SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
KERINDUAN

Mekipun sejenak bertemu
Aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaanku
Tak terasa airmata menetes di pipiku

Hati yang mati suri
Tiba-tiba dan berkata, sesungguhnya rasa masih ada di hati
Baru ku sadari
Rasa ini tak pernah pergi
Seperti takkan terganti

Sekeras apapun ku mencoba
Selemah apapun tuk mengingat semuanya
Hati bisa menentukan pilihanya sendiri
Yang tak bisa diatur oleh akal nurani

Kukira....
Aku sudah berhenti berharap disekian waktu yang lalu
Kukira....
Aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira....
Aku takkan lagi melihatmu seindah yang dulu
Hingga aku tahu
Satupun tak ada berubah dari mu
Hanya setumpuk pikiranku
Salah mengartikan kerinduanku

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 1
GEMPA DI PERUTKU
Kini matahari tiga kali memutari siang
Sang bulan pun dua kali memutari malam
Sebutir nasi belum ku makan
ku lahap
ku santap
dan ku nikmati

Tak seperti kau
Yang setiap hari di meja-meja penuh makanan
Hingga tak ada celana seukuran perut
Ikat pinggang pun tak cukup melingkar

Sakit.....
Perih.....
Pedih.....
Ketika gempa melanda di perut ku
Bahkan cacing-cacing menggeliat di perutku
Menutut makan padaku
Dan aku harus menuntut pada siapa
Kau... kau.... kau....
Hanya mata-mata tersorot melihatku saja
Aku tak butuh itu
Hanya sebutir nasi
Untuk meredakan gempa diperutku

Hilang
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 2
Sesaat aku termangu
Mengenang kepergian sebuah hal yang sangat indah
Yang dulu menenangkan jiwa
Menyejukkan sukma

Entah kemana pesona itu
Pergi tak bersuara
Selalu hidup di ingatan
Dalam hati sanubari...

Bunyi Mendenggung

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 3
Prrtrrrtrrrttttt pet pet...
Dut...
Legah.......

Kumasukkan makanan
Kedalam terowongan penghancur
Dikelola oleh pencernaanku
Membentuk segumpalam angin
Melewati usus besarku
Hingga...
Preeeeet... Duuuuuut... Pret pret preeeet...

Pelangi di Sepanjang Jalan

Ku melewati sepanjang jalan
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 4
Penuh warna yang menghiasi
Hingga bosan ku rasakan
Apa sesungguhnya arti semua ini

Pelangimu hanyalah semu
Semua berlomba
Ingin meneriakkan suara
Menyerukan isi hati
Tidak perduli kanan kiri
Main terobos saja
Menaburkan berjuta janji
Bagai embun di ujung dedaunan

Pelangi di mataku
Menebarkan virus dalam benakku
Aku harus memilih yang mana

Bali

Pedas terasa memanaskan lidah
Membuat kadar asam dalam perut meningkat
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 5
Berputar angin di dalam lambung
Membuat perut semakin melilit

Warnamu membuat mataku tergoda
Menambahkan rasa semangat
Melahap setiap hidangan

PERGILAH KESEDIHAN!!!
Malam ini... air mataku menetes
Mengapa kesediahan datang menghampiriku lagi...

Aku sangat merindukan kehadiran seorang sahabat dalam hidupku...
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 6
Seseorang yang bisa merangkul aku disaat aku bersedih...
Seseorang yang bisa meraih tanganku saat aku meminta bantuan...
Seseorang yang menemani aku...
Tidak hanya saat aku senang...
Tapi dia juga bersedia menemani aku disaat sedih...

Sayangnya... aku tidak mudah untuk bisa percaya pada orang lain...
Kekecewaanku pada seorang sahabat saat itu, masih sangat melekat dalam hati dan benakku...

Aku seseorang yang tidak mudah untuk memaafkan
Tidak mudah untuk melupakan
Rieswanti, 27 September 2013
23.16 pm

SEMU
Badai menerpa ketenangan jiwaku...
Gemerlap bintang tersapu oleh angin yang sangat kencang...
Senyum sang bulan tak dapat lagi aku lihat...
Gelapnya langit seakan menjadi warna terindah bagiku...

