Dokumen ini membahas proses morfofonemik dan morfologik dalam bahasa Indonesia. Morfofonemik adalah perubahan fonem akibat pertemuan morfem. Terdapat tiga proses morfofonemik utama: perubahan fonem, penambahan fonem, dan penghilangan fonem. Proses-proses ini dapat menghasilkan perubahan bunyi pada saat pembentukan kata turunan.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Kajian kebahasaan (kel 6)
1. Proses Morfofonemik dan Proses Morfologik
A. Pengertian Morfofonemik
Morfofonemik adalah proses perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam pembentukan
kata akibat pertemuan morfem dengan morfem lainnya. Misalnya kata membaca terdiri dua
morfem, yaitu morfem meN- dan morfem baca. Akibat pertemuan kedua morfem itu, fonem
nasal /N/ pada morfem meN- berubah, sehingga meN- menjadi mem-. Perubahan fonem itu
tergantung pada kondisi bentuk dasar (dasar kata) yang diikutinya.
Untuk mengetahui morfofonemik yang terjadi, perlu diungkap peristiwa morfofonemik
sebanyak-banyaknya. Dari peristiwa tersebut dapat dikelompokkan jenis morfofonemik
berdasarkan kesamaan prosesnya, simpulan tersebut kemudian dapat dijadikan kaidah
pembentukan kata turunan yang benar. Jangan sampai menimbulkan kesalahan sampai pada
tataran makna. Jika terjadi kesalahan pada tataran makna, hal itu akan mengganggu komunikasi
yang berlangsung. Jika terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi, maka hilang fungsi utama
bahasa sebagai alat komunikasi.
Kajian morfofonemik tidak dibicarakan dalam tataran fonologi karena masalahnya baru
muncul dalam kajian morfologi. Ada berbagai macam pengertian mengenai istilah
morfofonemik. Ramlan (2001:83) menyatakan, morfofonemi mempelajari perubahan-perubahan
fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Selanjutnya
Kridalaksana (2007:183) mendefinisikan bahwa proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis
yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Selain itu, Samsuri (1980:201)
menjelaskan morfofonemik adalah studi tentang perubahan-perubahan pada fonem-fonem yang
disebabkan oleh hubungan dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya.
Poedjosoedarmo (1979:186) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan
morfofonemik ialah perubahan bentuk fonemis sebuah morfem yang disebabkan oleh fonem
yang ada disekitarnya.
2. B. Proses morfofonemik yang terjadi pada Bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga
proses, antara lain:
1. Proses perubahan fonem
Proses perubahan fonem merubah suatu fonem pada morfem akibat bertemu dengan
morfem lainnya. Contoh:
a. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /M/, jika bertemu
dengan morfem-morfem yang diawali dengan fonem (p, b, dan f). Misalnya:
meN- + pinjam = meminjam
meN- + fatwakan = memfatwa
peN- + batik = pembatik
b. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /n/, jika bertemu
dengan morfem-morfem yang diawali dengan fonem (t. d, dan s). Misalnya:
meN- + tutup = menutup
peN- + tutup = penutup
c. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /n/, jika bertemu
dengan morfem yang diawali fonem (s, c, dan j). Misalnya:
meN- + sapu = menyapu
peN- + sapu = penyapu
meN- + jauh = menjauh
d. Fonem /N/ pada morfem meN- dan PeN- akan berubah menjadi fonem /n/, jika bertemu
dengan morfem yang diawali dengan fonem (k, g, kh, dan h, serta vokal)
e. Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- akan berubah menjadi fonem /I/, jika bertemu
dengan morfem-morfem seperti ajar. Misalnya:
ber- + ajar = belajar
3. per- + ajar = pelajar
f. Fonem /?/ akan berubah menjadi fonem /k/, akibat bertemu dengan morfem ke- an.
Misalnya:
ke-an + duduk/dudu?= kedudukan
ke-an + rusak/rusa?= kerusakan
2. Proses penambahan fonem
Proses penambahan fonem merupakan proses penambahan fonem pada suatu morfem
akibat pertemuan suatu morfem dengan morfem lainnya. Biasanya fonem yang
ditambahkan yaitu fonem /ə/. Jadi morfem meN- akan menjadi menge- dan morfem peN-
akan menjadi penge-. Misalnya:
meN- + cat = mengecat
meN- + las = mengelas
peN- + cat = pengecat
peN- + las = pengelas
per-an + tikai = pertikaian/pertikaiyan/
ke-an + pulau = kepulauan/kepulawan/
3. Proses penghilangan fonem
Proses penghilangan fonem merupakan hilangnya sebuah fonem akibat pertemuan
dengan sebuah morfem dengan morfem yang lain.
a. Hilangnya fonem /n/ pada morfem meN- dan peN- akibat bertemu dengan bentuk
dasar yang berawalan fonem /l, r, y, w dan nasal/. Misalnya:
meN- + lerai = melerai
meN- + rumuskan = merumuskan
4. meN- + yakinkan = meyakinkan
meN- + warnai = mewarnai
peN- + lupa = pelupa
b. Hilangnya fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- akibat bertemu dengan bentuk
dasar yang berawalan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir
dengan /ə r/. Misalnya:
ber- + rapat = berapat
ber- + kerja = bekerja
per- + ragakan = peragakan
ter- + rasa = terasa
c. Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat bertemu morfem meN- dan
peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu. Misalnya:
meN- + paksa = memaksa
meN- + tulis = menulis
peN- + = maksa = pemaksa