SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1
INTERNATIONAL POLITICAL ENVIRONMENT
INTERNATIONAL POLITICAL AND ITS SIGNIFICANCE on THE
DEVELOPMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY
Pengajar:
Prof. Dr. Mohtar Masoed, MA.
Ira Kristina L. Tobing
10/325335/pek/15945
AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2012
2
D A F T A R I S I
I. ISI
1. Pendahuluan ............................................................ 3
2. Hasil Temuan ............................................................ 5
II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 6
Daftar Pustaka ............................................................ 7
D A F T A R T A B E L
Tabel 1. Negara – negara Eksportir Minyak
Kelapa Sawit : 1999 – 2008 (‘000 tonnes)
......................... 7
Tabel 2 Negara – negara Pengimpor Minyak
Kelapa Sawit : 2000 – 2009 (‘000
Tonnes)
......................... 8
3
I. I S I
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang diberkati dengan tanah yang subur, curah hujan yang
berkecukupan dan lokasi geografis yang sesuai untuk budidaya berbagai tanaman
perkebunan. Dari beberapa tanaman perkebunan yang bisa dibudidayakan di Indonesia,
tanaman yang paling berkembang pesat adalah tanaman kelapa sawit. Perkembangan
indutri pengolahan kelapa sawit sudah membuka jutaan lapangan pekerjaan, terutama di
wilayah pedesaan. Pemberantaasan kemiskinan dan pembukaan wilayah-wilayah terpencil
di pulau terluar adalah keuntungan dari perkembangan indsutri pengolahan kelapa sawit
yang telah berkembang selama ini.
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terinci bagaimana politik
internasional menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka
contoh praktis dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil
(CPO) menjadi penghasil minyak goreng.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang
memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa
Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan
dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara
tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan
industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir
walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah
berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin
dan PFAD.
Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah
segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan
besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa
sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi
4
7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat
dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010.
Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya.
Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat
produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat
mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit
Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan
perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi
CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005
menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009.
Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat
meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar
10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak
memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada
perkebunan besar swasta dan perkebunan negara.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut,
didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm
Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty
Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil
(RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin
(RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan
teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol,
biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun
dan pembangkit listrik .
Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada
sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri.
Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%,
sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%.
Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia
semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54%
dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan
5
industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup
orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO.
Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang
dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan
menggunakan studi pustaka / data sekunder.
2. Hasil/Temuan
Luas total perkebunan sawit di Indonesia adalah 7.508.023 ha, yang terdiri atas
5.2333.170 ha tanaman menghasilkan, 2.178.647 ha tanaman belum menghasilkan dan
96.205 ha tanaman tidak menghasilkan (rusak). Kebun kelapa sawit ini tersebar di 22
provinsi dengan luas area mencapai 3.013.973 ha, dan 2.180.703 ha diantaranya telah
merupakan tanaman menghasilkan. Dari luas tanaman yang ada, produksi yang bisa
dihasilkan adalah 7.246.979 ton CPO.
Bahan baku industri hilir kelapa sawit adalah CPO (minyaak kelapa sawit kasar) dan
PKO (minyak inti kelapa sawit). Kedua bahan baku ini selanjutnya diolah menjadi berbagai
industri turunan seperti industri kimia (fatty acid dan fatty alkohol), minyak goreng
(RBDPO), margarin, sabun dan surfactan. Dari data produksi CPO seluruh perkebunan di
Indonesia diperoleh bahwa produksi CPO total sekitar 18.640.882 ton dan sekitar 2.000.000
ton PKO. Jumlah tersebut terus meningkat pada tahun mendatang. Dari total CPO tersebut,
14.478.000 ton diantaranya diekspor dan sisanya diolah dalam negeri. Dikarenakan sekitar
78% dari CPO yang dihasilkan diekspor, hingga tahun 2010 sekitar 22% (4.162.882 ton)
yang diutilisasi (diolah) di dalam negeri.
Dengan mengurangi produksi dan penggunaan dalam negeri, sebesar 14.478.000 ton
masih tersedia untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit. Namun demikian, penguasaan
6
CPO tersebut sebagian besar adalah perusahaan swasta nasional maupun PMA yang menjual
CPOnya ke luar negeri.
Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara pengekspor minyak kelapa sawit
terbesar di dunia. Sampai dengan tahun 2006, Malaysia merupakan negara pengekspor
minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan Indonesia nomor dua terbesar, tetapi sejak tahun
2007 Indonesia menjadi negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar dan Malaysia pada
urutan kedua. Volumen ekspor minya kelapa sawit Malaysia dan Indonesia meliputi sekitar
84% dari total ekspor minyak kelapa sawit dunia. Pada tahun 2008, total ekspor minyak
kelapa sawit dunia sekitar 33,6 juta ton dan ekspor minyak sawit Indonesia dan Malaysia
sekitar 29,8 juta ton. Negara-negara lain seperti Thailand, Nigeria dan Columbia juga
mengekspor minyak kelapa sawit.
Berikut disajikan keragaan ekspor minyak kelapa sawit dunia.
7
Tabel 1. Negara – negara Eksportir Minyak Kelapa Sawit : 1999 – 2008 (‘000 Tonnes)
Country 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Malaysia 8.912 9.081 10.625 10.886 12.266 12.575 13.445 14.423 13.747 15.413
Indonesia 3.319 4.139 4.940 6.490 7.370 8.996 10.436 12.540 12.650 14.470
Papua New Guinea 254 336 327 324 327 339 295 362 368 395
Colombia 90 97 90 85 115 214 224 214 316 338
Singapore * 292 240 224 220 250 237 205 207 186 205
Cote d’Ivoire 101 72 74 65 78 109 122 109 106 116
Hong Kong * 94 158 192 318 185 127 39 20 20 28
Others 788 896 1.099 1.027 1.320 1.647 1.736 2.121 2.474 2.665
TOTAL 13.850 15.019 17.571 19.415 21.911 24.244 26.502 29.996 29.867 33.620
Cat: * - include Re – Exporting Countries
Sumber : Oil World Annual (1999 – 20008) & Oil World weekly (12 Desember, 2008)
8
Tabel 2. Negara – negara Pengimpor Minyak Kelapa Sawit : 2000 – 2009 (‘000 Tonnes)
Country 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
India 3.650 3.492 3.461 3.979 3.453 3.315 3.198 3.688 5.753 6.729
China, P.R 1.764 2.120 2.660 3.353 3.851 4.320 5.464 5.499 5.593 6.300
EU 2.419 3.019 3.476 3.629 4.018 4.489 4.674 4.623 5,262 5.849
Pakistan 1.107 1.325 1.300 1.487 1.432 1.646 1.736 1.711 1.756 1.884
USA 165 171 215 200 271 420 629 788 997 980
Malaysia 57 166 371 473 713 555 602 268 561 930
Ex – USSR 192 393 454 508 594 855 764 987 1.196 839
Bangladesh 226 380 436 498 644 931 887 709 901 810
Egypt 524 525 611 678 702 774 770 720 630 690
Japan 373 393 415 428 466 479 499 532 546 543
Kenya 216 218 341 290 289 362 438 416 480 448
