SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
DAN INI CINTA TUHAN
Dan ini cinta Tuhan, sungguh cinta Tuhan
Takkan berkurang jika kita bagi-bagi
Malah akan bersemi, terus bersemi
Mengakar dalam menembus setiap hati
Cinta selalu menyemai damai
Cinta selalu mengulum senyum
Cinta membawa payung keteduhan
Cinta memberi rengkuhan harapan
Cinta ini bukan milik kita
Hanya milik Tuhan, hanya milik Tuhan
Beribu tafsir, takkan bermakna
Jika hatimu tak juga menyemainya
Bagi kepahitan yang mekar di pabrik-pabrik,
Terminal-terminal, rumah-rumah kardus,
Helaan napas tukang becak, kuli bangunan,
Pengamen jalanan, pelacur, gelandangan,
Dan korban kerakusan
Cinta ini milik Tuhan, hanya milik Tuhan
Taburlah di ladang-ladang persahabatan
Dan setiap hati akan mewangi
Dipenuhi kuntum-kuntum melati
Cinta ini milik Tuhan, selalu milik Tuhan
kan mekar sepanjang musim, sepanjang napas
mengalir di muara-muara harapan
bagi bayi-bayi yang terbuang
juga kemanusiaan yang tertikam
Ranumkan cintamu dalam peraman kesetiaan
yang didewasakan oleh badai dan gelombang
tak perlu patah tiang, di pantai Dia menanti
dengan membawa gerimis awal musim
menghapus kedahagaan sepanjang kemarau
menyemai padang hijau bagi belalang dan kumpu-kumpu
simponi kalbu melagu di antara desah dan tatapan
: cinta ini memastikan kehadiranmu!
2007
1
Orang-orang berkata,
jika ada yang dapat
memahami dirinya
sendiri, ia akan dapat
memahami semua
orang. Tapi aku berkata,
jika ada yang mencintai
orang lain, ia dapat
mempelajari sesuatu
tentang dirinya sendiri.
Kahlil Gibran
AND THIS LOVE GOD
And this love of God, truly love God
Will not decrease if we are to share
In fact will grow, continue to sprout
Penetrated root in every heart
Love always sow peace
Love always suck smile
Love the shade of an umbrella
Love giving hugs hope
Love is not ours
Only belongs to God, only God's
Thousands interpretation, would not significantly
If your heart does not also sow
For the bitterness that blooms in the factories,
Terminals, cardboard houses,
Sigh pedicab driver, construction laborer,
Street singers, prostitutes, vagabonds,
And victims of greed
This love of God, only God's
Tebarlah in the fields of friendship
And every heart will scent
Filled with jasmine bolls
This love of God, always belong to God
it blooms throughout the season, as long as breath
flows in the estuaries of hope
for babies to lose
humanity also pierced
Brown love in the arms of loyalty
mature by the storm and wave
do not need a broken mast, on the beach She waits
with a drizzle early in the season
during the dry erase thirstiness
Sow green meadow for grasshoppers and butterflies
heart sing a symphony of sighs and stares
: Love is making sure your presence!
2
KEYAKINANKU
Keyakinanku padang yang luas
Tempat bagi para gembala melepas lelah
Sambil mendendangkan lagu rumput,
Juga kupu-kupu yang mengecap madu.
Keyakinanmu sejengkal tanah
Tempat berpijak dalam kendangkalan
Sebagai bocah kecil kau merasa paling benar
Dan dadamu selalu membusung saat bertemu
Dengan mereka yang tak sejalan
Keyakinanku seteguk air
Yang mengalir bersama pagi
Dan segera tercipta muara
Reda gelisah kemarau panjang
Mereka memandangku dengan penuh cinta
Dan merengkuhku dalam nyanyian mawar
Keyakinanmu lautan fatamorgana
Yang penuh pesta anggur
Yang menyeret semua dalam kegamangan
Langit itu biru atau jingga
Rapuh hati, pintu terkunci
Dan kakimu kian terbenam
Tak kuasa mengikuti matahari
Keyakinanku tanah berhumus
Tempat bagi bunga-bunga dan pepohonan
Bercengkerama dengan angin, juga
Menebar benih yang kan berbuah
Pada cuaca yang bersih,penuh senyuman
Keyakinanmu hutan kelam
Penuh lolongan dan jeritan
Aroma darah selalu terbakar
Dan tanganmu terus mengayunkan pedang
Gelisah inilah yang kauinginkan
Beribu wajah tersudut dalam kepasrahan
Februari 2000
3
Conviction
Widespread belief that the field
Place for the shepherds unwind
While singing grass,
Butterflies also have tasted the honey.
Faith inch of land
A foothold in the shallowness
As a small boy you feel most right
And your breasts are always swollen when meeting
With those who were not in line
Belief sip of water
Flowing together in the morning
And immediately created estuary
Drought uneasy calm
They looked at me with love
And me in singing the rose
Faith ocean mirage
Full of wine party
That dragged all the uncertainty
The sky was blue or orange
Fragile heart, the door is locked
And so set your feet
No power to follow the sun
Belief soil berhumus
Place for the flowers and trees
Mingle with the wind, too
Sow the seeds of a fruitful
In weather that is clean, full of smiles
Dark forest faith
Full howl and scream
The smell of blood is always burning
And hand continued to swing a sword
Fidget is what you want
Thousands face cornered in a submission
4
CERITA DI PENGADILAN
Sungguh saya tidak mencuri, kata terdakwa
Dengan suara mengiba serupa anak-anak
Yang memaksa ibunya agar dibelikan gula-gula
Saya hanya diberi kesempatan dan diresmikan
Dengan surat-surat keputusan, suara datar
Mengalir di antara palu, kitab undang-undang,
Bendera-bendera, juga bangku-bangku
Ada geram tertahan mengapung di udara
Mengeras muka tak sampai pada yang terdamba
Tak terelakkan satu per satu membahasakan
Pikir dan rasa, palu diketuk keras berusaha
Mengatasi keliaran
Saudara-saudara, ini pengadilan, bukan pasar
Harap saudara bisa mengendalikan perasaan, kata hakim
Sambil membetulkan letak kacamatanya, ketegangan
Terbaca lewat kerut dahi, juga muka yang basah
Panggil saksi, perintah hakim membuang gelisah
Benar, dia bukan pencuri, kata saksi setelah
Bersumpah atas nama kepercayaan dan keyakinan
Suaranya semanis jagung bermentega
Dia hanya mengikuti arus, yang dideraskan
Beratus-ratus, bahkan beribu-ribu kaki, tangan,
Jantung, hati, perut, darah, dan otak
Dia berputar dalam lingkaran, tapi
Bukan lingkaran itu sendiri
Dia tidak menciptakan keserakahan, tapi
Diciptakan oleh keserakahan
Cukup, saudara saksi, kata penuntut umum
Saudara tidak diperkenankan menyampaikan kesimpulan
Dalih-dalih yang sudara sampaikan
Seakan menggiring pada satu muara
: kita adalah pencuri itu sendiri,
bukan terdakwa ini!
Serentak semua terdiam, jam berdetak lamban
Terasa sesak untuk bernapas, wajah-wajah
Terpaku di dingin lantai, labirin ini
Tak tentu ujungnya
Saudara-saudara, sidang ini ditunda
Lima tahun lagi, hakim bersuara
Dengan penuh beban
5
STORY IN COURT
I really do not steal, said the defendant
With a voice similar pleaded children
Which forced his mother to buy some candy
I am only given the opportunity and inaugurated
With the decision letters, sounds flat
Flows between the hammer, the book of laws,
The flags, as well as the benches
There was furious stuck floating in the air
Hardened face did not arrive at the expected
Inevitable one at a paraphrase
Thought and feeling, trying to hammer hard knock
Overcoming wildness
Brothers and sisters, this court, not the market
Hope you can control the feelings, says judge
As he adjusted his glasses, the tension
Read through the forehead wrinkles, also face wet
Call witnesses, the judge ordered away uneasy
True, he was not a thief, said the witness after
Swear in the name of trust and confidence
Her voice as sweet as buttered corn
He's just going through the motions, which created
Hundreds, even thousands of feet, hands,
Heart, liver, stomach, blood, and brain
He spun in circles, but
Not the circle itself
He did not create greed, but
Created by greed
Simply, you witness, prosecutor says
You may not convey the conclusions
Excuses that you convey
As if led to a mouth
: We are thieves themselves,
This is not the defendant!
All quiet at the same time, the clock ticking slow
Felt tight to breathe, the faces
Glued on the cold floor, this labyrinth
Not necessarily the end
Brothers and sisters, this trial postponed
Five years from now, the judge voiced
With a full load
6
PENDIDIKAN BUKANLAH….
Pendidikan bukanlah cambuk
Yang siap dilecutkan pada
Harimau, gajah, dan kuda
Dalam arena sirkus dan hiburan
Pendidikan bukanlah pistol
Yang siap ditembakkan
Pada kepa pesakitan
