1. MAKALAH KELOMPOK
Fotografi
TENTANG
“Teknik Mengolah dan Mengirim Foto”
OLEH
KELOMPOK 10
1. M. Zaky (1010862032)
2. Hardiyan Karita (10108630
3. Ria Andriani (1010863013)
4. Vinny Alvia (1110863011)
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2012/2013
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tekhnik Olah dan Kirim Foto
”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fotografi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga
makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Padang, 18 September 2012
Penyusun
i
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………iii
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….iii
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………iii
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..iii
BAB II ISI……………………………………………………………………………………….1
2.1 Pengertian Fotografi …………..………………………………………………...1
2.2 Tekhnik Mengolah Foto secara umum……………………………......................1
2.3 Tekhnik mengolah foto lewat Photoshop ……………………………………….7
2.4 Teknik Mengirim Foto………………………………………………………………………………………………8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….iv
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….iv
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..v
ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika hanya sekedar memotret dan bergaya di depan kamera, siapapun akan dengan sangat
mudah menikmatinya. Namun bagaimana halnya dengan mengolah hasil foto yang telah kita
lakukan tersebut. Teknik mengolah atau bahkan mengirimnya dari sebuah memory card ke
sebuah komputer, bukan menjadi sebuah hal yang mudah untuk dipelajari dengan gaya santai
yang kita miliki. Dalam makalah ini kami menyajikan beberapa tekhnik mengolah dan mengirim
foto secara baik dan benar. Tekhnik-tekhnik yang ada dalam makalah ini juga merupakan
saduran dari lingkup dunia seperti Amerika.
1.2 Rumusan Masalah
Pengertian Fotografi
Tekhnik Mengolah Foto secara umum
Tekhnik mengolah foto lewat Photoshop
Teknik Mengirim Foto
1.3 Tujuan
Penulis bertujuan untuk mengenalkan kepada para pembaca mengenai langkah-langkah
yang tepat dalam proses mengolah foto dari yang sederhana menjadi sesuatu yang dirasa luar
biasa.
iii
5. BAB II
ISI
2.2 Teknik Mengolah Foto
Terkadang, kita sebagai seorang yang disebut dengan fotografer tidak begitu
memperhatikan prosedur yang telah ada dalam fotografi khususnya untuk foto yang bersifat
jurnalistik. Ini merupakan hal yang paling sensitive untuk diperhatikan.
Untuk menjaga agar keutuhan nilai-nilai jurnalistik tetap terjaga ketika dilakukan proses
pengeditan digital pada sebuah foto jurnalistik, maka perlu adanya batasan-batasan yang jelas
tentang sejauh mana sentuhan digital diperbolehkan dalam jurnalistik foto.
Berikut ini panduan etika prosedur pengeditan digital image yang diperbolehkan untuk
mengimbangi keterbatasan dan kerusakan yang ada dalam proses fotografi digital, asalkan
semata-mata hanya untuk membuat foto jurnalistik lebih akurat :
1. Koreksi warna (color balancing/ correction)
Dengan pengkoreksian warna diharapkan obyek yang ditampilkan tidak akan
terlihat buram atau tidak jelas. Tetapi tidak mengubah warna esensial seperti merubah
warna rambut untuk keperluan merubah usia, dan sebagainya.
2. Burning
Membakar bagian-bagian sudut foto yang gelap agar nampak lebih terang dan
jelas sehingga lebih menonjolkan obyek atau subyek yang terdapat pada gambar.
3. Koreksi distorsi lensa
Bila foto yang dihasilkan tidak berukuran normal akibat penggunaan lensa yang
bukan standar, misalnya obyek menjadi membulat, maka perubahan pada software
6. pengolah foto untuk menjadikan foto normal masih dimungkinkan sebatas mengkoreksi
distorsi lensa yang terjadi tersebut.
4. Menghilangkan noda
Bila dalam foto terdapat noda cacat atau terdapat noda bekas pencetakan, dengan
olah digital dimungkinkan perbaikan tersebut dan memang ini sebenarnya fungsi olah
digital dalam jurnalistik foto.
