SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Presentasi 
KIMIA FISIKA 
TERMODINAMIKA
NAMA KELOMPOK 10 
 Septi Sulistianingsih 
 Sherly Yulianti 
 Siti Avirda Yulianti 
 Syntia puput yuniarti
PENDAHULUAN 
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas‘ and dynamic = 
'perubahan') adalahfisika energi , panas, kerja, entropi dan 
kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat 
dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan 
termodinamika berasal. 
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang 
berpindah. Dalam termodinamika akan banyak membahas tentang 
sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang 
ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling 
(di luar) sistem disebut lingkungan. 
Termodinamika berkaitan dgn hubungan kuantitatif antara panas & 
bentuk lain dr energi, termasuk mekanika, kimia, elektrik & energi 
radiasi
TERMODINAMIKA 
 Termodinamika ⇒ 3 hukum atau kenyataan 
percobaan yg tdk pernah dibuktikan secara 
langsung 
 Hukum pertama termodinamika 
 Hukum kedua termodinamika 
 Hukum ketiga termodinamika
A. Usaha Sistem Terhadap Lingkungan 
Gas dalam silinder tertutup 
melakukan usaha terhadap 
lingkungan 
W = P(V2 – V1) 
Keterangan: 
W= usaha (J) 
P = tekanan tetap (N/m2) 
V1 = volume awal (m3) 
V2 = volume akhir (m3)
P (+) maka W (+) → sistem melakukan usaha terhadap lingkungan) 
bila gas memuai (V2>V1) atau arah lintasan proses ke kanan 
P (–) maka W (–) → sistem menerima usaha dari lingkungan) 
bila gas memuai (V2<V1) atau arah lintasan proses ke kiri
D. Proses Termodinamika 
1. Proses Isobarik 
Proses isobarik adalah proses gas 
dalam ruang tertutup yang berlang-sung 
pada tekanan tetap. 
VV 
TT 
1 2 
1 2 
Gas melakukan usaha sebesar 
Proses isobarik 
Grafik tekanan P terhadap volume V 
    2 1 W P V V
2. Proses Isothermal 
Proses isotermik adalah proses gas dalam ruang tertutup 
yang berlangsung pada suhu tetap. 
Besarnya usaha adalah 
W = nRT in V2/V1 
Grafik pada proses isotermik 
P1.V1 = P2 V2
3. Proses Isokorik 
Proses isokorik adalah proses gas dalam ruang tertutup 
yang berlangsung pada volume tetap. 
Grafik pada proses isokorik 
= 
W= P. V = P.0 = 0 
Jadi, pada proses isokorik, besarnya kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah 
energi dalam.
W= (P1V1-P2V2) 
4. Proses Adiabatik 
Proses adiabatik adalah proses gas dalam ruang tertutup 
yang ber lang sung dengan tidak ada panas atau kalor yang 
masuk dan keluar. 
1 1 
Usaha Gas pada Proses Adiabatik 
    
TV  
TV 
PV  
PV 
1 1 2 2 
  
1 1 2 2 
= CP 
CV
BUNYI HUKUM TERMODINAMIKA 1 
 Hukum termodinamika 1 
 Merupakan pernyataan dari kekekalan energi : 
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi energi 
dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. 
Dengan kata lain, total energi dari suatu sistem dan 
lingkungan disekitarnya (merupakan sistem terisolasi) adalah 
tetap dalam tiap proses 
Pernyataan ini berdasarkan kenyataan bahwa berbagai 
bentuk energi adalah sama dan jika satu jenis terbentuk, 
sejumlah yang sama dari jenis lain akan hilang
B. Hukum I Termodinamika 
Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan 
kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, 
maka akan terjadi perubahan energi dalam 
ΔU = Q - W 
Q = ΔU + W 
Keterangan: 
W= usaha (segala bentuk usaha) (J) 
Q = jumlah kalor (J) 
ΔU = perubahan energi dalam gas (J) 
 Apabila sistem menerima kalor, Q bernilai positif (Q). 
 Apabila sistem melepaskan kalor, Q bernilai negatif (Q). 
 Apabila sistem melakukan kerja, W bernilai positif (W). 
 Apabila sistem menerima kerja, W bernilai negatif (–W).
C. Kapasitas Kalor 
Jumlah kalor yang diperlukan atau dilepas oleh gas untuk 
menaikkan atau menurunkan suhu tiap satu satuan kelvin 
disebut kapasitas kalor gas (C). 
Q = C ΔT C = Q /ΔT
 Kalor jenis gas pada proses volume tetap (CV) 
dirumuskan: 
= 3/2 nR 
Q 
 
