SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
IDENTIFIKASI, PRAKIRAAN, EVALUASI &
MITIGASI (IPEM) DALAM AMDAL
(Pengantar Prakiraan & Evaluasi Dampak)
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Dampak Penting
2. Metode Prakiraan Dampak Penting
3. Metode Evaluasi Dampak Penting
4. Contoh Prakiraan dan Evaluasi Dampak Penting
URUTKAN ?
APA BEDANYA ?
IDENTIFIKASI DAMPAK
B
PRAKIRAAN DAMPAK
C EVALUASI DAMPAK
A
B C A
KONSEP AMDAL
PENAPISAN PELINGKUPAN
RENCANA
PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN
PRAKIRAAN
DAMPAK
EVALUASI
HOLISTIK
Menentukan
Dokumen
Lingkungan
yang dibuat:
1. AMDAL
2. UKL-UPL
3. SPPL
Menentukan :
1. Sifat
Dampak
2. Besar
Dampak
3. Sifat
Penting
Dampak
Menentukan
Kelayakan
atau
Ketidaklayakan
Lingkungan
Hidup
Menentukan:
1. Bentuk/jenis
2. Lokasi
3. Periode
4. Pelaksana/p
engawas/
pelaporan
Dari
Pengelolaan
&
Pemantauan
Menentukan
Dampak
Penting
Hipotetik
(DPH)
PRA-
AMDAL ANDAL
RKL-RPL
KA- ANDAL
A M D A L
MUATAN AMDAL
PERMENLH NO. 16 Thn 2012
Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen LH
Kerangka Acuan (KA-ANDAL) memuat:
a. pendahuluan;
b. pelingkupan;
c. metode studi;
d. daftar pustaka; dan
e. lampiran.
Andal memuat:
a. pendahuluan;
b. deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal;
c. prakiraan dampak penting;
d. evaluasi secara holistik terhadap dampak
lingkungan;
e. daftar pustaka;dan
f. lampiran.
RKL-RPL memuat:
a. pendahuluan;
b. rencana pengelolaan lingkungan hidup;
c. rencana pemantauan lingkungan hidup;
d. jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan;
e. pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang tercantum
dalam RKL-RPL;
f. daftar pustaka; dan
g. lampiran.
I
III
II
Inventarisasi DP tanpa memperhatikan
besar/kecilnya dampak atau pentingnya
dampak
BAGAN ALIR
PROSES PELINGKUPAN
PERMEN LH
08 TH 2006
PROSES PELINGKUPAN
Komponen
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan Hidup
Kegiatan Lain di
Sekitarnya
Saran, Pendapat dan
Tanggapan (SPT)
Masyarakat
Dampak
Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Evaluasi Dampak
Potensial
Identifikasi
Dampak
Potensial Bukan Dampak
Penting Hipotetik
(DTPH)
Tidak Dikelola dan
Dipantau
Dikelola dan Dipantau
PERMENLH NO 16
TAHUN 2012
No
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
Pra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8
A Fisik-kimia:
1. Kualitas Udara √ √ √ √ √
2. Kebisingan √ √ √ √ √
4. Getaran √ √ √ √
5. Kuantitas air tanah √ √
6. Kualitas Air permukaan √ √ √
7. Run off, erosi dan Sedimentasi √ √
B. Transportasi (Lalulintas):
1. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan √ √
2. Kerusakan Jalan √ √
C. Biologi:
1. Biota Perairan √
D. Sosial Ekonomi:
1. Peluang Kerja dan Berusaha √ √ √ √
2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk √
3. Pendapatan Masyarakat √ √ √
E. Sosial Budaya:
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat √ √ √ √ √ √
2. Keresahan masyarakat √ √
3. Penyakit Sosial Masyarakat √ √ √ √
4. Gangguan keamanan dan kenyamanan √ √ √
F. Kesehatan Masyarakat
1. Pola Penyakit dan nosokomial √ √ √ √
2. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat √ √ √ √
3. Vektor penyakit √
Pra-
Konstruksi
: (1) Sosialisasi proyek
Konstruksi : (2) Rekruitmen tenaga kerja
konstruksi, (3) Pembukaan dan
pematangan lahan, (4)
Pembuatan basecamp tenaga
kerja, bahan dan alat, (5)
Mobilisasi peralatan dan bahan
bangunan, (6) Pembangunan
fisik RS-PKU dan
kelengkapannya,
Operasi : (7) Rekruitmen Karyawan
Operasi RS-PKU Muhammadiyah,
(8) Operasi Rumah Sakit PKU
Surakarta
Tabel 2. Matriks Interaksi Komponen Lingkungan dengan Tahapan Kegiatan
INTERAKSI
Kriteria yang digunakan untuk menapis dampak potensial sehingga menjadi
dampak penting hipotetik antara lain:
a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yg dikaji sudah cukup tinggi ?
b) Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dlm kehidupan sehari-hari
masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai
ekologis), shg perubahan besar pd kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat
berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem?
c) Apakah masy. setempat menyatakan kekhawatiran thd perubahan komp. Lingk. tsb ?
d) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yg akan dilanggar atau dilampaui dgn adanya
dampak tersebut ?
e) Apakah telah disusun Prosedur Operasi Standard (SOP) untuk mencegah, meminimisasi dan/atau
memitigasi dampak yang diprakirakan akan timbul?
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan:
1. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, dan point (e) dijawab
“tidak” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak penting hipotetik. (DPH)
2. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, tetapi point (e) dijawab
“ya” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik ttp harus dikelola
dan dipantau. (DTPHk)
3. Apabila 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “tidak”, dan point (e) dijawab “tidak” maka dampak
potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik. (DTPHo)
EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
DP
DPH DTPH
DTPHk DTPHo
No.
Sumber
Dampak
Komponen lingkungan
terkena dampak
Kriteria Dikaji dalam
ANDAL
Penjelasan
Penerima Dampak 1 2 3 4 5
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Sosialisasi dan
Konsultasi
Publik
Masyaraka
t sekitar
1. Muncul
nya
keresah
an
masyara
kat
Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Keresahan masyarakat timbul
karena kekhawatiran terhadap
kemungkinan timbulnya limbah
yang bersifat infeksius maupun
timbulnya limbah yang tidak
terkelola dengan baik. Dampak
munculnya keresahan
masyarakat akan dikaji dalam
ANDAL.
Masyaraka
t sekitar
1. Muncul
nya
sikap
dan
persepsi
masyara
kat
Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Dengan adanya keresahan
masyarakat maka timbulah
sikap dan persepsi negatif
masyarakat. Dampak
munculnya sikap dan persepsi
masyarakat akan dikaji dalam
ANDAL.
A. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan
Tenaga Kerja
Konstruksi
Masyaraka
t sekitar
1. Terbuka
nya
kesemp
atan
kerja
Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Terbukanya peluang bekerja
dan berusaha akan
menimbulkan dampak dan
persepsi positif masyarakat.
Dampak terbukanya
kesempatan kerja akan dikaji
dalam ANDAL.
Tabel 2.38. Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik
No Komponen Lingkungan Terkena Dampak
Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak
Pra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8
A Fisik-kimia:
1. Kualitas Udara DTPHk DTPHo DPH DPH DPH
2. Kebisingan DTPHk DTPHo DPH DPH DTPHo
4. Getaran DTPHk DTPHo DPH DPH
5. Kuantitas air tanah DPH DPH
6. Kualitas Air permukaan DTPHk DTPHo DPH
7. Run off, erosi dan Sedimentasi DTPHo DPH
B. Transportasi (Lalulintas):
1. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan DPH DPH
2. Kerusakan Jalan DTPHk DTPHo
C. Biologi:
1. Biota Perairan DTPHo
D. Sosial Ekonomi:
1. Peluang Kerja dan Berusaha DPH DPH DPH DPH
2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk DTPHo
3. Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH
E. Sosial Budaya:
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH
2. Keresahan masyarakat DPH DPH
3. Penyakit Sosial Masyarakat DTPHo DTPHo TDPHo DPH
4. Gangguan keamanan dan kenyamanan DTPHo DTPHk DPH
F. Kesehatan Masyarakat
1. Pola Penyakit dan nosokomial DTPHo DTPHo DTPHo DPH
2. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat DTPHk DTPHo DPH DPH
3. Vektor penyakit DPH
Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Pada Setiap Tahapan Kegiatan
Jenis & Fungsi Metode AMDAL
Metode
Identifikasi
Dampak
 Mengidentifikasi komponen lingkungan yg
berpotensi terkena dampak penting
 Terutama digunakan disaat proses pelingkupan
untuk penyusunan KA
Metode
Prakiraan
Dampak
 Memprakirakan arah dan besar dampak
lingkungan yang akan timbul
 Mengevaluasi sifat penting dari dampak
 Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL
Metode
Evaluasi
Dampak
 Evaluasi secara holistik untuk pengambilan
keputusan kelayakan proyek dr segi lingkungan
 Digunakan sebagai arahan utk RKL dan RPL
 Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL
KERANGKA ACUAN
BAB II
KERANGKA ACUAN
BAB III
● Harus dapat memprakirakan: siapa yg akan terkena;
berapa banyak; & siapa kelompok/golongan masy. yg
terkena dampak.
● Dalam bentuk apa terkena dampak: gangguan
kesehatan, aliran limbah, gas buang, psikis
● Berapa lama dampak berlangsung & seberapa dalam
