnya jumlah stomata pada daun akan
menyebabkan penyusutan ukuran stomata. Stomata berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas. Umumnya gas yang sering melewati stomata adalah karbon
dioksida (CO2). Selain sebagai tempat pertukaran gas stomata juga berperan
dalam penyerapan polutan di udara. Respon stomata terhadap peningkatan polusi
udara adalah banyaknya jumlah stomata mada daun tumbuhan (Ramadhani et al.,
2013).
Stomata pada tumbuhan juga dapat menutup, hormon asam absisat
merupakan hormone yang dapat memicu penutupan stomata pada daun tanaman.
Hormone absisat sering disingkat menjadi ABA. Penutupan stomata akibat dari
hormone asam absisat ini tidak langsung menutup ketika terjadi kontak. Namun,
stomata akan menutup ketika hormob asam absisat yang kontak dengan daun
terakumulasi. Konsentrasi asam absisat akan meningkat pada kondisi tanaman
kekeringan. Sebaliknya jika tanaman tidak mengalami kekeringan konsentrasi
asam absisat rendah (Lakitan, 2013).
Menurut Salisbury dan Ross (1992), membukanya stomata diakibatkan
oleh air yang terserap sel penjaga. Ion K+
merupakan ion yang dapat
mempertahankan keadaan stomata tetap membuka. Ion K+
ini terakumulasi pada
vakuolas sel penjaga sehingga memicu pembukaan stomata. Cahaya matahari
merangsang akumulasi ion K+,
hal inilah yang menyebabkan stomata membuka
saat mendapatkan cahaya matahari. Namun, pada ruangan gelap stomata
cenderung untuk menutup. Hal ini disebabkan pada ruangan gelap terdapat CO2
yang memicu ion K+
untuk keluar dari sel penjaga sehingga stomata menutup.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan acara “Pengukuran Kerapatan
Stomata pada berbagai Jenis Tanaman” ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 07
Oktober 2014 pukul 20.00 – 21.00 WIB di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Daun tanaman C3, C4 dan CAM
2. Kutek transparan
3.2.2 Alat
1. Mikroskop
3.3 Cara Kerja
1. Mencetak stomata dengan cat kuku transparan pada permukaan daun tanaman
C3, C4 dan CAM.
2. Mengeringkannya kemudian diangkat pelan-pelan.
3. Mencetak stomata yang dilakukan pada pukul 07.00, 13.00, 19.00 dan 24.00
(WIB).
4. Memasukkan cetakan stomata ke dalam kantong plastic dan memberi label
(macam tanaman dan jam pencetakan).
5. Mengamati stomata dengan mikroskop, sampai memperoleh visualitas yang
jelas.
6. Mencatat tipe stomata dan perbesaran yang digunakan.
7. Menghitung jumlah total stomata yang diamati dalam bidang pandang.
8. Menghitung jumlah stomata yang membuka dan menutup.
9. Menentukan kerapatan stomata
10. menghitung persentase stomata yang membuka pada setiap jenis tanaman dan
setiap jam pengamatan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Kel Jenis Tanaman
Kerapatan (stomata/cm2
) Stomata Membuka (%)
Abaxial Adaxial Abaxial Adaxial
1
a) Tanaman kopi
jam 07.00
0.45 0.08 27 60
b) Tanaman kopi
jam 15.00
0.34 0.03 76 33
c) Tanaman kopi
jam 19.00
0.27 0.08 33 60
d) Tanaman kopi
jam 24.00
0.48 0.11 53 50
2
a) Tanaman jagung
jam 07.00
0 0.55 0 87.5
b) Tanaman jagung
jam 14.00
0.39 0.39 48.39 65.2
c) Tanaman jagung
jam 19.00
0.29 0.026 45.8 12.5
d) Tanaman jagung
jam 24.00
0.53 0.29 69 57.8
3
a) Tanaman kaktus
jam 07.00
0.31 0.08 85.71 30
b) Tanaman kaktus
jam 14.00
0.26 0.16 55 46.15
c) Tanaman kaktus
jam 21.00
0.32 0.11 80 28.57
d) Tanaman kaktus
jam 24.00
0.37 0.11 70 33.33
4
a) Tanaman nanas
jam 24.00
0.03 0.16 20 40
b) Tanaman nanas
jam 24.00
0.03 0.03 8 7
c) Tanaman nanas
jam 24.00
0.27 0.53 25 91
d) Tanaman nanas
jam 24.00
0.87 0.05 80 50
4.2 Pembahasan
Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun.
Umumnya stomata terletak pada permukaan bawah daun kecuali pada tanaman
air. Daun memiliki jumlah stomata yang berbeda-beda yang terjadi pada
tumbuhan C3, C4 dan CAM. Meningkatnya jumlah stomata pada daun akan
menyebabkan penyusutan ukuran stomata. Stomata berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas. Umumnya gas yang sering melewati stomata adalah karbon
dioksida (CO2).
Stomata akan membuka jika terjadi peningkatan tekanan turgor sel pada
sel penjaga stomata. Tekanan turgor ini disebabkan oleh masuknya air pada sel
penjaga sehingga sepasang sel penjaga yang mengelilingi rongga stomata akan
membesar dan akhirnya membuka. Air yang masuk kedalam sel menjaga berasala
dari potensi yang tinggi ke potensi yang lebih rendah. Potensi air sel yang masuk
ke dalam sel penjaga dipengaruhi oleh bahan terlarut pada air. Potensi osmotik
akan semakin rendah, jika bahan terlarut semakin tinggi. Stomata akan cepat
membuka jika potensi air rendah dengan bahan terlarut yang tinggi. Selain itu
akumulasi konsentrasi ion K+
dari sel tetangga juga dapat merangsang pembukaan
stomata. Hal ini disebabkan cahaya matahari mendorong masuknya ion K+
ke
dalam sel penjaga dan apabila dalam keadaan gelap ion K+
akan keluar dari sel
penjaga. Menurut Lakitan (2013), penurunan potensi osmotik sel sebesar 2 MPa
dapat dipicu dengan pemberian ion K+
dengan konsentrasi 0,5 M. Cahaya
matahari yang memicu pengakumulasian ion K+
adalah panjang gelombang biru.
