SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
ANALISIS KONFLIK INTERPERSONAL DAN
INTERKELOMPOK TERHADAP LINGKUNGAN
KERJA
Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Disusun oleh :
Nama : Refridenny Sondang Dirasta
NIM : 41615320001
Prodi : Teknik Industri
Mata Kuliah : Psikologi Industri
Dosen : Mistety Oktaviana , M.Psi , Psi
ANALISIS KONFLIK INTERPERSONAL DAN INTERKELOMPOK TERHADAP
LINGKUNGAN KERJA
Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Abstrak
Lingkungan Kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting
untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam
suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap
karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja merupakan
pendorong yang memusatkan karyawannya untuk meningkatkan kinerja dalam suatu
perusahaan. Ketika lingkungan kerja tidak memadai pasti akan menurunkan kinerja dan
akhirnya menurunkan motivasi kerja para karyawannya. Lingkungan kerja bisa membawa
suatu organisasi menuju perubahan positif dan negatif. Suatu perubahan dalam organisasi
pastinya akan membawa permasalahan. Dan permasalahan ini disebut dengan konflik.
Konflik ini berupa konflik intrapersonal, interpersonal dan interkelompok. Konflik ini terjadi
karena ada persepsi pada individu dan kelompok yang tidak sesuai, tumpang tindih
wewenang antar organisasi dan sumber daya terbatas terutama sumber daya manusia.
Dalam penulisan ini saya sebagai peneliti ingin mengetahui konflik apa saja yang umumnya
terjadi pada suatu organisasi apakah bermanfaat untuk organisasi dan bagaimana cara
terbaik untuk menangani konflik tersebut. Peneliti memberikan kuesioner secara acak kepada
karyawan dan kontraktor. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai teori
mendasar dari setiap individu dalam memahami lingkungan kerja mereka, jenis konflik apa
yang umumnya terjadi,dengan siapa konflik itu terjadi, faktor apa yang menyebabkan konflik
tersebut dan cara yang dipilih dalam menyelesaikan konflik tersebut. Setelah mendapatkan
jawaban dari responden, peneliti menganalisis jawaban-jawaban tersebut dan membuat
hipotesis awal. Dengan menggunakan perhitungan statistika yaitu uji chi kuadrat, peneliti
memastikan kebenaran dari hipotesis awal. Hasilnya adalah konflik yang sering terjadi
adalah konflik antar individu, dengan lawan konflik yaitu individu/ kelompok yang
kedudukannya lebih tinggi, penyebab konflik karena adanya perbedaan persepsi, mereka
cenderung menanganinya dengan halus/diplomasi dengan baik-baik dan konflik ini
berdampak positif bagi lingkungan kerja kita.
Kata Kunci : Indocement, lingkungan kerja, pengaruh konflik, interpersonal, interkelompok
PENDAHULUAN
Lingkungan kerja yang kondusif
memberikan rasa aman dan
memungkinkan para pegawai untuk dapat
berkerja optimal. Lingkungan kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap
pegawai dalam menyelesaikan tanggung
jawab kepada organisasi. Jika pegawai
menyenangi lingkungan kerja dimana dia
bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
di tempat kerjanya untuk melakukan
aktivitas dan menyelesaikan tugas –
tugasnya. Lingkungan kerja tersebut
mencakup hubungan kerja yang terbentuk
antara sesama individu dan antara
kelompok. Berikut pendapat para ahli
tentang lingkungan kerja :
”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan. Misalnya
kebersihan, musik dan lain-lain”.
Nitisemito (2001:183)
Berdasarkan beberapa pendapat
para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa
lingkungan kerja merupakan segala
sesuatu yang ada disekitar pegawai yang
dapat mempengaruhi diri pegawai dalam
menjalankan tugas yang dibebankan oleh
perusahaan. Namun secara umum
pengertian lingkungan kerja merupakan
kondisi dan suasana dimana para pegawai
tersebut melaksanakan tugas dan
pekerjaannya dengan maksimal.
Jenis Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2009:21)
menyatakan bahwa :
“Secara garis besar, jenis lingkungan kerja
terbagi menjadi 2 yakni: lingkungan kerja
fisik dan lingkungan kerja non fisik”.
Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2009 : 21)
menjelaskan bahwa : “Lingkungan kerja
fisik adalah semua yang terdapat disekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi
pegawai baik secara langsung maupun
tidak langsung”.
Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sedarmayanti (2009:21)
menyatakan bahwa :
”lingkungan kerja non fisik adalah semua
keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik dengan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja
ataupun hubungan dengan bawahan”.
“Perusahan hendaknya dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung
kerja sama antara tingkat atasan,
bawahan maupun yang memiliki status
jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi
yang hendaknya diciptakan adalah suasana
kekeluargaan, komunikasi yang baik dan
pengendalian diri”. Nitisemito (2001:193)
Berdasarkan pendapat diatas, lingkungan
kerja non fisik merupakan semua keadaan
yang terjadi berkaitan dengan hubungan
kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun hubungan sesama rekan kerja,
ataupun hubungan dengan bawahan.
Lingkungan non fisik ini juga merupakan
lingkungan kerja yang tidak bisa
diabaikan.
Pengertian Konflik
Menurut Gibson, et al (1997: 437),