intensitas dampak yg ditimbulkan
● Apakah dampak dapat kembali sendiri secara alami
atau tidak → Bila pelingkupan terfokus baik (isu pokok,
potensi dam-ting & batas studi) serta pengumpulan & analisis
data terarah; maka prakiraan dampak akan tajam dan analitis.
PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK
1. Dua macam kajian
 Besar dampak lingkungan (magnitude of
impact)  dimuat dalam Bab Prakiraan
Dampak
 Sifat penting dampak lingkungan
(importance of impact)  dimuat dalam Bab
Evaluasi Dampak atau dalam Bab Prakiraan
Dampak
DAMPAK = DTp – DTo
• DTo = DAMPAK YANG TERJADI TANPA PROYEK
• DTp = DAMPAK YANG TERJADI DENGAN PROYEK
PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK
(LANJUTAN)
2. Definisi Dampak Proyek  Besar dampak
Besar dampak (magnitude of impact) & arah
dampak lingkungan yg akan terjadi di ruang &
waktu tertentu, diprakirakan dg pendekatan sebagai
berikut:
3. Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek
Prakiraan dampak suatu komponen harus
mempertimbangkan prakiraan komponen
lingkungan lain yang terkait.
. Contoh, prakiraan terhadap perubahan pendapatan nelayan harus
mempertimbangkan hasil prakiraan dampak populasi ikan
PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK
(LANJUTAN)
t1 t2 tn
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan Dampak
Sifat dampak dibedakan menjadi dampak positif (+)
dan dampak negatif (-).
Besaran dampak dapat dibedakan atas 3 (tiga)
kategori, yaitu : besar (3) , sedang (2) dan kecil (1)
Penilaian dampak penting ditentukan dengan
berpedoman pada pasal 22 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009. Terdapat 8 kriteria.
 DAMPAK PENTING:
Perubahan lingkungan
hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan
oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan
Dampak = Dp – Dtp
Dp= Rona lingkungan di
waktu yang akan datang
dengan proyek
Dtp= Rona lingkungan
diwaktu yang akan datang
tanpa proyek
DAMPAK PENTING
DAMPAK PENTING
KEPENTINGAN DAMPAK
1. Jumlah penduduk yang
terkena dampak
2. Luas sebaran dampak
3. Intensitas dampak dan
lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain yang
terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak
7. Kriteria lain : Ketersedian
teknologi
NO
.
FAKTOR PENENTU DAMPAK
PENTING
KRITERIA DAMPAK PENTING
Tidak Penting
(Nilai 1)
Penting
(Nilai 5)
1.
Penduduk (Pd)
Pd = P1/P2
P1 = Penduduk yang terkena dampak
P2 = Penduduk yangmenikmatimanfaat
Penduduk yang menerima manfaat
lebih besar daripada penduduk yang
menerima dampak
Penduduk yang menerima dampak
lebih besar daripada penduduk
yang menerima manfaat
2.
Luas persebaran dampak (L)
L = L1/L2
L1 = Luas persebaran dampak
L2 = Luas areal kegiatan
Tidak ada wilayah yang mengalami
perubahan mendasar
Ada wilayah yang mengalami
perubahan mendasar
3a.
Lama berlangsungnya dampak (W)
W = W1/W2
W1 = Lamanya dampak berlangsung
W2 = Lamanya kegiatan
(tahapan kegiatan)
Lamanya dampak kurang dari 1
tahapan kegiatan, ringan, populasi
terkena dampak tidak terpengaruh
Lamanya dampak lebih dari 1
tahapan kegiatan sedang s/d berat,
populasi terkena dampak
terpengaruh, melampaui baku mutu
3b. Intensitas dampak
Ringan, populasi yang terkena
dampak tidak terpengaruh
Sedang sampai berat, populasi
yang terkena dampak terpengaruh
4
Banyaknya komponen lingkungan hidup lain
yang terkena dampak (DL)
DL = SR/PR
SR = Dampak Sekunder
PR = Dampak Primer
Banyaknya komponen lingkungan
hdup primer lebih banyak daripada
dampak sekunder
Banyaknya komponen lingkungan
hdup primer lebih sedikit daripada
dampak sekunder
5 Sifat kumulatif dampak
Tidak kumulatif, dapat diasimilasi
oleh lingkungan
Kumulatif dan sinergistik, tidak
dapat disimilasi oleh lingkungan
6 Berbalik atau tak berbalik
Dapat dipulihkan dengan rekayasa
manusia
Tidak dapat Dipulihkan (tidak
berbalik)
7. Kreteria lainnya ; ketersedian teknologi Tersedia Tidak tersedia
Berdasarkan 7 (tujuh) kriteria dampak penting di atas maka suatu
komponen kegiatan berdampak penting terhadap komponen
lingkungan hidup apabila:
1) Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak dianggap penting
dan/atau
2) Terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kriteria yang lain berdampak
penting.
PENENTUAN DAMPAK
PENTING
Faktor Penentu Dampak
Tingkat Kepentingan
Dampak
Dasar Penilaian
Jumlah manusia terkena
dampak
Penting Penduduk yang tinggal di dukuh Bangorejo,
dan Dukuh Munyung Desa Kwarasan yang
berdekatan dengan lokasi kegiatan.
Luas wilayah persebaran
dampak
Penting Wilayah RT 01/X, RT 01/XI Desa Kwarasan
Intensitas dampak dan
lama dampak berlangsung
Penting Intesitas cukup yang terjadi pada pada saat
musim hujan
Banyaknya komponen
lingkungan lain yang
terkena dampak
Penting Komponen yang terpengaruh kesehatan
dan kenyamanan penduduk
Sifat kumulatif dampak Penting Karena pada saat terjadi penggenangan
akibat mengumpulnya air dari kawawasan
sebelah barat.
Berbalik atau tidak
berbalik
Tidak Penting Tingkat aliran permukaan merupakan
dampak yang tidak berbalik
Kriteria lain Tidak Penting Tidak ada kriteria lain yang
dipertimbangkan
Kesimpulan Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan berdampak penting
sementara terhadap peningkatan aliran permukaan.
BESARAN DAMPAK
 Besaran dampak dikategorikan besar,
bila perubahan kondisi lingkungan
hidup yang terjadi karena kegiatan,
mencapai lebih dari 30 % kondisi
lingkungan hidup semula.
 Besaran dampak dikategorikan
sedang, bila perubahan kondisi
lingkungan hidup yang terjadi karena
kegiatan, mencapai nilai nilai 10 – 30
% dari kondisi lingkungan hidup
semula.
 Besaran dampak dikategorikan kecil,
bila perubahan kondisi lingkungan
hidup yang terjadi karena kegiatan,
kurang dari 10 % kondisi lingkungan
hidup semula
Besaran dampak dikategorikan
besar apabila selisih kualitas
lingkungan (+ / - ) 3.
Besaran dampak dikategorikan
sedang apabila selisih kualitas
lingkungan (+ / - ) 2.
Besaran dampak dikategorikan
kecil apabila selisih kualitas
lingkungan (+ / - ) 1.
% SKL
SKALA KUALITAS LINGKUNGAN:
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Sedang : 3
Buruk : 2
Sangat Buruk : 1
Kondisi Indikator
Skala
Nilai
Kriteria
Tanpa Proyek Pada saat ini lahan digunakan sebagai sawah,
diwaktu yang akan datang juga untuk sawah
sehingga aliran permukaan yang terjadi adalah:
Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal
rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L =
0,55 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3=
839,623 m3/bulan atau 0,324 liter/detik.
Tetapi lokasi kegiatan merupakan bagian hilir dari
aliran drainase sehingga sering mendapatkan
kiriman air yang mangakibatkan terjadi
penggenangan.
3 Sedang
Dengan Proyek Dengan adanya kegiatan pembersihan dan
pematangan lahan maka akan terjadi perubahan
struktur tanah menjadi lebih padat.
Volume aliran permukaan adalah:
Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal
rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L =
0,65 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3=
992,282 m3/bulan atau 0,383 liter/detik.
Maka terjadi kenaikan aliran permukaan Qp – Qtp =
0,383 liter/detik - 0,383 liter/detik = 0,059
3 Sedang
BESAR EROSI
Besar Erosi
(Ton/ha/th)
Klasifikasi Besar
Erosi
1. 0 -15 Sangat Ringan (SR)
2. 15 - 60 Ringan (R)
3. 60 – 180 Sedang (S)
4. 180 - 480 Berat (B)
5. > 480 Sangat Berat (SB)
BESAR DAMPAK
Skala Katagori % Derajat Kejenuhan (DS = Q/C)
1 Buruk 0 – 20 0,81 – 1,00
2 Kurang 20 – 40 0,61 – 0,80
3 Sedang 40 – 60 0,41 – 0,60
4 Baik 60 – 80 0,21 – 0,40
5 Baik Sekali 80 – 100 0,00 – 0,20
SKALA KUALITAS LINGKUNGAN
KOMPONEN TRANSPORTASI
METODE PRAKIRAAN (BESAR) DAMPAK
Metode Formal
 Model Fisik (physical model)
 Eksperimen (experimental method)
 Model matematik
 Metode Non Formal
 Penilaian ahli (professional
judgement)
 Teknik Analog
METODE FORMAL
Teknik memprakirakan dampak dg
menggunakan formula, model atau rumus
tertentu, baik yg sudah dikembangkan oleh
pakar lain maupun yg dibuat sendiri.
 Hasil prakiraan bersifat kuantitatif dg
dukungan tabel, grafik atau referensi
spasial/geografis.
METODE FORMAL
 Terlepas dari persoalan akurat tidaknya
prakiraan dampak, akuntabilitas metode
formal lebih dapat ditelusuri ketimbang yg
bersifat non formal
 Metode ini harus hati-hati digunakan karena
sering terdapat asumsi atau koefisien teknis
yg tidak relevan dgn kondisi Indonesia
Model Fisik
 Model Illustrasi
Illustrasi (sketsa, foto, film) tentang kondisi
lingkungan “Tanpa Proyek” vs “Dengan Proyek”
 Model Miniatur
