SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
METODOLOGI ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN IV
 PRAKIRAAN
DAMPAK, ANALISIS
RISIKO LINGKUNGAN
SERTA EVALUASI
DAMPAK DAN
RESIKO
 HERDY F. YUSUF
 FAISAL RASYID
Pendahuluan
 Prakiraan dampak, analisis resiko lingkungan, dan evaluasi
dampak telah menggunakan metode yang sangat sederhana
sampai pada metode yang canggih.
 Prakiraan dampak yang sederhana lebih bersifat intuitif dan
sangat subyektif.
 Sedangkan pada metode yang canggih dasar ilmiah makin
kuat dan sifat subyekif pun makin berkurang.
 Model matematik, model fisik serta eksperimen laboratorium
dan lapangan banyak digunakan dalam metode yang canggih.
 Namun karena pengelolaan lingkungan bersifat antroposentris
dan dengan demikian AMDAL sebagai salah satu alat
pengelolaan juga bersifat antroposentris, alat yang canggih
tidak dapat bebas dari subyektivitas
Prakiraan Dampak
 Tentukan lingkungan yang akan dibuat modelnya, uraikan
karakteristik utama lingkungan tersebut dan dampak yang akan
diprakirakan.
 Pilih metode prakiraan yang sesuai:
 metode informal
 metode formal
 metode model matematik (formal)
 metode model fisik (formal)
 metode eksperimental (formal)
 Kumpulkan data khusus yang diperlukan oleh masing-masing
metode,
 Uji validitas metode,
 Sempurnakan model dan lakukan revalidasi,
 Gunakan metode untuk ekstra memprakirakan dampak,
 Beri interpretasi pada prakiraan
Prakiraan Dampak
 Penelitian AMDAL umumnya menghasilkan banyak sekali data.
 Banyak peneliti yang beranggapan, makin banyak data makin
baik.
 Karena itu banyak terjadi data yang terkumpulkan jauh lebih
banyak daripada yang diperlukan, dan banyak yang tidak
dianalisis, melainkan hanya disajikan saja.
 Dengan demikian biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan
tidak efektif dan efisien.
 Pengumpulan data ini oleh Chambers (1985) disebut long-and-
dirty (panjang dan kotor).
Hindari BIAS
 Pelingkupan tidaklah berarti, kita melakukan ekstrem yang lain,
yang disebut quick-and-dirty (cepat dan kotor) oleh Chambers
(1985).
 Yaitu penelitian yang cepat dan menghasilkan data yang tidak
dapat dipercaya.
 Kemudian Chambers (1985) menyarankan dilakukannya
penelitian yang disebutnya fairly-quick-and-fairly-clean (cukup
cepat dan cukup bersih).
 Di daerah pedesaan metode itu dikenal dengan nama rapid
rural apprasial/RRA (penaksiran cepat pedesaan/PCP).
 Dalam PCP Chambers Menyarankan untuk menghindari bias
BIAS bisa meliputi
 Ruang. Bias terhadap perkotaan, sehingga orang yang
melarat yang tinggal jauh dari kota banyak yang terabaikan
dalam penelitian,
 Proyek. Peneliti di pedesaan umumnya tersalurkan ke daerah
yang terdapat proyek, sedangkan daerah yang tidak ada
proyeknya terabaikan,
 Kontak dengan penduduk. Kontak dengan penduduk sering
terjadi dengan penduduk yang kurang miskin, lebih banyak
dengan laki-laki dan jarang dengan wanita, dan lain-lain,
 Musim Kemarau. Banyak penilitian yang dilakukan pada saat
musim kemarau daripada saat musim hujan,
 Kesopanan dan protokol. Karena menjaga sikap sopan dan
protokoler, menimbulkan sikap enggan untuk menanyakan
tentang kemiskinan dan menghubungi orang miskin.
Cari data sesuai kebutuhan!
• Dengan demikian agar pengumpulan data dapat efektif,
pengumpulan harus dilakukan berdasarkan
 Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan,
 Model prakiraan masing-masing dampak penting itu
• Menurut WHO proses pengumpulan data ialah sebagai berikut
 Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah penelitian,
 Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran dan limbah
dalam daerah tersebut,
 Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa faktor
pencemaran dan faktor limbah dalam lembaran kerja yang sesuai,
 Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai
data yang diperlukan,
 Uji-silang data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan
tentukan ketelitiannya,
 Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan menjadi satuan yang
sesuai dengan yang tertera dalam lembaran kerja.
Manfaatkan Bagan Alir
 Dengan menggunakan metode bagan alir dalam
identifikasi dampak, bagan alir itu kita gunakan
sebagai tuntunan dalam prakiraan dampak
selangkah demi selangkah.
 Hasil yang didapatkan dalam langkah yang satu
digunakan sebagai masukan untuk perhitungan
dalam langkah berikutnya.
 Inilah keuntungan bagan alir yang tidak terdapat
dalam metode matriks dan daftar uji.
 Perhatikan bagan alir berikut:
Pembangunan Industri
Persiapan Operasional
Pencemaran Air
Kenaikan air lahan
Kenaikan
kepadatan
penduduk
Pembebasan Lahan
Penurunan
hasil produksi
pertanian
Penggusuran
penduduk
Konstruksi
prasarana dan
kompleks industri
Urbanisaso
Kenaikan tekana
penduduk
Kenaikan air lahan
Kerusakan Hutan
Kenaikan produksi
limbah di kota
Kenaikan laju erosi
Erosi gen
Meruntun Bagan Alir
 KENAIKAN KEPADATAN PENDUDUK
 PENURUNAN HASIL PERTANIAN
 PENGGUSURAN PENDUDUK
 KENAIKAN TEKANAN PENDUDUK
 KERUSAKAN HUTAN
 KENAIKAN AIR LARIAN
 KENAIKAN LAJU EROSI
 EROSI GEN
 ARUS URBANISASI
 KENAIKAN PRODUKSI LIMBAH
 KENAIKAN AIR LARIAN KARENA KONTRUKSI
 PENCEMARAN AIR
 PRAKIRAAN DAMPAK KUMULATIF
ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN
 Untuk mengelola resiko lingkungan
diperlukan Analisis Resiko Lingkungan
(ARL).
 ARL dapat menjadi bagian dari AMDAL atau
terlepas darinya.
 ARL pada umumnya dan Analisis Manfa’at
dan Resiko Lingkungan pada khususnya
sesuai untuk pelaksanaan audit lingkungan.
Arti Resiko Lingkungan Dalam Analisis
Dampak Lingkungan
 Resiko (manfaat) lingkungan ialah suatu faktor atau proses dalam
lingkungan yang mempunyai kementakan tertentu untuk
menyebabkan konsekuensi yang merugikan (menguntungkan)
kepada manusia atau lingkungannya.
 Dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan mengandung
ketidakpastian.
 Oleh karena itu, akronim ANDAL memberikan kesan yang salah
kepada masyarakat, seolah-olah proyek yang telah disertai ANDAL,
sudahlah beres dan aman, yaitu sudah dapat diandalkan.
 Sumber ketidak pastian, diantaranya:
 kesalahan metodologi
 pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang
kita perkirakan
 kementakan kejadian yang rendah (low probability event)
 kejadian yang tidak dapt diperkirakan
Dasar Analisis Resiko Lingkungan
 Analisis Resiko Lingkungan (ARL) dimulai dari analisis
aktivitas, baik aktivitas oleh manusia maupun alam yang
menjadi sumber terjadinya ancaman bahaya potensial.
 Langkah ini disusul oleh analisis proses, analisis pendedahan,
analisis konsekuensi dan anlisis manfaat/resiko.
 Pada dasarnya langkah-langkah dalam ARL serupa dengan
langkah-langkah pada Analsis Dampak Lingkungan.
 Karena itu dalam hal ARL merupakan bagian dari ANDAL,
langkah itu dapat sedapatnya diintegrasikan dalam ANDAL.
 Perbedaan utama terletak dalam teknik prakiraan: pada
ANDAL umunya prakiraan bersifat deterministik dan pada ARL
bersifat probabilistik
Metode Prakiraan Resiko
Prakiraan Langsung
 R = f (p . K), dimana R: Resiko, p: kemungkinan, dan K: Konsekuensi
 Besarnya resiko merupakan fungsi besarnya kementakan (probability)
dengan konsekuensi tertentu.
 Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi, makin kecil
kementakannya untuk terjadi.
 Apabila tersedia cukup data statistik kementakan p suatu kejadian
dapat dihitung.
 Untuk banyak kejadian telah tersedia data statistik, misalnya curah
hujan; debit sungai; jumlah kendaraan; arus lalu lintas dan jumlah
kecelakaan; jumlah penduduk, kelahiran dan kematian.
 Disamping data statistik, prakiraan besarnya resiko harus didasarkan
juga pada asumsi tertentu.
 Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario. Biasanya untuk
suatu masalah disusun beberapa skenario, yaitu berturut-turut
terburuk, sedang dan ringan. Masing-masing skenario mempunyai
nilai resiko tertentu.
Metode Prakiraan Resiko
Prakiraan Langsung
 Pada penggunaan ARL sebagai bagian
ANDAL harus pula dilakukan pelingkupan,
yaitu mengidentifikasi resiko yang penting.
 Perhitungan berbagai jenis resiko yang
penting itu merupakan profil resiko daerah
tempat proyek yang sedang direncanakan.
 Profil resiko tersebut menjadi landasan untuk
penyusunan garis dasar resiko untuk ANDAL
Metode Prakiraan Resiko
Prakiraan Tidak Langsung
 Jika tidak cukup tersedia data statistik untuk melakukan
perhitungan langsung, resiko dapat dihitung secara tidak
langsung berdasarkan terjadinya kecelakaan pada tingkat
konsekuensi tertentu pada hal-hal yang lain (kegagalan-
kegagalan pada komponennya).
 Data statistik untuk masing-masing dapat dikumpulkan dari hal-
hal (kegagalan-kegagalan) tersebut, sehingga kementakan
kegagalan bekerjanya masing-masing komponen tersebut
dapat dihitung.
 Umumnya masing-masing kegagalan itu tidaklah menyebabkan
kejadian yang besar.
 Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi konsidensi, yaitu
terjadinya bersama-sama secara stimulan atau berurutan
beberapa kegagalan. Cara analisis seperti ini dikenal dengan
nama Probabilistic Risk Assesment (PRA).
Metode Prakiraan Resiko
Prakiraan Tidak Langsung
 Hasil dari PRA ialah suatu distribusi kementakan konsekuensi
K yaitu kementakan p per tahun-industri atau tahun-reaktor
(reactor year) dengan konsekuensi pada tingkat K (Weinberg,
1986).
 Teknik yang umum digunakan adalah analisis pohon kegagalan
(fault tree analysis) (Henley & Kumamoto, 1981).
 Analisis pohon kegagalan dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dimulai dari suatu kejadian, misalnya ledakan atau
kebakaran, dan bekerja mundur sampai ke penyebabnya.
Analisis ini digunakan jika kejadiannya telah diidentifikasi atau
telah terjadi. Cara kedua ialah dimulai dari penyebab dan
bekerja maju sampai ke kejadian yang mungkin terjadi. Yang
akhir ini digunakan pada perencanaan proyek, jadi sebagai
bagian dari AMDAL, atau untuk mengevaluasi resiko sebuah
pabrik atau instalasi lain yang sedang operasional, yaitu bagian
audit lingkungan.
Evaluasi Dampak
Metode Informal
 Metode informal yang sederhana adalah dengan memberi nilai
verbal, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah
dengan memberi skor, misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan
yang jelas.
 Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk
mendapatkan nilai penting dampak.
 Karena itu disini pun dapat terjadi fluktuasi yang besar antara
