Segitiga Exposure atau The Exposure Triangle adalah istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar Exposure yaitu aperture, shutter speed dan ISO yang saling berkaitan dalam mempengaruhi paparan cahaya masuk ke kamera sebelum mencapai sensor gambar. Pengaturan ketiga elemen ini perlu diseimbangkan untuk mendapatkan intensitas cahaya yang tepat ketika mengambil foto.
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
SEGITIGA EXPOSURE
1. Pengertian Segitiga Exposure dan
Materi Teknik Dasar Fotografi
Sumber : https://www.pixel.web.id/segitiga-exposure/ diunduhSelasa, 25 Januari
2022 Jam 15:04
Memahami Segitiga Exposure sangat penting mengingat perkembangan dunia fotografi
saat ini telah menjangkau dunia smartphone. Umumnya smartphone masa kini telah
menyematkan segudang fitur seperti focal length, aperture, ISO serta shutter speed, dan
itu berarti kamera smartphone dapat diatur secara manual layaknya kamera
profesional, hebat bukan?.
Dalam rangka meningkatkan skill fotografimu coba eksplorasi lebih dalam bakat seni
fotografi Anda. Atau setidaknya memahami apa itu Segitiga Exposure, dapat menambah
pengetahuan dasar tentang teknik fotografi.
PengertianSegitiga Exposure
2. Teknik Dasar Segitiga Exposure
Segitiga Exposure atau The Exposure Triangle adalah istilah yang merujuk pada 3
elemen dasar Exposure aperture, shutter speed dan ISO.
Ketiga elemen ini saling berkaitan dalam mempengaruhi proses masuknya paparan
cahaya/sinar kedalam kamera, sebelum mencapai film atau sensor gambar dan proses
inilah yang disebut Exposure.
Point dari pengaturan segitiga exposure adalah, menyeimbangkan intensitas cahaya
yang masuk ke dalam kamera dengan 3 metode berbeda.
Aperture adalah menangkap cahaya melalui lebar bukaan lensa.
3. Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya
yang masuk.
Sementara ISO adalah sensitifitas sensor kamera ketika memproses paparan
cahaya.
Meskipun berbeda metode tidak disaranakan mengatur hanya satu elemen saja, karena
perubah yang Anda buat akan salin terkait dan berdampak pada elemen lain.
Aperture
Pengaturan Aperture dan Efect yang terjadi pada foto
Aperture atau diafragma adalah mengatur seberapa besar iris lensa terbuka hingga
film/sensor terpapar cahaya.
Membuka aperture lebar sama ketika Anda membuka jendela rumah terbuka lebar, dan
berdampak pada seberapa banyak cahaya yang masuk kedalam rumah.
Aperture diukur dengan f-stop (f/1.2, f/1.8 f/2.8) dan perlu di ingat semakin kecil
angka f-stop menunjukkan semakin besar bukaan lensa.
Sebagai contoh bukaan aperture f/1.2 lebih lebar dibanding bukaan aperture f/1.4.
Semakin kecil f-number akan berdampak pada area fokus semakin sempit disebut Depth
of field atau bahasa trend disebut foto bokeh seperti pada gambar berikut.
4. Foto ini diambil dengan nilai Aperture F/2
Dengan mengatur nilai Aperture semakin kecil misal f/2, maka depth of field akan
semakin kuat. isltilah dari menyempitnya area fokus pada suatu objek tetapi blur pada
area background.
Kemudian coba bandingkan ketika Anda perbesar nilai f-number menjadi f/22, maka
akan mendapatkan seperti foto berikut.
5. Pengaturan Aperture f/22
Foto tersebut menunjukkan dampak yang terjadi karena dampak perubahan nilai
Aperture.
Shutter Speed
6. Pengaturan Shutter Speed dan Efect yang terjadi pada foto
Shutter Speed adalah mengatur durasi jeda jendela sensor terbuka ketika menerima
paparan cahaya kemudian menutup kembali.
Semakin lama Shutter Speed terbuka, maka semakin banyak intesnitas cahaya masuk ke
dalam film/sensor, sehingga akan menghasilkan foto lebih terang.
Shutter Speed diukur dengan satuan “S” (second)/detik dan dinyatakan dalam 1/250s,
1/125s, 1/60s, 1/15s, 1/8s, 1/4s, 1/2s.
Shutter 1/250s menunjukkan semakin cepat jendela sensor membuka lalu menutup
kembali, sedangkan 1/2s semakin lama jendela shutter menerima paparan cahaya.
Ketika Anda mengambil foto air terjun dengan nilai shutter speed tinggi, misal 1/125s
pada Aperture f/2.8, maka air terjun yang Anda foto akan terlihat seolah beku.
hal ini terjadi karena jendela sensor hanya membutuhkan waktu 0,125 second untuk
menangkap gambar objek bergerak seperti pada foto.
7. Efect
beku shutter speed tinggi
Foto beku tersebut sebagai dampak dari shutter yang ditingkatkan.
Sedangkan Long Exposure adalah dampak dari shutter speed rendah. Efek yang timbul
adalah gambar foto blur/bayangan akibat kamera menangkap foto membutuhkan
waktu beberapa detik.
8. Efect
blur/bayangan dari shutter speed rendah
Jika Anda ingin mencoba teknik fotografi yang satu ini disarankan menggunakan alat
bantu tripod kamera, agar hasil kamera tidak shake atau goyang.
Komposisi fotografi ini biasa digunakan pada night photography dan light painting
termasuk solargraphy.
9. Sebagai acuan ambang batas normal shutter speed adalah lebih besar dari panjang
lensa. Jadi misalkan lensa 50mm yang Anda gunakan maka shutter minimal 1/60s.
ISO
Pengaturan ISO dan efect yang terjadi pada foto
ISO adalah mengatur tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin
rendah nilai ISO maka hasil foto akan semakin gelap, sebaliknya nilai ISO semakin tinggi
maka semakin terang foto yang dihasilkan.
Ukuran ISO adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800 dan kelipatan tergantung
spesifikasi kamera.
Semakin banyak cahaya disekitar tersedia maka perlu menurunkan nilai ISO, sebaliknya
semakin minim cahaya/gelap maka perlu menaikkan nilai ISO.
Uniknya menaikkan nilai ISO mempengaruhi kecepatan shutter speed lebih cepat tanpa
merubah aperture.
Misalkan Anda naikkan ISO dari ISO 100 ke ISO 200 maka akan menaikkan shutter
dari shutter 1/125s ke 1/250s, lalu coba naikkan menjadi ISO 400 maka akan
menaikkan exposure sebesar 1 Stop, menjadi shutter 1/500s.
10. Menambah ISO berdampak foto semakin cerah
Disarankan agar sebisa mungkin menggunakan nilai ISO serendah mungkin agar
kualitas foto tetap bagus, menaikkan nilai iso mempengaruhi noise (bintik hitam) pada
foto semakin tinggi seperti gambar berikut.
Semakin tinggi ISO semakin kuat Noise