Simulasi kondisi dengan proyek melalui model
miniatur (sering digunakan utk aspek fisik kimia)
Asumsi:
Antara model miniatur & yang diamati terdapat
kesamaan proses/dinamika
METODE FORMAL
Model Eksperimen
Banyak digunakan oleh aspek biologi
 Eksperimen Laboratorium
Kondisi lingkungan yang akan terjadi karena
proyek diuji coba di laboratorium
 Eksperimen di Calon Lokasi Proyek
Eksperimen dengan pengujian langsung di (calon)
lokasi kegiatan proyek
METODE FORMAL
Model Matematik
 Model Proyeksi
Prakiraan dampak dibangun berdasarkan model
matematik yang dikonstruksikan dari teori dan
asumsi bekerjanya suatu kondisi sosial tertentu.
Misal, model proyeksi pertambahan penduduk
 Model Empirik (black box)
Model dibangun berdasarkan hasil pengamatan
secara empiris terhadap perilaku input-ouput obyek
yang diteliti, tanpa melihat perilaku proses
Contoh: Model Efek Pengganda (Multiplier Effect)
METODE FORMAL
R K LS CP
Prakiraan EROSI (A) menurut formula USLE:
A (ton/ha/tahun) = R x K x L x S x C x P
(Tahun 1989, 1998 dan 2004)
1989 1998 2004
 Teknik memprakirakan dampak yang
mengandalkan pada kemampuan profesional
pakar (ilmu-ilmu sosial). Ketajaman metode ini
banyak ditentukan oleh:
– Pengalaman empiris yg terhimpun pada pakar
bersangkutan
– Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari pakar
bersangkutan
 Hasil prakiraan dapat bersifat kuantitatif
 Metode ini sebaiknya digunakan bila tidak
ada metode formal yg representatif & atau
tidak tersedia data yg dipersyaratkan oleh
metode formal yg akan digunakan.
 Kesahihan metode informal sangat
tergantung pada kemampuan pakar yg
menggunakannya. Sehingga hasilnya tidak
selalu lebih rendah dari metode formal.
Penilaian Ahli
 Meminta kepada seorang ahli
 Meminta pendapat kepada lebih dari 1
(satu) orang ahli
 Meminta pendapat kepada group para
ahli/asosiasi pakar
 Meminta kepada group para ahli untuk
menyepakati dan melembagakan konsensus
yang dicapai
Teknik Analog
Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat proyek
tertentu) digunakan untuk memperkirakan dampak
kegiatan/proyek sejenis di lokasi lain
misal:
Sebab-sebab timbulnya keresahan warga
masyarakat sekitar tambang batubara di Barito
Utara (Kaltim) digunakan sebagai analogi untuk
kasus tambang batubara di Kalsel
SEJAUH MANA DAMPAK LINGKUNGAN YANG
TIMBUL BERSIFAT PENTING?: EVALUASI SIFAT
PENTING DAMPAK
 Sejauh mana perubahan lingkungan (dampak)
akibat rencana kegiatan/usaha yg timbul bersifat
mendasar thd:
stabilitas & keberlanjutan kehidupan ekologi
(ecological importance), dan/atau
kehidupan sosial, ekonomi & budaya masy.
(social importance)
 Setiap kelompok masy. memberi nilai penting yg
berbeda2 (ruang, waktu) thd dua segi kehidupan
tersebut
Penting-tidaknya dampak sangat ditentukan oleh
kondisi sosial, ekonomi & budaya masy. yg
terkena dampak. Sehingga sifat penting dampak
sangat kontekstual:
 Emic, tergantung pada nilai-nilai dan norma yg
dianut oleh masy. yg berkepentingan dg dampak
yg timbul
 Relatif, apa yg dipandang penting saat ini dapat
berubah di masa mendatang
CONTOH-CONTOH
ANDAL STIKES SURAKARTA
No Komponen Parameter
Pengumpulan Data
Primer Sekunder
1. Kualitas air sungai Temperatur, Padatan terlarut, Padatan tersuspensi, DHL, pH, Ca, Mg,
Fe, Mn, Cd, Cu, Pb, Cr, Hg, Sulfida, Amonia bebas, Nitrat, Nitrit, DO,
BOD, COD, Fosfat, Sulfat, Chlorida
V
2. Kualitas air tanah dangkal/ sumur Bakteri E coli dan coliform V V
3. Kedalaman muka air tanah V V
4. Kuantitas air tanah karakteristik DPS, intensitas hujan, V
5. Kuantitas air sungai pola debit sungai, banjir, angkutan volume sedimen, V
6. Kualitas Udara (kimia) SO2, NO2, OX, CO, Pb, Hidrokarbon V
7. Kadar debu Total Partikel Debu (TSP) V
8. Kebisingan Kebisingan V V
9. Kondisi saluran drainase sistem drainase V
10. Debit sungai V
11. Geologi Jenis batuan, Posisi dan penyebaran, Sifat fisik-batuan (kekerasan,
tekstur, struktur, komposisi mineral)
V
12. Fisiografi, ruang dan lahan Kemiringan lereng (slope), beda tinggi, penggunaan lahan, proses
geomorfologi
V
13. Jenis tanah Jenis tanah, distribusi ukuran butir, Batas-batas Atterberg,
permeabilitas.
V V
14. Iklim Curah hujan, Suhu udara, Kelembaban, Angin (arah dan kecepatan) V V
16. Evaporasi V
17. Radiasi Surya V
18. Kelembaban udara V V
19. Transportasi (kepadatan) V
20. Kondisi jalan V V
JENIS DATA
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
No. Komponen Lingkungan Metode Prakiraan Dampak
1. Iklim
a. Curah hujan Matematis
b. Suhu udara Matematis
c. Kecepatan dan arah angin Matematis
Kelembaban udara Matematis
Radiasi matahari Matematis
Evaporasi Matematis
2. Udara
a. Kualitas Udara (kimia) Matematis dan analogi
a. Kadar debu Matematis dan analogi
a. Kebisingan Matematis dan analogi
3. Air
a. Kualitas Air
 Kualitas air sungai matematis
 Kualitas air tanah matematis
b. Kuantitas
 Kuantitas air sungai (debit) matematis
 Kapasitas air tanah matematis
b. Arah aliran air tanah matematis
b. Kondisi saluran drainase analogi
Lanjutan
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
4. Geologi, tanah dan lahan
a. Geologi Analogi/Profesional Adjusment
a. Tanah Matematis
a. Perubahan Penggunaan lahan Matematis
5. Transportasi
a. Transportasi (kepadatan) matematis
a. Kondisi jalan Analogi
B. Biota
1. Fauna darat
Hewan liar (Mammalia, Amphibia, Reptilia & insekta)
Burung (Aves)
Analogi/Professional
judgement
2. Hewan peliharaan Analogi/Professional
judgement
3. Bakteri coli Analogi
4. Bentos (jenis) Analogi
CONTOH
PREDIKSI DAMPAK
SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN
PENINGKATAN HARGA
TANAH
Kondisi Indikator
BESARAN
DAMPAK
SIFAT
DAMPAK
SIFAT
PENTING
DAMPAK
Tanpa
Proyek
Status tanah milik
pemerintah desa, dan
masyarakat umum tidak
berkepentingan secara
langsung, sehingga tidak
ada perubahan signifikan
penggunaannya dan tidak
akan mengalami
perubahan NJOP. Desa
Sobokerto hanya
terpengaruh desakan
Perkembangan Kota
Surakarta
4 +
PP
Dengan
Proyek
Banyak fasilitas baru akan
terbangun di Desa
Sobokerto sehingga akan
meningkatkan harga jual
tanah (NJOP).
5
KONSTRUKSI
PENINGKATAN AIR
LARIAN
Kondisi Indikator
BESARAN
DAMPAK
SIFAT
DAMPAK
SIFAT
PENTING
DAMPAK
Tanpa
Proyek
Q = 13.649,6 m3/bulan 4 _
PS
Dengan
Proyek
Besarnya air larian
pada kondisi T1.tp
dengan T1.p
mengalami kenaikan
sebesar 238,87 m3/bln
atau 2.866,44
m3/tahun atau 1,75 %.
Besar penambahan ini
apabila dibandingkan
debit air yang masuk
ke dalam waduk tidak
mengalami secara
signifikan.
4
KONSTRUKSI
EROSI DAN
SEDIMENTASI
Kondisi Indikator
BESARAN
DAMPAK
SIFAT
DAMPAK
SIFAT
PENTING
DAMPAK
Tanpa
Proyek
A = 163,2 ton/thn.
Apabila dipaparkan
ke waduk yang
mempunyai luas
240 adalah: = 108,8
x (16/240) = 7,25
mm
4 _
PS
Dengan
Proyek
Peningkatan
pemaparan sedimen
tanpa pyoyek dan
dengan proyek
sebesar : 34,90 mm
– 7,25 mm = 27,65
mm atau naik
381,37 %
3
Pengertian
EVALUASI SECARA HOLISTIK DAMPAK
LINGKUNGAN
 Tahap akhir rangkaian ANDAL yang bertujuan
mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai
komponen lingkungan yang terkena dampak penting;
sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan
(alternatif) rencana kegiatan/usaha.
 Dalam evaluasi dampak lingkungan, aspek sosial
dianalisis sebagai bagian yang integral dengan aspek
fisik-kimia dan biologi
Macam Metode Evaluasi Dampak
1. Metode penampalan (overlays)
2. Metode daftar uji berskala-terbobot (weighted-
scale checklist)
3. Metode matrik
4. Metode bagan alir (networks).
 Dinamis
 Komprehensif
 Fleksibel
 Mampu menampung input dari berbagai bidang
keahlian
 Dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
 Dalam hal digunakan skala dan atau bobot, perlu
diperhatikan agar:
 Prosedur amalgamasi dilakukan secara benar
 Skala verbal (A, B, C, ….. Z) lebih baik
dibandingkan skala numerik (1, 2, 3 …n)
Pedoman Memilih Metode Evaluasi
Dampak
Contoh Metode Evaluasi Dampak
 Metode penampalan (overlays) McHarg
 Daftar uji berskala, Adkins & Burke
 Metode matrik
– Matrik interaksi Leopold
– Matrik Fisher & Davies
– Matrik Adiwibowo
 Metode bagan alir
 Kombinasi metode matrik dan bagan alir
Lokasi yang penting
secara ekologis
Kualitas air
Pertimbangan
lansekap
Pembangunan
Pabrik
Pembangunan Jalan
PETA PENAMPALAN (OVERLAY)
LENGKAP
Penampalan
Komponen
Peta
1. Peta tematik kemiringan lereng
2. Peta tematik nilai lahan
3. Peta tematik nilai margasatwa
4. Peta tematik nilai sejarah
5. Peta tematik nilai bentang lahan
6. Peta komposit tumpang tindih pada no 1 s/d 5
Catatan: Zona berwarna tua menunjukkan “nilai sosial” tinggi
CONTOH PENAMPALAN PETA (OVERLAY) McHarg