anggota tim dan pemberian nilai.
 Kadar subyektifitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang
pejabat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan
nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak pada margasatwa
dari pada seorang pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar
Evaluasi Dampak
Metode Informal: Metode Pembobotan
 Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan
metode yang ditentukan secara eksplisit.
 Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle
untuk pengembangan sumber daya air (Dee et al., 1973).
 Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat
kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan
kepentingan manusia/sosial.
 Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya
komponen, dalam kategori ekologi ialah jenis populasi
terestrial, selanjutnya komponen dibagi dalam indikator
dampak.
 Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak
dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan
menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Evaluasi Dampak
Metode Informal: Metode Pembobotan
 Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan
kegunaannya di Indonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di
Amerika Serikat.
 Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem
evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di
Indonesia.
 Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta
peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.
 Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan
Battelle.
 Pertama, fungsi nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan
terhadap indikator dampak, melainkan grafik mutu lingkungan
terhadap M/S. M ialah indikator dampak dan S ialah batas maksimum
atau minimum indikator dampak yang tidak boleh dilampaui.
Evaluasi Dampak
Metode Informal: Metode Pembobotan
 Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan
biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto,
melainkan nisbah manfaat/biaya lingkungan sebagai
berikut:
 nisbah manfaat/biaya lingkungan =
 |Pos. E| = jumlah total dampak positif
 |Neg E| = jumlah total dampak negatif.
 Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam
metode pembobotan, metode itu harus menggunakan
skala interval atau skala nisbah (bab amalgamasi).
Evaluasi Dampak
Metode Informal: Metode Ekonomi
 Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai
nilai uang. Untuk dampak yang tidak mempunyai nilai uang
penerapan metode ini masih mengalami banyak kesulitan.
 Cara yang umum dipakai adalah untuk memberikan harga
bayangan (shadow price) pada dampak tersebut.
 Harga bayang tersebut didasarkan pada kesediaan orang atau
pemerintah untuk membayar atau untuk menerima ganti rugi
untuk lingkungan yang terkena dampak tersebut.
 Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya diperlukan untuk
membersihkan lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin
tinggi dengan makin tingginya tingkat kebersihan yang
dikehendaki masyarakat.
Evaluasi Dampak
Metode Informal: Metode Ekonomi
 Pada prinsipnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga
bayangan. Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan
dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya
pengobatan.
 Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula
sebagai harga bayangan jiwa karena merupakan kesediaan
pemerintah untuk membayar perlindungan jiwa dari kematian.
 Banyak tantangan masih diberikan terhadap pemberian nilai
uang pada lingkungan, terutama pada jiwa dan kesehatan
manusia, tantangan itu terutama berkaitan dengan masalah
etik.
Evaluasi Resiko
 Seperti halnya, evaluasi resiko juga bersifat subyektif. Evaluasi
itu sangat dipengaruhi oleh persepsi orang terhadap resiko.
Menurut Whyte & Burton (1982), resiko dapat dinyatakan
sebagai
 R = kementakan x konsekuensi
 Akan tetapi bagi masyarakat umu persepsi resiko ialah
 R = kementakan x (konsekuensi) p
 Besarnya eksponen p dipengaruhi oleh banyak faktor.
 Misal faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk
menerima resiko, responden di Amerika Serikat menaksir-lebih
(overestimate) resiko yang ditimbulkan oleh kejadian yang
jarang terjadi dan menaksir-kurang (underestimate) resiko yang
ditimbulkan oleh kejadian yang banyak terjadi.
Evaluasi Resiko
 Evaluasi resiko sangatlah rumit. Dua faktor utama selalu harus
diingat: pertama, adanya ketidakpastian ilmiah dan kedua,
persepsi masyarkat terhadap resiko hanyalah sebagian saja
didasarkan pada bukti ilmiah.
 Mengingat rumitnya evaluasi resiko para pakar menyarankan,
agar evaluasi dijalankan melalui proses negosiasi dan mediasi
dengan masyarakt (Bidwell et al. 1987; Klapp, 1987).
 Negosiasi dan mediasi yang ternyata telah dapat membuahkan
hasil kesepakatan yang memuaskan pihak-pihak yang
berkepentingan dan menggalang peran serta mereka di banyak
negara, kiranya perlu untuk dipelajari kemungkinan
penerapannya di Indonesia, metode ini kiranya juga sesuai
dengan pasal 22 PP 51 tahun 1993.
 Lagi pula musyawarah merupakan tradisi yang telah berakar
dalam kehidupan masyarakt kita.
Amalgamasi
