SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Minyak Kelapa Sawit
Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia.
Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai variasi
makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau
biodiesel. Kebanyakan minyak sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena
pohon kelapa sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya. Efek samping yang negatif dari produksi minyak sawit - selain
dampaknya kepada kesehatan manusia karena mengandung kadar lemak yang tinggi - adalah
fakta bahwa bisnis minyak sawit menjadi sebab kunci dari penggundulan hutan di negara-negara
seperti Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalah penghasil gas emisi rumah kaca terbesar
setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Amerika Serikat (AS).
Produksi minyak sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini secara
total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Pada saat ini,
Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar di seluruh dunia.
Dalam jangka panjang, permintaan dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan
meningkat sejalan dengan jumlah populasi dunia yang bertumbuh dan karenanya meningkatkan
konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak sawit.
Ekspektasi Produksi Minyak Kelapa Sawit 2014:
1. Indonesia 33,000,000
2. Malaysia 19,800,000
3. Thailand 2,000,000
4. Kolombia 1,108,000
5. Nigeria 930,000
dalam ton metrik
Sumber: IndexMundi
Minyak Kelapa Sawit di Indonesia
Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit di Indonesia
Hanya beberapa industri di Indonesia yang menunjukkan perkembangan secepat industri minyak
kelapa sawit dalam 15 tahun terakhir. Pertumbuhan ini tampak dalam jumlah produksi dan
ekspor dari Indonesia dan juga pertumbuhan luas area perkebunan sawit. Didorong oleh
permintaan global yang terus meningkat dan keuntungan yang juga naik, budidaya kelapa sawit
telah ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha besar di
Indonesia (dengan imbas negatif pada lingkungan hidup dan penurunan jumlah produksi hasil-
hasil pertanian lain karena banyak petani beralih ke budidaya kelapa sawit).
Mayoritas hasil produksi minyak kelapa sawit Indonesia diekspor (lihat di tabel di bawah).
Negara-negara tujuan ekspor yang paling penting adalah RRT, India, Malaysia, Singapura, dan
Belanda.
Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi
(juta ton)
19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0¹
Export
(juta ton)
15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0¹
Export
(dollar AS)
15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6¹
¹ menunjukkanprognosis
Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry ofAgriculture
Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah industri kunci bagi perekonomian Indonesia:
ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini
memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Hampir 70% perkebunan kelapa
sawit terletak di Sumatra, tempat industri ini dimulai sejak masa kolonial Belanda. Sebagian
besar dari sisanya - sekitar 30% - berada di pulau Kalimantan.
1. Sumatra
2. Kalimantan
Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, jumlah total luas area perkebunan sawit di
Indonesia pada saat ini mencapai sekitar 8 juta hektar; dua kali lipat dari luas area di tahun 2000
ketika sekitar 4 juta hektar lahan di Indonesia dipergunakan untuk perkebunan kelapa sawit.
Jumlah ini diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.
Perkebunan milik pemerintah memiliki peran yang menengah dalam industri minyak sawit
sementara perusahaan-perusahaan besar (seperti Wilmar Group dan Sinar Mas) memproduksi
sekitar setengah dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia. Para petani skala kecil