hubungan selain dapat menciptakan
kerjasama, hubungan saling tergantung
dapat pula melahirkan konflik. Hal ini
terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau
tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
satu sama sama lain.
Konflik Interpersonal adalah konflik
yang terjadi ketika dua orang atau lebih
individu berinteraksi dengan orang lain.
Dalam sudut pandang Kreitner (2004)
konflik ini dapat terjadi karena adanya
konflik pribadi. Konflik pribadi adalah
pertentangan antar pribadi yang didasarkan
pada ketidaksukaan dan ketidaksepakatan
yang sifatnya pribadi.
Sedangkan Konflik Interkelompok
adalah konflik di antara kelompok kerja,
tim dan departemen yang menjadi
ancaman dalam daya saing organisasional.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2004)
anteseden yang dapat menimbulkan
konflik interkelompok berawal dari adanya
kekompakan (sebuah perasaan ke-kami-
an) yang mengikat anggota kelompok
dapat menjadi hal yang baik atau buruk.
Kadar kekompakan tertentu dapat
mengubah sekelompok menjadi tim yang
baik. Namun tingkat kekompakan yang
terlalu banyak dapat melahirkan pikiran
kelompok karena keinginan untuk bergaul
dengan baik sehingga menghilangkan
pemikiran yang kritis. Sedangkan
anteseden lainnya menurut Kertonegoro
(1995) dikarenakan saling tergantung,
perbedaan tujuan dan perbedaan persepsi.
Konflik dapat berasal dari ego
pribadi, perselisihan, hingga stres dan
beban pekerjaan yang terlalu berat.
Konflik dapat juga menjadi energi positif
jika dikelola secara tepat. Namun
sebaliknya, konflik dapat juga mempunyai
dampak negatif jika tidak dikelola dengan
tepat (Putri, 2008). Banyak kondisi dimana
konflik dapat menyebabkan gangguan
jiwa, bagi yang melihatnya secara
langsung atau bagi organisasi dimana
konflik itu terjadi, dapat menghambat
kegiatan organisasinya. Contohnya dalam
hal kerjasama, beberapa rekan yang terus
menerus menunjukkan sikap permusuhan
mereka satu sama lain, tentu hal ini
merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan (Furqon, 2010). Pandangan
tradisional berpendapat bahwa konflik
hanya memiliki akibat negatif sehingga
perlu dilenyapkan.
Pandangan mereka adalah konflik
hanya merugikan organisasi, karena itu
konflik harus dihindari. Sedangkan dalam
pandangan modern, konflik dapat
memberikan manfaat baik maupun buruk
bagi organisasi. Usaha pengelolaannya
diupayakan untuk mengambil hal-hal yang
baik dan mengurangi hal-hal yang buruk.
Sebagai contoh pengembangan
konflik yang positif dapat digunakan
sebagai ajang adu pendapat, sehingga
suatu organisasi bisa memperoleh
pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Menurut Robbins (1996) konflik itu adalah
hal alamiah dan akan selalu terjadi, konflik
ini merupakan bagian dari pengalaman
hubungan antarpribadi.
Oleh karena itu daripada
menghindari konflik, lebih baik konflik
dikelola dengan baik agar dapat lebih
bermanfaat dan dapat menciptakan
perbedaan serta pembaharuan ke arah yang
lebih baik dalam organisasi (Juanita,
2002). Usaha-usaha preventif dan
persuasif yang dibutuhkan oleh para
manajer, setiap anggota organisasi, dan
setiap elemen dari organisasi kelompok
untuk mencegah dan mengurangi tindakan
atau pemicu yang dapat mengakibatkan
terjadinya konflik berlebih. Seorang
manajer harus mengetahui konflik yang
terjadi pada bawahannya, konflik dapat
didiskusikan dalam rangka menciptakan
lingkungan organisasi yang baik, karena
konflik dapat berdampak positif atau
bahkan negatif bagi kegiatan organisasi.
Konflik yang terjadi di setiap perusahaan
tentu saja berbeda-beda, tergantung dari
lingkungannya sendiri. Namun konflik
apakah yang sering terjadi di perusahaan
seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk ? Apakah menimbulkan pengaruh
yang positif atau negatif bagi perusahaan?
Dan apa solusi untuk permasalahan
tersebut? Karena pertanyaan inilah penulis
melakukan penelitian, dengan tujuan akan
memberikan dampak yang positif kepada
perusahaan karena telah mengetahui
tentang konflik yang terjadi di
perusahaannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan melakukan analisis mengenai
konflik yang terjadi dalam suatu
lingkungan kerja, khususnya di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
Plantsite Citeureup.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder
yaitu pengumpulan data berupa :
 Data Primer
Data Primer yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data yang
diperoleh secara langsung kepada
yang bersangkutan. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini
berupa : data identitas responden
(Usia, Pendidikan, dan Job) dan
data persepsi responden terhadap
teori yang mendasari penelitian
(lingkungan kerja dan konflik).
 Data Sekunder
Merupakan data yang bermanfaat
untuk mendukung informasi
penelitian yang diperoleh dari
buku, artikel maupun jurnal yang
terkait dengan konflik dan
lingkungan kerja suatu organisasi.
Sampel
Peneliti hanya menggunakan
sampel bukan populasi, karena jumlah
responden yang dibutuhkan adalah 24
orang. Sampel yang dimaksud adalah
Karyawan dan Kontraktor PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Teknik sampling
yang digunakan adalah simple random
sampling, yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa kriteria
tertentu.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data berisi data
