Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, mekanisme, dan pengobatan nyeri dengan obat-obatan seperti parasetamol, aspirin, ibuprofen, dan asam mefenamat. Secara singkat, dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian nyeri dan jenis-jenisnya serta cara pengobatan nyeri dengan obat-obatan tersebut.
2. Pengertian Nyeri
• Nyeri merupakan suatu perasaan
emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan aktual
maupun potensial atau menggambarkan
kondisi terjadinya
3. Jenis-Jenis Nyeri
• Nyeri ringan yaitu nyeri yang hilang timbul,
terutama waktu beraktivitas dan hilang
waktu tidur
• Nyeri sedang yaitu nyeri terus menerus,
aktivitas terganggu, hanya hilang waktu
tidur
• Nyeri berat yaitu nyeri terus emnerus
sepanjang hari, tidak bisa tidur atau sering
terbangun karena nyeri
4. Mekanisme Nyeri
Transduksi stimuli
Kornudorsalis medula spinalis
talamus, korteks serebri
Transmisi melalui serabut
saraf
Persepsi, diskriminasi nyeri setelah
mengalami modulasi sepanjang
CNS dan PNS
Rangsangan
Nyeri
5. • Nyeri dapat digambarkan sebagai tajam,
menusuk, pusing, panas seperti terbakar,
menyengat, pedih, nyeri yang merambat
dan nyeri yang hilang timbul
• Gejala nyeri yang tidak spesifik meliputi
kecemasan, depresi, kelelahan, insomnia,
rasa marah dan ketakutan
6. Terapi Non Farmakologi
• Terapi fisik dan latihanrelaksasi untuk
peregangan dan penguatan
• Istirahat
• Tekanan dapat membantu pemulihan dan
mengurangi pembengkakan serta
inflamasi pada otot yang mengalami
perlukaan
• Terapi hangat
• Pijat
8. PARACETAMOL
• Nama generic-paten
generik: Asetaminofen, parasetamol;
Paten : Alphamol, bodrex, flu stop, decolgen, NEO
rheumacyl, mixaflu, panadol, procold, oskadon,
sanaflu/sanaflu forte
• Bentuk sediaan
– tablet kunyah
– suspensi atau eliksir (cair)
– drop (obat tetes)
– supositoria
– obat suntik dalam bentuk infus.
9.
10.
11.
12.
13. • Cara penggunaan
– Kocok suspensi, eliksir dan tetes sebelum
setiap kali digunakan
– Menggunakan sendok plastik terukur utk
bentuk larutan/suspensi, dan menggunakan
pipet utk obat tetes.
– Gunakan pipet tetes untuk mengambil sesuai
ukuran dosis dan perlahan-lahan melepaskan
tetesan langsung ke mulut anak
dekat pipi bagian dalam.
14. • Cara penggunaan suppositoria PCT
– Lepas bungkusnya.
– Celupkan ujung supositoria dalam air.
– Berbaringlah di sisi kiri dan menaikkan lutut kanan
Anda ke dada Anda. (orang kidal harus berbaring di
sisi kanan dan menaikkan lutut kiri.)
– Dengan menggunakan jari, masukkan supositoria ke
dalam anus, sekitar 1/2 sampai 1 inci (1,25-2,5 cm)
pada bayi dan anak-anak dan 1 inci (2,5 cm) pada
orang dewasa. Pegang di tempatnya untuk beberapa
saat.
– Berdiri setelah sekitar 15 menit. Cuci tangan dengan
bersih dan lanjutkan kegiatan anda.
19. • Indikasi
meringankan nyeri ringan sampai sedang dari sakit
kepala, nyeri otot, periode menstruasi, pilek dan sakit
tenggorokan, sakit gigi, sakit punggung, dan reaksi
terhadap vaksinasi (suntikan), dan untuk mengurangi
demam. Parasetamol juga dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit akibat osteoartritis .