Turkey 208 283 260 352 347 457 527 366 396 440
Myanmar 202 200 153 227 268 300 342 358 354 345
South Africa 168 217 237 242 266 274 292 298 315 313
Saudi Arabia 201 212 97 125 172 219 287 280 325 309
South Korea 200 226 215 213 217 235 224 188 200 215
Indonesia 7 7 17 10 13 22 31 25 34 35
Others 2.291 1.876 2.858 2.561 4.174 4.318 5.240 7.716 4.146 6.037
TOTAL 13.970 15.223 17.577 19.254 21.890 23.971 26.602 29.172 29.445 33.695
Sumber : Oil World Annual (1999 – 20008) & Oil World weekly (12 Desember, 2008)
Sumber : MPOB – For data on Malaysia
9
Empat negara importir minyak kelapa sawit terbesar adalah India, cina, Uni eropa dan
Pakistan. India dan Cina merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia sehingga
memerlukan minyak kelapa sawit yang paling banyak dan harus diimpor dari negara lain
karena komoditas tersebut tidak dapat diusahakan di negaranya. Pada tahum 2008, keempat
negara tersebut mengimpor sekitar 20,6 juta ton minyak kelapa sawit atau sekitar 61% dari
total impor CPO dunia.
Walaupun potensial sebagai negara importir minyak kelapa sawit, tetapi negara-negara
tersebut mengimpor dalam bentuk produk industri hulu seperti CPO dan RBDPO. Hal
tersebut diduga bahwa negara pengimpor utama CPO dunia telah mengembangkan banyak
industri hilir kelapa sawit di negara masing-masing.
Indonesia menghasilkan sekitar 21,5 juta ton CPO pada tahun 2009 dan 15,5 juta ton
diantaranya diekspor dan sisanya dipakai untuk konsumsi domestik. Adapun tujuan ekspor
dari CPO Indonesia antara lain adalah India, Cina, Belanda, Malaysia
Komposisi ekspor CPO dari Indonesia telah mengalami perubahan secara signifikan
dalam beberapa tahun ini karena ada pertambahan jumlah usaha yang bergerak di sektor hulu.
Dimasa lampau, bagian ekspor olahan kelapa sawit antara CPO dan produk olahan lainnya
hampir sama. Bahkan diprediksi di masa yang akan datang ekspor produk-produk hulu akan
bertumbuh lebih cepat karena adanya kebijakan pemerintah untuk menggunakan bahan bakar
nabati yang akan menggunakan CPO yang dihasilkan dalam negeri.
Selain memiliki sisi positif, industri penghasil CPO juga mengalami stuatu tantangan-
tantangan tersendiri ke depannya. Tantangan-tantangan tersebut khususnya datang dari
perhatian yang berkembang mengenai dampak khusus tanaman kelapa sawit terhadap
lingkungan.
10
Isu yang berkembang lainnya di kacah internasional adalah bahwa perkebunana kelapa
sawit memiliki kecenderungan untuk merusak lahan hutan. Puluhan juta warga Indonesia
bergantung secara langsung pada hutan untuk mata pencaharian mereka. [5] Sebuah
perkebunan sawit tunggal minyak dapat merusak hutan, daerah aliran sungai, dan sumber
daya hutan dari ribuan orang Indonesia, meninggalkan seluruh masyarakat hutan untuk
menghadapi kemiskinan, banyak untuk pertama kalinya.
Industri minyak kelapa sawit juga dituding menyebabkan perubahan iklim (global
climate change). Hutan hujan tenggelam bumi terbesar karbon, aman menyimpan gas rumah
kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Di Indonesia, hutan hujan yang rata dengan
membuat perkebunan kelapa sawit industri, melepaskan jumlah besar karbon dioksida ke
atmosfer. Bahkan, deforestasi menyebabkan delapan puluh persen emisi CO2 di Indonesia,
membuat negara tropis emitor terbesar ketiga di dunia gas rumah kaca.
Siapa yang bertanggung jawab?
Amerika Utara pangan dan agribisnis perusahaan membeli dari, mengoperasikan, dan
memiliki perkebunan kelapa sawit banyak di Asia Tenggara, membuat perusahaan kami
kekuatan dalam pasar minyak sawit.
Perusahaan swasta terbesar di AS, Cargill mendominasi pasar kelapa sawit Amerika.
Mereka memiliki lima perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan PNG dan merupakan
pengimpor terbesar minyak sawit ke AS, sumber dari setidaknya 26 produsen dan membeli
sekitar 11 persen dari produksi sawit total Indonesia minyak Sejumlah besar dan
berkembang dari. Investigasi telah menunjukkan bahwa Cargill kelapa sawit secara langsung
merusak hutan, menghilangkan keanekaragaman hayati dan merugikan masyarakat hutan
RAN secara aktif bekerja untuk menghentikan perusakan hutan hujan karena ekspansi
agribisnis industri. Kami mendorong perusahaan seperti Cargill berhenti memproduksi,