Hingga mengerang dan
Mengiba ketakutan
Pendidikan bukanlah satpam
Yang siap menghardik dengan
kejam
Peminta-minta dan orang tak
dikenal
Tetapi,
Pendidikan adalah pintu
Yang membuka cakrawala pikiran
Agar diterangi pengetahuan
Juga kebajikan
Pendidikan adalah tangan
ibu
Yang penuh kasih menuntun
Dan mengajak kita
Agar mampu berdiri dan berjalan
Dengan penuh kepercayaan
Pendidikan adalah sepercik embun
senantiasa menyejukkan setiap hati
yang gersang tak berpengharapan
Pendidikan adalah matahari
Juga kelembutan cahya bulan
Yang selalu setia menerangi kegelapan
Juga meneduhi keputusasaan jiwa
Agustus 1999
7
Dalam pendidikan, perkembangan pikiran setapak
demi setapak melangkah dari pengalaman ilmiah
menuju intelektual, melangkah lagi ke perasaan
spiritual, kemudian menuju Tuhan.
Kahlil Gibran
EDUCATION IS NOT ....
Education is not a whip
Ready struck at
Tigers, elephants, and horses
In the circus and entertainment
Education is not a gun
Ready to fire
At the head convict
Up to moan and
Pleaded fears
Education is not a security guard
Ready scold severely
And begging strangers
But,
Education is the door
The open firmament of mind
To be illuminated by knowledge
Also virtue
Education is the mother's hand
A loving guide
And invites us
To be able to stand and walk
With confidence
Education is a touch of dew
always soothing every heart
hopelessly arid
Education is the sun
Also tenderness moonlight
Who is always faithful darkness
Also shade the mental despair
8
APAKAH AGAMAMU, TANYAMU
Apakah agamamu, tanyamu
Aku takkan menjawab
Kalau hanya melahirkan perdebatan,
Kebencian, dan kecurigaan
Apakah agamamu, desakmu
Masihkan perlu kautanyakan, kataku
Jika aku-kamu berawal dari nafas yang sama
Jika aku-kamu tersungkur pada akhirnya
Aku lebih mencintai hati dan bahasa ibu
Juga mata anak-anak yang jernih
Yang memberi telaga kedamaian
Bagi semua yang menatapnya
Dan mengapa kamu masih bertanya
Bukankah jabat tangan dan secercah senyuman
Lebih bermakna kau suguhkan
Dalam piring dan gelas di atas meja persaudaraan
Diam saja, renungi angin yang melintas
Dan gemersik daun-daun yang bersentuhan
Begitu dalam, sangat dalam
Perdebatan ini sungguh sia-sia
September 1999
9
Ia yang melihat kita dengan
pandangan Tuhan akan
menyaksikan ketelanjangan dan
kenyataan kita yang
sebenarnya.
KIBARKAN BENDERA SETENGAH TIANG
kibarkan bendera setengah tiang
saat anak-anak lahir dalam kebimbangan
menghambur di jalan, melempar kemarahan
- mereka tak tahu jalan pulang
semua cinta di rumah meranggas
ruang jiwa berdebu kehabisan cahaya –
kibarkan bendera setengah tiang
saat tangan-tangan penguasa tak punya makna
terkulai di ruang-ruang tak berdaya
suara-suara di luar mengepungnya
suara-suara di luar tak beraturan gaungnya
- beri kami cermin yang pasti
biar selembar hati ini terjaga keheningannya –
kibarkan bendera setengah tiang
sambil mengarak keranda di sepanjang jam
saat semua terselubung tirai hitam
- di mana kegelisahan diredakan
dan denyut tinggal dituai pada musimnya –
September 1999
10
PELAJARAN BAHASA TUHAN
masih saja bahasa Tuhan hanya
dijelmakan dalam pakaian, lilin,
buku-buku,gedung, dan doa-doa
kita pun berubah menjadi arca
yang terbuai keindahan
membius berpasang-pasang mata
tak kuasa menjadi hujan
di ujung kemarau yang membawa
hangat pisang goreng dan segelas kopi
dalam perbincangan sederhana
ya, ya bahasa Tuhan hanya
ditafsirkan sebagai surat sang pacar
serta merta lahir gelisah dan cemas
jerawat ini harus diapakan
rambut ini harus diapakan
bibir ini harus diapakan
sebatas wajah inikah pemahaman
dan kau pun tak leluasa
menggerakkan pikir dan rasa
seperti burung-burung yang menjadi dewasa
dalam asuhan angin, matahari, dan hujan
dan kau pun terpasung dalam
keyakinan yang berlebihan
terbangun dinding yang membatasi diri
sekedar menyapa dan tersenyum
sebagai sesama pengembara
yang kan kembali ke tanah semula
dengarkan dengan diam bahasa Tuhan
pahami dalam keheningan dan
kebeningan jiwa
keangkuhan inilah yang memisahkan kita
dan masihkah kita manusia?
Oktober 1999
11
TUHAN, ULURKAN TANGANMU
Tuhan, ulurkan tanganmu
Agar terbuka semua pintu
Yang dirimbuni semak berduri
Dan kehadiranmu hanya terpahami
Sepintas lalu, tak sampai mekar di hati
Mereka bangun dinding berbatu
Atas keyakinan, sambil berteriak:
“Aku yang paling mengerti bahasa Tuhan.”
Dan tangan-tangan tak bisa bersinggungan
Dengan mesra dan sederhana
Sambil berkaca bersama:
“Inilah wajah kelana
yang didera gelisah panjang.”
Tuhan, ulurkan tanganmu
Agar terbuka semua mata
Hingga tak sesat dalam warna-warna
Juga suara-suara
Indah tak punya makna
Dan semua kan mengerti
Tangan lembutmu kan merengkuh
Yang datang dengan kesederhanaan
Sebagai petani yang mencintai bumi
Tuhan, ulurkan tanganmu
Malang 2000
12
JADIKANLAH AKU
Jadikanlah aku matahari
Bila mendung mulai bergayut
Hendak mengirim badai
Bagi yang berumah di atas pasir
Jadikanlah aku bintang
Bila langkah kecurian arah
Dan pelabuhan-pelabuhan kematian cahaya
Saat musafir didera rindu
Berbagi cerita pada semua yang menunggu
Jadikanlah aku bumi
Yang sabar menerima semua
Bangkai dan harum melati
Benci dan selembar hati
Semua punya arti
Semua punya garis pasti
Oktober 1999
13
DUH…GUSTI, AMPUNI *
duh…gusti ampuni aku
di sekitarku masih banyak
tangan-tangan yang malu
bekerja dengan baik
mereka lebih senang menipu
segan bekerja, ingin hidup mewah
mengumbar angkara murka
menyuburkan kedurhakaan
perempuan-perempuan kehilangan
rasa malu
lelaki kehilangan rasa perwiranya
lelaki tak punya lagi lagu rindu
bagi istri dan anak di rumah
kesepian mengikis kesetiaan
banyak anak bertanya
tentang ibu dan bapaknya
duh…gusti ampuni aku
suara-suara kebenaran
terdengar sumbang di telinga
perikemanusiaan pun kian pudar
rumah suci kian disingkiri
rumah hina merajalela
perempuan jalang di mana-mana
ya…ya bakul dikatakan burung kuntul
orang salah dianggap betul
pengkhianat hidup penuh nikmat
pencuri dipuji-puji
orang-orang yang tahu jalan
kian terbelenggu tak berdaya
yang mulia kian terpenjara
dan masih ada yang mengalir tanpa muara
bahasa tuhan kian terabaikan
hujan pun turun bukan pada musimnya
di meja-meja perundingan
banyak yang mengkhianati
ilmu dan kebajikan
banyak yang mengaku-aku
di luar terlihat putih
di dalam ternyata merah dadu
mengaku suci, kesucian basa-basi
begitu mudah membuat janji
begitu mudah mengingkari
14
duh…gusti, hukumlah aku
di sekitarku kedamaian tak juga bersemi
banyak laknat, banyak yang sesat
anak makan bapaknya
saudara makan saudara
kawan menjadi lawan
guru menjadi seteru
antartetangga saling curiga
tak ada lagi ruang bagi hati
untuk berbicara tentang cinta
orang-orang lapar berputar-putar
sebagai gasing
yang cepat akan memangsa
yang lamban akan dimangsa
yang besar akan tersesat
yang kecil tergelincir
yang congkak mendongak
yang takut kesikut
yang nekat mendapat berkat
yang rendah diri akan tertindih
yang membabi buta semakin makmur
yang berhati-hati cuma merintih
petani-petani gigit jari
para pendusta terus berpesta
duh…gusti, siksalah aku!
Malang 1999
*) adaptasi bebas ramalan Djojobojo
15
SELAMAT MALAM, INDONESIA
Selamat malam Indonesia
Di atas meja aku menatapmu dengan resah
Sepiring nasi lahir dari kesabaran
Sekerat ikan asin adalah pergulatan yang mengancam
Semua terolah dari rasa keibuanmu
Bagi petani dan nelayan
Yang setia menyapa dan merengkuhmu
Dan mestinya kau terpahami sebagai ibu
Yang sering kudongengkan pada anak-anak
Sebelum melintasi kota-kota yang lain
Sungai-sungaimulah yang mendenyutkan jantung mereka
Ombak-ombakmulah yang menggelora di nadi mereka
Hutan-hutanmukah yang memayungi mereka
Takkan kubiarkan mereka jadi pecundang
Dan kau memang ibu yang bijak
Berpasang-pasang tangan
Ingin memisah-misahkan anak-anakmu
Lepas dari rengkuhanmu
Kau tetap saja tersenyum
Tak mau mengumbar kepedihan
Masih saja kaumekarkan kasihmu
Dalam bulir-bulir padi
Juga kemilau embun di pucuk-pucuk daun
Selamat malam, Indonesia
Takkan kupejamkan mata
Sebelum usai mereguk keheningan
Yang kausuguhkan antara suara-suara serangga,
Bisik angin, dan jejak langkah peronda
Aku hanya bisa tersipu