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 7
Aku bukan batu karang...
Hatiku tak terbuat dari baja...
Air mata ku tak seperti mutiara...
Aku hanya manusia yang tak sempurna...

Sangat berat menerima kenyataan hidup ini...
Namun apa arti kata SABAR jika aku menyerah?

Kebahagiaan...
Kata yang semu bagiku
Rieswanti, 28 September 2013
20.39 pm

Hujan
Ketika langit mulai gelap
Pepohonan menyuarakan dedaunannya
Seiring angin berhembus
Meneteslah air mata dari langit
Sumber dari segala mata air
Kegembiraan menyerbu semua makhluk
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 8
Flora... Fauna...
Semua aktifitas terancam terhenti

Matahari
Indah sinarnya mulai memancar
Menerangi kehidupan
Memberikan energi
Semangat baru
Pikiran sehat
Tenaga kuat
Menembus mimpi yang tenggi
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 9
Bekal masa depan
Menuju kebahagian

Hidup

Nikmati saja kehidupan
Walapun diterpa banyak ujian
Tiada batas untuk kesabaran
Meski hati menjerit meronta

Ingat selalu
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 10
Dia ada dimmanapun kamu
Ikhlas salah satu kuncinya
Jadikan semua penguat kehidupan

Malam Itu

Gemerlap lampu kota
Cahaya bintang dan bulan di langit
Menjadi penerang
Sepanjang jalan yang ku lalui

Panggilan memori jangka panjang
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 11
Menguji kedalaman ilmu
Mendebarkan detak jantung
Dihibur nyanyian binatang malam

Cengkrama aku, dia, dan mereka
Diselimuti oleh angin malam
Canda dan tawa bersama
Tak terbatasi oleh waktu

Cinta

Tiada kata mampu bercerita
Tentang indahnya
Tetang pedihnya
Tentang rindunya
Tentang pengorbanannya
Tentang kasih sayangnya
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 12
Tentang gundahnya
Tentang bencinya
Tentang marahnya
Tentang apapun yang dirasa...

Hampa

Habis sudah tenaga
Tekuras oleh problematika
Hanya tersisa kertas bera
Dan coretan tinta tak bermakna

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 13
Kasih Ibu

Letih ini mulai melemahkan
Kepalaku pecah tak sanggup membendung
Lalu berkobar semangatku
Dalam sekejap hilang lagi

Seberapa besar kekuatanku
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 14
Masih terkalahkan oleh lemahku
Tiada kasih yang lebih indah
Selain kasih sayang Ibu...

Hilang

Kau telah meninggalkannya
Menanggap aku tiada
Air mata telah menjadi permata
Kebimbangan jua yang terjaga

Saat sepi kau meninggalkanku
Tersenyum bahagia tanpa aku disisimu
Meski hatiku menjerit
Kau tetap tak melihat aku

Kemanakah kamu yang dulu
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 15
Yang selalu menemani aku
Membuatku mengerti arti sebuah kebersamaan
Yang akan abadi hingga akhir waktu

Hati ini...
Heningnya malam
Mengisyaratkan hatiku
Walau diam
Hatiku menjerit!!!

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 16
SEMANGAT PAGI

Dingin udara pagi
Menusuk pori-pori
Melintasi jalan yang sunyi
Di iringi semangat api

Tiba saat untuk berperang tanpa henti
Mengukur besarnya dedikasi
Kejujuran dan profesionalitas yang pasti
Sebagai ukuran setiap pribadi

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 17
MENUNGGU TERANG

Aroma ampuh menusuk hidungku
Saat air mulai membasahi bumi
Suasana sendu
Hening dan tentram

Ada aku dan mereka
Bersama-sama tertawa bahagia
Berbagi rasa di ruang yang sederhana
Sampai hujan ini meredah

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 18
DUKA LUKA

Hujan ini mengingatkan aku
Memanggil kenanganku
Yang dulu sangat indah
Namun kini menjadi duka
Duka membuat luka
Luka...
Duka....
Du....lu.....
Duka....
Du.....lu.....
Luka...
Duka....luka.....