Selain itu cahaya dengan panjang gelombang biru berfungsi dalam pemecahan
molekul pati. Pemecahan tersebut menghasilkan fosfoenol piruvat yang dapat
menerima CO2 untuk pembentukan asam malat. Masuknya ion K+
harus dibarengi
dengan anion yang berasal dari asam-asam organik yang disintesis berupa asam
malat untuk menjaga netralitas muatan listrik. Penambahan asam malat pada ion
K+
ini akan membantu menurunkan potensi osmotik sel penjaga sehingga
pembukaan stomata semakin mudah.
Asam absisat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penutupan
stomata. peningkatan kandungan asam absisat dipicu oleh kekeringan yang
dialami oleh tumbuhan. Kekeringan pada tumbuhan memicu asam absisat
meningkat yang kemudian akan menyebabkan stomata tertutup. Peranan ion K+
dan asam absisat dapat disimpulkan menjadi dua feedback loop. Feedback loop
pertama adalah jika CO2 menurun, maka ion K+
masuk ke dalam stomata sehingga
stomata terbuka. Feedback loop kedua menjelaskan penutupan stomata yang
diakibatkan masuknya asam absisat akibat kekeringan.
Penutupan dan pembukaan stomata pada tanaman C3, C4 dan CAM
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi potensial air
tanah, intensitas cahaya, konsentrasi CO2, temperatur, hormon dan pH. Antara
tanaman C3, C4 dan CAM memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal
pembukaan dan penutupan fotosintesis. Hal ini disebabkan C3 merupakan
tanaman yang ternaung sehingga laju fotosintesisnya rendah, sedangkan tanaman
C4 memiliki laju fotosintesis yang tinggi dan merupakan tanaman tidak ternaung.
Karakteristik tersebut menyebabkan banyaknya stomata pada tanaman C3, C4 dan
CAM berbeda. Potensial air dapat mempengaruhi pembukaan dan penutupan
stomata karena pada saat potensial air tinggi maka banyak air yang masuk ke
dalam sel penjaga, pada keadaan ini sel penjaga akan mengalami tekanan turgor
sehingga stomata membuka. Penutupan stomata terjadi jika potensial air tanah
rendah karena tekanan turgor sel berkurang. Hubungan cahaya dengan pembukaan
dan penutupan stomata adalah pada saat cahaya menyinari tanaman maka akan
mengaktifkan ion K+
, sehingga terjadi akumulasi ion K+
pada sel tetangga yang
kemudian akan ditransfer pada sel penjaga sehingga stomata membuka. Namun,
pada keadaan gelap merangsang pengusiran ion K+
dari sel penjaga sehingga
menyebabkan stomata menutup. Panjang gelombang yang berperan dalam
pengaktifan ion K+
adalah cahaya biru. Selain itu, cahaya biru juga berfungsi
untuk pengubahan molekul pati menjadi fosfoenol piruvat (PEP). PEP ini dapat
menerima CO2 untuk pembentukan asam malat.
Sintesis asam malat ini akan menghasilkan ion H+
, dimana ion H+
akan
keluar dari sel penjaga saat ion K+
memasuki sel penjaga. Hal ini dilakukan untuk
menjaga netralitas muatan listrik yang berhubungan dengan pH. Pengiriman pH
keluar ini dimaksudkan untuk pH netral sehingga stomata dapat membuka. Ion H+
yang tidak dikirim keluar dari sel penjaga akan menyebabkan pH sel penjaga
turun. Selain itu, stomata akan menutup pada saat kadar CO2 meningkat dan pada
saat O2 rendah akan membuka serta pada saat temperatur 30-35o
C stomata akan
menutup. Hal ini disebabkan penutupan stomata dilakukan agar tanaman tidak
kekeringan. Kondisi tanaman yang mengalami kekeringan akan memicu aktifnya
hormone asam absisat yang dapat menutup stomata, sehingga antara faktor satu
dengan faktor yang lain memiliki hubungan yang erat.
Berdasarkan hasil pengamatan kerapatan stomata pada berbagai jenis
tanaman yang memiliki rata-rata kerapatan stomata (abaxial dan adaxial) tertinggi
adalah tanaman jagung. Ukuran stomatanya kecil-kecil dan stomata banyak
ditemui pada permukaan bawah daun. Jagung termasuk golongan tanaman C4,
yang memiliki ciri-ciri tanaman yang membutuhkan banyak cahaya matahari dan
stomata membuka saat siang hari, namun tidak membuka secara penuh. Oleh
karena itu, jumlah stomata (abaxial dan adaxial) jagung yang membuka memiliki
rata-rata 48.25 lebih kecil dibandingkan tanaman kaktus. Stomata banyak
membuka pada siang hari yaitu pada pukul 07.00 dan 15.00. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi penguapan yang menyebabkan keringan pada tanaman.
Kerapatan stomata yang tinggi pada tanaman jagung ini disebabkan stomata
dibutuhkan untuk tempat masuknya CO2 sebagai bahan fotosintesis dan
banyaknya stomata ini di sebabkan dalam pengambilan gas CO2 tersebut stomata
tidak membuka secara penuh sehingga membutuhkan stomata yang banyak. Laju
fotosintesis yang terjadi pada tanaman jagung memiliki laju tertinggi
dibandingkan yang lain. Pernyataan ini sesuai dengan literatur, yaitu frekuensi
stomata pada tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Tanaman yang
memiliki banyak stomata banyak ditemui pada tanaman yang tumbuh didaerah
kering dan memiliki intensitas cahaya matahari tinggi (Prawiranata et al., 1981).
Tanaman CAM merupakan tanaman yang tumbuh pada daerah keringdan
mampu penyimpan air. Berdasarkan hasil praktikum tanaman CAM, yaitu kaktus
dan nanas memiliki kerapatan yang rendah dan memiliki jumlah rata-rata stomata