5. Dodging
Memperbaiki pencahayaan pada hasil foto agar mendapatkan hasil yang normal,
seperti halnya burning process.
6. Titik Fokus
Membantu membuat titik fokus dengan membuat blur obyek-obyek di sekeliling
focus of interest, tapi tidak merubah esensi dari isi pesan foto.
7. Optimalisasi File
Membuang obyek-obyek yang tidak perlu (cropping, dsb) untuk mengoptimalkan
ukuran file.
8. Menghilangkan cahaya yang menyilaukan (glare elimination)
Terkadang kita tidak jeli dengan pemotretan, apalagi yang berhubungan dengan
moment. Maka bisa saja terdapat glare elimination yang mengganggu hasil foto.
Penggunaan olah digital untuk menghilangkan hal tersebut masih dimungkinkan
dalam jurnalistik foto.
9. Pencahayaan keseluruhan
Memperbaiki pencahayaan keseluruhan dari foto.
10. Menghilangkan mata merah (red eye elimination)
7. Mata merah atau red eye sering terjadi jika obyek yang kita foto menatap cahaya
flash langsung. Melalui software pengolah foto, red eye dapat dihilangkan sehingga tidak
mengganggu keindahan obyek foto.
Selain itu hal-hal yang umum diperbolehkan dalam pengeditan digital image untuk
kepentingan pemberitaan atau editorial adalah:
1. Cropping, darkening, ataufocus-softening untuk mengurangi atau menghilangkan objek yang
tak berguna untuk menjaga konteks foto.
2. Memperbaiki keseluruhan image atau sebagian, dimana penggunaan teknik-teknik perbaikan
image (enhancement) seharusnya diungkapkan. Dalam arti, tidak merubah konteks dari foto
jurnalistik.
Sedangkan hal-hal yang dilarang dalam pengeditan digital image untuk kepentingan
pemberitaan
1. Menambah, menukar atau menghilangkan obyek dimana akan merubah keseluruhan konteks
dari foto yang ditampilkan.
2. Memanipulasi usia, misalnya dengan membuat lebih muda atau lebih tua sebuah subyek foto
(contohnya, merubah warna rambut).
3. Merubah ekspresi subyek foto, gerakan tubuh, sebagian anatomi tubuh atau asesoris tubuh
lainnya.
Dalam jurnalistik, olahan baik manual maupun digital boleh dan sah-sah saja, namun ada
batasannya:
1. Tak boleh merubah data yang ada. Membuat blur BG boleh karena mungkin kita tidak
sempat memblurkan saat memotret. Membuat blur BG sama saja dengan memotong subjek
8. utamanya (masking). Yang tidak boleh adalah pembuatan blur BG yang berlebihan.
2.Cropping
3. Memperbaiki warna diizinkan asal bukan mengganti. Misalnya salah pasang WB, sah-sah saja
dikoreksi.
4. Boleh memperbaiki kerusakan foto, misal CCD kotor, negatif tergores dll.
Contoh:
Inilah salah satu foto yang berjudul "aku bukan orang terkutuk" mengenai orang2 terpinggirkan karena
penyakit kusta yang diderita (tanpa manipulasi)
Pada intinya, tidak dibenarkan sama sekali adanya manipulasi dalam jurnalistik foto.
Namun dengan perkembangan peralatan fotografi dan teknologi komunikasi saat ini,
mengharuskan fotografer jurnalistik dapat menerima dampak dari era digital tadi. Penggunaan
teknologi sah saja dalam jurnalistik foto, tapi panduan etika dalam prosedur digital image editing
pada jurnalistik foto harus tetap dijaga.
Jangan pernah menyalah gunakan software foto, seperti Adobe Photoshop atau sejenisnya
untuk memanipulasi foto yang dipergunakan untuk suguhan publik dan berujung pasa
kebohongan.