 
T 
 
V 
C 
V 
 Kalor jenis gas pada proses tekanan tetap (CP) 
dirumuskan 
 = 5/2 nR 
 
 
P 
P 
Q 
C 
T 
 Kapasitas kalor pada tekanan tetap terhadap kapasitas 
kalor pada volume tetap, dirumuskan: 
CP = CV + nR
Hukum II termodinamika membatasi 
perubahan energi mana yang dapat 
terjadi dan yang tidak dapat terjadi. 
Pembatasan ini dapat dinyatakan 
dengan berbagai cara, antara lain :
1. Hukum II termodinamika dalam 
pernyataan aliran kalor: “Kalor 
mengalir secara spontan dari benda 
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah 
dan tidak mengalir secara spontan 
dalam arah kebalikannya”
2. Hukum II termodinamika dalam 
pernyataan tentang mesin kalor: “Tidak 
mungkin membuat suatu mesin kalor yang 
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata 
menyerap kalor dari sebuah reservoir 
dan mengubah seluruhnya menjadi usaha 
luar.”
3. Hukum II termodinamika dalam 
pernyataan entropi: “Total entropi 
semesta tidak berubah ketika 
proses reversibel terjadi dan 
bertambah ketika proses 
ireversibel terjadi”
Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan 
energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan : 
 Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari 
suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius) 
 Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible (Proses 
reversible adalah suatu proses yang keadaan mula-mula dari sistem dapat 
dikembalikan tanpa merubah keadaan di sekelilingnya.) jika tidak terjadi proses 
lainnya (Thomson-Kelvin-Planck) 
 Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatu 
sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untuk 
menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi) 
 Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya 
paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin dicapai 
secara teoritis
ENTROPI 
 Entropi adalah besaran yang menyatakan banyaknya energi 
atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Ketika 
suatu sistem menyerap sejumlah kalor Q dari reservoir yang 
memiliki temperatur mutlak, entropi sistem tersebut akan 
meningkat dan entropi reservoirnya akan menurun sehingga 
perubahan entropi sistem dapat dinyatakan dengan 
persamaan : 
ΔS = Q/T
 Ciri proses reversibel adalah perubahan total 
entropi ( ΔS = 0) baik bagi sistem maupun 
lingkungannya. Pada proses irreversibel perubahan 
entropi semesta ΔSsemestea > 0 . Proses irreversibel 
selalu menaikkan entropi semesta. 
ΔSsistem + ΔSlingkungan = ΔSseluruhnya > 0
Entropi didasarkan pada perubahan setiap 
keadaan yang dialami partikel dari keadaan 
awal hingga keadaan akhirnya. Semakin 
tinggi entropi suatu sistem, semakin tidak 
teratur pula sistem tersebut (sistem menjadi 
lebih rumit, kompleks, sukar diprediksi 
secara absolut dan eksak).
3. Mesin Pendingin 
Berdasarkan skema gambar di samping, bahwa 
kalor pada reservoir suhu rendah 
Q2 oleh usaha dari luarWdipindahkan ke 
reservoir suhu tinggi Q1. 
Skema mesin Kalor 
Daya kerja mesin pendingin dapat 
ditentukan dari perbandingan kalor 
Q2 yang dipindahkan dengan usahaW 
Jika koefisien daya kerja mesin 
ditulis K maka: 
Q T 
2 2 
  