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 19
TINGGAL JEJAK

Saat kita bersama
Saat yang paling bahagia
Saat kita tersenyum
Saat aku melihat senyummu
Saat aku memandangmu
Saat rindu membaur
Saat kasih sayang melebur
Saat waktu menjadi saksi kita
Namun saat kau pergi
Hanya ada aku sendiri
Berteman dengan kesedihan

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 20
TAK SEPERTI DULU

Dulu kau begitu sempurna
Kau selalu ada
Kau selalu buatku bahagia
Kau selalu temani aku
Kau selalu sayangi aku
Kau selalu buatku tersenyum
Tapi semua itu tak lagi kurasakan
Setelah kau menjauh dariku...

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 21
AKU INGIN SEPERTIMU

Andaikan engkau disini
Tak akan ada rasa sedih
Andaikan engkau bukan jodohku
Mengapa aku bertemu denganmu

Masih terselip keraguan
Dalam relung hati yang terdalam
Ajari aku untuk bisa sepertimu
Yang selalu kuat meski ujian menerpamu

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 22
PENANTIAN

Tidakkah engkau mendengar
Jeritan hati ini memanggila kau disana
Letih hati ini menanti
Menanti hadirmu lagi
Memadu kasih

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 23
YANG TERINDAH

Rasaku kini terbelenggu
Dalam sunyi aku menangis
Diamku kini menjadi hal yang terbaik
Berselimut angin malam
Aku termenung mengenangmu
Masih ada rindu dalam lubuk hatiku
Untuk dirimu yang terindah

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 24
MESIN TENAGA DUNIA
Globalisasi tahun serba mesin
Demi kemajuan
Di atas kerusakan
Di ujung penghancuran

Globalisasi mesin
Sawah ditanami mesin
Laut berdirikan mesin
Gunung dipanjat mesin
Angin menghembuskan mesin
Bahkan manusia pun menjadi mesin

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 25
KTP ISLAM
Sahadat diujung lidah saja
Solat formalitas saja
Puasa mengeringkan bibir saja
Zakat untuk pujian saja
Haji atau mobil atau hanya panggilan saja
Kartu Tanda Pemeluk Islam saja

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 26
SARJANA MUDA
Empat tahun kau teteskan kerangat
Empat tahun kau mangarung ilmu
Empat tahun kau habiskan rupiah
Empat tahun kau bermimpi
Empat tahun kau berhasil
Mendapatkan gelar
Gelar sarjana

Akhlak
Kau dapatkan?

Ilmu pengetahuan
Kau miliki?
Ijasah
Jelas kau bawa kesana-kesini
Agar nama dan geklar tak tertulis
Di buku pengangguran

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 27
MANUSIA BERKAKI EMPAT
Sombong sakali kau
Mentang-mentang kaki empat
Kau lewat saja
Tak lihat kiri kana

Angkuh sekali kau
Mentang-mentang kaki empat
Kau pepet saja
Hingga aku terjatuh

Tak punya hati kau
Mentang-mentang kaki empat
Kau trobos genangan air
Hingga percikannya menyirami tubuhku

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 28
Manusia dan Bumi
Kau tak bersahabat lagi
Hingga ujung kemarahanku
Banjir
Stunami
Angin gila
Gempa bumi
Hutan gundul
Gunung meletus
Ketika kau

Apa aku salah
Ketika kau bertanya aku tak bersahabat lagi?