11
perdagangan dan membeli minyak sawit yang menghancurkan hutan hujan menggunakan
tekanan akar rumput, keterlibatan perusahaan, dan tanpa kekerasan aksi langsung.
Beberapa pihak, terutama para pemerhati lingkungan beberapa waktu belakangan ini
baik yang berasal dari NGO lokal atau NGO internasional, menyatakan bahwa perkembangan
perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan beberapa kerusakan lingkungan, seperti
pemanasan global dan hampir punahnya beberapa spesies hewan karena rusaknya habitat
hutan akibat kerusakan hutan yang harus terjadi karena pembukaan lahan perkebunan. Para
pemerhati lingkungan ini sudah gencar menayangkan kampanye yang memandang kelapa
sawit sebagai sesuatu yang negatif terhadap lingkungan. Mereka juga menuntut agar kelapa
sawit dikemudian hari bisa diproduksi dengan cara yang berkelanjutan dan lebih ramah
lingkungan.
Perkembangan industri pengolahan berbasis minyak kelapa sawit telah mendorong
penanaman kelapa sawit ke dalam hutan hujan dan membuat tanaman ini salah satu
penyebab utama perusakan hutan hujan di seluruh dunia. Perkebunan kelapa sawit juga
dituding sebagao perusak nomor satu hutan hujan tropis yang merupakan habitat beberapa
spesies langka yang di kemudian diketemukan nyaris punah akibat rusaknya habitat karena
pembukaan ahan perkebunan kelapa sawit.
12
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Minyak kelapa sawit adalah komoditas pertanian yang diperdagangkan secara global
yang digunakan di 50 persen dari semua barang-barang konsumsi, dari lipstik dan makanan
kemasan untuk body lotion dan biofuel Digunakan untuk sekitar setengah dari produk di
rak-rak supermarket, kelapa impor minyak ke seluruh dunia dan telah melonjak 485%
dalam dekade terakhir,
Selain perkembangan industri kelapa sawit berkembang dengan pesat secara global
karena perkembangan bisnis internasional dan merupakan penyumbang kontribusi yang
cukup besar baik bagi pendapatan negara-negara penghasil tandan buah segar kelapa sawit
maupun penghasil produk – produk olahan minyak kelapa sawit. Selain tu industri
pengolahan dianggap membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar industri.
Namun karena industri kelapa sawit mulai dari sektor hulu maupun hilir mengundang
berbagai kontoversi internasional karena terutama merusak lingkungan, maka beberapa hal
yang perlu dianjurkan untuk para pemangku kepentingan baik secara nasional maupun
internasional. Industri harus memikirkan konservasi hutan dan habitat baru untuk para
spesies langka yang sudah dirusak. Selain itu NGO internasional diperlukan juga untuk
menjaga etika bisnis yang dijalankan oleh para pelaku bisnis di industri pengolahan CPO
secara global.
13
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit
(Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta
Malaysian Palm Oil Counsel. Malaysia-Indonesia cooperation to strengthen commodity
prices. Press Release 11/6/2008 (Accessed at www.malaysiapalmoil.org/pdf/20081106-
malaysia-indonesia.pdf on 1/11/2010).
Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully
in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010.
Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi
Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan ,
2011 .
RSPO fact sheet. Promoting the growth and use of sustainable palm oil. 2008. (Accessed at:
www.rspo.org/resource_centre/RSPO_Fact_sheets_Basic.pdf on 1/10/10)
Sheil, D. et al. The impacts and opportunities of oil palm in Southeast Asia: What do we
know and what do we need to know? Occasional paper no. 51. CIFOR, Bogor,
Indonesia. 2009.
Sunderlin et al. Economic crises, small farmer well-being, and forest cover change in
Indonesia. World Development. April, 2001.
The Independent. Deforestation: The hidden cause of global warming. 5/14/2007 (Accessed
at: www.independent.co.uk/environment/climate-change/deforestation-the-hidden-
cause-of-global-warming-448734.html
The Jakarta Post. Indonesia allocates 18 million hectares of land for palm oil. 12/02/2009.
"United States Palm Oil Imports by Year (1000 MT)," Index Mundi, (Accessed
at: http://www.indexmundi.com/agriculture/?country=us&commodity=palm-
oil&graph=imports on 1/13/12)

