[Ringkasan]
Laporan ini membahas manfaat Dana Desa di Provinsi Riau berdasarkan data dan informasi dari lima desa, yaitu Desa Tambusai Timur, Desa Pasir Makmur, Desa Tangun, Desa Sejati dan Desa Rambah Tengah Utara. Dana Desa digunakan untuk berbagai program pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat yang berkontribusi pada peningkatan status desa menurut Indeks Desa Membangun.
3. Data dan Informasi
Manfaat Dana Desa
di Provinsi Riau
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan informasi
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Bekerja Sama dengan
Universitas Riau
Jakarta 2018
4. iv
Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Riau/Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
informasi. Jakarta, 2018.
Judul:
Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Riau/
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan informasi
Copyright @ 2018
Ha Cipta dilindungi oleh Undang-undang
All rights reserved
Penerbitan ini dimungkinkan atas kerja sama Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan informasi,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia dengan
Universitas Riau
5. v
SEKAPUR SIRIH
Puji syukur kehadirat Allahh SWT, karena berkat rahmat dan
petunjukNya, laporan antara kegiatan Penyusunan Data Dan
Informasi tentang Manfaat Dana Desa Di Provinsi Riau dapat
diselesaikan. Dalam laporan akhir ini, disampaikan progress
pekerjaan yang telah dilakukan dalam pelaksana kegiatan.
Kajian ini merupakan suatu kegiatan yang melalui beberapa
tahapan, di mana pada tahap awal adalah mendiskusikan topik
serta permasalahan secara intensif, termasuk pula mengkaji
konsep dasar. Tahap selanjutnya adalah memfokuskan dan
mencari metode yang tepat serta mencari beberapa informasi
terkait dengan permasalahan. Tentu saja kerangka berpikir yang
tertuang dalam suatu konsep digunakan sebagai acuan utama
dari kegiatan ini. Adapun tujuan umum dari kajian ini adalah
menganalisis data dan informasi serta dinamika perkembangan
status desa bidang pembangunan desa dan Lembaga Ekonomi
desa, dan menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan
pemanfaatan Dana Desa.
Laporan akhir diharapkan dapat menjadi masukan berupa
komentar, saran, dan kritik dari pihak yang berkepentingan
guna pengembangan kajian semacam ini. Kami sampaikan
terima kasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi Kementerian Desa,
6. vi
Pembangunan Daerah Tertinggal danTransmigrasi. Semoga
hasil kajian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran.
Pekanbaru Desember 2018
Ketua TIM Kajian Manfaat
Dana Desa Provinsi Riau
7. vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Kerangka Pikir 4
1.3 Maksud, Tujuan, Hasil, dan Dampak
Kegiatan 5
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI SASARAN 17
2.1 Status Perkembangan Desa 17
2.1.1 Status Perkembangan Desa di
Provinsi Riau berdasarkan IDM
Riau 2015-2018 17
2.1.2 Status Perkembangan Desa di Kota/
kabupaten Berdasarkan IDM 2015
dan 2018 21
2.2 Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa 22
2.2.1 Status Perkembangan Desa di
Provinsi Riau berdasarkan IDM 2015
dan 2018 Perkembangan Rata-rata
Skor IDM Riau 2015-2018 22
2.2.2 Alokasi Pemanfaatan Dana Desa di
Kabupaten Rokan Hulu 23
8. viii
2.3 Gambaran Umum Lokasi Sasaran 24
2.3.1 DesaTambusai Timur 24
2.3.2 Desa Pasir Makmur 31
2.3.3 Desa Tangun 41
2.3.4 Desa Sejati 48
2.3.5 Desa Rambah Tengah Utara 55
BAB III. PENGGUNAAN DAN MANFAAT
DANA DESA 65
3.1 Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di
Desa Tambusai Timur 76
3.2 Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di
Desa Pasir Makmur 91
3.3 Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di
Desa Tangun 95
3.4 Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di
Desa Sejati 123
3.5 Penggunaan & Manfaat Dana Desa di Desa
Rambah Tengah Utara 140
BAB IV. INOVASI DESA 165
4.1 Inovasi Desa Tambusai Timur 165
4.2 Inovasi Desa Pasir Makmur 169
4.3 Inovasi Desa Tangun 169
4.4 Inovasi Desa Sejati 172
4.5 Inovasi Desa Rambah Tengah Utara 173
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 177
5.1 Kesimpulan 177
5.2 Rekomendasi 182
9. ix
1.1 Perkembangan Desamenurut IDM tahun 2014 dan
2018 3
1.2 Nama-nama desa sesuai kategori sangat tertinggal 7
1.3 Nama-nama desa sesuai kategori tertinggal 8
1.4 Nama-nama desa sesuai kategori berkembang 9
1.5 Nama-nama desa sesuai kategori Maju 13
2.1 Rata-rata perbandingan skor IDM tahun 2015 dan
tahun 2018 17
2.2 Status Desa di Provinsi Riau berdasarkan IDM 2015 19
2.3 Status Desa di Provinsi Riau berdasarkan IDM 2018 20
2.4 Perubahan Status Desa (Jumlah/Persentase)
perkabupaten/kota 21
2.5 Besaran Dana Desa menurut Kabupaten di Provinsi
Riau 23
2.6 Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa menurut
Bidang di Rohul 24
2.7 Jumlah Penduduk 27
2.8 Sarana dan Prasarana Desa 27
2.9 Jumlah Penduduk 33
2.10 Tingkat Pendidikan 34
2.11 Pekerjaan Penduduk 34
2.12 kepemilikan Ternak 34
2.13 Sarana dan Prasarana Desa 35
2.14 Jumlah Penduduk 43
2.15 Tingkat Pendidikan 43
DAFTAR TABEL
10. x
2.16 Pekerjaan Penduduk 43
2.17 Kepemilikan Ternak 44
2.18 Jumlah Penduduk 49
2.19 Tingkat Pendidikan 49
2.20 Pekerjaan Penduduk 50
2.21 Jumlah Penduduk 57
2.22 Tingkat Pengajar dan Siswa Sekolah 57
2.23 Pekerjaan 58
2.24 Tataguna Lahan 59
2.25 Sarana dan Prasarana 60
2.26 Jenis Kelembagaan dan Jumlah Pengurus 63
3.1 Penggunaan Dana Desa 76
3.2 Penggunaan Dana Desa Secara Langsung 82
3.3 Kontribusi Dana Desa terhadap Perubahan Status
Desa Tangun (IDM) 84
3.4 Penggunaan Dana Desa 91
3.5 Penggunaan Dana Desa menurut Bidang
Pembangunan Desa 95
3.6 Kontribusi Dana Desa terhadap Perubahan Status
Desa Tangun (IDM) 102
3.7 Peranan Dana Desa pada Dimensi Sosial 110
3.8 Peranan Dana Desa pada Dimensi Ketahan Ekonomi 112
3.9 Penggunaan Dana Desa menurut Bidang
Pembangunan Desa 124
3.10 Kontribusi Dana Desa terhadap Perubahan Status
Desa sejati (IDM) 129
3.11 Peranan Dana Desa pada Dimensi Sosial 135
11. xi
3.12 Peranan Dana Desa pada Dimensi Ketahan
Ekonomi 137
3.13 Penggunaan Dana Desa menurut Bidang
Pembangunan Desa 141
3.14 Kontribusi Dana Desa terhadap Perubahan Status
Desa Tangun (IDM) 148
3.15 Peranan Dana Desa pada Dimensi Sosial 153
3.16 Peranan Dana Desa pada Dimensi Ketahan
Ekonomi 154
3.17 Peranan Dana Desa pada Dimensi Ketahan Ekologi 155
13. xiii
1.1 Kerangka Pemikiran 4
3.1 Manfaat Dana Desa dari Sisi Kegiatan Pemberdayaan 98
3.2 Arah Penggunaan Dana Desa Tangun 122
3.3 Manfaat Dana Desa yang Dirasakan Langsung
(Keluarga Prasejahtera dan Prasejahtera I) 144
3.4 Arah Penggunaan Dana Desa Rambah Tengah Utara 160
DAFTAR GAMBAR
14.
15. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembagunan Desa, sesuai yang diamanatkan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, bertujuan meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa serta
penanggulangan kemiskinan melalui: (1) penyediaan kebutuhan
dasar;(2)pembangunansaranadanprasarana;(3)pengembangan
potensi ekonomi lokal; dan (4) pemanfaatan SDA-Lingkungan
secara keberlanjutan. Untuk mencapai tujuan pembangunan
desa dilakukan melalui pendekatan “membangun desa” dan
“desa membangun”. Mengingat desa-desa yang ada di Indonesia
sangat beragam karakteristik, maka pengklasifikasian atau
membuat tipologi desa diperlukan dalam menyusun strategi
pembangunan desa sesuai dengan karakteristik desa yang
memiliki beberapa kesamaan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 56
Tahun 2015 tentang Kodedan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan, menjelaskan sebanyak 74.754 desa telah memiliki
kode wilayah administrasi, sementara jumlah desa menurut
data Potensi Desa, BPS (2014) sebanyak 73.707 desa dari total
82.190 desa/kelurahan/UPT. Sedangkan data yang diolah
berjumlah 73.707 karena mencakup 71 desa dengan nama lain.
Dengan demikian, terdapat 976 desa atau desa dengan nama
lain yang tidak ada datanya menurut Podes 2014. Pada tahun
16. 2
2016, jumlah desa yang tercatat sejumlah 74.910 desa, dan pada
tahun 2017, menurut Permendagri No. 137/2017 jumlah desa
yang tercatat adalah 74.957 desa.
Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 dalam konteks
agregatmengamanatkansecaramandiriagardesadapatmengatur
dan mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan atas
hak asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat
desa dan juga mendapatkan sumber pendapatan (pasal 67).
Sedangkan dari sisi masyarakatnya, berhak memperoleh
informasi dari Pemerintah Desa serta mengawasi kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa, memperoleh pelayanan yang sama dan
adil, serta menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan
atau tertulis secara bertanggung jawab tentang kegiatan
penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksaanaan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan desa
(pasal 680).
Kewajiban pada tataran kebijakan sebagaiman RPJMN
2015-2019, tertuang kategori tingkat perkembangan desa dengan
2 (2) jenis klasifikasi, yakni:
• Indek Pembangunan Desa (IPD): ada 3 kategori, yaitu 1)
Desa Tertinggal 2) Desa Berkembang, dan 3) Desa Mandiri:
dan
• Indeks Desa Membangun (IDM): ada 5 Kategori, yaitu 1)
Sangat Tertinggal, 2) Tetinggal, 3) Berkembang, 4) Maju dan
5) Mandiri
17. 3
Penentuan status desa seyogianya berdasarkan karakteristik dari
wilayah pembangunan. Karkteristik kewilayahan secara nasional
berdasarkan pada RPJMN 2015-2019, yang tersebar di 33 (tiga
puluh tiga) provinsi. Karakteristik masing-masing wilayah
pembangunan sebagai dasar untuk menentukan pembobotan
dari masing-masing dimensi pembangunan desa. Pembobotan
juga dilakukan untuk memantau manfaat Dana Desa sebagai
komitmen dan pelaksanaan pembangunan Indonesia dari
pinggiran. Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki
1.591 Desa. Adapun kategori status perkembangan desa menurut
IDM tahun 2014 dan 2018 adalah:
Tabel 1.1. Perkembangan Desa menurut IDM Tahun 2014 dan 2018
No Kota/Kab Sangat
Tertinggal
Tertinggal Berkembang Maju Mandiri
2014 2018 2014 2018 2014 2018 2014 2018 2014 2018
1 Bengkalis 33 0 84 48 19 80 0 7 0 1
2 Indragiri Hilir 62 18 111 122 25 54 0 3 0 0
3 Indragiri Hulu 53 16 98 74 27 78 0 10 0 0
4 Kampar 52 21 135 94 48 115 2 11 0 1
5 Kepulauan Meranti 52 7 38 52 6 37 0 0 0 0
6 Kuantan Singingi 75 34 117 133 26 48 0 3 0 0
7 Pelalawan 27 4 64 45 12 51 1 4 0 0
8 Rokan Hilir 37 9 92 78 37 69 1 3 0 0
9 Rokan Hulu 12 4 90 36 43 89 2 10 0 0
10 Siak 25 0 59 1 35 107 3 `12 0 2
Sejak tahun 2015, Kementerian Desa telah memfasilitasi
pembangunan desa di setiap provinsi melalui stimulasi Dana
Desa. Berbagai jenis intervensi pembangunan desa telah
18. 4
dilakukan, namun masih memerlukan penyusunan data dan
informasi tentang terhadap manfaat Dana Desa.