MATRIK EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN DAM YAE DI THAILAND (LOHANI, 1984)
CONTOH MATRIK EVALUASI DAMPAK SEDERHANA
CONTOH BAGAN ALIR DAMPAK KEGIATAN PENGERUKAN DI LAUT (SORENSON,1971)
TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN
Contoh Tata Cara Menggunakan Metode Matrik
• Matrik Leopold
• Matrik Lohani & Thanh
Matrik Leopold (1)
PRINSIP
• Asumsi dasar adalah kegiatan
dilakukan di daerah/lingkungan
yang masih perawan (virgin)
• Setiap kegiatan memberikan
dampak negatif kepada
lingkungan
• Memasukkan seluruh dampak
akibat kegiatan
• Nilai skala indeks untuk besaran
dan kepentingan dampak adalah
“SAMA”
Langkah 1 Buat matrik interaksi antara
komponen kegiatan dan
komponen lingkungan
Ubah besaran (magnitude)
dan kepentingan
(importance) ke dalam
indeks matrik
Identifikasi interaksi antara
komponen kegiatan dan
komponen lingkungan
dengan cara memberi tanda
garis diagonal dari kiri bawah
ke kanan atas
Langkah 2
Langkah 3
Matrik Leopold (2)
Langkah 6 Jumlahkan antara nilai
kepentingan dampak dari
setiap sel dalam baris yang
sama ke kanan
Jumlahkan antara nilai
kepentingan dampak dari
setiap sel dalam kolom yang
sama ke bawah
Jumlahkan antara nilai
besaran dampak dari setiap
sel dalam kolom yang sama
ke bawah
Langkah 7
Langkah 8
Langkah 4 Masukkan nilai indeks matrik
untuk setiap nilai besaran
dan kepentingan dampak ke
dalam setiap sel matrik yang
terjadi interaksi antara
komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan
dengan meletakkan nilai
besaran di atas dan nilai
kepentingan di bawah garis
diagonal
Jumlahkan antara nilai
besaran dampak dari setiap
sel dalam baris yang sama ke
kanan
Langkah 5
MOTODE FISHER AND DAVIS
• Metoda Fisher and Davies sangat cocok
digunakan pada proyek/kegiatan yang berada
pada kondisi lingkungan yang sangat dinamis
dan cepat mengalami perubahan.
Langkah-langkah Metoda Fisher and Davies (Chafid Fandeli : 2007)
adalah sebagai berikut:
•Menyusun matrik untuk melakukan identifikasi dan prediksi dampak.
Menyusun daftar parameter yang akan dikaji dampaknya.
Menyusun aktivitas-aktivitas yang diduga akan menimbulkan dampak yang
dikelompokkan berdasarkan tahapan pra-konstruksi-konstruksi- dan pasca
konstruksi.
Membuat prediksi dampak terhadap setiap parameter untuk komponen
lingkungan hidup.
•Menyusun matrik evaluasi dampak dan keputusan
Menyusun kualitas skala lingkungan pada saat ini,
Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan tanpa
Pembangunan,
Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan dengan
Pembangunan,
Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh aktivitas dan seluruh parameter,
kemudian pada setiap parameter diperhitungkan dampaknya.
•Menyusun tabel matrik evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan.
 Menyusun daftar parameter komponen lingkungan yang diduga terkena dampak
Pembangunan,
Menentukan kondisi kualitas, kepentingan dan kepekaan komponen lingkungan hidup
dalam rona awal lingkungan hidup.
Tabel 4.4. Matrik Keputusan
Pembangunan Kampus STIKES
Nasional Surakarta
Aktivitas Kegiatan
Tanpa Proyek Ada Proyek Evaluasi
Kondisi
Sekaran
g
Kondisi
y.a.d
Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Pasca Operasi Kondisi
y.a.d
Selisih
dengan
proyek
Selisih
tanpa
Proyek
Dampak
a b c A b c d e f a b c a b c
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l)
(
m
)
(n) (o) (p) (q) (r) (r - a) (b - a)
A. Komponen Fisika – Kimia
1. Kualitas air permukaan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,00 0,00 0 0,00
2. Kuantitas air tanah 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3,67 -0,33 -1 0,67
3. Kualitas air tanah 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 -1 1,00
4. Kualitas udara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2,93 -0,07 0 -0,07
5. Kebisingan 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,87 -0,13 0 -0,13
6. Getaran 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,93 -0,07 0 -0,07
7. Air larian (run off) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
8. Erosi dan sedimentasi 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87 -0,13 0 -0,13
9. Limbah padat, ceceran tanah dan
B3
4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3,73 -0,27 -1 0,73
10. Derajat kejenuhan lalu lintas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
11. Kerusakan Jalan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
12. Keselamatan Jalan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
13. Perubahan tata guna lahan 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 -1 1,00
B. Komponen Biologi 0 0,00
14. Flora darat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
15. Fauna darat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
16. Biota air 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
C. Komponen Sosial 0 0,00
17. Kepadatan penduduk 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
18. Kesempatan kerja dan usaha 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 3 3 2 3 3 3,33 0,33 0 0,33
19. Mata pencaharian dan
pendapatan
3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 5 3 3 3 3 3 3,20 0,20 0 0,20
20. Pendapatan asli daerah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
21. Kamtibmas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 0 0,00
22. Persepsi masyarakat 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 2 3 3 3,60 -0,40 0 -0,40
D. Komponen Kesmas 0 0,00
23. Keselamatan dan kesehatan
kerja
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
24. Sanitasi lingkungan 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,93 -0,07 -1 0,93
25. Prevalensi penyakit 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
26. Vektor penyakit 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00
JUMLAH 85 80 86 85 87 85 84 77 85 84 89 84
8
3 82 82 84 84 84,07 -0,93 -5 4,07
3
MATRIK FISHER AND DAVIS
No. Metode Kelebihan Kekurangan
1 Matrik • Menyediakan visualisasi yang baik
untuk ringkasan dampak
• Dapat diadaptasi untuk identifikasi
dan evaluasi,-pada tingkat
tertentu-, dampak tidak langsung
& kumulatif, dan interaksi dampak.
• Matrik dapat diberi bobot/ dampak
dapat dirangking untuk membantu
evaluasi
• Hanya menunjukkan dampak primer dan
dampak langsung
• Tidak memasukkan waktu sebagai faktor
pertimbangan
• Hasil bergantung kepada tim yang
melakukan (subyektif)
• Tidak memasukkan partisipasi masyarakat
dalam pemberian nilai
• Dapat kompleks dan susah dipakai
2 Penampalan
(overlay)
• Sangat baik untuk
mengidentifikasi dan melihat
persebaran dampak
• Dapat digunakan untuk
perencanaan lebih lanjut
• Tidak memasukkan dampak sosial, ekonomi
• Tidak mempertimbangkan partisipasi
masyarakat dalam pemilihan alternatif
• Penentuan nilai penting bersifat subyektif
• Membutuhkan banyak peta dan dapat
mahal
3 Bagan alir • Sangat baik untuk
menggambarkan hubungan sebab
akibat (dampak primer, sekunder,
tersier dst)
• Dapat memberikan arahan yang
tepat dalam pengelolaan dampak
• Tidak mengkuantifikasi dampak yang
teridentifikasi
• Umumnya hanya mempertimbangkan faktor
fisik dan ekologis, tidak untuk aspek sosial,
estetika dan budaya
• Membutuhkan banyak informasi dan
pengetahuan karena banyaknya dampak
PERBANDINGAN METODE EVALUASI DAMPAK
Penentukan kelayakan mendasarkan pada Permen LH RI Nomor 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
No
Kriteria Penilaian Kelayakan atau
Ketidaklayakan Lingkungan Hidup
Kelayakan
Ket.
Ya Tidak
1 Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2 Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan
3 Kepentingan pertahanan keamanan
4 Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia,
sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan
5 Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat
positif dengan yang bersifat negatif
6 Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan
7 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view)
8 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
yang merupakan
a. entitas dan/atau spesies kunci (key species)
b. memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance)
c. memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
d. memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance)
9 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan
10 Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud
SELAMAT BEKERJA MEMPELAJARI
DOKUMEN AMDAL
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Topic 9-10 Evaluasi dampak.ppt

IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxIDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxpuspaidiputra
 
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006raysa hasdi
 
Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeWahyu Nuryanto
 
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Sutami Suparmin
 
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxTopic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxSetyoWidodo13
 
Bab iii semarang andal
Bab iii semarang andalBab iii semarang andal
Bab iii semarang andalyepisamurdiani
 
5 akuntabilitas sosial (bahasa)
5 akuntabilitas sosial (bahasa)5 akuntabilitas sosial (bahasa)
5 akuntabilitas sosial (bahasa)Article33
 
Lampiran ii permen 16 th 2012 andal
Lampiran ii permen 16 th 2012 andalLampiran ii permen 16 th 2012 andal
Lampiran ii permen 16 th 2012 andalDewi Hadiwinoto
 
Bahan Rekayasa Lingkungan
Bahan Rekayasa LingkunganBahan Rekayasa Lingkungan
Bahan Rekayasa LingkunganMawar 99
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupFitri Hady Amrullah
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupFitri Hady Amrullah
 

Similar to Topic 9-10 Evaluasi dampak.ppt (20)

AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptxIDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (METODE & CONTOH DAMPAK_new 2019.pptx
 
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
 
Amdal compatibility-mode
Amdal compatibility-modeAmdal compatibility-mode
Amdal compatibility-mode
 
Amdal pak anam
Amdal pak anamAmdal pak anam
Amdal pak anam
 
Menkes 876 2001
Menkes 876 2001Menkes 876 2001
Menkes 876 2001
 
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
 
Arti dan peran amdal
Arti dan peran amdalArti dan peran amdal
Arti dan peran amdal
 
MATERI IPA SMK: AMDAL
 MATERI IPA SMK: AMDAL MATERI IPA SMK: AMDAL
MATERI IPA SMK: AMDAL
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxTopic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
 
Bab iii semarang andal
Bab iii semarang andalBab iii semarang andal
Bab iii semarang andal
 
5 akuntabilitas sosial (bahasa)
5 akuntabilitas sosial (bahasa)5 akuntabilitas sosial (bahasa)
5 akuntabilitas sosial (bahasa)
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
Lampiran ii permen 16 th 2012 andal
Lampiran ii permen 16 th 2012 andalLampiran ii permen 16 th 2012 andal
Lampiran ii permen 16 th 2012 andal
 
Proposal .pptx
Proposal .pptxProposal .pptx
Proposal .pptx
 
Bahan Rekayasa Lingkungan
Bahan Rekayasa LingkunganBahan Rekayasa Lingkungan
Bahan Rekayasa Lingkungan
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
 