More Related Content

Similar to International political environment ~ ira kristina l. tobing

Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdfAkunApasaja
 
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Septian Prakoso
 
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendagKelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendagAyu Wulandari
 
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitMinyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitelsa pratiwi
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
Bio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry AnalysisBio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry Analysisharbine
 
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaPengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaKacung Abdullah
 
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karetKajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karetDian Equanti
 
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptxAnisQusayiriah1
 
CPO & BIOdiesel
CPO & BIOdieselCPO & BIOdiesel
CPO & BIOdieselrimaenggar
 

Similar to International political environment ~ ira kristina l. tobing (20)

Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Paper penkom
Paper penkomPaper penkom
Paper penkom
 
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
 
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
 
Industri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecocoIndustri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecoco
 
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendagKelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
Kelapa sawit dan olahannya oleh kemendag
 
T 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdiT 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdi
 
Bab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 tonBab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 ton
 
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitMinyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Bio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry AnalysisBio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry Analysis
 
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaPengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karetKajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
Kajian nilai tambah produk pertanian sawit dan karet
 
Komoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesiaKomoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesia
 
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx
01 - Pasca Panen dan Hasil Pertanian.pptx
 
CPO & BIOdiesel
CPO & BIOdieselCPO & BIOdiesel
CPO & BIOdiesel
 
Presentasi Industri Cpo
Presentasi Industri CpoPresentasi Industri Cpo
Presentasi Industri Cpo
 
SAWIT - PPT
SAWIT - PPT SAWIT - PPT
SAWIT - PPT
 

More from Ira Kristina Lumban Tobing

Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Ira Kristina Lumban Tobing
 
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionUNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionIra Kristina Lumban Tobing
 
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisCocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisIra Kristina Lumban Tobing
 
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Ira Kristina Lumban Tobing
 
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...Ira Kristina Lumban Tobing
 
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...Ira Kristina Lumban Tobing
 
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Ira Kristina Lumban Tobing
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTAIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...Ira Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDASMarketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDASIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a BrandMarketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a BrandIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment  ~  Moods of NorwayMarketing Management Course Assignment  ~  Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of NorwayIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan aMarketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan aIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment   ~STARBUCKSMarketing Management Course Assignment   ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKSIra Kristina Lumban Tobing
 
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaMarketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaIra Kristina Lumban Tobing
 
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingInformation technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobingDomestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobingIra Kristina Lumban Tobing
 

More from Ira Kristina Lumban Tobing (20)

Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
 
State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019
 
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionUNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
 
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisCocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
 
CHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHINGCHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHING
 
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
 
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
 
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
 
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
 
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
 
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDASMarketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
 
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a BrandMarketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
 
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment  ~  Moods of NorwayMarketing Management Course Assignment  ~  Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
 
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan aMarketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
 
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment   ~STARBUCKSMarketing Management Course Assignment   ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
 
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaMarketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
 
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingInformation technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
 
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobingFiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
 
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobingDomestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

