SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Rute Pemberian Obat
Destri Maya Rani, MH.Kes
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian Obat
2. Mampu menjelaskan cara pemberian Obat
3. Mampu menjelaskan rute pemberian Obat
 Mampu menjelaskan perbedaan, keuntungan dan kelebihan dari rute
pemberian obat melalui oral, parental, sub mukosa dan topikal
Sebagai contoh dalam berkas rekam medis tercantum informasi daftar obat yang di
berikan sebagai berikut:
Rute Pemberian Obat
 Rute pemberian obat adalah cara atau jalur masuknya obat ke dalam
tubuh dengan efek tertentu yang dikehendaki.
 Prinsip : pemberian obat dengan rute yang berbeda – beda akan
menghasilkan efek yang berbeda – beda pula dan dapat mempengaruhi
onset of action karena obat mengalami farmakokinetik dan
farmakodinamik yang berbeda.
Rute pemberian obat berpengaruh pada:
1. cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action)
2. lamanya obat bekerja (duration of action)
3. intensitas kerja obat
4. respon farmakologik yang ingin dicapai
5. bioavailabilitas obat
6. dosis yang tepat untuk memberikan respon tertentu
Enam benar prinsip pemberian obat
Benar Pasien
Rute Pemberian Obat Secara Topikal,
meliputi penggolongan, mekanisme kerja,
keuntungan dan kerugian
Benar Obat
petugas harus memperhatikan kebenaran
obat sebanyak 3 kali yaitu saat
mengembalikan obat ke tempat
penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan
ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan oba
Benar Dosis
penentuan dosis harus diperhatikan
dengan menggunakan alat standar seperti
alat untuk membelah tablet, spuit atau
sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus
dilengkapi alat tetes.
Benar cara pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute
yang berbeda dan rute obat yang diberikan
diantaranya inhalasi, rektal, topikal,
parenteral, sublingual, peroral
Benar waktu
Pemberian obat sesuai dengan program
Benar dokumentasi
Petugas harus selalu mencatat informasi
yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan.
Petugas harus mendokumentasikan
kepada siapa obat diberikan, waktunya,
rute, dosis dan respon setelah obat itu
diberikan
Rute Pemberian Obat Secara Oral
• Pemberian Obat dengan pemakaian melalui mulut dengan cara dimasukkan
dengan bantuan air minum (tablet dan lainnya) atau dilarutkan terlebih dahulu
(tablet evervescent, puyer dan lainnya).
• Tujuan terapi menghendaki efek local atau sistemik :
1. Lama tidaknya masa kerja obat maupun kerja awal yang dikehendaki
2. Stabilitas obat yang melewati bagian tubuh tertentu
3. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui berbagai macam rute
4. Rute yang tepat, menyenangkan dan dikehendaki
5. Harga obat dan urgensi pemakaiannya
6. Keadaan Pasien, dan banyak lainnya
Efek Sistemik dapat diperoleh
dengan rute pemberian:
1. Oral melalui saluran gastrointestinal atau
rectal
2. Parenteral dengan cara intravena, intra
muskular, subkutan
3. Inhalasi langsung kedalam paru-paru
Efek Local dapat diperoleh dengan
rute pemberian:
1. Intaokular (oculer), Intranasal (nasalis),
Aural (auris) dengan jalan diteteskan
2. Intrarespiratoral, berupa gas yang
masuk ke paru-paru, seperti inhalasi,
tetapi beda mekanisme
3. Rektal, Uretral dan Vaginal dengan jalan
dimasukkan.
Rute pemberian obatberdasarkan tujuan pengobatan
1. Melalui rute oral
2. Melalui rute parenteral
3. Melalui rute inhalasi
4. Melalui rute membran
mukosa seperti mata,
hidung, telinga, vagina dan
lainnya
5. Melalui rute kulit
Sublingual
 Letakkan di bawah lidah, jangan ditelan.
 Biarkan sampai tablet hancur dan terserap.
 Obat beraksi dlm 1 menit dan efekx dalam 3 menit.
• Tujuan : agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh
darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit. Misal pada kasus