Angin
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 29
Kau ada setiap waktu
Dapat kurasa
Namun tak dapat ku lihat
Kehadiranmu membuatku merasa sejuk
Meski terkadang kau membuatku kedinginan

Nenek
Kulitmu sudah tak lembut lagi
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 30
Kecantikan parasmu tak dapat terlihat lagi
Keindahan tubuhmu tak tampak lagi
Kamu sudah tak sedap lagi
Tapi kebaikanmu senantiasa menemani
Meski usiamu tak semuda yang dulu

Guruku Yang Setia

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 31
Guru…
Kau telah mengajariku semuanya
Apa yang belum aku ketahui
Dari yang tidak bisa menjadi bisa S
etiap hari kau datang ke sekolah
Membawa Ilmu untuk Bangsa dan Negeriku
Kesetiaanmu, pengorbanananmu terhadap bumi ini
Mencoba bersabar untuk mengorbankan semua ilmu
Guru tetaplah kau mengajarkan semua yang kau miliki
Untuk Kami, Kita muridmu tercinta
Sedikit Namun pasti

Rindu untuk Ayah
Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 32
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu

Semangat Sang Petani
Pagi dingin kau tinggalkan desa
Kau bawa segenggam perbekalan
Pagi cerah engkau pergi
Hanya untuk mengejar satu cita-cita
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 33
Kau gantungkan hidup dibawah terik matahari
Kau pikul beban yang berat
tapi kau tempuh dengan sabar
Ingin rasanya menyerah
Tapi kau tak bisa
Ingin terus berjuang
Tapi ini terlalu berat
Petani
Jasamu sungguh sangat mulia
Tanpa mu
Takkan ada hari esok

Orang Pinggiran
Diantara mereka
Ada kurus tak terurus
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 34
Hitam dan dekil
Coba-coba bertahan keras
Di dunia si penguasa buta
Sayang sayang
Tak seorang memandang
Hanya gumpalan debu aspal
Yang setia di sisinya

Denganmu Nenekku
Nenekku sayang
Kusayangmu tak dapat terungkap memlalui kata
Kurindumu sepanjang masa
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 35
Segala budimu kuingat hingga kini
Lucu kerenahmu menghiburkan hatiku
Nasihatmu bagaikan mutiara
Kenangan bersamamu sangatlah indah

Surga Alam
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 36
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna

Malam yang Beku
Malam minggu kelabu
Semua kegiatan terasa beku
Hanya karena kamu
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 37
Tak ada disampingku
Tak habis pikir
Ada apa dengan diriku
Kesendirian masih menyelimutiku
Dari jalan gelap sampai jalan lurus

Galau
Ku tak sanggup berkata kata
Walau ku tau rasa sakitnya
Namun ku terus mencoba
Untuk tak memikirkannya
Namun
Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 38
Mulut bisa berdusta
Tapi rasa sakit dihati ini
Membuat semuanya nyata
Aku tak sanggup kehilangan mu
Aku tak rela melepas mu
Namun kau memilih dirinya
Bukan diriku…

Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 39

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
 
Bak air yang mengalir
Bak air yang mengalirBak air yang mengalir
Bak air yang mengalir
 
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUHANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
 
Puisi_b
Puisi_bPuisi_b
Puisi_b
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadi
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Syair para mujahid
Syair para mujahidSyair para mujahid
Syair para mujahid
 
Kumpulan lirik lagu
Kumpulan lirik laguKumpulan lirik lagu
Kumpulan lirik lagu
 
Sajak pengetua
Sajak pengetuaSajak pengetua
Sajak pengetua
 
Bantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat TugasBantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat Tugas
 
Puisi faiha
Puisi faihaPuisi faiha
Puisi faiha
 
08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur
 
10 puisi aneh
10 puisi aneh10 puisi aneh
10 puisi aneh
 
Ibu permata hati ku (puisi)
Ibu permata hati ku (puisi)Ibu permata hati ku (puisi)
Ibu permata hati ku (puisi)
 

Similar to Antologi Puisiku :)

Similar to Antologi Puisiku :) (20)

cinta
cintacinta
cinta
 
Tugas puisi nangdix
Tugas puisi nangdixTugas puisi nangdix
Tugas puisi nangdix
 
Lirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimboLirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimbo
 