Tangan ini masih saja tak mampu
Memelukmu sambil bercerita
Saat-saat manis yang lalu
Maret 2001
16
PEREMPUAN ITU
Perempuan itu terbatuk-batuk
Melintas di halaman, lalu mengetuk pintu
“Biarkan aku masuk, sesaat istirah
Setengah abad lewat
Aku menapaki waktu dengan rindu.”
Tangis gerimis mengikis harapan
Dan kelam dikekalkan temaran
Langit rapuh, ada yang mengaduh
Perempuan itu ya perempuan itu
Dengan tatapan yang lembab
Melewati jendela, sampai pada bukit
Yang samar-samar, berkabut
“Aku tak mengerti
setelah darah di deraskan
setelah ribuan pejuang ditulis dalam sejarah
dan setelah aku menyusui anak-anakmu
mengapa aku hendak kau tinggalkan.”
Perempuan itu tersedu
Di matanya terbayang rumah-rumah,
Anak-anak, dan hutan-hutan terbakar
Atas nama keadilan
Atas nama kemakmuran
“Permainan siapakah ini
yang terus menderaskan air mata
yang menyuburkan kekacauan
dan aku pun semakin cemas.”
Burung kulik-kulik terus memanggil malam
Menyemai gelisah di ujung-ujung ranjang
Langit retak, ada yang mendesah
Perempuan itu ya perempuan itu
Dengan tatapan yang basah
Menyusuri jengkal demi jengkal tanah
Yang sangat di kenalnya
Inilah Jawa, Sumatra, dan Irian Jaya
Yang telah menyatu dalam tubuhnya
Menjelma tangan, kaki, atau kepala
“Haruskah aku kehilangan tangan,
kaki, atau kepalaku
Jika kehadiranku sebagai ibu
Masih diperdebatkan
Dan dicurigai tak mampu
Mengasuh semuanya dalam cinta.”
17
Perempuan itu terbatuk-batuk lagi
Dibetulkannya letak kacamatanya
“Barangkali aku memang berlebihan
Barangkali aku yang tak mau belajar
Pada Sriwijaya, Majapahit, atau Singasari
Atau haruskan kubangunkan kembali Gajah Mada,
Muhammad Yamin, W.R. Supratman, atau Hatta
Agar ada tempat bagiku
Meredakan gelisah yang panjang.”
Maret 2001
LAGU DAMAI
18
Kedamaian mengalir lewat hijau bukit
Bersama siul burung yang dicumbu angin
Lalu disemaikan pada setiap petani
Di kemilau embun yang membasah
Di antara daun-daun padi yang disapa pagi
Dan senyum selalu mekar
Dalam pertemuan yang sederhana
Jauh dari perdebatan sia-sia
Penuh ketulusan yang terhidang
Dalam secangkir kopi dan sepiring pisang
: Keluarga selalu sehat-sehat saja kan?
Begitulah saling mendoakan
Kedamaian merekah bersama sapa
Sebagai matahari yang mengusap daun-daun,
Bunga-bunga, kupu-kupu, dan tanah yang basah
Dan segera tercipta tembang di setiap ruang
Lembut mengalun mengusap jiwa
Memayungi setiap hati, tiada benci
Nyanyikanlah selalu tembang damai
Di setiap jam, juga setiap jejak
Agar tanganmu tak selalu ragu
Terulur bagi semua yang perlu genggaman
Dan memberi kepastian bagi yang didera pedih
Kedamaian terus mengalir
Bersama gemiricik air yang bening
Yang memberi harapan bagi semua
Yang lama dibayangi kemarau, juga keputusasaan
Nyaris terbantai dalam kelam
Dan tersungkur kehilangan arah
: Yakinlah, Tuhan selalu menjaga setiap hati !
Maret 2001
19
NYANYIAN POLITIKUS DAN BURUNG
Lagu kemakmuran mana yang kaudendangkan
Air mata masih menderas dan beribu-ribu mata kuyu
Melata di lampu-lampu merah
Terusir dari pabrik-pabrik yang sekarat
Lalu terbujur di kamar-kamar pengap
Ditimbuni harapan yang nyaris berkarat
Ya…ya aku mendengar merdu suaramu
Sebagai nyanyian burung
Yang digantungkan di langit-langit rumah
Atau digantang di arena-arena
Larut dalam gemuruh tepukan,
Juga sorak-sorai mereka yang larut dalam alunan suara
Dan setelah semua puas
Kau pun mendapat bendera-bendera tanda kemenangan
Sebagai burung kau selalu mengagumi warna bulumu
Di koran-koran dan televisi keindahanmu menjadi berita selalu
Dan kau pun tak malu-malu mencakar-cakar dan mematuk-matuk
Secara duam-diam semua yang menghadangmu
Dan kau pun semakin samar
Kau burung pengicau atau burung pemangsa
Ya…ya hanya suaramukah yang kau tebarkan
Dan bagaimana dengan ranting-ranting yang telah memberimu kenyamanan
Untuk bersarang
Juga rumput-rumput yang telah membernaskan biji-bijian
Dengan tulus sepanjang musim
Dan juga di mana terima kasihmu
Pada burung-burung lain yang tak berbulu indah dan bersuara merdu
Yang telah menyempurnakan kehadiranmu
Lagu keadilan mana yang kau tembangkan
Kalau semua mata dibidik kecemasan
Dan hukum berdebu di buku-buku
Tersisa keliaran yang jauh dari hati
Masihkah kau terus berkicau
Tanpa perlu memberi kepastian?
Malang, 2001
20
AMSAL SEBUAH POHON
Kita hanyalah satu pohon
Yang mengakar pada tanah leluhur
Dan minum dari telaga
Tempat adam sempurnakan luka
Sebagai pohon semua punya makna
Akar, batang, dahan, dan ranting
Juga daun selalu sejalan
Untuk memekarkan bunga-bunga
Dan meranumkan buah
Tak perlu merasa menjadi lebih:
Akulah akar aku lebih berarti
Akulah batang aku lebih berarti
Akulah dahan aku lebih berarti
Akulah ranting aku lebih berarti
Akulah daun aku lebih berarti
Masihkah kita menjadi pohon
Jika kehilangan akar, batang,
Dahan, ranting, dan daun
Sebagai pohon tak perlu berselisih
Wangikan saja bunga-bunga
Dan terperam buah yang manis
Yang melegakan semua yang dahaga
Sebagai pohon tak hanya diam
Lalu kita dirobohkan
Dan dibiarkan berlumut dan berjamur
Tanpa kenangan
Maret 2001
21
SURAT UNTUK ANAK-ANAKKU
Anak-anakku, keprihatinanku tergambar di cakrawala
Mengelabu bersama gelisah yang dibawa gerimis
Juga burung-burung pipit yang tak lagi punya sarang
Yang selalu dibayangi kelam
Dan masih saja ada yang ingin membangun menara-menara
Di atas air mata dan darah yang merimba
Juga pecahan-pecahan jiwa yang kehilangan ayah dan bunda
Yang meratap-ratap, memanggil-manggil tanah kelahiran:
Ini tanahku! Ini napasku! Mengapa aku harus terpisah?
Anak-anakku, maafkan kerapuhan tanganku
Yang tak kuasa mengetuk pintu-pintu
Penuh dengan keinginan gelap
Yang terus membayang di setiap jejak
Dan yang kauwarisi hanyalah puing-puing
Maret 2001
22
AMBIL SAJA KURSIMU INI
dan kursimu ini
sungguh tak kuingini
kursimu terlalu bagus bagiku
kursimu tak bisa mengisi ruang hatiku
aku terbiasa duduk di lantai
atau berdiri di antara penjaja koran,
penarik becak, pengamen, dan
anak-anak jalanan
ambil saja kursimu
tak layakku menyentuh,
apalagi menduduki
ku tak mau dirajam mimpi
: ku melecut matahari
dan menghela jam
hanya dengan jantungku,
hanya dengan bajak peluhku
aku sudah membawa kursi sejak bayi
pasti bukan kursi yang kaucari
kursiku setia di warung-warung pinggir jalan,
penggali pasir, penjual rokok eceran,
pemecah batu, kuli bangunan, juga nelayan
kursiku beralaskan memoar panjang dari
seorang pejuang dan juga mereka
yang tak tersihir lampu-lampu peradaban
kursiku hanya menyemaikan
putik-putik asa sederhana
23
Pedoman Hidup:
1. Masalah utama manusia adalah
dibuat oleh dirinya sendiri.
2. Kegagalan utama manusia adalah
karena kesombongan.
3. Kebodohan utama manusia adalah
memiliki sifat menipu.
4. Kesedihan utama manusia adalah
perasan iri hati.
5. Kesalahan utama manusia adalah
mencampakkan dirinya sendiri.
6. Dosa utama manusia adalah menipu
diri sendiri.
7. Sifat manusia yang patut dikasihani
adalah merasa rendah diri.
8. Sifat manusia yang patut dipuji
karena keuletannya.
9. Kehancuran utama manusia adalah
perasaan putus asa.
10. Harta utama manusia adalah
kesehatan.
11. Hutang terbesar manusia adalah
hutang budi.
12. Kekurangan terbesar manusia adalah
suka berkeluh kesah serta
tidak bijaksana.
13. Ketentraman dan kedamaian manusia
didapat dari sifat berdana dan
beramal.
APA YANG KAUBACA
Apa yang kaubaca
Saat rabun menemu samar
Dan hidangan di meja
Tidak terkoyak gigimu yang mulai tanggal
Malam-malam yang beku
Terasa mencambuki tulangmu
Kulit kerutmu
Terasa dirimbuni jarum
Sungguh mana yang kaukekalkan
Saat sahabat dan kerabat
Sudah sampai, sudah kembali
Di depan pintu tertulis selalu:
Waktu menunggu!
Sungguh mana yang kaubanggakan
Saat semua merapuh
Dan sayap senja merengkuhmu
Dalam siulan sunyi yang panjang
2007
24
BUNGA DI TAMAN INI WARNA-WARNI
Bunga di taman ini warna-warni
Harumnya memanggil kupu-kupu
Juga petualang yang rindu hati
Rindu senyum kanak-kanak
:Begitu sederhana, begitu murni
Akankah warna-warni yang asri
Kauremas dalam keangkuhan
yang tersisa hanya sabana
tergambar hijau semata
sebatas inikah membaca manusiamu
Bunga di taman ini warna-warni
Semua mekar dalam asuhan matahari