terbesar, yaitu 55.59%. Stomata banyak membuka pada saat malam hari pada
pukul 19.00 WIB dan 24.00 WIB. Tanaman CAM melakukan aktivitasnya pada
malam hari dengan mekanisme stomata menutup pada siang hari dan membuka
pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kekeringan
sehingga tanaman ini mampu menggunakan air dengan baik. Pernytaan ini sesuai
dengan tanaman CAM mampu menghemat penggunaan air sebesar 50-100 g air/g
CO2 (Purwoko, 2005). Proses ini merupakan kebalikan dari tanaman C4 yang
beraktivitas pada siang hari. Hal inilah yang menyebabkan tanaman CAM
memiliki kerapatan yang paling sedikit.
Selain tanaman C4 dan CAM, juga terdapat tanaman C3 yang
membutuhkan naungan, contohnya pada praktikum kali ini adalah tanaman kopi.
Tanaman kopi memiliki rata-rata kerapatan stomata rendah, yaitu 0.23
stomata/cm2
dengan jumlah rata-rata stomata yang membuka 48.88%. Rendahnya
kerapatan stomata ini diakibatkan oleh tanaman C3 tidak terpapar langsung
dengan sinar matahari sehingga laju fotosintesis lambat. Lambatnya fotosintesis
disebabkan CO2 yang masuk melalui stomata tidak mendapatkan intensitas cahaya
matahari yang cukup sebagai energi fotosintesis. Pernyataan ini sesuai dengan
pernyataan, tanaman yang tumbuh pada intensitas matahari yang rendah akan
menyebabkan jumlah stomata yang dimiliki sedikit (Fahn, 1991).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun,
umumnya terdapat pada permukaan bawah kecuali pada tanaman air.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata meliputi
potensial air tanah, intensitas cahaya, konsentrasi CO2, temperatur, hormon dan
pH.
3. Tanaman C3 memiliki kerapatan stomata yang rendah yaitu 0.24 stomata/cm2
,
akibat dari kurangnya intensitas matahari dan jumlah stomata yang membuka
hampir sama dengan C4 yaitu 48.88%.
4. Tanaman C4 memiliki kerapatan tertinggi yaitu 0.31 stomata/cm2
, akibat dari
tingginya intensitas matahari dan jumlah stomata yang membuka 48.88%.
5. Tanaman CAM memiliki kerapatan terendah yaitu 0.21 stomata/cm2
, akibat
dari penutupan stomata saat siang hari dan jumlah stomata yang membuka
55.59% pada kaktus dan 40.51% pada nanas.
5.2 Saran
Semoga praktikum selanjutnya lebih menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Camargo, M. A. B. dan R. A. Marenco. 2011. Density, Size and Distribution of
Stomata in 35 Rainforest Tree Species in Centra Amazonia. Acta
Amazonica, 41(2) : 205-212.
Cochrane, T. T. dan Cochrane T. A. 2009. The Vital Rule of Pottassium in the
Osmotic Mechanism of Stomata Aperture Modulation and Its Link with
Potassium Deficiency. Plant Signaling & Behavior, 4(3) : 240-243.
Golec, A. D. dan I. Szarejko. 2013. Open or Close the Gate Stomata Action Under
the Control of Phytohormones in Drought Stress Conditions. Frontiers in
Plant Science, 4(1) : 1-16.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Haryanti, S. dan T. Meirina. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun
Kedelai (Glycine max (L) merril) pada Pagi Hari dan Sore. Bioma, 11(1) :
18-23.
Lakitan, B. 2013. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers.
Prawiranata, W., S. Haran, dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasar – Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Bogor : Departemen Botani IPB.
Purwoko, B. S. 2005. Fotosintesis. Bogor : Departemen Budidaya Pertanian IPB.
Ramadhani, F., L. A. P. Putri,dan H. Hasyim. Evaluasi Karakteristik Beberapa
Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Hasil Mutasi Kolkisin M2 pada
Kondisi Naungan. Agroteknologi, 1(3) : 453-466.
Rompas, Y., H. L. Rampe, dan M. J. Rumondor. 2011. Struktur Sel Epidermis dan
Stomata Daun beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Bioslogos, 1(1) : 13-
19.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Terjemahan
oleh Dr. Diah R Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung : Penerbit
ITB.
Syakir, M. dan Gusmaini. 2012. Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium
terhadap Produksi dan Mutu Minyak Tanaman Nilam. Litri, 18(2) : 60-65.
Tanaka, Y., S. S. Sugano, T. Shimada, dan I. H. Nishimura. 2013. Enhancement
of Leaf Photosynthetic Capacity Through Increased Stomatal Density in
Arabidopsis. New Phytologist, 198(1) : 757-764.
Dokumentasi pengamatan kelompok 1 (kopi)
Abax kopi 07.00 Adax 07.00
Abax kopi 15.00 Adax kopi 15.00
Abax kopi 19.00 Adax kopi 19.00
Abax kopi 24.00 Adax kopi 24.00
Dokumentasi pengamatan kelompok 2 (jagung)
Abax jagung 00.00 Adax jagung 00.00
Abax jagung 07.00 Adax jagung 07.00
Abax jagung 14.00 Adax jagung 14.00
Abax jagung 19.00 Adax jagung 19.00
Dokumentasi pengamatan kelompok 3 (kaktus)
Abax kaktus 00.00 Adax kaktus 00.00
Abax kaktus 07.00 Adax kaktus 07.00
Abax kaktus 14.00
Adax kaktus 14.00
Abax kaktus 21.00 Adax kaktus 21.00
Dokumentasi pengamatan kelompok 4 (nanas)
Abax nanas 00.00
Adax nanas 00.00
Abax nanas 07.00 Adax nanas 07.00
Abax nanas 13.00 Adax nanas 13.00
Abax nanas 19.00 Adax nanas 19.00
Gambar Mikrometer (satu garis memiliki scale 10μm)