 Amalgamasi ialah merangkum semua nilai yang didapat menjadi
satu atau sejumlah kecil indeks dampak komposit. Amalgamasi
disebut juga agregasi.
 Tujuan amalgamasi ialah untuk mempermudah pemilihan
alternatif oleh pengambil keputusan.
 Sistem evaluasi lingkingan Battelle menghasilkan indeks dampak
komposit dengan menjumlahkan Satuan Dampak Lingkungan.
Indeks dampak komposi adalah
 Yaitu Dk = indeks dampak komposit, SDLdp = Satuan Dampak
lingkungan dengan proyek; SDLtp = Satuan Dampak Lingkungan
tanpa proyek.
Amalgamasi
 Metode amalgamasi yang lain yang terkenal ialah metode
tumpang tindih McHarg(1969).
 Teknik ini pertama kali digunakan oleh McHarg (1969) antara
lain, untuk menentukan rute jalan raya.
 McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam
kontruksi jalan raya, baik faktor fisik yang secara tradisional
diperhitungkan oleh para insinyur jalan raya, maupun faktor
biologi dan sosial-ekonomi, misalnya kemiringan lereng,
drainase permukaan, kepekaan terhadap erosi, nilai sejarah,
dan lain-lain.
 McHarg memberikan urutan peringkat untuk zona pada
masing-masing kategori, tetapi tidak memperbandingkan
peringkat antara kategori, misalnya antara peringkat kemiringan
lereng, peringkat tanah, peringkat sejarah dan peringkat
mergasatwa.
Amalgamasi
 McHarg menyatakan peringkat kategori yang satu tidak dapat
diperbandingkan dengan peringkat kategori yang lain dan
karena itu kategori tidak dapat diberi urutan peringkat.
 Namun demikan ia menjumlahkan peringkat zona dalam
kategori yang lain.
 Banyak orang menggangap metode tumpang tindih McHarg
sebagai metode untuk identifikasi dampak.
 Namun dari uraian jelaslah metode McHarg bukanlah metode
untuk mengidentifikasi dampak, melainkan metode untuk
memeilih alternatif dengan nilai dampak negatif terendah.
Untung Rugi Amalgamasi
 Dengan amalgamasi pengambil keputusan hanya
mempertimbangkan satu angka, sedangkan tanpa indeks
komposit pengambil keputusan harus menghadapi banyak data
yang bersifat verbal.
 Misalnya, untuk memilih alternatif ia tinggal membandingkan
indeks dampak komposit masing-masing alternatif.
 Dalam metode Leopold dan Battelle ia tinggal memilih indeks
terkecil, dalam metode Mongkol indeks terbesar dan dalam
metode McHarg warna termuda atau putih.
 Namun demikian banyak terdapat perdebatan setuju dan tidak
setuju dengan indeks komposit.
Untung Rugi Amalgamasi
 Keberatan berlandaskan atas dua alasan utama.
 Pertama, indeks komposit pada hakekatnya adalah nilai
rata-rata dampak. Karena itu indeks komposit tersebut
dapat menutupi dampak yang tingkat besarnya dan atau
tingkat pentingnya tinggi.
 Untuk mengatasi kelemahan ini telah dianjurkan untuk :
 nilai besar dan penting masing-masing dampak harus
dimasukkan dalam laporan;
 prosedur amalgamasi harus diuraikan dengan jelas;
 dampak yang tidak dapat diterima (nilai negatifnya tinggi
atau/dan tidak ada cara untuk mengatasinya) harus diberi
“bendera merah”;
 dampak juga diberi “bendera merah”, apabila data atau/dan
ilmu pengetahuan untuk memprakiraannnya tidak cukup.
Untung Rugi Amalgamasi
 Keberatan kedua terhadap amalgamasi ialah pada
waktu orang melakukan amalgamasi, orang kurang
atau tidak memperhatikan kaidah matematik.
 Pada data nominal dan ordinal semua operasi
aljabar, seperti menambah, mengurangi, mengalikan
dan membagi, tidak boleh dilakukan.
 Data nominal ialah pemberian angka pada suatu hal
tertentu. Data ordinal ialah data yang diatur menurut
peringkat tertentu, misalnya dengan diberi angka
dari 1 sampai 10 tanpa adanya skala yang jelas dan
konsisten.
Untung Rugi Amalgamasi
 Pada data skala interval hanya boleh dilakukan operasi
matematik yang tidak mengubah perbedaan relatif antara unit-
unit, misalnya menambah, mengurangi, membagi dan
mengalikan dengan konstanta, serta operasi integral dan
diferensial.
 Pada data skala nisbah dapat dilakukan semua jenis operasi
matematik, termasuk mengalikan dengan variabel, fungsi
pangkat dan tranformasi log.
 Pada waktu kita akan melakukan amalgamasi haruslah kita
periksa dua jenis data, yaitu data nominal dan data ordinal,
data skala interval atau data skala nisbah.
 Operasi matematik haruslah kita lakukan dengan
memperhatikan kaidah matematik sesuai dengan jenis data.
 Untuk menghindari kesalahan, data ordinal tidak dinyatakan
dalam angka, melainkan data huruf atu simbol. Huruf atau
simbol tidak dapat diperlakukan secara matematik.
Ketidakpastian dalam pemilihan
alternatif
 Dalam AMDAL yang canggih unsur ketidakpastian dimasukkan
juga dalam pemilihan alternatif. Pemilihan alternatif “terbaik”
haruslah didasarkan pada kriteria tertentu.
 Dari uraian dan contoh dapat dilihat bahwa sebenarnya tidak
ada alternatif “terbaik” ataupun alternatif “terburuk”. “Terbaik”
dan “terburuk” tergantung pada kriteria yang dipakai.
 Kriteria mana yang akan dipakai sangat tergantung pada
situasi perencanaan dan sifat pengambilan keputusan. Sudah
sepantasnya kriteria pengambilan keputusan dinyatakan
secara eksplisit dengan memperhatikan kemungkinan
keberhasilan dan kegagalan serta konsekuensi keberhasilan
dan kegagalan tersebut.
 Pelaksanaan AMDAL wajib mendorong pengambil keputusan
ke arah ini.