mengenai identitas responden dan persepsi
konflik yang terjadi dalam lingkungan
kerja sehari-hari diperoleh melalui
kuesioner yang peneliti langsung tanyakan
kepada responden. Responden diwajibkan
untuk menjawab kuesioner dengan apa
adanya dan satu pilihan agar data yang
diperoleh akurat.
Teknik Analisis
Setelah data terkumpul, peneliti
melakukan perhitungan statistik dengan uji
Chi Kuadrat. Peneliti membuat hipotesis
awal terlebih dahulu, yaitu usia sangat
berpengaruh terhadap jenis konflik
pekerja di lingkungan kerja. Tujuan
dilakukan uji chi kuadrat adalah untuk
mengetahui pengaruh usia dan jenis
konflik terhadap berlangsungnya kegiatan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti mencoba untuk
menganalisis terlebih dahulu mengenai
pemahaman individu terhadap lingkungan
kerja mereka. , pemahaman tentang
konflik apa yang sebenarnya terjadi pada
individu tersebut, menyangkut siapa saja
ketika konflik itu terjadi, apa faktor yang
menjadi penyebab utama konflik itu,
bagaimana langkah penanganan yang tepat
oleh responden dan seberapa besar peran
konflik pada lingkungan kerja dalam
sebuah organisasi. Hal ini juga disebut
sebagai pendekatan teori dasar konflik dan
organisasi lingkungan. Berdasarkan
kuesioner dan analisis sementara, hasil
penelitian menunjukkan :
Variabel
Keterangan Total
(n= 24) Jumlah Persentase (%)
Usia 18-25 tahun 2 8,333333333
26-35 tahun 5 20,83333333
>35 tahun 17 70,83333333
Pendidikan SD & SMP 7 29,16666667
SMK/SMA 9 37,5
S1 8 33,33333333
Pekerjaan Pelaksana 16 66,66666667
Staff 8 33,33333333
Tabel 1. Data Responden
Peneliti dalam Studi Kasus ini
mengambil sampel dari beragam
departemen dan dari berbagai jabatan
mulai dari pelaksana terbawah sampai ke
Departement Head. Metodenya dengan
kuesioner secara lisan. Sehingga,
diharapkan bisa menambah keakuratan
data untuk penelitian.
Responden dalam penelitian ini
berjumlah 24 orang, yang terdiri dari
karyawan dan kontraktor. Usia responden
bervariasi mulai dari 18 tahun sampai lebih
dari 35 tahun. Dengan 29% responden
lulusan SD dan SMP yang mayoritas
berasal dari Helper/ kontraktor, lalu 37,5%
responden berasal dari SMK/ SMA
semuanya adalah karyawan dan sisanya
33% lebih merupakan lulusan S1 dari
jurusan Teknik Kimia, Teknik Mesin dan
Teknik Elektro.
Gambar 1. Grafik jenis-jenis konflik
Dari hasil kuesioner ini jawaban dari
responden beragam jadi tidak ada yang
berfikir secara tradisional maupun modern,
semua murni dari apa yang telah mereka
alami selama ini. Untuk golongan
pelaksana rata-rata mereka mengalami
konflik individu di lingkungan kerjanya.
Dan untuk golongan staff rata-rata mereka
mengalami konflik antar kelompok/
departemen. Dengan ini didapatkan 38%
untuk konflik antar kelompok dan 62%
untuk konflik antar individu.
Gambar 2. Grafik konflik yang dialami
Selanjutnya konflik ini terjadi
paling dominan kepada seseorang/
kelompok yang jabatannya lebih tinggi
dengan persentase 54%, lalu diikuti
dengan teman selevel/ sejabatan dengan
42% dengan sisanya 4% untuk konflik
dengan jabatan yang lebih rendah.
Antar
Individu
62%
Antar
Kelompok
38%
Jenis Konflik ?
Teman
Selevel
42%
Lebih
Tinggi
54%
Lebih
Rendah
4%
Konflik Dengan ?
Untuk penyebab konflik yang
sangat dominan sekali adalah berbeda
persepsi dengan 79% jadi mereka memiliki
tujuan yang sama untuk kelancaran
produksi namun cara untuk
menyelesaikannya yang berbelit-belit dan
tidak kunjung selesai, kemudian diikuti
Tugas dan kedudukan yang tidak sesuai
dengan 17% karena mereka merasa terlalu
berat menahan beban tanggung jawab
padahal bukan jobnya.
Gambar 3. Grafik faktor penyebab konflik
Sisanya pembagian tugas yang
tidak merata dengan 4% ini terjadi karena
tidak adanya rolling jadi responden ini
merasa terasingkan dan bertanya-tanya
mengapa hanya saya yang mengalami ini?
Mengapa tidak ada pergantian? jadi ini
menimbulkan konflik batin untuknya.
Gambar 4. Grafik penanganan konflik
Untuk Penanganannya 67%
responden menghadapinya dengan halus/
dengan baik-baik, jadi mereka berpikir
dengan diplomasi pasti akan mendapatka
titik temunya agar tercapai kata mufakat.
Seperempat dari mereka memilih untuk
menghindarinya ini banyak terjadi pada
kontraktor dimana responden ini tidak bisa
menghadapinya baik secara halus, mereka
hanya harus patuh untuk bekerja pada
wilayah dan job itu saja, jadi mereka
memilih untuk menerima apa yang
diperintahkan. Sisanya 8% responden
memilih untuk menghadapi secara kasar
dengan melepaskan segala yang ingin
mereka rasakan. Jadi entah itu
menyinggung perasaan orang lain atau
tidak yang terpenting sudah terucapkan
idenya.
Gambar 5. Grafik dampak konflik
71% Responden beranggapan
bahwa konflik ini akan berdampak positif
untuk kelangsungan terhadap lingkungan
pekerjaan, mereka beranggapan bahwa
dengan mendiplomasikannya secara halus
dapat menjadi jembatan pihak lawan akan
mengetahui apa yang kita inginkan dan
kita mengetahui apa yang dia inginkan
sehingga akan tercapai titik temu dan
konflik tidak berkelanjutan. Lebih dari
seperlima responden beranggapan bahwa
konflik berdampak negatif, karena mereka
terlebih dahulu memilih menghindari dan
menghadapi secara kasar padahal konflik
harus terselesaikan agar tidak berbutut
panjang di kemudian hari dan juga untuk
menjaga hubungan dengan sesama