Dan meranum buah bagi arti
Tak ada yang sia-sia, tak ada
: Pengetahuanmu tak cukup mengadili
Juru Taman itu lebih mengenali
Antara ilalang dan melati
2007
25
: Pengetahuanmu tak cukup mengadili
Juru Taman itu lebih mengenali
Antara ilalang dan melati
SAKRAMENKU
Sakramenku perempuan tua yang teriak ’puk...krupuk”
Dan kaki rentanya masih mencintai hidup
Yang bertungku di kelopak matanya yang segelombang ombak
Dan aku pun terjaring cinta hidupnya yang menderas
Bersama parit-parit waktu di cekung pipinya
Sakramenku lelaki tua yang memainkan tambur darahnya
Bagi istri dan cucu, yang menderas dari telaga jiwanya
Lalu senyum mekar, saat kubalas dengan jabat tangan
Dan selembar cinta yang kurajut seharian
2007
26
INGINMU, MIMPI
Apa yang kau arti di kepulan asap, jarum fatamorgana, ruap soda, dan musik yang melecut darah
Melayang, melayang, dan terus melayang sampai menemu entah
Dan denyut jammu terasa lamban, inginmu malam tak segera menemu matahari dan tubuhmu
Seakan berpesiar di taman-taman, kau semakin terkulai, tenggelam
Sungguh tak juga kau pahami, hidup jauh dari mimpi. Di sini duri harus kau rangkai menjadi benang
Doa-doa syukurmu yang panjang. Kehausanlah yang kan menderamu, ketika belenggu
Fatamorgana memborgolmu sepanjang waktu. Dan kunci yang kaucari, lama berkarat di laci hati.
Malang, 2007
27
AKU HANYALAH.....
Aku hanyalah sepasang tangan. Sederhana saja. Sepasang tangan yang selalu menjabat
setiap yang lewat, ”Percayalah.”
Sepasang tangan ini kan selalu terulur bagi semua yang rindu harapan, rindu kepastian,
”Percayalah, kamu bisa berjalan.”
Sepasang tangan yang kan memintal berlembar-lembar surat penghiburan bagi yang renta,
yang didera kegamangan, dan selalu berkata, ”Aku belum hendak kembali.”
Sepasang tangan yang selalu menyalakan tungku-tungku di setiap kalbu yang beku
yang teperangkap jala kebimbangan, ”Mana pintu untukku?”
Aku hanyalah sepasang tangan. Sederhana saja.
2009
28
SALIB DERITAMU
salib derita yang memberat di pundak
sepanjang Golgota sebagai benih-benih Kasih
yang kan merimbun sepanjang Jam
bagi hati yang yang dilumuti
keangkuhan, kemunafikan, dan keserakahan
sungguh salib deritaMu adalah rengkuhan Kasih
yang kan memayungi semua jiwa
tak terkecuali yang telah mengkhianatiMu
tak terkecuali yang ragu akan penebusanMu
dan cambukan yang menyayat daging derita
adalah cemoohan, hinaan, dan penolakan
yang masih saja mengakar di setiap hati
rajaman luka di Tubuh KudusMu
adalah bilur-bilur dosa yang terangkai di detak waktu
dan tikaman paku serta mahkota duri itu
adalah mata penyangkalan yang telah menghanguskan
nurani dan hati
dan semua berkubang di lumpur muara kelam
yang tersisa cakar-cakar kedengkian dan kebencian
darah derita yang mengucur sepanjang Golgota
sebagai telaga cintaMu yang menahirkan
lukaluka semesta
lukaluka manusia
dan saat menemu waktu
semua hati kan mewangi penuh melati
MEMBACA BAHASA DAGING
29
bahasa daging, baju-baju gemerlap
di etalase-etalase yang bikin terpana
tukang-tukang becak, gelandangan,
dan pengamen jalanan
bahasa daging, seringai mesin traktor
melindasi gubug-gubug, harapan,
juga untaian impian
dan mata berkaca-kaca
melepas dalam getir, dan putus asa
bahasa daging, genderang perang
yang terus ditabuh dengan angkuh
mengatasnamakan keadilan, kemerdekaan,
dan hak-hak kemanusiaan
selalu begitu titik bahasa daging
masihkah kita dengungkan lewat pidato-pidato,
iklan-iklan, surat kabar, televisi, dan radio
masihkah akan kita cetak dengan huruf tebal
jika di dalamnya menyimpan belati dan bisa
atau sesaat kita mendengar bahasa roh
yang berkepak sebagai sayap-sayap pagi
yang membawa embun dan kabut
memberi rengkuhan lembut bagi daun-daun,
burung-burung, gunung, dan peladang
: terasa damai, terasa murni.
INI SEKERANJANG HATI
30
Ini sekeranjang hati
yang di dalamnya ada aneka buah tangan
yang kujumput di mata petani, tukang-tukang becak, bakul-bakul di pasar, pejuang yang gugur,
dan para guru.
Di dalamnya membias warna bianglala
yang membinarkan:
kesabaran,
ketekunan,
kesetiaan,
keikhlasan,
dan pengorbanan
anak-anakku,
bawalah sekeranjang hati ini
lalu santaplah di saat:
kau larut dalam keputusasaan
kau kehilangan kompas langkahmu
kau kecurian api semangatmu
kau digempur gelombang tak berhaluan
Yakinkan dalam dirimu
hanya hatilah yang kan menuntunmu
dalam langkah yang pasti dan penuh harum melati
hanya hatilah bahasa Illahi
hanya hatilah bahasa tersuci
Yang selalu membawa suara surgawi
dengarlah, dan ikuti
kan menuntunmu ke muara bahagia
Jangan hiraukan
suara-suara yang mencemoohmu
suara-suara yang melemahkan semangat juangmu
yakinkah: kakimu sendirilah yang kan membawamu ke seberang!
Anak-anakku, sekaranjang hati ini
Telah terangkai sepanjang waktu
Bawalah sepanjang hidupmu
SAMPAI DIAM DETIKKU
31
tak ada yang kumiliki tak ada
jantung yang berdenyut dalam jam
dan membakar matahari pagi,
juga menyibak tirai kabut
adalah cintamu yang menderas
bersama bulir-bulir darah yang bernas
lalu: inilah pergulatanku.
dan segala yang terangkai
dalam lembar-lembar buku
surat-surat ketetapan
angka-angka dalam jurnal
dan jabat tangan kesepakatan
hanyalah sebagai persembahan
bagi langit cintamu
yang selalu menggerimiskan
harapan musim semi
tak ada yang kumiliki tak ada
kau telah meminangku dengan mahar
yang tak terperi
setiamu mengalir bersama angin,
berpendar dalam bias bulan,
dan mengemas dalam padi menguntai
sungguh sampai diam detikku
ku tak mampu, ku tak mampu
memberi penebusan yang berarti
2009
32
SELEMBAR BAGI SAHABAT
Sergius Nellius
sahabatku, biarkan sungai ini mengalir
menderaskan harimu,dalam riak berbatu,
bacalah sebagai kewajaran
di hulu terkadang hujan begitu hebat
seketika air menggelegak, keruh, dan mebawa cemas
yakinkan, sampai muara kan menemu ketenangan,
dan yang tersisa adalah kejernihan
bercerminlah, di air ini pasti ada hidupmu
yang terkadang hanyut bersama ranting-ranting,
daun-daun, atau gundukan sampah
yakinkan, kau kan kuasa menepi
menemu tanah semaian
sahabatku, bukan kita yang berkuasa atas waktu
kita tidak sendiri
kita tidak sendiri
langit kan selalu memayungi
dan matahari pasti terbit di ufuk hati.
2009
33
DALAM KERUDUNG SETIAMU, MARIA
dalam kerudung setiamu, berbinar matahari
terbit di ufuk kalbu, lalu mengalir dari bibir lembutmu:
”terjadilah, aku ini hambaMu.”
dan benang-benang waktu terajut bersama kerelaan
untuk menerima semua; tak ada getir bagimu
ribuan jarak yang mengulur bersama jejakmu
juga berpasang mata yang mencibir belati
tetap terasa manis di bilik rasamu
pintu penolakan selalu menemu bagimu
dan itu tak cukup memupus semai harapan
terus kaupikul derita bersama Yusup yang berjiwa samudra
bagi bayi penebusan yang kan lahir bersama tanda semesta
dan bintang timur itu kan selalu menuntun semua
: jadilah sederhana, sederhana!
palungan berkain lampin, gubug-gubug gembala
dan Tiga Raja telah menanggalkan mahkota
: jadilah sederhana, sederhana!
hati ini persembahan yang paling berarti!
dan setiamu, dataran hijau yang selalu menuntun angin gunung
menyemai bulir-bulir embun Cinta bagi Yusup, sang mempelai
yang berpayung bulan, yang berlayar ketulusan
: sungguh sederhana, sederhana!
LITANI INDONESIA
34
Indonesia siapa yang indonesia
Cintailah yang Cinta
Indonesia siapa yang indonesia
Satulah yang Satu
Indonesia, jamrud nusa
Indonesia, suaka satwa
Indonesia, muara mina
Indonesia, selendang bianglala
Indonesia, bunda mahatma
Indonesia, rimba persada
Indonesia, samudra manikam
Indonesia, intan jelita
Indonesia, adiratna
Indonesia, bunga rampai budaya
Indonesia, persada katulistiwa
Indonesia, dermaga buana
Indonesia, kusuma aksara
Indonesia, senyum semesta
Indonesia, rengkuhan bagaskara
Indonesia, pangkuan permadani
Indonesia, mahligai pertiwi
Indonesia, kecapi bidadari
Indonesia, serimpung gunung
Indonesia, ibu penjuru
Indonesia siapa yang Indonesia
Merdekalah yang Merdeka
Indonesia siapa yang Indonesia
Cerminlah dengan Tanya
Ya Sang Mahacinta, ampunilah setiap jiwa
yang tak juga merajut syukur bagi semua
sepanjang detak, sepanjang kelak
dan selalu tak juga setia
bagi CintaMu yang menderas senantiasa
Malang, 2007
35

