2. o 20 Th pertama perekonomian kurang
berkembang baik
o Sistem politik tidak stabil sering ganti kabinet
o Kebijakan ekonomi sering Berubah
o Defisit anggaran pemerintah Membengkak
o Harga membubung
o Inflasi s/d 650% 1966 hiperinflasi
ERA SEBELUM 1966
(ORDE LAMA)
3. o Nasionalisasi perusahaan asing
o Kebijakan anti investasi asing
o Pangsa pasar komoditas perdagangan internasional banyak
yang hilang
o Depresiasi rupiah
o Th 1958 BEJ ditutup
o Keluar dari IMF
o Penerimaan ekspor <10% PDB
o Penggabungan bank bank berjuang sbg
o pelaksana gagasan ekonomi terpimpin
ORDE LAMA
4. o Orde baru mewarisi keadaan perekonomian:
o Tidak mampu membayar utang LN US $ 2M
o Ekspor = ½ impor
o Tidak mampu mengendalikan anggaran belanja
o Laju inflasi 30-50% per bulan
o Prasarana ekonomi buruk
o Kapasitas produksi sektor industri & ekspor menurun
MASA PERALIHAN
(1966-1968)
5. Kebijakan yg ditempuh:
1. memerangi hiperinflasi
2. Mencukupkan stok pangan (beras)
3. Rehabilitasi sarana perekonomian
4. Meningkatkan ekspor
5. Menciptakan lapangan kerja
6. Mengundang kembali investasi asing
7. IGGI=negara donatur
8. Kebijakan anggaran berimbang
9. Reformasi perbankan masuk IMF lagi
MASA PERALIHAN
6. o Konsentrasi: penyatuan politis wilayah Indonesia
dalam RIS
o Revaluasi moneter melalui devaluasi mata uang
secara serempak & pemotongan uang yg beredar
pada Maret ’50 uang keluaran De Javasche Bank yg
bernilai >2,5 gulden Indonesia
o Pengurangan deposito bank yg bernilai > 400 gulden
menjadi separuhnya pemegang deposito diganti rugi
dg obligasi jangka panjang pemerintah
KABINET HATTA
(Des 1949 – Sept 1950)
7. o Mentri Keuangan: Sjarifudin Prawiranegara
o Mentri perdagangan & industri: Sumitro Djojohadikusumo
o Ekspor meningkat mengatasi kesulitan neraca
pembayaran, penerimaan pemerintah meningkat
o Impor diliberalisasikan utk menekan tingkat harga umum
DN
o Kredit bagi perusahaan asing diperketat, bagi perusahaan
DN diperlunak
o Th 1951: Surplus anggaran
o Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) dilanjutkan kabinet
berikutnya
KABINET NATSIR
(SEPTEMBER 1950 – MARET 1951)
8. o Nasionalisasi De javasche Bank mjd Bank Indonesia
o Situasi fiskal memburuk
o Ekspor menurun
o Peghapusan sistem kurs berganda
o Surplus anggaran Kabinet Natsir mjd defisit
KABINET SUKIMAN
(April 1951-Februari 1952)
9. o Wilopo: Mentri Urusan perekonomian pada Kabinet Sukiman
konsep anggaran berimbang (balanced budget)
o Impor diperketat dg cara harus melakukan pembayaran di muka
o Rasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi &
pengurangan personil
o Mampu menekan pengeluaran pemerintah s/d 25%
o Cadangan devisa merosot tajam
o Program Benteng: membentuk kelas menengah nasional dengan
membatasi alokasi impor kpd pengusaha nasional diskriminatif
& rasial shgg pengusaha non pribumi dirugikan
KABINET WILOPO
(April 1952-Juni 1953)
10. o Dipimpin: Ali Sastroamidjojo
o Defisit anggaran belanja & neraca pembayaran
o Mentri Urusan Perekonomian:Iskaq Tjokroadisurjo
penganjur Indonesianisasi plg gigih
o Melindungi importir pribumi importir benteng
melonjak
o Reshufle kabinet kondisi tidak stabil pembatasan
impor
o Pengendalian uang beredar kurang sukses
KABINET ALI
(Agustus 1953-Juli 1955)
11. o Krisis kabinet Hatta sbgWapres menunjuk Burhanuddin untuk
membentuk kabinet disebut kabinet interim
o Liberalisasi impor (politik rasialisme trhdp importir dihapuskan)
o Laju uang beredar dapat ditekan 5%
o Nilai rupiah naik 8% trhdp emas
o Harga barang eks impor turun
o Membentuk Dewan Alat-alat Pembayaran Luar Negeri
o Modal asing tetap diijinkan pengusaha Indonesia pribumi diberi
bantuan
o Membatalkan keputusan KMB di mana perusahan Belanda
mendominasi perekonomian
KABINET BURHANUDDIN
Agustus 1955 – Maret 1956
12. o Kabinet I hasil pemilu
o Banyak penyelundupan cadangan devisa merosot
o Utang pada belanda dihapuskan
o Dapat bantuan IMF US $55juta
o Diberlakukan UU anti pemogokan & anti pemilikan tanah secara
tidak sah untuk melindungi perkebunan yang banyak dioperasikan
asing
o Program Benteng dihentikan presiden soekarno karena tidak
mendapat perhatian kabinet
o Membuat konsep pembangunan baru: rencana lima tahun (RLT):
dipimpin Ir. Djuanda . tujuan: mendorong industri dasar, jasa-jasa
pelayanan umum & sektor publik agar merangsang penanaman
modal swasta
KABINET ALI II
(April 1956-Maret 1957)
13. o Djuanda Kartawidjaja:Mentri Perencanaan dalam kabinet Ali II
o Disebut kabinet karya krn dibentuk bukan karena politis kepartaian
o Disebut juga kabinet kerja darurat ekstra parlementer:krn dibentuk
o presiden pada pemberlakuan perang & darurat perang
o Perekonomian terpimpin
o Pengambilalihan/nasionalisasi perusahaan belanda
o Defisit anggaran s/d 5,5 M
o Upaya kabinet banyak pada pengembalian Irian Barat
o Pergolakan politik memicu inflasi &mengganggu penanaman modal,
distribusi & produksi
KABINET DJUANDA
(Maret 1957-Agustus 1959)
14. 3 STRATEGI YANG MENDASAR :
1. PRO POOR
2. PRO JOB
3. PRO GROWTH
MASA KEPEMIMPINAN SBY
15. Klaster 1
a) “ibarat pemberian ikan bagi rakyat miskin”
b) Memberi bantuan kepada keluarga kurang
mampu/kelompok sasaran: raskin, program
keluarga harapan (PKH)/bantuan langsung
bersyarat, BOS, bantuan lansia dan cacat ganda
terlantar, bantuan bencana alam,, BLT, beasiswa
anak dari rumah tangga sasaran.
PROGRAM MEMPERBAIKI
KEHIDUPAN
RAKYAT MELALUI 3 KLASTER
16. KLASTER 2
a) “ibarat memberi kail agar masyarakat lebih
mandiri”
b) Menggulirkan program dan anggaran berbasis
masyarakat yang diwadahi dalam Program
Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri
(PNPM) mandiri pendampingan desa yang
masih memiliki kelompok miskin. Masyarakat
diberdayakan untuk memanfaatkan fasilikas
sesuai kebutuhan desanya untuk membangun
infrastruktur fisik/sosial
17. KLASTER 3
a) “ibarat memberikan perahu”
b) Meningkatkan pemberdayaan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) termasuk
iklim berusaha dan penyediaan kredit usaha
rakyat (KUR)