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
 
Lirik lagu cinta
Lirik lagu cintaLirik lagu cinta
Lirik lagu cinta
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
 
Bunda dan ayah ku
Bunda dan ayah kuBunda dan ayah ku
Bunda dan ayah ku
 
Bunda dan ayah ku
Bunda dan ayah kuBunda dan ayah ku
Bunda dan ayah ku
 
Lagu
LaguLagu
Lagu
 
Lirik lagu
Lirik laguLirik lagu
Lirik lagu
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 
Omong kosong tak berdusta
Omong kosong tak berdustaOmong kosong tak berdusta
Omong kosong tak berdusta
 
Sipp
SippSipp
Sipp
 
Asa yang tlah
Asa yang tlahAsa yang tlah
Asa yang tlah
 
Fenomena sastra hatijah
Fenomena sastra hatijahFenomena sastra hatijah
Fenomena sastra hatijah
 
Puisi 3
Puisi 3Puisi 3
Puisi 3
 
Selamat malam indonesia
Selamat malam indonesiaSelamat malam indonesia
Selamat malam indonesia
 
simulasi digital
simulasi digitalsimulasi digital
simulasi digital
 
simulasi digital
simulasi digitalsimulasi digital
simulasi digital
 

Recently uploaded

Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikNegustinNegustin
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 

Recently uploaded (20)

Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 

Antologi Puisiku :)