More Related Content

Similar to Dampak Lingkungan IV

risk_assessment.ppt
risk_assessment.pptrisk_assessment.ppt
risk_assessment.ppttheorahardjo
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesiabramantiyo marjuki
 
Hygiene perusahaan
Hygiene  perusahaanHygiene  perusahaan
Hygiene perusahaanandragrup01
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesiabramantiyo marjuki
 
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptxelshadewia
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptxManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptxdavidclinton15
 
Nurindra dewi astrini 50004903 hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017
Nurindra dewi astrini 50004903  hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017Nurindra dewi astrini 50004903  hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017
Nurindra dewi astrini 50004903 hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017Nurindra Astrini
 
Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeWahyu Nuryanto
 
IBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfIBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfryananda3
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirAgus Witono
 
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxIDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxpuspaidiputra
 
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptx
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptxSEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptx
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptxDharmaAtmaja
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptAGSI1
 
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Muhammad Bahrudin
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesiabramantiyo marjuki
 

Similar to Dampak Lingkungan IV (20)

risk_assessment.ppt
risk_assessment.pptrisk_assessment.ppt
risk_assessment.ppt
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
 
risk_assessment.ppt
risk_assessment.pptrisk_assessment.ppt
risk_assessment.ppt
 
Hygiene perusahaan
Hygiene  perusahaanHygiene  perusahaan
Hygiene perusahaan
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia
 
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx
.Analisi Mengenai Dampak Lingkungan.pptx
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptxManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
 
Nurindra dewi astrini 50004903 hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017
Nurindra dewi astrini 50004903  hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017Nurindra dewi astrini 50004903  hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017
Nurindra dewi astrini 50004903 hapzi ali tugas i_ut jakarta_2017
 
Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-mode
 
IBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfIBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdf
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
 
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxIDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
 
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptx
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptxSEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptx
SEMINAR TUGAS AKHIR(2)(3).pptx
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
 
Prakiraan dampak amdal
Prakiraan dampak amdalPrakiraan dampak amdal
Prakiraan dampak amdal
 
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
 
9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan9. audit-lingkungan
9. audit-lingkungan
 
Statistik & Probabilitas
Statistik & ProbabilitasStatistik & Probabilitas
Statistik & Probabilitas
 

Recently uploaded

"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx23May1983
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 

Recently uploaded (20)

