SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
IBU LAILA M I W, PhD
DISUSUN OLEH
DIAN DARMAYANTI 46113310039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 2
2. Pengertian .................................................................................... 2
2.1 Motivasi Kerja ......................................................................... 2
2.2 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja .............................. 4
3. Teori-Teori Motivasi ......................................................................... 5
3.1 Teori Motivasi Isi ......................................................................... 5
1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan ........................................ 5
2. Teori Eksistensi, Relasi dan Pertumbuhan ............................. 6
3. Teori Dua Faktor ............................................................. 7
4. Teori Motivasi Berprestasi .................................................. 8
3.2 Teori Motivasi Proses ............................................................ 8
1. Teori Pengukuhan ............................................................ 8
2. Teori Penetapan Tujuan ................................................. 9
3. Teori Harapan ....................................................................... 9
4. Teori Keadilan ....................................................................... 10
4. Meningkatkan Motivasi Kerja ............................................................ 11
4.1 Peran Pemimpin/Atasan ............................................................ 13
1. Bersikap Keras ...................................................................... 13
2. Memberi Tujuan yang Bermakna ..................................... 13
4.2 Peran Diri Sendiri ..................................................................... 13
4.3 Peran Organisasi ..................................................................... 14
BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Motivasi dapat dipandang sebagai satu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika
diterima masuk bekerja di perusahaan, dibawa masuk oleh tenaga kerja. Selama
bekerja, motivasi kerja tenaga kerja mengalami perubahan-perubahan sebagai hasil
interaksi antara tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya, sehingga dapat pula
dipandang sebagai keluaran dari tenaga kerja. Tenaga kerja mulai bekerja dengan
derajat motivasi kerja tertentu.
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap
seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah
ditetapkan. Motivasi atau dorongan (driving force) bertujuan sebagai desakan yang
alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan (Sadili Samsudin, 2006).
Secara sadar ataupun tidak sadar, kita menghadapi dan menjalani dua macam
situasi yaitu situasi masalah (problem situastion) dan situasi pilihan (choice situation)
yang disebut juga dengan situasi konflik. Dalam situasi masalah seseorang
menghadapi berbagai macam rintangan dalam upaya mencapai tujuan yang
diinginkan. Proses dan besarnya upaya seseorang untuk mengatasi rintangan-
rintangan agar dapat mencapai tujuan dapat digambarkan dengan motivasi untuk
dapat melalui rintang-rintangan yang ada. Sedangkan situasi pilihan, seseorang
menghadapi beberapa alternatif keputusan ataupun tindakan yang mengarah pada
tujuan tertentu, mengarah pada timbulnya akibat-akibat tertentu. Tujuan atau akibat
ini dapat memiliki aspek baik aspek positif maupun asepek negatif. Dalam konflik,
seseorang akan memiliki kesulitan untuk memilih jika dalam pemilihan itu
mengandung aspek positif atau negatif yang sama nilainya.
Motivasi memiliki aspek kebutuhan, tujuan, kegiatan/aktivitas dan tenaga yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan. Banyak sedikitnya tenaga yang digunakan
tergantung dari pentingnya tujuan bagi seseorang atau individu dalam mencapai
tujuan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Pengertian
2.1 Motivasi Kerja
Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke
tercapainya tujuan tertentu. Jika tujuan dapat dicapai, maka akan
memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Misalnya,
rasa haus (kebutuhan untuk minum) menyebabkan kita tertarik pada air
segar, bila tidak haus maka kita bersikap netral terhadap air (Munandar,
2001).1
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yaitu atasan,
kolega, sarana fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang dan non
uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja
dipengaruhi pula oleh kepentingan pribadi dan kebutuhannya masing-
masing (Sadili Samsudin, 2006).2
Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu
kebutuhan individual (Robbin : 2002:55).3
Dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam
organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius
dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: Filsafat
hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa
1
Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press
2
Samsudin, Sadili : Wijaya ,E. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia
3
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
2
awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada
budi ada balas”, Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak
hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, Tidak ada titik
jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia dan Perbedaan karakteristik
individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan tidak adanya
satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam
organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-
beda (Siagian : 2002:94).4
Pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting
dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat
mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi,
gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan
pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja karyawan akan
meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat
antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap
waktu kerja yang telah ditetapkan Radig (1998), Soegiri (2004:27-28) dan
Antoni (2006:24).5
Terdapat dua teknik memotivasi kerja pegawai yaitu teknik pemenuhan