More Related Content

What's hot

Koleksi pantun pengacara majlis
Koleksi pantun pengacara majlisKoleksi pantun pengacara majlis
Koleksi pantun pengacara majlis
Fairus Mohd Long
 
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zamanKoleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
Zol Joey
 
Koleksi pantun melayu klasik
Koleksi pantun melayu klasikKoleksi pantun melayu klasik
Koleksi pantun melayu klasik
Salmah Md Amin
 

What's hot (15)

Sajak
SajakSajak
Sajak
 
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario dramaAntologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
 
Kumpulan lirik lagu
Kumpulan lirik laguKumpulan lirik lagu
Kumpulan lirik lagu
 
Lirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimboLirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimbo
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
Sajak pengetua
Sajak pengetuaSajak pengetua
Sajak pengetua
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
Puisi kehidupan
Puisi kehidupanPuisi kehidupan
Puisi kehidupan
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadi
 
Koleksi pantun pengacara majlis
Koleksi pantun pengacara majlisKoleksi pantun pengacara majlis
Koleksi pantun pengacara majlis
 
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUHANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
 
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zamanKoleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
Koleksi puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
 
Koleksi pantun melayu klasik
Koleksi pantun melayu klasikKoleksi pantun melayu klasik
Koleksi pantun melayu klasik
 

Similar to Selamat malam indonesia

LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
Amy Jess
 
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Iqhfirly Irhamna
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Abrar Farisi
 
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
Ida Komariana
 
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
kuswantiri
 

Similar to Selamat malam indonesia (20)

LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
LEMBARAN KERJA PENDIDIKAN MORAL THN 6
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
Tugas puisi Iqhfirly XMIIA4 20
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
simulasi digital
simulasi digitalsimulasi digital
simulasi digital
 
simulasi digital
simulasi digitalsimulasi digital
simulasi digital
 
Lukisan hasan
Lukisan hasanLukisan hasan
Lukisan hasan
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong7076858 kumpulan-lagu-keroncong
7076858 kumpulan-lagu-keroncong
 
Kumpulan puisi kaca mata
Kumpulan puisi kaca mataKumpulan puisi kaca mata
Kumpulan puisi kaca mata
 
Kumpulan puisi kacamata
Kumpulan puisi kacamataKumpulan puisi kacamata
Kumpulan puisi kacamata
 
Antologi Puisiku :)
Antologi Puisiku :)Antologi Puisiku :)
Antologi Puisiku :)
 
Lirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimboLirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimbo
 
Bantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat TugasBantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat Tugas
 
Sipp
SippSipp
Sipp
 
Aeman ibu
Aeman   ibuAeman   ibu
Aeman ibu
 
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015Puisi  dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
Puisi dan stand up comedy untuk kompetisi akademik 2015
 
Bertujuh
BertujuhBertujuh
Bertujuh
 
cinta
cintacinta
cinta
 
10 puisi alissa h. xipa4 4
10 puisi alissa h. xipa4 410 puisi alissa h. xipa4 4
10 puisi alissa h. xipa4 4
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Selamat malam indonesia