International political environment ~ ira kristina l. tobing

  • 1. 1 INTERNATIONAL POLITICAL ENVIRONMENT INTERNATIONAL POLITICAL AND ITS SIGNIFICANCE on THE DEVELOPMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY Pengajar: Prof. Dr. Mohtar Masoed, MA. Ira Kristina L. Tobing 10/325335/pek/15945 AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2012
  • 2. 2 D A F T A R I S I I. ISI 1. Pendahuluan ............................................................ 3 2. Hasil Temuan ............................................................ 5 II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 6 Daftar Pustaka ............................................................ 7 D A F T A R T A B E L Tabel 1. Negara – negara Eksportir Minyak Kelapa Sawit : 1999 – 2008 (‘000 tonnes) ......................... 7 Tabel 2 Negara – negara Pengimpor Minyak Kelapa Sawit : 2000 – 2009 (‘000 Tonnes) ......................... 8
  • 3. 3 I. I S I 1. Pendahuluan Indonesia adalah negara yang diberkati dengan tanah yang subur, curah hujan yang berkecukupan dan lokasi geografis yang sesuai untuk budidaya berbagai tanaman perkebunan. Dari beberapa tanaman perkebunan yang bisa dibudidayakan di Indonesia, tanaman yang paling berkembang pesat adalah tanaman kelapa sawit. Perkembangan indutri pengolahan kelapa sawit sudah membuka jutaan lapangan pekerjaan, terutama di wilayah pedesaan. Pemberantaasan kemiskinan dan pembukaan wilayah-wilayah terpencil di pulau terluar adalah keuntungan dari perkembangan indsutri pengolahan kelapa sawit yang telah berkembang selama ini. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terinci bagaimana politik internasional menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka contoh praktis dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi penghasil minyak goreng. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin dan PFAD. Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi
  • 4. 4 7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010. Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya. Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009. Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar 10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada perkebunan besar swasta dan perkebunan negara. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol, biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun dan pembangkit listrik . Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%, sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%. Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54% dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan
  • 5. 5 industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO. Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan menggunakan studi pustaka / data sekunder. 2. Hasil/Temuan Luas total perkebunan sawit di Indonesia adalah 7.508.023 ha, yang terdiri atas 5.2333.170 ha tanaman menghasilkan, 2.178.647 ha tanaman belum menghasilkan dan 96.205 ha tanaman tidak menghasilkan (rusak). Kebun kelapa sawit ini tersebar di 22 provinsi dengan luas area mencapai 3.013.973 ha, dan 2.180.703 ha diantaranya telah merupakan tanaman menghasilkan. Dari luas tanaman yang ada, produksi yang bisa dihasilkan adalah 7.246.979 ton CPO. Bahan baku industri hilir kelapa sawit adalah CPO (minyaak kelapa sawit kasar) dan PKO (minyak inti kelapa sawit). Kedua bahan baku ini selanjutnya diolah menjadi berbagai industri turunan seperti industri kimia (fatty acid dan fatty alkohol), minyak goreng (RBDPO), margarin, sabun dan surfactan. Dari data produksi CPO seluruh perkebunan di Indonesia diperoleh bahwa produksi CPO total sekitar 18.640.882 ton dan sekitar 2.000.000 ton PKO. Jumlah tersebut terus meningkat pada tahun mendatang. Dari total CPO tersebut, 14.478.000 ton diantaranya diekspor dan sisanya diolah dalam negeri. Dikarenakan sekitar 78% dari CPO yang dihasilkan diekspor, hingga tahun 2010 sekitar 22% (4.162.882 ton) yang diutilisasi (diolah) di dalam negeri. Dengan mengurangi produksi dan penggunaan dalam negeri, sebesar 14.478.000 ton masih tersedia untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit. Namun demikian, penguasaan
  • 6. 6 CPO tersebut sebagian besar adalah perusahaan swasta nasional maupun PMA yang menjual CPOnya ke luar negeri. Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Sampai dengan tahun 2006, Malaysia merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan Indonesia nomor dua terbesar, tetapi sejak tahun 2007 Indonesia menjadi negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar dan Malaysia pada urutan kedua. Volumen ekspor minya kelapa sawit Malaysia dan Indonesia meliputi sekitar 84% dari total ekspor minyak kelapa sawit dunia. Pada tahun 2008, total ekspor minyak kelapa sawit dunia sekitar 33,6 juta ton dan ekspor minyak sawit Indonesia dan Malaysia sekitar 29,8 juta ton. Negara-negara lain seperti Thailand, Nigeria dan Columbia juga mengekspor minyak kelapa sawit. Berikut disajikan keragaan ekspor minyak kelapa sawit dunia.
