SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
 
 
-
- 
  Dimasukkan ke dalam
Dimasukkan ke dalam
kalorimeter
kalorimeter
-
- 
  Diukur suhunya (T1)
Diukur suhunya (T1)
-
- 
  Dipanaskan sampai
Dipanaskan sampai
kenaikan suhu 10
kenaikan suhu 10o
o
C
C
-
- 
  Dimasukkan ke dalam
Dimasukkan ke dalam
kalorimeter
kalorimeter
-
- 
  Diukur suhunya (
Diukur suhunya (∆
∆T
T)
)
I.
I. 
  Judul
Judul Percobaan
Percobaan :
: Termokimia
Termokimia
II.
II. 
  Hari/Tangga
Hari/Tanggal
l Percobaan
Percobaan :
: Rabu
Rabu 05
05 November
November 2014
2014
III.
III. 
  Selesai
Selesai Percobaan
Percobaan :
: Rabu
Rabu 05
05 November
November 2014
2014
IV.
IV. 
  Tujuan percobaan
Tujuan percobaan
1.
1. 
 Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau
Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau
 pelepasan kalor.
 pelepasan kalor. 
 
2.
2. 
 Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi
Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi
kimia
kimia
V.
V. 
  Cara Kerja
Cara Kerja 
 
1.
1. 
  Penentuan tetapan kalorimeter
Penentuan tetapan kalorimeter
25
25 mL
mL air
air 25
25 mL
mL air
air
50 mL air
50 mL air
campuran
campuran
Dihitung tetapan
Dihitung tetapan
kalorimeter
kalorimeter
 
 
-
- 
  Dimasukkan ke dalam
Dimasukkan ke dalam
kalorimeter
kalorimeter
-
- 
  Diukur suhunya (T3)
Diukur suhunya (T3)
-
- 
  Ditimbang massanya
Ditimbang massanya
-
- 
  Dimasukkan ke dalam
Dimasukkan ke dalam
kalorimeter
kalorimeter
-
- 
  Diukur suhunya (T4)
Diukur suhunya (T4)
-
- 
  Dimasukkan ke dalam
Dimasukkan ke dalam
kalorimeter
kalorimeter
-
- 
  Diukur suhunya (T3)
Diukur suhunya (T3)
-
- 
  Diukur suhunya agar
Diukur suhunya agar
Tnya sama (T5)
Tnya sama (T5)
-
- 
  Diukur suhunya (T6)
Diukur suhunya (T6)
2.
2. 
  Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO
Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4
4 
 
3.
3. 
  Penentuan kalor penetralan
Penentuan kalor penetralan
25 mL CuSO
25 mL CuSO4
4 
  25
25 mL
mL air
air
25 mL CuSO
25 mL CuSO4
4 + 0,2
 + 0,2
g Zn (Ar=65,5)
g Zn (Ar=65,5)
Dihitung kalor
Dihitung kalor
reaksi
reaksi
 
 
0,2 gram Zn
0,2 gram Zn
25 mL HCl
25 mL HCl
25 mL HCl + 25
25 mL HCl + 25
mL NaOH
mL NaOH
Dihitung kalor
Dihitung kalor
 penetralan
 penetralan
25 mL NaOH
25 mL NaOH
 
 
VI.
VI. 
  Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Termodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan
Termodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan
kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang
kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang
dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan kimia. Konsep
dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan kimia. Konsep
termodinamika merupakan hal mendasar yang paling penting bagi ahli
termodinamika merupakan hal mendasar yang paling penting bagi ahli
fisika, dan ahli kimia (Keenan, dkk, 1992).
fisika, dan ahli kimia (Keenan, dkk, 1992).
Termokimia dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu
Termokimia dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu
kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi,
kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi,
dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah
keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah
termokimia, yang menagani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor
termokimia, yang menagani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor
yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan
yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan
larutan (Keenan, dkk, 1992).
larutan (Keenan, dkk, 1992).
Persyaratan energi memainkan peranan penting dalam menentukan
Persyaratan energi memainkan peranan penting dalam menentukan
arah akan terjadinya suatu reaksi kimia. Dengan perhatian yang
arah akan terjadinya suatu reaksi kimia. Dengan perhatian yang
dipusatkan pada kebutuhan energi, usaha pokok dilakukan untuk
dipusatkan pada kebutuhan energi, usaha pokok dilakukan untuk
mencari reaksi endoterm yang diberi tenaga dari panas matahari, yang
mencari reaksi endoterm yang diberi tenaga dari panas matahari, yang
menghasilkan zat-zat yang nantinya dapat bereaksi eksoterm untuk
menghasilkan zat-zat yang nantinya dapat bereaksi eksoterm untuk
menghasilkan energi dan pereaksi-pereaksi aslinya. Mengenai ke arah
menghasilkan energi dan pereaksi-pereaksi aslinya. Mengenai ke arah
mana dan sejauh apa reaksi pada pelbagai kondisi akan berlangsung
mana dan sejauh apa reaksi pada pelbagai kondisi akan berlangsung
telah dimungkinkan oleh pengetahuan tentang termodinamika (Keenan,
telah dimungkinkan oleh pengetahuan tentang termodinamika (Keenan,
dkk, 1992).
dkk, 1992).
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan
ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan
ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan
 panas.
 panas. Reaksi eksot
Reaksi eksotermik ada
ermik adalah suatu
lah suatu reaksi
reaksi yang melepaskan
yang melepaskan panas.
panas.
Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian
Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆
∆H
H
akan bernilai negatif, karena kandungan panas dari sistem akan menurun.
akan bernilai negatif, karena kandungan panas dari sistem akan menurun.
Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan
Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan
 panas, berdasarkan perj
 panas, berdasarkan perjanjian,
anjian, ∆
∆H akan mempunyai nilai positif. Tetapi
H akan mempunyai nilai positif. Tetapi
harap diingat bahwa kadang-kadang beberapa
harap diingat bahwa kadang-kadang beberapa buku menggunakan tanda
buku menggunakan tanda
yang sebaliknya dari yang telah diuraikan di atas, karena itu dalam
yang sebaliknya dari yang telah diuraikan di atas, karena itu dalam
 penulisan
 penulisan di
di bidang
bidang termodinamika,
termodinamika, dianjurkan
dianjurkan untuk
untuk selalu
selalu
 