kebutuhan pegawai, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai
merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja, teknik komunikasi
persuasif adalah merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai
yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis.
Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu Attention (perhatian),
Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau
tindakan), dan Satisfaction (kepuasan) (Mangkunegara : 2005:101).6
4
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
5
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
6
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
3
Berlangsungnya proses motivasi dapat dilihat dalam gambar 2.1 sebagai
berikut :
Keterangan :
Kelompok kebutuhan yang belum dipuaskan menciptakan suatu
ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk melakukan
serangkaian kegiatan (perilaku mencari) untuk menemukan dan mencapai
tujuan-tujuan khusus yang akan memuaskan sekelompok kebutuhan yang
berakibat berkurangnya dari ketegangan. Namun tidak semua kebutuhan
dapat dipuaskan. Pemuasan kebutuhan berlangsung terus-menerus dan
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
2.2 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja
Unjuk kerja (performance) adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja,
kemampuan (abilities) dan peluang (opportunities). Unjuk kerja adalah
fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang (Robins, 2000).
Motivasi kerja menurut Robins, dalam rumus menjadi :
Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah meskipun
kemampuan ada dan baik serta peluang tersedia. Sebaliknya jika motivasi
kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuannya tidak
ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah.
4
Kelompok kebutuhan
yang belum dipuaskan
Ketegangan Dorongan-dorongan
Reduksi dari
ketegangan
kebutuhan yang
Tujuan telah tercapai
(Kebutuhan yang
telah dipuaskan
Melakukan
serangkaian kegiatan
(Perilaku mencari)
Unjuk Kerja = motivasi kerja x kemampuan x peluang
Motivasi kerja seseorang dapat lebih proaktif atau reaktif (tanggap). Dalam
motivasi proaktif, orang akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan
sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya dan berusaha mencari
serta menemukan kemampuannya untuk dapat berunjuk kerja yang tinggi.
Sebaliknya motivasi kerja reaktif, cenderung menunggu upaya atau
tawaran dari lingkungannya. Dimana seorang individu ingin bekerja jika
ada yang mendorongnya atau dipaksa dari luar dirinya untuk bekerja.
3. Teori-Teori Motivasi
3.1 Teori Motivasi Isi
1. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
Teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow merupakan teori motivasi
kerja yang paling puas. Menurut Maslow, Kondisi manusia berada
dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan
dipenuhi, langsung kebutuhan diganti oleh kebutuhan lain. Ada lima
kelompok kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan fisiologis, rasa
aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan disusun secara tata tingkat seperti dalam
gambar 3.1 sebagai berikut :
5
Keterangan :
1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang timbul berdasarkan
kondisi fisiologis badan kita seperti kebutuhan akan makan, minum,
dan udara. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer atau
kebutuhan dasar.
2. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan yang sangat dekat dengan
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk
dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik.
3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang mencakup memberi dan
menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki (belonging).
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs) yaitu mencakup faktor
internal seperti kebutuhan harga diri, otonomi dan kompetensi,
sedangkan faktoreksternalnya seperti kebutuhan untuk dikenali dan
diakui (recognition) dan status.
5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu melakukan pekerjaan sesuai
dengan kemampuan untuk menjadi kreatif, merealisasikan potensi
secara penuh.
2. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori eksistensi (existence), relasi (relatedness) dan pertumbuhan
(growth needs) dikembangkan oleh Alderfer. Teori ini memodifikasi dari
teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan
kebutuhan kedalam tiga kelompok yaitu :
1. Kebutuhan eksistensi (existence needs) yaitu kebutuhan akan
substansi material seperti keinginan memperoleh makanan, air,
perumahan, uang dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan
fisiologis dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
2. Kebutuhan hubungan (relatedness needs) yaitu kebutuhan
membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan
mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini
mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan
penghargaan (esteem) dari Maslow.
6
3. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs) yaitu kebutuhan yang
dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka
secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri juga mencakup dari
kebutuhan harga diri Maslow.
Menurut Alderfer, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi tidap dapat
dipuaskan, maka individu merasa kembali kepada usaha memuaskan
kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah. Hal tersebut dinamakan
frustration-regression.
Teori eksistensi, relasi dan pertumbuhan dari Maslow dan Alderfer
tidak mencerminkan adanya kebutuhan yang mengarah ke motivasi
kerja yang proaktif ataupun reaktif.
3. Teori Dua Faktor
Teori dua faktor dinamakan dengan teori hygiene-motivasi yang
dikembangkan oleh Herzberg. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang
menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor kepuasan kerja dinamakan
faktor motivator, mencakup isi dari pekerjaan yang merupakan faktor
intrinsik dari pekerjaan yaitu tanggung jawab (responbility), kemajuan
(advancement), pekerjaan itu sendiri, capaian (achievement) dan
pengakuan (recognition). Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu administrasi
dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antarpribadi
dan kondisi kerja.
Teori motivasi-higiene Herzberg, juga dikenal sebagai teori dua faktor