Pada tahun 2018 ini, akan dilakukan kegiatan Penyusunan
Data dan informasi tentang manfaat Dana Desa: Provinsi Riau,
yang diselenggarakan melalui kerja sama anatara Kementerian
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan
Perguruan Tinggi yang berlokasi di Provinsi Riau.
1.2. Kerangka Pikir
1.2. Kerangka Pikir
Gambar 1.1. Kerangka pemikiran
1.3. Maksud, Tujuan, dan Hasil
1.3.1.Maksud
emberikan data dan informasi serta dinamika perkembangan status desa
bidang pembangunan desa dan lembaga ekonomi Desa, dan menganalisis
data Inovasi Desa dalam meningkatkan pemanfaatan Dana Desa.
1.3.2.Tujuan
1. Menganalisi data dan informasi serta dinamika perkembangan status desa
berdasarkan dimensi Indeks Desa Membangun (IDM)
M
Kkondisi
Ekosistem
Kebutuhan Kegiatan Penyusunan Data
dan informasi tentang
manfaat Dana Desa
GOAL
1. Penyediaan Data &
Informasi untuk mendukung
penyelesaian Target RPJMN
& SDGs, seperti 5.000 desa
dan 2.000 desa, Indeks Gini
Ratio.
2. Penyedian DATIN & Sistem
Informasi untuk
memfasilitasi desa dalam
pemanfaatan produk inovasi
(technoware, humanware,
infoware, orgaware) melalui
jasa layanan Datin dan
Sistem Informasi.
3. Penyediaan Datin serta
integrasi data untuk
meningkatkan kualitas
Policy Decision.
1. 1.Minimnya Datin manfaat
Dana Desa Terhadap
peningkatan IDM, Gini Ratio
dan Penanggulangan
Kemiskininan
2. 2.Minimnya Datin tentang
keterkaitan manfaat Dana Desa
dengan Inovasi Desa
1. Perlunya Datin manfaat
Dana dengan Inovasi
Desa
2. Datin tentang manfaat
Dana Desa Terhadap
peningkatan IDM, Gini
Ratio dan
Penanggulangan
Kemiskinan
Penyusunan Datin tentang
manfaat Dana Desa
terhadap peningkatan IDM
Desa, Gini Ratio dan
penanggulangan Kemiskinan
serta Inovasi Desa
Resources
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
ASN dan Non ASN yang membantu tata kelola dan tata laksana kegiatan,termasuk
tim
Persiapan, dan tim pengawasan
-Lembaga Perguruan Tinggi sebagai pelaksana
-Perguruan Tinggi
-Narasumber/Praktisi/Instruktur yang kompeten di bidangnya
2. Mesin & Peralatan serta Bahan
3. Material: Technoware Sistem Informasi; Humanware: SDM; Hardware: ATK,Komputer
Supply; infoware: Pengetahuan Data, Informasi’ Orgaware: Yang ditunjuk oleh
Kemendesa PDTT
4. Metode
-Swakelola Tipe II, Kontraktual (bahan, Jasa lainnya, Sewa, TA)
-Pengumpulan & analisis data
-beragam event: workshop
Gambar 1.1. Kerangka pemikiran
19. 5
1.3 Maksud, Tujuan, dan Hasil
1.3.1 Maksud
memberikan data dan informasi serta dinamika perkembangan status
desa bidang pembangunan desa dan lembaga ekonomi Desa, dan
menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan pemanfaatan
Dana Desa.
1.3.2. Tujuan
1. Menganalisi data dan informasi serta dinamika
perkembangan status desa berdasarkan dimensi Indeks
Desa Membangun (IDM)
2. Menganalisis data dan informasi proses dan dampak
pemanfaatan Dana Desa terkait dengan status
perkembangan desa, bidang pembangunan desa dan
lembaga ekonomi desa
3. Menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan
pemanfaatan Dana Desa
4. Menyusun data dan informasi tentang proses
bagaimana dan informasi mengapa terwujud kondisi
pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Riau, yang
terkait dengan status perkembangan desa berdasarkan
kategori IDM, sekaligus bermanfaat sebagai evidence
based kebijakan Inovasi Desa
5. Mengonfirmasi hasil pelaksanaan kegiatan melalui
workshop manfaat Dana Desa
6. Menyusun data dan informasi dalam laporan.
20. 6
1.3.3. Hasil
1. Tersedianya data dan informasi tentang proses
bagaimana, dan informasi mengapa terwujud kondisi
pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Riau, yang
terkait dengan status perkembangan desa berdasarkan
kategori IDM, sekaligus bermanfaat sebagai evidence
based kebijakan Inovasi Desa
2. Tesedianya data dan informasi tentang proses dan
alasan pemanfaatan Dana Desa untuk pelaksanaan
prioritas pembangunan di tingkat desa
3. Sebagai masukan untuk penyusunan bahan kebijakan
pengembangan inovasi pembangunan desa
1.4. Pendekatan dan Analisis Data
1.4.1. Pendekatan
Kajian dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif, dengan jenis penelitian eksplanatori. Pendekatan
kuantitatif untuk mendeskripsikan mengapa terwujud kondisi
existing perkembangan desa menurut IDM, serta kebutuhan
Inovasi Desa bagi desa yang mengalami penurunan status
dan atau desa tidak mengalami perubahan status. Sedangkan
pendekatan kualitatif untuk menjelaskan proses dan dampak
pemanfaatan Dana Desa terkait dengan status perkembangan
desa dalam IDM, bidang pembangunan desa dan pengembangan
Lembaga Ekonomi Desa, peningkatan kesejahteraan masyarakat
21. 7
serta praktek Inovasi Desa yang diterapkan pada desa mengalami
kenaikan status.
1.4.2 Penentuan Lokasi
A. Provinsi dan Kabupaten
Penelitian dilakukan di Provinsi Riau dan diwakili oleh
Kabupaten Rohul karena angka IDM rata-rata Kabupaten
Rokan Hulu dapat mewakili IDM Provinsi Riau.
B. Pemilihan Sampel Desa
Dari Kabupaten Rokan Hulu yang mewakili Provinsi Riau
dipilihlah 5 desa dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Satu desa sangat tertinggal yang memiliki IDM paling
mendekati rata-rata IDM desa Sangat Tertinggal
Tabel 1.2. Nama-nama desa sesuai kategori Sangat Tertinggal
No
Nama
Kecamatan
Nama Desa Nilai IDM 2018
1 Rokan IV Koto Cipang kiri hulu 0,4529
2 Rokan IV Koto Cipang kiri hilir 0,4516
3 Tambusai Tambusai Timur 0,4659
4 Kepenuhan Kepenuhan Hilir 0,4702
Rerata 0,4601
2 Satu desa tertinggal yang memiliki IDM paling mendekati
rata-rata IDM desa Tertinggal
22. 8
Tabel 1.3. Nama-nama desa sesuai kategori Tertinggal
No Nama Kecamatan Nama Desa Nilai IDM 2018
1 Rokan IV Koto Lb. Bend timur 0,5051
2 Rokan IV Koto Rokan koto ruang 0,5652
3 Rokan IV Koto Tibawan 0,5818
4 Rokan IV Koto Cipang kanan 0,5818
5 Rokan IV Koto Rokan timur 0,5879
6 Rokan IV Koto Tanjung medan 0,5240
7 Rokan IV Koto Pemandang 0,5771
8 Tambusai Sialang Rindang 0,5425
9 Kepenuhan Kepenuhan Barat Sei Rokan Jaya 0,5511
10 Kepenuhan Kepenuhan Barat Mulya 0,5897
11 Kepenuhan Ulak Patian 0,5056
12 Kepenuhan Rantau Binuang Sakti 0,5025
13 Kunto Darussalam Pasir Luhur 0,5846
14 Rambah Samo Langkitin 0,5597
15 Rambah Samo Sei Kuning 0,5878
16 Rambah Samo Lubuk Napal 0,5162
17 Rambah Samo Karya Mulya 0,5714
18 Rambah Samo Marga Mulya 0,5978
19 Rambah Samo Sungai Salak 0,5316
20 Rambah Samo Lubuk Bilang 0,5410
21 Rambah Samo Pasir Makmur 0,5637
22 Rambah Hilir Rambah Hilir Timur 0,5763
23 Rambah Hilir Serambau Indah 0,5617
24 Rambah Hilir Sungai Dua Indah 0,5803
25 Tambusai Utara Payung Sekaki 0,5959
26 Tandun Tandun 0,5935
27 Tandun Bono Tapung 0,5862
23. 9
No Nama Kecamatan Nama Desa Nilai IDM 2018
28 Tandun Tapung Jaya 0,5608
29 Tandun Puo Raya 0,5916
30 Tandun Sei Kuning 0,5503
31 Tandun Tandun Barat 0,5775
32 Kabun Kota Ranah 0,5182
33 Bonai Darussalam Kasang Padang 0,5814
34 Bonai Darussalam Bonai 0,5910
35 Bonai Darussalam Teluk Sono 0,5967
36 Kepenuhan Hulu Kepayang 0,5605
Rerata 0,5636
3. Dua desa Berkembang yang memiliki IDM paling mendekati
rata-rata IDM desa Berkembang. Hal ini dilakukan apabila
tidak ada desa Maju di kabupaten tersebut, apabila terdapat
desa Maju di kabupaten tersebut maka hanya satu desa
Berkembang yang mewakili.
Tabel 1.4. Nama-nama desa sesuai kategori Berkembang
No Nama kecamatan Nama desa Nilai IDM 2018
1 Ujungbatu Suka Damai 0,6256
2 Ujungbatu Ngaso 0,6871
3 Ujungbatu Ujungbatu Timur 0,6965
4 Ujungbatu Pematang tebih 0,6633
5 Rokan IV Koto Lubuk Betung 0,6900
6 Rokan IV Koto Sikebau Jaya 0,6693
7 Rokan IV Koto Alahan 0,6693
8 Rambah Menaming 0,6357
9 Rambah Rambah Tengah Hulu 0,6099
24. 10
No Nama kecamatan Nama desa Nilai IDM 2018
10 Rambah Rambah Tengah Barat 0,6070
11 Rambah Koto Tinggi 0,6973
12 Rambah Suka Maju 0,6789
13 Rambah Pasir Maju 0,6922
14 Rambah Tanjung Belit 0,6097
15 Rambah Babussalam 0,6956
16 Rambah Pasir Baru 0,6656
17 Tambusai Batas 0,5997
18 Tambusai Talikumain 0,6222
19 Tambusai Tingkok 0,6313
20 Tambusai Sukamaju 0,6816
21 Tambusai Lubuk Soting 0,6221
22 Tambusai Rantau Panjang 0,6033
23 Tambusai Batang Kumu 0,6035
24 Tambusai Tambusai Barat 0,6030
25 Tambusai Sungai Kumango 0,6111
26 Kepenuhan Kepenuhan Barat 0,6235
27 Kepenuhan Kepenuhan Baru 0,6832
28 Kunto Darussalam Kota Intan 0,6548
29 Kunto Darussalam Muara Dilam 0,6179
30 Kunto Darussalam Kota Baru 0,6603
31 Kunto Darussalam Sungai Kuti 0,6041
32 Kunto Darussalam Pasir Indah 0,6581
33 Kunto Darussalam Bukit Intan Makmur 0,6163
34 Kunto Darussalam Bagan Tujuh 0,6325
35 Rambah Samo Rambah Samo Barat 0,6851
36 Rambah Samo Rambah Samo 0,6864
37 Rambah Samo Teluk Aur 0,6941
38 Rambah Samo Rambah Utama 0,6875
25. 11
No Nama kecamatan Nama desa Nilai IDM 2018
39 Rambah Samo Rambah Baru 0,6906
40 Rambah Samo Masda Makmur 0,6219
41 Rambah Hilir Rambah Hilir 0,6756
42 Rambah Hilir Rambah Hilir Tengah 0,6062
43 Rambah Hilir Pasir Utama 0,6916
44 Rambah Hilir Pasir Jaya 0,6641
45 Rambah Hilir Sungai Sitolang 0,6241
46 Rambah Hilir Lubuk Kerapat 0,6124
47 Rambah Hilir Muara Musu 0,6232
48 Rambah Hilir Sejati 0,6473
49 Tambusai Utara Tambusai Utara 0,7040
50 Tambusai Utara Mahato 0,6832
51 Tambusai Utara Bangun Jaya 0,6818
52 Tambusai Utara Simpang Harapan 0,6565
53 Tambusai Utara Pagar Mayang 0,6743
54 Tambusai Utara Mekar Jaya 0,6329
55 Tambusai Utara Tanjung Medan 0,6799
56 Tambusai Utara Suka Damai 0,6676
57 Tambusai Utara Rantau Sakti 0,6846
58 Tambusai Utara Mahato Sakti 0,7014
59 Bangun Purba Pasir Agung 0,7022
60 Bangun Purba Pasir Intan 0,6778
61 Bangun Purba Rambah Jaya 0,6703
62 Bangun Purba Bangun Purba 0,6416
63 Bangun Purba Bangun Purba Timur Jaya 0,6179
64 Bangun Purba Bangun Purba Barat 0,6771
65 Bangun Purba Tangun 0,6473
66 Tandun Kumain 0,6773
67 Tandun Dayo 0,6686
26. 12
No Nama kecamatan Nama desa Nilai IDM 2018
68 Tandun Koto Tandun 0,6067
69 Kabun Kabun 0,6808
70 Kabun Aliantan 0,6173
71 Kabun Boncah Kesuma 0,6624
72 Kabun Batu Langkah Besar 0,6118
73 Kabun Giti 0,6063
74 Bonai Darussalam Rawa Makmur 0,6559
75 Bonai Darussalam Kasang Mungkal 0,5992
76 Bonai Darussalam Sontang 0,6535
77 Bonai Darussalam Pauh 0,6944
78
Pagaran Tapah
Darussalam
Pagaran Tapah 0,6643
79
Pagaran Tapah
Darussalam
Kembang Damai 0,6233
80
Pagararan Tapah
Darussalam
Sangkir Indah 0,6048
81 Kepenuhan Hulu Kepenuhan Hulu 0,6330
82 Kepenuhan Hulu Muara Jaya 0,6333
83 Kepenuhan Hulu Kepenuhan Jaya 0,6163
84 Pendalian IV Koto Bengkolan Salak 0,6046
85 Pendalian IV Koto Suligi 0,6210
86 Pendalian IV Koto Pendalian 0,6008
87 Pendalian IV Koto Sei Kandis 0,6584
88 Pendalian IV Koto Air Panas 0,6454
Rerata 0,6497
27. 13
4. Satu desa Maju yang memiliki IDM paling mendekati rata-
rata IDM desa maju.
Tabel 1.5. Nama-nama desa sesuai kategori Maju
No Nama Kecamatan Nama Desa Nilai IDM 2018
1 Rokan IV Koto L.B. Bendahara 0,7741
2 Rambah Sialang Jaya 0,7289
3 Rambah Rambah Tengah Utara 0,7599
4 Rambah Pematang Berangan 0,8019
5 Rambah Rambah Tengah Hilir 0,7708
6 Kepenuhan Kepenuhan Raya 0,7095
7 Kunto Darussalam Kota Raya 0,7129
8 Rambah Hilir Rambah Muda 0,7657
9 Rambah Hilir Rambah 0,8064
10 Kepenuhan Hulu Pekan Tebih 0,7143
Rerata 0,7544
Berdasarkan data tabel di atas maka didapat desa yang mewakili
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Desa Tambusai Timur Mewakili Desa Sangat Tertinggal
2. Desa Pasir Makmur Mewakili Desa Tertinggal
3. Desa Sejati dan Desa Tangun Mewakili Desa Berkembang
4. Desa Rambah Tengah Utara Mewakili Desa Maju
28. 14
1.4.3 Data
A. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut, data primer, yaitu data yang diperoleh dengan
melakukan wawancara terstruktur kepada pemanfaat Dana
Desa, dan wawancara mendalam kepada informan di antara
tokoh masyarakat, perangkat desa dan aparat pemda; dan data
sekunder, berupa notulensi hasil MUSDes, APBDes, RKPDes,
RPJMDes, dan dokumen pembangunan lainnya di tingkat desa
dan kabupaten.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data secara kuantitatif dilaksanakan
melalui survei dengan menggunakan kuesioner. Teknik
pengumpulan data kualitatif berupa wawancara mendalam,
pengamatan, dan analisis dokumen
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ialah kuesioner, panduan wawancara
mendalam, panduan pengamatan, dan panduan analisisi
dokumen, Instrumen disiapkan dan dilatihkan kepada
pelaksanan kegiatan lapangan
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif berupa statistika inferensial dan statistika
deskriptif, dan analisis kualitatif berupa data reduction, data
29. 15
display dan drawing conclusion/verification melalui narasi,
diagram, dan matriks.
1.4.4 Metode Pelaksanaan
A. Metodologi pelaksanaan kegiatan secara umum akan
dilakukan secara swakelola. Adapun ada beberapa
aktivitas dilakukan dengan mengundang pihak ketiga
melalui jasa lainnya, yaitu pelaksanaan workshop.
Selain itu, untuk mendukung tercapainya tujuan
kegiatan, akan dibantu dengan tenaga penunjang.
B. Metode analisis yang digunakan adalah:
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kualitatif
3. Analisis Dampak, untuk melihat dampak
pemanfaatan Dana Desa terhadap status
perkembangan desa
31. 17
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI SASARAN
2.1. Status Perkembangan Desa
2.1.1. Status Perkembangan Desa di Provinsi Riau
berdasarkan IDM 2015 dan 2018 Perkembangan
Rata-rata Skor IDM Riau 2015-2018
Pemberian dan pengelolaan Dana Desa kepada seluruh desa
yang ada di Provinsi Riau secara tidak langsung akan berdampak
pada adanya perubahan nilai dimensi dalam IDM. Untuk
mengetahui pengaruh Dana Desa terhadap perubahan nilai
IDM Provinsi Riau, dapat dilihat perbandingan dari tahun
2015 ke 2018 (tabel berikut).
Tabel 2.1. Rata-rata Perbandingan Skor IDM tahun 2015 dan Tahun 2018
No. Dimensi Rata-Rata Skor Indikator IDM Provinsi
Tahun 2015 Tahun 2018
1.
Ketahanan Sosial 0,6000 0,6816
Sarana Kesehatan 2,7200 4,4842
Sarana Pendidikan 2,6400 1,6426
Modal Sosial 3,4100 3,4833
Permukiman 3,4000 4,5893
2. Ketahanan Ekonomi 0,4200 0,4892
32. 18
Keragaman Produksi 2,4400 4,4054
Pusat layanan perdagangan 1,8100 1,9128
Akses distribusi logistic 0,3300 -
Akses ke lembaga keuangan dan
perkreditan
0,5500 1,0170
Lembaga ekonomi 2,1200 3,1760
Keterbukaan wilayah 2,8700 3,5935
3.
Ketahanan Ekologi 0,5700 0,6100
Kualitas Lingkungan 0,9200 4,8033
Potensi Rawan Bencana dan
Tanggap Bencana
0,5300 2,4956
Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari tiga dimensi penilaian
IDM, secara umum mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke
2018. Pada dimensi ketahanan sosial tahun 2015 memiliki skor
IDM 0,6000 dan tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi
0,6816, dimensi ketahanana ekonomi tahun 2015 memiliki
nilai IDM 0,4200 mengalami peningkatan menjadi 0,4892 di
tahun 2018. Sedangkan dimensi ketahanan ekologi dari 0,5700
menjadi 0,6100 pada tahun 2018. Peningkatan ketiga dimensi
ini tidak terlepas dari adanya peranan Dana Desa. Rata-rata
kenaikan skor dimensi IDM Provinsi Riau pada tahun 2018
merupakan kumulatif dari semua nilai IDM per masing-masing
kabupaten, untuk mengetahui gambaran nilai IDM pada tahun
2015 dan 2018 pada masing-masing kabupaten/kota, dapat
dilihat pada tabel berikut.
33. 19
Tabel 2.2. Status Desa di Provinsi Riau Berdasarkan IDM 2015
No.
Kabupaten/
kota
Jum
lah
Sangat
Ter
tinggal
%
Ter
ting
gal
%
Ber
kem
bang
%
Ma
ju
%
Man
diri
%
1 Pelalawan 104 27 25,96 64 61,54 12 11,54 1 0,96 0 0,00
2 Bengkalis 136 33 24,26 84 61,76 19 13,97 0 0,00 0 0,00
3 Indragiri hilir 198 62 31,31 111 56,06 25 12,63 0 0,00 0 0,00
4
Indragiri
hulu
178 53 29,78 98 55,06 27 15,17 0 0,00 0 0,00
5 Kampar 237 52 21,94 135 56,96 48 20,25 2 0,84 0 0,00
6
Kepulauan
meranti
96 52 54,17 38 39,58 6 6,25 0 0,00 0 0,00
7
Kuantan
singing
218 75 34,40 117 53,67 26 11.93 0 0,00 0 0.00
8 Rokan hilir 167 37 22,16 92 55,09 37 22,16 1 0,60 0 0.00
9 Rokan hulu 147 12 8,16 90 61,22 43 29,25 2 1,36 0 0.00
10 S i a k 122 25 20,49 59 48,36 35 28,69 3 2,46 0 0.00
Riau 1603 428 26,70 888 55,40 278 17,34 9 0,56 0 0.00
Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 secara
umum desa-desa yang ada di ProVinsi Riau dominan pada
kondisi tertinggal sebesar 55,40%, dan Provinsi Riau tidak
memiliki desa yang memiliki status mandiri sebesar 0 %.
Pembagian desa menurut kriteria pada kabupaten/kota terdiri
dari 1) Kabupaten Kepulauan Meranti, merupakan kabupaten
yang memiliki persentase desa sangat tertinggal tertinggi (di
Provinsi Riau, 2) Kabupaten Bengkalis, merupakan kabupaten
yang memiliki desa tertinggal terbanyak, 3) Kabupaten Rokan
Hulu, merupakan kabupaten yang memiliki status desa
34. 20
berkembang terbanyak di Provinsi Riau, dan 4) Kabupaten
Siak, merupakan kabupaten yang memiliki kriteria desa termaju
terbanyak di Provinsi Riau. Kondisi perkembangan status desa
dari tahun 2015 ke 2018 sudah mengalami perubahan pada
tahun 2018, untuk mengetahui perubahan status desa dari
tahun 2015 ke 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Status Desa di Provinsi Riau Berdasarkan IDM 2018
No. Kabupaten/kota Jum lah
Sangat
Tertinggal
%
Ter-
tinggal
%
Ber-
kembang
% Ma ju %
Man
diri
%
1 Pelalawan 104 2 1,92 42 40,38 55 52,88 5 4,81 0 0,00
2 Bengkalis 136 0 0,00 48 35,29 80 58,82 7 5,15 1 0,74
3 Indragiri hilir 197 18 9,14 122 61,93 54 27,41 3 1,52 0 0,00
4 Indragiri hulu 178 16 8,99 74 41,57 78 43,82 10 5,62 0 0,00
5 Kampar 242 21 8,68 94 38,84 115 47,52 11 4,55 1 0,41
6
Kepulauan
meranti
96 7 7,29 52 54,17 37 38,54 0 0,00 0 0,00
7 Kuantan singing 218 34 15,60 134 61,47 47 21,56 3 1,38 0 0,00
8 Rokan hilir 159 9 5,66 78 49,06 69 43,40 3 1,89 0 0,00
9 Rokan hulu 139 4 2,88 36 25,90 89 64,03 10 7,19 0 0,00
10 Siak 122 0 0,00 1 0,82 107 87,70 12 9,84 2 1,64
Riau 1591 111 6,98 681 42,80 731 45,95 64 4,02 4 0,25
Tabel diatas memperlihatkan dominan status desa tahun 2018
berada pada kondisi desa berkembang (45,95%) dan telah
memiliki desa yang berstatus mandiri. Kondisi ini sudah
mengalami perubahan yang cukup baik, karena dominan
35. 21
status desa pada tahun 2015 secara umum berada pada status
Tertinggal. Pembagian desa menurut kriteria pada kabupaten/
kota terdiri dari 1) Kabupaten Kuantan Sengingi, merupakan
kabupaten yang memiliki persentase desa Sangat Tertinggal dan
Tertinggal tertinggi di Provinsi Riau, 2) Kabupaten Kampar,
merupakan kabupaten yang memiliki status desa Berkembang
terbanyak di Provinsi Riau, dan 3) Kabupaten Siak merupakan
kabupaten yang memiliki kriteria desa Termaju dan Termaju
terbanyak di Provinsi Riau. Kondisi tidak terlepas dari peranan
Dana Desa yang telah diberikan oleh pemerintah.
2.1.2. Status Perkembangan Desa di Kota/Kabupaten
berdasarkan IDM 2015 dan 2018
Tujuan utama pemberian Dana Desa adalah adalah untuk
memberikan dampak positif kepada masyarakat. Perubahan
status desa merupakan salah satu indikator kesuksesan dalam
pengelolaan Dana Desa. Untuk mengetahui proses perubahan
status desa pada masing-masing kabupaten dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.4. Perubahan Status Desa (Jumlah/Persentase) per Kabupaten/Kota
No. Kabupaten
Perubahan Status Desa (Jumlah/Persentase)
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bengkalis 23 0 36 21 1 8 0 0 2 91
2
Indragiri
hilir
53 9 28 74 2 18 0 0 13 197
3
Indragiri
hulu
38 15 52 45 5 20 0 0 3 178
36. 22
4 Kampar 21 31 84 49 8 34 0 2 8 237
5
Kepulauan
meranti
45 4 20 15 0 4 0 0 5 93
6
Kuantan
singing
59 15 33 61 1 13 0 0 30 212
7 Pelalawan 21 2 33 19 0 9 0 0 5 89
8 Rokan hilir 26 4 40 41 0 22 0 0 16 149
9 Rokan hulu 9 3 56 19 6 31 0 0 18 142
10 Siak 25 0 59 0 9 26 0 2 1 122
Riau 321 85 444 348 37 191 7 12 101 1510
Tabel di atas memperlihatkan bahwa dalam kabupaten/kota
yang memiliki perubahan status desa yang terbanyak adalah
Kabupaten Kampar, dan kabupaten yang memiliki perubahan
status terburuk adalah Kabupaten Pelalawan. Adanya desa-desa
yang mengalami kenaikan status desa yang ada di kabupaten/
kota menunjukkan tingkat kesuksesan dalam pengelolaan Dana
Desa yang telah diberikan oleh pemerintah.
2.2. Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa
2.2.1. Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa di Provinsi
Riau
Dana desa yang telah dikucurkan oleh pemerintah pusat ke
daerah diharapkan memberikan perubahan yang berarti pada
ekonomi dan pembangunan di desa. Untuk mengetahui
perkembangan Dana Desa di Provinsi Riau dari tahun 2015-
2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
37. 23
Tabel 2.5. Besaran Dana Desa Menurut Kabupaten di Provinsi Riau
Tabel menyatakan bahwa alokasi pemanfatan Dana Desa pada
Provinsi Riau dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
mengalami peningkatan yang cukup baik, akan tetapi pada
tahun 2018 mengalami penurunan.
2.2.2. Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa di Kabupaten
Rokan Hulu
Penggunaan Dana Desa dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk
mengurangi ketimpangan ekonomi dalam masyarakat. Adapun
peruntukan Dana Desa adalah 1) Bidang Pembangunan Desa,
2) Bidang Pembangunan Ekonomi, 3) Bidang Pembangunan
Sosial, dan 4) Bidang Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat.
Untuk mengetahui alokasi dan pemanfaatan Dana Desa
menurut bidang di Kabupaten Rokan Hulu (jutaan) dapat
dilihat pada tabel berikut.
38. 24
Tabel 2.6. Alokasi dan Pemanfaatan Dana Desa menurut Bidang di
Kabupaten Rokan Hulu (Jutaan)
No Kriteria Desa
Realisasi Tahun
2015 2016
Rp % Rp %
1 Pemerintahan desa 379.752.799 1,05 - -
2 Pembangunan desa 32.440.191.697 89,72 79.956.942.579 97,14
3 Pembinaan Masyarakat - - - -
4
Pemberdayaan
Masyarakat
3.338.877.627 9,23 2.288.023.203 2,86
Jumlah 36.158.822.123 100,00 82.244.965.782 100,00
Sumber: Data Kemendes, 2018
Tabel memperlihatkan bahwa penggunaan Dana Desa dominan
di bidang pembangunan fisik sebesar 89,72% pada tahun 2015,
dan 97,14% pada tahun 2017, sedangkan untuk penggunaan
pemberdayaan masyarakat sebesar 9,23% pada tahun 2015 dan
2,86% pada tahun 2016. Hal ini menyatakan bahwa desa dalam
pengelolaan Dana Desa infrastruktur, sehingga program Inovasi
Desa tidak terlalu menjadi skala prioritas.
2.3. Gambaran Umum Lokasi Sasaran
2.3.1. Desa Tambusai Timur
2.3.1.1. Sejarah desa
Kecamatan Tambusai berasal dari nama Kerajaan Tambusai
pada masa kolonial Belanda. Di masa Kerajaan Tambusai yang
39. 25
diperintahkan oleh raja ke-14, yakni Sri Sultan Ibrahim, yang
diberi gelar Duli yang Dipertuan Besar. Kecamatan Tambusai
merupakan kecamatan induk sebelum pemekaran dengan
Kecamatan Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai yang terdiri
dari dua belas desa yaitu:
1. Desa Tambusai Barat 7. Desa Sialang Rindang
2. Desa Sungai Kumango 8. Desa Tambusai Timur
3. Desa Batas 9. Desa Suka Maju
4. Desa Tali Kumain 10. Desa Batang Kumu
5. Desa Tambusai Tengah 11. Desa Tingkok
6. Desa Rantau Panjang 12. Desa Lubuk Soting
Sejak itulah Desa Tambusai Timur termasuk dalam wilayah
Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu hingga sekarang.
2.3.1.2. Demografi
Desa Tambusai Timur merupakan salah satu desa dari
Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu di Provinsi Riau,
dengan luas wilayah 70,14 km2
berjarak 20 km dengan ibukota
kecamatan dan berjarak 49 km dengan ibukota kabupaten,
39 dpl dengan topografi dataran tinggi. Kecamatan Tambusai
Timur, Kabupaten Rokan Hulu berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tambusai
Utara
40. 26
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Kepenuhan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Rambah
Hilir dan Kecamatan Bangun Purba
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sosah
Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara
Luas wilayah Desa Tambusai Timur adalah 70,14 km2
di mana
90% berupa daratan, dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
untuk persawahan, perkebunan karet, dan sawit, serta untuk
perumahan masyarakat desa.
Iklim Desa Tambusai Timur, sebagaimana desa-desa lain di
wilayah Indonesia, mempunyai iklim kemarau dan penghujan,
hal tersebut berpengaruh langsung terhadap pola tanam pada
lahan pertanian yang ada di Desa Tambusai Timur, Kecamatan
Rambah Samo.
2.3.1.3 Keadaan Sosial
Penduduk Desa Tambusai Timur didominasi oleh penduduk
yang bersuku Jawa. Sehingga kearifan lokal yang lain sudah
dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Tambusai Timur.
Desa Tambusai Timur mempuyai jumlah penduduk 6.052 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki: 3.053 jiwa, perempuan: 2.999 jiwa dan
1.267 KK, dengan rincian sebagai berikut:
41. 27
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk
Keterangan Laki-laki (orang) Perempuan (orang) Jumlah
Jiwa 3.053 2.999 6.052
KK - - 1.267
Kepadatan (jiwa/Km2) - - 86
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Tambusai Timur
secara garis besar adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8. Sarana danPrasarana Desa
NO Sarana/Prasarana Jumlah/Volume
1 Balai desa/Kantor Desa 1 Unit
2 Pustu 1 Unit
3 Praktek Bidan 2 Unit
4 Poskesdes 2 Unit
5 Posyandu 5 Unit
6 Mesjid 7 Unit
7 Surau 2 Unit
8 TK 3 Unit
9 SD 3 Unit
10 SMP 2 Unit
11 SMA 1 Unit
12 KUD 3 Unit
13 Tempat Wisata 1 Unit
42. 28
2.3.1.4. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Tambusai Timur secara kasat
mata terlihat jelas perbedaannya antara Rumah Tangga yang
berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini
disebabkan karna mata pencahariannya di sektor-sektor usaha
yang berbeda-beda pula, keterbatasan kemampuan baik SDM
maupun SDA menyebabkan adanya penduduk desa tambusai
timur bekerja sebagai buruh tani/kebun dan ada juga yang
menjadi tenaga sukarela pada lembaga sosial lainnya, akibat
kurangnya kesempatan bekerja.
2.3.1.5. Kondisi Pemerintahan Desa
2.3.1.5.1. Pembagian Wilayah Desa
Pemberian Wilayah Desa Tambusai Timur dibagi menjadi 2
(dua) Dusun, yaitu Dusun I dan Dusun II, dan setiap dusun
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun (Kadus).
2.3.1.5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)
Struktur Organisasi Desa Tambusai Timur Kecamatan
Tambusai terdiri dari sistem pemerintahan desa, sistem badan
permusyawaratan desa, dan sistem kelembagaan desa.
Pemerintahan yang meliputi antara lain:
1 (satu) orang kepala Desa
1 (satu) orang Sekretaris Desa
3 (empat) orang Kepala Urusan
3 (tiga) orang Kepala Seksi
43. 29
2 (dua) orang Kepala Dusun
Badan Permusyawaratan Desa meliputi antara lain:
1 (satu) orang Ketua BPD
1 (satu) orang Wakil Ketua BPD
2 (tiga) orang Anggota BPD
1 (satu) orang Sekretaris BPD
Kelembagaan Desa yang meliputi antara lain:
a. Lembaga Pemasyarakatan Desa (LPM) yang terdiri dari
8 orang pengurus
b. Ketua Rukun Tetangga ( RT ) yang terdiri dari16 orang
pengurus
c. Ketua Rukun Warga ( RW ) yang terdiri dari 7 orang
pengurus
d. Karang Taruna yang terdiri dari 10 orang pengurus
e. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahtraan Keluarga
(PKK) yang terdiri dari 25 orang pengurus
2.3.1.6. Potensi Desa
Potensiadalahsegalasumberdayayangadadidesayangdapatdigunakan
untuk membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh desa
baik potensi sudah ada maupun potensi yang belum tergarap.
a. Potensi Sumber daya Alam
1. Pertanian
44. 30
2. Perkebunan Karet
3. Perkebunan Sawit
4. Peternakan
b. Potensi Sumber Daya Manusia
1. Aparatur Desa
2. BPD
3. Kelembagaan Desa
4. Kader Posyandu
5. Kader PKK
6. Pendamping Desa
7. Tenaga Pendidik
8. Tokoh Agama dan Tokoh Adat
9. Aparat Keamanan (Linmas)
10. Pemuda
c. Sumber Daya Sosial
1. Majlis Ta’lim
2. Wirid Yassin
3. Guru-guru Agama (Ustadz/zah)
4. Fasilitas Pendidikan Agama
5. Masjid dan Mushalla
6. Fasilitas Pendidikan Umum
45. 31
7. Peringatan Hari Besar Islam
d. Sumber Daya Ekonomi
1. Lahan Perkebunan
2. BUMDes
3. Lembaga Dana Bergulir
4. Pedagang dan swasta
5. Home Industri
6. Sarana produksi lainnya
2.3.2. Desa Pasir Makmur
2.3.2.1. Sejarah Desa
Tahun 1980 pemerintah pusat mengadakan program
transmigrasi yang gunanya untuk pemerataan jumlah penduduk
dan pembangunan di Indonesia pada umumnya dengan
sasaran swasembada pangan. Desa Pasir Makmur sebelumnya
bernama UPT IV SKPA yang dipimpin oleh UPT menjadi desa
binaan selama 3 tahun. Pada tahun 1983 Desa Pasir Makmur
menjadi desa definitif dengan pimpinan oleh kepala desa
yang memilihnya dengan cara demokrasi dan resmi menjadi
Desa Pasir Makmur, Kecamatan Rambah, Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Kemudian dengan adanya pemekaran wilayah,Kabupaten
Kampar terbagi dua dengan Kabupaten Rokan Hulu, dan tidak
lama berselang waktu kemudian dengan adanya pemekaran
46. 32
kecamatan, Kecamatan Rambah Samo terdiri dari empat belas
desa yang terdiri dari:
1. Desa Rambah Samo 8. Desa Sungai Salak
2. Desa Rambah Samo Barat 9. Desa Sungai Kuning
3. Desa Langkitin 10. Desa Masda Makmur
4. Desa Marga Mulya 11. Desa Lubuk Bilang
5. Desa Rambah Baru 12. Desa Teluk Aur
6. Desa Rambah Utama 13. Desa Lubuk Napal
7. Desa Karya Mulya 14. Desa Pasir Makmur
Sejak itu Desa Pasir Makmur termasuk dalam wilayah
Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu sejak tahun
2001 hingga sekarang.
2.3.2.2. Demografi
Desa Pasir Makmur merupakan salah satu desa dari Kecamatan
Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu di Provinsi Riau dengan
luas wilayah 10.250 km², dengan topografi dataran. Desa Pasir
Makmur terletak di Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten
Rokan Hulu, Provinsi Riau yang berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karya Mulya,
Kecamatan Rambah Samo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karya Mulya
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karya Mulya,
Kecamatan Rambah Samo
47. 33
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rambah Utama
dan Desa Rambah Samo Barat, Kecamatan Rambah
Samo
Luas wilayah Desa Pasir Makmur adalah 10.250 km2
di mana
99% berupa daratan, yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
untuk persawahan, perkebunan karet dan sawit serta lahan tidur,
dan 6 % (60 ha) untuk perumahan masyarakat desa.
Iklim Desa Pasir Makmur, sebagaimana desa-desa lain di
wilayah Indonesia mempuyai iklim kemarau dan penghujan.
Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola
tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Pasir Makmur,
Kecamatan Rambah Samo.
2.3.2.3. Keadaan Sosial
Penduduk Desa Pasir Makmur didominasi oleh penduduk
yang bersuku Jawa. Sehingga kearifan lokal yang lain sudah
dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Pasir Makmur.
Desa Pasir Makmur mempunyai jumlah penduduk 1.297 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki: 651 jiwa, perempuan: 646 jiwa dan
409 KK, yang terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk
Keterangan Dusun I Dusun II
Jiwa 777 520
KK 246 163
48. 34
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Pasir Makmur sebagai
berikut:
Tabel 2.10. Tingkat Pendidikan
Pra Sekolah SD SMP SMA Sarjana (S-I)
169 Orang 735 Orang 174 Orang 163 Orang 15 Orang
Desa Pasir Makmur merupakan desa pertanian, maka sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 2.11. Pekerjaan Penduduk
Petani Peternakan Pedagang
Usaha
Kecil
Pns Buruh
377 Orang 3 Orang 15 Orang 9 Orang
10
Orang
97 Orang
Penggunaan tanah di Desa Pasir Makmur sebagai besar di
peruntukan tanah pertanian sawah dan perkebunan karet dan
sawit. Selebihnya tanah kering yang merupakan bangunan.
Oleh penduduk Desa Pasir Makmur Kecamatan Rambah Samo
dipakai adalah sebagai berikut:
Tabel 2.12. Kepemilikan Ternak
Ayam/Itik Kambing Sapi Kerbau Lain-Lain
478 Ekor 42 Ekor 153 Ekor - -
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Pasir Makmur secara
garis besar sebagai berikut:
49. 35
Tabel 2.13. Sarana dan Prasarana Desa
No Sarana/Prasarana Jumlah/Volume
1 Balai desa / Kantor Desa 1 Unit
2 Pustu 1 Unit
3 Masjid 2 Unit
4 Pos Kamling 6 Unit
5 Mushola 5 Unit
6 SD Negri 016 1 Unit
7 Mesin Giling Padi 5 Unit
8 Mesin Perontok Padi 7 Unit
9 Tempat Pemakaman Umum 1 Lokasi
10 Jalan Tanah 13 KM
11 Jalan Poros / Hot Mix 5 KM
12 Sumur Gali 250 Unit
13 Mesin Handraktor 17 Unit
14 Motor Dinas Kades 1 Unit
15 Alat Prasmanan / Pesta 1 Paket
16 Alat Kesenian 3 Paket
17 Rumah Dinas sekolah 1 Unit
50. 36
2.3.2.4. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Pasir Makmur secara kasat
mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang
berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini
disebabkan mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang
berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor nonformal seperti
petani, pedagang, buruh tani, dan di sektor formal seperti PNS
pemda, honorer, guru, tenaga medis.
2.3.2.5. Kondisi Pemerintahan Desa
2.3.2.5.1. Pembagian Wilayah Desa
Pemberian Wilayah Desa Pasir Makmur dibagi menjadi 2 (dua)
Dusun, yaitu Dusun I Purwodadi dan Dusun II Kampung
Bukit. Setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian
dan perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun I, dan
setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun (Kadus).
2.3.2.5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)
Struktur Organisasi Desa Pasir Makmur Kecamatan Rambah
Samo terdiri dari Sistem Pemerintahan Desa, sistem badan
Permusyawaratan Desa, dan sistem Kelembagaan Desa.
Pemerintahan Desa Pasir Makmur meliputi antara lain:
1 (satu) orang kepala Desa
1 (satu) orang Sekretaris Desa
3 (empat) orang Kepala Urusan
51. 37
3 (tiga) orang Kepala Seksi
2 (dua) orang Kepala Dusun
Badan Permusyawaratan Desa Pasir Makmur yang meliputi
antara lain:
1 (satu) orang Ketua BPD
1 (satu) orang Wakil Ketua BPD
3 (tiga) orang Anggota BPD
1 (satu) orang Sekretaris BPD
Kelembagaan Desa yang meliputi antara lain:
a. Lembaga Pemasyarakatan Desa (LPM) yang terdiri dari
10 orang pengurus
b. Ketua Rukun Tetangga (RT) yang terdiri dari 12 orang
pengurus
c. Ketua Rukun Warga (RW) yang terdiri dari 4 orang
pengurus
d. Karang Taruna yang terdiri dari 11 orang pengurus
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahtraan Keluarga (PKK)
yang terdiri dari 35 orang pengurus
Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Pasir Makmur
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu, Nama-
Nama Perangkat Desa:
Kepala desa : Slamet Riadi
Sekretaris Desa : Irfan Setiawan
52. 38
Kepala Urusan Keuangan : Rulis Rahayu
Kepala Urusan Umum : Sri Rohmatun Wasi’ah
Kepala Urusan Perencanaan : Lusiawati
Kepala Seksi Pemerintahan : Nanda Hari Sejati
Kepala Seksi Kesejahteraan : Devi Silvia Saputri
Kepala Seksi Pelayanan : Susanto
Kepala Dusun
1. Dusun I : -
2. Dusun II : Nuryanto
Susunan Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Pasir Makmur
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu, nama-nama
anggota badan permusyawaratan desa (bpd)
Ketua : Parngadi
Wakil Ketua : Suryadi
Sekretaris : Lilik Naharin
Anggota : 1. Murni
2. Sukadi
53. 39
2.3.2.6. Potensi Desa
Potensiadalahsegalasumberdayayangadadidesayangdapatdigunakan
untuk membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh desa,
baikpotensisudahadamaupunpotensiyangbelumtergarap.Berikutini
adalah potensi yang dimiliki oleh Pasir Makmur.
a. Potensi Sumber daya Alam
1. Pertanian
2. Perkebunan Karet
3. Perkebunan Sawit
4. Peternakan
b. Potensi Sumber Daya Manusia
1. Aparatur Desa
2. BPD
3. Kelembagaan Desa
4. Kader Desa
5. Kader Posyandu
6. Kader PKK
7. Pendamping Desa
8. Tenaga Pendidik
9. Tokoh Agama dan Tokoh Adat
10. Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Perikanan,
perternakan dll
54. 40
11. Aparat Keamanan (Linmas)
12. Pemuda
13. Klub-Klub Olahraga
c. Sumber Daya Sosial
1. Majlis Ta’lim
2. Wirid Yassin
3. Guru-guru Agama (Ustadz/zah)
4. Fasilitas Pendidikan Agama
5. Masjid dan Mushalla
6. Fasilitas Pendidikan Umum
7. Peringatan Hari Besar Islam
d. Sumber Daya Ekonomi
1. Lahan Perkebunan
2. Kolam Ikan
3. BUMDes
4. Lembaga Dana Bergulir
5. Pedagang dan swasta
6. Home Industri
7. Sarana produksi lainnya
55. 41
2.3.3 Desa Tangun
2.3.3.1. Sejarah Desa
Sebelum menjadi desa secara definitif pada tahun 2009, selama 2
tahun Desa Tangun merupakan desa persiapan dari pemekaran
Desa Bangun Purba, dan berada dalam wilayah dusun III Desa
Bangun Purba. Dalam perkembangannya, pada tahun 2015,
sesuai dengan Peraturan Daerah Rokan Hulu No. 1 Tahun
2015, Desa Tangun ditetapkan sebagai desa adat.
Masyarakat Desa Tangun berada di sepanjang sungai batang
lubuh dan salah satu huta (kampung) di dalam tujuh huta
kesatuan adat Mandailing. Struktur kepengurusan huta pada
saat itu dikepalai oleh kepala suku dengan gelar Sutan Silindung
yang membawahi wilayah Tangun. Perubahan status desa dari
desa persiapan menuju desa definif Tangun adalah berdasarkan
keinginan masyarakat Desa Tangun untuk berkembang dari
Desa Bangun Purba.
Pemilihan kepala desa untuk pertama kali dilaksanakan
secara demokratis pada tahun 2009, yang diikuti oleh 2 calon
untuk masa bakti 5 tahun 2009-2014. Pemilihan Kepala Desa
kedua dilaksanakan pada tahun 2016, yang diikuti 2 calon juga
untuk masa bakti Tahun 2017-2022 Masyarakat Tangun tidak
ubahnya dengan masyarakat desa lain yang berada di sepanjang
Sungai Batang Tubuh merupakan pengikut Tuanku Tambusai
dan Tuanku Imam Bonjol yang berimigrasi dari daerah Rao
karena terjadi Perang Padri, dan menetap di sepanjang Batang
Lubuh. Dalam hal pertahanan, kearifan lokal masyarakat
56. 42
Desa Tangun masih berjalan dan dipegang teguh oleh semua
masyarakat. Budaya masyarakat Tangun yang merupakan
asimilasi antara budaya lokal dengan unsur Islam, dalam
memecahkan persoalan masyarakat masih memakai hukum
adat yang bersifat interpersonal seperti perkawinan, kelahiran,
dan lain sebagainya, yang mengatur tata cara kehidupan
bermasyarakat.
2.3.3.2. Demografi
Desa Tangun merupakan salah satu desa di Kecamatan Bangun
Purba, Kabupaten Rokan Hulu di Provinsi Riau, dengan luas
wilayah 6.800 hektar, dengan topografi daratan. Desa Tangun
terletak di Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu,
Provinsi Riau yang berbatasan dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mondang Kumango
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat
3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bangun Purba Barat
4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bangun Purba
Luas wilayah Desa Tangun terdiri dari 500 hektar pemukiman
masyarakat, 5.200 hektar lahan pertanian dan perkebunan, 664
hektar ladang/tegalan, 219 hektar hutan dan 30 hektar sisanya
merupakan fasilitas umum.
Iklim Desa Tangun, sebagaimana desa-desa lain di wilayah
Indonesia, mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam
57. 43
pada lahan pertanian yang ada di Desa Tangun, Kecamatan
Bangun Purba.
2.3.3.3. Keadaan Sosial
Desa Tangun memiliki jumlah penduduk sebesar 1.996 jiwa
yang terdiri dari 989 jiwa laki-laki dan 1.007 jiwa perempuan
dengan 472 KK, terbagi dalam 3 wilayah (dusun) dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.14. Jumlah Penduduk
Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah
Jiwa 989 1.007 1.996
KK - - 472
Tabel 2.15. Tingkat Pendidikan
Putus Sekolah SD SMP SMA Sarjana (S-I)
27 Orang 581 Orang 746 Orang 572 Orang 70 Orang
Penduduk di Desa Tangun sebagian besar memiliki mata
pencaharian sebagai petani, untuk selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 2.16. Pekerjaan Penduduk
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)
1 Petani 981
2 Pedagang 14
3 PNS 20
58. 44
4 Tukang 15
5 TNI/POLRI 1
6 Pensiunan 5
7 Supir/Angkutan 7
8 Buruh 25
9 Jasa Persewaan 4
10 Swasta 18
Penggunaan tanah di Desa Tangun sebagai besar di peruntukkan
tanah pertanian sawah dan perkebunan karet dan sawit,
sedangkan sisanya untuk tanah kering yang merupakan
bangunan, oleh penduduk Desa Tangun Kecamatan Bangun
Purba.
Tabel 2.17. Kepemilikan Ternak
Kambing Sapi Ayam Potong Itik Burung
45 Ekor 50 Ekor 3.000 Ekor 70 Ekor 50 Ekor
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Tangun Kecamatan
Bangun Purba secara garis besar adalah sebagai berikut:
2.3.3.4. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Tangun secara kasat
mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang
berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini
disebabkan mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang
59. 45
berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor nonformal seperti
petani, pedagang, buruh tani, dan di sektor formal seperti PNS
pemda, honorer, guru, tenaga medis.
2.3.3.5. Kondisi Pemerintahan Desa
2.3.3.5.1. Pembagian Wilayah Desa
Pembagian wilayah Desa Tangun terbagi menjadi 3 wilayah
(dusun) yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III, masing-masing
dusun dipimpin oleh satu orang Kepala Dusun (Kadus).
2.3.3.5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)
Struktur Organisasi Desa Tangun Kecamatan Bangun
Purba terdiri dari Sistem Pemerintahan Desa, sistem Badan
Permusyawaratan Desa, dan sistem Kelembagaan Desa.
Pemerintahan Desa Tangun yang meliputi antara lain:
Kepala Desa : 1 Orang
Sekretaris Desa : 1 Orang
Perangkat Desa (KAUR) : 4 Orang
Badan Permusyawaratan Desa Tangun yang meliputi antara
lain:
1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD): 5 Orang
Kelembagaan Desa yang meliputi antara lain:
1. LPM : 1 Kelompok
2. PKK : 1 Kelompok
60. 46
3. Posyandu : 2 Kelompok
4. Pengajian : 10 Kelompok
5. Simpan Pinjam : 3 Kelompok
6. Kelompok Tani : 2 Kelompok
7. Gapoktan : 1 Kelompok
8. Karang Taruna : 1 Kelompok
9. Ormas/LSM : 2 Kelompok
Susunan Organisasi Pemerintahan DesaTangun Kecamatan
Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu
1. Nama-nama Aparat Desa
Kepala Desa : H. Haliman
Sekretaris Desa : Yasrizal Akmal
Kepala Urusan Pemerintahan : Rina Astuti
Kepala Urusan Umum : Elza Lestari
Kepala Urusan Pembangunan : Desman
Kepala Urusan Keuangan : Jaya Nst
Kepala Dusun (3) Orang
1. Kepala Dusun I : Safar
2. Kepala Dusun Ii : Jasman
3. Kepala Dusun Iii : M. Isa
Ketua RW (06) Orang
61. 47
1. Ketua RW01 : Asmadan
2. Ketua RW02 : Marahuddin
3. Ketua RW03 : Pangihutan
4. Ketua RW04 : M. Nur Nasution
5. Ketua RW05 : Mahmud Harahap
6. Ketua RW06 : Sani Bako
Ketua RT (12) Orang
1. Ketua RT01/01 : Marjohan
2. Ketua RT02/01 : Rinto Harahap
3. Ketua RT02/02 : Tamrin
4. Ketua RT02/02 : Resky Abadi
5. Ketua RT02/03 : Sudirman
6. Ketua RT02/03 : Bustami
7. Ketua RT02/04 : Ahmad Salam
8. Ketua RT02/04 : Parlin
9. Ketua RT02/05 : Sudarmin
10. Ketua RT02/05 : Jonres
11. Ketua RT02/06 : Pendi
12. Ketua RT02/06 : Atas
62. 48
2. Susunan Organisasi Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Tangun Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten
Rokan Hulu
Ketua : Ediswan
Wakil Ketua : Andi Saputra
Sekretaris : Sabar Maulana
Anggota : 1. Mansar
2. Idam Khalid
2.3.4. Desa Sejati
2.3.4.1. Geografis
Desa Sejati merupakan salah satu desa di Kecamatan Rambah
Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, dengan luas
wilayah 7,02 km². Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan
Hulu, Provinsi Riau yang berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muara Musu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rambah Muda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rambah Hilir
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rambah Hilir
Luas wilayah Desa Sejati adalah 7,02 km². Sembilan puluh
persen berupa daratan, dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
63. 49
yang dimanfaatkan untuk persawahan, perkebunan karet dan
sawit, serta untuk perumahan masyarakat desa.
Desa Sejati, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia,
mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Musim kemarau
biasanya terjadi pada bulan Maret-Agustus dan musim hujan
terjadi pada bulan September-Maret.
2.3.4.2. Keadaan Sosial
Desa Sejati memiliki jumlah penduduk sebesar 2.758 jiwa yang
terbagi 1.482 jiwa penduduk laki-laki dan 1.276 jiwa penduduk
perempuan, dengan 481 kepala keluarga (KK), secara rinci
sebagai berikut:
Tabel 2.18. Jumlah Penduduk
Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah
Jiwa 1482 1276 2.758
KK - - 481
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sejati dengan beberapa
tingkat pendidikan sebagai berikut:
Tabel 2.19. Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1 Putus Sekolah 15
2 SD 754
3 SMP 481
64. 50
4 SMA 307
5 D-1 31
6 D-2 36
7 D-3 26
8 S-1 20
9 S-2 1
10 S-3 2
Desa Sejati merupakan desa yang terletak pada geografis daerah
lahan pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian di sektor pertanian. Selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 2.20. Pekerjaan Penduduk
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)
1. Buruh Tani 27
2. Pemilik Usaha Tani 404
3. Buruh Perkebunan 435
4. Pemilik Usaha Perkebunan 5
5. Pemilik Usaha Peternakan 15
6. Montir 4
7. Tukang Kayu 3
8. Tukang Jahit 5
9. Tukang Kue 4
65. 51
10. Karyawan Perusahaan Swasta 8
11. Karyawan Perusahaan Pemerintah 3
12. PNS 20
13. Guru Swasta 30
14. PRT 2
15. Sopir 10
16. Wiraswasta 60
17. Tidak Punya Pekerjaan Tetap 400
18. Jasa Penyewaan Peralatan Pesta 3
2.3.4.3. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Sejati secara kasat mata
terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori
miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan
mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda.
Sebagian besar di sektor nonformal, seperti buruh tani, buruh
perkebunan, hingga tidak mempunyai pekerjaan tetap dan di
sektor formal seperti PNS, TNI dan Polri.
2.3.4.4. Kondisi Pemerintahan Desa
2.3.4.4.1. Pembagian Wilayah Desa
Pembagian Wilayah Desa Sejati dibagi menjadi 2 (dua) Dusun,
yaitu Dusun I dan Dusun II, setiap dusun dipimpin oleh
seorang Kepala Dusun (Kadus).
66. 52
2.3.4.4.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)
Struktur organisasi Desa Sejati Kecamatan Rambah Hilir terdiri
dari pemerintahan desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan
kelembagaan desa.
Pemerintahan Desa Sejati antara lain:
1 (satu) orang kepala Desa
1 (satu) orang Sekretaris Desa
3 (tiga) orang Kepala Urusan
3 (tiga) orang Kepala Seksi
2 (dua) orang Kepala Dusun
Badan Permusyawaratan Desa Sejati yang meliputi antara lain:
1 (satu) orang Ketua BPD
1 (satu) orang Wakil Ketua BPD
2 (tiga) orang Anggota BPD
1 (satu) orang Sekretaris BPD
Kelembagaan Desa antara lain:
a. Lembaga Pemasyarakatan Desa (LPM) yang terdiri dari
8 orang pengurus
b. Ketua Rukun Tetangga (RT) yang terdiri dari 10 orang
pengurus
c. Ketua Rukun Warga (RW) yang terdiri dari 3 orang
pengurus
67. 53
d. Karang Taruna yang terdiri dari 7 orang pengurus
e. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) yang terdiri dari 25 orang pengurus
2.3.4.5. Potensi Desa
Potensiadalahsegalasumberdayayangadadidesayangdapatdigunakan
untuk membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh desa,
baik potensi yang sudah ada maupun potensi yang belum tergarap.
a. Potensi Sumber daya Alam
• Pertanian
•Perkebunan Kelapa
•Perkebunan Karet
•Perkebunan Sawit
•Peternakan
b. Potensi Sumber Daya Manusia
•Aparatur Desa
•BPD
•Kelembagaan Desa
•Kader Desa
•Kader Posyandu
•Kader PKK
•Pendamping Desa
68. 54
•Tenaga Pendidik
•Tokoh Agama danTokoh Adat
•Penyuluh pertanian, perkebunan, perikanan, perternakan
•Aparat keamanan (Linmas)
•Pemuda
c. Sumber Daya Sosial
•Majlis Ta’lim
•Wirid Yassin
•Guru-guru Agama (Ustadz/zah)
•Fasilitas Pendidikan Agama
•Masjid dan Mushalla
•Fasilitas Pendidikan Umum
•Peringatan Hari Besar Islam
d. Sumber Daya Ekonomi
•Lahan Perkebunan
•Kolam ikan
•BUMDes
•Lembaga Dana Bergulir
•Pedagang dan swasta
•Home Industri
•Sarana produksi lainnya
69. 55
2.3.5. Desa Rambah Tengah Utara
2.3.5.1. Sejarah Desa
Desa Rambah Tengah Utara merupakan salah satu desa yang
ada di Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau Indonesia. Berdasarkan sejarah, nama Rambah terbentuk
karena pada masa penjajahan Belanda di Kabupaten Rokan
Hulu terdapat 5 kerajaan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai
ibu negerinya Dalu-dalu, Kerajaan Rambah ibu negerinya Pasir
Pengaraian, Kerajaan Kepenuhan ibu negerinya Koto Tongah,
Kerajaan Rokan IV Koto ibu negerinya Rokan, Kerajaan Kunto
Darussalam ibu negerinya Koto Lamo.
Berawal dari situlah terbentuknya nama Rambah, karena
pada masa penjajahan dahulu ada sebuah Kerajaan Rambah
yang berdomisili di Kabupaten Rokan Hulu, dengan ibu kotanya
Pasir Pengaraian. Kemudian dengan adanya pemekaran wilayah,
Kabupaten Kampar terbagi dua dengan Kabupaten Rokan
Hulu dan tidak lama berselang, dengan adanya pemekaran
kecamatan, Kecamatan Rambah terdiri dari empat belas desa
yang terdiri dari:
1. Kelurahan Pasir Pengaraian 8. Desa Sialang Jaya
2. Desa Rambah Tengah Utara 9. Desa Tanjung Belit
3. Desa Rambah Tengah Hilir 10. Desa Babussalam
4. Desa Rambah Tengah Hulu 11. Desa Pematang Berangan
5. Desa Rambah Tengah Barat 12. Desa Suka Maju
6. Desa Menaming 13. Desa Koto Tinggi
70. 56
7. Desa Pasir Baru 14. Desa Pasir Maju
Sejak itulah Desa Rambah Tengah Utara termasuk dalam wilayah
Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu sejak tahun 1977
hingga sekarang.
2.3.5.2. Demografi
Desa Rambah Tengah Utara merupakan salah satu desa dari
Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, di Provinsi Riau
dengan luas wilayah 15,58 km2
, lahan terdiri dari permukiman,
fasilitas umum, sekolah, perkebunan, hutan dan perikanan.
Desa Rambah Tengah Utara terletak di Kecamatan Rambah,
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau yang berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasir Utama,
Desa Pasir Agung dan Desa Pematang Berangan
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang
Berangan
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Babussalam
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Babussalam,
Desa Tanjung Belit dan Desa Pasir Agung
Luas wilayah Desa Rambah Tengah Utara adalah 15,58 km2
,
% berupa daratan, yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian,
untuk perladangan, perkebunan karet dan sawit serta untuk
perumahan masyarakat.
Iklim Desa Rambah Tengah Utara, sebagaimana desa-
desa lain di wilayah Indonesia, mempuyai iklim kemarau dan
penghujan, hal tersebut mempuyai pengaruh langsung terhadap
71. 57
pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Rambah
Tengah Utara, Kecamatan Rambah.
2.3.5.3. Keadaan Sosial
Penduduk Desa Rambah Tengah Utara didominasi oleh
penduduk bersuku Melayu, sehingga kearifan lokal yang lain
sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Rambah
Tengah Utara. Desa Rambah Tengah Utara mempuyai jumlah
penduduk 3.469 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1.766 jiwa,
perempuan 1.703 jiwa dan 1.134 KK, yang terbagi dalam 2 (dua)
wilayah Dusun, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 2.21. Jumlah Penduduk
Keterangan Laki-laki (orang) Perempuan (orang)
Jumlah
Jiwa 1.766 1.703
3.469
KK - -
1.134
Kepadatan
(jiwa/Km2)
- -
222
Berikut ini akan dijelaskan tentang jenis sekolah, jumlah
pengajar, dan siswa sekolah di Desa Rambah Tengah Utara
sebagai berikut:
72. 58
Tabel 2.22. Pengajar dan Siswa Sekolah
Tingkatan/Jenis
Sekolah
Jumlah Pengajar (orang) Jumlah Siswa (orang)
TK 17 172
SD 62 792
SMP 17 45
Desa Rambah Tengah Utara merupakan desa pertanian, maka
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
wiraswasta dan pertanian. Berikut ini gambaran tentang
pekerjaan penduduk Desa Rambah Tengah Utara:
Tabel 2.23. Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah (orang)
PNS 171 100 271
Wiraswasta/
Pertanian
652 120 772
Belum Bekerja 538 500 1.038
Ibu Rumah Tangga - 1.134 1.134
Jumlah Total (orang) 1.361 1.854 3.215
Penggunaan tanah di Desa Rambah Tengah Utara sebagai besar
diperuntukkan tanah pertanian sawah/ladang dan perkebunan
karet dan sawit, sedangkan sisanya untuk tanah kering yang
73. 59
merupakan bangunan penduduk, berikut merupakan tataguna
lahan di Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan Rambah:
Tabel 2.24. Tataguna Lahan
No Tataguna Lahan Luas Wilayah (Ha)
1 Sawah 21
2 Tegal/Ladang 578
3 Pemukiman 98
4 Pekarangan 35
5 Tanah Rawa 28
6 Situ/Waduk 2
7 Perkebunan 736
8 Tanah Kas Desa 5
9 Fasilitas Umum 28
10 Hutan 27
Jumlah Luas Wilayah 1.558
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Rambah Tengah
Utara secara garis besar adalah sebagai berikut:
74. 60
Tabel 2.25. Sarana dan Prasarana Desa
No Sarana/prasarana Jumlah/volume
1 Balai desa / Kantor Desa 1 Unit
2 Rumas Sakit Umum 1 Unit
3 Apotik 8 Unit
4 Posyandu 3 Unit
5 Kantor Praktek Dokter 3 Unit
6 SMP 1 Gedung
7 SD 3 Gedung
8 TK 4 Gedung
9 Sarana dan Prasarana Pendidikan 1 Gedung
10 Masjid 4 Unit
11 Mushola 3 Unit
12 Sumur Gali 695 Unit
13 Tangki Air Bersih 74 Unit
14 MCK Umum 2 Unit
15 Lapangan Sepak Bola 2 Unit
16 Lapangan Bulu Tangkis 3 Unit
17 Lapangan Voli 2 Unit
75. 61
2.3.5.4. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Rambah Tengah Utara secara
kasat mata terlihat jelas perbedaan antara rumah tangga yang
berkategori miskin, sangat miskin, sedang, dan kaya. Hal ini
disebabkan mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang
berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor nonformal seperti
petani, pedagang, buruh tani, dan di sektor formal seperti ASN
dan sebagainya.
2.3.5.5. Kondisi Pemerintahan Desa
2.3.5.5.1. Pembagian Wilayah Desa
Pembagian Wilayah Desa Rambah Tengah Utara dibagi menjadi
3 (tiga) Dusun, yaitu Dusun I (satu), Dusun II (dua) dan Dusun
III (tiga), setiap dusun ada yang mempuyai wilayah pertanian
dan perkebunan, dan setiap dusun dipimpin oleh seorang
Kepala Dusun (Kadus).
2.3.5.5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)
Struktur Organisasi Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan
Rambah terdiri dari Sistem Pemerintahan Desa, sistem Badan
Permusyawaratan Desa, dan sistem Kelembagaan Desa.
Pemerintahan Desa Rambah Tengah Utara:
1 (satu) orang kepala Desa
1 (satu) orang Sekretaris Desa
1 (satu) orang Bendahara Desa
76. 62
4 (empat) orang Kepala Urusan
3 (tiga) orang Kepala Dusun
Badan Permusyawaratan Desa Rambah Tengah Utara:
1 (satu) orang Ketua BPD
1 (satu) orang Wakil Ketua BPD
1 (satu) orang Bendahara BPD
3 (tiga) orang Anggota BPD
Kelembagaan Desa yang meliputi antara lain:
a. Lembaga Pemasyarakatan Desa (LPMD) yang terdiri
dari 13 orang pengurus
b. Ketua Rukun Tetangga ( RT ) yang terdiri dari 17 orang
pengurus
c. Ketua Rukun Warga ( RW ) yang terdiri dari 6 orang
pengurus
d. Karang Taruna yang terdiri dari 7 orang pengurus
e. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahtraan Keluarga (
PKK ) yang terdiri dari 30 orang pengurus
f. Lembaga Adat yang terdiri dari 13 orang pengurus
g. Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang terdiri dari 6
orang pengurus
77. 63
Tabel 2.26. Jenis Kelembagaan dan Jumlah Pengurus di Desa Rambah
Tengah Utara
Jenis Lembaga Jumlah
Pengurus
(orang)
Jenis Kegiatan
LPMD/LPMK 1 13 1
PKK 1 30 4
Rukun Warga (RW) 6 6 1
Rukun Tetangga (RT) 17 17 1
Karang Taruna 1 7 1
Lembaga Adat 1 13 1
Badan Usaha Milik Desa 1 6 1
Jumlah 28 92 10
79. 65
BAB III
PENGGUNAAN DAN MANFAAT DANA DESA
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa
yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah kabupaten/kota, dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Landasan Hukum dan Ketentuan Umum dalam Prioritas
Penggunan Dana Desa tahun 2018 tertuang dalam Permendesa
No. 19 tahun 2017.
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 19 Tahun
2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2018, disebutkan alasan terbitnya Permendesa tentang
Prioritas Penggunan Dana Desa tahun 2018 ini, yaitu untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah
No.22Tahun2015tentangPerubahanatasPeraturanPemerintah
No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2018.
80. 66
Pasal 21
1. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi menetapkan prioritas penggunaan Dana
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran.
2. Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilengkapi dengan pedoman umum
pelaksanaan penggunaan Dana Desa.
3. Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional, Menteri, Menteri Dalam Negeri, dan menteri
teknis/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian.
Selanjutnya Penetapan Peraturan Menteri tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa tahun tersebut harus ditindaklanjuti
dengan penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan yang didanai
dari Dana Dana Desa oleh bupati/walikota di tingkat kabupaten
dan kota. Pasal 22, Bupati/walikota dapat membuat pedoman
teknis kegiatan yang didanai dari Dana Desa sesuai pedoman
umum kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2).
Permendesa No. 19 tahun 2017 tentang Prioritas Penggunan
Dana Desa tahun 2018 Landasan Hukum Permendesa No. 19
tahun 2017 tentang Prioritas Penggunan Dana Desa tahun 2018:
81. 67
1. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No. 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
No. 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
No. 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 5717);
3. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
No. 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 5558) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 No. 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 5864);
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi No. 6 Tahun 2015 tentang Organisasi
82. 68
Kementerian dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 No. 463);
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi No. 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa
Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 No. 300);
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 49/PMK 07/2016
tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 No. 478);
Ketentuan-ketentuan Umum dalam Permendesa No. 19 tahun
2017 tentang Prioritas Penggunan Dana Desa tahun 2018. Dalam
Permendesa No. 19 tahun 2017 tentang Prioritas Penggunan
Dana Desa tahun 2018, yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
83. 69
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul adalah hak yang
merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa
atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
4. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan
efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
84. 70
8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
9. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya
disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang
selanjutnya disebut RPJM Desa adalah dokumen
perencanaan Desa untuk periode 6 (enam) tahun.
12. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut
RKP Desa adalah dokumen perencanaan Desa untuk
periode 1 (satu) tahun.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
85. 71
14. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan
yang didahulukan dan diutamakan daripada pilihan
kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan Dana Desa.
15. Tipologi Desa adalah merupakan fakta, karakteristik dan
kondisi nyata yang khas keadaan terkini di Desa maupun
keadaan yang berubah berkembang dan diharapkan terjadi
di masa depan (visi Desa).
16. Desa Mandiri adalah Desa maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa dengan ketahanan ekonomi, dan ketahanan
ekologi secara berkelanjutan.
17. Desa Maju adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya
sosial, ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas
hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan.
18. Desa Berkembang adalah Desa potensial menjadi Desa
Maju, yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi,
dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas
hidup manusia dan menanggulangi kemiskinan.
19. Desa Tertinggal adalah Desa yang memiliki potensi sumber
daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau kurang
mengelolanya dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup manusia serta mengalami
kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
86. 72
20. Desa Sangat Tertinggal adalah Desa yang mengalami
kerentanan karena masalah bencana alam, goncangan
ekonomi, dan konflik sosial sehingga tidak berkemampuan
mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi,
serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
21. Produk Unggulan Desa dan Produk Unggulan Kawasan
Perdesaan adalah upaya membentuk, memperkuat dan
memperluas usaha-usaha ekonomi yang difokuskan pada
satu produk unggulan di wilayah Desa atau di wilayah antar-
Desa yang dikelola melalui kerja sama antar Desa.
22. J aring Komunitas Wira Desa adalah suatu upaya
mengarusutamakan penguatan kapasitas dan kapabilitas
manusia sebagai intisari pembangunan Desa sehingga
masyarakat Desa menjadi subjek yang berdaulat atas pilihan-
pilihan yang diputuskan secara mandiri.
23. Lumbung Ekonomi Desa adalah upaya mengoptimalkan
sumber daya Desa secara mandiri dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan Desa.
24. Lingkar Budaya Desa adalah proses pembangunan Desa
sebagai bagian dari kerja budaya swadaya, gotong royong
yang berdasarkan pada semangat kebersamaan, persaudaraan
dan kesadaran melakukan perubahan dengan berdasarkan
pada nilai, norma, dan semangat Pancasila.
25. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan
87. 73
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya
disebutUUDesa)memandatkanDesaadalahkesatuanmasyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum, menggambarkan
bahwa desa merupakan subjek hukum. Posisi desa sebagai
subjek hukum menjadikan desa memiliki hak dan kewajiban
terhadap aset/sumber daya yang menjadi miliknya. Karenanya,
Dana Desa sebagai bagian pendapatan desa pada dasarnya
merupakan milik desa, sehingga penetapan penggunaan Dana
Desa merupakan kewenangan desa. Namun demikian, UU Desa
juga memandatkan bahwa desa berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat.
Kewenangan desa untuk mengatur dan mengurus dimaksud
menggambarkan desa sebagai unit pemerintahan. Kewenangan
desa diatur berdasarkan aturan hukum yang ditetapkan,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
daripada Peraturan Desa.
Berjalannya penggabungan fungsi desa sebagai subjek hukum
dan desa sebagai unit pemerintahan dapat dipastikan apabila
kewenangan desa sudah dipastikan terlebih dahulu. Lebih-lebih
dalam Pasal 5 UU Desa disebutkan bahwa desa berkedudukan
88. 74
di wilayah Kabupaten/Kota.Pengaturan Pasal 5 UU Desa ini
memastikan bahwa desa merupakan komunitas yang memiliki
keberadaan yang unik dan berbeda mengikuti sejarah desa itu
sendiri. Tata kelola desa yang satu dengan desa lainnya berbeda-
beda karena desa sejatinya komunitas yang unik/khas.
Desa dimandatkan oleh UU Desa untuk dikelola secara
demokratis dan berkeadilan sosial. Masyarakat desa secara
demokratis memilih Kepala Desa dan anggota BPD yang
selanjutnya akan bertanggung jawab dalam mengelola
pemerintahan desa. Kepala desa menjadi pimpinan pemerintah
desa, sedangkan BPD menjadi lembaga penyeimbang bagi kepala
desa dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan urusan masyarakat. UU Desa juga memandatkan bahwa
terkait hal-hal strategis di desa, harus dibahas dan disepakati
dalam musyawarah desa yang diselenggarakan oleh BPD.
Hasil musyawarah desa wajib dipedomani oleh kepala desa
untuk merumuskan kebijakan Pemerintah Desa. UU Desa
memandatkan penggabungan demokrasi perwakilan yang
diwujudkan melalui pemilihan kepala desa dan pemilihan
anggota BPD dengan demokrasi musyawarah mufakat yang
diwujudkan dengan penyelenggaraan musyawarah desa.
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dikelola
berdasarkan tata kelola desa yang demokratis dan berkeadilan
sosial. Karenanya, penetapan prioritas penggunaan Dana Desa
akan dilaksanakan secara terbuka, partisipatif, dan memberi
manfaat bagi masyarakat desa dengan syarat kepala desa, BPD
dan seluruh masyarakat desa berhasil menghadirkan tata kelola
desa yang demokratis dan berkeadilan sosial.
89. 75
Pedoman umum penetapan prioritas penggunaan
Dana Desa 2017 sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Desa untuk
mengelola penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dengan
berdasarkan tata kelola desa yang demokratis dan berkeadilan
sosial. Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah:
1. Prioritas Berdasarkan Kemanfaatan artinya Penggunaan
Dana Desa harus memberikan manfaat yang sebesar
besarnya dengan memprioritaskan kegiatan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat
mendesak untuk dilaksanakan, serta lebih dibutuhkan dan
berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar
masyarakat desa
2. Prioritas Berdasarkan Partisipasi Masyarakat, artinya
mengikutsertakan masyarakat desa dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan desa
3. P rioritas Berdasarkan Keberlanjutan, artinya memastikan
bahwa kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa
harus memiliki rencana pengelolaan dalam pemanfaatannya,
pemeliharaan, perawatan, dan pelestariannya
4. Prioritas Berdasarkan Kepastian adanya Pengawasan, artinya
masyarakat desa harus memiliki peluang sebesar-besarnya
untuk mengawasi penggunaan Dana Desa.
Berikut ini akan dijelaskan tentang penggunaan dan manfaat
Dana Desa di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, pada
90. 76
lima desa, yaitu Desa Tambusai Timur, Desa Pasir Makmur,
Desa Tangun, Desa Rambah Tengah Utara, dan Desa Sejati.
3.1. Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di Desa
Tambusai Timur
3.1.1. Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang
Pembangunan
Prioritas berdasarkan sumber daya dan tipologi desa, artinya
pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam
desa dengan mengutamakan mekanisme swakelola, swadaya,
dan gotong royong masyarakat. Perencanaan kegiatan desa dapat
mempertimbangkan tipologi desa. Tipologi desa merupakan
fakta, karakteristik dan kondisi nyata yang khas, keadaan
terkini di desa, maupun keadaan yang berubah, berkembang,
dan diharapkan akan terjadi di masa depan. Untuk mengetahui
penggunaan Dana Desa dari tahun 2015-2018 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Penggunaan Dana Desa menurut Bidang Pembangunan Desa
(Jutaan)
No
Kriteria
Desa
Realisasi Tahun
2015 2016 2017 2018
Rp % Rp % Rp % Rp %
1
Pemerintaha
n desa
2
Pembangun
an desa
290.228.00
0
93,55
481.429.45
0
87,78
1.125.914.83
5
94,60
1.215.333.30
6
95,56
3
Pembinaan
Masyarakat
4
Pemberdaya
an
Masyarakat
20.000.000 6,45 67.000.000 12,22 64.329.000 5,40 56.416.694 4,44
Jumlah
310.228.00
0
100,00 548.429.45
0
100,00 1.190.243.83
5
100,0
0
1.271.750.00
0
100,0
0
91. 77
Tabel memperlihatkan bahwa perkembangan penggunaan
Dana Desa dari tahun 2015-2018 mengalami peningkatan, hal
menyatakan bahwa dalam pengelolaan Dana Desa sudah mulai
menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang bukan hanya
sarana fisik tapi juga sumber daya manusia.
3.1.2. Penggunaan Dana Desa untuk Pengembangan
Lembaga Ekonomi Desa di Tambusai Timur
Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui
penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan, dengan mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan dan kegotongroyongan, guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
Lebih lanjut, UU 6/2014 Pasal 87 UU menyatakan bahwa
BUMDes dapat dibentuk oleh Pemerintah Desa yang dikelola
dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan untuk
mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan
perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga
ekonomi resmi desa belum berhasil mewadahi aspirasi dan
melibatkan kelompok miskin dan rentan dalam kegiatannya.
Sedangkan lembaga ekonomi lokal lain yang menjadi bagian
dari masyarakat miskin dan rentan, seperti lumbung pangan
92. 78
dan koperasi tak, mendapat ruang yang cukup dalam tata
rencana pembangunan desa. Padahal lembaga ekonomi lokal ini
bisa menjadi saluran bagi tersampaikannya aspirasi masyarakat
miskin dan rentan, dan memastikan terpenuhinya kebutuhan
mereka dalam pembangunan desa.
Penting menciptakan tata kelola lembaga ekonomi desa
yang demokratis, di mana masyarakat miskin dan kelompok
rentan dapat ambil peran dalam pembangunan desa. Tata
kelola lembaga ekonomi yang demokratis akan mampu
mengakomodasi semua kepentingan masyarakat, termasuk
masyarakat miskin dan kelompok rentan. Ini juga akan
berkontribusi terhadap upaya pengurangan ketimpangan sosial-
ekonomi yang terjadi di perdesaan sehingga sumber-sumber
penghidupan tidak hanya dikuasai oleh kelompok menengah
ke atas saja.
Dengan adanya Dana Desa bisa diupayakan untuk
meningkatkan partisipasi kelompok terpinggirkan dalam
proses perencanaan desa melalui lembaga ekonomi lokal
dan mendorong peningkatan nilai kemanfaatan lembaga
tersebut bagi kelompok miskin dan terpinggirkan di Desa
TambusaiTimur.
Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Desa
Tambusai Timur, Kecamatan Tambusai memaksimalkan
eksistensi dan potensi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
Amanah.
BUMDes Amanah berdiri pada tanggal 15 Maret 2013,
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Tambusai Timur.
93. 79
Saat masih bernama UED SP Amanah yang merupakan Prorgam
Pemberdayaan Desa (PPD), Pemerintah Kabupaten Rohul
mengalokasi anggaran tahun 2009 dengan dana awal sebesar R
270.000.000. Pada Desember 2016 telah memberikan pinjaman
kepada 410 orang yang mengelola berbagai jenis usaha, sehingga
perkembangan BUMDes Amanah ini per Desember 2017
sebesar Rp2.605.900.000. Total laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU)
BUMDes Amanah ini dapat menyumbangkan Pendapatan Asli
Desa (PASDes) sebesar Rp3.236.000, dan untuk pembagian Dana
Sosial Rp5.664.000 dengan rincian Anak Yatim Rp1.260.000
untuk 21 orang, Fakir Miskin Rp1.000.000 diberikan untuk
lima kaum fakir miskin dalam bentuk hewan peliharaan ayam,
Bantuan Masjid untuk 4 (empat) dusun Rp2.804.000, untuk
santunan kemalangan Rp300.000, dan bantuan kegiatan
pemuda Rp300.000.
Diharapkan BUMDes Amanah ini dapat berjalan lebih
baik lagi ke depannya, bagi masyarakat sebagai pemanfaat
dimohon untuk membayarkan tepat waktu agar tidak diberikan
sanksi, karena ini untuk kepentingan kita bersama, begitu juga
pengelola BUMDes Amanah ini harus transaparan dan jujur
antarsesama pengelola dan masyarakat, karena ini sebagai tolak
ukur perjalanan BUMDes ke depannya. pPndapatan BUMDes
Amanah tahun 2017 mengalami penurun, selain disebabkan
tunggakan dari pemanfaat, juga disebabkan faktor harga
komoditi hasil pertanian masyarakat turun, Tapi ke depannya,
Pemerintah Desa Tambusai Timur akan selalu berinovasi untuk
membuat unit usaha baru sebagai eksistensi BUMDes Amanah
dalam menopang perekonomian masyarakat.
94. 80
Tahun 2018 ini, akan memaksimalkan BUMDes Amanah
dengan melakukan terobosan-terobosan dengan membuat
unit usaha baru dengan adanya penyertaan modal lewat Dana
Desa (DD). Pemerintah meminta BUMDes sebagai distributor,
termasuk nantinya akan mengembangkan jenis usaha yang ada
dalam BUMDes Amanah ini.
Eksistensi BUMDes Amanah sebagai bentuk konsolidasi
atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa dan
merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan
berbagai ragam jenis potensi, bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui ...
BUMDes sebagai upaya menampung seluruh kegiatan
di bidang ekonomi ini dengan harapan dapat meningkatkan
perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat
untuk kesejahteraan masyarakat desa, meningkatkan usaha
masyarakat dalam pengelolaaan potensi ekonomi desa, serta
mengembangkan rencana kerjasama usaha antardesa atau pihak
ketiga.
3.1.3. Penggunaan Dana Desa untuk Keluarga Prasejah-
tera dan Prasejahtera I
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)
dijangkakan mampu mendorong pembangunan yang lebih
partisipatif dan menciptakan sistem ekonomi-politik yang lebih
demokratis di tingkat lokal. Namun, hingga kini, harapan itu
masih belum terwujud sebab partisipasi dan kontrol masyarakat
miskin dan kelompok rentan dalam proses pembangunan dan
tata kelola ekonomi desa masih rendah.
95. 81
Rendahnya keterlibatan masyarakat miskin dan rentan yang
berpengaruh pada mandeknya upaya pemerataan pembangunan
di desa, turut pula dipicu oleh lemahnya kapasitas dan tata
kelola lembaga ekonomi di desa. Keluarga Prasejahtera
memperoleh manfaat langsung dari Dana Desa melalui insentif
kader Posyandu, pemberdayaan PKK, pelatihan kelompok tani
dan penyuluhan kesehatan. Program-program pemberdayaan
tersebut memberikan manfaat bagi keluarga Prasejahtera
yang memiliki balita, ibu hamil dan menyusui, ibu-ibu yang
memerlukan tambahan keterampilan, dan mereka yang berkerja
di sektor pertanian.
Selain itu program padat karya, pelaksanaannya dilakukan
dengan prinsip swakelola dan ditujukan untuk meningkatkan
daya beli masyarakat desa yang secara ekonomi masuk dalam
kelompok masyarakat miskin. Prinsip swakelola menekankan
pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan secara mandiri
oleh desa. Berikut menyerap aspirasi sebanyak-banyaknya
tenaga kerja setempat, dan minimal 30% Dana Desa di bidang
pembangunan digunakan untuk pembayaran upah. Selain itu
mengoptimalkan bahan baku lokal. Sementara untuk sasaran
program padat karya tunai adalah rumah tangga miskin,
penerima PKH, dan setiap anggota masyarakat yang tidak
mempunyai pekerjaan dan atau sedang mencari pekerjaan.
Pemanfaatan Dana Desa melalui skema cash for work
diharapkan menjadi solusi untuk mempercepat penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat.
96. 82
Dana Desa berperan strategis untuk pemerataan
pembangunan di wilayahnya. Dana Desa memprioritaskan
tenaga kerja dari Desa Tambusai Timur, bahan baku, dan
swakelola. Program Padat Karya Tunai (PKT) membawa dampak
perluasan tenaga kerja.
Jenis kegiatan usaha di Desa Tambusai Timur di dalam
peningkatan prasarana bersifat padat karya. Melalui program
Padat Karya Tunai (PKT), jumlah pengangguran di desa akan
berkurang. Program PKT yang sudah berhasil di antaranya
pembuatan jalan antardusun di Desa Tambusai Timur.
Kegiatan lainnya yang dilakukan dalam bentuk padat karya,
seperti pembangunan drainase, gorong-gorong, semenisasi jalan,
penimbunan, dan perkerasan jalan.
Tabel 3.2. Penggunaan Dana Desa secara langsung
Kegiatan Pembangunan Pagar Kuburan / Makam 51,286,000
Kegiatan Pembangunan Sarana Sanitasi dan Kebersihan
Lingkungan
233,298,320
Kegiatan Pembangunan Jalan Desa 437,574,084
Kegiatan Pembangunan Gapura dan Tanda Batas Desa 4,559,000
Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Fisik Kantor 168,927,431
Kegiatan Pembangunan Turap Jalan Desa 230,270,000
Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan/PKK 15,000,000
97. 83
Kegiatan Pembinaan Kader Posyandu 5,000,000
Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani dan Nelayan 10,087,000
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Lembaga Masyarakat 10,087,000
Pemberdayaan Lembaga Kerapatan Adat (LKA) 10,000,000
Kegiatan Penanggulangan Bencana Alam 14,155,000
3.1.4. Kontribusi Dana Desa terhadap Perubahan Status
Desa Tambusai Timur menurut Dimensi IDM
Parameter penentuan status IDM adalah 1) Dimensi Ketahanan
Sosial (Sarana Kesehatan, Sarana Pendidikan, Modal Sosial,
Pemukiman), 2) Dimensi Ketahanan Ekonomi (Ekonomi), dan
3) Dimensi ketahanan Ekologi/Lingkungan (Ekologi). Desa
Tambusai Timur merupakan desa yang mengalami penurunan
setatus dari Tertinggal pada tahun 2014 menjadi Sangat
Tertinggal. Untuk mengetahui peranan Dana Desa dalam
parameter penentuan status desa dapat dilihat pada pembahasan
tabel berikut.
105. 91
3.2. Penggunaan dan Manfaat Dana Desa di Desa Pasir
Makmur
Penggunaan Dana Desa di Desa Pasir Makmur pada awalnya
(tahun 2015) seluruhnya untuk kegiatan pembangunan desa.
Belum dipahaminya pemanfaatan dan masih lemahnya
perencanaan menyebabkan program-program lain belum
berjalan. Kegiatan yang dijalankan seperti lanjutan Program
PNPM Mandiri dengan kegiatan utama berupa pembangunan
gorong-gorong, pengerasan jalan lingkungan menggunakan pasir
dan kerikil. Bahkan Dana Desa dimanfaatkan untuk hal yang
tidak ada disebutkan dalam petunjuk, seperti pembangunan
pagar kantor desa.
Tabel 3.4. Penggunaan Dana Desa menurut Bidang Pembangunan Desa
(Jutaan)
Pemanfaatan Dana Desa di tahun pertama juga jauh dari upaya
penyerapan tenaga kerja tempatan melalui program padat karya.
Untuk kegiatan pengerasan jalan, pihak desa menyewa alat berat
greder dan mesin bomag (vibro), artinya kurang memanfaatkan
potensi tenaga kerja yang ada.
No Kriteria Desa
Realisasi Tahun
2015 2016 2017 2018
Rp % Rp % Rp % Rp %
1 Pemerintahan desa
2 Pembangunan desa 272.746.600 100,00 596.003.000 100,00 717.495.600 99,23 667.340.000 98,15
3
Pembinaan
Masyarakat
4
Pemberdayaan
Masyarakat
5.573.400 0,67 12.549.000 1,85
Jumlah 272.746.600 100,00 596.003.000 100,00 723.069.000 100 679.889.000 100,00