 
mencantumkan penggunaan tanda yang akan digunakan. Bila perubahan
mencantumkan penggunaan tanda yang akan digunakan. Bila perubahan
 panas
 panas yang
yang dikaitkan
dikaitkan dengan
dengan suatu
suatu reaksi
reaksi kimia
kimia dinyatakan
dinyatakan dengan
dengan
suatu reaksi, pernyataan lengkapnya dirujuk sebagai persamaan
suatu reaksi, pernyataan lengkapnya dirujuk sebagai persamaan
termokimia (Bird, 1993).
termokimia (Bird, 1993).
Panas reaksi adalah adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau
Panas reaksi adalah adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau
diserap ketika reaksi kimia sedang berlangsung, biasanya bila tidak
diserap ketika reaksi kimia sedang berlangsung, biasanya bila tidak
dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan tetap.
dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan tetap.
Panas reaksi dapat dibedakan atas, panas pembakaran suatu unsur atau
Panas reaksi dapat dibedakan atas, panas pembakaran suatu unsur atau
senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur
senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur
atau senyawa tersebut ter
atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam oksigen sebagai contoh
bakar sempurna dalam oksigen sebagai contoh
 panas pembakaran
 panas pembakaran molar. Panas
molar. Panas netralisasi dapat
netralisasi dapat didefinisikan se
didefinisikan sebagai
bagai
 jumlah
 jumlah panas
panas yang
yang dilepas
dilepas ketika
ketika 1
1 mol
mol air
air terbentuk
terbentuk akibat
akibat reaksi
reaksi
netralisasi asam oleh basa ataupun sebaliknya, untuk netralisasi asam
netralisasi asam oleh basa ataupun sebaliknya, untuk netralisasi asam
kuat, nilai
kuat, nilai ∆
∆H
Ho
o
 selalu tet
 selalu tetap yaitu -57 kJ/mol. Panas pelarutan, jenis panas
ap yaitu -57 kJ/mol. Panas pelarutan, jenis panas
reaksi yang lain adalah panas yang dilepas atau diserap ketika 1 mol
reaksi yang lain adalah panas yang dilepas atau diserap ketika 1 mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan
di mana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang
di mana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang
diserap atau dilepaskan lagi. Panas pembentukkan, entalpi
diserap atau dilepaskan lagi. Panas pembentukkan, entalpi
 pembentukkan
 pembentukkan molar
molar standar
standar ∆
∆H
Ho
o
f 
f 
  suatu senyawa adalah banyaknya
  suatu senyawa adalah banyaknya
 panas
 panas yang
yang diserap
diserap atau
atau dilepaskan
dilepaskan ketika
ketika 1
1 mol
mol senyawa
senyawa tersebut
tersebut
dibentuk dari unsur - unsurnya dalam keadaan standar. Karena entalpi
dibentuk dari unsur - unsurnya dalam keadaan standar. Karena entalpi
adalah fungsi keadaan, maka besaran
adalah fungsi keadaan, maka besaran ∆
∆H dari reaksi kimia tak
H dari reaksi kimia tak
tergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil
tergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil
reaksi. Biasanya untuk menyatakan entalpi dan e
reaksi. Biasanya untuk menyatakan entalpi dan energi dalam digunakan
nergi dalam digunakan
keadaan standar sebagai titik acuan, karena dalam menyatakan entalpi
keadaan standar sebagai titik acuan, karena dalam menyatakan entalpi
atau energi dalam sebenarnya yang diukur adalah perbedaan entalpi atau
atau energi dalam sebenarnya yang diukur adalah perbedaan entalpi atau
energi dalam suatu keadaan dengan keadaan standarnya (Bird, 1993).
energi dalam suatu keadaan dengan keadaan standarnya (Bird, 1993).
Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan
Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan
kuantitas
kuantitas eter, y
eter, yang telah
ang telah diperkenalkan s
diperkenalkan sejak awal
ejak awal sebagai fungsi
sebagai fungsi
defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara
defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara ∆
∆E dan -
E dan -
W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan
W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan
memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur
memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur
 
 
 panas
 panas dan
dan untuk
untuk pemantauan
pemantauan pemanasan.
pemanasan. Metode
Metode yang
yang baik
baik untuk
untuk
mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar
mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar
termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari
termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari
termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas
termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas
sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah
sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah
satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah
satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah
combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter da
combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan
lam pembuatan
 bom (Honig, 198
 bom (Honig, 1982).
2).
Menurut Dogra (1990), panas reaksi dapat dinyatakan sebagai
Menurut Dogra (1990), panas reaksi dapat dinyatakan sebagai
 perubahan
 perubahan energi
energi produk
produk dan
dan reaktan
reaktan pada
pada volume
volume konstan
konstan (∆
(∆E) atau
E) atau
 pada tekanan konstan (
 pada tekanan konstan (∆
∆H). Sebagai contoh adalah reaksi
H). Sebagai contoh adalah reaksi 
 
Reaktan (T)
Reaktan (T) 
 Produk (T)
 Produk (T)
∆
∆E = E
E = E( produk )
( produk ) 
 
 – 
 – 
 E
 E ( reaktan )
 ( reaktan )
Pada temperatur konstan dan volume konstan, dan pada temp
Pada temperatur konstan dan volume konstan, dan pada temperature
erature
konstan dan tekanan konstan.
konstan dan tekanan konstan. 
 
