16. Multiple Intelligence
1. Kenali dan Hormati Kecerdasan Setiap Anak
2. Kreasikan Cara Belajar yang Sesuai
3. Apresiasi dan Pengakuan
4. Assessment yang Tidak Mengintimidasi
29. Alternatif 1: Uji Kriteria (Rubrik)
• Adalah Laporan yang berisi:
1. Kemampuan atau pemahaman yang telah dimiliki
anak (berdasarkan target pembelajaran)
2. Kemampuan atau pemahaman yang belum
dimiliki anak (berdasarkan target pembelajaran)
• Laporan ini bersifat:
1. Konkrit dan Positif
2. Konstruktif (Membangun) sehingga dapat
dimanfaatkan baik oleh orang tua maupun guru
untuk membantu anak untuk mengejar target
pembelajaran
30. Alternatif 1: Uji Kriteria (Rubrik)
Mengenal Memahami Mahir
Anak mengenal bentuk
segitiga, serta mampu
melakukan perhitungan
keliling dan luas segitiga
dengan bantuan
Anak mengenal konsep
perhitungan keliling dan
luas segitiga, serta mampu
menghitung keliling dan
luas segitiga dengan
sedikit bantuan
Anak memahami konsep
perhitungan keliling dan
luas segitiga, serta mampu
menghitung keliling dan
luas segitiga tanpa
bantuan
31. Alternatif 2: Ujian Non Formal
• Ujian ini merupakan penilaian yang dilakukan
pada saat aktifitas belajar normal di kelas
berlangsung tanpa sepengetahuan anak.
• Ujian ini lebih memfokuskan pada proses
ketimbang pada hasil pembelajaran.
32. Alternatif 3: Dokumentasi
• Penilaian dilakukan berdasarkan Dokumentasi
Aktifitas dan Tugas yang diberikan pada Siswa
• Aktifitas dan Tugas dapat meliputi:
– Tulisan
– Rekaman Suara
– Gambar
– Foto
– Contoh Prakarya
• Dokumentasi tugas tersebut kemudian dapat
digunakan sebagai penilaian terhadap target
pembelajaran.
Multiple Intelligence (Parents Session)
1. Dates:Dec 14,2012 utk Teachers 2-5pm.
2. Objectives of sessions for:Teachers .͡▹ mind-opening experience that leads to knowledge and understanding about MI in its relation to learning.3. Run-down: Teachers session .͡▹ MI explanation (60 menit)
Inspiring experiments (45 menit)
Feedback as whole group (30 menit)
Conclusion(15 menit): some samples + pesan sponsor ("there is more to it")
4. Hand-outs: including links to website, tips to do in the class, ideas for activities5. Follow-up: -Portfolios from teachers (RPP+pics)-Community for teachers (blog)
Sesi ini akan memberikan penjelasan dasar mengenai:
Apa itu Multiple Intelligence
Apa yang membedakan Sekolah Konvensional dengan Sekolah Multiple Intelligence
Mengapa Multiple Intelligence muncul sebagai solusi dari permasalahan di Sekolah Konvensional
Anggapan yang telah lama kita percayai adalah bahwa
“Apabila setiap orang belajar dengan cara yang sama dan perlakuan yang sama, mereka akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sama”
Anggapan tersebut ternyata Sama Sekali Salah.
Multiple Intelligence adalah teori psikologi yang pertama kali dikemukakan oleh Howard Gardner lewat bukunya Frames of Mind (1983)
Teori ini menjelaskan bahwa kecerdasan manusia bukanlah bentuk tunggal (seperti yang telah lama kita percayai) melainkan terdiri atas berbagai jenis kecerdasan. Setiap orang memiliki kesemua jenis kecerdasan tersebut, namun kedalaman masing-masingnya berbeda antara satu orang dan orang lainnya. Hal ini yang membuat setiap orang unik, dalam kaitannya dengan kecerdasan.
Linguistik adalah kecerdasan dalam menggunakan dan memahami bahasa secara efektif. Kecerdasan ini melatar-belakangi kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, mengeja, menghapal perbendaharaan kata, dan menyusun kata-kata.
