2. 6 Sasaran Keselamatan Pasien meliputi :
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar ,
pembedahan pada pasien yang benar
5. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
6. Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuh
3. 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Tujuan :
1. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan diberi
layanan/tindakan/pengobatan tertentu secara tepat
2. Mencocokkan layanan/perawatan yang akan diberikan dengan
pasien yang akan menerima layanan
Catatan : identifikasi pasien minimal
ada 2 identitas :
1. Nama
2. Tanggal lahir
3. Alamat lengkap tempat tinggal
5. Warna Gelang Pasien
Gelang Identitas
Laki – Laki : warna Biru
Perempuan : Warna Pink
Gelang Penanda
Merah : Alergi
Kuning : Risiko Jatuh
Ungu : Do not Resucitate (DNR)
6. Cara Identifikasi Pasien
1. Secara Verbal : Tanyakan nama dan tanggal lahir
pasien
2. Secara Visual : Lihat kegelang pasien, dua dari empat
identitas, (nama dan tanggal lahir) cocokkan dengan
instruksi dokter atau tindakan lain yang akan
dilakukan.
7. Skp 2 : meningkatkan komunikasi efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan dipahami oleh resipien/penerima pesan
akan mengurangi potensi terjadinya kesalahan serta
meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi yg berpotensi kesalahan adalah pemberian instruksi
lisan atau telepon, pelaporan nilai kritis dan saat serah terima
(Lat bel suara, ggn, nama obat mirip dan istilah yang tidak
umum)
9. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis hasil
pemeriksaan diagnostik melalui telepon:
Hasil kritis: pasien rajal maupun ranap
Pem.Diagnostik : semua pem.Lab, pencitraan/radiologi, diagnostik
Jantung,POCT (Point of care testing).
Pasien Ranap pelaporan hasil kritis dapat dilaporkan melalui
Perawat dan dilaporkan ke DPJP yang meminta pemeriksaan
Rentang waktu waktu pelaporan hasil kritis ditentukan < 30 menit sejak hasil
diverifikasi oleh PPA yang berwenang di unit pemeriksaan penunjang diagnostik
“Menulis/menginput kekomputer
– Membacakan
– Konfirmasi kembali”
11. 3. MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN
YANG PERLU DIWASPADAI
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute/cara pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar EDUKASI pasien tentang
obat
6 PEMBERIAN OBAT YANG BENAR +
1
12. Keamanan pemberian obat
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Pencatatan dokumentasi pemberian obat
3. Mempersiapkan obat yang akan diberikan
4. Menyiapkan peralatan-peralatan khusus dalam pemberian obat ( spuit, bengkok,
penghancur tablet, sarung tangan)
13. SKP 4 : . MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN
YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR ,
PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
1. Ketepatan jadwal dan verifikasi
a. Mencegah kesalahan-kesalahan tindakan di
meja operasi (hari dan jam tindakan, jenis
tindakan, penandaan di ruangan,)
b. Lakukan verifikasi antara dokter bedah dpjp dan
kamar bedah tentang rencana operasi
14. 2. Konfirmasikan pasien prosedur dan lokasi
1. Identifikasi pasien dengan benar nama
pasien, tanggal lahir/ alamat, ruangan
dokter DPJP dan jenis tindakan
2. Pastikan pasien dan keluarga
mengetahui jadwal operasi dan
tindakan yang akan dilakukan
3. Pastikan form persetujuan telah di
tandatangani dan di informasikan
4. Verifikasi pasien sangat penting saat
operan shift atau perpindahan tim kerja
di ruangan maupun di kamar operasi
5. Identifikasi pasien, prosedur dan lokasi
memastikan ulang di sampaikan ke
dokter DPJP dan tim bedah untuk
melakukan verifikasi
15. 3. Melibatkan pasien
Salah satu cara yang mudah untuk mengurangi resiko dan masalah penandaan yang
salah adalah dengan melibatkan dan memastikan partisipasi pasien dalam perawatan
16. 4. Tandai secara konsisten
Prosedur keselamatan pasien di RS tentang
penandaan pre op dan tindakan invasive
menyarankan agar tim 1, dokter untuk menandai
situs bedah dengan jelas
Membantu memastikan ahli bedah selalu menandai
situs dengan benar
Jangan sampai terjadi apabila pasien memberikan
tanda sendiri untuk menandai area tanpa verifikasi
dan pemeriksaan ulang sebelum operasi
Penandaan wajib dilakukan oleh tenaga medis yang
berwenang, tanda area operasi dibuat baik oleh dokter
yang akan melakukan operasi dan asisten pertama yang
ditunjuk
17. 5 : Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
20. Skrining Risiko Jatuh di Rawat Jalan
1. Kondisi pasien mis pasien geriatric, diszziness, vertigo,
gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan
obat, sedasi, status kesadaran atau kejiwaan, konsumsi alcohol
2. Diagnosis mis, pasien dengan diagnosis Parkinson
3. Situasi mis, pasien yang mendapatkan sedasi/ pasien Riwayat
tirah baring/perawatan yang lama yang akan dipindahkan untuk
pemriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi yang
akan meningkatkan resiko jatuh
4. Lokasi mis, area yang beresiko pasien jatuh yaitu tangga, area
penerangan kurang atau unit pelayanan dengan perawatan
rehabilitasi medis
Ketika suatu lokasi diidentifikasi sebagai area risiko tinggi jatuh, RS dapat
menentukan bahwa semua pasien yang mengunjung lokasi tsb akan dianggap
berisiko jatuh dan menerapkan langkah2 mengurangi risiko jatuh untuk semua
pasien.
20
21. Penanganan pasien rawat jalan dengan resiko jatuh
Berikan edukasi
Berikan gelang kuning di tangan
Di dokumentasikan
dalam lembar edukasi
pasien rawat jalan
Seluruh pegawai rumah sakit,
dengan pelibatan pasien dan
pelaku rawat (caregiver) ikut
bertanggung jawab terhadap
pencegahan pasien jatuh
23. Pengkajian awal risiko jatuh rawat inap:
1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 – 18 tahun
2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 dan < 70 tahun.
3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 70 tahun ke atas
(Joint Commission Resources, educing The Risk of Falls in Your
Health Care Organization).
24. PENILAIAN ULANG RISIKO
JATUH
1. Pasien risiko tinggi kaji ulang setiap shift
2. Perubahan kondisi kaji ulang
• Penurunan kesadaran
• Pasca jatuh
• Penambahan obat: sedatif, hipnotik, barbiturat, fenotiazin, psikotropik,
antidepresan, narkotik, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, vastibular supresan, antikonvulsan, obat tetes mata,
relaksan otot rangka
25. 1.Pasang gelang kuning yang
bertuliskan "fall risk" kuning ditangan
pasien
2. Edukasi keluarga tentang pencegahan
jatuh
3. Pasang segitiga jatuh
4. Handrail selalu terpasang
Penanganan Risiko Tinggi Jatuh Rawat Inap
Didokumentasikan dalam
Formulir Informasi lembar
edukasi pasien rawat inap