∆
∆H = H
H = H ( produk )
( produk ) - H
 - H ( reaktan)
 ( reaktan)
Satuan SI untuk E atau H adalah joule, yaitu satuan energi, tetapi
Satuan SI untuk E atau H adalah joule, yaitu satuan energi, tetapi
satuan umum yang lain adalah kalori. Jika
satuan umum yang lain adalah kalori. Jika ∆
∆H
H 
 
atau ∆
atau ∆E positif, reaksi
E positif, reaksi
dikatakn endotermis dan jika
dikatakn endotermis dan jika ∆
∆H
H 
 
atau ∆
atau ∆E negatif, reaksi disebut
E negatif, reaksi disebut
eksotermis. Suatu reaksi kimia hanya sempurna jika selain menuliskan
eksotermis. Suatu reaksi kimia hanya sempurna jika selain menuliskan
 persamaan
 persamaan keseimbangan
keseimbangan dan
dan harga
harga energi,
energi, dituliskan
dituliskan juga
juga keadaan
keadaan
reaktan dan produk (Dogra dan Dogra, 1990).
reaktan dan produk (Dogra dan Dogra, 1990).
Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan
Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan
kuantitas
kuantitas eter, y
eter, yang tel
ang telah dip
ah diperkenalkan sejak
erkenalkan sejak awal seb
awal sebagai fun
agai fungsi
gsi
defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara
defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara ∆
∆E dan -
E dan -
W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan
W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan
memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur
memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur
 panas
 panas dan
dan untuk
untuk pemantauan
pemantauan pemanasan.
pemanasan. Metode
Metode yang
yang baik
baik untuk
untuk
mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar
mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar
termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari
termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari
termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas
termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas
 
 
sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah
sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah
satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah
satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah
combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan
combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan
 bom (Keenan, 1992).
 bom (Keenan, 1992).
Seperti diterapkan untuk senyawa organik, kalorimetri pembakaran
Seperti diterapkan untuk senyawa organik, kalorimetri pembakaran
mencakup pemutusan lengkap kerangka karbon, bila senyawaan itu
mencakup pemutusan lengkap kerangka karbon, bila senyawaan itu
terbakar dalam oksigen. Metoda pembakaran mempunyai penerapan
terbakar dalam oksigen. Metoda pembakaran mempunyai penerapan
yang meluas dengan senyawa organik yang kurang reaktif terhadap
yang meluas dengan senyawa organik yang kurang reaktif terhadap
regensia selain okigen, atau yang menghasilkan lebih dari satu produk
regensia selain okigen, atau yang menghasilkan lebih dari satu produk
organik dengan regensia lain (Keenan, dkk,
organik dengan regensia lain (Keenan, dkk, 1992).
1992). 
 
 
 
VII.
VII. 
  Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
1.
1. 
  Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter 
Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter 
 
 
No.
No. Nama
Nama Zat
Zat Suhu
Suhu
(ºC)
(ºC)
Keadaan
Keadaan awal
awal Keadaan
Keadaan setelah
setelah
reaksi
reaksi
1.
1.
2.
2.
3.
3.
Air dingin 25 mL
Air dingin 25 mL
Air panas 25 mL
Air panas 25 mL
Campuran air
Campuran air
dingin dan air
dingin dan air
 panas
 panas
38º
38º
48º
48º
42º
42º
- Tidak berwarna
- Tidak berwarna
- Tidak ada endapan
- Tidak ada endapan
- Tidak berwarna
- Tidak berwarna
- Tidak ada endapan
- Tidak ada endapan
- Tidak berwarna
- Tidak berwarna
- Tidak ada endapan
- Tidak ada endapan
-
-
-
-
- Tidak berwarna
- Tidak berwarna
- Tidak ada endapan
- Tidak ada endapan
2.
2. 
  Tabel Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO
Tabel Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
4
No.
No. Nama
Nama Zat
Zat Suhu
Suhu
( ºC)
( ºC)
Keadaan
Keadaan awal
awal Keadaan
Keadaan setelah
setelah
reaksi
reaksi
1.
1.
2.
2.
3.
3.
CuSO4 25 mL
CuSO4 25 mL
0,5M
0,5M
Sebuk Zn 0,5gr
Sebuk Zn 0,5gr
Campuran 25 mL
Campuran 25 mL
CuSO4 0,5 M dan
CuSO4 0,5 M dan
0,5 gram Zn
0,5 gram Zn
36 º
36 º
44 º
44 º
Warna biru
Warna biru
 bening
 bening
Bentuk serbuk
Bentuk serbuk
warna abu-abu
warna abu-abu
-
-
-
-
-
-
Warna merah muda,
Warna merah muda,
terdapat endapan
terdapat endapan
hitam.
hitam.
 