telah menerima perhatian luas memiliki pendekatan praktis terhadap
karyawan memotivasi. Pada tahun 1959, Herzberg menerbitkan
analisis tentang perasaan 200 insinyur dan akuntan dari lebih dari
sembilan perusahaan di Amerika Serikat. Para profesional ini diminta
untuk menggambarkan pengalaman pekerjaan di mana mereka
merasa baik sangat buruk atau sangat baik tentang pekerjaan mereka
dan dinilai perasaan mereka pada pengalaman-pengalaman ini.
7
Tanggapan tentang perasaan yang baik umumnya berkaitan dengan isi
pekerjaan (motivator), dan tanggapan tentang perasaan buruk
berhubungan dengan konteks pekerjaan (faktor hygiene). Motivator
datang tentang faktor-faktor yang dibangun ke dalam pekerjaan itu
sendiri, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kemajuan.
Faktor higienis yang terkait dengan perasaan tidak puas dalam
karyawan dan yang ekstrinsik dengan pekerjaan, seperti hubungan
interpersonal, gaji, pengawasan dan kebijakan perusahaan (Herzberg,
1966).7
4. Teori Motivasi Berprestasi (Achievement motivation)
Teori ini dikembangkan oleh David McClelland. Teori kebutuhan dari
McClelland tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement), kebutuhan untuk berkuasa (need for power)
dan kebutuhan berafiliasi/berhubungan (need for affiliation).
Orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berkuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi sekaligus akan
memiliki motivasi kerja yang proaktif. Sedangkan yang memiliki ketiga
macam kebutuhan dalam derajat yang rendah akan memiliki corak
motivasi kerja yang reaktif.
3.2 Teori Motivasi Proses
1. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini berhubungan dengan teori belajar operant conditioning dari
Skinner. Teori ini memiliki dua aturan pokok yaitu aturan yang
berhubungan dengan perolehan jawaban-jawaban yang benar
misalnya sewaktu anak belajar berbicara, didalam usahanya
mengucapkan kata, jika kedengarannya sudah seperti kata yang harus
ia ucapkan kita memujinya. Makin lama ia mengucapkan kata-kata dan
kalimat yang benar, sehingga waktu ia sudah dapat mengucapkan
kata-kata dengan jelas dan tepat serta berbicara dengan kalimat
pendek yang tepat, kita memujinya dan aturan pokok yang
7
http://mpra.ub.uni-muenchen.de/30419/
8
berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah
misalnya pembayaran gaji tenaga kerja dilaksanakan dalam interval
waktu yang berlangsung secara teratur, dengan jadwal periodik yang
teratur (bulanan, harian).
2. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Locke yang menjelaskan hubungan-
hubungan antara niat dengan perilaku.
Penetapan tujuan dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan.
Individu menetapkan sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran
pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valance) yang berbeda-beda.
Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan
prakarsa sendiri. Misalnya, bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi
kerja yang bercorak lebih reaktif (tanggap), pada saat ia diberi tugas
untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu
tertentu, maka dapat terjadi keikatan terhadap usaha mencapai tujuan
tersebut tidak terlalu besar.
3. Teori Harapan (Expectancy)
Teori harapan dikembangkan oleh Vroom, Porter dan Lawler. Model
harapan dari Lawler bahwa besar kecilnys motivasi seseorang dapat
diungkapkan dengan rumus sebagai berikut :
Menurut Lawler, faktor-faktor yang menentukan E-P (kemungkinan
besarnya upaya menyebabkan tercapainya unjuk kerja yang
diinginkan) ialah harga diri atau kepercayaan diri, pengalaman masa
lalu dalam situasi serupa, situasi sekarang yang aktual, komunikasi
(informasi dan persepsi) dari orang lain. Misalnya P, unjuk kerja yang
diinginkan adalah nilai A untuk mata kuliah Psikologi industri.
Kepercayaan diri kita besar akan kemampuan menguasai mata kuliah
ini.
9
Indeks motivasi = jumlah (E-PP) x jumlah [(P-O)(V)]
Pengalaman yang lalu menunjukkan bila jumlah 20 jam diperlukan
untuk mempelajari bahan mata ujian yang diperkirakan sama beratnya,
lama ujian dua jam,. Persepsi orang lain terhadap kita ialah kita mampu
menguasai bahan psikologi industri.
Besar kecilnya harapan P-O ditentukan oleh pengalaman yang lalu
dalam situasi yang sama, ketertarikan dari hasil-keluaran dan
kepercayaan dalam kendali internal melawan eksternal.
4. Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Adams. Menurut Adams, jika orang
melakukan pekerjaannya dengan imbalan gaji/penghasilan, mereka
akan memikirkan tentang apa yang mereka berikan pada pekerjaannya
(masukan) dan apa yang mereka terima untuk keluaran kerja mereka.
Masukan adalah segala sesuatu yang dianggap oleh tenaga kerja
sebagai yang patut menerima imbalan. Misalnya, jumlah jam kerja,
pengalaman kerja sebelumnya. Keluaran adalah segala jenis hal yang
dipersepsikan orang sebagai imbalan terhadap upaya yang diberikan
seperti gaji, tunjangan dan penghargaan.
Teori ini diungkapkan ke dalam rumusan sebagai berikut :
Sebagai contoh : sekretaris seorang kepala bagian, dalam
kesibukannya sehari-hari ia bekerja jauh lebih keras sampai sering
harus lembur daripada sekretaris dari kepala bagian yang lain,
sehingga mengharapkan hasil keluaran (gaji) yang lebih besar
daripada rekannya, Ia akan merasa tidak adil jika ternyata gaji yang ia
terima sama besarnya dengan gaji yang diterima oleh rekannya.
Menurut Lawler, teori keadilan dan teori harapan cenderung membuat
perkiraan –perkiraan yang sama dan sebagai hasilnya ada usaha untuk
memasukkan aspek-aspek yang diperhatikan oleh teori keadilan dalam
10
Hasil-keluaran seseorang = Hasil-keluaran orang lain
Masukan seseorang Masukan orang lain
kerangka kerja teori harapan. Corak motivasi kerja pada teori keadilan
termasuk proaktif (Munandar, 2001).8
4. Meningkatkan Motivasi Kerja
4.1 Peran Pemimpin/Atasan
Kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui
komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan
petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak
atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis
penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan
dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai
(DuBrin : 2005:3).9
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau
melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin
tidak disenanginya (Nimran : 2004:64).10
Kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses
mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan
dikehendaki (Siagian : 2002:62). Kepemimpinan adalah sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya
tujuan (Siagian : 2002:66).11
Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan
ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang
bersifat informasional dan peran pengambilan keputusan. Yang dimaksud
dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah
8
Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press
9
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
10
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
11
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
11
bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan
simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang
pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat
informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi
mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi.
Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai
arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang
akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk
mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan
bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten (Robbins :
1996:39).12
Peran kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi,
motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Mintzberg dalam
Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4).13
Keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian besar
ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen
pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi yang diperlukan
maupun usaha-usaha pribadi pimpinan (Yasin : 2001:6).14
Ada sembilan peranan kepe-mimpinan seorang dalam organisasi yaitu
pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijakan,
pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana, pemimpin sebagai
pengendali, pemimpin sebagai pemberi hadiah atau hukuman, pemimpin
sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin sebagai tempat
menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai pengganti peran
anggota lain (Anoraga et al, 1995) dalam Tika : 2006:64).15
12
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
13
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
14
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
12
15
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
Ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja yaitu bersikap keras dan
membri tujuan yang bermakna.
1. Bersikap Keras
Pemimpin memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras, jika tenaga
kerja tidak dapat menghindarkan diri dari situasi tersebut maka akan
bekerja keras. Misalnya, atasan ingin menegakkan displin kerja
sehingga menuntut bawahannya datang tepat waktu dan selama jam
kerja terus melaksanakan tugas mereka sampai berakhirnya jam kerja
mereka, namun jika bawahan merasa tidak dapat keluar dari
perusahaannya maka ia harus berusaha agar selalu datang tepat
waktu dan akan bekerja selama jam kerja.
2. Memberi Tujuan yang Bermakna
Bersama-sama dengan tenaga kerja ditemukan tujuan-tujuan yang
bermakna sesuai dengan kemampuannya dan dapat dicapai melalui
prestasi kerja yang tinggi. Misalnya, tenaga kerja mengharapkan
mampu mencicil rumah untuk dirinya setelah bekerja lima tahun pada
perusahaan. Cicilan setiap bulannya tidak memberatkannya dan akan
selesai dalam 10 tahun. Jika kebijakan perusahaan memungkinkan,
maka ia akan bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi.
Atasan perlu mengenali sasaran-saran bernilai tinggi dari bawahannya
agar dapat membantu bawahan untuk mencapainya dengan cara
atasan memotivasi bawahannya.
4.2 Peran Diri Sendiri
Dalam teori McGregor, memiliki motivasi kerja yang bercorak reaktif
(tanggap) maka akan mendorong mereka, “memaksa” mereka untuk
bekerja. Sistem nilai pribadi (personal value system) melihat bahwa mereka
memprioritaskan kegiatan-kegiatan lain dalam kehidupan mereka. Bekerja
dipandang sebagai satu kegiatan yang harus dilakukan agar memperoleh
gaji untuk membiayai hidup. Misalnya, penyadap karet yang bekerja
selama satu minggu. Setelah mendapat upah mingguannya, minggu
13
berikutnya iatidak bekerja dan melakukan kegiatan lain. Jika uangnya
habis, ia akan masuk kerja lagi.
4.3 Peran Organisasi
Berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan dapat menarik atau
mendorong motivasi kerja seorang tenaga kerja. Kebijakan yang berkaitan
dengan motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangandalam
pekerjaan menjual. Misalnya, selain gaji kepada tenaga kerja juga diberi
tambahan penghasilan (insentif) yang besarnya ditetapkan dalam
peraturan tersendiri. Jadi, jika penjual berhasil menjual dagangannya lebih
dari jumlah standar yang ditetapkan maka ia akan mendapat komisi
(insentif) sesuai dengan besarnya jumlah benda yang berhasil dijual di atas
jumlah standar tersebut.
Kebijakan dan peraturan dapat disusun dan ditetapkan yang dapat
mendorong atau menarik keluar dari motivasi kerja dari seorang tenaga
kerja.
14
BAB III
KESIMPULAN
Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak untuk
melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja menghasilkan uang
maupun yang tidak. Motivasi kerja yang dimiliki seorang pekerja berbeda-beda. Ada
pekerja yang selalu terlihat semangat bekerja karena menginginkan kenaikan gaji
atau promosi jabatan. Motivasi kerja pun bisa naik-turun. Tidak selamanya
kegairahan dalam bekerja dapat terus berada pada titik maksimal. Kadangkala,
seorang pekerja dapat mengalami penurunan kinerja karena kejenuhan dalam
bekerja karena berbagai permasalahan yang dihadapinya. Pentingnya motivasi
dikarenakan dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku seseorang
supaya mau bekerja secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Suatu
perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu karena didasari oleh
motivasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press
Samsudin, Sadili : Wijaya ,E. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
Pustaka Setia
http://mpra.ub.uni-muenchen.de/30419/
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
16
Motivasi kerja