"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 

Dampak Lingkungan IV

  • 1. METODOLOGI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN IV  PRAKIRAAN DAMPAK, ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN SERTA EVALUASI DAMPAK DAN RESIKO  HERDY F. YUSUF  FAISAL RASYID
  • 2. Pendahuluan  Prakiraan dampak, analisis resiko lingkungan, dan evaluasi dampak telah menggunakan metode yang sangat sederhana sampai pada metode yang canggih.  Prakiraan dampak yang sederhana lebih bersifat intuitif dan sangat subyektif.  Sedangkan pada metode yang canggih dasar ilmiah makin kuat dan sifat subyekif pun makin berkurang.  Model matematik, model fisik serta eksperimen laboratorium dan lapangan banyak digunakan dalam metode yang canggih.  Namun karena pengelolaan lingkungan bersifat antroposentris dan dengan demikian AMDAL sebagai salah satu alat pengelolaan juga bersifat antroposentris, alat yang canggih tidak dapat bebas dari subyektivitas
  • 3. Prakiraan Dampak  Tentukan lingkungan yang akan dibuat modelnya, uraikan karakteristik utama lingkungan tersebut dan dampak yang akan diprakirakan.  Pilih metode prakiraan yang sesuai:  metode informal  metode formal  metode model matematik (formal)  metode model fisik (formal)  metode eksperimental (formal)  Kumpulkan data khusus yang diperlukan oleh masing-masing metode,  Uji validitas metode,  Sempurnakan model dan lakukan revalidasi,  Gunakan metode untuk ekstra memprakirakan dampak,  Beri interpretasi pada prakiraan
  • 4. Prakiraan Dampak  Penelitian AMDAL umumnya menghasilkan banyak sekali data.  Banyak peneliti yang beranggapan, makin banyak data makin baik.  Karena itu banyak terjadi data yang terkumpulkan jauh lebih banyak daripada yang diperlukan, dan banyak yang tidak dianalisis, melainkan hanya disajikan saja.  Dengan demikian biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan tidak efektif dan efisien.  Pengumpulan data ini oleh Chambers (1985) disebut long-and- dirty (panjang dan kotor).
  • 5. Hindari BIAS  Pelingkupan tidaklah berarti, kita melakukan ekstrem yang lain, yang disebut quick-and-dirty (cepat dan kotor) oleh Chambers (1985).  Yaitu penelitian yang cepat dan menghasilkan data yang tidak dapat dipercaya.  Kemudian Chambers (1985) menyarankan dilakukannya penelitian yang disebutnya fairly-quick-and-fairly-clean (cukup cepat dan cukup bersih).  Di daerah pedesaan metode itu dikenal dengan nama rapid rural apprasial/RRA (penaksiran cepat pedesaan/PCP).  Dalam PCP Chambers Menyarankan untuk menghindari bias
  • 6. BIAS bisa meliputi  Ruang. Bias terhadap perkotaan, sehingga orang yang melarat yang tinggal jauh dari kota banyak yang terabaikan dalam penelitian,  Proyek. Peneliti di pedesaan umumnya tersalurkan ke daerah yang terdapat proyek, sedangkan daerah yang tidak ada proyeknya terabaikan,  Kontak dengan penduduk. Kontak dengan penduduk sering terjadi dengan penduduk yang kurang miskin, lebih banyak dengan laki-laki dan jarang dengan wanita, dan lain-lain,  Musim Kemarau. Banyak penilitian yang dilakukan pada saat musim kemarau daripada saat musim hujan,  Kesopanan dan protokol. Karena menjaga sikap sopan dan protokoler, menimbulkan sikap enggan untuk menanyakan tentang kemiskinan dan menghubungi orang miskin.
  • 7. Cari data sesuai kebutuhan! • Dengan demikian agar pengumpulan data dapat efektif, pengumpulan harus dilakukan berdasarkan  Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan,  Model prakiraan masing-masing dampak penting itu • Menurut WHO proses pengumpulan data ialah sebagai berikut  Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah penelitian,  Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran dan limbah dalam daerah tersebut,  Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa faktor pencemaran dan faktor limbah dalam lembaran kerja yang sesuai,  Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai data yang diperlukan,  Uji-silang data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tentukan ketelitiannya,  Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan menjadi satuan yang sesuai dengan yang tertera dalam lembaran kerja.
  • 8. Manfaatkan Bagan Alir  Dengan menggunakan metode bagan alir dalam identifikasi dampak, bagan alir itu kita gunakan sebagai tuntunan dalam prakiraan dampak selangkah demi selangkah.  Hasil yang didapatkan dalam langkah yang satu digunakan sebagai masukan untuk perhitungan dalam langkah berikutnya.  Inilah keuntungan bagan alir yang tidak terdapat dalam metode matriks dan daftar uji.  Perhatikan bagan alir berikut:
  • 9. Pembangunan Industri Persiapan Operasional Pencemaran Air Kenaikan air lahan Kenaikan kepadatan penduduk Pembebasan Lahan Penurunan hasil produksi pertanian Penggusuran penduduk Konstruksi prasarana dan kompleks industri Urbanisaso Kenaikan tekana penduduk Kenaikan air lahan Kerusakan Hutan Kenaikan produksi limbah di kota Kenaikan laju erosi Erosi gen
  • 10. Meruntun Bagan Alir  KENAIKAN KEPADATAN PENDUDUK  PENURUNAN HASIL PERTANIAN  PENGGUSURAN PENDUDUK  KENAIKAN TEKANAN PENDUDUK  KERUSAKAN HUTAN  KENAIKAN AIR LARIAN  KENAIKAN LAJU EROSI  EROSI GEN  ARUS URBANISASI  KENAIKAN PRODUKSI LIMBAH  KENAIKAN AIR LARIAN KARENA KONTRUKSI  PENCEMARAN AIR  PRAKIRAAN DAMPAK KUMULATIF
  • 11. ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN  Untuk mengelola resiko lingkungan diperlukan Analisis Resiko Lingkungan (ARL).  ARL dapat menjadi bagian dari AMDAL atau terlepas darinya.  ARL pada umumnya dan Analisis Manfa’at dan Resiko Lingkungan pada khususnya sesuai untuk pelaksanaan audit lingkungan.
  • 12. Arti Resiko Lingkungan Dalam Analisis Dampak Lingkungan  Resiko (manfaat) lingkungan ialah suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kementakan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan (menguntungkan) kepada manusia atau lingkungannya.  Dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan mengandung ketidakpastian.  Oleh karena itu, akronim ANDAL memberikan kesan yang salah kepada masyarakat, seolah-olah proyek yang telah disertai ANDAL, sudahlah beres dan aman, yaitu sudah dapat diandalkan.  Sumber ketidak pastian, diantaranya:  kesalahan metodologi  pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang kita perkirakan  kementakan kejadian yang rendah (low probability event)  kejadian yang tidak dapt diperkirakan
