Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis: Muzaimatul Musyarofah, Dasapta Erwin Irawan, dan Taat Setiawan
Tujuan
Mengetahui kondisi geologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kondisi hidrogeologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kualitas airtanah Kab. Kulon Progo berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Batasan
Batasan dalam penelitian ini hanya meliputi area kerja Kab. Kulon Progo. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data fisika pH, TDS, DHL dan data hidrokimia ion mayor meliputi kation yang diuji adalah Na+, Ca2+, Mg2+, K+ dan anion yang diuji adalah Cl- , SO42-, HCO3-, NO3-.
Abstract
Kulon Progo Regency is in the western part of the Special Province of Yogyakarta with an area of 586.3 km2, divided into 3 zones and 12 districts. The western side of the Kulon Progo region forms the Kulon Progo intrusion mountain, a large dome with a flat top and skewed wings called the "oblong dome". The central and southern parts of Kulon Progo have a faster population growth compared to the northern part. Problems regarding polluted groundwater have been reported several times by the local community, so research to test the quality of groundwater in Kulon Progo is needed. The method used in this research is multivariate analysis to test major 8 ions (four cations and four anions). There are 10 geomorphological units: the Kulon Progo Intrusive Mountains, Kulon Progo Pyroclastic Lava Flow Hills, Jonggrangan Plateau, Sentolo Homocline Ridge, Lava Flow Plain, Coluvial Plain, Alluvial Plain, Kulon Progo Beach Ridge, and Kulon Progo Beach Dunes. The stratigraphy of the study area consists of 12 (twelve) unofficial units in order of old to young, which are the Sandstone and Claystone Units, Ansdesite Unit, Volcanic Breccia Unit, Lava Unit, Limestone and Unit, Tuff and Tuff Sandstone Unit, Limestone Unit and Tuffaceous Sandstone, Tuff and Lava Units, Pebbled Silt Sand Units, River Alluvial Sand-Silt Units, River Alluvial Clay-Silt Units, and Beach Alluvial Sand Units. The research area is divided into 6 (six) aquifer units, namely Volcano Breccia Aquifer, Limestone-Sandstone Aquifer, Tuff and Lava Aquifer, Clay-Silt Aquifer, Sand-Silt Aquifer, and Sand Aquifer. There are 25 water samples that met the pH parameters based on drinking water quality standards, there are 5 samples that had TDS values above the permissible standards. The results of TDS interpolation in studies prior to 2022 show an increase in each district, especially in the southern part of Kulon Progo. In determining the quality of groundwater for irrigation by testing Na%, there are 24 samples with excellent-permissible status and 1 sample unsuitable. In the SAR test, there are 24 excellent samples and 1 good sample. In the SRC test, there are 22 good samples, 2 doubtful samples, and 1 unsuitable sample.
Keywords: Kulon Progo, groundwater, aquifer, drinking water, irrigation.
Similar to Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEDede Saputra
Similar to Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (20)
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
1. Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat
Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Oleh:
Muzaimatul Musyarofah
12018020
1
Tugas Akhir B Literatur
1. Dr. Dasapta Erwin Irawan, S.T., M.T.
NIP. 19760417 200801 1 007
2. Dr. Taat Setiawan, M.T.
NIP. 19790314 200604 1 001
Dosen Pembimbing:
4. Latar Belakang
4
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia
pada 2020-2021 adalah 1,22%.
Tabel Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi
Persentase Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 2020 dan 2021
Sumber: BPS Kab. Kulon Progo 2022
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
TPA Banyuroto, Kec. Nanggulan
Sumber: Jogjapolitan, 2019
Penambangan pasir di Kali Progo
Sumber: BPS Kab. Kulon Progo 2022
5. 1. Mengetahui kondisi geologi Kab. Kulon Progo
2. Mengetahui kondisi hidrogeologi Kab. Kulon Progo
3. Mengetahui kualitas airtanah Kab. Kulon Progo berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Tujuan
Batasan dalam penelitian ini hanya meliputi area kerja Kab. Kulon Progo. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data fisika pH, TDS, DHL dan data hidrokimia ion mayor meliputi kation yang diuji
adalah Na+, Ca2+, Mg2+, K+ dan anion yang diuji adalah Cl- , SO4
2-, HCO3
-, NO3
-.