More Related Content

What's hot

Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaChristi_Natasia
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanLisna Satar
 
Makalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompMakalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompmuhbusro
 
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9AzzahraWijayanti
 
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio FiraKayanti
 
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi KaryawanHubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi KaryawanFarida Hanum
 
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja  pioPpt dan mind map indo motivasi untuk bekerja  pio
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja pioFiraKayanti
 
Ppt fix b.indo + mindmap
Ppt fix b.indo + mindmapPpt fix b.indo + mindmap
Ppt fix b.indo + mindmapdimass avio
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...maureen07
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Dina Haya Sufya
 
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]Dede AR
 

What's hot (18)

Sikap kerja
Sikap kerjaSikap kerja
Sikap kerja
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
 
Studi kasus konflik lingkungan kerja
Studi kasus konflik lingkungan kerjaStudi kasus konflik lingkungan kerja
Studi kasus konflik lingkungan kerja
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
 
Makalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompMakalah uas evkikomp
Makalah uas evkikomp
 
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9
sikap,emosi dan pekerjaan-kel. 9
 
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mindmap indo motivasi untuk bekerja pio
 
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi KaryawanHubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik Kepemimpinan dan Motivasi Karyawan
 
17003 libre
17003 libre17003 libre
17003 libre
 
Ppt sofkill
Ppt sofkillPpt sofkill
Ppt sofkill
 
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja pio
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja  pioPpt dan mind map indo motivasi untuk bekerja  pio
Ppt dan mind map indo motivasi untuk bekerja pio
 
Ppt fix b.indo + mindmap
Ppt fix b.indo + mindmapPpt fix b.indo + mindmap
Ppt fix b.indo + mindmap
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
 
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]
Makalah evaluasi kinerja_dede_ke_2[1]
 

Viewers also liked

Memotivasi Pegawai
Memotivasi PegawaiMemotivasi Pegawai
Memotivasi Pegawaijevka
 
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPT
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPTBagaimana Memotivasi Siswa - PPT
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPTRian Maulana
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapanArif Setiawan
 

Viewers also liked (7)

Motivasi kerja ppt
Motivasi kerja pptMotivasi kerja ppt
Motivasi kerja ppt
 
Memotivasi Pegawai
Memotivasi PegawaiMemotivasi Pegawai
Memotivasi Pegawai
 
motivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasimotivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasi
 
Makalah motivasi
Makalah motivasiMakalah motivasi
Makalah motivasi
 
semangat kerja
semangat kerjasemangat kerja
semangat kerja
 
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPT
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPTBagaimana Memotivasi Siswa - PPT
Bagaimana Memotivasi Siswa - PPT
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 

Similar to Motivasi kerja

KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptx
KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptxKELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptx
KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptxDomonimicShakvaDipri
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)TawonNakal
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfPengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfslamet soegiarto
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANYuka Yuka Aya
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemennasutionnasril
 
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanPengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanJab0811
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....andhikapratama176
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarZuha Farhana
 
Motivation others
Motivation othersMotivation others
Motivation otherssoeswono
 
Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)nenkazrie
 
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...fkipunigres
 

Similar to Motivasi kerja (20)

Motivasi Kerja Doc
Motivasi Kerja DocMotivasi Kerja Doc
Motivasi Kerja Doc
 
KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptx
KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptxKELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptx
KELOMPOK 13 BAHASA INDONESIA NIM GANJIL (TUGAS MERESUME SKRIPSI).pptx
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdfPengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kepemimpinan_dan_Budaya_Or (-+).pdf
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
Iklim motiv kinerja2a
Iklim motiv kinerja2aIklim motiv kinerja2a
Iklim motiv kinerja2a
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemen
 
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir KaryawanPengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
Pengaruh Motivasi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
 
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajar
 
Motivation others
Motivation othersMotivation others
Motivation others
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)Makalah motivasi kerja 4 (517)
Makalah motivasi kerja 4 (517)
 