pasien jantung. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan.
• Kelebihan : obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan,
kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan
hati dapat dihindari (tidak lewat vena porta).
• Kekurangan : absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang
(compliance), mencegah pasien menelan, dan kurang praktis untuk
digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut.
Bukal
 Letakkan di antara gigi dengan selaput lendir pda pipi bagian dalam
Mekanisme Kerja Obat
Farmasetik (disolusi)
fase pertama dari kerja obat.
Dalam saluran gastrointestinal,
obat-obat perlu dilarutkan agar
dapat diabsorsi.
Farmakokinetik
cara obat masuk ke dalam
tubuh, mencapai tempat
kerjanya, dimetabolisme, dan
keluar dari tubuh.
Famakodinamik
Rute Parenteral
• Rute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam
jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa
melalui usus/ saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya
sediaan injeksi (suntikan)/ infus.
• Tujuannya
1. Agar dapat langsung menuju sasaran. Rute parenteral biasanya digunakan
untuk obat yang absorbsinya buruk melalui slauran cerna.
2. Untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat.
Kelebihan dari rute obat yang diberikan
secara parenteral adalah:
1. Bisa untuk pasien yang tidak sadar
2. Sering muntah dan tidak kooperatif,
3. Tidak dapat untuk obat yang mengiritasi
lambung,
4. Dapat menghindari kerusakan obat di
saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan
dosis ekonomis.
kekurangan dari rute obat yang
diberikan secara parenteral adalah:
1. Kurang aman karena jika sudah
disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan,
2. Tidak disukai pasien,
3. Berbahaya (suntikan-infeksi).
Intramuscular
Intravenous Intradermal
subcutaenous
Mekanisme Kerja Obat
obat dimasukkan ke dalam
pembuluh darah vena dengan
cara diinjeksi.
obat masuk ke dalam vena
superficialis dorsum manus yang
ada dipergelangan tangan
kemudian mengalir ke vena
chepalica dan vena basilica
vena basilica dan vena chepalica ini bermuara
pada vena axilaris selanjutnya menuju ke vena
subclavia lalu ke truncus brachiochepalic
kemudian akan masuk ke jantung untuk
dipompa melalui vena cava superior ke atrium
kanan lalu ke ventrikel kanan dan dibawa
menuju ke paru melalui arteri pulmonalis untuk
dibersihkan
setelah dibersihkan darah akan
dibawa kembali ke jantung
melalui vena pulmonalis masuk
ke atrium kiri lalu ke ventrikel
kiri kemudian dibawa keluar
melalui aorta
selanjutnya akan disebarkan ke
seluruh tubuh termasuk paru-
paru,darah akan dibawa ke paru-
paru melalui arteri brochialis.
Rute Topikal
• Pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada
permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina
dan rectum.
• Tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala
gangguan kulit yang terjadi (contoh: lotion)
Keuntungan pemberian obat secara topikal adalah:
1) Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, Mencegah first pass effect
2) Untuk sistemik menyerupai IV infus (zero order)
Kerugian dari obat yang diberikan secara topikal adalah secara kosmetik kurang menarik.
Obat Topikal
kulit Mata Telinga Hidung
Tujuan Pemberian Obat Topikal pada
Kulit
1) Mencegah dan mengobati
penyakit
2) Mengurangi rasa sakit daerah
tertentu.
3) Mengobati dengan cepat.
4) Menghilangkan rasa nyeri.
5) Untuk memperoleh reaksi lokal
dari obat tersebut.
Pemberian Obat Topikal Pada Telinga
1) Untuk memberikan effek terapi
lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal
telinga eksternal).
2) Menghilangkan nyeri.
3) Untuk melunakkan serumen
agar mudah untuk diambil.
Tujuan Pemberian Obat Topikal pada
Mata
1) mengobati gangguan pada mata,
2) mengurangi rasa sakit, menimbulkan
reaksi yang cepat,
3) Mencegah dan mengobati