Batasan Masalah
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
6. • Luas: 586,3 km2
• 12 kecamatan dan 88 desa.
(sumber:
Badan Informasi Geospasial, 2018
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, 2020)
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
7. Diagram Alir Penelitian
Studi Pendahuluan
Pengumpulan Data
Data & Informasi
Geologi
Data Bentang Alam
Geomorfologi
Data
DEM
Citra
Landsat 8
Data Parameter
Fisika
Data
MAT
Data Hidrogeologi
Data Geologi
Analisis
Geologi
Interpolasi pH, TDS,
DHL, dan Ion Mayor
Interpolasi
Kontur MAT
Analisis Kemiringan
Lereng
Analisis
Geomorfologi
Interpolasi pH, TDS,
DHL, dan Ion Mayor
Peta Geologi
Peta
Geomorfologi
Peta sebaran
pH, TDS, DHL
Peta
Hidrogeologi
Peta Kemiringan
Lereng
Sintesis Geologi
Kesimpulan
: awal/akhir
: proses
A: Tahap Persiapan
B: Tahap Pengumpulan Data
C: Tahap Analisis Data
D: Tahap Penyusunan Laporan
A
B
C
D
Data Parameter
Kimia
Analisis Ion Mayor
Fasies Hidrokimia,
Proses Kimiawi, dan
Kualitas Airtanah
Mulai
: masukan/keluaran
Selesai
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
8. Tabulasi Data
8
No Data Jenis Data Sumber Data Tahun
Jumlah
Data
1 Data Singkapan Sekunder
Mughni, F. I. 2023 2
Nurhidayah, E. M. 2020 4
2 Data Geomorfologi Sekunder Darmawan, dkk. 2013 1
3
Parameter Fisik Airtanah (Elevasi
MAT, pH, TDS, dan DHL)
Sekunder
PATGTL 2022 30
Nurmasita, dkk. 2020 5
Listyani, dkk. 2020 8
Peni, dkk, 2019 10
Siri, dkk. 2019 7
DLHK D.I. Yogyakarta 2019 4
Aryani, F.D. 2017 2
Purwanto, dkk 2015 48
4 Data Hidrokimia (Ion Mayor) Sekunder PATGTL 2022 25
5 Citra Satelit Landsat 8 Sekunder
United States Geological
Survey
2019 1
6 Digital Elevation Model (DEM) Sekunder
Badan Informasi
Geospasial
2018 4
7 Peta Rupa Bumi Indonesia Sekunder
Badan Informasi
Geospasial
2018 1
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
10. Fisiografi Regional
10
Secara fisiografi, daerah Kulon Progo bagian utara masuk ke dalam Zona
Kubah dan Punggungan Zona Depresi Jawa Tengah dan bagian selatan
masuk ke Zona Depresi Jawa Tengah dan Randublatung (van Bemmelen,
(1949) dimodifikasi oleh penulis).
Skema blok diagram dome pegunungan Kulon Progo, yang digambarkan Van
Bemmelen (1945, hal.596)
Interpretasi sebaran tubuh
gunung api penyusun
Pegunungan Kulonprogo
(Widagdo, 2016)
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
19. Hidrogeologi
19
• Pada daerah dataran tinggi (pegunungan dan perbukitan), berdasarkan geologi termasuk Tipologi
Sistem Akuifer Endapan Gunungapi.
• Jenis akuifer bebas berupa lapisan batu pasir jenuh airtanah tawar yang dibatasi oleh lapisan akuiklud
berupa batuan beku (Latif dkk., 2020).
Model Tipologi Akuifer Endapan Gunungapi (S. Mandel, 1981 dan Puradimaja,
1993 dalam Juanda D., 2012)
(Kruseman, 1994)
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
20. Hidrogeologi
20
• Pada daerah dataran rendah (dataran aluvial dan tanggul alam), berdasarkan geologi termasuk Tipologi
Sistem Akuifer Endapan Aluvial Sungai.
• Jenis akuifer bebas berupa perselingan lapisan lempung dan pasir halus dan dibatasi oleh perselingan
lapisan lempung marin dan lanau (Santosa, 2010).
Model Tipologi Akuifer Endapan Aluvial Sungai (S. Mandel, 1981dan Puradimaja, 1993
dalam Juanda D., 2012)
(Kruseman, 1994)
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
21. Hidrogeologi
21
• Pada daerah pesisir (satuan beting pantai dan gumuk pasir), berdasarkan geologi termasuk Tipologi
Sistem Akuifer Endapan Aluvial Pantai.
• Jenis akuifer bocor berupa lapisan pasir jenuh airtanah tawar dan dibatasi oleh lapisan akuitar
dengan endapan lempung, napal, dan pasir halus yang mengandung airtanah payau (Santosa, 2004).
Model Tipologi Akuifer Endapan Aluvial Pantai (S. Mandel, 1981dan
Puradimaja, 1993 dalam Juanda D., 2012)
(Kruseman, 1994)
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
22. 22
Hidrogeologi
Berdasarkan Fetter (2014), daerah penelitian memiliki 3 jenis mata air yang terdiri dari mataair kontak,
mataair depresi, dan mata air rekahan.
d d d
(Sudarmadji, 2016)
(Fetter, 2014)
Tipe Pemunculan mataair
Kali Gayam (kontak), mataair
Njambe (depresi), mataair
Celah Batu (rekahan).
Sumber: Sudarmadji, dkk., 2016
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
23. 23
Sumber:
Pola aliran sungai yang dikontrol oleh kemiringan atau
struktur (Twidale dan Campbell, 2005; dalam Huggett,
2011).
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
34. • Pada tahun 2017, hanya terdapat 2
titik sampel air tanah di sekitar TPA
Banyuroto sehingga tidak dapat
dilakukan interpolasi. Kedua nilai
TDS tersebut berada dalam ambang
batas yang diperbolehkan.
• Pada tahun 2022, nilai TDS pada
Kec. Nanggulan bagian timur
memiliki nilai dalam ambang yang
diperbolehkan.
340
104
0
50
100
150
200
250
300
350
400
NG 1 NG 2
Total
Dissolved
Solid
Sampel
Nanggulan 2017
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
42. • Pada Kala Eosen Tengah-Oligosen awal, Satuan Batupasir Batulempung terendapkan pada lingkungan
transisi-laut dangkal.
• Pada awal Oligosen Akhir, terjadi pembalikan tektonik (dari rezim regangan menjadi kompresi) yang
memicu pergeseran jalur tumbukan dan busur magmatic ke arah selatan sehingga memicu aktivitas
vulkanik, pengangkatan, dan pembentukan struktur lipatan pada daerah penelitian (Proborukmi, 2007).
• Barianto, dkk., 2010, mengemukakan bahwa hasil kegiatan vulkanisme yang pertama muncul di Kulonprogo
membentuk Formasi Gajah yang berumur Oligosen. Batuan gunung api ini kemudian diintrusi oleh Formasi
Ijo pada Miosen Tengah. Selanjutnya, pada Miosen Akhir lahir vulkanisme Gunung Api Menoreh di bagian
utara Pegunungan Kulonprogo.
• Pada oligosen akhir, Satuan Breksi Gunungapi terendapkan pada lingkungan darat hingga laut dangkal.
Sintesis Geologi
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
43. • Pada Miosen awal, Satuan Batugamping dan Batupasir Gampingan sebagai penyusun Formasi Jonggran
terendapkan selaras di atas satuan Breksi Gunungapi. Di waktu yang sama, Satuan Batupasir Tuf-Tuf
Napalan dan Satuan Batugamping-Batupasur Tufaan sebagai penyusun Formasi Sentolo terbentuk.
Hubungan kedua formasi adalah menjari. Diperkirakan terjadi pensesaran yang membuat kedudukan
Batugamping-Batupasir Gampingan Formasi Jonggrangan menjadi lebih tinggi (Barianto, dkk. 2010)
• Di atas Formasi Sentolo, terendapkan Satuan Tuf dan Lahar, Satuan Pasir Lanauan Berkerikil-berkerakal,
Satuan Pasir-Lanau Aluvial Sungai, Satuan Lempung-Lanau Aluvial Sungai, dan Satuan Pasir Aluvial Pantai.
Sintesis Geologi
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
45. 01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
1. Pada daerah penelitian, terdapat 10 satuan geomorfologi, yaitu Pegunungan Intrusi Kulon Progo, Perbukitan
Aliran Lahar Piroklastik Kulon Progo, Plato Jonggrangan, Punggungan Homoklin Sentolo, Dataran Aliran Lahar,
Dataran Koluvial, Dataran Aluvial, Punggungan Pantai Kulon Progo, dan Punggungan Gumuk Pantai Kulon Progo.
2. Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas 12 (dua belas) satuan tidak resmi dengan urutan tua ke muda, yaitu
Satuan Batupasir dan Batulempung, Satuan Ansdesit, Satuan Breksi Gunungapi, Satuan Lava, Satuan Batugamping
dan Batupasir Gampingan, Satuan Batupasir Tuf dan Tuf Napalan, Satuan Batugamping dan Batupasir Tufaan,
Satuan Tuf dan Lahar, Satuan Pasir Lanauan Berkerikil Berkerakal, Satuan Pasir-Lanau Aluvial Sungai, Satuan
Lempung-Lanau Aluvial Sungai, dan Satuan Pasir Aluvial Pantai.
3. Daerah peneltian terbagi atas 6 (enam) satuan akuifer, yaitu Akuifer Breksi Gunungapi, Akuifer Batugamping-
Batupasir, Akuifer Tuf dan Lahar, Akuifer Lempung-Lanau, Akuifer Pasir-Lanau, dan Akuifer Pasir
Kesimpulan
46. 3. Kualitas airtanah berdasarkan sampel tahun 2022 menunjukkan seluruh sampel memiliki kadar pH yang baik. Namun,
terdapat 5 sampel yang memiliki nilai TDS di atas standar baku mutu air minum PERMENKES RI Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, yaitu sampel SB 1, SG 2, SB 3, SG 4, SB 12, dan SB 14.
7. Pada penelitian sebelum tahun 2022 menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada nilai TDS di Zona Utara, nilai
TDS pada Zona Tengah meningkat hingga melebihi batas ambang yang diperbolehkan, dan nilai TDS pada Zona
Selatan meningkat pesat hingga melebihi batas ambang yang diperbolehkan.
6.Kualitas airtanah untuk irigasi berdasarkan sampel tahun 2022 untuk pengujian Persentases Sodium sampel SB 1
berstatus unsuitable. Dalam pengujian Sodium Adsorpstion Ratio menunjukkan sampel SB 1 berstatus good. Dalam
pengujian Residual Sodium Carbonate menunjukkan sampel SG 3 & SG 7 berstatus doubtful dan SB 6 berstatus
unsuitable. Dalam pengujian menggunakan Diagram Wilcox menunjukkan sampel SB1 berstatus unsuitable.
Kesimpulan
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan
47. 7. Fasies hidrokimia airtanah (Diagram Stiff) menunjukkan Zona Utara didominasi oleh Fasies Kalsium Bikarbonat, Zona
Tengah didominasi oleh Fasies Magnesium Bikabonat, dan Zona Selatan didominasi oleh Fasies Kalsium Bikarbonat
8. Sampel SB 2, SB 6, dan SB 7 menyimpan residu natrium karbonat dari air sisa irigasi yang dapat menyebabkan
foaming problem, dan sampel SB 1 dapat menimbulkan masalah salinitas untuk air irigasi dan air konsumsi.
Kesimpulan
01 Pendahuluan 02 Geologi dan Hidrogeologi 03 Analisis Kualitas Airtanah 04 Sintesis Geologi 05 Kesimpulan