memproduksi sekitar 35% dan kebanyakan petani kecil ini sangat rentan keadaannya apabila
terjadi penurunan harga minyak kelapa sawit dunia.
Perusahaan-perusahaan sawit di Indonesia berencana untuk melakukan investasi-investasi besar
untuk meningkatkan kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sesuai dengan ambisi
Pemerintah untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan dari sumber daya dalam negeri.
Indonesia selama ini berfokus pada ekspor minyak sawit mentah (dan bahan baku mentah
lainnya) namun telah mengubah prioritasnya untuk mengolah produk-produknya supaya
memiliki harga jual yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan perkembangan di industri hilir, pajak
ekspor untuk produk minyak sawit yang telah disuling telah dipotong dalam beberapa tahun
belakangan ini. Sementara itu, pajak ekspor minyak sawit mentah (CPO) berada di antara 0%-
22,5% tergantung pada harga minyak sawit internasional. Indonesia memiliki 'mekanisme
otomatis' sehingga ketika harga CPO acuan Pemerintah (berdasarkan harga CPO lokal dan
internasional) jatuh di bawah 750 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton, pajak ekspor
dipotong menjadi 0%. Karena harga acuan ini jatuh di bawah 750 dollar AS per metrik ton di
September 2013, Indonesia telah menetapkan pajak ekspor CPO 0% sejak Oktober 2014.
Karena hal ini berarti Pemerintah kehilangan pendapatan pajak ekspor yang sangat dibutuhkan
dari industri minyak sawit, Pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan pungutan ekspor
minyak sawit di pertengahan 2015. Pungutan sebesar 50 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik
ton diterapkan untuk ekspor minyak sawit mentah dan pungutan senilai 30 dollar AS per metrik
ton ditetapkan untuk ekspor produk-produk minyak sawit olahan. Pungutan-pungutan ekspor
minyak sawit ini hanya perlu dibayar oleh para eksportir ketika harga CPO acuan Pemerintah
jatuh di bawah batasan 750 dollar AS per metrik ton (secara efektif memotong pajak ekspor
minyak sawit menjadi 0%). Pendapatan dari pungutan baru ini akan digunakan untuk mendanai
program subsidi biodiesel Pemerintah yang ambisius (di tahun 2014, Pemerintah meningkatkan
persyaratan kandungan campuran minyak sawit di dalam diesel dari 7,5% menjadi 10%, dan
memerintahkan pembangkit-pembangkit listrik untuk menggunakan campuran 20%).
Pada Februari 2015, Pemerintah mengumumkan kenaikan subsidi biofuel dari Rp 1.500 per liter
menjadi Rp 4.000 per liter dalam usaha melindungi para produsen biofuel domestik. Melalui
program biodiesel ini, Pemerintah ini mengkompensasi para produsen karena perbedaan harga
antara diesel biasa dan biodiesel yang terjadi akibat rendahnya harga minyak mentah dunia
(sejak pertengahan 2014). Selain untuk mendanai subsidi-subsidi ini, hasil dari pungutan ekspor
ini akan disalurkan untuk penanaman kembali, penelitian, dan pengembangan sumberdaya
manusia dalam industri minyak sawit Indonesia. Saat harga minyak sawit acuan Pemerintah
melebihi batasan 750 dollar AS per metrik ton maka pajak ekspor kembali, kemudian Pemerintah
akan menggunakan sebagian dari pajak ekspor minyak sawit untuk membiayai program biodiesel
ini.
Kapasitas penyulingan di Indonesia diketahui telah melompat menjadi 45 juta ton per tahun pada
akhir 2014, naik dari 30,7 juta ton pada 2013, dan lebih dari dua kali lipat kapasitas di tahun
2012 yaitu 21,3 juta ton.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan bahwa Indonesia memiliki
target jangka panjang untuk memproduksi 40 juta ton CPO per tahun mulai dari tahun 2020.
Isu-Isu Lingkungan Hidup Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah sering dikritik kelompok-kelompok pencinta lingkungan hidup
karena terlalu banyak memberikan ruang untuk perkebunan kelapa sawit (berdampak pada
penggundulan hutan dan penghancuran lahan bakau). Maka, sejalan dengan semakin banyaknya
