Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan, saya sarankan beberapa hal:1. Perlu ada upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, misalnya melalui peningkatan mutu benih, penggunaan pupuk yang tepat, pengendalian hama secara terintegrasi, dan mekanisasi proses panen. Ini dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. 2. Perlu ada kemitraan antara petani dengan pengepul
Dokumen tersebut membahas tentang keadaan umum lokasi praktikum di Desa Sri Kuncoro. Desa ini terletak di Kabupaten Bengkulu Tengah dan memiliki luas wilayah 565 Ha. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, khususnya bercocok tanam padi. Dokumen juga menjelaskan sarana dan prasarana yang ada di desa tersebut serta keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur, pendidikan, dan
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
More Related Content
Similar to Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan, saya sarankan beberapa hal:1. Perlu ada upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, misalnya melalui peningkatan mutu benih, penggunaan pupuk yang tepat, pengendalian hama secara terintegrasi, dan mekanisasi proses panen. Ini dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. 2. Perlu ada kemitraan antara petani dengan pengepul
Similar to Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan, saya sarankan beberapa hal:1. Perlu ada upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, misalnya melalui peningkatan mutu benih, penggunaan pupuk yang tepat, pengendalian hama secara terintegrasi, dan mekanisasi proses panen. Ini dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. 2. Perlu ada kemitraan antara petani dengan pengepul (20)
Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan, saya sarankan beberapa hal:1. Perlu ada upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, misalnya melalui peningkatan mutu benih, penggunaan pupuk yang tepat, pengendalian hama secara terintegrasi, dan mekanisasi proses panen. Ini dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. 2. Perlu ada kemitraan antara petani dengan pengepul
1. BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM
4.1 Letak dan Keadaan Wilayah
Desa Sri Kuncoro merupakan salah satu desa di Kecamatan Pondok Kelapa yang berada
dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah. Desa Sri Kuncoro memiliki luas wilayah 565 Ha
terletak 5 kilometer dari Kota Kecamatan,15 kilometer dari Kota Kabupaten serta 20 kilometer
dari Provinsi.
Secara administrasi Desa Sri Kuncoro termasuk ke dalam Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pekik Nyaring
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Perdana
3. Sebelah Utara berbatsan dengan Desa Panca Mukti
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Madya
4.2 Luas Lahan dan Penggunaan
Desa Sri Kuncoro merupakan salah satu Desa dari Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten
Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.Luas wilayah Desa Sri Kuncoro adalah 565 Ha dimana 45
% Berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit,20% daratan di desa Sri Kuncoro
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Di
Desa Sri Kuncoro kegiatan pertanian dan perternakan yang dikembangkan dengan baik dapat
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat terutama masyarakat.Di Desa Sri Kuncoro
tanaman padi paling banyak ditanami.
2. 4.3 Keadaan Penduduk
keadaan penduduk di Desa Sri Kuncoro dikategorikan sebagai kelompok masyarakat
sejahtera.Hal ini karena sebagian besar masyarakat Desa Sri Kuncoro berprofesi sebagai petani.
Dimana profesi tersebut sangat menguntungkan.Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah Desa Sri Kuncoro mempunyai jumlah penduduk 1.769 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki; 923 jiwa, perempuan 846 orang dan 540 KK.
4.3.1 Berdasarkan Kelompok Umur
Umur pada masyarakat terutama masyarakat desa dapat menentukan individu yang masih
produktif atau tidak, yang masih bergantung ataupun sudah mandiri. Keadaan umur penduduk di
pedesaan sangat bervariasi dan umumnya individu dengan usia tua masih bisa produktif di
bidang pertanian.
Tabel 1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Usia (Tahun)
Jenis Kelamin
L P
1 0 – 4 39 36
2 5 – 9 92 88
3 10 – 14 84 75
4 15 – 19 76 60
5 20 – 24 71 60
6 25 – 29 77 87
7 30 – 34 83 81
8 35 – 39 71 70
9 40 – 44 73 48
10 45 – 49 50 55
11 50 – 54 62 69
12 55 – 59 46 28
13 60 – 64 41 24
3. 14 65 – 69 15 15
15 70 – 74 9 16
16 75 34 34
Jumlah 923 846
Sumber : Data Sekunder Desa Sri Kuncoro tahun 2019
4.1.2 Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan
tonggak kemajuan desa. Tingkat pendidikan suatu desa yang tinggi tentu dapat menaikkan
derajat desa tersebut. Penduduk yang berpendidikan tinggi dapat berpikir lebih kritis dan
rasional, sehingga diharapkan ketika sudah sukses nanti dapat memberikan kontribusinya bagi
kemajuan desa.
Tabel 2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Warga (Orang)
1 Tidak Sekolah 58
2 Pra-Sekolah 297
3 SD 232
4 SLTP 265
5 SLTA 180
6 Diploma/S1 20
Sumber : Data Sekunder Desa Sri Kuncoro tahun 2019
4. 4.1.3 Berdasarkan Mata Pencaharian
Variasi jenis pekerjaan dapat menjadi tolak ukur kesejahteraan penduduk di suatu
wilayah. Jumlah pekerjaan yang tinggi menimbulkan peluang untuk bekerja juga tinggi, sehingga
dapat mengurangi angka pengangguran. Jenis pekerjaan di desa umumnya sangat bervariasi dan
sebagian besar berada pada bidang pertanian, baik itu menjadi buruh, petani, pedagang pertanian,
dan lain-lain.
Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah Warga (Orang)
1 Buruh 795
2 Petani 668
3 Peternak 31
4 Jasa/Keterampilan 15
5 Pedagang 26
6 Honorer/Kontrak 16
7 PNS 9
8 Swasta 8
Sumber : Data Sekunder Desa Sri Kuncoro tahun 2019
4.4 Sarana dan Prasarana Perekonomian
Perkembangan Ekonomi suatu wilayah selain dapat diukur dengan indikator
perekonomian juga dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana perekonomian yang
ada pada wilayah tersebut.Pengembangan sarana dan prasarana yang memadai sangat
menentukan dalam pengembangan suatu wilayah. Ketersediaan sarana dan prasarana pada suatu
wilayah akan mendukung jalannya suatu pengembangan daerah baik ekonomi maupun sosial
5. Tabel 4. Sarana dan Prasarana Desa Sri Kuncoro
No. Sarana/Prasarana Jumlah/Volume Keterangan
1 Kantor desa 1 unit Layak pakai
2 Balai desa 1 unit Layak pakai
3 Puskesmas Pembantu 1 unit Layak pakai
4 Masjid 4 unit Layak pakai
5 Musholla 4 unit Kurang layak pakai
6 Gereja 1 unit Layak pakai
7 Pos Kamling 8 unit Layak pakai
8 Taman Kanak-kanak 1 unit Kurang layak pakai
9 SD Negeri 1 unit Layak pakai
10 Tempat Pemakaman Umum 1 Lokasi Layak pakai
11 Sungai 4.000 m’ Dangkal/penyempitan
12 Jalan Tanah 4.500 m’ Kurang layak pakai
13 Jalan Koral 3.000 m’ Kurang layak pakai
14 Jalan Poros/Hot Mix 1.200 m’ Layak pakai
15 Jalan aspal Penetrasi 2.500 m’ Kurang layak pakai
16 TPA 1 unit Kurang layak pakai
17 Lumbung Padi 1 unit Layak pakai
18 Taman wisata Cugung Buluah 1 Unit Belum Jadi
Sumber : Data Sekunder Desa Sri Kuncoro tahun 2019
Berdasarkan tabel 4 diatas dari prasarana tersebut bisa dikatakan cukup lengkap prasarana yang
ada di Desa Sri Kuncoro.
6. BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Budidaya Tanaman Padi oleh Petani Sampel
5.2.1 Corak dan Sifatnya
Pada lokasi praktikum ini yaitu di Desa Sri Kuncoro,jika dilihat berdasarkan corak dan
sifatnya,usahatani padi tergolong kedalam usahatani yang komersil karena pada usahatani yang
komersial bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.Akan tetapi juga
terdapat beberapa yang masih tergolong kedalam usahtani subsistemyang bearti usahtani tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan petani itu sendiri.
5.2.2 Organisasi
Usahatani berdasarkan organisasinya pada lokasi di Desa Sri Kuncoro yaitu usahatani
perseorangan,yang mana pada usahatani perseorangan terdapat unsur-unsur produksi dan
pengelolaan yang ditentukan oleh petani itu sendiri.Tanah yang diusahakan juga milik petani itu
sendiri.Dan untuk tenaga kerja juga berasal dari anggota dalam keluarga juga luar keluarga.
5.2.3 Ciri pola usahtani
Berdasarkan ciri pola pada lokasi praktikum ini yaitu usahatani khusus.Hal ini karena
usahatani khusus yaitu usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang usahatani saja,yang
mana yaitu petani satu cabang padi saja.
5.2.4 Ciri tipe usahatani
Usahatani berdasarkan ciri tipenya pada lokasi praktikum ini yaitu menurut
tipenya,usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang yang
diusahakan,misalnya usahatani padi,sawit dan karet.Namun pada praktikum ini praktikan hanya
berfokus pada usahatani padi yang ada di Desa Sri Kuncoro tersebut.
5.4 Pembahasan
Desa Sri Kuncoro,kecamatan Pondok Kelapa ,kabupaten Bengkulu Tengah provinsi
Bengkulu merupakan salah satu daerah yang iklim dan tanah nya sangat cocok untuk ditanami
usahatani yaitu padi sawah.Maka tidak heran bila hampir seluruh penduduknya berprofesi di
bidang pertanian.Dalam mengusahakan tanaman padi sawah ini,ada 2 biaya yang dikeluarkan
oleh petani yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
7. Biaya variabel dalam usahatani padi ini terdiri dari biaya benih,pupuk,pestisida dan
tenaga kerja.Benih yang digunakan petani sebagian besar merupakan subsidi dan juga benih dari
hasil panen sebelumnya.Jenis padi yang banyak digunakan petani yaitu IR 64 dan ada juga yang
menggunakan Ciherang.Disini juga ada banyak jenis pupuk yang digunakan oleh petani padi
sawah seperti pupuk urea,Phonska dan SP-36.Namun kebanyakan petani menggunakan pupuk
Urea dan Phonska,hal ini dikarenakan harganya yang murah dan kandungan nitrogen yang
melimpah (N) yang berfungsi mempercepat pertumbuhan vagetatif tanaman sehingga
meningkatkan hasil produksi.Dan dalam satu musim tanam petani melakukan pemukuan
sebanyak 2-3 kali dilakukan dengan sistem sebar.Adapun untuk pestisida yang digunakan oleh
petani di desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa kabupaten Bengkulu Tengah yaitu rata-
rata menggunakan pestisida Lindomin dan Decis,kebanyakan yang menggunakan Decis karena
harganya telah subsidi oleh pemerintah dan dampaknya juga terhadap hama dan penyakit juga
baik.dan untuk pestisida Lindomin banyak digunakan untuk mengendalikan gulma.Petani dalam
mengaplikasikan pestisida menggunakan media handsprayer karena mudah dalam proses
penggunaannya.
Tenaga kerja yang digunakan oleh petani padi di Desa Sri Kuncoro adalah tenaga kerja
dalam keluaraga maupun luar keluarga,pada umunya petani menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga.dan untuk hasil usahatani padi sawah tersebut nantinya sebagian dijual oleh pengumpul
maupun pengecer dalam bentuk gabah kering panen da nada juga yang disimpan dan digunakan
untuk konsumsi petani tersebut yang jumlahnya berbeda-beda setiap petani.
8. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis usahatani padi di Desa Sri Kuncoro dari 25
(dua puluh lima) petani responden dapat disimpulkan :
1. Struktur biaya terdiri dari biaya variabel (VC) dan biaya tetap (FC).Biaya produksi yang
digunakan pada usahatani padi diperoleh dari penjumlahan biaya variabel rill dan biaya
tetap rill.Sedangkan untuk biaya produksi un-rill didapat dari penjumlahan semua biaya
ditambah dengan penyusutan alat pertanian.Total biaya produksi rill usahatani padi untuk
25 petani responden aalaha sebesar Rp………/MT dan Rp……../ha,sedangkan total biaya
produksi un-rill adalah sebesar Rp……./MT dan Rp……./ha.
2. Penerimaan yang diperoleh petani responden diperoleh produksi beras.Penerimaan yang
diperoleh dari penjualan beras untuk semua petani responden yaitu sebesar Rp……/UT
dan Rp……/ha.
3. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil produksi dalam bentuk beras dapat
digolongkan menjadi dua yakni pendapatan rill dan pendapatan un-rill.Pendapatan rill
seluruh petani yaitu Rp…../MT dan Rp……../ha,sedangkan untuk pendapatan un-rill
seluruh petani responden sebesar Rp…../MT dan Rp……./ha.Terdapat juga salah satu
petani yang pendapatannya bernilai negativ baik biaya rill maupun biaya un-rill,hal ini
disebabkan oleh adanya pendapatan/modal dari petani mengalami implisit.
4. Dalam analisis efesiensi ekonomi yang menggunakan R/C Ratio dan B/C Ratio.Nilai dari
R/C Ratio rata-rata rill yang diperoleh sebesar …../MT dan …../ha.Sedangkan R/C un-rill
sebesar …../MT dan ……/ha.Artinya R/C>1 bearti usahatani dikatakan untung dan layak
untuk diusahakan dan dilanjutkan.Nilai B/C Ratio rata-rata rill yang diperoleh
sebesar…../MT dan 11,36/ha.Sedangkan nilai B/C un-rill sebesar ……/MT dan
…../ha.Nilai B/C>0 yang usahatani dikatakan layak untuk diusahakan dan dilanjutkan.
9. 6.2 Saran
Untuk mempertahankan hasil produksi yang sudah baik petani disarankan harus tetap
meninjau kembali dan mengevaluasi hasil usahtani yang dilakukan agar tetap berjalan dengan
baik dan menghasilkan produktivitas yang besar dengan penggunaan biaya yang efesien.Dan
disarankan juga agar petani mempertimbangkan faktor-faktor pendukung seperti keadaan sosila
ekonomi,sarana dan praserana penunjang,koperasi,kelompok tani penyuluhan pertanian serta
kegiatan gotong royong.