2. Definisi PROPER KLH
Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER) merupakan salah satu
upaya program unggulan Kementerian Negara
Lingkungan Hidup yang berupa
kegiatan pengawasan dan pemberian kepada
penanggung jawab usaha atau kegiatan untuk
mendorong penaatan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui
instrumen informasi.
3. Dasar hukum pelaksanaan PROPER
Dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No : 127 Tahun 2002
tentang Program Penilaian Peringkat.
4. Pelaksanaan PROPER
Merupakan salah satu bentuk perwujudan
transparansi dan pelibatan masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan di Indonesia, dengan
kata lain PROPER juga merupakan perwujudan
dari demokratisasi dalam pengendalian
dampak lingkungan.
5. Peserta PROPER
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan (PROPER) perlu dilakukan
penilaian PROPER periode 2011-2012
dilakukan terhadap 1.317 perusahaan. Jumlah
perusahaan yang dinilai pada periode kali ini
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang
hanya 1.002 perusahaan.
Sektor Proper
11. Tujuan PROPER
• Mendorong perusahaan untuk menaati peraturan
perundang-undangan
• Mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja
lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih
(cleaner production)
• Meningkatkan komitmen
• Mencapai keunggulan lingkungan (environmental
excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
• Mengurangi dampak negatif kegiatan perusahaan
terhadap lingkungan
24. Strategi PROPER
• PROPER harus dilakukan oleh lembaga yang bersifat
independen dan kredibel di mata para stakeholder.
Untuk itu pelaksanaan PROPER dilakukan melalui
pelibatan multi stakeholder.
• PROPER perlu diarahkan kepada perusahaan yang
peduli terhadap reputasi atau citranya di mata para
stakeholdernya.
• Pelaksanaan PROPER harus dilakukan secara bersamasama dengan instrumen penaatan lainnya, seperti;
instrumen ekonomi dan instrumen penegakan hukum.
25. Strategi PROPER
• Pelaksanaan PROPER ke depan harus melibatkan
jumlah perusahaan yang lebih banyak sehingga
dapat mencerminkan tingkat penaatan perusahaan
secara keseluruhan, dan tercapainya konsistensi
serta berkeadilannya pengelolaan lingkungan di
Indonesia.
• Meningkatkan peran aktif Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota agar pelaksanaan PROPER dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
28. Fokus Kebijakan PROPER
• Pada upaya penurunan beban dan memperbaiki
sistem perizinan pembuangan limbah cair dan
TPS.
• Berdasarkan evaluasi pelaksanaan PROPER tahun
2011-2012, banyak izin-izin yang belum diproses
sehingga menghambat pencapaian kinerja
pengelolaan lingkungan di perusahaan.
• Tanpa izin pengawasan tidak optimal karena
esensi pengawasan adalah mengawasi
pelaksanaan izin yang telah diberikan kepada
perusahaan.
29. Aspek Kerusakan Lingkungan Hidup
Program PROPER ini juga menilai dari aspek
kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan Kriteria
Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (UU No. 32
Tahun 2009 paragraf 4 pasal 21) sebagai berikut:
• Untuk menentukan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup, ditetapkan Kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup meliputi kriteria baku
kerusakan ekosistem dan kriteria baku kerusakan
akibat perubahan iklim.
30. Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem
• kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa
• kriteria baku kerusakan terumbu karang
• baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan
dengan kebakaran hutan dan/atau lahan
• kriteria baku kerusakan mangrove
• kriteria baku kerusakan padang lamun
• kriteria baku kerusakan gambut
• kriteria baku kerusakan karst
• kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
31. Kriteria Baku Kerusakan Akibat
Perubahan Iklim
• Kenaikan muka air laut
• Kenaikan temperatur
• Badai
• Kekeringan
33. Tim Penilaian Proses PROPER
kalangan
akademisi
media
massa
Dewan
Pertimbangan
PROPER
Politisi
LSM
praktisi
hukum
34. Perubahan Mekanisme Penilaian
PROPER
• Adanya penilaian yang berbeda sesuai sektor industri
merupakan perubahan mekanisme yang menyebabkan
dikembangkanya perangkat-perangkat baru dalam
PROPER, salah satu perangkat baru pendukung adalah
Blangko Isian Penilaian Mandiri.
• Perusahaan peserta penilaian Mandiri melaporkan
secara mandiri kinerja pengelolaan lingkungannya
untuk pemeringkatan PROPER. Blangko ini menjadi alat
penting untuk menilai peringkat perusahaan dan
menyaring perusahaan-perusahaan yang layak untuk
dinilai lebih lanjut dalam pemeringkatan hijau dan
emas.
35. Pelatihan Pengawas PROPER
• Pengawas PROPER dibekali dengan pengetahuan mekanisme dan
kriteria PROPER. Pembekalan dilakukan oleh Tim Teknis PROPER
Kementerian Lingkungan Hidup.