Topic 9-10 Evaluasi dampak.ppt

  • 1. IDENTIFIKASI, PRAKIRAAN, EVALUASI & MITIGASI (IPEM) DALAM AMDAL (Pengantar Prakiraan & Evaluasi Dampak)
  • 2. POKOK BAHASAN 1. Pengertian Dampak Penting 2. Metode Prakiraan Dampak Penting 3. Metode Evaluasi Dampak Penting 4. Contoh Prakiraan dan Evaluasi Dampak Penting
  • 3. URUTKAN ? APA BEDANYA ? IDENTIFIKASI DAMPAK B PRAKIRAAN DAMPAK C EVALUASI DAMPAK A B C A
  • 4. KONSEP AMDAL PENAPISAN PELINGKUPAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PRAKIRAAN DAMPAK EVALUASI HOLISTIK Menentukan Dokumen Lingkungan yang dibuat: 1. AMDAL 2. UKL-UPL 3. SPPL Menentukan : 1. Sifat Dampak 2. Besar Dampak 3. Sifat Penting Dampak Menentukan Kelayakan atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup Menentukan: 1. Bentuk/jenis 2. Lokasi 3. Periode 4. Pelaksana/p engawas/ pelaporan Dari Pengelolaan & Pemantauan Menentukan Dampak Penting Hipotetik (DPH) PRA- AMDAL ANDAL RKL-RPL KA- ANDAL A M D A L
  • 5. MUATAN AMDAL PERMENLH NO. 16 Thn 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen LH Kerangka Acuan (KA-ANDAL) memuat: a. pendahuluan; b. pelingkupan; c. metode studi; d. daftar pustaka; dan e. lampiran. Andal memuat: a. pendahuluan; b. deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal; c. prakiraan dampak penting; d. evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan; e. daftar pustaka;dan f. lampiran. RKL-RPL memuat: a. pendahuluan; b. rencana pengelolaan lingkungan hidup; c. rencana pemantauan lingkungan hidup; d. jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan; e. pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam RKL-RPL; f. daftar pustaka; dan g. lampiran. I III II Inventarisasi DP tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau pentingnya dampak
  • 6.
  • 8. PROSES PELINGKUPAN Komponen Rencana Kegiatan Komponen Lingkungan Hidup Kegiatan Lain di Sekitarnya Saran, Pendapat dan Tanggapan (SPT) Masyarakat Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik (DPH) Evaluasi Dampak Potensial Identifikasi Dampak Potensial Bukan Dampak Penting Hipotetik (DTPH) Tidak Dikelola dan Dipantau Dikelola dan Dipantau PERMENLH NO 16 TAHUN 2012
  • 9. No Komponen Lingkungan Terkena Dampak Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Pra Konstruksi Konstruksi Operasi 1 2 3 4 5 6 7 8 A Fisik-kimia: 1. Kualitas Udara √ √ √ √ √ 2. Kebisingan √ √ √ √ √ 4. Getaran √ √ √ √ 5. Kuantitas air tanah √ √ 6. Kualitas Air permukaan √ √ √ 7. Run off, erosi dan Sedimentasi √ √ B. Transportasi (Lalulintas): 1. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan √ √ 2. Kerusakan Jalan √ √ C. Biologi: 1. Biota Perairan √ D. Sosial Ekonomi: 1. Peluang Kerja dan Berusaha √ √ √ √ 2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk √ 3. Pendapatan Masyarakat √ √ √ E. Sosial Budaya: 1. Sikap dan Persepsi Masyarakat √ √ √ √ √ √ 2. Keresahan masyarakat √ √ 3. Penyakit Sosial Masyarakat √ √ √ √ 4. Gangguan keamanan dan kenyamanan √ √ √ F. Kesehatan Masyarakat 1. Pola Penyakit dan nosokomial √ √ √ √ 2. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat √ √ √ √ 3. Vektor penyakit √ Pra- Konstruksi : (1) Sosialisasi proyek Konstruksi : (2) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi, (3) Pembukaan dan pematangan lahan, (4) Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat, (5) Mobilisasi peralatan dan bahan bangunan, (6) Pembangunan fisik RS-PKU dan kelengkapannya, Operasi : (7) Rekruitmen Karyawan Operasi RS-PKU Muhammadiyah, (8) Operasi Rumah Sakit PKU Surakarta Tabel 2. Matriks Interaksi Komponen Lingkungan dengan Tahapan Kegiatan INTERAKSI
  • 10. Kriteria yang digunakan untuk menapis dampak potensial sehingga menjadi dampak penting hipotetik antara lain: a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yg dikaji sudah cukup tinggi ? b) Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dlm kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis), shg perubahan besar pd kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem? c) Apakah masy. setempat menyatakan kekhawatiran thd perubahan komp. Lingk. tsb ? d) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yg akan dilanggar atau dilampaui dgn adanya dampak tersebut ? e) Apakah telah disusun Prosedur Operasi Standard (SOP) untuk mencegah, meminimisasi dan/atau memitigasi dampak yang diprakirakan akan timbul? Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan: 1. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, dan point (e) dijawab “tidak” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak penting hipotetik. (DPH) 2. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, tetapi point (e) dijawab “ya” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik ttp harus dikelola dan dipantau. (DTPHk) 3. Apabila 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “tidak”, dan point (e) dijawab “tidak” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik. (DTPHo) EVALUASI DAMPAK POTENSIAL DP DPH DTPH DTPHk DTPHo
  • 11. No. Sumber Dampak Komponen lingkungan terkena dampak Kriteria Dikaji dalam ANDAL Penjelasan Penerima Dampak 1 2 3 4 5 A. Tahap Pra Konstruksi 1. Sosialisasi dan Konsultasi Publik Masyaraka t sekitar 1. Muncul nya keresah an masyara kat Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Keresahan masyarakat timbul karena kekhawatiran terhadap kemungkinan timbulnya limbah yang bersifat infeksius maupun timbulnya limbah yang tidak terkelola dengan baik. Dampak munculnya keresahan masyarakat akan dikaji dalam ANDAL. Masyaraka t sekitar 1. Muncul nya sikap dan persepsi masyara kat Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Dengan adanya keresahan masyarakat maka timbulah sikap dan persepsi negatif masyarakat. Dampak munculnya sikap dan persepsi masyarakat akan dikaji dalam ANDAL. A. Tahap Konstruksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Masyaraka t sekitar 1. Terbuka nya kesemp atan kerja Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Terbukanya peluang bekerja dan berusaha akan menimbulkan dampak dan persepsi positif masyarakat. Dampak terbukanya kesempatan kerja akan dikaji dalam ANDAL. Tabel 2.38. Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik
  • 12. No Komponen Lingkungan Terkena Dampak Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Pra Konstruksi Konstruksi Operasi 1 2 3 4 5 6 7 8 A Fisik-kimia: 1. Kualitas Udara DTPHk DTPHo DPH DPH DPH 2. Kebisingan DTPHk DTPHo DPH DPH DTPHo 4. Getaran DTPHk DTPHo DPH DPH 5. Kuantitas air tanah DPH DPH 6. Kualitas Air permukaan DTPHk DTPHo DPH 7. Run off, erosi dan Sedimentasi DTPHo DPH B. Transportasi (Lalulintas): 1. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan DPH DPH 2. Kerusakan Jalan DTPHk DTPHo C. Biologi: 1. Biota Perairan DTPHo D. Sosial Ekonomi: 1. Peluang Kerja dan Berusaha DPH DPH DPH DPH 2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk DTPHo 3. Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH E. Sosial Budaya: 1. Sikap dan Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH 2. Keresahan masyarakat DPH DPH 3. Penyakit Sosial Masyarakat DTPHo DTPHo TDPHo DPH 4. Gangguan keamanan dan kenyamanan DTPHo DTPHk DPH F. Kesehatan Masyarakat 1. Pola Penyakit dan nosokomial DTPHo DTPHo DTPHo DPH 2. Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat DTPHk DTPHo DPH DPH 3. Vektor penyakit DPH Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Pada Setiap Tahapan Kegiatan
  • 13.
  • 14. Jenis & Fungsi Metode AMDAL Metode Identifikasi Dampak  Mengidentifikasi komponen lingkungan yg berpotensi terkena dampak penting  Terutama digunakan disaat proses pelingkupan untuk penyusunan KA Metode Prakiraan Dampak  Memprakirakan arah dan besar dampak lingkungan yang akan timbul  Mengevaluasi sifat penting dari dampak  Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL Metode Evaluasi Dampak  Evaluasi secara holistik untuk pengambilan keputusan kelayakan proyek dr segi lingkungan  Digunakan sebagai arahan utk RKL dan RPL  Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL KERANGKA ACUAN BAB II KERANGKA ACUAN BAB III
  • 15. ● Harus dapat memprakirakan: siapa yg akan terkena; berapa banyak; & siapa kelompok/golongan masy. yg terkena dampak. ● Dalam bentuk apa terkena dampak: gangguan kesehatan, aliran limbah, gas buang, psikis ● Berapa lama dampak berlangsung & seberapa dalam intensitas dampak yg ditimbulkan ● Apakah dampak dapat kembali sendiri secara alami atau tidak → Bila pelingkupan terfokus baik (isu pokok, potensi dam-ting & batas studi) serta pengumpulan & analisis data terarah; maka prakiraan dampak akan tajam dan analitis.
  • 16. PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK 1. Dua macam kajian  Besar dampak lingkungan (magnitude of impact)  dimuat dalam Bab Prakiraan Dampak  Sifat penting dampak lingkungan (importance of impact)  dimuat dalam Bab Evaluasi Dampak atau dalam Bab Prakiraan Dampak
  • 17. DAMPAK = DTp – DTo • DTo = DAMPAK YANG TERJADI TANPA PROYEK • DTp = DAMPAK YANG TERJADI DENGAN PROYEK PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK (LANJUTAN) 2. Definisi Dampak Proyek  Besar dampak Besar dampak (magnitude of impact) & arah dampak lingkungan yg akan terjadi di ruang & waktu tertentu, diprakirakan dg pendekatan sebagai berikut:
  • 18. 3. Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek Prakiraan dampak suatu komponen harus mempertimbangkan prakiraan komponen lingkungan lain yang terkait. . Contoh, prakiraan terhadap perubahan pendapatan nelayan harus mempertimbangkan hasil prakiraan dampak populasi ikan PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK (LANJUTAN)
  • 20. BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Prakiraan Dampak Sifat dampak dibedakan menjadi dampak positif (+) dan dampak negatif (-). Besaran dampak dapat dibedakan atas 3 (tiga) kategori, yaitu : besar (3) , sedang (2) dan kecil (1) Penilaian dampak penting ditentukan dengan berpedoman pada pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Terdapat 8 kriteria.
  • 21.  DAMPAK PENTING: Perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan Dampak = Dp – Dtp Dp= Rona lingkungan di waktu yang akan datang dengan proyek Dtp= Rona lingkungan diwaktu yang akan datang tanpa proyek DAMPAK PENTING
  • 22. DAMPAK PENTING KEPENTINGAN DAMPAK 1. Jumlah penduduk yang terkena dampak 2. Luas sebaran dampak 3. Intensitas dampak dan lamanya dampak berlangsung 4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak 5. Sifat kumulatif dampak 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak 7. Kriteria lain : Ketersedian teknologi