More Related Content

Similar to caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc

365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt
365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt
365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-pptRiya Tun PGMI
 
makalah tumbuhan
 makalah tumbuhan makalah tumbuhan
makalah tumbuhanenglaciel
 
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfPenuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfKuSultan
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamanmaya safitri
 
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptxppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptxNadyaSimanjuntak5
 
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)Genk'suety Nagh Doank
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHidayatul Annisa
 
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptSTRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptfitriarenata2
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganPotpotya Fitri
 
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhan
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhanpertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhan
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhanandiutamibatariputri
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxKhalifahRizqiyah
 
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptstruktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptSitifatimah492028
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptsiskawatihermin
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptSoni Nugroho
 

Similar to caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc (20)

365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt
365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt
365005414 3-struktur-dan-fungsi-daun-ppt
 
Laporan mpa biologi 3
Laporan mpa biologi 3Laporan mpa biologi 3
Laporan mpa biologi 3
 
makalah tumbuhan
 makalah tumbuhan makalah tumbuhan
makalah tumbuhan
 
morfologi daun
morfologi daunmorfologi daun
morfologi daun
 
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfPenuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanaman
 
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptxppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
ppt fistummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.pptx
 
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)
3. jumlan dan_distribusi_stomatai_dikotil_dan_monokotil_(sri_haryanti)
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
 
11703256
1170325611703256
11703256
 
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptSTRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkungan
 
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhan
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhanpertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhan
pertemuan ke enam mata kuliah. Organ Tumbuhan
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Transpirasi
Transpirasi Transpirasi
Transpirasi
 
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
 
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptstruktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxAgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxAgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxAgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxAgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxAgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxAgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxAgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxAgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxAgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxAgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxAgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptAgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energiZulfiWahyudiAsyhaer1
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 

Recently uploaded (10)