perusahaan internasional yang mencari minyak sawit ramah lingkungan sesuai dengan kriteria
Roundtable on Sustainable Palm Oil (di Malaysia), perkebunan-perkebunan di Indonesia dan
Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan. Para pemerintah
negara-negara Barat telah membuat aturan-aturan hukum yang lebih ketat mengenai produk-
produk impor yang mengandung minyak sawit, dan karena itu mendorong produksi minyak
sawit yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2011, Indonesia medirikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bertujuan
untuk meningkatkan daya saing global dari minyak sawit Indonesia dan mengaturnya dalam
aturan-aturan ramah lingkungan yang lebih ketat. Semua produsen minyak sawit di Indonesia
didorong untuk mendapatkan sertifikasi ISPO.
Moratorium Mengenai Konsesi Baru Hutan Perawan
Pemerintah Indonesia menandatangani moratorium berjangka waktu dua tahun mengenai hutan
primer yang mulai berlaku 20 Mei 2011 dan selesai masa berlakunya pada Mei 2013. Setelah
habis masa berlakunya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memperpanjang
moratorium ke dua tahun selanjutnya. Moratorium ini mengimplikasikan pemberhentian
sementara dari pemberian izin-izin baru untuk menggunakan area hutan hujan tropis dan lahan
bakau di Indonesia. Sebagai gantinya Indonesia menerima paket 1 milyar dollar AS dari
Norwegia. Pada beberapa kesempatan, media internasional melaporkan bahwa moratorium ini
telah dilanggar oleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Kendati begitu, moratorium ini berhasil
membatasi - untuk sementara - ekspansi perkebunan-perkebunan sawit. Pihak-pihak yang skeptis
terhadap moratorium tersebut menunjukkan bahwa sebelum penerapannya Pemerintah Indonesia
telah memberikan konsesi tanah seluas 9 juta hektar untuk lahan baru. Selain itu, perusahaan-
perusahaan besar minyak sawit masih memiliki lahan luas yang baru setengahnya ditanami,
berarti masih banyak ruang untuk ekspansi. Pada Mei 2015, Presiden Joko Widodo kembali
memperpanjang moratorium ini untuk periode 2 tahun.
Prospek Masa Depan Industri Minyak Sawit di Indonesia
Era Boom Komoditi 2000-an membawa berkat bagi Indonesia karena berlimpahnya sumberdaya
alam negara ini. Harga minyak sawit naik tajam setelah tahun 2005 namun krisis global
menyebabkan penurunan tajam harga CPO di tahun 2008. Terjadi rebound yang kuat namun
setelah tahun 2011 harga CPO telah melemah, terutama karena permintaan dari RRT telah
menurun, sementara rendahnya harga minyak mentah (sejak pertengahan 2014) mengurangi
permintaan biofuel berbahan baku minyak sawit. Karena itu, prospek industri minyak sawit
suram dalam jangka waktu pendek, terutama karena Indonesia masih terlalu bergantung pada
CPO dibandingkan produk-produk minyak sawit olahan.
Pada saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan karena
alasan-alasan berikut:
• Margin laba yang besar, sementara komoditi ini mudah diproduksi
• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk
global
• Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling murah di dunia
• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati
• Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara penggunaan besin
diperkirakan akan berkurang
Masalah-masalah apa yang menghalangi perkembangan industri minyak sawit dunia?
• Kesadaran bahwa penting untuk membuat lebih banyak kebijakan ramah lingkungan
• Konflik masalah tanah dengan penduduk lokal karena ketidakjelasan kepemilikan tanah
• Ketidakjelasan hukum dan perundang-undangan
• Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur
Apa Lima Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak Kelapa Sawit?
(1) supply & demand
(2) prices of competing vegetable oils
(3) cuaca
(4) kebijakan impor negara2 yang mengimpor minyak kelapa sawit
(5) perubahan dalam kebijakan pajak dan pungutan ekspor/impor