manusia. Sisanya adalah tergantung situasi
Beda
Persepsi
79%
Pembagian
tugas tidak
merata
4%
Tugas dan
kedudukan
tidak sesuai
17%
Penyebab Konflik ?
Hadapi
secara
halus
67%
Hadapi
secara
kasar
8%
Menghin
dari
25%
Penanganannya ?
Positif
71%
Tergantu
ng situasi
8%
Negatif
21%
Dampak Konflik ?
8%, ini adalah respon yang diberikan oleh
responden berkedudukan tinggi, jadi
mereka melihat ini sebagai kontradiksi
ketika beranggapan konflik ini negatif
karena untuk menyelesaikan
masalah jika harus diselesaikan dengan
baik-baik kenapa harus konflik?. Dari sisi
positif disuatu saat pasti ada waktu dimana
suatu masalah harus diselesaikan dengan
konflik, dan penanganannya harus baik-
baik agar tercapai tujuan dengan baik dan
bisa dipetik hikmahnya dari konflik ini
agar tidak terulang lagi.
Tabel 2. Hasil Perhitungan uji Chi kuadrat
Setelah mendapatkan hasil analisis
sementara, maka diperlukan hasil
analisisnya secara umum berdasarkan
hipotesis awal penelitian yaitu, usia sangat
berpengaruh terhadap jenis konflik
pekerja di lingkungan kerja PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Hasil dari uji chi kuadrat dengan
nilai α = 5% = 0,05 dan df = 2 didapat
signifikansi (χ²) = 0,314. Nilai signifikansi
ini lebih besar daripada nilai α (sig > α)
0,314 > 0,05 nilai χ² hitung berada di
daerah penerimaan hipotesis awal,
sehingga hipotesis awal diterima. Pada
kenyataannya memang benar karyawan
atau kontraktor sering mengalami konflik
antar individu dimana persepsi mereka
selalu bertentangan dengan atasan, sebagai
pemberi tugas kerja.
Semua karyawan dan kontraktor
pada umumnya mengetahui peran
lingkungan kerja bagi perusahaan. Mereka
juga tahu akan pentingnya menyelaraskan
pendapat agar dapat mencapai tujuan
bersama yaitu kelancaran produksi.
Sehingga konflik tidak terjadi
berkepanjangan. Secara umum para
Dept.Head dan Planner memanajemen
konflik yang ada di lingkungan kerja/
kelompok kerja mereka. Namun setiap
karyawan dan kontraktor tetap harus
memiliki tanggung jawab terhadap
konfliknya sendiri.
SIMPULAN DAN SARAN
Konflik yang umum terjadi di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah
konflik antar individu tidak bisa dipungkiri
karena pekerja disini lebih banyak sebagai
pelaksana dimana pekerja memiliki suatu
konflik yang menyangkut pekerjaan
pribadinya dimana kelompok pelaksana
justru memiliki teamwork yang lebih baik
dalam mengatasi suatu masalah.
Dari sampel yang didapat konflik
dengan seseorang/ kelompok yang lebih
tinggi lebih mendominasi karena mereka
cenderung ditekan untuk bekerja sesuai
keinginan atasan, sehingga terjadi konflik
disini. Untuk Penyebab konflik perbedaan
persepsi sangat dominan karena dalam
menyelesaikan suatu konflik, individu/
kelompok cenderung memiliki cara yang
berbeda dalam menyelesaikan masalah
walaupun tujuannya sama yaitu untuk
kelancaran produksi. Salah satu individu/
kelompok memiliki ego yang lebih tinggi/
tidak mau kalah dalam mempertahankan
pendapatnya. Sehingga pasti dalam
perdebatan diskusi ada yang merasa
menang dan kalah. Ada juga yang memilih
untuk mengalah agar konflik cepat
terselesaikan.
Para responden memilih untuk
menghadapi konflik secara halus dan
mementingkan kebaikan bersama. Jadi
mereka ingin suatu pendapat dalam
penyelesaian konflik sama-sama
terungkapkan secara baik dan didiskusikan
bagaimana baiknya untuk kedepan. Jadi
mereka ingin suatu permasalahan dapat
terselesaikan segera tanpa menimbulkan
masalah yang sama kedepan. Konflik
dalam suatu lingkungan pasti akan terjadi.
Mayoritas responden setuju bahwa konflik
berdampak positif terhadap lingkungan
kerja. Konflik ini membuat karyawan dan
kontraktor dapat mengambil pelajaran dan
saling mengerti bahwa konflik ini jangan
sampai berkepanjangan untuk menjaga
hubungan dan komunikasi agar tetap
terjalin dengan baik.
Pelatihan manajemen konflik dapat
menjadi pilihan penting untuk pelatihan
karyawan. Karena karyawan merupakan
asset suatu perusahaan dimana ada
karyawan yang bekerja dengan senang hati
disitulah penunjang kelancaran produksi.
Perlu juga ditanamkan kepada karyawan,
manajemen konflik terdapat pendekatan
yang perlu digunakan yaitu Penghindaran,
Defusi dan Konfrontasi. Teknik untuk
mencegah konflik diantaranya : Team
Building, Diversity Training, Resource
Allocation, Open Communication,
Managing other expectations dan
Focusing on other First. Tapi yang
terpenting kelolalah konflik yang terjadi
dengan sebaik mungkin agar dari konflik
tersebut dapat menghasilkan nilai-nilai
yang positif dan berguna untuk kita
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Hilman dan Aris. 2003. Analisis Pengaruh Konflik Terhadap Lingkungan Kerja.
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/1172/1033
Soehardi. Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Para Ahli. 12 Juni 2016.
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-lingkungan-kerja-
menurut.html
Danuarta, Adad. Lingkungan Kerja Menurut Para Ahli. November 2014.
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/lingkungan-kerja-menurut-para-ahli.html
Multahada, Erna. Psikologi Industri dari Modul Konflik-1 Pusat Bahan Ajar dan E-Learning.
http://www.mercubuana.ac.id
Mamahit, Frankie. Manajemen Konflik. 4 April 2014. https://prezi.com/o-7f-
f1hsnqr/manajemen-konflik/