 
3.
3. 
  Tabel Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH
Tabel Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH
No.
No. Nama
Nama Zat
Zat Suhu
Suhu
( ºC)
( ºC)
Keadaan
Keadaan awal
awal Keadaan
Keadaan setelah
setelah
reaksi
reaksi
1.
1.
2.
2.
3.
3.
HCl 0,5 M 25 mL
HCl 0,5 M 25 mL
 NaOH 0,5M 25m
 NaOH 0,5M 25mL
L
Campuran HCl 0,5
Campuran HCl 0,5
M 25 mL dan
M 25 mL dan
 NaOH
 NaOH 0,5
0,5 M
M 25
25
mL
mL
36º
36º
36
36o
o
38º
38º
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
-
-
-
-
-
-
Tidak berwarna,
Tidak berwarna,
terdapat endapan
terdapat endapan
 
 
VIII.
VIII. 
  Analisa Data
Analisa Data
1.
1. 
  Penentuan Tetapan Kalorimeter 
Penentuan Tetapan Kalorimeter 
 
 
Pada percobaan pertama, kami memasukkan 25 mL air
Pada percobaan pertama, kami memasukkan 25 mL air
dengan suhu normal ke dalam kalorimeter. Kami mengukur
dengan suhu normal ke dalam kalorimeter. Kami mengukur
temperaturnya (T
temperaturnya (T1
1) yakni sebesar 38ºC. Setelah itu kami
) yakni sebesar 38ºC. Setelah itu kami
memanaskan air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik 10ºC
memanaskan air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik 10ºC
dari suhu T
dari suhu T1
1 atau hingga suhu air (T
atau hingga suhu air (T2
2) itu mencapai 48º. Selanjutnya
) itu mencapai 48º. Selanjutnya
kami mencampurkan air yang telah dipanaskan tadi dengan air
kami mencampurkan air yang telah dipanaskan tadi dengan air
dingin yang ada dalam kalorimeter. Lalu kami aduk hingga
dingin yang ada dalam kalorimeter. Lalu kami aduk hingga
keduanya bercampur. Kami mengukur suhu campura
keduanya bercampur. Kami mengukur suhu campuran (ΔT) tersebut
n (ΔT) tersebut
yakni sebesar 42º C. Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari
yakni sebesar 42º C. Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari
kalor yang diserap oleh air dingin (q
kalor yang diserap oleh air dingin (q1
1) dengan menggunakan rumus:
) dengan menggunakan rumus:
Q
Q1=
1= m
mair dingin
air dingin x c
 x cair 
air 
 
 x (ΔT
x (ΔT- T
- T1
1)
)
dengan catatan massa jenis (ρ) air diangap konstan yakni 1
dengan catatan massa jenis (ρ) air diangap konstan yakni 1




 
 dan kalor jenis (c) air sebesar 4,2
dan kalor jenis (c) air sebesar 4,2


℃
℃
. Kami akan memperoleh
. Kami akan memperoleh
nilai dari Q
nilai dari Q1
1 sebasar 420 J. Kami juga menghitung kalor yang dilepas
sebasar 420 J. Kami juga menghitung kalor yang dilepas
oleh air panas (q
oleh air panas (q2
2) dengan menggunakan rumus :
) dengan menggunakan rumus :
Q
Q2
2 
 =
= m
mair panas
air panas x c
 x cair 
air 
 
 x (ΔT
x (ΔT- T
- T2
2)
)
Dan kami mempooleh nilai Q
Dan kami mempooleh nilai Q2
2 sebesar 630 J dan
sebesar 630 J dan
Q
Q3
3 = Q
 = Q2
2 
 
 – 
 – 
 Q
 Q1
1 
 
sebesar 210 J.
sebesar 210 J. Dengan demikian kami dapat menghitung tetapan
Dengan demikian kami dapat menghitung tetapan
kalorimeter dengan mengunakan rumus :
kalorimeter dengan mengunakan rumus :

 =
=
Q3
Q3
Δ
ΔT
T 
 T
T1
1
 
 
Maka kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar
Maka kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar 52,5 J/
52,5 J/o
o
C
C
Perhitungan
Perhitungan
Diketahui:
Diketahui:
m
mair dingin
air dingin = 25 mL = 25 gram
= 25 mL = 25 gram
m
mair panas
air panas = 25 mL = 25 gram
= 25 mL = 25 gram
T
T1
1 = 38
= 38o
o
C
C
∆
∆T = 42
T = 42o
o
C
C

More Related Content

What's hot (20)

Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Bahan tenaga nuklear
Bahan tenaga nuklearBahan tenaga nuklear
Bahan tenaga nuklear
 
Makalah termokimia
Makalah termokimiaMakalah termokimia
Makalah termokimia
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Teori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan KimiaTeori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan Kimia
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2
 
Materi Termokimia
Materi TermokimiaMateri Termokimia
Materi Termokimia
 
thermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiathermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimia
 
Kimia kelas xi kesetimbangan kimia
Kimia kelas xi kesetimbangan kimiaKimia kelas xi kesetimbangan kimia
Kimia kelas xi kesetimbangan kimia
 
kesetimbangan kimia
 kesetimbangan kimia kesetimbangan kimia
kesetimbangan kimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Kesetimbangan kimia kelompok 3
Kesetimbangan kimia kelompok 3Kesetimbangan kimia kelompok 3
Kesetimbangan kimia kelompok 3
 
