SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Makalah Termokimia




          di susun oleh

       NAMA      :    SUSANTO
       NIM       :    DBD 111 0106




FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN
  UNIVERSITAS PALANGKARAYA
             2012
BAB I
                                         PENDAHULUAN

     I.1.    Latar Belakang
             Dalam makalah ini, kami mengambil tema tentang Termokimia. Kami memilih tema
     ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karena termokimia ini
     merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
             Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang
     kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami menilai
     untuk memahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah itu
     baru masuk ke inti materinya.
             Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya
     mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi,
     kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor. Maka
     dari itu, kami berusaha untuk membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi
     ringkas dan mudah dipahami.

    I.2.    Tujuan Penulisan
 1. untuk mempelajari konsep dasar termokimia
 2. untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia
 3. memahami tentang termokimia dengan baik
    I.3.    Metode Penulisan
            Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa sumber,
    yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai artikel dari
    internet.




        I.4.    Sistematika Penulisan
   I. Pendahuluan
  I.1. Latar belakang
I.2. Tujuan penulisan
I.3. Metode penulisan
I.4. Sistematika penulisan
   II. Isi
  II.1. Konsep Dasar
  II.2. Termodinamika I
  II.3. Kalor reaksi
  II.4. Kerja
  II.5. Entalpi
  II.6. Kalorimeter
  II.7. Hukum Hess
  II.8. Penentuan H reaksi
  II.9. Energi ikatan
II.10. Jenis-jenis kalor.
 III. Penutup
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
      Daftar pustaka




                                              BAB II
                                               ISI


    II.1.          Konsep Dasar
            Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
    kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau
    senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat
    tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam
    atauentalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil
    pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol
    ΔH.
            Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
    menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
    termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
    reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
            Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat
    diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
    pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah
    tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara
    pengukuran kalor reaksi.
    Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia
    yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.


    II.2. Termodinamika I
           Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani
    hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energy, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan
    dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena
    termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi
    kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.
           Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian
    dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” hukum
termodinamika 1
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
  H= E+P V
W= P V
  E = energi dalam




II.3.   Kalor Reaksi
        Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu
lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi.
        Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah terututup dari dunia luar. Bila temperatur dari
campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka
disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari
campuran turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut
sebagai reaksi endoterm.
        Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistim. Salah satunya adalah sistim
terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup,
dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan
adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak
ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature
tetap, yang dinamakan perubahan isotermik.
        Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur), dihitung
dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
∆t = takhir – tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula
        Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan
eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih
rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga
harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi kebalikannya sehingga
harga ∆(E.P) adalah positif.

        Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang
membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C + ½O2 + 2H2 →
CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk.
Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (∆H°f298).
Panas standar adalah pada 25°C, seperti contoh reaksi
4HCl(g) → 2H2(g) + 2Cl2(g) ∆H°298 = (4)(92307)
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H°298 = (2)(-241818)
Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar
 HOT = H0298 + T298 Cp dT
II.4.   Kerja
                   Ketika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor yang
           dihasilkan kayu atau minyak tanah yang terbakar mengakibatkan keadaan sekitarnya menjadi
           panas. Namun, ketika api sudah padam, keadaan akan menjadi normal kembali. Azas
           kekekalan energi menyatakan bhawa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi
           dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran
           kayu atau minyak tanah diserap oleh molekul-molekul udara atau benda-benda lain di
           sekitarnya dan diubah menjadi bentuk energi lain, misalnya menjadi energi kinetik. Demikian
           juga halnya dengan sumber kalor yang dihasilkan ketika kayu atau minyak tanah terbakar,
           bukanlah sesuatu yang tercipta, melainkan hanya perubahan bentuk energi. Kayu dan minyak
           tanah menyimpan sejumlah energi, yang disebut energi kimia. Ketika bahan-bahan tiu
           terbakar, sebagian energi kimia yang tersimpan di dalamnya berubah menjadi kalor. Azas
           kekekalan energi disebu juga Hukum Termodinamika I.
                   Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
           perpindahan energi, yaitu sistem danlingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian
           dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi
           sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
                   Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam,
           yaitu :
1.   Sistem Terbuka
           Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan energi dan zat
           (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang
           dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan
           yang dapat memasuki sistem.
2.   Sistem Tertutup
           Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi, tetapi tidak
           dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
3.   Sistem Terisolasi
           Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan energi
           dan materi antara sistem dengan lingkungan.
                   Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan panas
           (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk
           energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam
           bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang memengaruhi jumlah total energi yang terdapat
           dalam sistem disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran
           energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering
           menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan
           pertambahan atau pengurangan volum sistem.