More Related Content

What's hot

Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalKelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalPusvitaPutri
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)YolaRiyana
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuYesica Adicondro
 
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerjaNilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerjaFajar Winarso
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiNovitaRamadhani2
 
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerPeran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerElita Yuliana
 
manajemen operasional
manajemen operasionalmanajemen operasional
manajemen operasionaljusttrust2
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiandreprathamm
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAfathiyahfenny
 
Peran manajemen dalam organisasi
Peran manajemen  dalam organisasiPeran manajemen  dalam organisasi
Peran manajemen dalam organisasiMuhammad Kurniawan
 

What's hot (20)

Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Inovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiInovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasi
 
Dinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasiDinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasi
 
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalKelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerjaNilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
 
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerPeran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
 
manajemen operasional
manajemen operasionalmanajemen operasional
manajemen operasional
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Peran manajemen dalam organisasi
Peran manajemen  dalam organisasiPeran manajemen  dalam organisasi
Peran manajemen dalam organisasi
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 

Similar to Studi kasus konflik lingkungan kerja

PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI Aulia Hamunta
 
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175ArifRachmad1
 
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)RanaAlya
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Dina Haya Sufya
 
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerjaPengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerjaMaulidyaCitra
 
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerjaPengaruh konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerjaFajarYanuar1
 
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja KaryawanHubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja KaryawanSanti Sulistyorini
 
Social and organization foundation of ergonomics
Social and organization foundation of ergonomicsSocial and organization foundation of ergonomics
Social and organization foundation of ergonomicsKURNIAAPRIYANI
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
 
Konflik dalam kepempimpinan
Konflik dalam kepempimpinanKonflik dalam kepempimpinan
Konflik dalam kepempimpinanHafiza .h
 
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawan
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawanHubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawan
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawanTheresaDewi1
 
Kuliah 4
Kuliah   4Kuliah   4
Kuliah 4ssjsk
 
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja IneAladawiyah
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjairgicaturRahman
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaDayang Sari Andriani
 

Similar to Studi kasus konflik lingkungan kerja (20)

PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI
 
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175
Tugas mnj konflik rachmad arif s.w 1761175
 
Ima & khotidjah
Ima & khotidjahIma & khotidjah
Ima & khotidjah
 
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)
Social & Organizational Foundations of Ergonomics (chap.9)
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
 
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerjaPengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh manajemen konflik terhadap kepuasan kerja
 
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerjaPengaruh konflik terhadap kepuasan kerja
Pengaruh konflik terhadap kepuasan kerja
 
Terbaru k3
Terbaru k3Terbaru k3
Terbaru k3
 
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja KaryawanHubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
 
Organisasi
OrganisasiOrganisasi
Organisasi
 
Social and organization foundation of ergonomics
Social and organization foundation of ergonomicsSocial and organization foundation of ergonomics
Social and organization foundation of ergonomics
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
 
KONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptxKONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptx
 
Konflik dalam kepempimpinan
Konflik dalam kepempimpinanKonflik dalam kepempimpinan
Konflik dalam kepempimpinan
 
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawan
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawanHubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawan
Hubungan manajemen konflik terhadap kinerja karyawan
 