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

caesaria-artha-vullandari-131510501222-pengukuran-stomata.doc

  • 1. Pengukuran Kerapatan Stomata LAPORAN PRAKTIKUM Oleh : Kelompok 3 1. Caesaria Artha V. (131510501222) 2. Zumrotul F. (131510501215) 3. A’idatun Nisa F. (131510501206) 4. Nurul Afifah (131510501233) 5. Catur Noviani (131510501239) 6. Muhammad Jahwari (131510501241) 7. Moh. Ali Wafa (131510501230) 8. Andik Kurniawan (131510501225) 9. Tri Andika Nuryanto (131510501212) 10. Syukron Ma’mun (131510501201) 11. Andy Prasetyo (131510501245) 12. Bintang Kharisma (131510501250) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
  • 2. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan sering disebut tanaman sejati, yaitu tanaman yang memiliki daun, batang dan akar nyata. Semua organ tersebut memiliki peranan yang penting pada tumbuhan untuk melakukan berbagai macam proses kehidupan tumbuhan. Semua proses metabolisme pada tumbuhan saling berkaitan satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan senyawa yang akan digunakan pada proses metabolism yang satu tidak tersedia bila metabolism yang lain tidak berproses. Fotosintesis merupakan salah satu proses metabolisme pada tumbuhan yang berfungsi untuk menyediakan zat-zat makanan yang dibutuhkan tumbuhan dalam bentuk karbohidrat. Fotosintesis ini mengubah senyawa anorganik menjadi organik. Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida (CO2) dan air H2O sebagai bahan fotosintesis. Proses ini membutuhkan cahaya matahari untuk berproses, cahaya yang terserap hanya cahaya tampak dengan panjang gelombang berkisar 360-760 nm. Karbon dioksida didapatkan tanaman dari udara bebas yang masuk kedalam tubuh tumbuhan melalui stomata. Umumnya stomata dikenal sebagai tempat penguapan air yaitu proses transpirasi. Namun, selain sebagai tempat transpirasi stomata juga berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Stomata merupkaan celah yang terdiri dari sepasang sel penjaga yang umumnya berbentuk seperti ginjal. Stomata yang dimilik tumbuhan berbeda-beda, baik bentuk dan posisinya pada daun stomata pada berbagai spesies tumbuhan memiliki perbedaan. Umumnya stomata terdapat pada permukaan bawah daun. Namun, terdapat tumbuhan yang memiliki stomata pada permukaan daunnya seperti tumbuhan air. Pembukaan dan penutupan stomata dipengaruhi oleh berbagai hal. Pembukaan stomata terjadi akibat suhu lingkungan dan suhu didalam daun berbeda untuk menyeimbangkannya stomata membuka dan mengeluarkan air. proses inilah yang disebut dengan transpirasi. Bersamaan dengan terbukanya stomata karbon dioksida yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis masuk kedalam tubuh tumbuhan melalui stomata. selain itu pembukaan stomata juga
  • 3. dapat dirangsang oleh ion kalium yang terakumulai pada sel tetangga akibat dari penyinaran sinar matahari. Penutupan stomata umumnya dirangsang oleh hormone asam absisat. Hal ini disebabkan asam absisat dapat mengurangi konsentrasi ion kalium yang membuat stomata terbuka. Stomata yang berbeda-beda pada tanaman dapat dilihat dari berbagai macam tumbuhan, yaitu tanaman C3, C4 dan CAM. Perbedaan ini juga mempengaruhi jalur fiksasi CO2 pada masing-masing jenis tanaman karena sifat spesifik dan jenisnya yang berbeda. Berdasarkan latar belakang diatas praktikan ingin membahas tentang pengukuran kerapatan stomata pada berbagai jenis tanaman. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui kerapatan stomata pada berbagai jenis tanaman
  • 4. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Woelaningsih dalam Rompas et al. (2011), lapisan terluar tanaman yang menutupi seluruh bagian organ tanaman disebut epidermis. Epidermis memiliki berbagai fungsi pada tumbuhan, yaitu sebagai pelindung organ tumbuhan, termodifikasi sebagai stomata. Stomata merupakan tempat pertukaran gas yang umumnya menempati bagian tumbuhan yang kontak langsung dengan udara. Bagian tersebut adalah daun, umumnya stomata daun terdapat pada permukaan bawah daun. Namun, tidak semua spesies tumbuhan memiliki stomata dipermukaan bawah daun. Stomata tumbuhan air terletak pada permukaan daun bagian atas. Stomata dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Lakitan dalam Rompas et al., 2011). Perbedaan jenis stomata ini dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan susunan sel-sel epidermis. Salah satu alat transpirasi pada tumbuhan yang terdapat ada permukaan daun adalah stomata. Pembukaan stomata terjadi pada siang hari, dengan membukanya stomata, karbon dioksida (CO2) yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis akan masuk. Sore hari umumnya merupakan waktu penutupan stomata pada tumbuhan, laju penutupan stomata ini akan meningkap pada ruangan gelap. Pembukaan stomata dipengaruhi oleh tekanan turgor yang meningkat. bagian tanaman seperti daun, batang dan akar memiliki stomata namun stomata terbanyak terdapat pada permukaan daun. Hipostomatus merupakan stomata yang terletak pada permukaan daun tumbuhan angiosperma. Stomata terdiri dari sepasang sel simetris yang berbentuk seperti ginjal pada tumbuhan dikotil (Pandey dan Sinha dalam Haryanti dan Meirina, 2009). Birai merupakan dinding sel atas dan bawah pada stomata yang berfungsi sebagai pembatas ruang depan porus dan batas porus dengan ruang udara bawah merupakan pembatas ruang belakang. Fotosintesis pada tumbuhan dapat dirangsang oleh membukanya stomata. Hal ini disebabkan pada stomata terdapat amilum ketika pagi hari (Dwijoseputra dalam Haryanti dan Meirina, 2009). Stomata dapat dibedakan berdasarkan penebalan sel penutupnya yang meliputi,