Parasetamol adalah termasuk kelas obat analgesik
dan antipiretik
• Kontraindikasi
Dengan pasien yg hipersensitivitas thd parasetamol,
mengalami gagal ginjal dan hepatoseluler parah
20. • Penyimpanan
Simpan obat dalam wadah aslinya,
tertutup rapat, dan keluar dari jangkauan
anak-anak. Menyimpannya pada suhu
kamar dan terhindar dari panas dan
kelembaban (bukan di kamar mandi)
21. • Efek Samping Obat
1. Demam disertai menggigil/ sakit
tenggorokan yang tidak terkait penyakit
sebelumnya
2. Ruam kulit, gatal
3. Kerusakan hati
22. • Mekanisme aksi
– Menghambat sintesis PG, terutama melalui SSP.
Mekanisme aksi utama: hambatan terhadap enzim
siklooksigenase (COX), obat ini lebih selektif
menghambat COX-2.
– Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan
analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat
lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya
, tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi.
– Selain itu, selektivitas hambatannya pada COX-2,
sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas
tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.
23. • Peringatan & perhatian
Pasien dgn riwayat penyakit liver dapat meningkatkan
resiko kerusakan hati. Jauhkan dari jangkauan anak-
anak. Pasien dgn intoleransi fruktosa sebaiknya tidak
mengonsumsi pct suspense karena mengandung 115
mg/mL sorbitol.
Utk wanita hamil (kategori A), pct menembus barier
plasenta. Tidak terdapat resiko terhadap kehamilan
dan perkembangan janin.
Utk ibu menyusui, pct diekskresikan melalui ASI,
namun tidak ada resiko terhadap laktasi
27. • Cara penggunaan
– Dewasa : Dosis 4 kali sehari untuk demam
atau arthritis.
– Anak-anak :
• Indikasi
Aspirin digunakan dalam pengobatan
demam, nyeri, rematik, dan penyakit
inflamasi seperti RA, perikarditis, dan
penyakit Kawasaki.
28. • Kontraindikasi
– Aspirin sebaiknya tidak dikonsumsi bagi orang
dengan alergi ibuprofen, intoleransi salisilat,
NSAID, dan bagi penderita asma dan
bronkospasme akibat endapan NSAID.
– Bagi penderita tukak peptic, diabetes ringan, atau
gastritis harap menghubungi dokter sebelum
mengonsumsi aspirin.
– Resiko pendarahan lambung meningkat jika
dikonsumsi bersama alcohol dan warfarin
29. • Penyimpanan
– Simpan obat dalam wadah tertutup rapat, dan
jauh dari jangkauan anak-anak.
– Simpan pada suhu kamar dan jauh dari panas
berlebih dan kelembaban (bukan di kamar
mandi)
– Simpan aspirin supositoria di tempat yang
dingin atau dalam lemari es.
30. • Efek Samping Obat
– Penggunaan aspirin dapat meningkatkan
pendarahan GI. Kombinasi aspirin dengan NSAID
lain jug dapat meningkatkan resiko ini.
– Dosis tinggi salisilat (metabolit aspirin)
menyebabkan tinnitus sementara.
– Penggunaan aspirin bagi anak atau remaja
dengan demam atau flu dapat menyebabkan
sindrom Reye.
– Menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal,
bengkak, sakit kepala.
31. • Mekanisme aksi
Efektivitas aspirin terutama disebabkan oleh
kemampuannya menghambat biosintesis prostaglandin.
Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara
ireversibel (prostaglandin Sintetase), yang mengkatalisis
perubahan asam arakidonat menjadi senyawa
endoperoksida pada dosis yang tepat, obat ini akan
menurunkan pembentukan prostaglandin maupun
tromboksan A2, tetapi tidak leukotrien.
32. • Peringatan & perhatian
– Tidak untuk penderita hipersensitivitas NSAID dan
intoleransi salisilat.
– Pasien dengan hemophilia atau kecenderungan
pendarahan lainnya sebaiknya tidak mengonsumsi
aspirin atau obat salisilat lainnya.
– Aspirin dapat menyebabkan anemia hemolitik
terhadap orang dengan defisiensi glukosa-6-fosfat
dihidrogenase, khususnya dalam dosis besar.
