SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
)
KELOMPOK FILSAFAT ILMU
• M. Nuzurul Qalam
•Samiaji
• Abdul Bari
CABANG ILMU
O n t O l O g i
EpistEmOlOgi
a k s i O l O g i
ONTOLOGI
• Pngertian ontologi
Ontologimerupakancabangteori hakikatyangmembicarakan hakikat
sesuatuyangada.Ontologiberasaldari bahasa Yunani,yaituontos
yangberartiwujuddanlogosberarti ‘ilmu.Dengandemikianontologi
berarti ilmutentangwujudatauilmutentanghakikatkenyataan.
Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan
kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah
menunjukkan munculnya perenungan dibidang ontologi. Dalam
persoalanOntologiorangmenghadapipersoalanbagaimanakah kita
menerangkaanhakikatdarisegalayangada ini?
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being,
dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of
being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan).
Menurut Aristoteles ontologi adalah the first of philosophy dan
merupakan ilmu mengenai esensi benda.
Menurut Amka, Ontologi adalah bagian filsafat yang paling
umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan
metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat.
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being,
dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of
being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). James K Frebleman
Jadi objek dari ontology adalah segala yang ada
dan tidak terikat pada satu perwujudan tertentu
(hakikat).
Hasbullah Bakry mengatakan bahwa ontology
mempersoalkan bagaimana menerangkan
hakekat segala yang ada baik jasmani maupun
rohani dan hubungan antara keduanya.
Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat
mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan
keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia
disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada
pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan
tentang Tuhan. (Gazalba: 1973)
Term ontologi pertarna kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada
tahun 1636 M. Untuk mewarnai teori tentang hakikat yang ada yang
bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1754
M) membagi metafisika rnenjadi dua, yaitu metafisika umum dan
metafisika khusus. Metafisika umum dirnaksudkan sebagai istilah lain
dari ontology. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah
cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau paling
dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih
dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
adanyaduamacamkenyataan.
1.kenyataanberupa materi (kebendaan), dan
2.kenyataanberuparohani (kejiwaan).
Pembicaraan hakikat sangatlah luas, yaitu segala yang ada dan yang
mungkin ada yakni realitas, realita adalah ke-riil-an, riil artinya
kenyataan sebenarnya. Jadi, hakikat adalah kenyataan sebenarnya
sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu,
bukanjugakenyataanyangberubah.
1. OBJEK KAJIAN ONTOLOGI
Metodedalam Ontologi
LorensBagusmemperkenalkantigatingkatanabstraksidalam
ontologi,yaitu :
1.abstraksi fisik,
2.abstraksi bentuk,
3.abstraksi metafisik.
Metafisika
Metafisikamerupakancabangfilsafatyangmembicarakantentang
hal-halyangsangatmendasaryangberadadiluarpengalaman
manusia.Metafisikamengkajisegalasesuatusecara komprehensif.
mazhab-mazhab ontology yang mencoba
menjawab semuanya melalui beberapa
pendekatan yang berbeda yaitu ; Naturalisme,
Materialisme, Idealisme, hylomorphisme dan Logic
Empiricism (Louis O Katsof).
Naturalisme
Menurut Hasbullah Bakri naturalisme juga mempersoalkan bagaimana
menerangkan hakikat segala yang ada baik rohani maupun jasmani serta
hubungan keduanya.Penganut naturalisme modern beranggapan bahwa
kategori pokok tentang kenyataan adalah kejadian-kejadian
kealaman.Jadi menuurut paham naturalisme ini semua kenyataan itu
pasti bersifat kealaman yang dapat ketahui dengan bebagai kejadian
alam.
Materialisme
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi
yang berada sendiri dan merupakan unsur-unsur yang
membentuk alam.Menurut penganut materialisme hakikat dari
suatu benda adalah benda itu sendiri atau wujud materi dari
benda tersebut dan dunia fisik itu adalah satu.
Idealisme
Idealisme adalah pandangan dunia metafisik yang
mengatakan bahwa realitas terdiri atas atau sangat erat
hubungannya dengan ide-ide,fikiran,akal dan jiwa.Jadi
Idealisme juga merupakan ajaran kefilsafatan yang berusaha
menunjukkan agar kita dapat memahami materi atau tatanan
kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada
hakikat terdalam dengan menggunakan ide,akal,fikiran-
fikiran dan jiwa atau ruh.
Hylomorphisme
Secara etimologi hylomorphisme berasal dari bahasa yunani yaitu