More Related Content

Viewers also liked (13)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
minyak nabati
minyak nabatiminyak nabati
minyak nabati
 
Nota Pengenalan Tentang Kelapa sawit
Nota Pengenalan Tentang Kelapa sawitNota Pengenalan Tentang Kelapa sawit
Nota Pengenalan Tentang Kelapa sawit
 
Menganalisis minyak kelapa sawit dan kepentingannya terhadap pembangunan negara
Menganalisis minyak kelapa sawit dan kepentingannya terhadap pembangunan negaraMenganalisis minyak kelapa sawit dan kepentingannya terhadap pembangunan negara
Menganalisis minyak kelapa sawit dan kepentingannya terhadap pembangunan negara
 
Skrip contoh 2 sains dan teknologi
Skrip contoh 2 sains dan teknologiSkrip contoh 2 sains dan teknologi
Skrip contoh 2 sains dan teknologi
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Proposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawitProposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawit
 
Pabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitPabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawit
 
Makalah perdagangan internasional
Makalah    perdagangan internasionalMakalah    perdagangan internasional
Makalah perdagangan internasional
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 

Similar to Minyak kelapa sawit

Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Fawwaz Amirullah Shidiq
 
CPO & BIOdiesel
CPO & BIOdieselCPO & BIOdiesel
CPO & BIOdiesel
rimaenggar
 

Similar to Minyak kelapa sawit (20)

Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karetKajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
 
International political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobingInternational political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobing
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
 
Presentasi Industri Cpo
Presentasi Industri CpoPresentasi Industri Cpo
Presentasi Industri Cpo
 
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobingNatural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Paper penkom
Paper penkomPaper penkom
Paper penkom
 
41108d8a5749e1d6474323105357cf62.pdf
41108d8a5749e1d6474323105357cf62.pdf41108d8a5749e1d6474323105357cf62.pdf
41108d8a5749e1d6474323105357cf62.pdf
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobing
 
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingRegional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
 
Jawaban uas
Jawaban uasJawaban uas
Jawaban uas
 
CPO & BIOdiesel
CPO & BIOdieselCPO & BIOdiesel
CPO & BIOdiesel
 
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi InflasiKenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Inflasi
 
Bio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry AnalysisBio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry Analysis
 