Kinematika reaksi
Kinematika reaksiKinematika reaksi
Kinematika reaksi
 
Kesetimbangan Kimia - Kimia Dasar
Kesetimbangan Kimia - Kimia DasarKesetimbangan Kimia - Kimia Dasar
Kesetimbangan Kimia - Kimia Dasar
 
Microsoft power point kesetimbangan
Microsoft power point   kesetimbanganMicrosoft power point   kesetimbangan
Microsoft power point kesetimbangan
 
Bab 2 termokimia
Bab 2 termokimiaBab 2 termokimia
Bab 2 termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 

Similar to pdf-laporan-termokimia_compress (1).pdf

Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2TriHarjanti3
 
Bab 2 termokimia
Bab 2 termokimiaBab 2 termokimia
Bab 2 termokimiawafiqasfari
 
Bab 2 termokimia kelas xi
Bab 2 termokimia kelas xiBab 2 termokimia kelas xi
Bab 2 termokimia kelas xiSinta Sry
 
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01sanoptri
 
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatanMakalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatanSiti Khoirunika
 
TERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxTERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxFITRIAHIDAYAH4
 
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadi
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, HadiTermokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadi
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadihadiwart123
 

Similar to pdf-laporan-termokimia_compress (1).pdf (20)

Makalah thermokimia
Makalah thermokimiaMakalah thermokimia
Makalah thermokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
 
Termo Kimia.ppt
Termo Kimia.pptTermo Kimia.ppt
Termo Kimia.ppt
 
Bab 2 termokimia
Bab 2 termokimiaBab 2 termokimia
Bab 2 termokimia
 
Bab2 termokimia | Kimia Kelas XI
Bab2 termokimia | Kimia Kelas XIBab2 termokimia | Kimia Kelas XI
Bab2 termokimia | Kimia Kelas XI
 
Bab2 term
Bab2 termBab2 term
Bab2 term
 
Bab 2 termokimia kelas xi
Bab 2 termokimia kelas xiBab 2 termokimia kelas xi
Bab 2 termokimia kelas xi
 
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
Bab2termokimiakelasxi 141109045948-conversion-gate01
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Thermokimia
ThermokimiaThermokimia
Thermokimia
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatanMakalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
 
TERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxTERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptx
 
M3 (termokimia)
M3 (termokimia)M3 (termokimia)
M3 (termokimia)
 
M3(termokimia)
M3(termokimia)M3(termokimia)
M3(termokimia)
 
Konsep termokimia 2
Konsep termokimia 2Konsep termokimia 2
Konsep termokimia 2
 
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadi
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, HadiTermokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadi
Termokimia Reaksi Entalpi Perubahan, Hadi
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