  • 1. DAN INI CINTA TUHAN Dan ini cinta Tuhan, sungguh cinta Tuhan Takkan berkurang jika kita bagi-bagi Malah akan bersemi, terus bersemi Mengakar dalam menembus setiap hati Cinta selalu menyemai damai Cinta selalu mengulum senyum Cinta membawa payung keteduhan Cinta memberi rengkuhan harapan Cinta ini bukan milik kita Hanya milik Tuhan, hanya milik Tuhan Beribu tafsir, takkan bermakna Jika hatimu tak juga menyemainya Bagi kepahitan yang mekar di pabrik-pabrik, Terminal-terminal, rumah-rumah kardus, Helaan napas tukang becak, kuli bangunan, Pengamen jalanan, pelacur, gelandangan, Dan korban kerakusan Cinta ini milik Tuhan, hanya milik Tuhan Taburlah di ladang-ladang persahabatan Dan setiap hati akan mewangi Dipenuhi kuntum-kuntum melati Cinta ini milik Tuhan, selalu milik Tuhan kan mekar sepanjang musim, sepanjang napas mengalir di muara-muara harapan bagi bayi-bayi yang terbuang juga kemanusiaan yang tertikam Ranumkan cintamu dalam peraman kesetiaan yang didewasakan oleh badai dan gelombang tak perlu patah tiang, di pantai Dia menanti dengan membawa gerimis awal musim menghapus kedahagaan sepanjang kemarau menyemai padang hijau bagi belalang dan kumpu-kumpu simponi kalbu melagu di antara desah dan tatapan : cinta ini memastikan kehadiranmu! 2007 1 Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri. Kahlil Gibran
  • 2. AND THIS LOVE GOD And this love of God, truly love God Will not decrease if we are to share In fact will grow, continue to sprout Penetrated root in every heart Love always sow peace Love always suck smile Love the shade of an umbrella Love giving hugs hope Love is not ours Only belongs to God, only God's Thousands interpretation, would not significantly If your heart does not also sow For the bitterness that blooms in the factories, Terminals, cardboard houses, Sigh pedicab driver, construction laborer, Street singers, prostitutes, vagabonds, And victims of greed This love of God, only God's Tebarlah in the fields of friendship And every heart will scent Filled with jasmine bolls This love of God, always belong to God it blooms throughout the season, as long as breath flows in the estuaries of hope for babies to lose humanity also pierced Brown love in the arms of loyalty mature by the storm and wave do not need a broken mast, on the beach She waits with a drizzle early in the season during the dry erase thirstiness Sow green meadow for grasshoppers and butterflies heart sing a symphony of sighs and stares : Love is making sure your presence! 2
  • 3. KEYAKINANKU Keyakinanku padang yang luas Tempat bagi para gembala melepas lelah Sambil mendendangkan lagu rumput, Juga kupu-kupu yang mengecap madu. Keyakinanmu sejengkal tanah Tempat berpijak dalam kendangkalan Sebagai bocah kecil kau merasa paling benar Dan dadamu selalu membusung saat bertemu Dengan mereka yang tak sejalan Keyakinanku seteguk air Yang mengalir bersama pagi Dan segera tercipta muara Reda gelisah kemarau panjang Mereka memandangku dengan penuh cinta Dan merengkuhku dalam nyanyian mawar Keyakinanmu lautan fatamorgana Yang penuh pesta anggur Yang menyeret semua dalam kegamangan Langit itu biru atau jingga Rapuh hati, pintu terkunci Dan kakimu kian terbenam Tak kuasa mengikuti matahari Keyakinanku tanah berhumus Tempat bagi bunga-bunga dan pepohonan Bercengkerama dengan angin, juga Menebar benih yang kan berbuah Pada cuaca yang bersih,penuh senyuman Keyakinanmu hutan kelam Penuh lolongan dan jeritan Aroma darah selalu terbakar Dan tanganmu terus mengayunkan pedang Gelisah inilah yang kauinginkan Beribu wajah tersudut dalam kepasrahan Februari 2000 3
  • 4. Conviction Widespread belief that the field Place for the shepherds unwind While singing grass, Butterflies also have tasted the honey. Faith inch of land A foothold in the shallowness As a small boy you feel most right And your breasts are always swollen when meeting With those who were not in line Belief sip of water Flowing together in the morning And immediately created estuary Drought uneasy calm They looked at me with love And me in singing the rose Faith ocean mirage Full of wine party That dragged all the uncertainty The sky was blue or orange Fragile heart, the door is locked And so set your feet No power to follow the sun Belief soil berhumus Place for the flowers and trees Mingle with the wind, too Sow the seeds of a fruitful In weather that is clean, full of smiles Dark forest faith Full howl and scream The smell of blood is always burning And hand continued to swing a sword Fidget is what you want Thousands face cornered in a submission 4
  • 5. CERITA DI PENGADILAN Sungguh saya tidak mencuri, kata terdakwa Dengan suara mengiba serupa anak-anak Yang memaksa ibunya agar dibelikan gula-gula Saya hanya diberi kesempatan dan diresmikan Dengan surat-surat keputusan, suara datar Mengalir di antara palu, kitab undang-undang, Bendera-bendera, juga bangku-bangku Ada geram tertahan mengapung di udara Mengeras muka tak sampai pada yang terdamba Tak terelakkan satu per satu membahasakan Pikir dan rasa, palu diketuk keras berusaha Mengatasi keliaran Saudara-saudara, ini pengadilan, bukan pasar Harap saudara bisa mengendalikan perasaan, kata hakim Sambil membetulkan letak kacamatanya, ketegangan Terbaca lewat kerut dahi, juga muka yang basah Panggil saksi, perintah hakim membuang gelisah Benar, dia bukan pencuri, kata saksi setelah Bersumpah atas nama kepercayaan dan keyakinan Suaranya semanis jagung bermentega Dia hanya mengikuti arus, yang dideraskan Beratus-ratus, bahkan beribu-ribu kaki, tangan, Jantung, hati, perut, darah, dan otak Dia berputar dalam lingkaran, tapi Bukan lingkaran itu sendiri Dia tidak menciptakan keserakahan, tapi Diciptakan oleh keserakahan Cukup, saudara saksi, kata penuntut umum Saudara tidak diperkenankan menyampaikan kesimpulan Dalih-dalih yang sudara sampaikan Seakan menggiring pada satu muara : kita adalah pencuri itu sendiri, bukan terdakwa ini! Serentak semua terdiam, jam berdetak lamban Terasa sesak untuk bernapas, wajah-wajah Terpaku di dingin lantai, labirin ini Tak tentu ujungnya Saudara-saudara, sidang ini ditunda Lima tahun lagi, hakim bersuara Dengan penuh beban 5
  • 6. STORY IN COURT I really do not steal, said the defendant With a voice similar pleaded children Which forced his mother to buy some candy I am only given the opportunity and inaugurated With the decision letters, sounds flat Flows between the hammer, the book of laws, The flags, as well as the benches There was furious stuck floating in the air Hardened face did not arrive at the expected Inevitable one at a paraphrase Thought and feeling, trying to hammer hard knock Overcoming wildness Brothers and sisters, this court, not the market Hope you can control the feelings, says judge As he adjusted his glasses, the tension Read through the forehead wrinkles, also face wet Call witnesses, the judge ordered away uneasy True, he was not a thief, said the witness after Swear in the name of trust and confidence Her voice as sweet as buttered corn He's just going through the motions, which created Hundreds, even thousands of feet, hands, Heart, liver, stomach, blood, and brain He spun in circles, but Not the circle itself He did not create greed, but Created by greed Simply, you witness, prosecutor says You may not convey the conclusions Excuses that you convey As if led to a mouth : We are thieves themselves, This is not the defendant! All quiet at the same time, the clock ticking slow Felt tight to breathe, the faces Glued on the cold floor, this labyrinth Not necessarily the end Brothers and sisters, this trial postponed Five years from now, the judge voiced With a full load 6
  • 7. PENDIDIKAN BUKANLAH…. Pendidikan bukanlah cambuk Yang siap dilecutkan pada Harimau, gajah, dan kuda Dalam arena sirkus dan hiburan Pendidikan bukanlah pistol Yang siap ditembakkan Pada kepa pesakitan Hingga mengerang dan Mengiba ketakutan Pendidikan bukanlah satpam Yang siap menghardik dengan kejam Peminta-minta dan orang tak dikenal Tetapi, Pendidikan adalah pintu Yang membuka cakrawala pikiran Agar diterangi pengetahuan Juga kebajikan Pendidikan adalah tangan ibu Yang penuh kasih menuntun Dan mengajak kita Agar mampu berdiri dan berjalan Dengan penuh kepercayaan Pendidikan adalah sepercik embun senantiasa menyejukkan setiap hati yang gersang tak berpengharapan Pendidikan adalah matahari Juga kelembutan cahya bulan Yang selalu setia menerangi kegelapan Juga meneduhi keputusasaan jiwa Agustus 1999 7 Dalam pendidikan, perkembangan pikiran setapak demi setapak melangkah dari pengalaman ilmiah menuju intelektual, melangkah lagi ke perasaan spiritual, kemudian menuju Tuhan. Kahlil Gibran
  • 8. EDUCATION IS NOT .... Education is not a whip Ready struck at Tigers, elephants, and horses In the circus and entertainment Education is not a gun Ready to fire At the head convict Up to moan and Pleaded fears Education is not a security guard Ready scold severely And begging strangers But, Education is the door The open firmament of mind To be illuminated by knowledge Also virtue Education is the mother's hand A loving guide And invites us To be able to stand and walk With confidence Education is a touch of dew always soothing every heart hopelessly arid Education is the sun Also tenderness moonlight Who is always faithful darkness Also shade the mental despair 8
  • 9. APAKAH AGAMAMU, TANYAMU Apakah agamamu, tanyamu Aku takkan menjawab Kalau hanya melahirkan perdebatan, Kebencian, dan kecurigaan Apakah agamamu, desakmu Masihkan perlu kautanyakan, kataku Jika aku-kamu berawal dari nafas yang sama Jika aku-kamu tersungkur pada akhirnya Aku lebih mencintai hati dan bahasa ibu Juga mata anak-anak yang jernih Yang memberi telaga kedamaian Bagi semua yang menatapnya Dan mengapa kamu masih bertanya Bukankah jabat tangan dan secercah senyuman Lebih bermakna kau suguhkan Dalam piring dan gelas di atas meja persaudaraan Diam saja, renungi angin yang melintas Dan gemersik daun-daun yang bersentuhan Begitu dalam, sangat dalam Perdebatan ini sungguh sia-sia September 1999 9 Ia yang melihat kita dengan pandangan Tuhan akan menyaksikan ketelanjangan dan kenyataan kita yang sebenarnya.
  • 10. KIBARKAN BENDERA SETENGAH TIANG kibarkan bendera setengah tiang saat anak-anak lahir dalam kebimbangan menghambur di jalan, melempar kemarahan - mereka tak tahu jalan pulang semua cinta di rumah meranggas ruang jiwa berdebu kehabisan cahaya – kibarkan bendera setengah tiang saat tangan-tangan penguasa tak punya makna terkulai di ruang-ruang tak berdaya suara-suara di luar mengepungnya suara-suara di luar tak beraturan gaungnya - beri kami cermin yang pasti biar selembar hati ini terjaga keheningannya – kibarkan bendera setengah tiang sambil mengarak keranda di sepanjang jam saat semua terselubung tirai hitam - di mana kegelisahan diredakan dan denyut tinggal dituai pada musimnya – September 1999 10