 
1 2 
K K 
W T T
Hukum Ketiga Termodinamika 
 Menyatakan bahwa entropi zat murni berbentuk 
kristal adalah nol pd nol absolut, karena penataan 
kristal akan menunjukkan keteraturan tertinggi pd 
suhu ini 
 Konsekuensi hukum ketiga ialah dpt dihitungnya 
entropi absolut dr zat murni 
24
Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi 
 Dengan mengabaikan energi listrik dan bentuk lain dari 
energi, kita anggap kerja PV sebagai satu-satunya kerja 
berguna atau energi eksternal yang dapat dihasilkan sistem 
 Kandungan panas atau energi total sistem kemudian dibagi 
atas energi internal dan eksternal: 
25 
H 
Energi total 
= 
E 
energi internal 
+ PV (1) 
Energi eksternal
Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi 
 Dengan klasifikasi kedua, panas total dapat dibedakan atas 
energi yang tersedi secara isotermal atau energi bebas F dan 
energi yang tidak tersedia secara isotermal, TS 
26 
H 
Energi total 
= F 
energi yang 
tersedia secara 
isotermal 
+ TS (2) 
Energi yang tidak 
tersedia secara 
isotermal
Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi 
 Akhirnya, energi internal dapat dibagi atas energi internal 
yang tersedia secara isotermal atau fungsi kerja A dan 
energi yang tidak tersedia secara isotermal, TS. Maka untuk 
suatu proses isotermal: 
27 
E 
Energi total 
= A 
energi internal 
yang tersedia 
secara isotermal 
+ TS (3) 
Energi yang tidak 
tersedia secara 
isotermal
 Sejumlah hubungan dapat diperoleh dengan 
penataan ulang besaran ini dan menetapkan berbagai 
batasan pada proses yang ditentukan. Maka 
persamaan 2 ditata ulang menjadi: 
F = H – TS, dan menggantikan H dengan E + PV 
diperoleh: F = E + PV – TS (4) 
karena A = E – TS, dari persamaan 12, maka persamaan 13 
dapat ditulis: F = A + PV (5) 
28
SELESAI

More Related Content

What's hot

Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanDenara Putri
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontananninisbanuwati96
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 

What's hot (20)

7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Bab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimiaBab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimia
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluan
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontanan
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 

Viewers also liked

Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaRenny Aniwarna
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKAlichor ch
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometriDian Putri
 
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaEKO SUPRIYADI
 

Viewers also liked (7)

Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
 
Termodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalorTermodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalor
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
 
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 

Similar to KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA

TERMODINAMIKA.pptx
TERMODINAMIKA.pptxTERMODINAMIKA.pptx
TERMODINAMIKA.pptxssuserbe504c
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2rossanty
 
02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptxSuperBoy35
 
Resume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaResume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaIsrail Ibrahim
 
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptxFisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptxmurniatimurni9
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Agustinus Wiyarno
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasNuRul Emi
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Annie Fitriia
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaNur Huda
 
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamikaHukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamikaayu larissa
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaStudent
 

Similar to KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA (20)

TERMODINAMIKA.pptx
TERMODINAMIKA.pptxTERMODINAMIKA.pptx
TERMODINAMIKA.pptx
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
 
02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
Resume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaResume materi termodinamika
Resume materi termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptxFisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
 
Entropi
EntropiEntropi
Entropi
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
 
Materi gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamikaMateri gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamika
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamikaHukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 

KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA

  • 1. Presentasi KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
  • 2. NAMA KELOMPOK 10  Septi Sulistianingsih  Sherly Yulianti  Siti Avirda Yulianti  Syntia puput yuniarti
  • 3. PENDAHULUAN Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas‘ and dynamic = 'perubahan') adalahfisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan. Termodinamika berkaitan dgn hubungan kuantitatif antara panas & bentuk lain dr energi, termasuk mekanika, kimia, elektrik & energi radiasi
  • 4. TERMODINAMIKA  Termodinamika ⇒ 3 hukum atau kenyataan percobaan yg tdk pernah dibuktikan secara langsung  Hukum pertama termodinamika  Hukum kedua termodinamika  Hukum ketiga termodinamika
  • 5. A. Usaha Sistem Terhadap Lingkungan Gas dalam silinder tertutup melakukan usaha terhadap lingkungan W = P(V2 – V1) Keterangan: W= usaha (J) P = tekanan tetap (N/m2) V1 = volume awal (m3) V2 = volume akhir (m3)
  • 6. P (+) maka W (+) → sistem melakukan usaha terhadap lingkungan) bila gas memuai (V2>V1) atau arah lintasan proses ke kanan P (–) maka W (–) → sistem menerima usaha dari lingkungan) bila gas memuai (V2<V1) atau arah lintasan proses ke kiri
  • 7. D. Proses Termodinamika 1. Proses Isobarik Proses isobarik adalah proses gas dalam ruang tertutup yang berlang-sung pada tekanan tetap. VV TT 1 2 1 2 Gas melakukan usaha sebesar Proses isobarik Grafik tekanan P terhadap volume V     2 1 W P V V
  • 8. 2. Proses Isothermal Proses isotermik adalah proses gas dalam ruang tertutup yang berlangsung pada suhu tetap. Besarnya usaha adalah W = nRT in V2/V1 Grafik pada proses isotermik P1.V1 = P2 V2
  • 9. 3. Proses Isokorik Proses isokorik adalah proses gas dalam ruang tertutup yang berlangsung pada volume tetap. Grafik pada proses isokorik = W= P. V = P.0 = 0 Jadi, pada proses isokorik, besarnya kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah energi dalam.
  • 10. W= (P1V1-P2V2) 4. Proses Adiabatik Proses adiabatik adalah proses gas dalam ruang tertutup yang ber lang sung dengan tidak ada panas atau kalor yang masuk dan keluar. 1 1 Usaha Gas pada Proses Adiabatik     TV  TV PV  PV 1 1 2 2   1 1 2 2 = CP CV
  • 11. BUNYI HUKUM TERMODINAMIKA 1  Hukum termodinamika 1  Merupakan pernyataan dari kekekalan energi : energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Dengan kata lain, total energi dari suatu sistem dan lingkungan disekitarnya (merupakan sistem terisolasi) adalah tetap dalam tiap proses Pernyataan ini berdasarkan kenyataan bahwa berbagai bentuk energi adalah sama dan jika satu jenis terbentuk, sejumlah yang sama dari jenis lain akan hilang
  • 12. B. Hukum I Termodinamika Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q - W Q = ΔU + W Keterangan: W= usaha (segala bentuk usaha) (J) Q = jumlah kalor (J) ΔU = perubahan energi dalam gas (J)  Apabila sistem menerima kalor, Q bernilai positif (Q).  Apabila sistem melepaskan kalor, Q bernilai negatif (Q).  Apabila sistem melakukan kerja, W bernilai positif (W).  Apabila sistem menerima kerja, W bernilai negatif (–W).
  • 13. C. Kapasitas Kalor Jumlah kalor yang diperlukan atau dilepas oleh gas untuk menaikkan atau menurunkan suhu tiap satu satuan kelvin disebut kapasitas kalor gas (C). Q = C ΔT C = Q /ΔT
  • 14.  Kalor jenis gas pada proses volume tetap (CV) dirumuskan: = 3/2 nR Q   T  V C V  Kalor jenis gas pada proses tekanan tetap (CP) dirumuskan  = 5/2 nR   P P Q C T  Kapasitas kalor pada tekanan tetap terhadap kapasitas kalor pada volume tetap, dirumuskan: CP = CV + nR
  • 15. Hukum II termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain :
  • 16. 1. Hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor: “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”