Kuliah 4
Kuliah   4Kuliah   4
Kuliah 4
 
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
 

Recently uploaded

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 

Recently uploaded (8)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 

Studi kasus konflik lingkungan kerja

  • 1. ANALISIS KONFLIK INTERPERSONAL DAN INTERKELOMPOK TERHADAP LINGKUNGAN KERJA Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Disusun oleh : Nama : Refridenny Sondang Dirasta NIM : 41615320001 Prodi : Teknik Industri Mata Kuliah : Psikologi Industri Dosen : Mistety Oktaviana , M.Psi , Psi
  • 2. ANALISIS KONFLIK INTERPERSONAL DAN INTERKELOMPOK TERHADAP LINGKUNGAN KERJA Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Abstrak Lingkungan Kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja merupakan pendorong yang memusatkan karyawannya untuk meningkatkan kinerja dalam suatu perusahaan. Ketika lingkungan kerja tidak memadai pasti akan menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja para karyawannya. Lingkungan kerja bisa membawa suatu organisasi menuju perubahan positif dan negatif. Suatu perubahan dalam organisasi pastinya akan membawa permasalahan. Dan permasalahan ini disebut dengan konflik. Konflik ini berupa konflik intrapersonal, interpersonal dan interkelompok. Konflik ini terjadi karena ada persepsi pada individu dan kelompok yang tidak sesuai, tumpang tindih wewenang antar organisasi dan sumber daya terbatas terutama sumber daya manusia. Dalam penulisan ini saya sebagai peneliti ingin mengetahui konflik apa saja yang umumnya terjadi pada suatu organisasi apakah bermanfaat untuk organisasi dan bagaimana cara terbaik untuk menangani konflik tersebut. Peneliti memberikan kuesioner secara acak kepada karyawan dan kontraktor. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai teori mendasar dari setiap individu dalam memahami lingkungan kerja mereka, jenis konflik apa yang umumnya terjadi,dengan siapa konflik itu terjadi, faktor apa yang menyebabkan konflik tersebut dan cara yang dipilih dalam menyelesaikan konflik tersebut. Setelah mendapatkan jawaban dari responden, peneliti menganalisis jawaban-jawaban tersebut dan membuat hipotesis awal. Dengan menggunakan perhitungan statistika yaitu uji chi kuadrat, peneliti memastikan kebenaran dari hipotesis awal. Hasilnya adalah konflik yang sering terjadi adalah konflik antar individu, dengan lawan konflik yaitu individu/ kelompok yang kedudukannya lebih tinggi, penyebab konflik karena adanya perbedaan persepsi, mereka cenderung menanganinya dengan halus/diplomasi dengan baik-baik dan konflik ini berdampak positif bagi lingkungan kerja kita. Kata Kunci : Indocement, lingkungan kerja, pengaruh konflik, interpersonal, interkelompok PENDAHULUAN Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap pegawai dalam menyelesaikan tanggung jawab kepada organisasi. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas dan menyelesaikan tugas – tugasnya. Lingkungan kerja tersebut
  • 3. mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama individu dan antara kelompok. Berikut pendapat para ahli tentang lingkungan kerja : ”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Misalnya kebersihan, musik dan lain-lain”. Nitisemito (2001:183) Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai yang dapat mempengaruhi diri pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh perusahaan. Namun secara umum pengertian lingkungan kerja merupakan kondisi dan suasana dimana para pegawai tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan maksimal. Jenis Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa : “Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik”. Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2009 : 21) menjelaskan bahwa : “Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan Kerja Non Fisik Menurut Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa : ”lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan”. “Perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri”. Nitisemito (2001:193) Berdasarkan pendapat diatas, lingkungan kerja non fisik merupakan semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Pengertian Konflik Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja satu sama sama lain. Konflik Interpersonal adalah konflik yang terjadi ketika dua orang atau lebih individu berinteraksi dengan orang lain. Dalam sudut pandang Kreitner (2004) konflik ini dapat terjadi karena adanya konflik pribadi. Konflik pribadi adalah pertentangan antar pribadi yang didasarkan pada ketidaksukaan dan ketidaksepakatan yang sifatnya pribadi. Sedangkan Konflik Interkelompok adalah konflik di antara kelompok kerja, tim dan departemen yang menjadi ancaman dalam daya saing organisasional. Menurut Kreitner dan Kinicki (2004) anteseden yang dapat menimbulkan konflik interkelompok berawal dari adanya
  • 4. kekompakan (sebuah perasaan ke-kami- an) yang mengikat anggota kelompok dapat menjadi hal yang baik atau buruk. Kadar kekompakan tertentu dapat mengubah sekelompok menjadi tim yang baik. Namun tingkat kekompakan yang terlalu banyak dapat melahirkan pikiran kelompok karena keinginan untuk bergaul dengan baik sehingga menghilangkan pemikiran yang kritis. Sedangkan anteseden lainnya menurut Kertonegoro (1995) dikarenakan saling tergantung, perbedaan tujuan dan perbedaan persepsi. Konflik dapat berasal dari ego pribadi, perselisihan, hingga stres dan beban pekerjaan yang terlalu berat. Konflik dapat juga menjadi energi positif jika dikelola secara tepat. Namun sebaliknya, konflik dapat juga mempunyai dampak negatif jika tidak dikelola dengan tepat (Putri, 2008). Banyak kondisi dimana konflik dapat menyebabkan gangguan jiwa, bagi yang melihatnya secara langsung atau bagi organisasi dimana konflik itu terjadi, dapat menghambat kegiatan organisasinya. Contohnya dalam hal kerjasama, beberapa rekan yang terus menerus menunjukkan sikap permusuhan mereka satu sama lain, tentu hal ini merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan (Furqon, 2010). Pandangan tradisional berpendapat bahwa konflik hanya memiliki akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Pandangan mereka adalah konflik hanya merugikan organisasi, karena itu konflik harus dihindari. Sedangkan dalam pandangan modern, konflik dapat memberikan manfaat baik maupun buruk bagi organisasi. Usaha pengelolaannya diupayakan untuk mengambil hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Sebagai contoh pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat, sehingga suatu organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring. Menurut Robbins (1996) konflik itu adalah hal alamiah dan akan selalu terjadi, konflik ini merupakan bagian dari pengalaman hubungan antarpribadi. Oleh karena itu daripada menghindari konflik, lebih baik konflik dikelola dengan baik agar dapat lebih bermanfaat dan dapat menciptakan perbedaan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi (Juanita, 2002). Usaha-usaha preventif dan persuasif yang dibutuhkan oleh para manajer, setiap anggota organisasi, dan setiap elemen dari organisasi kelompok untuk mencegah dan mengurangi tindakan atau pemicu yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik berlebih. Seorang manajer harus mengetahui konflik yang terjadi pada bawahannya, konflik dapat didiskusikan dalam rangka menciptakan lingkungan organisasi yang baik, karena konflik dapat berdampak positif atau bahkan negatif bagi kegiatan organisasi. Konflik yang terjadi di setiap perusahaan tentu saja berbeda-beda, tergantung dari lingkungannya sendiri. Namun konflik apakah yang sering terjadi di perusahaan seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ? Apakah menimbulkan pengaruh yang positif atau negatif bagi perusahaan? Dan apa solusi untuk permasalahan tersebut? Karena pertanyaan inilah penulis melakukan penelitian, dengan tujuan akan memberikan dampak yang positif kepada perusahaan karena telah mengetahui tentang konflik yang terjadi di perusahaannya.
  • 5. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan analisis mengenai konflik yang terjadi dalam suatu lingkungan kerja, khususnya di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Plantsite Citeureup. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu pengumpulan data berupa :  Data Primer Data Primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung kepada yang bersangkutan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa : data identitas responden (Usia, Pendidikan, dan Job) dan data persepsi responden terhadap teori yang mendasari penelitian (lingkungan kerja dan konflik).  Data Sekunder Merupakan data yang bermanfaat untuk mendukung informasi penelitian yang diperoleh dari buku, artikel maupun jurnal yang terkait dengan konflik dan lingkungan kerja suatu organisasi. Sampel Peneliti hanya menggunakan sampel bukan populasi, karena jumlah responden yang dibutuhkan adalah 24 orang. Sampel yang dimaksud adalah Karyawan dan Kontraktor PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa kriteria tertentu. Pengumpulan Data Pengumpulan data berisi data mengenai identitas responden dan persepsi konflik yang terjadi dalam lingkungan kerja sehari-hari diperoleh melalui kuesioner yang peneliti langsung tanyakan kepada responden. Responden diwajibkan untuk menjawab kuesioner dengan apa adanya dan satu pilihan agar data yang diperoleh akurat. Teknik Analisis Setelah data terkumpul, peneliti melakukan perhitungan statistik dengan uji Chi Kuadrat. Peneliti membuat hipotesis awal terlebih dahulu, yaitu usia sangat berpengaruh terhadap jenis konflik pekerja di lingkungan kerja. Tujuan dilakukan uji chi kuadrat adalah untuk mengetahui pengaruh usia dan jenis konflik terhadap berlangsungnya kegiatan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti mencoba untuk menganalisis terlebih dahulu mengenai pemahaman individu terhadap lingkungan kerja mereka. , pemahaman tentang konflik apa yang sebenarnya terjadi pada individu tersebut, menyangkut siapa saja ketika konflik itu terjadi, apa faktor yang menjadi penyebab utama konflik itu, bagaimana langkah penanganan yang tepat oleh responden dan seberapa besar peran konflik pada lingkungan kerja dalam sebuah organisasi. Hal ini juga disebut sebagai pendekatan teori dasar konflik dan organisasi lingkungan. Berdasarkan kuesioner dan analisis sementara, hasil penelitian menunjukkan :
  • 6. Variabel Keterangan Total (n= 24) Jumlah Persentase (%) Usia 18-25 tahun 2 8,333333333 26-35 tahun 5 20,83333333 >35 tahun 17 70,83333333 Pendidikan SD & SMP 7 29,16666667 SMK/SMA 9 37,5 S1 8 33,33333333 Pekerjaan Pelaksana 16 66,66666667 Staff 8 33,33333333 Tabel 1. Data Responden Peneliti dalam Studi Kasus ini mengambil sampel dari beragam departemen dan dari berbagai jabatan mulai dari pelaksana terbawah sampai ke Departement Head. Metodenya dengan kuesioner secara lisan. Sehingga, diharapkan bisa menambah keakuratan data untuk penelitian. Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 orang, yang terdiri dari karyawan dan kontraktor. Usia responden bervariasi mulai dari 18 tahun sampai lebih dari 35 tahun. Dengan 29% responden lulusan SD dan SMP yang mayoritas berasal dari Helper/ kontraktor, lalu 37,5% responden berasal dari SMK/ SMA semuanya adalah karyawan dan sisanya 33% lebih merupakan lulusan S1 dari jurusan Teknik Kimia, Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Gambar 1. Grafik jenis-jenis konflik Dari hasil kuesioner ini jawaban dari responden beragam jadi tidak ada yang berfikir secara tradisional maupun modern, semua murni dari apa yang telah mereka alami selama ini. Untuk golongan pelaksana rata-rata mereka mengalami konflik individu di lingkungan kerjanya. Dan untuk golongan staff rata-rata mereka mengalami konflik antar kelompok/ departemen. Dengan ini didapatkan 38% untuk konflik antar kelompok dan 62% untuk konflik antar individu. Gambar 2. Grafik konflik yang dialami Selanjutnya konflik ini terjadi paling dominan kepada seseorang/ kelompok yang jabatannya lebih tinggi dengan persentase 54%, lalu diikuti dengan teman selevel/ sejabatan dengan 42% dengan sisanya 4% untuk konflik dengan jabatan yang lebih rendah. Antar Individu 62% Antar Kelompok 38% Jenis Konflik ? Teman Selevel 42% Lebih Tinggi 54% Lebih Rendah 4% Konflik Dengan ?