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Motivasi kerja

  • 1. MOTIVASI KERJA PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI IBU LAILA M I W, PhD DISUSUN OLEH DIAN DARMAYANTI 46113310039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCUBUANA TAHUN 2014
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 2 2. Pengertian .................................................................................... 2 2.1 Motivasi Kerja ......................................................................... 2 2.2 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja .............................. 4 3. Teori-Teori Motivasi ......................................................................... 5 3.1 Teori Motivasi Isi ......................................................................... 5 1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan ........................................ 5 2. Teori Eksistensi, Relasi dan Pertumbuhan ............................. 6 3. Teori Dua Faktor ............................................................. 7 4. Teori Motivasi Berprestasi .................................................. 8 3.2 Teori Motivasi Proses ............................................................ 8 1. Teori Pengukuhan ............................................................ 8 2. Teori Penetapan Tujuan ................................................. 9 3. Teori Harapan ....................................................................... 9 4. Teori Keadilan ....................................................................... 10 4. Meningkatkan Motivasi Kerja ............................................................ 11 4.1 Peran Pemimpin/Atasan ............................................................ 13 1. Bersikap Keras ...................................................................... 13 2. Memberi Tujuan yang Bermakna ..................................... 13 4.2 Peran Diri Sendiri ..................................................................... 13 4.3 Peran Organisasi ..................................................................... 14 BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16 i
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN Motivasi dapat dipandang sebagai satu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk bekerja di perusahaan, dibawa masuk oleh tenaga kerja. Selama bekerja, motivasi kerja tenaga kerja mengalami perubahan-perubahan sebagai hasil interaksi antara tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya, sehingga dapat pula dipandang sebagai keluaran dari tenaga kerja. Tenaga kerja mulai bekerja dengan derajat motivasi kerja tertentu. Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan (driving force) bertujuan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan (Sadili Samsudin, 2006). Secara sadar ataupun tidak sadar, kita menghadapi dan menjalani dua macam situasi yaitu situasi masalah (problem situastion) dan situasi pilihan (choice situation) yang disebut juga dengan situasi konflik. Dalam situasi masalah seseorang menghadapi berbagai macam rintangan dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Proses dan besarnya upaya seseorang untuk mengatasi rintangan- rintangan agar dapat mencapai tujuan dapat digambarkan dengan motivasi untuk dapat melalui rintang-rintangan yang ada. Sedangkan situasi pilihan, seseorang menghadapi beberapa alternatif keputusan ataupun tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu, mengarah pada timbulnya akibat-akibat tertentu. Tujuan atau akibat ini dapat memiliki aspek baik aspek positif maupun asepek negatif. Dalam konflik, seseorang akan memiliki kesulitan untuk memilih jika dalam pemilihan itu mengandung aspek positif atau negatif yang sama nilainya. Motivasi memiliki aspek kebutuhan, tujuan, kegiatan/aktivitas dan tenaga yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan. Banyak sedikitnya tenaga yang digunakan tergantung dari pentingnya tujuan bagi seseorang atau individu dalam mencapai tujuan. 1
  • 4. BAB 2 PEMBAHASAN 2. Pengertian 2.1 Motivasi Kerja Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Jika tujuan dapat dicapai, maka akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Misalnya, rasa haus (kebutuhan untuk minum) menyebabkan kita tertarik pada air segar, bila tidak haus maka kita bersikap netral terhadap air (Munandar, 2001).1 Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yaitu atasan, kolega, sarana fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi pula oleh kepentingan pribadi dan kebutuhannya masing- masing (Sadili Samsudin, 2006).2 Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual (Robbin : 2002:55).3 Dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa 1 Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press 2 Samsudin, Sadili : Wijaya ,E. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia 3 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 2
  • 5. awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia dan Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda- beda (Siagian : 2002:94).4 Pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan Radig (1998), Soegiri (2004:27-28) dan Antoni (2006:24).5 Terdapat dua teknik memotivasi kerja pegawai yaitu teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja, teknik komunikasi persuasif adalah merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan) (Mangkunegara : 2005:101).6 4 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 5 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 6 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 3
  • 6. Berlangsungnya proses motivasi dapat dilihat dalam gambar 2.1 sebagai berikut : Keterangan : Kelompok kebutuhan yang belum dipuaskan menciptakan suatu ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk melakukan serangkaian kegiatan (perilaku mencari) untuk menemukan dan mencapai tujuan-tujuan khusus yang akan memuaskan sekelompok kebutuhan yang berakibat berkurangnya dari ketegangan. Namun tidak semua kebutuhan dapat dipuaskan. Pemuasan kebutuhan berlangsung terus-menerus dan dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. 2.2 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja Unjuk kerja (performance) adalah hasil dari interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities) dan peluang (opportunities). Unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang (Robins, 2000). Motivasi kerja menurut Robins, dalam rumus menjadi : Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah meskipun kemampuan ada dan baik serta peluang tersedia. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. 4 Kelompok kebutuhan yang belum dipuaskan Ketegangan Dorongan-dorongan Reduksi dari ketegangan kebutuhan yang Tujuan telah tercapai (Kebutuhan yang telah dipuaskan Melakukan serangkaian kegiatan (Perilaku mencari) Unjuk Kerja = motivasi kerja x kemampuan x peluang