pdf-laporan-termokimia_compress (1).pdf

  • 1.
  • 2.     - -    Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam kalorimeter kalorimeter - -    Diukur suhunya (T1) Diukur suhunya (T1) - -    Dipanaskan sampai Dipanaskan sampai kenaikan suhu 10 kenaikan suhu 10o o C C - -    Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam kalorimeter kalorimeter - -    Diukur suhunya ( Diukur suhunya (∆ ∆T T) ) I. I.    Judul Judul Percobaan Percobaan : : Termokimia Termokimia II. II.    Hari/Tangga Hari/Tanggal l Percobaan Percobaan : : Rabu Rabu 05 05 November November 2014 2014 III. III.    Selesai Selesai Percobaan Percobaan : : Rabu Rabu 05 05 November November 2014 2014 IV. IV.    Tujuan percobaan Tujuan percobaan 1. 1.   Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau Membuktikan bahwa setiap reaksi kimia disertai penyerapan atau  pelepasan kalor.  pelepasan kalor.    2. 2.   Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi Menghitung perubahan kalor yang terjadi dalam berbagai reaksi kimia kimia V. V.    Cara Kerja Cara Kerja    1. 1.    Penentuan tetapan kalorimeter Penentuan tetapan kalorimeter 25 25 mL mL air air 25 25 mL mL air air 50 mL air 50 mL air campuran campuran Dihitung tetapan Dihitung tetapan kalorimeter kalorimeter
  • 3.
  • 4.     - -    Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam kalorimeter kalorimeter - -    Diukur suhunya (T3) Diukur suhunya (T3) - -    Ditimbang massanya Ditimbang massanya - -    Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam kalorimeter kalorimeter - -    Diukur suhunya (T4) Diukur suhunya (T4) - -    Dimasukkan ke dalam Dimasukkan ke dalam kalorimeter kalorimeter - -    Diukur suhunya (T3) Diukur suhunya (T3) - -    Diukur suhunya agar Diukur suhunya agar Tnya sama (T5) Tnya sama (T5) - -    Diukur suhunya (T6) Diukur suhunya (T6) 2. 2.    Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4 4    3. 3.    Penentuan kalor penetralan Penentuan kalor penetralan 25 mL CuSO 25 mL CuSO4 4    25 25 mL mL air air 25 mL CuSO 25 mL CuSO4 4 + 0,2  + 0,2 g Zn (Ar=65,5) g Zn (Ar=65,5) Dihitung kalor Dihitung kalor reaksi reaksi     0,2 gram Zn 0,2 gram Zn 25 mL HCl 25 mL HCl 25 mL HCl + 25 25 mL HCl + 25 mL NaOH mL NaOH Dihitung kalor Dihitung kalor  penetralan  penetralan 25 mL NaOH 25 mL NaOH
  • 5.
  • 6.     VI. VI.    Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka Termodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan Termodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan kimia. Konsep dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan kimia. Konsep termodinamika merupakan hal mendasar yang paling penting bagi ahli termodinamika merupakan hal mendasar yang paling penting bagi ahli fisika, dan ahli kimia (Keenan, dkk, 1992). fisika, dan ahli kimia (Keenan, dkk, 1992). Termokimia dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu Termokimia dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi, kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah termokimia, yang menagani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor termokimia, yang menagani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan (Keenan, dkk, 1992). larutan (Keenan, dkk, 1992). Persyaratan energi memainkan peranan penting dalam menentukan Persyaratan energi memainkan peranan penting dalam menentukan arah akan terjadinya suatu reaksi kimia. Dengan perhatian yang arah akan terjadinya suatu reaksi kimia. Dengan perhatian yang dipusatkan pada kebutuhan energi, usaha pokok dilakukan untuk dipusatkan pada kebutuhan energi, usaha pokok dilakukan untuk mencari reaksi endoterm yang diberi tenaga dari panas matahari, yang mencari reaksi endoterm yang diberi tenaga dari panas matahari, yang menghasilkan zat-zat yang nantinya dapat bereaksi eksoterm untuk menghasilkan zat-zat yang nantinya dapat bereaksi eksoterm untuk menghasilkan energi dan pereaksi-pereaksi aslinya. Mengenai ke arah menghasilkan energi dan pereaksi-pereaksi aslinya. Mengenai ke arah mana dan sejauh apa reaksi pada pelbagai kondisi akan berlangsung mana dan sejauh apa reaksi pada pelbagai kondisi akan berlangsung telah dimungkinkan oleh pengetahuan tentang termodinamika (Keenan, telah dimungkinkan oleh pengetahuan tentang termodinamika (Keenan, dkk, 1992). dkk, 1992). Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan  panas.  panas. Reaksi eksot Reaksi eksotermik ada ermik adalah suatu lah suatu reaksi reaksi yang melepaskan yang melepaskan panas. panas. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆ ∆H H akan bernilai negatif, karena kandungan panas dari sistem akan menurun. akan bernilai negatif, karena kandungan panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan  panas, berdasarkan perj  panas, berdasarkan perjanjian, anjian, ∆ ∆H akan mempunyai nilai positif. Tetapi H akan mempunyai nilai positif. Tetapi harap diingat bahwa kadang-kadang beberapa harap diingat bahwa kadang-kadang beberapa buku menggunakan tanda buku menggunakan tanda yang sebaliknya dari yang telah diuraikan di atas, karena itu dalam yang sebaliknya dari yang telah diuraikan di atas, karena itu dalam  penulisan  penulisan di di bidang bidang termodinamika, termodinamika, dianjurkan dianjurkan untuk untuk selalu selalu
  • 7.