  • 7. 7 Tabel 1. Negara – negara Eksportir Minyak Kelapa Sawit : 1999 – 2008 (‘000 Tonnes) Country 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Malaysia 8.912 9.081 10.625 10.886 12.266 12.575 13.445 14.423 13.747 15.413 Indonesia 3.319 4.139 4.940 6.490 7.370 8.996 10.436 12.540 12.650 14.470 Papua New Guinea 254 336 327 324 327 339 295 362 368 395 Colombia 90 97 90 85 115 214 224 214 316 338 Singapore * 292 240 224 220 250 237 205 207 186 205 Cote d’Ivoire 101 72 74 65 78 109 122 109 106 116 Hong Kong * 94 158 192 318 185 127 39 20 20 28 Others 788 896 1.099 1.027 1.320 1.647 1.736 2.121 2.474 2.665 TOTAL 13.850 15.019 17.571 19.415 21.911 24.244 26.502 29.996 29.867 33.620 Cat: * - include Re – Exporting Countries Sumber : Oil World Annual (1999 – 20008) & Oil World weekly (12 Desember, 2008)
  • 8. 8 Tabel 2. Negara – negara Pengimpor Minyak Kelapa Sawit : 2000 – 2009 (‘000 Tonnes) Country 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 India 3.650 3.492 3.461 3.979 3.453 3.315 3.198 3.688 5.753 6.729 China, P.R 1.764 2.120 2.660 3.353 3.851 4.320 5.464 5.499 5.593 6.300 EU 2.419 3.019 3.476 3.629 4.018 4.489 4.674 4.623 5,262 5.849 Pakistan 1.107 1.325 1.300 1.487 1.432 1.646 1.736 1.711 1.756 1.884 USA 165 171 215 200 271 420 629 788 997 980 Malaysia 57 166 371 473 713 555 602 268 561 930 Ex – USSR 192 393 454 508 594 855 764 987 1.196 839 Bangladesh 226 380 436 498 644 931 887 709 901 810 Egypt 524 525 611 678 702 774 770 720 630 690 Japan 373 393 415 428 466 479 499 532 546 543 Kenya 216 218 341 290 289 362 438 416 480 448 Turkey 208 283 260 352 347 457 527 366 396 440 Myanmar 202 200 153 227 268 300 342 358 354 345 South Africa 168 217 237 242 266 274 292 298 315 313 Saudi Arabia 201 212 97 125 172 219 287 280 325 309 South Korea 200 226 215 213 217 235 224 188 200 215 Indonesia 7 7 17 10 13 22 31 25 34 35 Others 2.291 1.876 2.858 2.561 4.174 4.318 5.240 7.716 4.146 6.037 TOTAL 13.970 15.223 17.577 19.254 21.890 23.971 26.602 29.172 29.445 33.695 Sumber : Oil World Annual (1999 – 20008) & Oil World weekly (12 Desember, 2008) Sumber : MPOB – For data on Malaysia
  • 9. 9 Empat negara importir minyak kelapa sawit terbesar adalah India, cina, Uni eropa dan Pakistan. India dan Cina merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia sehingga memerlukan minyak kelapa sawit yang paling banyak dan harus diimpor dari negara lain karena komoditas tersebut tidak dapat diusahakan di negaranya. Pada tahum 2008, keempat negara tersebut mengimpor sekitar 20,6 juta ton minyak kelapa sawit atau sekitar 61% dari total impor CPO dunia. Walaupun potensial sebagai negara importir minyak kelapa sawit, tetapi negara-negara tersebut mengimpor dalam bentuk produk industri hulu seperti CPO dan RBDPO. Hal tersebut diduga bahwa negara pengimpor utama CPO dunia telah mengembangkan banyak industri hilir kelapa sawit di negara masing-masing. Indonesia menghasilkan sekitar 21,5 juta ton CPO pada tahun 2009 dan 15,5 juta ton diantaranya diekspor dan sisanya dipakai untuk konsumsi domestik. Adapun tujuan ekspor dari CPO Indonesia antara lain adalah India, Cina, Belanda, Malaysia Komposisi ekspor CPO dari Indonesia telah mengalami perubahan secara signifikan dalam beberapa tahun ini karena ada pertambahan jumlah usaha yang bergerak di sektor hulu. Dimasa lampau, bagian ekspor olahan kelapa sawit antara CPO dan produk olahan lainnya hampir sama. Bahkan diprediksi di masa yang akan datang ekspor produk-produk hulu akan bertumbuh lebih cepat karena adanya kebijakan pemerintah untuk menggunakan bahan bakar nabati yang akan menggunakan CPO yang dihasilkan dalam negeri. Selain memiliki sisi positif, industri penghasil CPO juga mengalami stuatu tantangan- tantangan tersendiri ke depannya. Tantangan-tantangan tersebut khususnya datang dari perhatian yang berkembang mengenai dampak khusus tanaman kelapa sawit terhadap lingkungan.
  • 10. 10 Isu yang berkembang lainnya di kacah internasional adalah bahwa perkebunana kelapa sawit memiliki kecenderungan untuk merusak lahan hutan. Puluhan juta warga Indonesia bergantung secara langsung pada hutan untuk mata pencaharian mereka. [5] Sebuah perkebunan sawit tunggal minyak dapat merusak hutan, daerah aliran sungai, dan sumber daya hutan dari ribuan orang Indonesia, meninggalkan seluruh masyarakat hutan untuk menghadapi kemiskinan, banyak untuk pertama kalinya. Industri minyak kelapa sawit juga dituding menyebabkan perubahan iklim (global climate change). Hutan hujan tenggelam bumi terbesar karbon, aman menyimpan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Di Indonesia, hutan hujan yang rata dengan membuat perkebunan kelapa sawit industri, melepaskan jumlah besar karbon dioksida ke atmosfer. Bahkan, deforestasi menyebabkan delapan puluh persen emisi CO2 di Indonesia, membuat negara tropis emitor terbesar ketiga di dunia gas rumah