“Tak boleh ada objek yang dihapus, dan tak boleh ada objek yang ditambah dalam
foto,” ujar Melinda J. McAdams, salah satu pakar jurnalisme online dan multimedia. Hal ini
patut menjadi satu warning untuk para jurnalis media online dan yang lainnya. Mengapa? Karena
9. suatu media pemberitaan baik itu online, TV, cetak dan sebagainya jika ingin mendapat
kepercayaan dari publik, maka konten yang disuguhkan harusnya menganut prinsip kebenaran,
tidak terkecuali foto. Ada etika dan aturan yang harus dikedepankan ketika melakukan edit foto
secara digital.
Seorang atau sekelompok jurnalis menghapus atau menambahkan objek kedalam sebuah
foto dan mengandung unsur kebohongan dan bertujuan agar meninggalkan kesan dramatis.
Apabila tindakan dan kebohongannya tersebut terungkap, maka jurnalis atau fotografer warta itu
akan dipecat secara tidak terhorma, kehilangan kredibilitas, dan masuk daftar hitam industri
media.
Setidaknya, ada lima langkah olah foto yang menurut McAdams boleh dilakukan dan
tidak termasuk kebohongan publik:
1. Memotong gambar (Cropping)
Memotong tepi atau objek yang tak diinginkan untuk melakukan kompisisi ulang.
Cropping yang dimaksud Melinda, tidak termasuk menyeleksi suatu objek lalu
menambahkannya pada foto lain.
Gambar bayi lucu ini adalah salah satu foto hasil cropping bidikan McAdams yang diambil saat ia
berada di Namibia
2. Memberi warna (Toning)
Dilakukan untuk menyempurnakan warna. Sekedar membuat warna suatu objek terlihat
lebih terang atau lebih gelap saja, agar apa yang hendak ditonjolkan terlihat lebih baik.
10. 3. Menajamkan warna (Sharpening)
Menajamkan warna agar objek terlihat lebih menawan. Melinda mewanti-wanti agar
tidak melakukan penajaman warna yang berlebihan dan harus tetap menggambarkan kebenaran.
4. Mengubah ukuran foto (Resizing)
Langkah mengubah ukuran dan resolusi foto tentu diperbolehkan agar foto yang
ditampilkan di situs web atau blog tidak melewati garis batas tubuh berita. Langkah ini juga
meringankan proses unduh agar tidak memakan waktu lama. Jangan mengompres foto pada
resolusi yang terlalu rendah.
5. Menyimpan dalam format yang telah dioptimalkan
Menyimpan foto untuk format web agar ukuran foto semakin kecil.
Mengolah foto menggunakan Photoshop secara sederhana
Mengolah foto dengan Photoshop sangat menyenangkan. Memang Photoshop telah
dirancang khusus oleh Adobe Systems untuk pengeditan foto atau gambar dan pembuatan efek.
Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga
dianggap sebagai pemimpin pasar untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto.
Praktiknya mudah jika kita sudah bisa mengenali berbagai fitur yang disediakan
Photohop pada toolbar, tool panel, atau menu bar. Misalnya, eyedropper tool yang berguna jika
ingin mengubah foreground atau warna latar belakang gambar/foto. Ada juga mixer brush tool
yang menyimulasikan teknik melukis realistik seperti pencampuran warna pada kanvas,
mengombinasikan warna pada kuas dan cat basah bervariasi di seluruh stroke. Brush mixer
memiliki dua sumber cat, reservoir dan pickup. Reservoir menyimpan warna akhir disetorkan ke
kanvas dan memiliki kapasitas cat lebih. Pickup juga menerima cat hanya dari kanvas, isinya
terus dicampur dengan warna kanvas.
11. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat dilihat dari penjelasan dan uraian yang disampaikan dalam makalah ini, bahwa
untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal tidaklah mudah. Butuh waktu dan kemampuan
mengolah yang cermat agar dapat menghasilkan suatu bentuk foto yang diinginkan. Di samping
itu banyak juga terdapat prosedur dalam pengolahan dan pengiriman foto. Maka dari itu kita
tidak dapat memandang bidang fotografi dengan sebelah mata. Karena telah dijabarkan bahwa
suatu bidang fotografi butuh banyak hal yang mendukung didapat hasil yang optimal.