  • 5. tipe amaryllidaceae, tipe helloborus dan tipe graminea (Haryanti dan Meirina, 2009). Menurut Syakir dan Gusmani (2012), unsur hara kalium (K) merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki banyak peranan pada tumbuhan. Fungsi K ini dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu berdasarkan biofisik dan berdasarkan biokimia. Peranan K berdasarkan biofisik adalah sebagai pengendali tekanan osmotic, turgor sel, stabilitas pH dan pengaturan air melalui stomata. Berdasarkan biokimianya K berperan dalam aktivitas enzim pada sintesis protein dan karbohidrat serta sebagai peningkat laju translokasi fotosintat. Selain itu unsur kalium juga berperan dalam asimilasi dan transport asimilat yang dapat membantu pertumbuhan tanaman dengan baik (Zhuo et al. dalam Syakir dan Gusmaini, 2012). Stomata terdiri dari dua sel penjaga yang mengelilingi stomata pada pori- poi daun. Umumnya stomata merupakan tempat yang dilalui oleh penguapan air (transpirasi). Namun, stomata juga berpengaruh terhadap penyerapan CO2 yang digunakan tumbuhan sebagai bahan fotosintesis. Pengoptimalan penggunaan air dikendalikan oleh ukuran stomata. Integrasi sinyal lingkungan dan rangsangan hormone endogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata. Asam absisat merupakan hormon yang dikenal sebagai pemicu menutupnya stomata. Stomata memiliki katup molekul yang berfungsi sebagai alat kontrol pertukaran gas, yaitu CO2 dan O2. Selain itu katup pada stomata juga berfungsi dalam mengatur proses transpirasi pada tumbuhan. Stomata memiliki sel tetangga yang berperan mengatur lebar aparatur dalam pertukaran ion. Pembengkakan sel penjaga mengakibatkan membukanya stomata. Pembengkakan ini disebabkan oleh adanya ion dan osmosis larutan sehingga stomata membuka, sedangkan penyusutan sel penyaga menyebabkan stomata menutup (Golec dan Szarejko, 2013). Menurut Camargo dan Marenco (2011), stomata dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan letaknya, yaitu daun amphistomatus dan daun hipostomatus. Daun amphistomatus merupakan daun yang memiliki stomata pada permukaan atas dan bawahnya, sedangkan daun hipostomatus merupakan daun yang hanya
  • 6. memiliki stomata pada permukaan bawah daun. Daun amphistomatus sering dijumpai pada daerah yang kering. Setiap jenis tanaman memiliki kerapatan stomata yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang berbeda. Faktor lingkungan tersebut meliputi cahaya, kelembapan udara, ketersediaan air dan konsentrasi CO2 di atmosfer (Woodward dan Kelly dalam Camargo dan Marenco, 2011). Kalium merupakan salah satu unsur hara yang mempengaruhi pembukaan stomata. Hal ini berkaitan dengan osmosis yang terjadi di dalam sel. Kalium umumnya terakumulasi pada sel tetangga stomata. Akumulasi ini dipicu oleh adanya faktor luar. Akumulasi ini mengakibatkan stomata membuka. Ion kalium yang terakumulasi pada sel tetangga dirangsang oleh cahaya matahari (T. Cochrane dan A. Cochrane, 2009). Menurut Tanaka et al. (2013), stomata sangat berperan penting dalam mempengaruhi laju fotosintesis tumbuhan. Sepasang sel penjaga merupakan penyusun stomata. Stomata berperan dalam pertukaran gas yang berasal dari atmosfer. Setiap daun memiliki tingkat kerapatan sendiri-sendiri. Jumlah stomata dalam satuan luas daun disebut kerapatan stomata. kerapatan stomata ini mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun. Umumnya stomata terletak pada permukaan bawah daun. Daun memiliki jumlah stomata yang berbeda-beda. Meningkatnya jumlah stomata pada daun akan menyebabkan penyusutan ukuran stomata. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Umumnya gas yang sering melewati stomata adalah karbon dioksida (CO2). Selain sebagai tempat pertukaran gas stomata juga berperan dalam penyerapan polutan di udara. Respon stomata terhadap peningkatan polusi udara adalah banyaknya jumlah stomata mada daun tumbuhan (Ramadhani et al., 2013). Stomata pada tumbuhan juga dapat menutup, hormon asam absisat merupakan hormone yang dapat memicu penutupan stomata pada daun tanaman. Hormone absisat sering disingkat menjadi ABA. Penutupan stomata akibat dari hormone asam absisat ini tidak langsung menutup ketika terjadi kontak. Namun,
  • 7. stomata akan menutup ketika hormob asam absisat yang kontak dengan daun terakumulasi. Konsentrasi asam absisat akan meningkat pada kondisi tanaman kekeringan. Sebaliknya jika tanaman tidak mengalami kekeringan konsentrasi asam absisat rendah (Lakitan, 2013). Menurut Salisbury dan Ross (1992), membukanya stomata diakibatkan oleh air yang terserap sel penjaga. Ion K+ merupakan ion yang dapat mempertahankan keadaan stomata tetap membuka. Ion K+ ini terakumulasi pada vakuolas sel penjaga sehingga memicu pembukaan stomata. Cahaya matahari merangsang akumulasi ion K+, hal inilah yang menyebabkan stomata membuka saat mendapatkan cahaya matahari. Namun, pada ruangan gelap stomata cenderung untuk menutup. Hal ini disebabkan pada ruangan gelap terdapat CO2 yang memicu ion K+ untuk keluar dari sel penjaga sehingga stomata menutup.
  • 8. BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan acara “Pengukuran Kerapatan Stomata pada berbagai Jenis Tanaman” ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 07 Oktober 2014 pukul 20.00 – 21.00 WIB di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan 1. Daun tanaman C3, C4 dan CAM 2. Kutek transparan 3.2.2 Alat 1. Mikroskop 3.3 Cara Kerja 1. Mencetak stomata dengan cat kuku transparan pada permukaan daun tanaman C3, C4 dan CAM. 2. Mengeringkannya kemudian diangkat pelan-pelan. 3. Mencetak stomata yang dilakukan pada pukul 07.00, 13.00, 19.00 dan 24.00 (WIB). 4. Memasukkan cetakan stomata ke dalam kantong plastic dan memberi label (macam tanaman dan jam pencetakan). 5. Mengamati stomata dengan mikroskop, sampai memperoleh visualitas yang jelas. 6. Mencatat tipe stomata dan perbesaran yang digunakan. 7. Menghitung jumlah total stomata yang diamati dalam bidang pandang. 8. Menghitung jumlah stomata yang membuka dan menutup. 9. Menentukan kerapatan stomata
  • 9. 10. menghitung persentase stomata yang membuka pada setiap jenis tanaman dan setiap jam pengamatan.