           II.5.  Entalpi
                  Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
           potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan
           karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari
           semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada
energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l)
dan untuk es ditulis H H20 (s).
        Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi
selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH)
” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Δ H = H H20 (l) -H H20 (s)
        Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi
kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan energi
mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat
sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk
membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston
sehingga menggerakkan roda motor.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram perubahan energi kimia menjadi berbagai bentuk
energi lainnya.

         Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat
ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada
perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah
positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.
         Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan
entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi.
Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam
jumlah entalpi pereaksi.
         Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH
positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil,
sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi
untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor
pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.
II.5.1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH◦f)
          Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya
yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH◦f),
simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang
stabil pada keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.
II.5.2. Entalpi Penguraian Standar (ΔH◦d)
          Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan
atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure-unsurnya yang stabil
pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦d) simbol d
berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
         Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa
dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa
tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi
pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya
berlawanan karena reaksinya berlawanan arah.
II.5.3. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)
          Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya
yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦c)
simbol d berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.
         Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu
negatif (eksoterm)
II.5.4. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)
          Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan
untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan.


II.6.   Kalorimeter



Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam
suatu perubahan ataureaksi kimia. Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter
larutan dan kalorimeter bom. Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat
yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
         Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
         Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung pada
sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu
benda tersebut akan cepat bila dipanaskan.
    Kapasitas kalor air = 4.200 J/kg °C
II.6.1. Kalorimeter Bom
         Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa,
bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang
tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh
apilistrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.
II.6.2. Kalorimeter makanan.
         Kalorimeter           makanan adalah           alat        untuk        menentukan
nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak.Alat ini terdiri dari sebuah
tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm.
Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini
disumbat dengan sebuah sumbatkaret yang yang berlubang di bagian tengah. Bagian atas
tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu
terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah
pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada
penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu
masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam
tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3
buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di
bawah keping asbes itu terdapat kabel listrikyang akan dihubungkan dengan sumber
listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas
cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah
keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila
berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logamuntuk mengalirkan oksigen.
II.6.3. Kalorimeter larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
pada reaksi kimia dalam sistemlarutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap
menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas
pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter
larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan
         Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter )
Q reaksi = - (m.c.∆T + c.∆T)
Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka
         Qreaksi = - (m.c.∆T)
Keterangan :
m = massa zat (kg)                            c = kalor jenis (J/kg⁰C)
∆t = perubahan suhu (Celcius)
II.7.   Hukum Hess




Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi.
        Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan
entalpi dari suatu reaksi kimiaadalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan
untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang
berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapainya.
        Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak
dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada
beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan
reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan
menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi)
dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu
dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
        Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan
pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan.
Secara matematis
                                                   .
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum




Kegunaan
Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat
diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔH fR
Perubahan     entalpi    suatu    reaksi   juga    dapat    diramalkan    dari   perubahan
entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi keadaan
lainnya, seperti entropi danenergi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran-
besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan
hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.
Untuk perubahan entropi:
ΔSo = Σ(ΔSfoproduk) - Σ(ΔSforeaktan)
   ΔS = Σ(ΔSoproduk) - Σ(ΔSoreaktan).
   Untuk perubahan energi bebas:
   ΔGo = Σ(ΔGfoproduk) - Σ(ΔGforeaktan)
   ΔG = Σ(ΔGoproduk) - Σ(ΔGoreaktan).




   II.8.   Penentuan ΔH Reaksi
           Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa
   banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain,
   untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah
   reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap
   yang berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu:




           Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mencari ΔHreaksi dengan hukum Hess ini,
   yaitu cara diagram, siklus, dan cara persamaan reaksi.
1. Diagram
   Perhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaan awal, keadaan
   akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah).

2. Siklus
   Cara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebih fleksibel
   dibandingkan diagram.

3. Cara Persamaan Reaksi
   Cara ini dapat dipakai jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara ini
   memerlukan ketelitian dalam menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik, atau dikalikan
   karena akan mempengaruhi hasilnya.