  • 8.     mencantumkan penggunaan tanda yang akan digunakan. Bila perubahan mencantumkan penggunaan tanda yang akan digunakan. Bila perubahan  panas  panas yang yang dikaitkan dikaitkan dengan dengan suatu suatu reaksi reaksi kimia kimia dinyatakan dinyatakan dengan dengan suatu reaksi, pernyataan lengkapnya dirujuk sebagai persamaan suatu reaksi, pernyataan lengkapnya dirujuk sebagai persamaan termokimia (Bird, 1993). termokimia (Bird, 1993). Panas reaksi adalah adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau Panas reaksi adalah adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia sedang berlangsung, biasanya bila tidak diserap ketika reaksi kimia sedang berlangsung, biasanya bila tidak dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan tetap. dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan tetap. Panas reaksi dapat dibedakan atas, panas pembakaran suatu unsur atau Panas reaksi dapat dibedakan atas, panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur atau senyawa tersebut ter atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam oksigen sebagai contoh bakar sempurna dalam oksigen sebagai contoh  panas pembakaran  panas pembakaran molar. Panas molar. Panas netralisasi dapat netralisasi dapat didefinisikan se didefinisikan sebagai bagai  jumlah  jumlah panas panas yang yang dilepas dilepas ketika ketika 1 1 mol mol air air terbentuk terbentuk akibat akibat reaksi reaksi netralisasi asam oleh basa ataupun sebaliknya, untuk netralisasi asam netralisasi asam oleh basa ataupun sebaliknya, untuk netralisasi asam kuat, nilai kuat, nilai ∆ ∆H Ho o  selalu tet  selalu tetap yaitu -57 kJ/mol. Panas pelarutan, jenis panas ap yaitu -57 kJ/mol. Panas pelarutan, jenis panas reaksi yang lain adalah panas yang dilepas atau diserap ketika 1 mol reaksi yang lain adalah panas yang dilepas atau diserap ketika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan di mana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang di mana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi. Panas pembentukkan, entalpi diserap atau dilepaskan lagi. Panas pembentukkan, entalpi  pembentukkan  pembentukkan molar molar standar standar ∆ ∆H Ho o f  f    suatu senyawa adalah banyaknya   suatu senyawa adalah banyaknya  panas  panas yang yang diserap diserap atau atau dilepaskan dilepaskan ketika ketika 1 1 mol mol senyawa senyawa tersebut tersebut dibentuk dari unsur - unsurnya dalam keadaan standar. Karena entalpi dibentuk dari unsur - unsurnya dalam keadaan standar. Karena entalpi adalah fungsi keadaan, maka besaran adalah fungsi keadaan, maka besaran ∆ ∆H dari reaksi kimia tak H dari reaksi kimia tak tergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil tergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil reaksi. Biasanya untuk menyatakan entalpi dan e reaksi. Biasanya untuk menyatakan entalpi dan energi dalam digunakan nergi dalam digunakan keadaan standar sebagai titik acuan, karena dalam menyatakan entalpi keadaan standar sebagai titik acuan, karena dalam menyatakan entalpi atau energi dalam sebenarnya yang diukur adalah perbedaan entalpi atau atau energi dalam sebenarnya yang diukur adalah perbedaan entalpi atau energi dalam suatu keadaan dengan keadaan standarnya (Bird, 1993). energi dalam suatu keadaan dengan keadaan standarnya (Bird, 1993). Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan kuantitas kuantitas eter, y eter, yang telah ang telah diperkenalkan s diperkenalkan sejak awal ejak awal sebagai fungsi sebagai fungsi defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara ∆ ∆E dan - E dan - W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur
  • 9.
  • 10.      panas  panas dan dan untuk untuk pemantauan pemantauan pemanasan. pemanasan. Metode Metode yang yang baik baik untuk untuk mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter da combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan lam pembuatan  bom (Honig, 198  bom (Honig, 1982). 2). Menurut Dogra (1990), panas reaksi dapat dinyatakan sebagai Menurut Dogra (1990), panas reaksi dapat dinyatakan sebagai  perubahan  perubahan energi energi produk produk dan dan reaktan reaktan pada pada volume volume konstan konstan (∆ (∆E) atau E) atau  pada tekanan konstan (  pada tekanan konstan (∆ ∆H). Sebagai contoh adalah reaksi H). Sebagai contoh adalah reaksi    Reaktan (T) Reaktan (T)   Produk (T)  Produk (T) ∆ ∆E = E E = E( produk ) ( produk )     –   –   E  E ( reaktan )  ( reaktan ) Pada temperatur konstan dan volume konstan, dan pada temp Pada temperatur konstan dan volume konstan, dan pada temperature erature konstan dan tekanan konstan. konstan dan tekanan konstan.    ∆ ∆H = H H = H ( produk ) ( produk ) - H  - H ( reaktan)  ( reaktan) Satuan SI untuk E atau H adalah joule, yaitu satuan energi, tetapi Satuan SI untuk E atau H adalah joule, yaitu satuan energi, tetapi satuan umum yang lain adalah kalori. Jika satuan umum yang lain adalah kalori. Jika ∆ ∆H H    atau ∆ atau ∆E positif, reaksi E positif, reaksi dikatakn endotermis dan jika dikatakn endotermis dan jika ∆ ∆H H    atau ∆ atau ∆E negatif, reaksi disebut E negatif, reaksi disebut eksotermis. Suatu reaksi kimia hanya sempurna jika selain menuliskan eksotermis. Suatu reaksi kimia hanya sempurna jika selain menuliskan  persamaan  persamaan keseimbangan keseimbangan dan dan harga harga energi, energi, dituliskan dituliskan juga juga keadaan keadaan reaktan dan produk (Dogra dan Dogra, 1990). reaktan dan produk (Dogra dan Dogra, 1990). Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan Sampai sekarang, panas juga digunakan seperti dalam penentuan kuantitas kuantitas eter, y eter, yang tel ang telah dip ah diperkenalkan sejak erkenalkan sejak awal seb awal sebagai fun agai fungsi gsi defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara defisit yang meliputi perbedaan, dalam proses apapun, antara ∆ ∆E dan - E dan - W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan W. Sekarang telah terlengkapi konsep-konsep sebelumnya dengan memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur memperkenalkan kedua perangkat unit dan metode untuk mengukur  panas  panas dan dan untuk untuk pemantauan pemantauan pemanasan. pemanasan. Metode Metode yang yang baik baik untuk untuk mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar mengukur fluks panas adalah dengan menggunakan kalorimetri. Dasar termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari termodinamika untuk prosedur ini berasal dari hukum pertama dari termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas termodinamika tersebut. Dalam termodinamika konsep kimia di atas
