Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana.2017.minggu ke 14
1. Pengenalan E_Learning
Manfaat pembelajaran E-learning di perguruan tinggi adalah:
1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses perjalanan.
2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar.
3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara,
efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi
pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Menurut pendapat saya system e-learning yang di implementasi di kampus saya adalah,
Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan
mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan
mahasiswa lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam interaksi tersebut.
Bila pembelajaran bebasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa,
interaksi antar kelompok, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian,
perpustakan digital, dan materi online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet
memungkinkan perombakan total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini berlaku.
Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan menghilangkan batasan
ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis
yang terjadi antara lain adalah: (1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil matakuliah
dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan institusi & negara; (2) Mahasiswa dapat dengan
mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau pakar di bidang yang diminatinya;
(3) Materi kuliah bahkan dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa
tergantung pada perguruan tinggi dimana mahasiswa belajar. Berbagai peluang tersebut diatas
masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan infrastuktur teknologi informasi,
masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap kelangsungan e-learning.
Untuk perbaikan system E-learning di masa yang akan datang adalahbagaimana cara untuk
mengatasi rendahnya tingkat budaya belajar dan kemampuan teknologi mahasiswa, konten e-
learning dibuat sedemikan rupa sehingga mendorong pembelajar bisa aktif sendiri. Penggunaan
2. animasi atau hal-hal lain yang dinilai akrab dengan lingkungan mahasiswa menjadi salah satu
pilihan utama.
1. Pengertian E-Learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian
E-learning dari berbagai sumber:
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau
komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar
yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan
siswa (Ardiansyah, 2013).
2. Dalam kaitannya dengan fasilitasi e-learning, kelengkapan sarana dan prasarana
Teknologi Informasi dan Komunikasi (information and communication technology/ICT) menjadi
sangat mutlak harus tersedia. Saat ini, walaupun masih dalam lingkup yang terbatas,
pendidikan di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
terutama dalam pengelolaan dan pembelajaran.
Ketertinggalan dalam pendayagunaan TIK di bidang pendidikan merupakan isu kebijakan
penting pembangunan pendidikan Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, perlu
diperluas dan diintensifkan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di kampus. Ada dua upaya
yang harus dilakukan, pertama, TIK harus dimanfaatkan dalam pengelolaan pendidikan melalui
otomasi pendataan, pengelolaan, dan perkantoran; kedua, pendayagunaan TIK baik sebagai
materi kurikulum maupun sebagai media dalam proses pembelajaran interaktif.
Mengingat saat ini diperguruan tinggi sudah banyak yang memiliki fasilitas TIK yang relatif
memadai, terutama yang difasilitasi oleh Jardiknas maka persoalannya adalah bagaimana
penanggung jawab kampus dalam hal ini kepala sekolah mampu membuat kebijakan yang
secara bertahap mengharuskan semua dosen yang ada di kampus agar menggunakan e-
learning dalam proses pembelajarannya. Hal ini harus dilakukan mengingat e-learning tidak
lagi menjadi barang eksklusif, tetapi sudah menjadi kebutuhan mutlak jika tidak ingin sekolah
3. menjadi bagian dari unsur masyarakat yang ketinggalan dalam hal implementasi TIK untuk
pembelajaran.
Selain pentingnya fasilitasi TIK dalam pembelajaran e-learning untuk peningkatan mutu
pendidikan di perguruan tinggi , faktor penting lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu
dan daya saing adalah anggaran pendidikan yang belum efektif dan efisien dalam hal
pengelolaannya. Saat ini, pembangunan di bidang pendidikan sudah mendapat prioritas
tertinggi dalam pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh penyediaan anggaran
pembangunan dengan porsi terbesar dibandingkan dengan bidang-bidang pembangunan
lainnya, sehingga kemampuan pengelolaan anggaran oleh segenap jajaran pendidikan
haruslah menjadi sebuah keharusan sebagai bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh
masyarakat.