  • 7. Motivasi kerja seseorang dapat lebih proaktif atau reaktif (tanggap). Dalam motivasi proaktif, orang akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya dan berusaha mencari serta menemukan kemampuannya untuk dapat berunjuk kerja yang tinggi. Sebaliknya motivasi kerja reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya. Dimana seorang individu ingin bekerja jika ada yang mendorongnya atau dipaksa dari luar dirinya untuk bekerja. 3. Teori-Teori Motivasi 3.1 Teori Motivasi Isi 1. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan Teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow merupakan teori motivasi kerja yang paling puas. Menurut Maslow, Kondisi manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan diganti oleh kebutuhan lain. Ada lima kelompok kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan disusun secara tata tingkat seperti dalam gambar 3.1 sebagai berikut : 5
  • 8. Keterangan : 1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi fisiologis badan kita seperti kebutuhan akan makan, minum, dan udara. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar. 2. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan yang sangat dekat dengan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. 3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki (belonging). 4. Kebutuhan harga diri (esteem needs) yaitu mencakup faktor internal seperti kebutuhan harga diri, otonomi dan kompetensi, sedangkan faktoreksternalnya seperti kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition) dan status. 5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan untuk menjadi kreatif, merealisasikan potensi secara penuh. 2. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan Teori eksistensi (existence), relasi (relatedness) dan pertumbuhan (growth needs) dikembangkan oleh Alderfer. Teori ini memodifikasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan kedalam tiga kelompok yaitu : 1. Kebutuhan eksistensi (existence needs) yaitu kebutuhan akan substansi material seperti keinginan memperoleh makanan, air, perumahan, uang dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman dari Maslow. 2. Kebutuhan hubungan (relatedness needs) yaitu kebutuhan membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan penghargaan (esteem) dari Maslow. 6
  • 9. 3. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs) yaitu kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri juga mencakup dari kebutuhan harga diri Maslow. Menurut Alderfer, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi tidap dapat dipuaskan, maka individu merasa kembali kepada usaha memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah. Hal tersebut dinamakan frustration-regression. Teori eksistensi, relasi dan pertumbuhan dari Maslow dan Alderfer tidak mencerminkan adanya kebutuhan yang mengarah ke motivasi kerja yang proaktif ataupun reaktif. 3. Teori Dua Faktor Teori dua faktor dinamakan dengan teori hygiene-motivasi yang dikembangkan oleh Herzberg. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor kepuasan kerja dinamakan faktor motivator, mencakup isi dari pekerjaan yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan yaitu tanggung jawab (responbility), kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri, capaian (achievement) dan pengakuan (recognition). Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antarpribadi dan kondisi kerja. Teori motivasi-higiene Herzberg, juga dikenal sebagai teori dua faktor telah menerima perhatian luas memiliki pendekatan praktis terhadap karyawan memotivasi. Pada tahun 1959, Herzberg menerbitkan analisis tentang perasaan 200 insinyur dan akuntan dari lebih dari sembilan perusahaan di Amerika Serikat. Para profesional ini diminta untuk menggambarkan pengalaman pekerjaan di mana mereka merasa baik sangat buruk atau sangat baik tentang pekerjaan mereka dan dinilai perasaan mereka pada pengalaman-pengalaman ini. 7
  • 10. Tanggapan tentang perasaan yang baik umumnya berkaitan dengan isi pekerjaan (motivator), dan tanggapan tentang perasaan buruk berhubungan dengan konteks pekerjaan (faktor hygiene). Motivator datang tentang faktor-faktor yang dibangun ke dalam pekerjaan itu sendiri, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kemajuan. Faktor higienis yang terkait dengan perasaan tidak puas dalam karyawan dan yang ekstrinsik dengan pekerjaan, seperti hubungan interpersonal, gaji, pengawasan dan kebijakan perusahaan (Herzberg, 1966).7 4. Teori Motivasi Berprestasi (Achievement motivation) Teori ini dikembangkan oleh David McClelland. Teori kebutuhan dari McClelland tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), kebutuhan untuk berkuasa (need for power) dan kebutuhan berafiliasi/berhubungan (need for affiliation). Orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi sekaligus akan memiliki motivasi kerja yang proaktif. Sedangkan yang memiliki ketiga macam kebutuhan dalam derajat yang rendah akan memiliki corak motivasi kerja yang reaktif. 3.2 Teori Motivasi Proses 1. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Teori ini berhubungan dengan teori belajar operant conditioning dari Skinner. Teori ini memiliki dua aturan pokok yaitu aturan yang berhubungan dengan perolehan jawaban-jawaban yang benar misalnya sewaktu anak belajar berbicara, didalam usahanya mengucapkan kata, jika kedengarannya sudah seperti kata yang harus ia ucapkan kita memujinya. Makin lama ia mengucapkan kata-kata dan kalimat yang benar, sehingga waktu ia sudah dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas dan tepat serta berbicara dengan kalimat pendek yang tepat, kita memujinya dan aturan pokok yang 7 http://mpra.ub.uni-muenchen.de/30419/ 8
  • 11. berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah misalnya pembayaran gaji tenaga kerja dilaksanakan dalam interval waktu yang berlangsung secara teratur, dengan jadwal periodik yang teratur (bulanan, harian). 2. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) Teori ini dikembangkan oleh Locke yang menjelaskan hubungan- hubungan antara niat dengan perilaku. Penetapan tujuan dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valance) yang berbeda-beda. Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri. Misalnya, bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang bercorak lebih reaktif (tanggap), pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu, maka dapat terjadi keikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu besar. 3. Teori Harapan (Expectancy) Teori harapan dikembangkan oleh Vroom, Porter dan Lawler. Model harapan dari Lawler bahwa besar kecilnys motivasi seseorang dapat diungkapkan dengan rumus sebagai berikut : Menurut Lawler, faktor-faktor yang menentukan E-P (kemungkinan besarnya upaya menyebabkan tercapainya unjuk kerja yang diinginkan) ialah harga diri atau kepercayaan diri, pengalaman masa lalu dalam situasi serupa, situasi sekarang yang aktual, komunikasi (informasi dan persepsi) dari orang lain. Misalnya P, unjuk kerja yang diinginkan adalah nilai A untuk mata kuliah Psikologi industri. Kepercayaan diri kita besar akan kemampuan menguasai mata kuliah ini. 9 Indeks motivasi = jumlah (E-PP) x jumlah [(P-O)(V)]
  • 12. Pengalaman yang lalu menunjukkan bila jumlah 20 jam diperlukan untuk mempelajari bahan mata ujian yang diperkirakan sama beratnya, lama ujian dua jam,. Persepsi orang lain terhadap kita ialah kita mampu menguasai bahan psikologi industri. Besar kecilnya harapan P-O ditentukan oleh pengalaman yang lalu dalam situasi yang sama, ketertarikan dari hasil-keluaran dan kepercayaan dalam kendali internal melawan eksternal. 4. Teori Keadilan (Equity Theory) Teori ini dikembangkan oleh Adams. Menurut Adams, jika orang melakukan pekerjaannya dengan imbalan gaji/penghasilan, mereka akan memikirkan tentang apa yang mereka berikan pada pekerjaannya (masukan) dan apa yang mereka terima untuk keluaran kerja mereka. Masukan adalah segala sesuatu yang dianggap oleh tenaga kerja sebagai yang patut menerima imbalan. Misalnya, jumlah jam kerja, pengalaman kerja sebelumnya. Keluaran adalah segala jenis hal yang dipersepsikan orang sebagai imbalan terhadap upaya yang diberikan seperti gaji, tunjangan dan penghargaan. Teori ini diungkapkan ke dalam rumusan sebagai berikut : Sebagai contoh : sekretaris seorang kepala bagian, dalam kesibukannya sehari-hari ia bekerja jauh lebih keras sampai sering harus lembur daripada sekretaris dari kepala bagian yang lain, sehingga mengharapkan hasil keluaran (gaji) yang lebih besar daripada rekannya, Ia akan merasa tidak adil jika ternyata gaji yang ia terima sama besarnya dengan gaji yang diterima oleh rekannya. Menurut Lawler, teori keadilan dan teori harapan cenderung membuat perkiraan –perkiraan yang sama dan sebagai hasilnya ada usaha untuk memasukkan aspek-aspek yang diperhatikan oleh teori keadilan dalam 10 Hasil-keluaran seseorang = Hasil-keluaran orang lain Masukan seseorang Masukan orang lain
  • 13. kerangka kerja teori harapan. Corak motivasi kerja pada teori keadilan termasuk proaktif (Munandar, 2001).8 4. Meningkatkan Motivasi Kerja 4.1 Peran Pemimpin/Atasan Kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai (DuBrin : 2005:3).9 Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya (Nimran : 2004:64).10 Kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki (Siagian : 2002:62). Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan (Siagian : 2002:66).11 Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional dan peran pengambilan keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah 8 Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press 9 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 10 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 11 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 11
  • 14. bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten (Robbins : 1996:39).12 Peran kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4).13 Keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan (Yasin : 2001:6).14 Ada sembilan peranan kepe-mimpinan seorang dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana, pemimpin sebagai pengendali, pemimpin sebagai pemberi hadiah atau hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin sebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain (Anoraga et al, 1995) dalam Tika : 2006:64).15 12 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 13 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 14 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 12 15 http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003
  • 15. Ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja yaitu bersikap keras dan membri tujuan yang bermakna. 1. Bersikap Keras Pemimpin memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras, jika tenaga kerja tidak dapat menghindarkan diri dari situasi tersebut maka akan bekerja keras. Misalnya, atasan ingin menegakkan displin kerja sehingga menuntut bawahannya datang tepat waktu dan selama jam kerja terus melaksanakan tugas mereka sampai berakhirnya jam kerja mereka, namun jika bawahan merasa tidak dapat keluar dari perusahaannya maka ia harus berusaha agar selalu datang tepat waktu dan akan bekerja selama jam kerja. 2. Memberi Tujuan yang Bermakna Bersama-sama dengan tenaga kerja ditemukan tujuan-tujuan yang bermakna sesuai dengan kemampuannya dan dapat dicapai melalui prestasi kerja yang tinggi. Misalnya, tenaga kerja mengharapkan mampu mencicil rumah untuk dirinya setelah bekerja lima tahun pada perusahaan. Cicilan setiap bulannya tidak memberatkannya dan akan selesai dalam 10 tahun. Jika kebijakan perusahaan memungkinkan, maka ia akan bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi. Atasan perlu mengenali sasaran-saran bernilai tinggi dari bawahannya agar dapat membantu bawahan untuk mencapainya dengan cara atasan memotivasi bawahannya. 4.2 Peran Diri Sendiri Dalam teori McGregor, memiliki motivasi kerja yang bercorak reaktif (tanggap) maka akan mendorong mereka, “memaksa” mereka untuk bekerja. Sistem nilai pribadi (personal value system) melihat bahwa mereka memprioritaskan kegiatan-kegiatan lain dalam kehidupan mereka. Bekerja dipandang sebagai satu kegiatan yang harus dilakukan agar memperoleh gaji untuk membiayai hidup. Misalnya, penyadap karet yang bekerja selama satu minggu. Setelah mendapat upah mingguannya, minggu 13
  • 16. berikutnya iatidak bekerja dan melakukan kegiatan lain. Jika uangnya habis, ia akan masuk kerja lagi. 4.3 Peran Organisasi Berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan dapat menarik atau mendorong motivasi kerja seorang tenaga kerja. Kebijakan yang berkaitan dengan motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangandalam pekerjaan menjual. Misalnya, selain gaji kepada tenaga kerja juga diberi tambahan penghasilan (insentif) yang besarnya ditetapkan dalam peraturan tersendiri. Jadi, jika penjual berhasil menjual dagangannya lebih dari jumlah standar yang ditetapkan maka ia akan mendapat komisi (insentif) sesuai dengan besarnya jumlah benda yang berhasil dijual di atas jumlah standar tersebut. Kebijakan dan peraturan dapat disusun dan ditetapkan yang dapat mendorong atau menarik keluar dari motivasi kerja dari seorang tenaga kerja. 14 BAB III KESIMPULAN
  • 17. Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja menghasilkan uang maupun yang tidak. Motivasi kerja yang dimiliki seorang pekerja berbeda-beda. Ada pekerja yang selalu terlihat semangat bekerja karena menginginkan kenaikan gaji atau promosi jabatan. Motivasi kerja pun bisa naik-turun. Tidak selamanya kegairahan dalam bekerja dapat terus berada pada titik maksimal. Kadangkala, seorang pekerja dapat mengalami penurunan kinerja karena kejenuhan dalam bekerja karena berbagai permasalahan yang dihadapinya. Pentingnya motivasi dikarenakan dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku seseorang supaya mau bekerja secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu karena didasari oleh motivasi. 15 DAFTAR PUSTAKA
  • 18. Munandar, Sunyoto.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta : UI Press Samsudin, Sadili : Wijaya ,E. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia http://mpra.ub.uni-muenchen.de/30419/ http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/17039/17003 16