penyakit/rasa sakit,
4) Menghilangkan penyebab sakit,
5) mendilatasi pupil pada pemeriksaan
struktur internal mata,
6) melemahkan otot lensa mata pada
pengukuran refraksi mata, dan
7) mencegah kekeringan pada mata.
Pemberian Obat Topikal Pada Hidung
1) mengencerkan sekresi dan
memfasilitasi drainase dari hidung
serta mengobati infeksi dari rongga
hidung dan sinus
Efek Obat
Destri Maya Rani, MH.Kes
Efek Obat
Efek Obat
yang
diinginkan
• Hilangkan penyebab penyakit
• Hilangkan gejala penyakit
• Terapi untuk gantikan /menambah
zat yang hilang/kurang
Efek Obat
yang tidak
diinginkan
• Efek samping
• Efek toksik
• Alergi
• Teratogenik
• ”Jika dikatakan bahwa suatu obat tidak menunjukkan efek samping, maka
terdapat dugaan kuat bahwa obat tersebut juga tidak mempunyai efek utama” (G.
Kuschinsky).
Kontraindikasi
• efek obat yang secara nyata dapat memberikan dampak kerusakan fisiologis atau
anatomis secara signifikan, memperparah penyakit serta lebih lanjut dapat
membahayakan kondisi jiwa pasien.
Efek samping obat • efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan (efek sekunder), namun efek ini
dapat bermanfaat ataupun mengganggu (merugikan) tergantung dari kondisi dan
situasi pasien.
Beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan
kontraindikasi (atau menimbulkan efek samping obat) adalah:
1) Usia pasien (misalnya, anak di bawah < 2 tahun atau lansia > 65 tahun).
2) Kondisi penyakit tertentu pada pasien (misalnya, kerusakan fungsi hati dan ginjal).
3) Reaksi hipersensitivitas (alergi) terhadap obat tertentu.
4) Interaksi membahayakan dengan senyawa kimia atau obat – obatan lain.
5) Kondisi hamil dan menyusui.
6) Perbedaan ras dan genetika.
7) Jenis kelamin.
8) Polifarmasi (pengobatan yang tidak rasional).
Kriteria untuk mengidentifikasi reaksi obat yang tidak dikehendaki (apabila sudah
terjadi efek samping) ini adalah :
waktu
• Kapan kejadian
tersebut muncul?
Apakah terjadi
sesaat setelah
minum obat
ataukah berselang
dalam waktu yang
lama? Apakah
reaksi tersebut
terkait dengan
pemakaian obat?
Dosis
• Apakah dosis yang
diberikan kepada
pasien dengan
kondisi tertentu
terlalu besar ?
Sifat permasalahan
• Apakah ciri-ciri
reaksi obat yang
tidak diinginkan
tersebut sama
dengan sifat
farmakologis
obatnya? Adakah
kemungkinan
interaksi obat?
pengalaman
• Apakah reaksi
yang muncul
tersebut mirip
dengan reaksi
yang pernah
dilaporkan dalam
pustaka atau
literatur?
Penghentian
keterulangan
• Apa yang terjadi
apabila pemakaian
obat dihentikan?
Bagaimana jika di
suatu hari kelak
obat yang
menimbulkan
reaksi yang tidak
dikehendaki
tersebut digunakan
kembali, apakah
reaksinya muncul
Kembali?
Terapkan 5M dan 4T+1W
Prinsip 5M
• Mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit.
• Menegaskan diagnosis penyakit.
• Memilih tatalaksana terapi (non-farmakologik,
farmakologik, gabungan non-farmakologik dan
farmakologik).
• Memilih dan menetapkan produk obat.
• Memantau dan mengevaluasi output pengobatan.
Prinsip 4T + 1W
• Tepat indikasi –> obat yang akan digunakan
didasarkan pada diagnosis penyakit yang akurat
• Tepat penderita –> tidak ada kontraindikasi dan
atau kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian
dosis dan atau kondisi yang mempermudah
timbulnya efek samping.
• Tepat obat –> pemilihan obat didasarkan pada
pertimbangan nisbah/rasio keamanan- kemanjuran
di antara obat yang ada.
• Tepat dosis dan cara pemberian –> takaran,
jalur pemberian, waktu dan lama pemberian
(lama pemakaian) tergantung kondisi penderita.
• Waspada terhadap efek samping obat.
Tugas !!
1. Jelaskan konsep Efek Utama Obat
2. Jelaskan konsep Efek Samping Obat
3. Jelaskan konsep Efek Toksik Obat
4. Jelaskan prinsip farmakoterapi yang rasional yaitu 5M dan 4T+1W dalam
prinsip pengobatan
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

komplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologikomplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologiafifahirbah
 
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptputriramdaniah
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganiswahyuniSRK
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
 
Obat kontrasepsi hormonal
Obat kontrasepsi hormonalObat kontrasepsi hormonal
Obat kontrasepsi hormonalHadik27
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Nesha Mutiara
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiGilang Rizki Al Farizi
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitDedi Kun
 
Seminar penyakit degeneratif
Seminar penyakit degeneratif Seminar penyakit degeneratif
Seminar penyakit degeneratif Eva Yuniritha
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaSalsabila Azzahra
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 

What's hot (20)

Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
komplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologikomplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologi
 
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Ekskresi obat
Ekskresi obatEkskresi obat
Ekskresi obat
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Obat kontrasepsi hormonal
Obat kontrasepsi hormonalObat kontrasepsi hormonal
Obat kontrasepsi hormonal
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Infeksi
InfeksiInfeksi
Infeksi
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Seminar penyakit degeneratif
Seminar penyakit degeneratif Seminar penyakit degeneratif
Seminar penyakit degeneratif
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 
3.siklus menstruasi
3.siklus menstruasi3.siklus menstruasi
3.siklus menstruasi
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 

Similar to RutePemberianObat

Similar to RutePemberianObat (20)

Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......xPertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
Pertemuan 2 farmakologi gagal.ppt.......x
 
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptxFARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx
 
Modul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm iiModul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm ii
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 

More from destriRani

komunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxkomunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxdestriRani
 
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptx
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptxManajemen RM Pertemuan ke 7.pptx
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptxdestriRani
 
Manajemen RM pertemuan 1.pptx
Manajemen RM pertemuan 1.pptxManajemen RM pertemuan 1.pptx
Manajemen RM pertemuan 1.pptxdestriRani
 
Prinsip dasar formulir.pptx
Prinsip dasar formulir.pptxPrinsip dasar formulir.pptx
Prinsip dasar formulir.pptxdestriRani
 
Peran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxPeran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxdestriRani
 
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptx
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptxAspek Hukum dan Etika RME 1.pptx
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptxdestriRani
 
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptx
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptxPKM Pengelolaan Rekam Medis.pptx
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptxdestriRani
 
Farmakologi.pptx
Farmakologi.pptxFarmakologi.pptx
Farmakologi.pptxdestriRani
 
PERAN PMI.pptx
PERAN PMI.pptxPERAN PMI.pptx
PERAN PMI.pptxdestriRani
 

More from destriRani (11)

komunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxkomunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptx
 
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptx
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptxManajemen RM Pertemuan ke 7.pptx
Manajemen RM Pertemuan ke 7.pptx
 
Manajemen RM pertemuan 1.pptx
Manajemen RM pertemuan 1.pptxManajemen RM pertemuan 1.pptx
Manajemen RM pertemuan 1.pptx
 
Prinsip dasar formulir.pptx
Prinsip dasar formulir.pptxPrinsip dasar formulir.pptx
Prinsip dasar formulir.pptx
 
Peran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxPeran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptx
 
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptx
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptxAspek Hukum dan Etika RME 1.pptx
Aspek Hukum dan Etika RME 1.pptx
 
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptx
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptxPKM Pengelolaan Rekam Medis.pptx
PKM Pengelolaan Rekam Medis.pptx
 
Farmakologi.pptx
Farmakologi.pptxFarmakologi.pptx
Farmakologi.pptx
 
PERAN PMI.pptx
PERAN PMI.pptxPERAN PMI.pptx
PERAN PMI.pptx
 
KESPRO.pptx
KESPRO.pptxKESPRO.pptx
KESPRO.pptx
 
HIV AIDS.pptx
HIV AIDS.pptxHIV AIDS.pptx
HIV AIDS.pptx
 

Recently uploaded

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

RutePemberianObat

  • 1. Rute Pemberian Obat Destri Maya Rani, MH.Kes
  • 2. Tujuan Pembelajaran 1. Mampu menjelaskan pengertian Obat 2. Mampu menjelaskan cara pemberian Obat 3. Mampu menjelaskan rute pemberian Obat  Mampu menjelaskan perbedaan, keuntungan dan kelebihan dari rute pemberian obat melalui oral, parental, sub mukosa dan topikal
  • 3. Sebagai contoh dalam berkas rekam medis tercantum informasi daftar obat yang di berikan sebagai berikut:
  • 4. Rute Pemberian Obat  Rute pemberian obat adalah cara atau jalur masuknya obat ke dalam tubuh dengan efek tertentu yang dikehendaki.  Prinsip : pemberian obat dengan rute yang berbeda – beda akan menghasilkan efek yang berbeda – beda pula dan dapat mempengaruhi onset of action karena obat mengalami farmakokinetik dan farmakodinamik yang berbeda.
  • 5. Rute pemberian obat berpengaruh pada: 1. cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action) 2. lamanya obat bekerja (duration of action) 3. intensitas kerja obat 4. respon farmakologik yang ingin dicapai 5. bioavailabilitas obat 6. dosis yang tepat untuk memberikan respon tertentu
  • 6. Enam benar prinsip pemberian obat Benar Pasien Rute Pemberian Obat Secara Topikal, meliputi penggolongan, mekanisme kerja, keuntungan dan kerugian Benar Obat petugas harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan oba Benar Dosis penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat tetes. Benar cara pemberian Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral Benar waktu Pemberian obat sesuai dengan program Benar dokumentasi Petugas harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Petugas harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dosis dan respon setelah obat itu diberikan
  • 7. Rute Pemberian Obat Secara Oral • Pemberian Obat dengan pemakaian melalui mulut dengan cara dimasukkan dengan bantuan air minum (tablet dan lainnya) atau dilarutkan terlebih dahulu (tablet evervescent, puyer dan lainnya). • Tujuan terapi menghendaki efek local atau sistemik : 1. Lama tidaknya masa kerja obat maupun kerja awal yang dikehendaki 2. Stabilitas obat yang melewati bagian tubuh tertentu 3. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui berbagai macam rute 4. Rute yang tepat, menyenangkan dan dikehendaki 5. Harga obat dan urgensi pemakaiannya 6. Keadaan Pasien, dan banyak lainnya
  • 8. Efek Sistemik dapat diperoleh dengan rute pemberian: 1. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal 2. Parenteral dengan cara intravena, intra muskular, subkutan 3. Inhalasi langsung kedalam paru-paru Efek Local dapat diperoleh dengan rute pemberian: 1. Intaokular (oculer), Intranasal (nasalis), Aural (auris) dengan jalan diteteskan 2. Intrarespiratoral, berupa gas yang masuk ke paru-paru, seperti inhalasi, tetapi beda mekanisme 3. Rektal, Uretral dan Vaginal dengan jalan dimasukkan.
  • 9. Rute pemberian obatberdasarkan tujuan pengobatan 1. Melalui rute oral 2. Melalui rute parenteral 3. Melalui rute inhalasi 4. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan lainnya 5. Melalui rute kulit
  • 10. Sublingual  Letakkan di bawah lidah, jangan ditelan.  Biarkan sampai tablet hancur dan terserap.  Obat beraksi dlm 1 menit dan efekx dalam 3 menit.
  • 11. • Tujuan : agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit. Misal pada kasus pasien jantung. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan. • Kelebihan : obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan, kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari (tidak lewat vena porta). • Kekurangan : absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang (compliance), mencegah pasien menelan, dan kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut.
  • 12. Bukal  Letakkan di antara gigi dengan selaput lendir pda pipi bagian dalam
  • 13. Mekanisme Kerja Obat Farmasetik (disolusi) fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorsi. Farmakokinetik cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. Famakodinamik
  • 14. Rute Parenteral • Rute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui usus/ saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi (suntikan)/ infus. • Tujuannya 1. Agar dapat langsung menuju sasaran. Rute parenteral biasanya digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui slauran cerna. 2. Untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
  • 15. Kelebihan dari rute obat yang diberikan secara parenteral adalah: 1. Bisa untuk pasien yang tidak sadar 2. Sering muntah dan tidak kooperatif, 3. Tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung, 4. Dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis. kekurangan dari rute obat yang diberikan secara parenteral adalah: 1. Kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan, 2. Tidak disukai pasien, 3. Berbahaya (suntikan-infeksi).
  • 17. Mekanisme Kerja Obat obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena dengan cara diinjeksi. obat masuk ke dalam vena superficialis dorsum manus yang ada dipergelangan tangan kemudian mengalir ke vena chepalica dan vena basilica vena basilica dan vena chepalica ini bermuara pada vena axilaris selanjutnya menuju ke vena subclavia lalu ke truncus brachiochepalic kemudian akan masuk ke jantung untuk dipompa melalui vena cava superior ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan dan dibawa menuju ke paru melalui arteri pulmonalis untuk dibersihkan setelah dibersihkan darah akan dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis masuk ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri kemudian dibawa keluar melalui aorta selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk paru- paru,darah akan dibawa ke paru- paru melalui arteri brochialis.
  • 18. Rute Topikal • Pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. • Tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh: lotion)
  • 19. Keuntungan pemberian obat secara topikal adalah: 1) Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, Mencegah first pass effect 2) Untuk sistemik menyerupai IV infus (zero order) Kerugian dari obat yang diberikan secara topikal adalah secara kosmetik kurang menarik. Obat Topikal kulit Mata Telinga Hidung
  • 20. Tujuan Pemberian Obat Topikal pada Kulit 1) Mencegah dan mengobati penyakit 2) Mengurangi rasa sakit daerah tertentu. 3) Mengobati dengan cepat. 4) Menghilangkan rasa nyeri. 5) Untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut. Pemberian Obat Topikal Pada Telinga 1) Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal). 2) Menghilangkan nyeri. 3) Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil.
  • 21. Tujuan Pemberian Obat Topikal pada Mata 1) mengobati gangguan pada mata, 2) mengurangi rasa sakit, menimbulkan reaksi yang cepat, 3) Mencegah dan mengobati penyakit/rasa sakit, 4) Menghilangkan penyebab sakit, 5) mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata, 6) melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata, dan 7) mencegah kekeringan pada mata. Pemberian Obat Topikal Pada Hidung 1) mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung serta mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
  • 22. Efek Obat Destri Maya Rani, MH.Kes
  • 23. Efek Obat Efek Obat yang diinginkan • Hilangkan penyebab penyakit • Hilangkan gejala penyakit • Terapi untuk gantikan /menambah zat yang hilang/kurang Efek Obat yang tidak diinginkan • Efek samping • Efek toksik • Alergi • Teratogenik
  • 24. • ”Jika dikatakan bahwa suatu obat tidak menunjukkan efek samping, maka terdapat dugaan kuat bahwa obat tersebut juga tidak mempunyai efek utama” (G. Kuschinsky). Kontraindikasi • efek obat yang secara nyata dapat memberikan dampak kerusakan fisiologis atau anatomis secara signifikan, memperparah penyakit serta lebih lanjut dapat membahayakan kondisi jiwa pasien. Efek samping obat • efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan (efek sekunder), namun efek ini dapat bermanfaat ataupun mengganggu (merugikan) tergantung dari kondisi dan situasi pasien.
  • 25. Beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan kontraindikasi (atau menimbulkan efek samping obat) adalah: 1) Usia pasien (misalnya, anak di bawah < 2 tahun atau lansia > 65 tahun). 2) Kondisi penyakit tertentu pada pasien (misalnya, kerusakan fungsi hati dan ginjal). 3) Reaksi hipersensitivitas (alergi) terhadap obat tertentu. 4) Interaksi membahayakan dengan senyawa kimia atau obat – obatan lain. 5) Kondisi hamil dan menyusui. 6) Perbedaan ras dan genetika. 7) Jenis kelamin. 8) Polifarmasi (pengobatan yang tidak rasional).
  • 26. Kriteria untuk mengidentifikasi reaksi obat yang tidak dikehendaki (apabila sudah terjadi efek samping) ini adalah : waktu • Kapan kejadian tersebut muncul? Apakah terjadi sesaat setelah minum obat ataukah berselang dalam waktu yang lama? Apakah reaksi tersebut terkait dengan pemakaian obat? Dosis • Apakah dosis yang diberikan kepada pasien dengan kondisi tertentu terlalu besar ? Sifat permasalahan • Apakah ciri-ciri reaksi obat yang tidak diinginkan tersebut sama dengan sifat farmakologis obatnya? Adakah kemungkinan interaksi obat? pengalaman • Apakah reaksi yang muncul tersebut mirip dengan reaksi yang pernah dilaporkan dalam pustaka atau literatur? Penghentian keterulangan • Apa yang terjadi apabila pemakaian obat dihentikan? Bagaimana jika di suatu hari kelak obat yang menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki tersebut digunakan kembali, apakah reaksinya muncul Kembali?
  • 27. Terapkan 5M dan 4T+1W Prinsip 5M • Mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit. • Menegaskan diagnosis penyakit. • Memilih tatalaksana terapi (non-farmakologik, farmakologik, gabungan non-farmakologik dan farmakologik). • Memilih dan menetapkan produk obat. • Memantau dan mengevaluasi output pengobatan. Prinsip 4T + 1W • Tepat indikasi –> obat yang akan digunakan didasarkan pada diagnosis penyakit yang akurat • Tepat penderita –> tidak ada kontraindikasi dan atau kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis dan atau kondisi yang mempermudah timbulnya efek samping. • Tepat obat –> pemilihan obat didasarkan pada pertimbangan nisbah/rasio keamanan- kemanjuran di antara obat yang ada. • Tepat dosis dan cara pemberian –> takaran, jalur pemberian, waktu dan lama pemberian (lama pemakaian) tergantung kondisi penderita. • Waspada terhadap efek samping obat.
  • 28. Tugas !! 1. Jelaskan konsep Efek Utama Obat 2. Jelaskan konsep Efek Samping Obat 3. Jelaskan konsep Efek Toksik Obat 4. Jelaskan prinsip farmakoterapi yang rasional yaitu 5M dan 4T+1W dalam prinsip pengobatan