Logika-Matematika adalah kecerdasan seseorang dalam berhitung, menggunakan logika dan menyelesaikan masalah.
Musikal adalah kecerdasan dalam mengkomposisikan nada, menghapal melodi, mengikuti irama, atau sekedar dalam menikmati musik. Selain digunakan dalam industri hiburan, kecerdasan ini banyak digunakan oleh para Sound Engineer, Perakit Instrumen, Terapis. Kecerdasan ini juga yang digunakan manusia dalam menikmati musik dan lagu.
Kinestetik adalah kecerdasan seseorang dalam menggerakkan dan mengkoordinasikan seluruh anggota tubuhnya. Kecerdasan ini diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan anggota tubuhnya, seperti olahragawan, penari, artis, bahkan seperti penjahit, dokter bedah, gitaris, pianis dsb. Mereka memerlukan kecerdasan ini.
Spasial adalah kecerdasan dalam memahami ruang, bentuk dan keterkaitan di antaranya. Kecerdasan ini mencakup kemampuan seseorang dalam mengimajinasikan gambar di dalam pikirannya atau membuat kreasi gambar 2-Dimensi maupun benda 3-Dimensi.
Interpersonal adalah kecerdasan dalam memahami perasaan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan orang lain dalam menghargai perasaan orang lain, mempengaruhi orang lain, bahkan jika disalah-gunakan dimanfaatkan untuk menipu dan memanipulasi orang lain.
Intrapersonal, kecerdasan dalam memahami diri sendiri dan mengendalikan diri. Kecerdasan ini yang membuat orang memiliki kepercayaan diri.
Naturalist, kecerdasan dalam mengenal bentuk dan sifat alam, hewan dan tumbuhan. Kecerdasan ini diperlukan bagi manusia untuk beradaptasi dengan alam dan mengenal gejala-gejala alam.
Setiap anak, karena profil kecerdasan yang dimillikinya berbeda dengan yang lain, unik. Mereka memiliki kelebihannya masing-masing. Mereka mempunyai kegemarannya sendiri-sendiri. Apabila kita mampu mengetahui, apa kelebihan dan keunikan yang ada pada anak, kegemaran yang dimiliki oleh anak tersebut, kita akan mampu menyesuaikan metoda belajar untuk membuat belajar menjadi aktifitas yang menarik bagi anak dan mendukung tiap keunikan yang dimiliki oleh anak.
Selain itu, kita tidak dapat memperlakukan anak secara general, karena keunikan yang mereka miliki. Kita tidak dapat menentukan akan menjadi apa seorang anak kelak. Hal tersebut akan tidak adil bagi tiap anak, apabila ia dibandingkan dengan orang lain, atau lebih parahnya, diharapkan untuk menjadi seperti orang lain.
Sekolah konvensional, dalam upayanya mengakomodir begitu banyaknya ragam kecerdasan manusia, masih beroperasi dengan pemahaman yang keliru
Anak bisa diperlakukan dengan cara yang sama dan memiliki metoda belajar yang sama
Memaksakan anak untuk menjadi orang lain
Membuat anak kehilangan identitas dan tidak mengenali apa kelebihan dan bakat yang dimilikinya
Kehilangan semangat dan kesenangan dalam belajar
Kesulitan untuk mengetahui apa perannya di masyarakat
Quotes
“Belajar adalah kebutuhan manusia”
“Belajar adalah tindakan alamiah yang dilakukan semua manusia dalam upayanya untuk menjadi lebih baik”
Lesson Plan
Gunakan kata-kata, tulisan atau menghapal dalam proses belajar
Aktifitas
Berbicara atau Mendongeng
Membaca bersama
Menulis
Membuat koran, majalah atau surat
Lesson Plan
Gunakan angka, perhitungan, nalar, klasifikasi, berpikir kritis dalam kegiatan belajar
Aktifitas
Bereksperimen (Praktikum)
Menjawab pertanyaan seperti kuis
Menyusun atau melakukan klasifikasi
Permainan Strategi atau Misteri
Lesson Plan