  • 10. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Kel Jenis Tanaman Kerapatan (stomata/cm2 ) Stomata Membuka (%) Abaxial Adaxial Abaxial Adaxial 1 a) Tanaman kopi jam 07.00 0.45 0.08 27 60 b) Tanaman kopi jam 15.00 0.34 0.03 76 33 c) Tanaman kopi jam 19.00 0.27 0.08 33 60 d) Tanaman kopi jam 24.00 0.48 0.11 53 50 2 a) Tanaman jagung jam 07.00 0 0.55 0 87.5 b) Tanaman jagung jam 14.00 0.39 0.39 48.39 65.2 c) Tanaman jagung jam 19.00 0.29 0.026 45.8 12.5 d) Tanaman jagung jam 24.00 0.53 0.29 69 57.8 3 a) Tanaman kaktus jam 07.00 0.31 0.08 85.71 30 b) Tanaman kaktus jam 14.00 0.26 0.16 55 46.15 c) Tanaman kaktus jam 21.00 0.32 0.11 80 28.57 d) Tanaman kaktus jam 24.00 0.37 0.11 70 33.33 4 a) Tanaman nanas jam 24.00 0.03 0.16 20 40 b) Tanaman nanas jam 24.00 0.03 0.03 8 7
  • 11. c) Tanaman nanas jam 24.00 0.27 0.53 25 91 d) Tanaman nanas jam 24.00 0.87 0.05 80 50 4.2 Pembahasan Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun. Umumnya stomata terletak pada permukaan bawah daun kecuali pada tanaman air. Daun memiliki jumlah stomata yang berbeda-beda yang terjadi pada tumbuhan C3, C4 dan CAM. Meningkatnya jumlah stomata pada daun akan menyebabkan penyusutan ukuran stomata. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Umumnya gas yang sering melewati stomata adalah karbon dioksida (CO2). Stomata akan membuka jika terjadi peningkatan tekanan turgor sel pada sel penjaga stomata. Tekanan turgor ini disebabkan oleh masuknya air pada sel penjaga sehingga sepasang sel penjaga yang mengelilingi rongga stomata akan membesar dan akhirnya membuka. Air yang masuk kedalam sel menjaga berasala dari potensi yang tinggi ke potensi yang lebih rendah. Potensi air sel yang masuk ke dalam sel penjaga dipengaruhi oleh bahan terlarut pada air. Potensi osmotik akan semakin rendah, jika bahan terlarut semakin tinggi. Stomata akan cepat membuka jika potensi air rendah dengan bahan terlarut yang tinggi. Selain itu akumulasi konsentrasi ion K+ dari sel tetangga juga dapat merangsang pembukaan stomata. Hal ini disebabkan cahaya matahari mendorong masuknya ion K+ ke dalam sel penjaga dan apabila dalam keadaan gelap ion K+ akan keluar dari sel penjaga. Menurut Lakitan (2013), penurunan potensi osmotik sel sebesar 2 MPa dapat dipicu dengan pemberian ion K+ dengan konsentrasi 0,5 M. Cahaya matahari yang memicu pengakumulasian ion K+ adalah panjang gelombang biru. Selain itu cahaya dengan panjang gelombang biru berfungsi dalam pemecahan molekul pati. Pemecahan tersebut menghasilkan fosfoenol piruvat yang dapat menerima CO2 untuk pembentukan asam malat. Masuknya ion K+ harus dibarengi dengan anion yang berasal dari asam-asam organik yang disintesis berupa asam
  • 12. malat untuk menjaga netralitas muatan listrik. Penambahan asam malat pada ion K+ ini akan membantu menurunkan potensi osmotik sel penjaga sehingga pembukaan stomata semakin mudah. Asam absisat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penutupan stomata. peningkatan kandungan asam absisat dipicu oleh kekeringan yang dialami oleh tumbuhan. Kekeringan pada tumbuhan memicu asam absisat meningkat yang kemudian akan menyebabkan stomata tertutup. Peranan ion K+ dan asam absisat dapat disimpulkan menjadi dua feedback loop. Feedback loop pertama adalah jika CO2 menurun, maka ion K+ masuk ke dalam stomata sehingga stomata terbuka. Feedback loop kedua menjelaskan penutupan stomata yang diakibatkan masuknya asam absisat akibat kekeringan. Penutupan dan pembukaan stomata pada tanaman C3, C4 dan CAM dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi potensial air tanah, intensitas cahaya, konsentrasi CO2, temperatur, hormon dan pH. Antara tanaman C3, C4 dan CAM memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal pembukaan dan penutupan fotosintesis. Hal ini disebabkan C3 merupakan tanaman yang ternaung sehingga laju fotosintesisnya rendah, sedangkan tanaman C4 memiliki laju fotosintesis yang tinggi dan merupakan tanaman tidak ternaung. Karakteristik tersebut menyebabkan banyaknya stomata pada tanaman C3, C4 dan CAM berbeda. Potensial air dapat mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata karena pada saat potensial air tinggi maka banyak air yang masuk ke dalam sel penjaga, pada keadaan ini sel penjaga akan mengalami tekanan turgor sehingga stomata membuka. Penutupan stomata terjadi jika potensial air tanah rendah karena tekanan turgor sel berkurang. Hubungan cahaya dengan pembukaan dan penutupan stomata adalah pada saat cahaya menyinari tanaman maka akan mengaktifkan ion K+ , sehingga terjadi akumulasi ion K+ pada sel tetangga yang kemudian akan ditransfer pada sel penjaga sehingga stomata membuka. Namun, pada keadaan gelap merangsang pengusiran ion K+ dari sel penjaga sehingga menyebabkan stomata menutup. Panjang gelombang yang berperan dalam pengaktifan ion K+ adalah cahaya biru. Selain itu, cahaya biru juga berfungsi
  • 13. untuk pengubahan molekul pati menjadi fosfoenol piruvat (PEP). PEP ini dapat menerima CO2 untuk pembentukan asam malat. Sintesis asam malat ini akan menghasilkan ion H+ , dimana ion H+ akan keluar dari sel penjaga saat ion K+ memasuki sel penjaga. Hal ini dilakukan untuk menjaga netralitas muatan listrik yang berhubungan dengan pH. Pengiriman pH keluar ini dimaksudkan untuk pH netral sehingga stomata dapat membuka. Ion H+ yang tidak dikirim keluar dari sel penjaga akan menyebabkan pH sel penjaga turun. Selain itu, stomata akan menutup pada saat kadar CO2 meningkat dan pada saat O2 rendah akan membuka serta pada saat temperatur 30-35o C stomata akan menutup. Hal ini disebabkan penutupan stomata dilakukan agar tanaman tidak kekeringan. Kondisi tanaman yang mengalami kekeringan akan memicu aktifnya hormone asam absisat yang dapat menutup stomata, sehingga antara faktor satu dengan faktor yang lain memiliki hubungan yang erat. Berdasarkan hasil pengamatan kerapatan stomata pada berbagai jenis tanaman yang memiliki rata-rata kerapatan stomata (abaxial dan adaxial) tertinggi adalah tanaman jagung. Ukuran stomatanya kecil-kecil dan stomata banyak ditemui pada permukaan bawah daun. Jagung termasuk golongan tanaman C4, yang memiliki ciri-ciri tanaman yang membutuhkan banyak cahaya matahari dan stomata membuka saat siang hari, namun tidak membuka secara penuh. Oleh karena itu, jumlah stomata (abaxial dan adaxial) jagung yang membuka memiliki rata-rata 48.25 lebih kecil dibandingkan tanaman kaktus. Stomata banyak membuka pada siang hari yaitu pada pukul 07.00 dan 15.00. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan yang menyebabkan keringan pada tanaman. Kerapatan stomata yang tinggi pada tanaman jagung ini disebabkan stomata dibutuhkan untuk tempat masuknya CO2 sebagai bahan fotosintesis dan banyaknya stomata ini di sebabkan dalam pengambilan gas CO2 tersebut stomata tidak membuka secara penuh sehingga membutuhkan stomata yang banyak. Laju fotosintesis yang terjadi pada tanaman jagung memiliki laju tertinggi dibandingkan yang lain. Pernyataan ini sesuai dengan literatur, yaitu frekuensi stomata pada tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Tanaman yang