  • 1. KERINDUAN Mekipun sejenak bertemu Aku bahagia bisa kembali melihatmu Di batas-batas kerinduan dan kehampaanku Tak terasa airmata menetes di pipiku Hati yang mati suri Tiba-tiba dan berkata, sesungguhnya rasa masih ada di hati Baru ku sadari Rasa ini tak pernah pergi Seperti takkan terganti Sekeras apapun ku mencoba Selemah apapun tuk mengingat semuanya Hati bisa menentukan pilihanya sendiri Yang tak bisa diatur oleh akal nurani Kukira.... Aku sudah berhenti berharap disekian waktu yang lalu Kukira.... Aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu Kukira.... Aku takkan lagi melihatmu seindah yang dulu Hingga aku tahu Satupun tak ada berubah dari mu Hanya setumpuk pikiranku Salah mengartikan kerinduanku Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 1
  • 2. GEMPA DI PERUTKU Kini matahari tiga kali memutari siang Sang bulan pun dua kali memutari malam Sebutir nasi belum ku makan ku lahap ku santap dan ku nikmati Tak seperti kau Yang setiap hari di meja-meja penuh makanan Hingga tak ada celana seukuran perut Ikat pinggang pun tak cukup melingkar Sakit..... Perih..... Pedih..... Ketika gempa melanda di perut ku Bahkan cacing-cacing menggeliat di perutku Menutut makan padaku Dan aku harus menuntut pada siapa Kau... kau.... kau.... Hanya mata-mata tersorot melihatku saja Aku tak butuh itu Hanya sebutir nasi Untuk meredakan gempa diperutku Hilang Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 2
  • 3. Sesaat aku termangu Mengenang kepergian sebuah hal yang sangat indah Yang dulu menenangkan jiwa Menyejukkan sukma Entah kemana pesona itu Pergi tak bersuara Selalu hidup di ingatan Dalam hati sanubari... Bunyi Mendenggung Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 3
  • 4. Prrtrrrtrrrttttt pet pet... Dut... Legah....... Kumasukkan makanan Kedalam terowongan penghancur Dikelola oleh pencernaanku Membentuk segumpalam angin Melewati usus besarku Hingga... Preeeeet... Duuuuuut... Pret pret preeeet... Pelangi di Sepanjang Jalan Ku melewati sepanjang jalan Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 4
  • 5. Penuh warna yang menghiasi Hingga bosan ku rasakan Apa sesungguhnya arti semua ini Pelangimu hanyalah semu Semua berlomba Ingin meneriakkan suara Menyerukan isi hati Tidak perduli kanan kiri Main terobos saja Menaburkan berjuta janji Bagai embun di ujung dedaunan Pelangi di mataku Menebarkan virus dalam benakku Aku harus memilih yang mana Bali Pedas terasa memanaskan lidah Membuat kadar asam dalam perut meningkat Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 5
  • 6. Berputar angin di dalam lambung Membuat perut semakin melilit Warnamu membuat mataku tergoda Menambahkan rasa semangat Melahap setiap hidangan PERGILAH KESEDIHAN!!! Malam ini... air mataku menetes Mengapa kesediahan datang menghampiriku lagi... Aku sangat merindukan kehadiran seorang sahabat dalam hidupku... Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 6
  • 7. Seseorang yang bisa merangkul aku disaat aku bersedih... Seseorang yang bisa meraih tanganku saat aku meminta bantuan... Seseorang yang menemani aku... Tidak hanya saat aku senang... Tapi dia juga bersedia menemani aku disaat sedih... Sayangnya... aku tidak mudah untuk bisa percaya pada orang lain... Kekecewaanku pada seorang sahabat saat itu, masih sangat melekat dalam hati dan benakku... Aku seseorang yang tidak mudah untuk memaafkan Tidak mudah untuk melupakan Rieswanti, 27 September 2013 23.16 pm SEMU Badai menerpa ketenangan jiwaku... Gemerlap bintang tersapu oleh angin yang sangat kencang... Senyum sang bulan tak dapat lagi aku lihat... Gelapnya langit seakan menjadi warna terindah bagiku... Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 7
  • 8. Aku bukan batu karang... Hatiku tak terbuat dari baja... Air mata ku tak seperti mutiara... Aku hanya manusia yang tak sempurna... Sangat berat menerima kenyataan hidup ini... Namun apa arti kata SABAR jika aku menyerah? Kebahagiaan... Kata yang semu bagiku Rieswanti, 28 September 2013 20.39 pm Hujan Ketika langit mulai gelap Pepohonan menyuarakan dedaunannya Seiring angin berhembus Meneteslah air mata dari langit Sumber dari segala mata air Kegembiraan menyerbu semua makhluk Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 8
  • 9. Flora... Fauna... Semua aktifitas terancam terhenti Matahari Indah sinarnya mulai memancar Menerangi kehidupan Memberikan energi Semangat baru Pikiran sehat Tenaga kuat Menembus mimpi yang tenggi Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 9