  • 23. NO . FAKTOR PENENTU DAMPAK PENTING KRITERIA DAMPAK PENTING Tidak Penting (Nilai 1) Penting (Nilai 5) 1. Penduduk (Pd) Pd = P1/P2 P1 = Penduduk yang terkena dampak P2 = Penduduk yangmenikmatimanfaat Penduduk yang menerima manfaat lebih besar daripada penduduk yang menerima dampak Penduduk yang menerima dampak lebih besar daripada penduduk yang menerima manfaat 2. Luas persebaran dampak (L) L = L1/L2 L1 = Luas persebaran dampak L2 = Luas areal kegiatan Tidak ada wilayah yang mengalami perubahan mendasar Ada wilayah yang mengalami perubahan mendasar 3a. Lama berlangsungnya dampak (W) W = W1/W2 W1 = Lamanya dampak berlangsung W2 = Lamanya kegiatan (tahapan kegiatan) Lamanya dampak kurang dari 1 tahapan kegiatan, ringan, populasi terkena dampak tidak terpengaruh Lamanya dampak lebih dari 1 tahapan kegiatan sedang s/d berat, populasi terkena dampak terpengaruh, melampaui baku mutu 3b. Intensitas dampak Ringan, populasi yang terkena dampak tidak terpengaruh Sedang sampai berat, populasi yang terkena dampak terpengaruh 4 Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak (DL) DL = SR/PR SR = Dampak Sekunder PR = Dampak Primer Banyaknya komponen lingkungan hdup primer lebih banyak daripada dampak sekunder Banyaknya komponen lingkungan hdup primer lebih sedikit daripada dampak sekunder 5 Sifat kumulatif dampak Tidak kumulatif, dapat diasimilasi oleh lingkungan Kumulatif dan sinergistik, tidak dapat disimilasi oleh lingkungan 6 Berbalik atau tak berbalik Dapat dipulihkan dengan rekayasa manusia Tidak dapat Dipulihkan (tidak berbalik) 7. Kreteria lainnya ; ketersedian teknologi Tersedia Tidak tersedia
  • 24. Berdasarkan 7 (tujuh) kriteria dampak penting di atas maka suatu komponen kegiatan berdampak penting terhadap komponen lingkungan hidup apabila: 1) Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak dianggap penting dan/atau 2) Terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kriteria yang lain berdampak penting. PENENTUAN DAMPAK PENTING
  • 25. Faktor Penentu Dampak Tingkat Kepentingan Dampak Dasar Penilaian Jumlah manusia terkena dampak Penting Penduduk yang tinggal di dukuh Bangorejo, dan Dukuh Munyung Desa Kwarasan yang berdekatan dengan lokasi kegiatan. Luas wilayah persebaran dampak Penting Wilayah RT 01/X, RT 01/XI Desa Kwarasan Intensitas dampak dan lama dampak berlangsung Penting Intesitas cukup yang terjadi pada pada saat musim hujan Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Penting Komponen yang terpengaruh kesehatan dan kenyamanan penduduk Sifat kumulatif dampak Penting Karena pada saat terjadi penggenangan akibat mengumpulnya air dari kawawasan sebelah barat. Berbalik atau tidak berbalik Tidak Penting Tingkat aliran permukaan merupakan dampak yang tidak berbalik Kriteria lain Tidak Penting Tidak ada kriteria lain yang dipertimbangkan Kesimpulan Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan berdampak penting sementara terhadap peningkatan aliran permukaan.
  • 26. BESARAN DAMPAK  Besaran dampak dikategorikan besar, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai lebih dari 30 % kondisi lingkungan hidup semula.  Besaran dampak dikategorikan sedang, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai nilai nilai 10 – 30 % dari kondisi lingkungan hidup semula.  Besaran dampak dikategorikan kecil, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, kurang dari 10 % kondisi lingkungan hidup semula Besaran dampak dikategorikan besar apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 3. Besaran dampak dikategorikan sedang apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 2. Besaran dampak dikategorikan kecil apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 1. % SKL SKALA KUALITAS LINGKUNGAN: Sangat Baik : 5 Baik : 4 Sedang : 3 Buruk : 2 Sangat Buruk : 1
  • 27. Kondisi Indikator Skala Nilai Kriteria Tanpa Proyek Pada saat ini lahan digunakan sebagai sawah, diwaktu yang akan datang juga untuk sawah sehingga aliran permukaan yang terjadi adalah: Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L = 0,55 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3= 839,623 m3/bulan atau 0,324 liter/detik. Tetapi lokasi kegiatan merupakan bagian hilir dari aliran drainase sehingga sering mendapatkan kiriman air yang mangakibatkan terjadi penggenangan. 3 Sedang Dengan Proyek Dengan adanya kegiatan pembersihan dan pematangan lahan maka akan terjadi perubahan struktur tanah menjadi lebih padat. Volume aliran permukaan adalah: Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L = 0,65 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3= 992,282 m3/bulan atau 0,383 liter/detik. Maka terjadi kenaikan aliran permukaan Qp – Qtp = 0,383 liter/detik - 0,383 liter/detik = 0,059 3 Sedang
  • 28. BESAR EROSI Besar Erosi (Ton/ha/th) Klasifikasi Besar Erosi 1. 0 -15 Sangat Ringan (SR) 2. 15 - 60 Ringan (R) 3. 60 – 180 Sedang (S) 4. 180 - 480 Berat (B) 5. > 480 Sangat Berat (SB)
  • 29. BESAR DAMPAK Skala Katagori % Derajat Kejenuhan (DS = Q/C) 1 Buruk 0 – 20 0,81 – 1,00 2 Kurang 20 – 40 0,61 – 0,80 3 Sedang 40 – 60 0,41 – 0,60 4 Baik 60 – 80 0,21 – 0,40 5 Baik Sekali 80 – 100 0,00 – 0,20 SKALA KUALITAS LINGKUNGAN KOMPONEN TRANSPORTASI
  • 30. METODE PRAKIRAAN (BESAR) DAMPAK Metode Formal  Model Fisik (physical model)  Eksperimen (experimental method)  Model matematik  Metode Non Formal  Penilaian ahli (professional judgement)  Teknik Analog
  • 31. METODE FORMAL Teknik memprakirakan dampak dg menggunakan formula, model atau rumus tertentu, baik yg sudah dikembangkan oleh pakar lain maupun yg dibuat sendiri.  Hasil prakiraan bersifat kuantitatif dg dukungan tabel, grafik atau referensi spasial/geografis.
  • 32. METODE FORMAL  Terlepas dari persoalan akurat tidaknya prakiraan dampak, akuntabilitas metode formal lebih dapat ditelusuri ketimbang yg bersifat non formal  Metode ini harus hati-hati digunakan karena sering terdapat asumsi atau koefisien teknis yg tidak relevan dgn kondisi Indonesia
  • 33. Model Fisik  Model Illustrasi Illustrasi (sketsa, foto, film) tentang kondisi lingkungan “Tanpa Proyek” vs “Dengan Proyek”  Model Miniatur Simulasi kondisi dengan proyek melalui model miniatur (sering digunakan utk aspek fisik kimia) Asumsi: Antara model miniatur & yang diamati terdapat kesamaan proses/dinamika METODE FORMAL
  • 34. Model Eksperimen Banyak digunakan oleh aspek biologi  Eksperimen Laboratorium Kondisi lingkungan yang akan terjadi karena proyek diuji coba di laboratorium  Eksperimen di Calon Lokasi Proyek Eksperimen dengan pengujian langsung di (calon) lokasi kegiatan proyek METODE FORMAL
  • 35. Model Matematik  Model Proyeksi Prakiraan dampak dibangun berdasarkan model matematik yang dikonstruksikan dari teori dan asumsi bekerjanya suatu kondisi sosial tertentu. Misal, model proyeksi pertambahan penduduk  Model Empirik (black box) Model dibangun berdasarkan hasil pengamatan secara empiris terhadap perilaku input-ouput obyek yang diteliti, tanpa melihat perilaku proses Contoh: Model Efek Pengganda (Multiplier Effect) METODE FORMAL
  • 36. R K LS CP Prakiraan EROSI (A) menurut formula USLE: A (ton/ha/tahun) = R x K x L x S x C x P (Tahun 1989, 1998 dan 2004) 1989 1998 2004
  • 37.  Teknik memprakirakan dampak yang mengandalkan pada kemampuan profesional pakar (ilmu-ilmu sosial). Ketajaman metode ini banyak ditentukan oleh: – Pengalaman empiris yg terhimpun pada pakar bersangkutan – Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari pakar bersangkutan  Hasil prakiraan dapat bersifat kuantitatif
  • 38.  Metode ini sebaiknya digunakan bila tidak ada metode formal yg representatif & atau tidak tersedia data yg dipersyaratkan oleh metode formal yg akan digunakan.  Kesahihan metode informal sangat tergantung pada kemampuan pakar yg menggunakannya. Sehingga hasilnya tidak selalu lebih rendah dari metode formal.
  • 39. Penilaian Ahli  Meminta kepada seorang ahli  Meminta pendapat kepada lebih dari 1 (satu) orang ahli  Meminta pendapat kepada group para ahli/asosiasi pakar  Meminta kepada group para ahli untuk menyepakati dan melembagakan konsensus yang dicapai
  • 40. Teknik Analog Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat proyek tertentu) digunakan untuk memperkirakan dampak kegiatan/proyek sejenis di lokasi lain misal: Sebab-sebab timbulnya keresahan warga masyarakat sekitar tambang batubara di Barito Utara (Kaltim) digunakan sebagai analogi untuk kasus tambang batubara di Kalsel
  • 41. SEJAUH MANA DAMPAK LINGKUNGAN YANG TIMBUL BERSIFAT PENTING?: EVALUASI SIFAT PENTING DAMPAK  Sejauh mana perubahan lingkungan (dampak) akibat rencana kegiatan/usaha yg timbul bersifat mendasar thd: stabilitas & keberlanjutan kehidupan ekologi (ecological importance), dan/atau kehidupan sosial, ekonomi & budaya masy. (social importance)  Setiap kelompok masy. memberi nilai penting yg berbeda2 (ruang, waktu) thd dua segi kehidupan tersebut
  • 42. Penting-tidaknya dampak sangat ditentukan oleh kondisi sosial, ekonomi & budaya masy. yg terkena dampak. Sehingga sifat penting dampak sangat kontekstual:  Emic, tergantung pada nilai-nilai dan norma yg dianut oleh masy. yg berkepentingan dg dampak yg timbul  Relatif, apa yg dipandang penting saat ini dapat berubah di masa mendatang
  • 44. No Komponen Parameter Pengumpulan Data Primer Sekunder 1. Kualitas air sungai Temperatur, Padatan terlarut, Padatan tersuspensi, DHL, pH, Ca, Mg, Fe, Mn, Cd, Cu, Pb, Cr, Hg, Sulfida, Amonia bebas, Nitrat, Nitrit, DO, BOD, COD, Fosfat, Sulfat, Chlorida V 2. Kualitas air tanah dangkal/ sumur Bakteri E coli dan coliform V V 3. Kedalaman muka air tanah V V 4. Kuantitas air tanah karakteristik DPS, intensitas hujan, V 5. Kuantitas air sungai pola debit sungai, banjir, angkutan volume sedimen, V 6. Kualitas Udara (kimia) SO2, NO2, OX, CO, Pb, Hidrokarbon V 7. Kadar debu Total Partikel Debu (TSP) V 8. Kebisingan Kebisingan V V 9. Kondisi saluran drainase sistem drainase V 10. Debit sungai V 11. Geologi Jenis batuan, Posisi dan penyebaran, Sifat fisik-batuan (kekerasan, tekstur, struktur, komposisi mineral) V 12. Fisiografi, ruang dan lahan Kemiringan lereng (slope), beda tinggi, penggunaan lahan, proses geomorfologi V 13. Jenis tanah Jenis tanah, distribusi ukuran butir, Batas-batas Atterberg, permeabilitas. V V 14. Iklim Curah hujan, Suhu udara, Kelembaban, Angin (arah dan kecepatan) V V 16. Evaporasi V 17. Radiasi Surya V 18. Kelembaban udara V V 19. Transportasi (kepadatan) V 20. Kondisi jalan V V JENIS DATA
  • 45. METODE PRAKIRAAN DAMPAK No. Komponen Lingkungan Metode Prakiraan Dampak 1. Iklim a. Curah hujan Matematis b. Suhu udara Matematis c. Kecepatan dan arah angin Matematis Kelembaban udara Matematis Radiasi matahari Matematis Evaporasi Matematis 2. Udara a. Kualitas Udara (kimia) Matematis dan analogi a. Kadar debu Matematis dan analogi a. Kebisingan Matematis dan analogi 3. Air a. Kualitas Air  Kualitas air sungai matematis  Kualitas air tanah matematis b. Kuantitas  Kuantitas air sungai (debit) matematis  Kapasitas air tanah matematis b. Arah aliran air tanah matematis b. Kondisi saluran drainase analogi
  • 46. Lanjutan METODE PRAKIRAAN DAMPAK 4. Geologi, tanah dan lahan a. Geologi Analogi/Profesional Adjusment a. Tanah Matematis a. Perubahan Penggunaan lahan Matematis 5. Transportasi a. Transportasi (kepadatan) matematis a. Kondisi jalan Analogi B. Biota 1. Fauna darat Hewan liar (Mammalia, Amphibia, Reptilia & insekta) Burung (Aves) Analogi/Professional judgement 2. Hewan peliharaan Analogi/Professional judgement 3. Bakteri coli Analogi 4. Bentos (jenis) Analogi
  • 48. SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN PENINGKATAN HARGA TANAH Kondisi Indikator BESARAN DAMPAK SIFAT DAMPAK SIFAT PENTING DAMPAK Tanpa Proyek Status tanah milik pemerintah desa, dan masyarakat umum tidak berkepentingan secara langsung, sehingga tidak ada perubahan signifikan penggunaannya dan tidak akan mengalami perubahan NJOP. Desa Sobokerto hanya terpengaruh desakan Perkembangan Kota Surakarta 4 + PP Dengan Proyek Banyak fasilitas baru akan terbangun di Desa Sobokerto sehingga akan meningkatkan harga jual tanah (NJOP). 5