  • 11. PELAJARAN BAHASA TUHAN masih saja bahasa Tuhan hanya dijelmakan dalam pakaian, lilin, buku-buku,gedung, dan doa-doa kita pun berubah menjadi arca yang terbuai keindahan membius berpasang-pasang mata tak kuasa menjadi hujan di ujung kemarau yang membawa hangat pisang goreng dan segelas kopi dalam perbincangan sederhana ya, ya bahasa Tuhan hanya ditafsirkan sebagai surat sang pacar serta merta lahir gelisah dan cemas jerawat ini harus diapakan rambut ini harus diapakan bibir ini harus diapakan sebatas wajah inikah pemahaman dan kau pun tak leluasa menggerakkan pikir dan rasa seperti burung-burung yang menjadi dewasa dalam asuhan angin, matahari, dan hujan dan kau pun terpasung dalam keyakinan yang berlebihan terbangun dinding yang membatasi diri sekedar menyapa dan tersenyum sebagai sesama pengembara yang kan kembali ke tanah semula dengarkan dengan diam bahasa Tuhan pahami dalam keheningan dan kebeningan jiwa keangkuhan inilah yang memisahkan kita dan masihkah kita manusia? Oktober 1999 11
  • 12. TUHAN, ULURKAN TANGANMU Tuhan, ulurkan tanganmu Agar terbuka semua pintu Yang dirimbuni semak berduri Dan kehadiranmu hanya terpahami Sepintas lalu, tak sampai mekar di hati Mereka bangun dinding berbatu Atas keyakinan, sambil berteriak: “Aku yang paling mengerti bahasa Tuhan.” Dan tangan-tangan tak bisa bersinggungan Dengan mesra dan sederhana Sambil berkaca bersama: “Inilah wajah kelana yang didera gelisah panjang.” Tuhan, ulurkan tanganmu Agar terbuka semua mata Hingga tak sesat dalam warna-warna Juga suara-suara Indah tak punya makna Dan semua kan mengerti Tangan lembutmu kan merengkuh Yang datang dengan kesederhanaan Sebagai petani yang mencintai bumi Tuhan, ulurkan tanganmu Malang 2000 12
  • 13. JADIKANLAH AKU Jadikanlah aku matahari Bila mendung mulai bergayut Hendak mengirim badai Bagi yang berumah di atas pasir Jadikanlah aku bintang Bila langkah kecurian arah Dan pelabuhan-pelabuhan kematian cahaya Saat musafir didera rindu Berbagi cerita pada semua yang menunggu Jadikanlah aku bumi Yang sabar menerima semua Bangkai dan harum melati Benci dan selembar hati Semua punya arti Semua punya garis pasti Oktober 1999 13
  • 14. DUH…GUSTI, AMPUNI * duh…gusti ampuni aku di sekitarku masih banyak tangan-tangan yang malu bekerja dengan baik mereka lebih senang menipu segan bekerja, ingin hidup mewah mengumbar angkara murka menyuburkan kedurhakaan perempuan-perempuan kehilangan rasa malu lelaki kehilangan rasa perwiranya lelaki tak punya lagi lagu rindu bagi istri dan anak di rumah kesepian mengikis kesetiaan banyak anak bertanya tentang ibu dan bapaknya duh…gusti ampuni aku suara-suara kebenaran terdengar sumbang di telinga perikemanusiaan pun kian pudar rumah suci kian disingkiri rumah hina merajalela perempuan jalang di mana-mana ya…ya bakul dikatakan burung kuntul orang salah dianggap betul pengkhianat hidup penuh nikmat pencuri dipuji-puji orang-orang yang tahu jalan kian terbelenggu tak berdaya yang mulia kian terpenjara dan masih ada yang mengalir tanpa muara bahasa tuhan kian terabaikan hujan pun turun bukan pada musimnya di meja-meja perundingan banyak yang mengkhianati ilmu dan kebajikan banyak yang mengaku-aku di luar terlihat putih di dalam ternyata merah dadu mengaku suci, kesucian basa-basi begitu mudah membuat janji begitu mudah mengingkari 14
  • 15. duh…gusti, hukumlah aku di sekitarku kedamaian tak juga bersemi banyak laknat, banyak yang sesat anak makan bapaknya saudara makan saudara kawan menjadi lawan guru menjadi seteru antartetangga saling curiga tak ada lagi ruang bagi hati untuk berbicara tentang cinta orang-orang lapar berputar-putar sebagai gasing yang cepat akan memangsa yang lamban akan dimangsa yang besar akan tersesat yang kecil tergelincir yang congkak mendongak yang takut kesikut yang nekat mendapat berkat yang rendah diri akan tertindih yang membabi buta semakin makmur yang berhati-hati cuma merintih petani-petani gigit jari para pendusta terus berpesta duh…gusti, siksalah aku! Malang 1999 *) adaptasi bebas ramalan Djojobojo 15
  • 16. SELAMAT MALAM, INDONESIA Selamat malam Indonesia Di atas meja aku menatapmu dengan resah Sepiring nasi lahir dari kesabaran Sekerat ikan asin adalah pergulatan yang mengancam Semua terolah dari rasa keibuanmu Bagi petani dan nelayan Yang setia menyapa dan merengkuhmu Dan mestinya kau terpahami sebagai ibu Yang sering kudongengkan pada anak-anak Sebelum melintasi kota-kota yang lain Sungai-sungaimulah yang mendenyutkan jantung mereka Ombak-ombakmulah yang menggelora di nadi mereka Hutan-hutanmukah yang memayungi mereka Takkan kubiarkan mereka jadi pecundang Dan kau memang ibu yang bijak Berpasang-pasang tangan Ingin memisah-misahkan anak-anakmu Lepas dari rengkuhanmu Kau tetap saja tersenyum Tak mau mengumbar kepedihan Masih saja kaumekarkan kasihmu Dalam bulir-bulir padi Juga kemilau embun di pucuk-pucuk daun Selamat malam, Indonesia Takkan kupejamkan mata Sebelum usai mereguk keheningan Yang kausuguhkan antara suara-suara serangga, Bisik angin, dan jejak langkah peronda Aku hanya bisa tersipu Tangan ini masih saja tak mampu Memelukmu sambil bercerita Saat-saat manis yang lalu Maret 2001 16
  • 17. PEREMPUAN ITU Perempuan itu terbatuk-batuk Melintas di halaman, lalu mengetuk pintu “Biarkan aku masuk, sesaat istirah Setengah abad lewat Aku menapaki waktu dengan rindu.” Tangis gerimis mengikis harapan Dan kelam dikekalkan temaran Langit rapuh, ada yang mengaduh Perempuan itu ya perempuan itu Dengan tatapan yang lembab Melewati jendela, sampai pada bukit Yang samar-samar, berkabut “Aku tak mengerti setelah darah di deraskan setelah ribuan pejuang ditulis dalam sejarah dan setelah aku menyusui anak-anakmu mengapa aku hendak kau tinggalkan.” Perempuan itu tersedu Di matanya terbayang rumah-rumah, Anak-anak, dan hutan-hutan terbakar Atas nama keadilan Atas nama kemakmuran “Permainan siapakah ini yang terus menderaskan air mata yang menyuburkan kekacauan dan aku pun semakin cemas.” Burung kulik-kulik terus memanggil malam Menyemai gelisah di ujung-ujung ranjang Langit retak, ada yang mendesah Perempuan itu ya perempuan itu Dengan tatapan yang basah Menyusuri jengkal demi jengkal tanah Yang sangat di kenalnya Inilah Jawa, Sumatra, dan Irian Jaya Yang telah menyatu dalam tubuhnya Menjelma tangan, kaki, atau kepala “Haruskah aku kehilangan tangan, kaki, atau kepalaku Jika kehadiranku sebagai ibu Masih diperdebatkan Dan dicurigai tak mampu Mengasuh semuanya dalam cinta.” 17
  • 18. Perempuan itu terbatuk-batuk lagi Dibetulkannya letak kacamatanya “Barangkali aku memang berlebihan Barangkali aku yang tak mau belajar Pada Sriwijaya, Majapahit, atau Singasari Atau haruskan kubangunkan kembali Gajah Mada, Muhammad Yamin, W.R. Supratman, atau Hatta Agar ada tempat bagiku Meredakan gelisah yang panjang.” Maret 2001 LAGU DAMAI 18
  • 19. Kedamaian mengalir lewat hijau bukit Bersama siul burung yang dicumbu angin Lalu disemaikan pada setiap petani Di kemilau embun yang membasah Di antara daun-daun padi yang disapa pagi Dan senyum selalu mekar Dalam pertemuan yang sederhana Jauh dari perdebatan sia-sia Penuh ketulusan yang terhidang Dalam secangkir kopi dan sepiring pisang : Keluarga selalu sehat-sehat saja kan? Begitulah saling mendoakan Kedamaian merekah bersama sapa Sebagai matahari yang mengusap daun-daun, Bunga-bunga, kupu-kupu, dan tanah yang basah Dan segera tercipta tembang di setiap ruang Lembut mengalun mengusap jiwa Memayungi setiap hati, tiada benci Nyanyikanlah selalu tembang damai Di setiap jam, juga setiap jejak Agar tanganmu tak selalu ragu Terulur bagi semua yang perlu genggaman Dan memberi kepastian bagi yang didera pedih Kedamaian terus mengalir Bersama gemiricik air yang bening Yang memberi harapan bagi semua Yang lama dibayangi kemarau, juga keputusasaan Nyaris terbantai dalam kelam Dan tersungkur kehilangan arah : Yakinlah, Tuhan selalu menjaga setiap hati ! Maret 2001 19
  • 20. NYANYIAN POLITIKUS DAN BURUNG Lagu kemakmuran mana yang kaudendangkan Air mata masih menderas dan beribu-ribu mata kuyu Melata di lampu-lampu merah Terusir dari pabrik-pabrik yang sekarat Lalu terbujur di kamar-kamar pengap Ditimbuni harapan yang nyaris berkarat Ya…ya aku mendengar merdu suaramu Sebagai nyanyian burung Yang digantungkan di langit-langit rumah Atau digantang di arena-arena Larut dalam gemuruh tepukan, Juga sorak-sorai mereka yang larut dalam alunan suara Dan setelah semua puas Kau pun mendapat bendera-bendera tanda kemenangan Sebagai burung kau selalu mengagumi warna bulumu Di koran-koran dan televisi keindahanmu menjadi berita selalu Dan kau pun tak malu-malu mencakar-cakar dan mematuk-matuk Secara duam-diam semua yang menghadangmu Dan kau pun semakin samar Kau burung pengicau atau burung pemangsa Ya…ya hanya suaramukah yang kau tebarkan Dan bagaimana dengan ranting-ranting yang telah memberimu kenyamanan Untuk bersarang Juga rumput-rumput yang telah membernaskan biji-bijian Dengan tulus sepanjang musim Dan juga di mana terima kasihmu Pada burung-burung lain yang tak berbulu indah dan bersuara merdu Yang telah menyempurnakan kehadiranmu Lagu keadilan mana yang kau tembangkan Kalau semua mata dibidik kecemasan Dan hukum berdebu di buku-buku Tersisa keliaran yang jauh dari hati Masihkah kau terus berkicau Tanpa perlu memberi kepastian? Malang, 2001 20
  • 21. AMSAL SEBUAH POHON Kita hanyalah satu pohon Yang mengakar pada tanah leluhur Dan minum dari telaga Tempat adam sempurnakan luka Sebagai pohon semua punya makna Akar, batang, dahan, dan ranting Juga daun selalu sejalan Untuk memekarkan bunga-bunga Dan meranumkan buah Tak perlu merasa menjadi lebih: Akulah akar aku lebih berarti Akulah batang aku lebih berarti Akulah dahan aku lebih berarti Akulah ranting aku lebih berarti Akulah daun aku lebih berarti Masihkah kita menjadi pohon Jika kehilangan akar, batang, Dahan, ranting, dan daun Sebagai pohon tak perlu berselisih Wangikan saja bunga-bunga Dan terperam buah yang manis Yang melegakan semua yang dahaga Sebagai pohon tak hanya diam Lalu kita dirobohkan Dan dibiarkan berlumut dan berjamur Tanpa kenangan Maret 2001 21
  • 22. SURAT UNTUK ANAK-ANAKKU Anak-anakku, keprihatinanku tergambar di cakrawala Mengelabu bersama gelisah yang dibawa gerimis Juga burung-burung pipit yang tak lagi punya sarang Yang selalu dibayangi kelam Dan masih saja ada yang ingin membangun menara-menara Di atas air mata dan darah yang merimba Juga pecahan-pecahan jiwa yang kehilangan ayah dan bunda Yang meratap-ratap, memanggil-manggil tanah kelahiran: Ini tanahku! Ini napasku! Mengapa aku harus terpisah? Anak-anakku, maafkan kerapuhan tanganku Yang tak kuasa mengetuk pintu-pintu Penuh dengan keinginan gelap Yang terus membayang di setiap jejak Dan yang kauwarisi hanyalah puing-puing Maret 2001 22