kaca. Siapa yang bertanggung jawab? Amerika Utara pangan dan agribisnis perusahaan membeli dari, mengoperasikan, dan memiliki perkebunan kelapa sawit banyak di Asia Tenggara, membuat perusahaan kami kekuatan dalam pasar minyak sawit. Perusahaan swasta terbesar di AS, Cargill mendominasi pasar kelapa sawit Amerika. Mereka memiliki lima perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan PNG dan merupakan pengimpor terbesar minyak sawit ke AS, sumber dari setidaknya 26 produsen dan membeli sekitar 11 persen dari produksi sawit total Indonesia minyak Sejumlah besar dan berkembang dari. Investigasi telah menunjukkan bahwa Cargill kelapa sawit secara langsung merusak hutan, menghilangkan keanekaragaman hayati dan merugikan masyarakat hutan RAN secara aktif bekerja untuk menghentikan perusakan hutan hujan karena ekspansi agribisnis industri. Kami mendorong perusahaan seperti Cargill berhenti memproduksi,
  • 11. 11 perdagangan dan membeli minyak sawit yang menghancurkan hutan hujan menggunakan tekanan akar rumput, keterlibatan perusahaan, dan tanpa kekerasan aksi langsung. Beberapa pihak, terutama para pemerhati lingkungan beberapa waktu belakangan ini baik yang berasal dari NGO lokal atau NGO internasional, menyatakan bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan beberapa kerusakan lingkungan, seperti pemanasan global dan hampir punahnya beberapa spesies hewan karena rusaknya habitat hutan akibat kerusakan hutan yang harus terjadi karena pembukaan lahan perkebunan. Para pemerhati lingkungan ini sudah gencar menayangkan kampanye yang memandang kelapa sawit sebagai sesuatu yang negatif terhadap lingkungan. Mereka juga menuntut agar kelapa sawit dikemudian hari bisa diproduksi dengan cara yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Perkembangan industri pengolahan berbasis minyak kelapa sawit telah mendorong penanaman kelapa sawit ke dalam hutan hujan dan membuat tanaman ini salah satu penyebab utama perusakan hutan hujan di seluruh dunia. Perkebunan kelapa sawit juga dituding sebagao perusak nomor satu hutan hujan tropis yang merupakan habitat beberapa spesies langka yang di kemudian diketemukan nyaris punah akibat rusaknya habitat karena pembukaan ahan perkebunan kelapa sawit.
  • 12. 12 II. KESIMPULAN DAN SARAN Minyak kelapa sawit adalah komoditas pertanian yang diperdagangkan secara global yang digunakan di 50 persen dari semua barang-barang konsumsi, dari lipstik dan makanan kemasan untuk body lotion dan biofuel Digunakan untuk sekitar setengah dari produk di rak-rak supermarket, kelapa impor minyak ke seluruh dunia dan telah melonjak 485% dalam dekade terakhir, Selain perkembangan industri kelapa sawit berkembang dengan pesat secara global karena perkembangan bisnis internasional dan merupakan penyumbang kontribusi yang cukup besar baik bagi pendapatan negara-negara penghasil tandan buah segar kelapa sawit maupun penghasil produk – produk olahan minyak kelapa sawit. Selain tu industri pengolahan dianggap membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar industri. Namun karena industri kelapa sawit mulai dari sektor hulu maupun hilir mengundang berbagai kontoversi internasional karena terutama merusak lingkungan, maka beberapa hal yang perlu dianjurkan untuk para pemangku kepentingan baik secara nasional maupun internasional. Industri harus memikirkan konservasi hutan dan habitat baru untuk para spesies langka yang sudah dirusak. Selain itu NGO internasional diperlukan juga untuk menjaga etika bisnis yang dijalankan oleh para pelaku bisnis di industri pengolahan CPO secara global.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit (Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta Malaysian Palm Oil Counsel. Malaysia-Indonesia cooperation to strengthen commodity prices. Press Release 11/6/2008 (Accessed at www.malaysiapalmoil.org/pdf/20081106- malaysia-indonesia.pdf on 1/11/2010). Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010. Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan , 2011 . RSPO fact sheet. Promoting the growth and use of sustainable palm oil. 2008. (Accessed at: www.rspo.org/resource_centre/RSPO_Fact_sheets_Basic.pdf on 1/10/10) Sheil, D. et al. The impacts and opportunities of oil palm in Southeast Asia: What do we know and what do we need to know? Occasional paper no. 51. CIFOR, Bogor, Indonesia. 2009. Sunderlin et al. Economic crises, small farmer well-being, and forest cover change in Indonesia. World Development. April, 2001. The Independent. Deforestation: The hidden cause of global warming. 5/14/2007 (Accessed at: www.independent.co.uk/environment/climate-change/deforestation-the-hidden- cause-of-global-warming-448734.html The Jakarta Post. Indonesia allocates 18 million hectares of land for palm oil. 12/02/2009. "United States Palm Oil Imports by Year (1000 MT)," Index Mundi, (Accessed at: http://www.indexmundi.com/agriculture/?country=us&commodity=palm- oil&graph=imports on 1/13/12)