  • 7. Untuk penyebab konflik yang sangat dominan sekali adalah berbeda persepsi dengan 79% jadi mereka memiliki tujuan yang sama untuk kelancaran produksi namun cara untuk menyelesaikannya yang berbelit-belit dan tidak kunjung selesai, kemudian diikuti Tugas dan kedudukan yang tidak sesuai dengan 17% karena mereka merasa terlalu berat menahan beban tanggung jawab padahal bukan jobnya. Gambar 3. Grafik faktor penyebab konflik Sisanya pembagian tugas yang tidak merata dengan 4% ini terjadi karena tidak adanya rolling jadi responden ini merasa terasingkan dan bertanya-tanya mengapa hanya saya yang mengalami ini? Mengapa tidak ada pergantian? jadi ini menimbulkan konflik batin untuknya. Gambar 4. Grafik penanganan konflik Untuk Penanganannya 67% responden menghadapinya dengan halus/ dengan baik-baik, jadi mereka berpikir dengan diplomasi pasti akan mendapatka titik temunya agar tercapai kata mufakat. Seperempat dari mereka memilih untuk menghindarinya ini banyak terjadi pada kontraktor dimana responden ini tidak bisa menghadapinya baik secara halus, mereka hanya harus patuh untuk bekerja pada wilayah dan job itu saja, jadi mereka memilih untuk menerima apa yang diperintahkan. Sisanya 8% responden memilih untuk menghadapi secara kasar dengan melepaskan segala yang ingin mereka rasakan. Jadi entah itu menyinggung perasaan orang lain atau tidak yang terpenting sudah terucapkan idenya. Gambar 5. Grafik dampak konflik 71% Responden beranggapan bahwa konflik ini akan berdampak positif untuk kelangsungan terhadap lingkungan pekerjaan, mereka beranggapan bahwa dengan mendiplomasikannya secara halus dapat menjadi jembatan pihak lawan akan mengetahui apa yang kita inginkan dan kita mengetahui apa yang dia inginkan sehingga akan tercapai titik temu dan konflik tidak berkelanjutan. Lebih dari seperlima responden beranggapan bahwa konflik berdampak negatif, karena mereka terlebih dahulu memilih menghindari dan menghadapi secara kasar padahal konflik harus terselesaikan agar tidak berbutut panjang di kemudian hari dan juga untuk menjaga hubungan dengan sesama manusia. Sisanya adalah tergantung situasi Beda Persepsi 79% Pembagian tugas tidak merata 4% Tugas dan kedudukan tidak sesuai 17% Penyebab Konflik ? Hadapi secara halus 67% Hadapi secara kasar 8% Menghin dari 25% Penanganannya ? Positif 71% Tergantu ng situasi 8% Negatif 21% Dampak Konflik ?
  • 8. 8%, ini adalah respon yang diberikan oleh responden berkedudukan tinggi, jadi mereka melihat ini sebagai kontradiksi ketika beranggapan konflik ini negatif karena untuk menyelesaikan masalah jika harus diselesaikan dengan baik-baik kenapa harus konflik?. Dari sisi positif disuatu saat pasti ada waktu dimana suatu masalah harus diselesaikan dengan konflik, dan penanganannya harus baik- baik agar tercapai tujuan dengan baik dan bisa dipetik hikmahnya dari konflik ini agar tidak terulang lagi. Tabel 2. Hasil Perhitungan uji Chi kuadrat Setelah mendapatkan hasil analisis sementara, maka diperlukan hasil analisisnya secara umum berdasarkan hipotesis awal penelitian yaitu, usia sangat berpengaruh terhadap jenis konflik pekerja di lingkungan kerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Hasil dari uji chi kuadrat dengan nilai α = 5% = 0,05 dan df = 2 didapat signifikansi (χ²) = 0,314. Nilai signifikansi ini lebih besar daripada nilai α (sig > α) 0,314 > 0,05 nilai χ² hitung berada di daerah penerimaan hipotesis awal, sehingga hipotesis awal diterima. Pada kenyataannya memang benar karyawan atau kontraktor sering mengalami konflik antar individu dimana persepsi mereka selalu bertentangan dengan atasan, sebagai pemberi tugas kerja.
  • 9. Semua karyawan dan kontraktor pada umumnya mengetahui peran lingkungan kerja bagi perusahaan. Mereka juga tahu akan pentingnya menyelaraskan pendapat agar dapat mencapai tujuan bersama yaitu kelancaran produksi. Sehingga konflik tidak terjadi berkepanjangan. Secara umum para Dept.Head dan Planner memanajemen konflik yang ada di lingkungan kerja/ kelompok kerja mereka. Namun setiap karyawan dan kontraktor tetap harus memiliki tanggung jawab terhadap konfliknya sendiri. SIMPULAN DAN SARAN Konflik yang umum terjadi di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah konflik antar individu tidak bisa dipungkiri karena pekerja disini lebih banyak sebagai pelaksana dimana pekerja memiliki suatu konflik yang menyangkut pekerjaan pribadinya dimana kelompok pelaksana justru memiliki teamwork yang lebih baik dalam mengatasi suatu masalah. Dari sampel yang didapat konflik dengan seseorang/ kelompok yang lebih tinggi lebih mendominasi karena mereka cenderung ditekan untuk bekerja sesuai keinginan atasan, sehingga terjadi konflik disini. Untuk Penyebab konflik perbedaan persepsi sangat dominan karena dalam menyelesaikan suatu konflik, individu/ kelompok cenderung memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah walaupun tujuannya sama yaitu untuk kelancaran produksi. Salah satu individu/ kelompok memiliki ego yang lebih tinggi/ tidak mau kalah dalam mempertahankan pendapatnya. Sehingga pasti dalam perdebatan diskusi ada yang merasa menang dan kalah. Ada juga yang memilih untuk mengalah agar konflik cepat terselesaikan. Para responden memilih untuk menghadapi konflik secara halus dan mementingkan kebaikan bersama. Jadi mereka ingin suatu pendapat dalam penyelesaian konflik sama-sama terungkapkan secara baik dan didiskusikan bagaimana baiknya untuk kedepan. Jadi mereka ingin suatu permasalahan dapat terselesaikan segera tanpa menimbulkan masalah yang sama kedepan. Konflik dalam suatu lingkungan pasti akan terjadi. Mayoritas responden setuju bahwa konflik berdampak positif terhadap lingkungan kerja. Konflik ini membuat karyawan dan kontraktor dapat mengambil pelajaran dan saling mengerti bahwa konflik ini jangan sampai berkepanjangan untuk menjaga hubungan dan komunikasi agar tetap terjalin dengan baik. Pelatihan manajemen konflik dapat menjadi pilihan penting untuk pelatihan karyawan. Karena karyawan merupakan asset suatu perusahaan dimana ada karyawan yang bekerja dengan senang hati disitulah penunjang kelancaran produksi. Perlu juga ditanamkan kepada karyawan, manajemen konflik terdapat pendekatan yang perlu digunakan yaitu Penghindaran, Defusi dan Konfrontasi. Teknik untuk mencegah konflik diantaranya : Team Building, Diversity Training, Resource Allocation, Open Communication, Managing other expectations dan Focusing on other First. Tapi yang terpenting kelolalah konflik yang terjadi dengan sebaik mungkin agar dari konflik tersebut dapat menghasilkan nilai-nilai yang positif dan berguna untuk kita kedepannya.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Hani, Hilman dan Aris. 2003. Analisis Pengaruh Konflik Terhadap Lingkungan Kerja. http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/1172/1033 Soehardi. Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Para Ahli. 12 Juni 2016. http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-lingkungan-kerja- menurut.html Danuarta, Adad. Lingkungan Kerja Menurut Para Ahli. November 2014. http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/lingkungan-kerja-menurut-para-ahli.html Multahada, Erna. Psikologi Industri dari Modul Konflik-1 Pusat Bahan Ajar dan E-Learning. http://www.mercubuana.ac.id Mamahit, Frankie. Manajemen Konflik. 4 April 2014. https://prezi.com/o-7f- f1hsnqr/manajemen-konflik/