          Ada cara lain untuk menentukan ΔHreaksi dengan menghitung energi ikatan rata-
   ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan
   satu mol ikatan antar atom dalam fase gas.
Data energi ikatan rata-rata:
     C-H = 410 kJ/mol                    C-O = 351 kJ/mol
     O-H = 460 kJ/mol                    C=C = 607 kJ/mol
     C-C = 343 kJ/mol
            Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan satu mol senyawa
     disebut entalpi pembentukan standar ΔH°f




     II.9.   Energi Ikatan
            Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1
     mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energi ikatan =
     D
             Suatu reaksi yang H–nya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan, maka
     atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas.
             Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya, dikenal
     3 jenis energi ikatan yaitu :
a.    Energi Atomisasi.
             Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul
     menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
     Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.
     b.       Energi Disosiasi Ikatan.
             Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang terdapat pada
     suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.
     c.       Energi Ikatan Rata-Rata.
             Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu
     senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan
     dari data entalpi pembentukan standar ( Hf ) dan energi ikat unsur-unsurnya. Prosesnya
     melalui 2 tahap yaitu :
     o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.
     o Pengubahan unsur menjadi atom gas.
                         Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses :
     o Pemutusan ikatan pada pereaksi.
     o Pembentukan ikatan pada produk reaksi.
                         Pada proses pemutusan ikatan     = memerlukan energi.
Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi
Secara umum dirumuskan :
II.10. Jenis-Jenis Kalor
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan
karena atom–atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari
semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah bentuk energi yang
berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor
maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah.
        Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram
atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC).




                           Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa
mengubah wujud zat:




Q = kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
Dt = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda:
Q=m.L
m = massa benda (kg)
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap)
Jadi kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak
menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ).
II.10.1. Kalor Pembentukan Standar
        Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya
bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk standar dari suatu unsur
adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika
perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan
dengan Hf.
            Catatan :
    o Hf unsur bebas = nol
    o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
    o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

II.10.2. Kalor Penguraian Standar
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa
menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan
entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar,
maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
      Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian
senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum
Laplace.
II.10.3.       Kalor Pembakaran Standar
         Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu
zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan
standar, maka dinotasikan dengan Hc. Satuannya = kJ / mol.




II.10.4. Kalor Netralisasi Standar
        Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam
oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hn. Satuannya = kJ / mol.
II.10.5. Kalor Penguapan Standar
        Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat
dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hvap. Satuannya = kJ / mol.
II.10.6. Kalor Peleburan Standar
        Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1
mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hfus. Satuannya = kJ / mol.
II.10.7. Kalor Sublimasi Standar
        Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsub. Satuannya = kJ / mol.



II.10.8. Kalor Pelarutan Standar
        Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam
suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsol. Satuannya = kJ / mol.
BAB III
                                       PENUTUP

III.1. Kesimpulan
       Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang
wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup
termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi,
energi ikatan, dan jenis-jenis kalor merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia
yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam
makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya.

III.2.  Saran
        Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para
pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai
materi.




                                  DAFTAR PUSTAKA


Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta :
Binarupa Aksara
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta : Erlangga
Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta : Gagas Media
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta : Grafindo Media Pratama
Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar
free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm
http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter
http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/

More Related Content

What's hot

MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docxMAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docxRahmat Hidayat
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)umammuhammad27
 
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamFauziah Maswah
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksiWarnet Raha
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1Titin Indrawati
 
Latihan soal uh termokimia
Latihan soal uh termokimiaLatihan soal uh termokimia
Latihan soal uh termokimiadasi anto
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan FasaPTIK BB
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimetersilvi novrian
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 

What's hot (20)

MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docxMAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
MAKALAH TERMODINAMIKA EDIT.docx
 
Kesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrikKesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrik
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Makalah termokimia
Makalah termokimiaMakalah termokimia
Makalah termokimia
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Laporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasiLaporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasi
 
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
1 b 11170163000059_utut muhammad_laporan akhir pp (pemuaian panjang)
 
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
 
Latihan soal uh termokimia
Latihan soal uh termokimiaLatihan soal uh termokimia
Latihan soal uh termokimia
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeter
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 

Similar to Makalah termokimia

Similar to Makalah termokimia (20)

Makalah thermokimia
Makalah thermokimiaMakalah thermokimia
Makalah thermokimia
 
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatanMakalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
Makalah hukum hess, delta H dan energi ikatan
 
Laporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimiaLaporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimia
 
thermo.pdf
thermo.pdfthermo.pdf
thermo.pdf
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Bahan tenaga nuklear
Bahan tenaga nuklearBahan tenaga nuklear
Bahan tenaga nuklear
 
thermokimia
thermokimiathermokimia
thermokimia
 
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamikaPanas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamika
 
Pengertian Termodinamika
Pengertian TermodinamikaPengertian Termodinamika
Pengertian Termodinamika
 
Thermodinamika
ThermodinamikaThermodinamika
Thermodinamika
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
2
22
2
 
2
22
2
 
Makalah termodinamika
Makalah termodinamikaMakalah termodinamika
Makalah termodinamika
 
TERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxTERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptx
 
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
 
Termo Kimia.ppt
Termo Kimia.pptTermo Kimia.ppt
Termo Kimia.ppt
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswaLembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 

Recently uploaded (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Makalah termokimia

  • 1. Makalah Termokimia di susun oleh NAMA : SUSANTO NIM : DBD 111 0106 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam makalah ini, kami mengambil tema tentang Termokimia. Kami memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karena termokimia ini merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai. Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami menilai untuk memahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah itu baru masuk ke inti materinya. Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor. Maka dari itu, kami berusaha untuk membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami. I.2. Tujuan Penulisan 1. untuk mempelajari konsep dasar termokimia 2. untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia 3. memahami tentang termokimia dengan baik I.3. Metode Penulisan Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai artikel dari internet. I.4. Sistematika Penulisan I. Pendahuluan I.1. Latar belakang I.2. Tujuan penulisan I.3. Metode penulisan I.4. Sistematika penulisan II. Isi II.1. Konsep Dasar II.2. Termodinamika I II.3. Kalor reaksi II.4. Kerja II.5. Entalpi II.6. Kalorimeter II.7. Hukum Hess II.8. Penentuan H reaksi II.9. Energi ikatan
  • 3. II.10. Jenis-jenis kalor. III. Penutup III.1. Kesimpulan III.2. Saran Daftar pustaka BAB II ISI II.1. Konsep Dasar Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atauentalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH. Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. II.2. Termodinamika I Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energy, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
  • 4. satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1 Perubahan kalor pada tekanan konstan: H= E+P V W= P V E = energi dalam II.3. Kalor Reaksi Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah terututup dari dunia luar. Bila temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm. Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistim. Salah satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik. Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur), dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula. ∆t = takhir – tmula-mula Demikian juga, perubahan energi potensial; ∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi kebalikannya sehingga harga ∆(E.P) adalah positif. Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C + ½O2 + 2H2 → CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (∆H°f298). Panas standar adalah pada 25°C, seperti contoh reaksi 4HCl(g) → 2H2(g) + 2Cl2(g) ∆H°298 = (4)(92307) 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H°298 = (2)(-241818) Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar HOT = H0298 + T298 Cp dT
  • 5. II.4. Kerja Ketika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan sejumlah kalor. Kalor yang dihasilkan kayu atau minyak tanah yang terbakar mengakibatkan keadaan sekitarnya menjadi panas. Namun, ketika api sudah padam, keadaan akan menjadi normal kembali. Azas kekekalan energi menyatakan bhawa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jadi, kalor yang dihasilkan pada pembakaran kayu atau minyak tanah diserap oleh molekul-molekul udara atau benda-benda lain di sekitarnya dan diubah menjadi bentuk energi lain, misalnya menjadi energi kinetik. Demikian juga halnya dengan sumber kalor yang dihasilkan ketika kayu atau minyak tanah terbakar, bukanlah sesuatu yang tercipta, melainkan hanya perubahan bentuk energi. Kayu dan minyak tanah menyimpan sejumlah energi, yang disebut energi kimia. Ketika bahan-bahan tiu terbakar, sebagian energi kimia yang tersimpan di dalamnya berubah menjadi kalor. Azas kekekalan energi disebu juga Hukum Termodinamika I. Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem danlingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Sistem Terbuka Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem. 2. Sistem Tertutup Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup. 3. Sistem Terisolasi Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang memengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem. II.5. Entalpi Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada
  • 6. energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s). Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut: Δ H = H H20 (l) -H H20 (s) Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga menggerakkan roda motor. Gambar berikut ini menunjukkan diagram perubahan energi kimia menjadi berbagai bentuk energi lainnya. Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. II.5.1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH◦f) Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH◦f), simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg. II.5.2. Entalpi Penguraian Standar (ΔH◦d) Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian. Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi
  • 7. pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah. II.5.3. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c) Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦c) simbol d berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran. Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu negatif (eksoterm) II.5.4. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s) Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan. II.6. Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan ataureaksi kimia. Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter larutan dan kalorimeter bom. Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan. Kapasitas kalor air = 4.200 J/kg °C II.6.1. Kalorimeter Bom Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh apilistrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.
  • 8. II.6.2. Kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak.Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbatkaret yang yang berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrikyang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logamuntuk mengalirkan oksigen. II.6.3. Kalorimeter larutan Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistemlarutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter ) Q reaksi = - (m.c.∆T + c.∆T) Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka Qreaksi = - (m.c.∆T) Keterangan : m = massa zat (kg) c = kalor jenis (J/kg⁰C) ∆t = perubahan suhu (Celcius)
  • 9. II.7. Hukum Hess Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi. Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimiaadalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH). Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis . Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum Kegunaan Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus ΔH=ΔHfP-ΔH fR Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus ΔH=-ΔHcP+ΔHcR Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi danenergi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran- besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya. Untuk perubahan entropi:
  • 10. ΔSo = Σ(ΔSfoproduk) - Σ(ΔSforeaktan) ΔS = Σ(ΔSoproduk) - Σ(ΔSoreaktan). Untuk perubahan energi bebas: ΔGo = Σ(ΔGfoproduk) - Σ(ΔGforeaktan) ΔG = Σ(ΔGoproduk) - Σ(ΔGoreaktan). II.8. Penentuan ΔH Reaksi Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu: Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mencari ΔHreaksi dengan hukum Hess ini, yaitu cara diagram, siklus, dan cara persamaan reaksi. 1. Diagram Perhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaan awal, keadaan akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah). 2. Siklus Cara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebih fleksibel dibandingkan diagram. 3. Cara Persamaan Reaksi Cara ini dapat dipakai jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara ini memerlukan ketelitian dalam menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik, atau dikalikan karena akan mempengaruhi hasilnya. Ada cara lain untuk menentukan ΔHreaksi dengan menghitung energi ikatan rata- ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan satu mol ikatan antar atom dalam fase gas.
  • 11. Data energi ikatan rata-rata: C-H = 410 kJ/mol C-O = 351 kJ/mol O-H = 460 kJ/mol C=C = 607 kJ/mol C-C = 343 kJ/mol Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan satu mol senyawa disebut entalpi pembentukan standar ΔH°f II.9. Energi Ikatan Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energi ikatan = D Suatu reaksi yang H–nya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan, maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu : a. Energi Atomisasi. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa. b. Energi Disosiasi Ikatan. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas. c. Energi Ikatan Rata-Rata. Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar ( Hf ) dan energi ikat unsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu : o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya. o Pengubahan unsur menjadi atom gas. Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses : o Pemutusan ikatan pada pereaksi. o Pembentukan ikatan pada produk reaksi. Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi.
  • 12. Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi Secara umum dirumuskan :
  • 14. Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom–atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat: Q = kalor yang di lepas/diterima H = kapasitas kalor Dt = kenaikan/penurunan suhu m = massa benda c= kalor jenis Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda: Q=m.L m = massa benda (kg) L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap) Jadi kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda konstan ). II.10.1. Kalor Pembentukan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan Hf. Catatan : o Hf unsur bebas = nol o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol. o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar. II.10.2. Kalor Penguraian Standar
  • 15. Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum Laplace. II.10.3. Kalor Pembakaran Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hc. Satuannya = kJ / mol. II.10.4. Kalor Netralisasi Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hn. Satuannya = kJ / mol. II.10.5. Kalor Penguapan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hvap. Satuannya = kJ / mol. II.10.6. Kalor Peleburan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hfus. Satuannya = kJ / mol. II.10.7. Kalor Sublimasi Standar Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsub. Satuannya = kJ / mol. II.10.8. Kalor Pelarutan Standar Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan Hsol. Satuannya = kJ / mol.
  • 16. BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya. III.2. Saran Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi. DAFTAR PUSTAKA Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta : Binarupa Aksara Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta : Erlangga Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta : Gagas Media Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta : Grafindo Media Pratama Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_8 http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/