  • 17. 2. Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor: “Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.”
  • 18. 3. Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi: “Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi”
  • 19. Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan :  Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)  Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible (Proses reversible adalah suatu proses yang keadaan mula-mula dari sistem dapat dikembalikan tanpa merubah keadaan di sekelilingnya.) jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)  Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)  Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis
  • 20. ENTROPI  Entropi adalah besaran yang menyatakan banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Ketika suatu sistem menyerap sejumlah kalor Q dari reservoir yang memiliki temperatur mutlak, entropi sistem tersebut akan meningkat dan entropi reservoirnya akan menurun sehingga perubahan entropi sistem dapat dinyatakan dengan persamaan : ΔS = Q/T
  • 21.  Ciri proses reversibel adalah perubahan total entropi ( ΔS = 0) baik bagi sistem maupun lingkungannya. Pada proses irreversibel perubahan entropi semesta ΔSsemestea > 0 . Proses irreversibel selalu menaikkan entropi semesta. ΔSsistem + ΔSlingkungan = ΔSseluruhnya > 0
  • 22. Entropi didasarkan pada perubahan setiap keadaan yang dialami partikel dari keadaan awal hingga keadaan akhirnya. Semakin tinggi entropi suatu sistem, semakin tidak teratur pula sistem tersebut (sistem menjadi lebih rumit, kompleks, sukar diprediksi secara absolut dan eksak).
  • 23. 3. Mesin Pendingin Berdasarkan skema gambar di samping, bahwa kalor pada reservoir suhu rendah Q2 oleh usaha dari luarWdipindahkan ke reservoir suhu tinggi Q1. Skema mesin Kalor Daya kerja mesin pendingin dapat ditentukan dari perbandingan kalor Q2 yang dipindahkan dengan usahaW Jika koefisien daya kerja mesin ditulis K maka: Q T 2 2    1 2 K K W T T
  • 24. Hukum Ketiga Termodinamika  Menyatakan bahwa entropi zat murni berbentuk kristal adalah nol pd nol absolut, karena penataan kristal akan menunjukkan keteraturan tertinggi pd suhu ini  Konsekuensi hukum ketiga ialah dpt dihitungnya entropi absolut dr zat murni 24
  • 25. Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi  Dengan mengabaikan energi listrik dan bentuk lain dari energi, kita anggap kerja PV sebagai satu-satunya kerja berguna atau energi eksternal yang dapat dihasilkan sistem  Kandungan panas atau energi total sistem kemudian dibagi atas energi internal dan eksternal: 25 H Energi total = E energi internal + PV (1) Energi eksternal
  • 26. Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi  Dengan klasifikasi kedua, panas total dapat dibedakan atas energi yang tersedi secara isotermal atau energi bebas F dan energi yang tidak tersedia secara isotermal, TS 26 H Energi total = F energi yang tersedia secara isotermal + TS (2) Energi yang tidak tersedia secara isotermal
  • 27. Fungsi Energi Bebas dan Aplikasi  Akhirnya, energi internal dapat dibagi atas energi internal yang tersedia secara isotermal atau fungsi kerja A dan energi yang tidak tersedia secara isotermal, TS. Maka untuk suatu proses isotermal: 27 E Energi total = A energi internal yang tersedia secara isotermal + TS (3) Energi yang tidak tersedia secara isotermal
  • 28.  Sejumlah hubungan dapat diperoleh dengan penataan ulang besaran ini dan menetapkan berbagai batasan pada proses yang ditentukan. Maka persamaan 2 ditata ulang menjadi: F = H – TS, dan menggantikan H dengan E + PV diperoleh: F = E + PV – TS (4) karena A = E – TS, dari persamaan 12, maka persamaan 13 dapat ditulis: F = A + PV (5) 28