hylo yang berarti materi atau substansi dan morph atau bentuk Dari
sini dapat disimpulkan bahwa tidak satu hal-pun yang ragawi itu
bukan merupakan kesatuan dari esensi dan eksistensi.Esensi
adalahsegi tertentu dari yang ada yang memasuki akal kita sehingga
dapat diketahui atau bisa dibilang wujud nyata suatu benda yang
pertama kali dapat menyentuh akal kita saat melihatnya.
Menurut Mariatin esensi adalah sesuatu yang terdapat pada obyek
manapun yang dipikirkan secara langsung dan yang pertama dihadapkan
pada akal.Sedangkan eksistensi adalah hal-hal yang satu demi satu bersifat
khusus,mandiri dan mempunyai sarana lengkap untuk berada dan berbuat.
Logic Empiricism
Logika adalah ilmu yang memberikan peraturan-peraturan
yang harus diikuti agar dapat berfikir valid sedangkan empris
adalah pengalaman-pengalaman atau fakta.Jadi Logic
empiricism di sini adalah semua pandangan yang sampai saat
ini telah dibicarakan mendasarkan diri pada penalaran akal
dan semuanya memakai perangkat fakta yang sama sebagai
landasan penopang untuk menunjukkan kebenarannya.
Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris.
Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca
indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada
diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan
secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni
berorientasi pada dunia empiris. Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu
pengetahuan dua macam: 1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah
seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. 2. Obyek
formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap
obyek material.
EPISTEMOLOGI
• PengertianEpistemologi
Epistemologi sering jugadisebut denganteori pengetahuan(theoryof
knowledge).Secaraetimologi,istilah epistemologiberasaldari kata
Yunaniepisteme,yangartinyapengetahuan,danlogosyangartinya
ilmuatauteori.Jadi,epistemologidapatdidefinisikan sebagai
cabangfilsafat yangmempelajariasalmulaatausumber,struktur,
metode,dansyahnya(validitas) pengetahuan.
MenurutConnySemiawandkk.(2005: 157)epistemologi adalah
cabangfilsafat yangmenjelaskantentangmasalah-masalah filosofis
sekitarteoripengetahuan.Epistemologimemfokuskanpadamakna
pengetahuanyangdihubungkandengankonsep,sumberdan
kriteriapengetahuan,jenispengetahuan,dansebagainya.
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, pikiran berarti
suatu entitas yang memperlihatkan fungsi-fungsi
seperti mencerap, mengamati, mengingat
memungkinkan manusia merefleksikan dunia obyektif
ke dalam tataran konsep, putusan dan teori lewat
proses abstraksi, analisis, sintesis, pemecahan dan
hipotesis.
Menurut Muhadjir, di perguruan tinggi Indonesia sampai
tahun 1950-an diajarkan pembedaan antara gemeinschaft
atau masyarakat paguyuban, masyarakat Timur yang masih
primitif dengan gessellschaft atau masyarakat patembayan
yaitu masyarakat Barat yang sudah maju. Rasionalisme
menjadi fondasi ilmu-ilmu pengetahuan modern yang
bercorak antroposentris sebagai antitesa terhadap filsafat
abad tengah yang bercorak teosentris.
Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat pada masa modern, di
mana masyarakat dianggap telah memasuki tahap berpikir rasional. Pada masa
itulah dibangun metodologi yang menjamin kebenaran temuan-temuan
pengetahuan manusia
Dalam antroposentrisme, manusia menjadi pusat kebenaran, etika, kebijaksanaan, dan
pengetahuan, sehingga terjadi diferensiasi (pemisahan) dengan wahyu Tuhan.
Kebenaran ilmu tidak terletak diluarnya yaitu kitab suci, tetapi terletak dalam ilmu itu
sendiri yaitu korespondensi (kecocokan ilmu dengan obyek) dan koherensi
(keterpaduan) di dalam ilmu, antara bagian-bagian keilmuan dengan seluruh bangunan
ilmu. Ilmu sekuler dengan demikian menganggap dirinya sebagai ilmu yang obyektif,
value free, dan bebas dari kepentingan lainnya
Filsafat antroposentrisme diferensiasi ilmu sekuler
Ilmu pengetahuan rasional yang menjadi pilar utama peradaban
modern, pada perkembangan terakhirnya, tumbuh dari yang semula
mengagungkan manusia menjadi penguasa atas manusia.
Era modern dengan rasionalisme membuka babak baru
hubungan agama dengan ilmu pengetahuan yang penuh
konflik dan saling menegasikan. August Comte (abad 19 M)
bapak sosiologi modern menyatakan bahwa peradaban modern terjadi bila
manusia telah berpikir rasional meninggalkan tahap berpikir teologis dan
metafisik. Bila pada tahap berpikir teologis manusia percaya bahwa di balik
gejala-gejala alam terdapat kekuasaan adikodrati yang mengatur segalanya
kemudian pada zaman metafisika manusia masih dikuasai oleh kekuasaan
adikodrati namun melalui konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang abstrak
seperti “kodrat” dan “penyebab” maka pada zaman yang disebut positif