  • 10. Bekal masa depan Menuju kebahagian Hidup Nikmati saja kehidupan Walapun diterpa banyak ujian Tiada batas untuk kesabaran Meski hati menjerit meronta Ingat selalu Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 10
  • 11. Dia ada dimmanapun kamu Ikhlas salah satu kuncinya Jadikan semua penguat kehidupan Malam Itu Gemerlap lampu kota Cahaya bintang dan bulan di langit Menjadi penerang Sepanjang jalan yang ku lalui Panggilan memori jangka panjang Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 11
  • 12. Menguji kedalaman ilmu Mendebarkan detak jantung Dihibur nyanyian binatang malam Cengkrama aku, dia, dan mereka Diselimuti oleh angin malam Canda dan tawa bersama Tak terbatasi oleh waktu Cinta Tiada kata mampu bercerita Tentang indahnya Tetang pedihnya Tentang rindunya Tentang pengorbanannya Tentang kasih sayangnya Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 12
  • 13. Tentang gundahnya Tentang bencinya Tentang marahnya Tentang apapun yang dirasa... Hampa Habis sudah tenaga Tekuras oleh problematika Hanya tersisa kertas bera Dan coretan tinta tak bermakna Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 13
  • 14. Kasih Ibu Letih ini mulai melemahkan Kepalaku pecah tak sanggup membendung Lalu berkobar semangatku Dalam sekejap hilang lagi Seberapa besar kekuatanku Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 14
  • 15. Masih terkalahkan oleh lemahku Tiada kasih yang lebih indah Selain kasih sayang Ibu... Hilang Kau telah meninggalkannya Menanggap aku tiada Air mata telah menjadi permata Kebimbangan jua yang terjaga Saat sepi kau meninggalkanku Tersenyum bahagia tanpa aku disisimu Meski hatiku menjerit Kau tetap tak melihat aku Kemanakah kamu yang dulu Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 15
  • 16. Yang selalu menemani aku Membuatku mengerti arti sebuah kebersamaan Yang akan abadi hingga akhir waktu Hati ini... Heningnya malam Mengisyaratkan hatiku Walau diam Hatiku menjerit!!! Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 16
  • 17. SEMANGAT PAGI Dingin udara pagi Menusuk pori-pori Melintasi jalan yang sunyi Di iringi semangat api Tiba saat untuk berperang tanpa henti Mengukur besarnya dedikasi Kejujuran dan profesionalitas yang pasti Sebagai ukuran setiap pribadi Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 17
  • 18. MENUNGGU TERANG Aroma ampuh menusuk hidungku Saat air mulai membasahi bumi Suasana sendu Hening dan tentram Ada aku dan mereka Bersama-sama tertawa bahagia Berbagi rasa di ruang yang sederhana Sampai hujan ini meredah Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 18
  • 19. DUKA LUKA Hujan ini mengingatkan aku Memanggil kenanganku Yang dulu sangat indah Namun kini menjadi duka Duka membuat luka Luka... Duka.... Du....lu..... Duka.... Du.....lu..... Luka... Duka....luka..... Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 19
  • 20. TINGGAL JEJAK Saat kita bersama Saat yang paling bahagia Saat kita tersenyum Saat aku melihat senyummu Saat aku memandangmu Saat rindu membaur Saat kasih sayang melebur Saat waktu menjadi saksi kita Namun saat kau pergi Hanya ada aku sendiri Berteman dengan kesedihan Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 20
  • 21. TAK SEPERTI DULU Dulu kau begitu sempurna Kau selalu ada Kau selalu buatku bahagia Kau selalu temani aku Kau selalu sayangi aku Kau selalu buatku tersenyum Tapi semua itu tak lagi kurasakan Setelah kau menjauh dariku... Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 21
  • 22. AKU INGIN SEPERTIMU Andaikan engkau disini Tak akan ada rasa sedih Andaikan engkau bukan jodohku Mengapa aku bertemu denganmu Masih terselip keraguan Dalam relung hati yang terdalam Ajari aku untuk bisa sepertimu Yang selalu kuat meski ujian menerpamu Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 22
  • 23. PENANTIAN Tidakkah engkau mendengar Jeritan hati ini memanggila kau disana Letih hati ini menanti Menanti hadirmu lagi Memadu kasih Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 23
  • 24. YANG TERINDAH Rasaku kini terbelenggu Dalam sunyi aku menangis Diamku kini menjadi hal yang terbaik Berselimut angin malam Aku termenung mengenangmu Masih ada rindu dalam lubuk hatiku Untuk dirimu yang terindah Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 24
  • 25. MESIN TENAGA DUNIA Globalisasi tahun serba mesin Demi kemajuan Di atas kerusakan Di ujung penghancuran Globalisasi mesin Sawah ditanami mesin Laut berdirikan mesin Gunung dipanjat mesin Angin menghembuskan mesin Bahkan manusia pun menjadi mesin Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 25