  • 49. KONSTRUKSI PENINGKATAN AIR LARIAN Kondisi Indikator BESARAN DAMPAK SIFAT DAMPAK SIFAT PENTING DAMPAK Tanpa Proyek Q = 13.649,6 m3/bulan 4 _ PS Dengan Proyek Besarnya air larian pada kondisi T1.tp dengan T1.p mengalami kenaikan sebesar 238,87 m3/bln atau 2.866,44 m3/tahun atau 1,75 %. Besar penambahan ini apabila dibandingkan debit air yang masuk ke dalam waduk tidak mengalami secara signifikan. 4
  • 50. KONSTRUKSI EROSI DAN SEDIMENTASI Kondisi Indikator BESARAN DAMPAK SIFAT DAMPAK SIFAT PENTING DAMPAK Tanpa Proyek A = 163,2 ton/thn. Apabila dipaparkan ke waduk yang mempunyai luas 240 adalah: = 108,8 x (16/240) = 7,25 mm 4 _ PS Dengan Proyek Peningkatan pemaparan sedimen tanpa pyoyek dan dengan proyek sebesar : 34,90 mm – 7,25 mm = 27,65 mm atau naik 381,37 % 3
  • 51. Pengertian EVALUASI SECARA HOLISTIK DAMPAK LINGKUNGAN  Tahap akhir rangkaian ANDAL yang bertujuan mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai komponen lingkungan yang terkena dampak penting; sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan (alternatif) rencana kegiatan/usaha.  Dalam evaluasi dampak lingkungan, aspek sosial dianalisis sebagai bagian yang integral dengan aspek fisik-kimia dan biologi
  • 52. Macam Metode Evaluasi Dampak 1. Metode penampalan (overlays) 2. Metode daftar uji berskala-terbobot (weighted- scale checklist) 3. Metode matrik 4. Metode bagan alir (networks).
  • 53.  Dinamis  Komprehensif  Fleksibel  Mampu menampung input dari berbagai bidang keahlian  Dapat digunakan untuk pengambilan keputusan  Dalam hal digunakan skala dan atau bobot, perlu diperhatikan agar:  Prosedur amalgamasi dilakukan secara benar  Skala verbal (A, B, C, ….. Z) lebih baik dibandingkan skala numerik (1, 2, 3 …n) Pedoman Memilih Metode Evaluasi Dampak
  • 54. Contoh Metode Evaluasi Dampak  Metode penampalan (overlays) McHarg  Daftar uji berskala, Adkins & Burke  Metode matrik – Matrik interaksi Leopold – Matrik Fisher & Davies – Matrik Adiwibowo  Metode bagan alir  Kombinasi metode matrik dan bagan alir
  • 55. Lokasi yang penting secara ekologis Kualitas air Pertimbangan lansekap Pembangunan Pabrik Pembangunan Jalan PETA PENAMPALAN (OVERLAY) LENGKAP Penampalan Komponen Peta
  • 56. 1. Peta tematik kemiringan lereng 2. Peta tematik nilai lahan 3. Peta tematik nilai margasatwa 4. Peta tematik nilai sejarah 5. Peta tematik nilai bentang lahan 6. Peta komposit tumpang tindih pada no 1 s/d 5 Catatan: Zona berwarna tua menunjukkan “nilai sosial” tinggi CONTOH PENAMPALAN PETA (OVERLAY) McHarg
  • 57.
  • 58. MATRIK EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN DAM YAE DI THAILAND (LOHANI, 1984)
  • 59.
  • 60. CONTOH MATRIK EVALUASI DAMPAK SEDERHANA
  • 61. CONTOH BAGAN ALIR DAMPAK KEGIATAN PENGERUKAN DI LAUT (SORENSON,1971)
  • 62. TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN
  • 63. Contoh Tata Cara Menggunakan Metode Matrik • Matrik Leopold • Matrik Lohani & Thanh
  • 64. Matrik Leopold (1) PRINSIP • Asumsi dasar adalah kegiatan dilakukan di daerah/lingkungan yang masih perawan (virgin) • Setiap kegiatan memberikan dampak negatif kepada lingkungan • Memasukkan seluruh dampak akibat kegiatan • Nilai skala indeks untuk besaran dan kepentingan dampak adalah “SAMA” Langkah 1 Buat matrik interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan Ubah besaran (magnitude) dan kepentingan (importance) ke dalam indeks matrik Identifikasi interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan dengan cara memberi tanda garis diagonal dari kiri bawah ke kanan atas Langkah 2 Langkah 3
  • 65. Matrik Leopold (2) Langkah 6 Jumlahkan antara nilai kepentingan dampak dari setiap sel dalam baris yang sama ke kanan Jumlahkan antara nilai kepentingan dampak dari setiap sel dalam kolom yang sama ke bawah Jumlahkan antara nilai besaran dampak dari setiap sel dalam kolom yang sama ke bawah Langkah 7 Langkah 8 Langkah 4 Masukkan nilai indeks matrik untuk setiap nilai besaran dan kepentingan dampak ke dalam setiap sel matrik yang terjadi interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan dengan meletakkan nilai besaran di atas dan nilai kepentingan di bawah garis diagonal Jumlahkan antara nilai besaran dampak dari setiap sel dalam baris yang sama ke kanan Langkah 5
  • 66. MOTODE FISHER AND DAVIS • Metoda Fisher and Davies sangat cocok digunakan pada proyek/kegiatan yang berada pada kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan cepat mengalami perubahan.
  • 67. Langkah-langkah Metoda Fisher and Davies (Chafid Fandeli : 2007) adalah sebagai berikut: •Menyusun matrik untuk melakukan identifikasi dan prediksi dampak. Menyusun daftar parameter yang akan dikaji dampaknya. Menyusun aktivitas-aktivitas yang diduga akan menimbulkan dampak yang dikelompokkan berdasarkan tahapan pra-konstruksi-konstruksi- dan pasca konstruksi. Membuat prediksi dampak terhadap setiap parameter untuk komponen lingkungan hidup. •Menyusun matrik evaluasi dampak dan keputusan Menyusun kualitas skala lingkungan pada saat ini, Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan tanpa Pembangunan, Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan dengan Pembangunan, Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh aktivitas dan seluruh parameter, kemudian pada setiap parameter diperhitungkan dampaknya. •Menyusun tabel matrik evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan.  Menyusun daftar parameter komponen lingkungan yang diduga terkena dampak Pembangunan, Menentukan kondisi kualitas, kepentingan dan kepekaan komponen lingkungan hidup dalam rona awal lingkungan hidup.
  • 68. Tabel 4.4. Matrik Keputusan Pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta Aktivitas Kegiatan Tanpa Proyek Ada Proyek Evaluasi Kondisi Sekaran g Kondisi y.a.d Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Pasca Operasi Kondisi y.a.d Selisih dengan proyek Selisih tanpa Proyek Dampak a b c A b c d e f a b c a b c (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) ( m ) (n) (o) (p) (q) (r) (r - a) (b - a) A. Komponen Fisika – Kimia 1. Kualitas air permukaan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,00 0,00 0 0,00 2. Kuantitas air tanah 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3,67 -0,33 -1 0,67 3. Kualitas air tanah 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 -1 1,00 4. Kualitas udara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2,93 -0,07 0 -0,07 5. Kebisingan 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,87 -0,13 0 -0,13 6. Getaran 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,93 -0,07 0 -0,07 7. Air larian (run off) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 8. Erosi dan sedimentasi 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87 -0,13 0 -0,13 9. Limbah padat, ceceran tanah dan B3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3,73 -0,27 -1 0,73 10. Derajat kejenuhan lalu lintas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 11. Kerusakan Jalan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 12. Keselamatan Jalan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 13. Perubahan tata guna lahan 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 -1 1,00 B. Komponen Biologi 0 0,00 14. Flora darat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 15. Fauna darat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 16. Biota air 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 C. Komponen Sosial 0 0,00 17. Kepadatan penduduk 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 18. Kesempatan kerja dan usaha 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 3 3 2 3 3 3,33 0,33 0 0,33 19. Mata pencaharian dan pendapatan 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 5 3 3 3 3 3 3,20 0,20 0 0,20 20. Pendapatan asli daerah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 21. Kamtibmas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 0,00 0 0,00 22. Persepsi masyarakat 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 2 3 3 3,60 -0,40 0 -0,40 D. Komponen Kesmas 0 0,00 23. Keselamatan dan kesehatan kerja 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 24. Sanitasi lingkungan 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,93 -0,07 -1 0,93 25. Prevalensi penyakit 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 26. Vektor penyakit 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,00 0,00 0 0,00 JUMLAH 85 80 86 85 87 85 84 77 85 84 89 84 8 3 82 82 84 84 84,07 -0,93 -5 4,07 3 MATRIK FISHER AND DAVIS
  • 69. No. Metode Kelebihan Kekurangan 1 Matrik • Menyediakan visualisasi yang baik untuk ringkasan dampak • Dapat diadaptasi untuk identifikasi dan evaluasi,-pada tingkat tertentu-, dampak tidak langsung & kumulatif, dan interaksi dampak. • Matrik dapat diberi bobot/ dampak dapat dirangking untuk membantu evaluasi • Hanya menunjukkan dampak primer dan dampak langsung • Tidak memasukkan waktu sebagai faktor pertimbangan • Hasil bergantung kepada tim yang melakukan (subyektif) • Tidak memasukkan partisipasi masyarakat dalam pemberian nilai • Dapat kompleks dan susah dipakai 2 Penampalan (overlay) • Sangat baik untuk mengidentifikasi dan melihat persebaran dampak • Dapat digunakan untuk perencanaan lebih lanjut • Tidak memasukkan dampak sosial, ekonomi • Tidak mempertimbangkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan alternatif • Penentuan nilai penting bersifat subyektif • Membutuhkan banyak peta dan dapat mahal 3 Bagan alir • Sangat baik untuk menggambarkan hubungan sebab akibat (dampak primer, sekunder, tersier dst) • Dapat memberikan arahan yang tepat dalam pengelolaan dampak • Tidak mengkuantifikasi dampak yang teridentifikasi • Umumnya hanya mempertimbangkan faktor fisik dan ekologis, tidak untuk aspek sosial, estetika dan budaya • Membutuhkan banyak informasi dan pengetahuan karena banyaknya dampak PERBANDINGAN METODE EVALUASI DAMPAK
  • 70.
  • 71. Penentukan kelayakan mendasarkan pada Permen LH RI Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup No Kriteria Penilaian Kelayakan atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup Kelayakan Ket. Ya Tidak 1 Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 2 Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan 3 Kepentingan pertahanan keamanan 4 Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan 5 Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif 6 Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan 7 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view) 8 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan a. entitas dan/atau spesies kunci (key species) b. memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance) c. memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau d. memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance) 9 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan 10 Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud