Kemitraan Usaha adalah kerjasama yang saling menguntungkan dan saling memperkuat antara usaha kecil dan usaha menengah/besar dibidang Peternakan atau dibidang Kesehatan Hewan.
3. PENGERTIAN KEMITRAAN
Klik disini untuk melihat UU No. 41 Tagun 2014.
Kemitraan Usaha adalah kerjasama yang saling
menguntungkan dan saling memperkuat antara
usaha kecil dan usaha menengah/besar dibidang
Peternakan atau dibidang Kesehatan Hewan.
4. TUJUAN KEMITRAAN
Meningkatkan pendapatan usaha kecil
dan masyarakat
Meningkatna nilai tambah bagi yang
bermitra
Meningkatkan pemerataan dan
pemberyaan masyarakat dan usaha kecil
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Memperluas lapangan kerja
6. KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN
DILAKUKAN ANTARA:
Antar-
Peternak
antara
Peternak dan
Perusahaan
Peternakan
antara
Peternak dan
perusahaan
di bidang lain
antara
Perusahaan
Peternakan
dan
Pemerintah
10. POLA KEMITRAAN
Pola kemitraan dapat digunakan untuk mengatasi
berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh
peternak rakyat. Program pengembangan
kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan
produksi ternak dan daging. Kemitraan diharapkan
dapat menjadi solusi untuk merangsang
tumbuhnya peternak di Kabupaten Bogor.
11. 1. POLA INTI PLASMA
Hubungan Kemitaan antara
usaha kecil dengan usaha
menengah/besar (Antara
Peternak dan PT. Primatama
Kayra Persada).
Usaha menengah/besar (PT.
Primatama Kayra Persada)
bertindak sebagai inti.
Usaha kecil (peternak)
bertindak sebagai plasma
Pembinaan mulai dari
penyediaan sarana produksi,
bimbingan teknis, sampai
dengan pemasaran hasil
produksi.
12. HAK DAN KEWAJIBAN PETERNAK
Adanya jaminan ketersediaan sapronak
secara kredit.
Mendapat bimbingan teknis budidaya
ayam broiler.
Melaksanakan budidaya.
Menyerahkan hasil produksi.
13. HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
Menerima hasil produksi dari peternakan.
Jaminan mutu ayam broiler yang baik dari peternak.
Pemberdayaan kredit dari peternak.
Memberikan kredit modal usaha sapronak berupa bibit
ayam (DOC), pakan dan obat-obatan dan vakisn.
Melakukan pembinaan dalam kegiatan budidaya.
Membeli kembali hasil produksi dengan harga kontrak.
14. IMPLEMENTASI SISTEM KEMITRAAN INTI
PLASMABERDASARKAN PERJANJIAN
TERTULIS
1. Surat perjanjian kesepakatan perusahaan dengan peternak.
2. Jaminan peternak Surat tanah/garansi bank/uang Rp 2.000/ekor
ayam masuk Sesuai.
3. Sumber sapronak Harus dari perusahaan.
4. Harga sapronak kesepakatan perusahaan dengan peternak.
5. Bantuan teknis secara rutin dilakukan perusahaan.
6. Harga jual disepakati sejak awal dengan peternak dengan harga
per kg bobot hidup.
7. Perhitungan hasil akhir per kg + intensif.
8. Penganmbilan hasil produksi setelah panen 14 hari setelah panen.
15. SISTEM KEMITRAAN INTI PLASMA
BERDASARKAN PERJANJIAN TIDAK
TERTULIS
Jadwal panen Kesepakatan inti dengan peternak
sejak awal sesuai perjanjian.
Jenis kandang panggung sesuai.
Jadwal pengiriman sapronak kontinuitas
sesuai program inti.
Fasilitas kredit selain sapronak tidak ditentukan.
16. POLA SUBKONTRAK
Hubungan kemitraan antara
usaha menengah/ besar
Usaha kecil memproduksi
komponen yang diperlukan
usaha menengah/besar
sebagai bagian dari
produksinya
17. LANJUTAN….. POLA SUBKONTRAK
Peternak menyediakan ayam siap
potong untuk PT. Primatama Kayra
Persada berdasarkan harga kontrak
yang telah disetujui bersama.
18. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SISTEM KEMITRAAN
1. Lebih terbuka dalam berkomunikasi dengan peternak plasma
termasuk penyelesaian keluhan peternak
2. Lebih konsisten dalam penetapan harga sapronak, harga jual,
jadwal panen dan pembayaran hasil produksi.
3. Pengurusan penyelesaian keluhan peternak berbelit-belit dan
membutuhkan waktu yang cukup lama.
4. Terdapat pemberian fasilitas kredit kepada peternak mitra
selain kredit sapronak.
5. Tidak terdapat insentif tambahan selain kompensasi kematian
dan prestasi.
6. Terdapat pemberian kompensasi harga pasar selain
kompensasi kematian dan prestasi.
7. Tidak terdapat pemberian fasilitas kredit kepada peternak
mitra selain kredit sapronak.