  • 13. Dasar Analisis Resiko Lingkungan  Analisis Resiko Lingkungan (ARL) dimulai dari analisis aktivitas, baik aktivitas oleh manusia maupun alam yang menjadi sumber terjadinya ancaman bahaya potensial.  Langkah ini disusul oleh analisis proses, analisis pendedahan, analisis konsekuensi dan anlisis manfaat/resiko.  Pada dasarnya langkah-langkah dalam ARL serupa dengan langkah-langkah pada Analsis Dampak Lingkungan.  Karena itu dalam hal ARL merupakan bagian dari ANDAL, langkah itu dapat sedapatnya diintegrasikan dalam ANDAL.  Perbedaan utama terletak dalam teknik prakiraan: pada ANDAL umunya prakiraan bersifat deterministik dan pada ARL bersifat probabilistik
  • 14. Metode Prakiraan Resiko Prakiraan Langsung  R = f (p . K), dimana R: Resiko, p: kemungkinan, dan K: Konsekuensi  Besarnya resiko merupakan fungsi besarnya kementakan (probability) dengan konsekuensi tertentu.  Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi, makin kecil kementakannya untuk terjadi.  Apabila tersedia cukup data statistik kementakan p suatu kejadian dapat dihitung.  Untuk banyak kejadian telah tersedia data statistik, misalnya curah hujan; debit sungai; jumlah kendaraan; arus lalu lintas dan jumlah kecelakaan; jumlah penduduk, kelahiran dan kematian.  Disamping data statistik, prakiraan besarnya resiko harus didasarkan juga pada asumsi tertentu.  Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario. Biasanya untuk suatu masalah disusun beberapa skenario, yaitu berturut-turut terburuk, sedang dan ringan. Masing-masing skenario mempunyai nilai resiko tertentu.
  • 15. Metode Prakiraan Resiko Prakiraan Langsung  Pada penggunaan ARL sebagai bagian ANDAL harus pula dilakukan pelingkupan, yaitu mengidentifikasi resiko yang penting.  Perhitungan berbagai jenis resiko yang penting itu merupakan profil resiko daerah tempat proyek yang sedang direncanakan.  Profil resiko tersebut menjadi landasan untuk penyusunan garis dasar resiko untuk ANDAL
  • 16. Metode Prakiraan Resiko Prakiraan Tidak Langsung  Jika tidak cukup tersedia data statistik untuk melakukan perhitungan langsung, resiko dapat dihitung secara tidak langsung berdasarkan terjadinya kecelakaan pada tingkat konsekuensi tertentu pada hal-hal yang lain (kegagalan- kegagalan pada komponennya).  Data statistik untuk masing-masing dapat dikumpulkan dari hal- hal (kegagalan-kegagalan) tersebut, sehingga kementakan kegagalan bekerjanya masing-masing komponen tersebut dapat dihitung.  Umumnya masing-masing kegagalan itu tidaklah menyebabkan kejadian yang besar.  Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi konsidensi, yaitu terjadinya bersama-sama secara stimulan atau berurutan beberapa kegagalan. Cara analisis seperti ini dikenal dengan nama Probabilistic Risk Assesment (PRA).
  • 17. Metode Prakiraan Resiko Prakiraan Tidak Langsung  Hasil dari PRA ialah suatu distribusi kementakan konsekuensi K yaitu kementakan p per tahun-industri atau tahun-reaktor (reactor year) dengan konsekuensi pada tingkat K (Weinberg, 1986).  Teknik yang umum digunakan adalah analisis pohon kegagalan (fault tree analysis) (Henley & Kumamoto, 1981).  Analisis pohon kegagalan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dimulai dari suatu kejadian, misalnya ledakan atau kebakaran, dan bekerja mundur sampai ke penyebabnya. Analisis ini digunakan jika kejadiannya telah diidentifikasi atau telah terjadi. Cara kedua ialah dimulai dari penyebab dan bekerja maju sampai ke kejadian yang mungkin terjadi. Yang akhir ini digunakan pada perencanaan proyek, jadi sebagai bagian dari AMDAL, atau untuk mengevaluasi resiko sebuah pabrik atau instalasi lain yang sedang operasional, yaitu bagian audit lingkungan.
  • 18. Evaluasi Dampak Metode Informal  Metode informal yang sederhana adalah dengan memberi nilai verbal, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan yang jelas.  Namun metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak.  Karena itu disini pun dapat terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dan pemberian nilai.  Kadar subyektifitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak pada margasatwa dari pada seorang pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar
  • 19. Evaluasi Dampak Metode Informal: Metode Pembobotan  Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit.  Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle untuk pengembangan sumber daya air (Dee et al., 1973).  Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial.  Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya komponen, dalam kategori ekologi ialah jenis populasi terestrial, selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak.  Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
  • 20. Evaluasi Dampak Metode Informal: Metode Pembobotan  Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya di Indonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika Serikat.  Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia.  Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.  Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan Battelle.  Pertama, fungsi nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S. M ialah indikator dampak dan S ialah batas maksimum atau minimum indikator dampak yang tidak boleh dilampaui.
  • 21. Evaluasi Dampak Metode Informal: Metode Pembobotan  Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto, melainkan nisbah manfaat/biaya lingkungan sebagai berikut:  nisbah manfaat/biaya lingkungan =  |Pos. E| = jumlah total dampak positif  |Neg E| = jumlah total dampak negatif.  Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval atau skala nisbah (bab amalgamasi).
  • 22. Evaluasi Dampak Metode Informal: Metode Ekonomi  Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Untuk dampak yang tidak mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami banyak kesulitan.  Cara yang umum dipakai adalah untuk memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak tersebut.  Harga bayang tersebut didasarkan pada kesediaan orang atau pemerintah untuk membayar atau untuk menerima ganti rugi untuk lingkungan yang terkena dampak tersebut.  Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya diperlukan untuk membersihkan lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin tinggi dengan makin tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
  • 23. Evaluasi Dampak Metode Informal: Metode Ekonomi  Pada prinsipnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga bayangan. Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya pengobatan.  Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai harga bayangan jiwa karena merupakan kesediaan pemerintah untuk membayar perlindungan jiwa dari kematian.  Banyak tantangan masih diberikan terhadap pemberian nilai uang pada lingkungan, terutama pada jiwa dan kesehatan manusia, tantangan itu terutama berkaitan dengan masalah etik.