sudah tidak ada lagi penyebab yang ada di belakang fakta- fakta. Atas dasar
observasi dan dengan menggunakan rasionya manusia berusaha
menetapkan relasi-relasi atau urutan-urutan yang terdapat di antara fakta-
fakta. Dalam zaman inilah manusia baru dicatat sebagai penghasil ilmu
pengetahuan yang sesungguhnya.
1. METODE
EPISTOMOLOGI
MetodeInduktif
Induksiyaitusuatumetodeyangmenyampaikanpernyataan-
pernyataanhasilobservasidandisimpulkandalamsuatu
pernyataanyanglebih umum.
MetodeDeduktif
Deduksiialahsuatumetodeyangmenyimpulkanbahwadata-data
empirisdiolahlebihlanjutdalamsuatusistempernyataanyang
runtut.
MetodePositivisme
Metodeini berpangkaldariapayangtelahdikethui,yangfaktual,yang
positif.
MetodeKontemplatif
Metodeini mengatakanadanyaketerbatasanindradanakalmanusia
untukmemperolehpengetahuan,sehinggaobjekyangdihasilkan
punakanberbeda-beda,harusnyadikembangkansatukemmapuan
akalyangdisebutdengan intuisi.
MetodeDialektis
Dalamfilsafat,dialektismula-mulaberartimetodetanyajawabuntuk
mencapaikejernihan filsafat.
2.PERSYARATANEPISTEMOLOGI
PersyaratantersebutmenurutConnySemiawan(2005: 99)adalah
sebagaiberikut.
a.Dasarpembenaranmenuntutpengaturankerjailmiahyang
diarahkanpadaperolehanderajatkepastiansebesar mungkin.
b.Semangtikatausistematismasing-masingmenunjukpadasusunan
pengetahuanyangdidasarkanpadapenyelidikan(research)ilmiah
yangketerhubungannyamerupakansuatukebuatanmelalui
komperasidangeneralisasisecara teratur.
c.Sifatintersubjektifilmuataupengetahuantidakdirasakanatas
intuisi dansifatsubjektiforangseorang,namunharusada
kesepakatandanpengakuanakankadarkebenarandariilmuitu
didalamsetiapbagiandandidalamhubunganmenyeluruhilmu
tersebut,sehinggatercapai intersubjektivitas.
3. ALIRAN-ALIRAN DALAM
EPISTEMOLOGI
• Secaragarisbesarterdapatduaaliranpokokdalamepistemologi,
yaitu:
Rasionalisme suatualiranpemikiranyangmenekankan
pentingnysperanakalatauidesebagaibagianyangmenentukan
hasilkeputusanatau pemikiran
Empirisme bersumberdarifilsafat aristotelesyang
menurutnyabahwasumberilmupengetahuanadalahpengalama
empiris.
Agama menyediakan tolok ukur kebenaran ilmu (benar, salah),
bagaimana ilmu diproduksi (baik, buruk), dan tujuan- tujuan ilmu
(manfaat, merugikan). Hak manusia adalah memikirkan dinamika
internal ilmu sehingga menjadi ilmu yang obyektif. Meskipun ilmu
integralistik lahir dari agama, namun menjadi gejala keilmuan yang
obyektif yang dirasakan sebagai gejala keilmuan bukan norma oleh
pemeluk agama lain, non- agama dan anti-agama. Alur ilmu-ilmu
integralistik adalah sebagai berikut:
agama teoantroposentrisme diferensiasi ilmu integralistik
Menjadikan wahyu (baca: al-Qur‟an) sebagai paradigma berarti
menjadikan al-Qur‟an sebagaimana dipahami Thomas Kuhn sebagai suatu
konstruksi pengetahuan yang memungkinkan umat Islam memahami realitas
sebagaimana al- Qur‟an memahaminya. Konstruksi pengetahuan tersebut
akan menjadi dasar bagi umat untuk merumuskan desain besar mengenai
sistem Islam termasuk sistem ilmu pengetahuannya. Dengan demikian
paradigma al-Qur‟an tidak hanya berhenti pada kerangka aksiologis tetapi
juga dapat berfungsi memberi kerangka epistemologis.
Kritik terhadap Pemikiran
Nashr Hamid Abū Zayd, sikap dan wacana keagamaan terhadap ilmu-ilmu
keislaman, khususnya al-Qur‟an dan hadis pada masa pertengahan adalah hanya
sikap pengulangan. Hal tersebut terjadi karena banyak diantara ulama yang
berasumsi bahwa ilmu-ilmu al-Qur‟an dan al-Hadis termasuk ruang lingkup ilmu
yang sudah matang dan final. Para ulama memandang karya tafsir tidak sebagai
upaya mendialogkan teks al-Qur‟an dengan realitas masyarakat yang sedang
berlangsung, tetapi pada konsistensinya untuk mengikuti jejak ulama terhadulu
(salaf) yang menafsirkan al-Qur‟an dengan metode naql yaitu dengan al-Qur‟an
sendiri, al-sunnah, pendapat para sahabat dan tabi‟in.
Ibn Taymiyyah, salah seorang ulama abad VIII H menegaskan bahwa
apabila telah diketahui pengertian atau tafsir al-Qur‟an dengan al-sunnah
maka tidak diperlukan lagi pendapat ahli bahasa dan yang lainnya. Bagi
setiap mukmin tidak diperkenankan berbicara mengenai agama kecuali
mengikuti apa yang datang dari Rasulullah saw., para sahabat dan orang-
orang yang mengikuti jejak mereka dari para tabi‟in, yang tak
seorangpun diantara mereka terbukti melakukan pertentangan dengan al-
Qur‟an dengan rasionalitasnya.
Al-Zarkasyi, seorang ulama yang wafat pada tahun 794 H, penulis kitab al-Burhān
fī ‘Ulūm al-Qur’ān, salah satu kitab rujukan utama dalam bidang ilmu-ilmu al-
Qur‟an juga menyimpulkan bahwa yang benar menurut ilmu tafsir adalah apa
yang berasal dari jalur naql (periwayatan) seperti asbāb al-nuzūl (sebab turunnya
ayat), al nasikh wa al-mansukh (diberlakukan atau dihapuskannya ketetapan
hukum yang dikandung oleh suatu ayat yang belum jelas) ta’yīn al-mubham
(penjelasan terhadap ayat yang belum jelas), tabyīn al-mujmal (penjelasan
terhadap ayat yang masih umum). Apabila tidak didapatkan penafsiran yang
cukup dari jalan naql, maka untuk mengetahui makna dan maksud dari ayat- ayat
al-Qur‟an adalah dengan jalan pemahaman pada penjelasan yang mu’tabar
(terkenal dan diakui oleh kebanyakan ulama).
Ilmu pengetahuan akan mengalami krisis ketika teori-teori yang
dibangun tidak dapat lagi menjelaskan fakta-fakta yang ada. Dalam
situasi krisis inilah ilmuwan akan melakukan revolusi sehingga
melahirkan paradigma baru. Dewasa ini terlihat jelas krisis yang dialami
oleh sains modern yang didominasi oleh paradigma berpikir rasional,
sehingga dialektika keilmuan hanya bergerak untuk menguji teori
(verifikasi) bukan bagaimana menghasilkan satu perspektif baru dari
ilmu pengetahuan. Perspektif baru tersebut tercapai bila cara pandang
baik terhadap subyek maupun obyek dapat dilampaui. Sebagaimana
pendapat Kant, manusia melihat obyek senantiasa ditentukan oleh
kategori-kategori tertentu.
KAJIAN FILSAFAT
ILMU : AKSIOLOGI
 Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani
Kuno, yaitu “aksios” yang berarti Nilai dan kata “logos”
berarti teori.
 Kamus Bahasa Indonesia adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang
nilai-nilai.
 Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai sebagai
tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar
normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan
ilmu.
PENGERTIAN
Ada tiga ciri yang dapat kita kenali terhadap nilai, yaitu nilai yang
berkaitan subjektif, praktis, dan sesuatu yang ditambahkan pada objek.
 Pertama, nilai berkaitan dengan subjek. Artinya, nilai itu berkaitan
dengan kehadiran manusia sebagai subjek. Kalau tidak ada
manusia yang memberi nilai, nilai itu tidak akan pernah ada. Tanpa
kehadiran manusia pun, kalau Gunung Merapi meletus ya tetap
meletus. Pasalnya sekarang, ketika Gunung Merapi meletus
misalnya, apakah itu sesuatu yang
“indah” ataukah “membahayakan” bagi kehidupan manusia.
semuanya itu tetap memerlukan kehadiran manusia
untuk memberikan penilaian. Dalam hal ini nilai subjektivitas
memang bergantung semata-mata pada pengalaman manusia.
 Kedua, nilai dalam konteks praktis. Yaitu, subjek ingin membuat
sesuatu seperti lukisan, gerabah, dan lain-lain.
 Ketiga, nilai-nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun
kenyataan.
PENDEKATAN DALAM AKSIOLOGI
Nilai merupakan kualitas empiris yang
tidak dapat didefinisikan
Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan
Nilai sebagai Esensi
Teori Pragmatis mengenai Nilai
MAKNA DALAM NILAI
 Kualitas melukiskan suatu obyek
 Kualitas-kualitas empiris
 Pemahaman atas kualitas-kualitas nilai
 Verifikasi melalui pengalaman
 Tolak ukur kajian terhadap nilai
Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak
dapat didefinisikan
 Setiap nilai menyangkut sikap
 Nilai ialah kepentingan
 Sejumlah keberatan yang dapat diajukan
Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan
 Menurut Hartmann, nilai bukanlah merupakan kualitas,
melainkan merupakan esensi.
 Jangan salah tafsir memahami bahwa nilai merupakan
“sesuatu yang bereksistensi” atau merupakan “suatu
kualitas tertentu”.
 Sesungguhnya nilai yang memberikan makna kepada
eksistensi.
 Nilai-nilai tidak mengubah apa pun di alam
semesta; manusia sekadar memberikan respon
terhadap nilai-nilai, dan berusaha mewujudkannya.
 Apabila eksistensi dikatakan dapat berubah dan
mengalami perubahan, maka nilai-nilai tidak berubah
dan bersifat tetap.
Nilai sebagai Esensi
 Nilai sebagai hasil pemberian nilai
 Hubungan sarana-tujuan
 Sarana dan tujuan tidak terpisahkan
 Nilai-nilai yang diciptakan oleh situasi kehidupan
 Ketidaksepakatan mengenai nilai-nilai
Teori Pragmatis mengenai Nilai
 Ada tiga pilar utama dalam filsafat ilmu yang selalu menjadi
pedoman yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga pilar
itulah manusia berupaya untuk mencari dan menggali eksistensi
ilmu sedalam-dalamnya.
 Hakikat apa yang ingin diketahui manusia merupakan
pokok bahasan dalam ontologi. Dalam hal ini manusia ingin
mengetahui tentang “ada” atau eksistensi yang dapat dicerap oleh
panca indera.
 Sedangkan Epsitemologi merupakan landasan kedua filsafat yang
mengungkapkan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan
atau kebenaran tersebut.
 Setelah memperoleh pengetahuan, manfaat apa yang dapat
digunakan dari pengetahuan itu. Inilah yang kemudian membawa
pemikiran kita menengok pada konsep aksiologi yaitu filsafat yang
membahas masalah nilai kegunaan dari nilai pengetahuan.
Dr. H. Virgana MA/Unindra

More Related Content

Similar to ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx

Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptxTugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptxOntologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdfimamdaulay
 
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)nadya kisrina nadya
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxMuhamad Zaki Ainul Yakin
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuIbnu Fajar
 
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptxOntologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptxPanggalihLA
 
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxFILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxBagusDS2
 
Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5FENY DYAH
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiIntelektual Aceh
 
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptx
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptxfilsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptx
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptxiinroyani
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuM fazrul
 

Similar to ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx (20)

ONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptxONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptx
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptxTugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
 
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptxOntologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
 
Tugas ontologi
Tugas ontologiTugas ontologi
Tugas ontologi
 
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptxOntologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
 
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxFILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
 
Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
 
Ontologi Keilmuan.pptx
Ontologi Keilmuan.pptxOntologi Keilmuan.pptx
Ontologi Keilmuan.pptx
 
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptx
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptxfilsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptx
filsafat ilmu tentang pembelajaran menggenai filosofi .pptx
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 

Recently uploaded

Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 

Recently uploaded (20)

Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 

ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx

  • 1. )
  • 2. KELOMPOK FILSAFAT ILMU • M. Nuzurul Qalam •Samiaji • Abdul Bari
  • 3. CABANG ILMU O n t O l O g i EpistEmOlOgi a k s i O l O g i
  • 4. ONTOLOGI • Pngertian ontologi Ontologimerupakancabangteori hakikatyangmembicarakan hakikat sesuatuyangada.Ontologiberasaldari bahasa Yunani,yaituontos yangberartiwujuddanlogosberarti ‘ilmu.Dengandemikianontologi berarti ilmutentangwujudatauilmutentanghakikatkenyataan. Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan dibidang ontologi. Dalam persoalanOntologiorangmenghadapipersoalanbagaimanakah kita menerangkaanhakikatdarisegalayangada ini?
  • 5. Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).
  • 6. Menurut Aristoteles ontologi adalah the first of philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Menurut Amka, Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). James K Frebleman
  • 7. Jadi objek dari ontology adalah segala yang ada dan tidak terikat pada satu perwujudan tertentu (hakikat). Hasbullah Bakry mengatakan bahwa ontology mempersoalkan bagaimana menerangkan hakekat segala yang ada baik jasmani maupun rohani dan hubungan antara keduanya.
  • 8. Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang Tuhan. (Gazalba: 1973)
  • 9. Term ontologi pertarna kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk mewarnai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika rnenjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dirnaksudkan sebagai istilah lain dari ontology. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
  • 10. adanyaduamacamkenyataan. 1.kenyataanberupa materi (kebendaan), dan 2.kenyataanberuparohani (kejiwaan). Pembicaraan hakikat sangatlah luas, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada yakni realitas, realita adalah ke-riil-an, riil artinya kenyataan sebenarnya. Jadi, hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, bukanjugakenyataanyangberubah.
  • 11. 1. OBJEK KAJIAN ONTOLOGI Metodedalam Ontologi LorensBagusmemperkenalkantigatingkatanabstraksidalam ontologi,yaitu : 1.abstraksi fisik, 2.abstraksi bentuk, 3.abstraksi metafisik. Metafisika Metafisikamerupakancabangfilsafatyangmembicarakantentang hal-halyangsangatmendasaryangberadadiluarpengalaman manusia.Metafisikamengkajisegalasesuatusecara komprehensif.
  • 12. mazhab-mazhab ontology yang mencoba menjawab semuanya melalui beberapa pendekatan yang berbeda yaitu ; Naturalisme, Materialisme, Idealisme, hylomorphisme dan Logic Empiricism (Louis O Katsof). Naturalisme Menurut Hasbullah Bakri naturalisme juga mempersoalkan bagaimana menerangkan hakikat segala yang ada baik rohani maupun jasmani serta hubungan keduanya.Penganut naturalisme modern beranggapan bahwa kategori pokok tentang kenyataan adalah kejadian-kejadian kealaman.Jadi menuurut paham naturalisme ini semua kenyataan itu pasti bersifat kealaman yang dapat ketahui dengan bebagai kejadian alam.
  • 13. Materialisme Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan merupakan unsur-unsur yang membentuk alam.Menurut penganut materialisme hakikat dari suatu benda adalah benda itu sendiri atau wujud materi dari benda tersebut dan dunia fisik itu adalah satu. Idealisme Idealisme adalah pandangan dunia metafisik yang mengatakan bahwa realitas terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan ide-ide,fikiran,akal dan jiwa.Jadi Idealisme juga merupakan ajaran kefilsafatan yang berusaha menunjukkan agar kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada hakikat terdalam dengan menggunakan ide,akal,fikiran- fikiran dan jiwa atau ruh.
  • 14. Hylomorphisme Secara etimologi hylomorphisme berasal dari bahasa yunani yaitu hylo yang berarti materi atau substansi dan morph atau bentuk Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak satu hal-pun yang ragawi itu bukan merupakan kesatuan dari esensi dan eksistensi.Esensi adalahsegi tertentu dari yang ada yang memasuki akal kita sehingga dapat diketahui atau bisa dibilang wujud nyata suatu benda yang pertama kali dapat menyentuh akal kita saat melihatnya. Menurut Mariatin esensi adalah sesuatu yang terdapat pada obyek manapun yang dipikirkan secara langsung dan yang pertama dihadapkan pada akal.Sedangkan eksistensi adalah hal-hal yang satu demi satu bersifat khusus,mandiri dan mempunyai sarana lengkap untuk berada dan berbuat.
  • 15. Logic Empiricism Logika adalah ilmu yang memberikan peraturan-peraturan yang harus diikuti agar dapat berfikir valid sedangkan empris adalah pengalaman-pengalaman atau fakta.Jadi Logic empiricism di sini adalah semua pandangan yang sampai saat ini telah dibicarakan mendasarkan diri pada penalaran akal dan semuanya memakai perangkat fakta yang sama sebagai landasan penopang untuk menunjukkan kebenarannya.
  • 16. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris. Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris. Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam: 1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. 2. Obyek formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek material.
  • 17. EPISTEMOLOGI • PengertianEpistemologi Epistemologi sering jugadisebut denganteori pengetahuan(theoryof knowledge).Secaraetimologi,istilah epistemologiberasaldari kata Yunaniepisteme,yangartinyapengetahuan,danlogosyangartinya ilmuatauteori.Jadi,epistemologidapatdidefinisikan sebagai cabangfilsafat yangmempelajariasalmulaatausumber,struktur, metode,dansyahnya(validitas) pengetahuan. MenurutConnySemiawandkk.(2005: 157)epistemologi adalah cabangfilsafat yangmenjelaskantentangmasalah-masalah filosofis sekitarteoripengetahuan.Epistemologimemfokuskanpadamakna pengetahuanyangdihubungkandengankonsep,sumberdan kriteriapengetahuan,jenispengetahuan,dansebagainya.
  • 18. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, pikiran berarti suatu entitas yang memperlihatkan fungsi-fungsi seperti mencerap, mengamati, mengingat memungkinkan manusia merefleksikan dunia obyektif ke dalam tataran konsep, putusan dan teori lewat proses abstraksi, analisis, sintesis, pemecahan dan hipotesis.
  • 19. Menurut Muhadjir, di perguruan tinggi Indonesia sampai tahun 1950-an diajarkan pembedaan antara gemeinschaft atau masyarakat paguyuban, masyarakat Timur yang masih primitif dengan gessellschaft atau masyarakat patembayan yaitu masyarakat Barat yang sudah maju. Rasionalisme menjadi fondasi ilmu-ilmu pengetahuan modern yang bercorak antroposentris sebagai antitesa terhadap filsafat abad tengah yang bercorak teosentris. Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat pada masa modern, di mana masyarakat dianggap telah memasuki tahap berpikir rasional. Pada masa itulah dibangun metodologi yang menjamin kebenaran temuan-temuan pengetahuan manusia
  • 20. Dalam antroposentrisme, manusia menjadi pusat kebenaran, etika, kebijaksanaan, dan pengetahuan, sehingga terjadi diferensiasi (pemisahan) dengan wahyu Tuhan. Kebenaran ilmu tidak terletak diluarnya yaitu kitab suci, tetapi terletak dalam ilmu itu sendiri yaitu korespondensi (kecocokan ilmu dengan obyek) dan koherensi (keterpaduan) di dalam ilmu, antara bagian-bagian keilmuan dengan seluruh bangunan ilmu. Ilmu sekuler dengan demikian menganggap dirinya sebagai ilmu yang obyektif, value free, dan bebas dari kepentingan lainnya Filsafat antroposentrisme diferensiasi ilmu sekuler
  • 21. Ilmu pengetahuan rasional yang menjadi pilar utama peradaban modern, pada perkembangan terakhirnya, tumbuh dari yang semula mengagungkan manusia menjadi penguasa atas manusia. Era modern dengan rasionalisme membuka babak baru hubungan agama dengan ilmu pengetahuan yang penuh konflik dan saling menegasikan. August Comte (abad 19 M)
  • 22. bapak sosiologi modern menyatakan bahwa peradaban modern terjadi bila manusia telah berpikir rasional meninggalkan tahap berpikir teologis dan metafisik. Bila pada tahap berpikir teologis manusia percaya bahwa di balik gejala-gejala alam terdapat kekuasaan adikodrati yang mengatur segalanya kemudian pada zaman metafisika manusia masih dikuasai oleh kekuasaan adikodrati namun melalui konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang abstrak seperti “kodrat” dan “penyebab” maka pada zaman yang disebut positif sudah tidak ada lagi penyebab yang ada di belakang fakta- fakta. Atas dasar observasi dan dengan menggunakan rasionya manusia berusaha menetapkan relasi-relasi atau urutan-urutan yang terdapat di antara fakta- fakta. Dalam zaman inilah manusia baru dicatat sebagai penghasil ilmu pengetahuan yang sesungguhnya.
  • 25. 2.PERSYARATANEPISTEMOLOGI PersyaratantersebutmenurutConnySemiawan(2005: 99)adalah sebagaiberikut. a.Dasarpembenaranmenuntutpengaturankerjailmiahyang diarahkanpadaperolehanderajatkepastiansebesar mungkin. b.Semangtikatausistematismasing-masingmenunjukpadasusunan pengetahuanyangdidasarkanpadapenyelidikan(research)ilmiah yangketerhubungannyamerupakansuatukebuatanmelalui komperasidangeneralisasisecara teratur. c.Sifatintersubjektifilmuataupengetahuantidakdirasakanatas intuisi dansifatsubjektiforangseorang,namunharusada kesepakatandanpengakuanakankadarkebenarandariilmuitu didalamsetiapbagiandandidalamhubunganmenyeluruhilmu tersebut,sehinggatercapai intersubjektivitas.
  • 26. 3. ALIRAN-ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI • Secaragarisbesarterdapatduaaliranpokokdalamepistemologi, yaitu: Rasionalisme suatualiranpemikiranyangmenekankan pentingnysperanakalatauidesebagaibagianyangmenentukan hasilkeputusanatau pemikiran Empirisme bersumberdarifilsafat aristotelesyang menurutnyabahwasumberilmupengetahuanadalahpengalama empiris.
  • 27. Agama menyediakan tolok ukur kebenaran ilmu (benar, salah), bagaimana ilmu diproduksi (baik, buruk), dan tujuan- tujuan ilmu (manfaat, merugikan). Hak manusia adalah memikirkan dinamika internal ilmu sehingga menjadi ilmu yang obyektif. Meskipun ilmu integralistik lahir dari agama, namun menjadi gejala keilmuan yang obyektif yang dirasakan sebagai gejala keilmuan bukan norma oleh pemeluk agama lain, non- agama dan anti-agama. Alur ilmu-ilmu integralistik adalah sebagai berikut: agama teoantroposentrisme diferensiasi ilmu integralistik
  • 28. Menjadikan wahyu (baca: al-Qur‟an) sebagai paradigma berarti menjadikan al-Qur‟an sebagaimana dipahami Thomas Kuhn sebagai suatu konstruksi pengetahuan yang memungkinkan umat Islam memahami realitas sebagaimana al- Qur‟an memahaminya. Konstruksi pengetahuan tersebut akan menjadi dasar bagi umat untuk merumuskan desain besar mengenai sistem Islam termasuk sistem ilmu pengetahuannya. Dengan demikian paradigma al-Qur‟an tidak hanya berhenti pada kerangka aksiologis tetapi juga dapat berfungsi memberi kerangka epistemologis.
  • 29. Kritik terhadap Pemikiran Nashr Hamid Abū Zayd, sikap dan wacana keagamaan terhadap ilmu-ilmu keislaman, khususnya al-Qur‟an dan hadis pada masa pertengahan adalah hanya sikap pengulangan. Hal tersebut terjadi karena banyak diantara ulama yang berasumsi bahwa ilmu-ilmu al-Qur‟an dan al-Hadis termasuk ruang lingkup ilmu yang sudah matang dan final. Para ulama memandang karya tafsir tidak sebagai upaya mendialogkan teks al-Qur‟an dengan realitas masyarakat yang sedang berlangsung, tetapi pada konsistensinya untuk mengikuti jejak ulama terhadulu (salaf) yang menafsirkan al-Qur‟an dengan metode naql yaitu dengan al-Qur‟an sendiri, al-sunnah, pendapat para sahabat dan tabi‟in.
  • 30. Ibn Taymiyyah, salah seorang ulama abad VIII H menegaskan bahwa apabila telah diketahui pengertian atau tafsir al-Qur‟an dengan al-sunnah maka tidak diperlukan lagi pendapat ahli bahasa dan yang lainnya. Bagi setiap mukmin tidak diperkenankan berbicara mengenai agama kecuali mengikuti apa yang datang dari Rasulullah saw., para sahabat dan orang- orang yang mengikuti jejak mereka dari para tabi‟in, yang tak seorangpun diantara mereka terbukti melakukan pertentangan dengan al- Qur‟an dengan rasionalitasnya.
  • 31. Al-Zarkasyi, seorang ulama yang wafat pada tahun 794 H, penulis kitab al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, salah satu kitab rujukan utama dalam bidang ilmu-ilmu al- Qur‟an juga menyimpulkan bahwa yang benar menurut ilmu tafsir adalah apa yang berasal dari jalur naql (periwayatan) seperti asbāb al-nuzūl (sebab turunnya ayat), al nasikh wa al-mansukh (diberlakukan atau dihapuskannya ketetapan hukum yang dikandung oleh suatu ayat yang belum jelas) ta’yīn al-mubham (penjelasan terhadap ayat yang belum jelas), tabyīn al-mujmal (penjelasan terhadap ayat yang masih umum). Apabila tidak didapatkan penafsiran yang cukup dari jalan naql, maka untuk mengetahui makna dan maksud dari ayat- ayat al-Qur‟an adalah dengan jalan pemahaman pada penjelasan yang mu’tabar (terkenal dan diakui oleh kebanyakan ulama).
  • 32. Ilmu pengetahuan akan mengalami krisis ketika teori-teori yang dibangun tidak dapat lagi menjelaskan fakta-fakta yang ada. Dalam situasi krisis inilah ilmuwan akan melakukan revolusi sehingga melahirkan paradigma baru. Dewasa ini terlihat jelas krisis yang dialami oleh sains modern yang didominasi oleh paradigma berpikir rasional, sehingga dialektika keilmuan hanya bergerak untuk menguji teori (verifikasi) bukan bagaimana menghasilkan satu perspektif baru dari ilmu pengetahuan. Perspektif baru tersebut tercapai bila cara pandang baik terhadap subyek maupun obyek dapat dilampaui. Sebagaimana pendapat Kant, manusia melihat obyek senantiasa ditentukan oleh kategori-kategori tertentu.
  • 34.  Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “aksios” yang berarti Nilai dan kata “logos” berarti teori.  Kamus Bahasa Indonesia adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai.  Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu. PENGERTIAN
  • 35. Ada tiga ciri yang dapat kita kenali terhadap nilai, yaitu nilai yang berkaitan subjektif, praktis, dan sesuatu yang ditambahkan pada objek.  Pertama, nilai berkaitan dengan subjek. Artinya, nilai itu berkaitan dengan kehadiran manusia sebagai subjek. Kalau tidak ada manusia yang memberi nilai, nilai itu tidak akan pernah ada. Tanpa kehadiran manusia pun, kalau Gunung Merapi meletus ya tetap meletus. Pasalnya sekarang, ketika Gunung Merapi meletus misalnya, apakah itu sesuatu yang “indah” ataukah “membahayakan” bagi kehidupan manusia. semuanya itu tetap memerlukan kehadiran manusia untuk memberikan penilaian. Dalam hal ini nilai subjektivitas memang bergantung semata-mata pada pengalaman manusia.  Kedua, nilai dalam konteks praktis. Yaitu, subjek ingin membuat sesuatu seperti lukisan, gerabah, dan lain-lain.  Ketiga, nilai-nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan. PENDEKATAN DALAM AKSIOLOGI
  • 36. Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan Nilai sebagai Esensi Teori Pragmatis mengenai Nilai MAKNA DALAM NILAI
  • 37.  Kualitas melukiskan suatu obyek  Kualitas-kualitas empiris  Pemahaman atas kualitas-kualitas nilai  Verifikasi melalui pengalaman  Tolak ukur kajian terhadap nilai Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan
  • 38.  Setiap nilai menyangkut sikap  Nilai ialah kepentingan  Sejumlah keberatan yang dapat diajukan Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan
  • 39.  Menurut Hartmann, nilai bukanlah merupakan kualitas, melainkan merupakan esensi.  Jangan salah tafsir memahami bahwa nilai merupakan “sesuatu yang bereksistensi” atau merupakan “suatu kualitas tertentu”.  Sesungguhnya nilai yang memberikan makna kepada eksistensi.  Nilai-nilai tidak mengubah apa pun di alam semesta; manusia sekadar memberikan respon terhadap nilai-nilai, dan berusaha mewujudkannya.  Apabila eksistensi dikatakan dapat berubah dan mengalami perubahan, maka nilai-nilai tidak berubah dan bersifat tetap. Nilai sebagai Esensi
  • 40.  Nilai sebagai hasil pemberian nilai  Hubungan sarana-tujuan  Sarana dan tujuan tidak terpisahkan  Nilai-nilai yang diciptakan oleh situasi kehidupan  Ketidaksepakatan mengenai nilai-nilai Teori Pragmatis mengenai Nilai
  • 41.  Ada tiga pilar utama dalam filsafat ilmu yang selalu menjadi pedoman yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga pilar itulah manusia berupaya untuk mencari dan menggali eksistensi ilmu sedalam-dalamnya.  Hakikat apa yang ingin diketahui manusia merupakan pokok bahasan dalam ontologi. Dalam hal ini manusia ingin mengetahui tentang “ada” atau eksistensi yang dapat dicerap oleh panca indera.  Sedangkan Epsitemologi merupakan landasan kedua filsafat yang mengungkapkan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan atau kebenaran tersebut.  Setelah memperoleh pengetahuan, manfaat apa yang dapat digunakan dari pengetahuan itu. Inilah yang kemudian membawa pemikiran kita menengok pada konsep aksiologi yaitu filsafat yang membahas masalah nilai kegunaan dari nilai pengetahuan.
  • 42. Dr. H. Virgana MA/Unindra