1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan Pembagian IMC”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Komunikasi Promosi dan
Pemasaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan penerapan Ilmu komunikasi bagi
mahasiswa ilmu komunikasi.
Padang, September 2012
Penyusun
2. LENSA
Lensa merupakan bagian utama dari kamera yang terdiri atas susunan elemen optik yang
berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera sehingga bisa diterima oleh sensor atau
film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa ini dibuat menyatu dengan bodi kamera,
namun lensa yang digunakan pada kamera SLR dijual terpisah.Baik lensa yang menyatu dengan
kamera ataupun lensa khusus kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja,
desain optik serta karakteristiknya.
Dalam bidang fotografi, lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi
memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal
dengan namafilm). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga
menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda.
Dalam memilih lensa yang baik, diperlukan pemahaman dasar akan istilah-istilah yang
umum dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali pembagian atau penggolongan lensa
berdasarkan jenisnya.
Panjang fokal (Focal Length)
Dalam membahas tentang lensa, hal pertama yang dilihat dari sebuah lensa adalah
panjang fokal lensa.Panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar sudut gambar (picture
angle atau angle of view) yang bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan
menentukan luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal tertentu.
Perhatikan :
Fokal lensa yang pendek (misal 28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga
mampu mendapat bidang gambar yang luas atau lebar (wideangle). Semakin pendek
fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa
disebut lebih „wide‟ daripada lensa 28mm.
Fokal lensa yang panjang (misal 200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil
sehingga mampu mendapat bidang gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak
jauh (telephoto). Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang
dimiliki lensa tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih „tele‟ dari lensa 200mm.
Lensa yang panjang fokalnya dianggap sama dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata
manusia (sudut gambaarnya sekitar 46o) adalah lensa 50mm, sehingga lensa dengan fokal 50mm
biasa disebut sebagai lensa normal. Lensa dengan fokal yang lebih kecil dari 50mm disebut
lensa wide, benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya akan tampak lebih jauh daripada
kenyataannya. Lensa dengan fokal yang lebih besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang
difoto dengan lensa tele hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya.
3. Gambar. Sudut Lensa Tele
Lensa Fix dan Lensa Zoom
Bila ditinjau dari desain fokalnya, lensa bisa digolongkan msenjadi dua kelompok utama.
Yang pertama adalah lensa fix/ prime (punya panjang fokal yang tetap) dan kedua adalah lensa
zoom / vario (punya panjang fokal yang bisa dirubah).
Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik dan sesuai namanya,
lensa fix hanya memiliki panjang fokal yang tetap. Lensa fix tersedia untuk berbagai macam
panjang fokal mulai seperti :
Lensa fix wideangle (24mm, 35mm)
Lensa fix normal (50mm, 60mm)
Lensa fix telephoto (85mm, 105mm)
Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix yaitu punya rentang fokal yang
bisa dirubah, dari fokal terpendek hingga fokal terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur
dengan membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh bila
lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah 28mm dan fokal terpanjang adalah
280mm. Lensa zoom memiliki kelebihan dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa
didapat berbagai variasi fokal lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang
diinginkan. Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa menyamai lensa fix.
Dalam lensa zoom, ketajaman pada fokal terpanjang dan fokal terpendek umumnya menurun.
Bukaan lensa (aperture)
Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang
dinamakan aperture atau diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke lensa.Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade) yang
membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar atau mengecil.Pengaturan
masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah besarnya bukaan diafragma dari bukaan terbesar
hingga terkecil dalam satuan f-number.Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan
sebaliknya bukaan kecil dinyatakan dalam f-number besar. Lensa dengan bukaan besar memiliki
kemampuan memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk pemakaian
kecepatan shutter yang lebih tinggi.
4. Gambar di atas adalah bentuk diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan
kecil dan sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.
Bukaan diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah diwujudkan dalam
desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki bukaan diafragma yang besar yang juga
punya keistimewaan dalam membuat blur aliasout-of-focus pada latar. Namun tidak demikian
halnya dengan lensa zoom, dimana untuk membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang
besar agak lebih sulit untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum
dijumpai adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki lensa yang bisa
membuka amat besar hingga f/1.8.
Ditinjau dari desain aperturenya, lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :
Lensa zoom bukaan konstan
Lensa zoom bukaan variabel
Lensa zoom dengan bukaan konstan, misalnya lensa 24-70mm f/2.8 atau lensa 70-
200mm f/4 menandakan kalau bukaan maksimum lensa ini pada posisi fokal berapapun adalah
tetap. Jadi misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka sebesar f/2.8 pada posisi fokal
24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit untuk dibuat, juga punya ukuran yang lebih
besar dan berat, sehingga lensa jenis ini tergolong dalam lensa zoom kelas
mahal.Lensa zoom dengan bukaan variabel lebih mudah dan murah untuk dibuat, serta
memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga ringkas dan ringan. Lensa jenis ini punya bukaan
maksimal yang akan mengecil saat lensa di zoom dari posisi fokal terpendek ke fokal terpanjang.
Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih banyak
sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang lebih tinggi, maka lensa dengan
bukaan besar biasa disebut dengan lensa cepat. Karena bukaan maksimumnya umumnya besar,
maka hampir semua lensa fix disebut dengan lensa cepat. Kebanyakan lensa zoom kamera SLR
yang memiliki ukuran kecil adalah lensa lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan
semakin mengecil saat lensa di zoom.
Fitur Image Stabilizer
Beberapa lensa modern kini sudah dilengkapi dengan fitur image stabilizer yang berfungsi untuk
meredam getaran yang terjadi saat kita memotret. Fitur ini menambahkan satu elemen lensa
yang berfungsi khusus untuk mengkompensasi getaran tangan yang terdeteksi oleh sensor,
sehingga resiko gambar menjadi blur bisa dikurangi. Fungsi stabilizersendiri diperlukan saat
kamera dipakai memotret pada kecepatan shutter rendah atau saat memakai lensa tele.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan dalam makalah, penggolongan lensa bisa disusun berdasarkan :
Panjang fokal :
Lensa wide
Lensa normal
Lensa tele
Jenis lensa :
Lensa fix / prime (fokal tetap)
Lensa zoom / vario yang terbagi lagi menjadi :
o Lensa zoom bukaan konstan
o Lensa zoom bukaan variabel
Desain aperture lensa :
Lensa cepat (punya bukaan besar)
Lensa lambat (punya bukaan kecil)
Selain dari penggolongan umum seperti di atas, masih terdapat lensa-lensa khusus yang
digunakan untuk keperluan tertentu, seperti :
Lensa fish-eye untuk sudut gambar ekstrim (180o)
Lensa makro untuk memotret benda sangat dekat (perbesaran 1:1)
Lensa Tilt and Shift untuk kebutuhan profesional (kendali perspektif)