  • 24. Evaluasi Resiko  Seperti halnya, evaluasi resiko juga bersifat subyektif. Evaluasi itu sangat dipengaruhi oleh persepsi orang terhadap resiko. Menurut Whyte & Burton (1982), resiko dapat dinyatakan sebagai  R = kementakan x konsekuensi  Akan tetapi bagi masyarakat umu persepsi resiko ialah  R = kementakan x (konsekuensi) p  Besarnya eksponen p dipengaruhi oleh banyak faktor.  Misal faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk menerima resiko, responden di Amerika Serikat menaksir-lebih (overestimate) resiko yang ditimbulkan oleh kejadian yang jarang terjadi dan menaksir-kurang (underestimate) resiko yang ditimbulkan oleh kejadian yang banyak terjadi.
  • 25. Evaluasi Resiko  Evaluasi resiko sangatlah rumit. Dua faktor utama selalu harus diingat: pertama, adanya ketidakpastian ilmiah dan kedua, persepsi masyarkat terhadap resiko hanyalah sebagian saja didasarkan pada bukti ilmiah.  Mengingat rumitnya evaluasi resiko para pakar menyarankan, agar evaluasi dijalankan melalui proses negosiasi dan mediasi dengan masyarakt (Bidwell et al. 1987; Klapp, 1987).  Negosiasi dan mediasi yang ternyata telah dapat membuahkan hasil kesepakatan yang memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan dan menggalang peran serta mereka di banyak negara, kiranya perlu untuk dipelajari kemungkinan penerapannya di Indonesia, metode ini kiranya juga sesuai dengan pasal 22 PP 51 tahun 1993.  Lagi pula musyawarah merupakan tradisi yang telah berakar dalam kehidupan masyarakt kita.
  • 26. Amalgamasi  Amalgamasi ialah merangkum semua nilai yang didapat menjadi satu atau sejumlah kecil indeks dampak komposit. Amalgamasi disebut juga agregasi.  Tujuan amalgamasi ialah untuk mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.  Sistem evaluasi lingkingan Battelle menghasilkan indeks dampak komposit dengan menjumlahkan Satuan Dampak Lingkungan. Indeks dampak komposi adalah  Yaitu Dk = indeks dampak komposit, SDLdp = Satuan Dampak lingkungan dengan proyek; SDLtp = Satuan Dampak Lingkungan tanpa proyek.
  • 27. Amalgamasi  Metode amalgamasi yang lain yang terkenal ialah metode tumpang tindih McHarg(1969).  Teknik ini pertama kali digunakan oleh McHarg (1969) antara lain, untuk menentukan rute jalan raya.  McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam kontruksi jalan raya, baik faktor fisik yang secara tradisional diperhitungkan oleh para insinyur jalan raya, maupun faktor biologi dan sosial-ekonomi, misalnya kemiringan lereng, drainase permukaan, kepekaan terhadap erosi, nilai sejarah, dan lain-lain.  McHarg memberikan urutan peringkat untuk zona pada masing-masing kategori, tetapi tidak memperbandingkan peringkat antara kategori, misalnya antara peringkat kemiringan lereng, peringkat tanah, peringkat sejarah dan peringkat mergasatwa.
  • 28. Amalgamasi  McHarg menyatakan peringkat kategori yang satu tidak dapat diperbandingkan dengan peringkat kategori yang lain dan karena itu kategori tidak dapat diberi urutan peringkat.  Namun demikan ia menjumlahkan peringkat zona dalam kategori yang lain.  Banyak orang menggangap metode tumpang tindih McHarg sebagai metode untuk identifikasi dampak.  Namun dari uraian jelaslah metode McHarg bukanlah metode untuk mengidentifikasi dampak, melainkan metode untuk memeilih alternatif dengan nilai dampak negatif terendah.
  • 29. Untung Rugi Amalgamasi  Dengan amalgamasi pengambil keputusan hanya mempertimbangkan satu angka, sedangkan tanpa indeks komposit pengambil keputusan harus menghadapi banyak data yang bersifat verbal.  Misalnya, untuk memilih alternatif ia tinggal membandingkan indeks dampak komposit masing-masing alternatif.  Dalam metode Leopold dan Battelle ia tinggal memilih indeks terkecil, dalam metode Mongkol indeks terbesar dan dalam metode McHarg warna termuda atau putih.  Namun demikian banyak terdapat perdebatan setuju dan tidak setuju dengan indeks komposit.
  • 30. Untung Rugi Amalgamasi  Keberatan berlandaskan atas dua alasan utama.  Pertama, indeks komposit pada hakekatnya adalah nilai rata-rata dampak. Karena itu indeks komposit tersebut dapat menutupi dampak yang tingkat besarnya dan atau tingkat pentingnya tinggi.  Untuk mengatasi kelemahan ini telah dianjurkan untuk :  nilai besar dan penting masing-masing dampak harus dimasukkan dalam laporan;  prosedur amalgamasi harus diuraikan dengan jelas;  dampak yang tidak dapat diterima (nilai negatifnya tinggi atau/dan tidak ada cara untuk mengatasinya) harus diberi “bendera merah”;  dampak juga diberi “bendera merah”, apabila data atau/dan ilmu pengetahuan untuk memprakiraannnya tidak cukup.
  • 31. Untung Rugi Amalgamasi  Keberatan kedua terhadap amalgamasi ialah pada waktu orang melakukan amalgamasi, orang kurang atau tidak memperhatikan kaidah matematik.  Pada data nominal dan ordinal semua operasi aljabar, seperti menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi, tidak boleh dilakukan.  Data nominal ialah pemberian angka pada suatu hal tertentu. Data ordinal ialah data yang diatur menurut peringkat tertentu, misalnya dengan diberi angka dari 1 sampai 10 tanpa adanya skala yang jelas dan konsisten.
  • 32. Untung Rugi Amalgamasi  Pada data skala interval hanya boleh dilakukan operasi matematik yang tidak mengubah perbedaan relatif antara unit- unit, misalnya menambah, mengurangi, membagi dan mengalikan dengan konstanta, serta operasi integral dan diferensial.  Pada data skala nisbah dapat dilakukan semua jenis operasi matematik, termasuk mengalikan dengan variabel, fungsi pangkat dan tranformasi log.  Pada waktu kita akan melakukan amalgamasi haruslah kita periksa dua jenis data, yaitu data nominal dan data ordinal, data skala interval atau data skala nisbah.  Operasi matematik haruslah kita lakukan dengan memperhatikan kaidah matematik sesuai dengan jenis data.  Untuk menghindari kesalahan, data ordinal tidak dinyatakan dalam angka, melainkan data huruf atu simbol. Huruf atau simbol tidak dapat diperlakukan secara matematik.
  • 33. Ketidakpastian dalam pemilihan alternatif  Dalam AMDAL yang canggih unsur ketidakpastian dimasukkan juga dalam pemilihan alternatif. Pemilihan alternatif “terbaik” haruslah didasarkan pada kriteria tertentu.  Dari uraian dan contoh dapat dilihat bahwa sebenarnya tidak ada alternatif “terbaik” ataupun alternatif “terburuk”. “Terbaik” dan “terburuk” tergantung pada kriteria yang dipakai.  Kriteria mana yang akan dipakai sangat tergantung pada situasi perencanaan dan sifat pengambilan keputusan. Sudah sepantasnya kriteria pengambilan keputusan dinyatakan secara eksplisit dengan memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan serta konsekuensi keberhasilan dan kegagalan tersebut.  Pelaksanaan AMDAL wajib mendorong pengambil keputusan ke arah ini.