Gunakan bantuan visual, menggambar, mewarnai, seni atau metafora dalam kegiatan belajar
Aktifitas
Menggambar & Melukis
Menceritakan mimpi
Menjelaskan bentuk sesuatu
Lesson Plan
Gerakkan anggota tubuh atau gunakan sesuatu yang bisa disentuh dalam kegiatan belajar
Aktifitas
Bermain drama-peran
Praktikum
Membuat model atau maket
Bermain permainan fisik
Berakting
Lesson Plan
Gunakan melodi, suara, atau tempo dalam kegatan belajar
Aktifitas
Menyanyi materi pelajaran
Menggunakan instrumen musik saat belajar
Belajar dengan diiringi lagu
Melafakan pelajaran dengan tempo dan ritme
Lesson Plan
Singgung perasaan atau kenangan atau berikan kebebasan menentukan dalam kegiatan belajar
Aktifitas
Memilih aktifitasnya sendiri
Aktifitas apapun yang sedang menarik minat mereka
Permainan yang tidak memerlukan lawan bermain
Membaca cerita kepahlawanan yang memiliki sifat mulia
Berdoa bersama
Aktifitas
Memecahkan masalah
Permainan yang melibatkan banyak pemain
Diskusi kelompok
Proyek kelompok
Mengajarkan orang lain
Terlibat dalam komunitas
Lesson Plan
Bawa hewan, tumbuhan atau alam dalam kegiatan belajar
Aktifitas
Memperhatikan mahluk hidup
Outbond
Berenang di sungai
Mendaki gunung
Menjelajah gua
Berlarian di padang rumput
Lebih parahnya lagi, mereka harus menghadapi ujian yang sama untuk kemudian dibanding-bandingkan dengan pelajar lain yang kebetulan profil kecerdasannya mirip dengan yang telah diterapkan oleh sekolah. Hal tersebut yang menyebabkan orang-orang yang memilki kecerdasan di luar logika dan linguistik mengalami penderitaan selama berada di sekolah karena sekolah konvensional akan menunjukkan bahwa ia tidak kompeten dan bodoh dengan senantiasa tertinggal secara akademik dibandingkan dengan pelajar yang kecerdasannya mendekati linguistik dan logika. Padahal, bukan pelajar tersebut yang salah, melainkan metoda pengajaran yang tidak sesuai dengan kecerdasannya yang menyebabkan pelajar tersebut mengalami kesulitan untuk belajar.
Penilaian terhadap anak dipukul rata antara satu anak dengan yang lainnya.
Selain itu, sekolah konvensional menganggap bahwa satu-satunya cara menilai perkembangan pengetahuan anak adalah dengan ujian tradisional
Belajar efektif adalah secara tekun menghadapi masalah dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan dengan efektif didukung oleh kecerdasan dan kegemaran mereka. Assessment akan menjadi tidak valid (legit) apabila anak tidak belajar karena mereka tidak menyenangi aktifitas tersebut atau aktifitas tersebut tidak menarik bagi mereka.
The best way to make evaluation fun for children is by making it part of what they already enjoy doing.
Tujuan ujian adalah untuk:
Sebagai umpan balik bagi guru untuk menentukan strategi belajar yang tepat
Membantu guru untuk mengetahui sejauh mana progres perkembangan pengetahuan anak
Memberikan apresiasi yang tepat bagi anak atas upayanya untuk belajar dan keunikan masing-masing anak
Adalah Laporan yang berisi:
Kemampuan atau pemahaman yang telah dimiliki anak (berdasarkan target pembelajaran)
Kemampuan atau pemahaman yang belum dimiliki anak (berdasarkan target pembelajaran)
Laporan ini bersifat:
Konkrit dan Positif
Konstruktif (Membangun) sehingga dapat dimanfaatkan baik oleh orang tua maupun guru untuk membantu anak untuk mengejar target pembelajaran
MI-based learning percaya bahwa setiap anak hakikatnya cerdas, oleh karena itu harus diperlakukan seperti anak cerdas dan dihargai.