3. Pengertian filsafat manusia
Filsafat Manusia adalah cabang dari ilmu
filsafat yang memencerminkan hakekat dari
manusia. Filsafat Manusia disebut juga
sebagai Antropologi Filosofis. Filsafat
manusia memiliki kedudukan yang sama
dengan cabang-cabang filsafat lainnya,
seperti etika, epistemology, kosmologi, dan
lain-lain.
5. Ciri-ciri filsafat manusia
Secara umum, ciri-ciri filsafat manusia itu ada tiga yaitu
ekstensif, intensif dan kritis. Ciri ekstensif filsafat manusia
dapat dilihat dari luasnya jangkauan objek kajian yang
digeluti oleh filsafat manusia.
Ciri intensif filsafat manusia hendak mencari inti, hakikat,
atau struktur dasar yang melandasi kenyataan manusia
baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
(prailmiah) maupun yang ada dalam teori ilmiah.
ciri kritis ini berhubungan dengan dua metode (sintesa
dan refleksi) dan hasil filsafatnya (ekstensif dan intensif).
6. Esensi Manusia Menurut Sejumlah Aliran dalam Filsafat
Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada
suatu objek dengan cara yang abstrak. Model ini
memandang manusia terlepas dari situasi dan
perkembangannya. Model esensi hanya memperhatikan
kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.
Sementara itu model eksistensi adalah pendekatan
dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya
secara menyeluruh. Manusia dipandang secara konkret
secara utuh dalam keberadaannya. Model eksistensi tidak
percaya akan kodrat yang menentukan manusia.
7. Esensi Manusia Menurut Sejumlah Aliran dalam Filsafat
1. Materialisme
Essensi manusia bersifat material/fisik menempati ruang dan
waktu, memiliki keluasan dan bersifat objektif sehingga dapat
diukur, dihitung, diobservasi.
2. Idealisme
Kenyataan sejati bersifat spiritual, yaitu spiritualisme ada
kenyataan dibalik setiap penampakan/kejadian esensi dari
kenyataan spiritual adalah berpikir, karena tidak dapat diukur
atau dijelaskan berdasarkan pada pengamatan empiris
menggunakan metafor kesadaran manusia. Kekuatan spiritual
bersifat rasional, berkehendak, berperasaan, kreatif, dll.
3. Dualisme
Kenyataan sejati bersifat fisik maupun spirt hal/merupakan
perpaduan materi dan roh.
4. Vitalisme
Kenyataan sejati bersifat energi, daya, kekuatan atau nafsu yang
bersifat irrasional.
8. 5. Eksistensialisme
Essensi manusia bersifat kongkret, individual,
dinamis. Existere (eks = keluar, sistere = ada) istilah
eksistensi adalah sesuatu yang mampu melampui
dirinya sendiri.
6. Strukturalisme
Menempatkan struktur/sistem bahasa, budaya sebagai
kekuatan-kekuatan yang menentukan perilaku
bahkan kesadaran manusia, manusia tidak bebas yang
berstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya.
7. Posmodernisme
Hampir sama dengan strukturalisme, tapi manusia
didominasi oleh sistem-sistem kecil yang bersifat
jamak.
9. Manusia sebagai mahluk yang berdimensional
memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia.
Tetapi sebelum membahas tentang peran dan
kedudukan, pengulangan kembali tentang esensi
dan eksistensi manusia. Manusia yang memiliki
eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah
(kedudukan ketuhanan), an-nas (kedudukan antar
manusia), al insan (kedudukan antar alam), al
basyar (peran sebagai manusia biasa) dan khalifah
(peran sebagai pemimpin).
Eksistensi dan peranan manusia