– Penggunaan aspirin selama demam dengue tidak
disarankan karena meningkatkan kecenderungan
pendarahan.
33. – Orang dengan penyakit ginjal, hiperurisemia,
atau gout sebaiknya tidak mengonsumsi
aspirin karena menghambat kemampuan gijal
untuk mengekskresi asam urat.
– Aspirin sebaiknya tidak diberikan pada anak
dengan gejala influenza karena terkait
dengan sindrom Reye.
38. • Cara penggunaan
– Tablet:
• Dewasa
Dosis awal yang direkomendasikan adalah 1200-
1800 mg/hari dalam dosis terbagi.
• Anak-anak
Dosisnya 20 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi.
39. – Suspensi:
• Bayi dan anak2
20 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi.
• Dewasa
Dosis awal yg direkomendasikan adalah 1200-1800 mg
(60-90 mL) per hari dalam dosis terbagi.
40. • Indikasi
– Memiliki efek analgesic dan antiinflamasi utk
pengobatan RA, ankilosis spondilitis,
osteoarthritis dan artropati non-rheumatoid lain.
– Ibuprofen juga digunakan untuk kondisi
periartikular seperti bahu beku (capsulitis),
radang kandung lendir, tendonitis, tenosinovitis
dan nyeri punggung.
– Selain itu, juga untuk keseleo, meredakan nyeri
ringan hingga sedang seperti dismenorea, sakit
gigi, dan pasca operasi.
41. • Kontraindikasi
Bagi yang hipersensitivitas thd ibuprofen,
aspirin, dan obat NSAID lainnya. Tidak
untuk pasien dengan pendarahan GI atau
mengalami tukak peptic. Kontraindikasi
terhadap wanita hamil dan menyusui.
• Penyimpanan
Dibawah suhu 25°C
42. • Efek Samping Obat
Sakit kepala, pendarahan, mual, muntah, flatulen,
pusing. Ini dapat terdiri dari reaksi alergi non-
spesifik dan anafilaksis, reaktivitas saluran
pernapasan yang terdiri dari asma, asma yang
diperburuk, bronkospasme atau dispnea, atau
gangguan kulit terkait termasuk ruam, gatal,
urtikaria, purpura, angioedema dan kurang umum,
dermatosis bulosa termasuk epidermal nekrolisis
dan eritema multiformis
43. • Mekanisme aksi
Ibuprofen kerja dengan menghambat enzim
siklooksigenase (COX), yang mengubah asam
arakidonat menjadi prostaglandin H2 (PGH2).
PGH2, pada gilirannya, diubah oleh enzim lain
untuk beberapa prostaglandin lain (yang
merupakan mediator nyeri, peradangan, dan
demam) dan tromboksan A2 (yang merangsang
agregasi platelet, yang mengarah pada
pembentukan bekuan darah).
44. • Peringatan & perhatian
– Hati-hati pada pasien lanjut usia selama
kehamilan dan menyusui, pada gangguan alergi
dan pada gangguan koagulasi
– Pada pasien gagal jantung atau gagal hati lebih
hati-hati sebab AINS dapat memperburuk fungsi
ginjal, dosis harus dijaga serendah mungkin
– Pada pasien dengan penyakit asma, penggunaan
AINS bisa memperburuk asma
45. ASAM MEFENAMAT
• Nama generik paten
generik : asam mefenamat
paten : Analspec, benostan, corstanal,
dogesic, femisic, gitaramin, maxtan, molasic,
opistan, pondex
• Bentuk sediaan
Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg, Tablet 250
mg, 500 mg
46.
47.
48.
49. • Dosis
– Dewasa: Awal 500 mg kemudian 250 mg tiap
6 jam, Maks 7 hari.
PO Berikan segera sesudah makan
– Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian
dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
50. Berdasarkan penyakit
• Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat
mulai menstruasi ataupun sakit dan
dilanjutkan selama 2-3 hari.
• Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat
mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5
hari atau sampai perdarahan berhenti.
51. • Indikasi
Sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot tulang ,
nyeri karena luka, nyeri setelah operasi, nyeri
setelah melahirkan, dismenore, nyeri
reumatik, nyeri tulang belakang, demam.
• Kontraindikasi
Ulserasi sampai inflamasi saluran cerna,
penyakit ginjal atau hati, hipersensitif, tukak
lambung
52. • Efek Samping Obat
Gangguan lambung : tidak nafsu makan,
sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi,
kembung, rasa terbakar, mual, tukak
lambung, muntah, mulut kering hingga
pendarahan lambung.
Efek pada darah : penurunan hematokrit
(pemakaian jangka lama), anemia,
memperpanjang waktu pendarahan,
eusinopili, epstaxis, leucopenia,,
trombositopenia, menghambat agregasi
platelet.
53. • Efek pada mata/pendengaran : tinitus,
gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, sembab mata.
• Efek pada ginjal : abnormalitas fungsi ginjal,
disuria, hematouria, hiperkalemia, cystitis,
nephrotic sindrom, oligouria/poliuria,
proteinuria sampai gagal ginjal.
• Efek pada hati : peningkatan hasil test fungsi
hati (SGOT, SGPT) sekitar >3 kali nilai
normal. Hepatitis, jaundice, kerusakan hati,
kolik.
54. • Efek pada sistem syaraf : pusing, sakit
kepala, ketakutan, bingung, depresi,
bermimpi, sulit tidur, cemas, gemetaran,
berputar, halusinasi.
• Efek samping lain : gatal, bentol, kemerahan,
fotosensitif, reaksi anafilaksis, Stevens-
Johnson sindrome, bengkak, CHF, hipertensi,
takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark,
demam, infeksi, sepsis, perubahan berat
badan, asma, hipergikemi, pankreatitis,
pneumonia, depresi pernafasan.
55. • Mekanisme aksi
Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat
golongan AINS lain yaitu menghambat sintesa
prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase/PGHS (COX-1 & COX-2). Efek
anti inflamasi, analgetik & antipiretik merupakan
dipercaya dari kerja menghambat COX-2. Efek
anti inflamasi mungkin juga dihasilkan dari kerja
menghambat biosintesis dari mukopolisakarida.
Efek antipiretik diduga akibat hambatan sintesa
prostaglandin di CNS
56. • Perhatian & peringatan
– Hati-hati Pasien Lansia.
– Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan
– Pasien sedang menggunakan obat-obat yang
berinteraksi dengan Asam Mefenamat
– Pasien anak di bawah usia 14 tahun.
– Sebaiknya tidak digunakan secara rutin sebagai obat
antipiretik.
– Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000
mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan
agranulositosis dan anemia hemolitik.
63. • Dosis
Penggunaan meloxicam yang tujukan
untuk Osteoarthritis dosis 7, 5 mg/hr, bila
perlu ditingkatkan sampai 15mg/hr.
sedangkan untuk rheumatoid arthritis
dosis 15 mg/hr dapat diturunkan menjadi
7,5 mg/hr
64. • Indikasi
– menghilangkan tanda-tanda dan gejala
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
– Untuk menghilangkan tanda-tanda dan gejala awal
osteoartritis yang disarankan dan pemeliharaan
dosis oral Meloxicam adalah 7,5 mg sekali sehari.
– Beberapa pasien mungkin menerima manfaat
tambahan dengan meningkatkan dosis sampai 15
mg sekali sehari.
– Untuk menghilangkan tanda-tanda dan gejala
rheumatoid arthritis, yang dianjurkan dan
pemeliharaan mulai dosis oral Meloxicam adalah
7,5 mg sekali sehari.
65. – Beberapa pasien mungkin menerima manfaat
tambahan dengan meningkatkan dosis
sampai 15 mg sekali sehari.
– Maksimum harian yang direkomendasikan
dosis oral adalah 15 mg. Meloxicam dapat
dimakan tanpa memperhatikan waktu makan
66. • Kontraindikasi
– Meloxicam tidak boleh diberikan pasien dengan
hipersensitivitas terhadap meloxicam.
– Meloxicam juga tidak boleh diberikan kepada
pasien yang mengalami asma, urticaria, atau
tipe-reaksi alergi setelah minum aspirin atau
NSAID lainnya.
– Meloxicam juga merupakan kontraindikasi untuk
penanganan nyeri peri-operasi bypass arteri
koroner.
67. • Efek Samping Obat
Stomatitis, fotosensibilitas, sindrom
steven-johnson, eritema multiform,
peningkatan nilai kreatinin dan asam urat
dalam darah, dan gangguan fungsi hati
68. • Mekanisme aksi
Lebih banyak menghambat kerja enzim
COX-2 & sedikit menghambat COX-1
pada sintesa prostaglandin. Menghambat
sintesa prostaglandin dengan
menghambat kerja isoenzim COX-1 &
COX-2 (lebih banyak ke arah COX-2)
69. • Peringatan & perhatian
– Efek kardiovaskular
Uji klinis dari beberapa COX-2 selektif dan
NSAID nonselective hingga tiga tahun
lamanya telah menunjukkan peningkatan
risiko serius terjadinya trombotik
kardiovaskular (CV), infark miokard, dan
stroke. Semua NSAID, baik COX-2 selektif
dan nonselective, mungkin memiliki risiko
yang sama.2
70. – Hipertensi
NSAID dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
atau memburuknya hipertensi yang sudah ada.
Termasuk Meloxicam, harus digunakan dengan
hati-hati pada pasien dengan hipertensi. Tekanan
darah harus dimonitor terus selama inisiasi
pengobatan NSAID dan sepanjang jalannya
terapi.
– Congestive Heart Failure dan Edema
Meloxicam harus digunakan dengan hati-hati
pada pasien dengan retensi cairan, hipertensi,
atau gagal jantung.
71. – Efek Gastrointestinal - Risiko ulserasi GIT,
Pendarahan, dan Perforasi
Pemakaian NSAID dapat menyebabkan dampak
buruk pada gastrointestinal termasuk
peradangan, perdarahan, ulserasi, dan perforasi
lambung, usus halus, atau usus besar. Kejadian
ini dapat terjadi setiap saat, dengan atau tanpa
peringatan gejala, pada pasien yang diobati
dengan NSAID. Untuk pasien risiko tinggi, terapi
alternatif yang tidak melibatkan NSAID harus
dipertimbangkan, termasuk pemakaian
meloxicam untuk dosis yang besar.
72. – Efek pada Ginjal
Terapi Jangka panjang NSAID, termasuk
Meloxicam, dapat mengakibatkan nekrosis
papiler ginjal, gagal ginjal, gagal ginjal akut, dan
gangguan ginjal lainnya.
– Reaksi Anafilaktik
Seperti NSAID lainnya, reaksi anafilaktik dapat
terjadi pada pasien tanpa diketahui penggunaan
sebelumnya dengan Meloxicam atau tidak .
Meloxicam tidak boleh diberikan kepada pasien
dengan alergi terhadap aspirin.
73. • Reaksi kulit
Pemakaian NSAID, termasuk Meloxicam , dapat
menyebabkan gangguan pada kulit yang serius
seperti exfoliative dermatitis, Stevens-Johnson
Syndrome (SJS), dan toksik epidermal necrolysis.
Kejadian serius ini dapat terjadi tanpa peringatan.
Pasien harus diberitahu tentang tanda-tanda dan
gejala manifestasi kulit yang serius dan
penggunaan obat harus dihentikan pada
munculnya pertama kali ruam kulit atau tanda-
tanda hipersensitivitas lainnya.
74. • Kehamilan
Pada trimester akhir kehamilan, seperti
halnya NSAID lain, Meloxicam harus
dihindari karena dapat menyebabkan
penutupan dini ductus arteriosus.
75. • Penyimpanan
Pada suhu 25 º C (77 º F); rata-rata suhu
yang diizinkan 15 º C-30 º C (59 ° F-86 º
F). Jauhkan Meloxicam tablet di tempat
yang kering