PTPS-PB
PTPS-PBPTPS-PB
PTPS-PB
 
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 

Minyak kelapa sawit

  • 1. Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk memaksimalkan produksinya. Efek samping yang negatif dari produksi minyak sawit - selain dampaknya kepada kesehatan manusia karena mengandung kadar lemak yang tinggi - adalah fakta bahwa bisnis minyak sawit menjadi sebab kunci dari penggundulan hutan di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalah penghasil gas emisi rumah kaca terbesar setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Amerika Serikat (AS). Produksi minyak sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar di seluruh dunia. Dalam jangka panjang, permintaan dunia akan minyak sawit menunjukkan kecenderungan meningkat sejalan dengan jumlah populasi dunia yang bertumbuh dan karenanya meningkatkan konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak sawit. Ekspektasi Produksi Minyak Kelapa Sawit 2014: 1. Indonesia 33,000,000 2. Malaysia 19,800,000 3. Thailand 2,000,000 4. Kolombia 1,108,000 5. Nigeria 930,000 dalam ton metrik Sumber: IndexMundi Minyak Kelapa Sawit di Indonesia Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit di Indonesia Hanya beberapa industri di Indonesia yang menunjukkan perkembangan secepat industri minyak kelapa sawit dalam 15 tahun terakhir. Pertumbuhan ini tampak dalam jumlah produksi dan ekspor dari Indonesia dan juga pertumbuhan luas area perkebunan sawit. Didorong oleh permintaan global yang terus meningkat dan keuntungan yang juga naik, budidaya kelapa sawit telah ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha besar di Indonesia (dengan imbas negatif pada lingkungan hidup dan penurunan jumlah produksi hasil- hasil pertanian lain karena banyak petani beralih ke budidaya kelapa sawit).
  • 2. Mayoritas hasil produksi minyak kelapa sawit Indonesia diekspor (lihat di tabel di bawah). Negara-negara tujuan ekspor yang paling penting adalah RRT, India, Malaysia, Singapura, dan Belanda. Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia: 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Produksi (juta ton) 19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0¹ Export (juta ton) 15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0¹ Export (dollar AS) 15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6¹ ¹ menunjukkanprognosis Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry ofAgriculture Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah industri kunci bagi perekonomian Indonesia: ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Hampir 70% perkebunan kelapa sawit terletak di Sumatra, tempat industri ini dimulai sejak masa kolonial Belanda. Sebagian besar dari sisanya - sekitar 30% - berada di pulau Kalimantan. 1. Sumatra 2. Kalimantan Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, jumlah total luas area perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini mencapai sekitar 8 juta hektar; dua kali lipat dari luas area di tahun 2000
  • 3. ketika sekitar 4 juta hektar lahan di Indonesia dipergunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020. Perkebunan milik pemerintah memiliki peran yang menengah dalam industri minyak sawit sementara perusahaan-perusahaan besar (seperti Wilmar Group dan Sinar Mas) memproduksi sekitar setengah dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia. Para petani skala kecil memproduksi sekitar 35% dan kebanyakan petani kecil ini sangat rentan keadaannya apabila terjadi penurunan harga minyak kelapa sawit dunia. Perusahaan-perusahaan sawit di Indonesia berencana untuk melakukan investasi-investasi besar untuk meningkatkan kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sesuai dengan ambisi Pemerintah untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan dari sumber daya dalam negeri. Indonesia selama ini berfokus pada ekspor minyak sawit mentah (dan bahan baku mentah lainnya) namun telah mengubah prioritasnya untuk mengolah produk-produknya supaya memiliki harga jual yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan perkembangan di industri hilir, pajak ekspor untuk produk minyak sawit yang telah disuling telah dipotong dalam beberapa tahun belakangan ini. Sementara itu, pajak ekspor minyak sawit mentah (CPO) berada di antara 0%- 22,5% tergantung pada harga minyak sawit internasional. Indonesia memiliki 'mekanisme otomatis' sehingga ketika harga CPO acuan Pemerintah (berdasarkan harga CPO lokal dan internasional) jatuh di bawah 750 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton, pajak ekspor dipotong menjadi 0%. Karena harga acuan ini jatuh di bawah 750 dollar AS per metrik ton di September 2013, Indonesia telah menetapkan pajak ekspor CPO 0% sejak Oktober 2014. Karena hal ini berarti Pemerintah kehilangan pendapatan pajak ekspor yang sangat dibutuhkan dari industri minyak sawit, Pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan pungutan ekspor minyak sawit di pertengahan 2015. Pungutan sebesar 50 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton diterapkan untuk ekspor minyak sawit mentah dan pungutan senilai 30 dollar AS per metrik ton ditetapkan untuk ekspor produk-produk minyak sawit olahan. Pungutan-pungutan ekspor minyak sawit ini hanya perlu dibayar oleh para eksportir ketika harga CPO acuan Pemerintah jatuh di bawah batasan 750 dollar AS per metrik ton (secara efektif memotong pajak ekspor minyak sawit menjadi 0%). Pendapatan dari pungutan baru ini akan digunakan untuk mendanai program subsidi biodiesel Pemerintah yang ambisius (di tahun 