  • 23. AMBIL SAJA KURSIMU INI dan kursimu ini sungguh tak kuingini kursimu terlalu bagus bagiku kursimu tak bisa mengisi ruang hatiku aku terbiasa duduk di lantai atau berdiri di antara penjaja koran, penarik becak, pengamen, dan anak-anak jalanan ambil saja kursimu tak layakku menyentuh, apalagi menduduki ku tak mau dirajam mimpi : ku melecut matahari dan menghela jam hanya dengan jantungku, hanya dengan bajak peluhku aku sudah membawa kursi sejak bayi pasti bukan kursi yang kaucari kursiku setia di warung-warung pinggir jalan, penggali pasir, penjual rokok eceran, pemecah batu, kuli bangunan, juga nelayan kursiku beralaskan memoar panjang dari seorang pejuang dan juga mereka yang tak tersihir lampu-lampu peradaban kursiku hanya menyemaikan putik-putik asa sederhana 23 Pedoman Hidup: 1. Masalah utama manusia adalah dibuat oleh dirinya sendiri. 2. Kegagalan utama manusia adalah karena kesombongan. 3. Kebodohan utama manusia adalah memiliki sifat menipu. 4. Kesedihan utama manusia adalah perasan iri hati. 5. Kesalahan utama manusia adalah mencampakkan dirinya sendiri. 6. Dosa utama manusia adalah menipu diri sendiri. 7. Sifat manusia yang patut dikasihani adalah merasa rendah diri. 8. Sifat manusia yang patut dipuji karena keuletannya. 9. Kehancuran utama manusia adalah perasaan putus asa. 10. Harta utama manusia adalah kesehatan. 11. Hutang terbesar manusia adalah hutang budi. 12. Kekurangan terbesar manusia adalah suka berkeluh kesah serta tidak bijaksana. 13. Ketentraman dan kedamaian manusia didapat dari sifat berdana dan beramal.
  • 24. APA YANG KAUBACA Apa yang kaubaca Saat rabun menemu samar Dan hidangan di meja Tidak terkoyak gigimu yang mulai tanggal Malam-malam yang beku Terasa mencambuki tulangmu Kulit kerutmu Terasa dirimbuni jarum Sungguh mana yang kaukekalkan Saat sahabat dan kerabat Sudah sampai, sudah kembali Di depan pintu tertulis selalu: Waktu menunggu! Sungguh mana yang kaubanggakan Saat semua merapuh Dan sayap senja merengkuhmu Dalam siulan sunyi yang panjang 2007 24
  • 25. BUNGA DI TAMAN INI WARNA-WARNI Bunga di taman ini warna-warni Harumnya memanggil kupu-kupu Juga petualang yang rindu hati Rindu senyum kanak-kanak :Begitu sederhana, begitu murni Akankah warna-warni yang asri Kauremas dalam keangkuhan yang tersisa hanya sabana tergambar hijau semata sebatas inikah membaca manusiamu Bunga di taman ini warna-warni Semua mekar dalam asuhan matahari Dan meranum buah bagi arti Tak ada yang sia-sia, tak ada : Pengetahuanmu tak cukup mengadili Juru Taman itu lebih mengenali Antara ilalang dan melati 2007 25 : Pengetahuanmu tak cukup mengadili Juru Taman itu lebih mengenali Antara ilalang dan melati
  • 26. SAKRAMENKU Sakramenku perempuan tua yang teriak ’puk...krupuk” Dan kaki rentanya masih mencintai hidup Yang bertungku di kelopak matanya yang segelombang ombak Dan aku pun terjaring cinta hidupnya yang menderas Bersama parit-parit waktu di cekung pipinya Sakramenku lelaki tua yang memainkan tambur darahnya Bagi istri dan cucu, yang menderas dari telaga jiwanya Lalu senyum mekar, saat kubalas dengan jabat tangan Dan selembar cinta yang kurajut seharian 2007 26
  • 27. INGINMU, MIMPI Apa yang kau arti di kepulan asap, jarum fatamorgana, ruap soda, dan musik yang melecut darah Melayang, melayang, dan terus melayang sampai menemu entah Dan denyut jammu terasa lamban, inginmu malam tak segera menemu matahari dan tubuhmu Seakan berpesiar di taman-taman, kau semakin terkulai, tenggelam Sungguh tak juga kau pahami, hidup jauh dari mimpi. Di sini duri harus kau rangkai menjadi benang Doa-doa syukurmu yang panjang. Kehausanlah yang kan menderamu, ketika belenggu Fatamorgana memborgolmu sepanjang waktu. Dan kunci yang kaucari, lama berkarat di laci hati. Malang, 2007 27
  • 28. AKU HANYALAH..... Aku hanyalah sepasang tangan. Sederhana saja. Sepasang tangan yang selalu menjabat setiap yang lewat, ”Percayalah.” Sepasang tangan ini kan selalu terulur bagi semua yang rindu harapan, rindu kepastian, ”Percayalah, kamu bisa berjalan.” Sepasang tangan yang kan memintal berlembar-lembar surat penghiburan bagi yang renta, yang didera kegamangan, dan selalu berkata, ”Aku belum hendak kembali.” Sepasang tangan yang selalu menyalakan tungku-tungku di setiap kalbu yang beku yang teperangkap jala kebimbangan, ”Mana pintu untukku?” Aku hanyalah sepasang tangan. Sederhana saja. 2009 28
  • 29. SALIB DERITAMU salib derita yang memberat di pundak sepanjang Golgota sebagai benih-benih Kasih yang kan merimbun sepanjang Jam bagi hati yang yang dilumuti keangkuhan, kemunafikan, dan keserakahan sungguh salib deritaMu adalah rengkuhan Kasih yang kan memayungi semua jiwa tak terkecuali yang telah mengkhianatiMu tak terkecuali yang ragu akan penebusanMu dan cambukan yang menyayat daging derita adalah cemoohan, hinaan, dan penolakan yang masih saja mengakar di setiap hati rajaman luka di Tubuh KudusMu adalah bilur-bilur dosa yang terangkai di detak waktu dan tikaman paku serta mahkota duri itu adalah mata penyangkalan yang telah menghanguskan nurani dan hati dan semua berkubang di lumpur muara kelam yang tersisa cakar-cakar kedengkian dan kebencian darah derita yang mengucur sepanjang Golgota sebagai telaga cintaMu yang menahirkan lukaluka semesta lukaluka manusia dan saat menemu waktu semua hati kan mewangi penuh melati MEMBACA BAHASA DAGING 29
  • 30. bahasa daging, baju-baju gemerlap di etalase-etalase yang bikin terpana tukang-tukang becak, gelandangan, dan pengamen jalanan bahasa daging, seringai mesin traktor melindasi gubug-gubug, harapan, juga untaian impian dan mata berkaca-kaca melepas dalam getir, dan putus asa bahasa daging, genderang perang yang terus ditabuh dengan angkuh mengatasnamakan keadilan, kemerdekaan, dan hak-hak kemanusiaan selalu begitu titik bahasa daging masihkah kita dengungkan lewat pidato-pidato, iklan-iklan, surat kabar, televisi, dan radio masihkah akan kita cetak dengan huruf tebal jika di dalamnya menyimpan belati dan bisa atau sesaat kita mendengar bahasa roh yang berkepak sebagai sayap-sayap pagi yang membawa embun dan kabut memberi rengkuhan lembut bagi daun-daun, burung-burung, gunung, dan peladang : terasa damai, terasa murni. INI SEKERANJANG HATI 30
  • 31. Ini sekeranjang hati yang di dalamnya ada aneka buah tangan yang kujumput di mata petani, tukang-tukang becak, bakul-bakul di pasar, pejuang yang gugur, dan para guru. Di dalamnya membias warna bianglala yang membinarkan: kesabaran, ketekunan, kesetiaan, keikhlasan, dan pengorbanan anak-anakku, bawalah sekeranjang hati ini lalu santaplah di saat: kau larut dalam keputusasaan kau kehilangan kompas langkahmu kau kecurian api semangatmu kau digempur gelombang tak berhaluan Yakinkan dalam dirimu hanya hatilah yang kan menuntunmu dalam langkah yang pasti dan penuh harum melati hanya hatilah bahasa Illahi hanya hatilah bahasa tersuci Yang selalu membawa suara surgawi dengarlah, dan ikuti kan menuntunmu ke muara bahagia Jangan hiraukan suara-suara yang mencemoohmu suara-suara yang melemahkan semangat juangmu yakinkah: kakimu sendirilah yang kan membawamu ke seberang! Anak-anakku, sekaranjang hati ini Telah terangkai sepanjang waktu Bawalah sepanjang hidupmu SAMPAI DIAM DETIKKU 31
  • 32. tak ada yang kumiliki tak ada jantung yang berdenyut dalam jam dan membakar matahari pagi, juga menyibak tirai kabut adalah cintamu yang menderas bersama bulir-bulir darah yang bernas lalu: inilah pergulatanku. dan segala yang terangkai dalam lembar-lembar buku surat-surat ketetapan angka-angka dalam jurnal dan jabat tangan kesepakatan hanyalah sebagai persembahan bagi langit cintamu yang selalu menggerimiskan harapan musim semi tak ada yang kumiliki tak ada kau telah meminangku dengan mahar yang tak terperi setiamu mengalir bersama angin, berpendar dalam bias bulan, dan mengemas dalam padi menguntai sungguh sampai diam detikku ku tak mampu, ku tak mampu memberi penebusan yang berarti 2009 32
  • 33. SELEMBAR BAGI SAHABAT Sergius Nellius sahabatku, biarkan sungai ini mengalir menderaskan harimu,dalam riak berbatu, bacalah sebagai kewajaran di hulu terkadang hujan begitu hebat seketika air menggelegak, keruh, dan mebawa cemas yakinkan, sampai muara kan menemu ketenangan, dan yang tersisa adalah kejernihan bercerminlah, di air ini pasti ada hidupmu yang terkadang hanyut bersama ranting-ranting, daun-daun, atau gundukan sampah yakinkan, kau kan kuasa menepi menemu tanah semaian sahabatku, bukan kita yang berkuasa atas waktu kita tidak sendiri kita tidak sendiri langit kan selalu memayungi dan matahari pasti terbit di ufuk hati. 2009 33
  • 34. DALAM KERUDUNG SETIAMU, MARIA dalam kerudung setiamu, berbinar matahari terbit di ufuk kalbu, lalu mengalir dari bibir lembutmu: ”terjadilah, aku ini hambaMu.” dan benang-benang waktu terajut bersama kerelaan untuk menerima semua; tak ada getir bagimu ribuan jarak yang mengulur bersama jejakmu juga berpasang mata yang mencibir belati tetap terasa manis di bilik rasamu pintu penolakan selalu menemu bagimu dan itu tak cukup memupus semai harapan terus kaupikul derita bersama Yusup yang berjiwa samudra bagi bayi penebusan yang kan lahir bersama tanda semesta dan bintang timur itu kan selalu menuntun semua : jadilah sederhana, sederhana! palungan berkain lampin, gubug-gubug gembala dan Tiga Raja telah menanggalkan mahkota : jadilah sederhana, sederhana! hati ini persembahan yang paling berarti! dan setiamu, dataran hijau yang selalu menuntun angin gunung menyemai bulir-bulir embun Cinta bagi Yusup, sang mempelai yang berpayung bulan, yang berlayar ketulusan : sungguh sederhana, sederhana! LITANI INDONESIA 34
  • 35. Indonesia siapa yang indonesia Cintailah yang Cinta Indonesia siapa yang indonesia Satulah yang Satu Indonesia, jamrud nusa Indonesia, suaka satwa Indonesia, muara mina Indonesia, selendang bianglala Indonesia, bunda mahatma Indonesia, rimba persada Indonesia, samudra manikam Indonesia, intan jelita Indonesia, adiratna Indonesia, bunga rampai budaya Indonesia, persada katulistiwa Indonesia, dermaga buana Indonesia, kusuma aksara Indonesia, senyum semesta Indonesia, rengkuhan bagaskara Indonesia, pangkuan permadani Indonesia, mahligai pertiwi Indonesia, kecapi bidadari Indonesia, serimpung gunung Indonesia, ibu penjuru Indonesia siapa yang Indonesia Merdekalah yang Merdeka Indonesia siapa yang Indonesia Cerminlah dengan Tanya Ya Sang Mahacinta, ampunilah setiap jiwa yang tak juga merajut syukur bagi semua sepanjang detak, sepanjang kelak dan selalu tak juga setia bagi CintaMu yang menderas senantiasa Malang, 2007 35