  • 11.
  • 12.     sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan  bom (Keenan, 1992).  bom (Keenan, 1992). Seperti diterapkan untuk senyawa organik, kalorimetri pembakaran Seperti diterapkan untuk senyawa organik, kalorimetri pembakaran mencakup pemutusan lengkap kerangka karbon, bila senyawaan itu mencakup pemutusan lengkap kerangka karbon, bila senyawaan itu terbakar dalam oksigen. Metoda pembakaran mempunyai penerapan terbakar dalam oksigen. Metoda pembakaran mempunyai penerapan yang meluas dengan senyawa organik yang kurang reaktif terhadap yang meluas dengan senyawa organik yang kurang reaktif terhadap regensia selain okigen, atau yang menghasilkan lebih dari satu produk regensia selain okigen, atau yang menghasilkan lebih dari satu produk organik dengan regensia lain (Keenan, dkk, organik dengan regensia lain (Keenan, dkk, 1992). 1992).   
  • 13.
  • 14.     VII. VII.    Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan 1. 1.    Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter  Tabel Penentuan Tetapan Kalorimeter      No. No. Nama Nama Zat Zat Suhu Suhu (ºC) (ºC) Keadaan Keadaan awal awal Keadaan Keadaan setelah setelah reaksi reaksi 1. 1. 2. 2. 3. 3. Air dingin 25 mL Air dingin 25 mL Air panas 25 mL Air panas 25 mL Campuran air Campuran air dingin dan air dingin dan air  panas  panas 38º 38º 48º 48º 42º 42º - Tidak berwarna - Tidak berwarna - Tidak ada endapan - Tidak ada endapan - Tidak berwarna - Tidak berwarna - Tidak ada endapan - Tidak ada endapan - Tidak berwarna - Tidak berwarna - Tidak ada endapan - Tidak ada endapan - - - - - Tidak berwarna - Tidak berwarna - Tidak ada endapan - Tidak ada endapan 2. 2.    Tabel Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO Tabel Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4 4 No. No. Nama Nama Zat Zat Suhu Suhu ( ºC) ( ºC) Keadaan Keadaan awal awal Keadaan Keadaan setelah setelah reaksi reaksi 1. 1. 2. 2. 3. 3. CuSO4 25 mL CuSO4 25 mL 0,5M 0,5M Sebuk Zn 0,5gr Sebuk Zn 0,5gr Campuran 25 mL Campuran 25 mL CuSO4 0,5 M dan CuSO4 0,5 M dan 0,5 gram Zn 0,5 gram Zn 36 º 36 º 44 º 44 º Warna biru Warna biru  bening  bening Bentuk serbuk Bentuk serbuk warna abu-abu warna abu-abu - - - - - - Warna merah muda, Warna merah muda, terdapat endapan terdapat endapan hitam. hitam.
  • 15.
  • 16.     3. 3.    Tabel Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH Tabel Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH No. No. Nama Nama Zat Zat Suhu Suhu ( ºC) ( ºC) Keadaan Keadaan awal awal Keadaan Keadaan setelah setelah reaksi reaksi 1. 1. 2. 2. 3. 3. HCl 0,5 M 25 mL HCl 0,5 M 25 mL  NaOH 0,5M 25m  NaOH 0,5M 25mL L Campuran HCl 0,5 Campuran HCl 0,5 M 25 mL dan M 25 mL dan  NaOH  NaOH 0,5 0,5 M M 25 25 mL mL 36º 36º 36 36o o 38º 38º Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna - - - - - - Tidak berwarna, Tidak berwarna, terdapat endapan terdapat endapan
  • 17.
  • 18.     VIII. VIII.    Analisa Data Analisa Data 1. 1.    Penentuan Tetapan Kalorimeter  Penentuan Tetapan Kalorimeter      Pada percobaan pertama, kami memasukkan 25 mL air Pada percobaan pertama, kami memasukkan 25 mL air dengan suhu normal ke dalam kalorimeter. Kami mengukur dengan suhu normal ke dalam kalorimeter. Kami mengukur temperaturnya (T temperaturnya (T1 1) yakni sebesar 38ºC. Setelah itu kami ) yakni sebesar 38ºC. Setelah itu kami memanaskan air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik 10ºC memanaskan air sebanyak 25 mL sampai temperaturnya naik 10ºC dari suhu T dari suhu T1 1 atau hingga suhu air (T atau hingga suhu air (T2 2) itu mencapai 48º. Selanjutnya ) itu mencapai 48º. Selanjutnya kami mencampurkan air yang telah dipanaskan tadi dengan air kami mencampurkan air yang telah dipanaskan tadi dengan air dingin yang ada dalam kalorimeter. Lalu kami aduk hingga dingin yang ada dalam kalorimeter. Lalu kami aduk hingga keduanya bercampur. Kami mengukur suhu campura keduanya bercampur. Kami mengukur suhu campuran (ΔT) tersebut n (ΔT) tersebut yakni sebesar 42º C. Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari yakni sebesar 42º C. Tahap berikutnya kami menghitung nilai dari kalor yang diserap oleh air dingin (q kalor yang diserap oleh air dingin (q1 1) dengan menggunakan rumus: ) dengan menggunakan rumus: Q Q1= 1= m mair dingin air dingin x c  x cair  air     x (ΔT x (ΔT- T - T1 1) ) dengan catatan massa jenis (ρ) air diangap konstan yakni 1 dengan catatan massa jenis (ρ) air diangap konstan yakni 1        dan kalor jenis (c) air sebesar 4,2 dan kalor jenis (c) air sebesar 4,2   ℃ ℃ . Kami akan memperoleh . Kami akan memperoleh nilai dari Q nilai dari Q1 1 sebasar 420 J. Kami juga menghitung kalor yang dilepas sebasar 420 J. Kami juga menghitung kalor yang dilepas oleh air panas (q oleh air panas (q2 2) dengan menggunakan rumus : ) dengan menggunakan rumus : Q Q2 2   = = m mair panas air panas x c  x cair  air     x (ΔT x (ΔT- T - T2 2) ) Dan kami mempooleh nilai Q Dan kami mempooleh nilai Q2 2 sebesar 630 J dan sebesar 630 J dan Q Q3 3 = Q  = Q2 2     –   –   Q  Q1 1    sebesar 210 J. sebesar 210 J. Dengan demikian kami dapat menghitung tetapan Dengan demikian kami dapat menghitung tetapan kalorimeter dengan mengunakan rumus : kalorimeter dengan mengunakan rumus :   = = Q3 Q3 Δ ΔT T   T T1 1     Maka kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar Maka kami memperoleh tetapan kalorimeter sebesar 52,5 J/ 52,5 J/o o C C Perhitungan Perhitungan Diketahui: Diketahui: m mair dingin air dingin = 25 mL = 25 gram = 25 mL = 25 gram m mair panas air panas = 25 mL = 25 gram = 25 mL = 25 gram T T1 1 = 38 = 38o o C C ∆ ∆T = 42 T = 42o o C C