2014, Pemerintah meningkatkan persyaratan kandungan campuran minyak sawit di dalam diesel dari 7,5% menjadi 10%, dan memerintahkan pembangkit-pembangkit listrik untuk menggunakan campuran 20%). Pada Februari 2015, Pemerintah mengumumkan kenaikan subsidi biofuel dari Rp 1.500 per liter menjadi Rp 4.000 per liter dalam usaha melindungi para produsen biofuel domestik. Melalui program biodiesel ini, Pemerintah ini mengkompensasi para produsen karena perbedaan harga antara diesel biasa dan biodiesel yang terjadi akibat rendahnya harga minyak mentah dunia (sejak pertengahan 2014). Selain untuk mendanai subsidi-subsidi ini, hasil dari pungutan ekspor ini akan disalurkan untuk penanaman kembali, penelitian, dan pengembangan sumberdaya manusia dalam industri minyak sawit Indonesia. Saat harga minyak sawit acuan Pemerintah melebihi batasan 750 dollar AS per metrik ton maka pajak ekspor kembali, kemudian Pemerintah akan menggunakan sebagian dari pajak ekspor minyak sawit untuk membiayai program biodiesel ini.
  • 4. Kapasitas penyulingan di Indonesia diketahui telah melompat menjadi 45 juta ton per tahun pada akhir 2014, naik dari 30,7 juta ton pada 2013, dan lebih dari dua kali lipat kapasitas di tahun 2012 yaitu 21,3 juta ton. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan bahwa Indonesia memiliki target jangka panjang untuk memproduksi 40 juta ton CPO per tahun mulai dari tahun 2020. Isu-Isu Lingkungan Hidup Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Pemerintah Indonesia telah sering dikritik kelompok-kelompok pencinta lingkungan hidup karena terlalu banyak memberikan ruang untuk perkebunan kelapa sawit (berdampak pada penggundulan hutan dan penghancuran lahan bakau). Maka, sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan internasional yang mencari minyak sawit ramah lingkungan sesuai dengan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (di Malaysia), perkebunan-perkebunan di Indonesia dan Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan. Para pemerintah negara-negara Barat telah membuat aturan-aturan hukum yang lebih ketat mengenai produk- produk impor yang mengandung minyak sawit, dan karena itu mendorong produksi minyak sawit yang ramah lingkungan. Pada tahun 2011, Indonesia medirikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing global dari minyak sawit Indonesia dan mengaturnya dalam aturan-aturan ramah lingkungan yang lebih ketat. Semua produsen minyak sawit di Indonesia didorong untuk mendapatkan sertifikasi ISPO. Moratorium Mengenai Konsesi Baru Hutan Perawan Pemerintah Indonesia menandatangani moratorium berjangka waktu dua tahun mengenai hutan primer yang mulai berlaku 20 Mei 2011 dan selesai masa berlakunya pada Mei 2013. Setelah habis masa berlakunya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memperpanjang
  • 5. moratorium ke dua tahun selanjutnya. Moratorium ini mengimplikasikan pemberhentian sementara dari pemberian izin-izin baru untuk menggunakan area hutan hujan tropis dan lahan bakau di Indonesia. Sebagai gantinya Indonesia menerima paket 1 milyar dollar AS dari Norwegia. Pada beberapa kesempatan, media internasional melaporkan bahwa moratorium ini telah dilanggar oleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Kendati begitu, moratorium ini berhasil membatasi - untuk sementara - ekspansi perkebunan-perkebunan sawit. Pihak-pihak yang skeptis terhadap moratorium tersebut menunjukkan bahwa sebelum penerapannya Pemerintah Indonesia telah memberikan konsesi tanah seluas 9 juta hektar untuk lahan baru. Selain itu, perusahaan- perusahaan besar minyak sawit masih memiliki lahan luas yang baru setengahnya ditanami, berarti masih banyak ruang untuk ekspansi. Pada Mei 2015, Presiden Joko Widodo kembali memperpanjang moratorium ini untuk periode 2 tahun. Prospek Masa Depan Industri Minyak Sawit di Indonesia Era Boom Komoditi 2000-an membawa berkat bagi Indonesia karena berlimpahnya sumberdaya alam negara ini. Harga minyak sawit naik tajam setelah tahun 2005 namun krisis global menyebabkan penurunan tajam harga CPO di tahun 2008. Terjadi rebound yang kuat namun setelah tahun 2011 harga CPO telah melemah, terutama karena permintaan dari RRT telah menurun, sementara rendahnya harga minyak mentah (sejak pertengahan 2014) mengurangi permintaan biofuel berbahan baku minyak sawit. Karena itu, prospek industri minyak sawit suram dalam jangka waktu pendek, terutama karena Indonesia masih terlalu bergantung pada CPO dibandingkan produk-produk minyak sawit olahan. Pada saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan karena alasan-alasan berikut: • Margin laba yang besar, sementara komoditi ini mudah diproduksi • Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk global • Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling murah di dunia • Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati • Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara penggunaan besin diperkirakan akan berkurang Masalah-masalah apa yang menghalangi perkembangan industri minyak sawit dunia? • Kesadaran bahwa penting untuk membuat lebih banyak kebijakan ramah lingkungan • Konflik masalah tanah dengan penduduk lokal karena ketidakjelasan kepemilikan tanah • Ketidakjelasan hukum dan perundang-undangan • Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur Apa Lima Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak Kelapa Sawit? (1) supply & demand (2) prices of competing vegetable oils (3) cuaca
  • 6. (4) kebijakan impor negara2 yang mengimpor minyak kelapa sawit (5) perubahan dalam kebijakan pajak dan pungutan ekspor/impor