  • 14. memiliki banyak stomata banyak ditemui pada tanaman yang tumbuh didaerah kering dan memiliki intensitas cahaya matahari tinggi (Prawiranata et al., 1981). Tanaman CAM merupakan tanaman yang tumbuh pada daerah keringdan mampu penyimpan air. Berdasarkan hasil praktikum tanaman CAM, yaitu kaktus dan nanas memiliki kerapatan yang rendah dan memiliki jumlah rata-rata stomata terbesar, yaitu 55.59%. Stomata banyak membuka pada saat malam hari pada pukul 19.00 WIB dan 24.00 WIB. Tanaman CAM melakukan aktivitasnya pada malam hari dengan mekanisme stomata menutup pada siang hari dan membuka pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kekeringan sehingga tanaman ini mampu menggunakan air dengan baik. Pernytaan ini sesuai dengan tanaman CAM mampu menghemat penggunaan air sebesar 50-100 g air/g CO2 (Purwoko, 2005). Proses ini merupakan kebalikan dari tanaman C4 yang beraktivitas pada siang hari. Hal inilah yang menyebabkan tanaman CAM memiliki kerapatan yang paling sedikit. Selain tanaman C4 dan CAM, juga terdapat tanaman C3 yang membutuhkan naungan, contohnya pada praktikum kali ini adalah tanaman kopi. Tanaman kopi memiliki rata-rata kerapatan stomata rendah, yaitu 0.23 stomata/cm2 dengan jumlah rata-rata stomata yang membuka 48.88%. Rendahnya kerapatan stomata ini diakibatkan oleh tanaman C3 tidak terpapar langsung dengan sinar matahari sehingga laju fotosintesis lambat. Lambatnya fotosintesis disebabkan CO2 yang masuk melalui stomata tidak mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup sebagai energi fotosintesis. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan, tanaman yang tumbuh pada intensitas matahari yang rendah akan menyebabkan jumlah stomata yang dimiliki sedikit (Fahn, 1991).
  • 15. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Stomata merupakan porus yang dikelilingi oleh sel penjaga pada daun, umumnya terdapat pada permukaan bawah kecuali pada tanaman air. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata meliputi potensial air tanah, intensitas cahaya, konsentrasi CO2, temperatur, hormon dan pH. 3. Tanaman C3 memiliki kerapatan stomata yang rendah yaitu 0.24 stomata/cm2 , akibat dari kurangnya intensitas matahari dan jumlah stomata yang membuka hampir sama dengan C4 yaitu 48.88%. 4. Tanaman C4 memiliki kerapatan tertinggi yaitu 0.31 stomata/cm2 , akibat dari tingginya intensitas matahari dan jumlah stomata yang membuka 48.88%. 5. Tanaman CAM memiliki kerapatan terendah yaitu 0.21 stomata/cm2 , akibat dari penutupan stomata saat siang hari dan jumlah stomata yang membuka 55.59% pada kaktus dan 40.51% pada nanas. 5.2 Saran Semoga praktikum selanjutnya lebih menyenangkan.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Camargo, M. A. B. dan R. A. Marenco. 2011. Density, Size and Distribution of Stomata in 35 Rainforest Tree Species in Centra Amazonia. Acta Amazonica, 41(2) : 205-212. Cochrane, T. T. dan Cochrane T. A. 2009. The Vital Rule of Pottassium in the Osmotic Mechanism of Stomata Aperture Modulation and Its Link with Potassium Deficiency. Plant Signaling & Behavior, 4(3) : 240-243. Golec, A. D. dan I. Szarejko. 2013. Open or Close the Gate Stomata Action Under the Control of Phytohormones in Drought Stress Conditions. Frontiers in Plant Science, 4(1) : 1-16. Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Haryanti, S. dan T. Meirina. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) pada Pagi Hari dan Sore. Bioma, 11(1) : 18-23. Lakitan, B. 2013. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers. Prawiranata, W., S. Haran, dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Bogor : Departemen Botani IPB. Purwoko, B. S. 2005. Fotosintesis. Bogor : Departemen Budidaya Pertanian IPB. Ramadhani, F., L. A. P. Putri,dan H. Hasyim. Evaluasi Karakteristik Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Hasil Mutasi Kolkisin M2 pada Kondisi Naungan. Agroteknologi, 1(3) : 453-466. Rompas, Y., H. L. Rampe, dan M. J. Rumondor. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Bioslogos, 1(1) : 13- 19. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Terjemahan oleh Dr. Diah R Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung : Penerbit ITB. Syakir, M. dan Gusmaini. 2012. Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium terhadap Produksi dan Mutu Minyak Tanaman Nilam. Litri, 18(2) : 60-65. Tanaka, Y., S. S. Sugano, T. Shimada, dan I. H. Nishimura. 2013. Enhancement of Leaf Photosynthetic Capacity Through Increased Stomatal Density in Arabidopsis. New Phytologist, 198(1) : 757-764.
  • 17. Dokumentasi pengamatan kelompok 1 (kopi) Abax kopi 07.00 Adax 07.00 Abax kopi 15.00 Adax kopi 15.00 Abax kopi 19.00 Adax kopi 19.00
  • 18. Abax kopi 24.00 Adax kopi 24.00 Dokumentasi pengamatan kelompok 2 (jagung) Abax jagung 00.00 Adax jagung 00.00 Abax jagung 07.00 Adax jagung 07.00
  • 19. Abax jagung 14.00 Adax jagung 14.00 Abax jagung 19.00 Adax jagung 19.00 Dokumentasi pengamatan kelompok 3 (kaktus) Abax kaktus 00.00 Adax kaktus 00.00
  • 20. Abax kaktus 07.00 Adax kaktus 07.00 Abax kaktus 14.00 Adax kaktus 14.00 Abax kaktus 21.00 Adax kaktus 21.00 Dokumentasi pengamatan kelompok 4 (nanas)
  • 21. Abax nanas 00.00 Adax nanas 00.00 Abax nanas 07.00 Adax nanas 07.00 Abax nanas 13.00 Adax nanas 13.00
  • 22. Abax nanas 19.00 Adax nanas 19.00 Gambar Mikrometer (satu garis memiliki scale 10μm)