  • 26. KTP ISLAM Sahadat diujung lidah saja Solat formalitas saja Puasa mengeringkan bibir saja Zakat untuk pujian saja Haji atau mobil atau hanya panggilan saja Kartu Tanda Pemeluk Islam saja Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 26
  • 27. SARJANA MUDA Empat tahun kau teteskan kerangat Empat tahun kau mangarung ilmu Empat tahun kau habiskan rupiah Empat tahun kau bermimpi Empat tahun kau berhasil Mendapatkan gelar Gelar sarjana Akhlak Kau dapatkan? Ilmu pengetahuan Kau miliki? Ijasah Jelas kau bawa kesana-kesini Agar nama dan geklar tak tertulis Di buku pengangguran Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 27
  • 28. MANUSIA BERKAKI EMPAT Sombong sakali kau Mentang-mentang kaki empat Kau lewat saja Tak lihat kiri kana Angkuh sekali kau Mentang-mentang kaki empat Kau pepet saja Hingga aku terjatuh Tak punya hati kau Mentang-mentang kaki empat Kau trobos genangan air Hingga percikannya menyirami tubuhku Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 28
  • 29. Manusia dan Bumi Kau tak bersahabat lagi Hingga ujung kemarahanku Banjir Stunami Angin gila Gempa bumi Hutan gundul Gunung meletus Ketika kau Apa aku salah Ketika kau bertanya aku tak bersahabat lagi? Angin Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 29
  • 30. Kau ada setiap waktu Dapat kurasa Namun tak dapat ku lihat Kehadiranmu membuatku merasa sejuk Meski terkadang kau membuatku kedinginan Nenek Kulitmu sudah tak lembut lagi Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 30
  • 31. Kecantikan parasmu tak dapat terlihat lagi Keindahan tubuhmu tak tampak lagi Kamu sudah tak sedap lagi Tapi kebaikanmu senantiasa menemani Meski usiamu tak semuda yang dulu Guruku Yang Setia Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 31
  • 32. Guru… Kau telah mengajariku semuanya Apa yang belum aku ketahui Dari yang tidak bisa menjadi bisa S etiap hari kau datang ke sekolah Membawa Ilmu untuk Bangsa dan Negeriku Kesetiaanmu, pengorbanananmu terhadap bumi ini Mencoba bersabar untuk mengorbankan semua ilmu Guru tetaplah kau mengajarkan semua yang kau miliki Untuk Kami, Kita muridmu tercinta Sedikit Namun pasti Rindu untuk Ayah Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 32
  • 33. Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku Menuju lembah tinggi Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu Semangat Sang Petani Pagi dingin kau tinggalkan desa Kau bawa segenggam perbekalan Pagi cerah engkau pergi Hanya untuk mengejar satu cita-cita Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 33
  • 34. Kau gantungkan hidup dibawah terik matahari Kau pikul beban yang berat tapi kau tempuh dengan sabar Ingin rasanya menyerah Tapi kau tak bisa Ingin terus berjuang Tapi ini terlalu berat Petani Jasamu sungguh sangat mulia Tanpa mu Takkan ada hari esok Orang Pinggiran Diantara mereka Ada kurus tak terurus Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 34
  • 35. Hitam dan dekil Coba-coba bertahan keras Di dunia si penguasa buta Sayang sayang Tak seorang memandang Hanya gumpalan debu aspal Yang setia di sisinya Denganmu Nenekku Nenekku sayang Kusayangmu tak dapat terungkap memlalui kata Kurindumu sepanjang masa Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 35
  • 36. Segala budimu kuingat hingga kini Lucu kerenahmu menghiburkan hatiku Nasihatmu bagaikan mutiara Kenangan bersamamu sangatlah indah Surga Alam Kupejamkan mataku sejenak Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk , tenang , senang kurasakan Membuatku seperti melayang kegirangan Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 36
  • 37. Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan Begitu indah rasanya Bak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurna Membuat semua orang terpana Membuat semua orang terkesima Tetapi, kita harus menjaganya Agar keindahannya takkan pernah sirna Malam yang Beku Malam minggu kelabu Semua kegiatan terasa beku Hanya karena kamu Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 37
  • 38. Tak ada disampingku Tak habis pikir Ada apa dengan diriku Kesendirian masih menyelimutiku Dari jalan gelap sampai jalan lurus Galau Ku tak sanggup berkata kata Walau ku tau rasa sakitnya Namun ku terus mencoba Untuk tak memikirkannya Namun Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 38
  • 39. Mulut bisa berdusta Tapi rasa sakit dihati ini Membuat semuanya nyata Aku tak sanggup kehilangan mu Aku tak rela melepas mu Namun kau memilih dirinya Bukan diriku… Antologi puisi, Dwi Ery Riswanti | 39