• pengawas PROPER yang telah lulus program ini maka diberikan
sertifikat Training of Trainer, dengan tugas memberikan pelatihan
bagi pengawas-pengawas PROPER di provinsi masing-masing
sehingga replikasi pengetahuan PROPER ini di provinsi dan
kabupaten/kota akan lebih banyak
• Dilakukan peningkatan kapasitas yang langsung ditangani oleh Tim
Teknis Kementerian Lingkungan Hidup bertujuan menjamin
pelaksanaan PROPER yang standar meskipun sebagian besar
kegiatan penilaian PROPER dilakukan oleh daerah dengan
demikian diperkirakan pengawas lingkungan hidup di provinsi akan
memperoleh pengetahuan yang memadai, sehingga mereka dapat
melaksanakan pengawasan PROPER.
36. Materi Pelatihan Pengawas PROPER
•
•
•
•
kebijakan PROPER
mekanisme PROPER
kriteria PROPER
ketrampilan menyusun berita acara pengawasan dan
rapor PROPER
• kemampuan untuk mengisi blangko dari sumbersumber data yang relevan
• menterjemahkan informasi yang telah dikumpulkan
menjadi Berita Acara Pengawasan
• membandingkannya dengan kriteria PROPER sehingga
di peroleh peringkat kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan.
37. Tujuan Publikasi
• Untuk mengklarifikasi mekanisme penilaian PROPER
dimana Program PROPER pada dasarnya
merupakan audit yang memiliki ruang lingkup dan
periode yang jelas
• Menghilangkan kesalahpahaman dimana penilaian
PROPER dilakukan pada suatu kegiatan tertentu di
lokasi tertentu/site specific pada periode tertentu pada
satu unit bisnis suatu perusahaan.
• Satu Perusahaan dapat memiliki banyak unit bisnis yang
dinilai kinerja lingkungannya secara berbeda-beda
sehingga hasil penilaian setiap unit bisnisnya dapat
berbeda-beda walaupun satu perusahaan.
38. PT. Semen Gresik (SG)
Persiapan Perusahaan:
• melakukan koordinasi internal untuk melakukan
improvement berdasarkan data lapangan
• rapat koordinasi untuk mengetahui status SG terkini
membahas ketaatan semua kriteria yang diperlukan
• bekerjasama dengan beberapa pihak seperti
Perhutani dalam reklamasi lahan paska tambang
dan penghijauan di sepanjang jalan oleh SG.
39. Aspek yang Menjadi Perhatian SG
• aspek legal artinya seluruh perizinan harus jelas dan
ada
• aspek operasional perusahaan adalah mengenai
partikular dan limbah debu, limbah padat dan
cair, pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3), pemanfaatan SDA dan sumber energi secara
efisien, dan kewajiban yang terkait AMDAL
• Aspek ketiga yakni program CSR SG.
40. Langkah Nyata yang Dilakukan SG
• mengefisienkan aspek operasional perusahaan
dibuktikan dengan grafik yang menurun dari tahun ke
tahun
• pemanfaatan B3 dibuktikan dengan mengkonsumsi
limbah industri lain yang dimanfaatkan sebagai bahan
baku produksi semen. Contohnya pemanfaatan limbah
sebagai bahan baku pengganti pasir besi, pemanfaatan
limbah gipsum dimanfaatkan SG untuk menunjang
proses produksi.
41. Langkah Nyata yang Dilakukan SG
• kerjasama yang saling menguntungkan. Contoh: TPPI
memperoleh peringkat hitam disebabkan karena TPPI
tidak mampu mengelola limbahnya, kerjasama dengan
SG, limbah TPPI dikelola secara baik. TPPI bisa
menyatakan tidak ada masalah limbah lagi karena telah
memiliki rekanan yang baik dalam hal pengelolaan
limbahnya.
• dilaksanakan CDM (Clean Development Mechanism)
atau program penurunan CO2. Upaya tersebut tengah
dalam fase kalkulasi yang dengan adanya verifikasi oleh
pihak independen maka SG bisa mendapatkan sertifikat
CER yang dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
48. DAFTAR PUSTAKA
Media Cetak
• Sukmasari, Mustika, dkk. 2012. Perancangan Sistem Penilaian pada Model
Kematangan Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Kajian Metode PROPER.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Media Online
• http://www.menlh.go.id/PROPER/
• http://www.menlh.go.id/hasil-penilaian-program-peringkat-kinerja-perusahaan
• http://www.menlh.go.id/sembilan-puluh-tiga-pengawas-PROPER-provinsi-siapmenelurkan-440-pengawas-PROPER-di-daerah/
• http://www.bumn.go.id/kim/prestasi/kementerian-lingkungan-hidup/
• http://tech.groups.yahoo.com/group/kabiogama_pusat/message/3796
• http://www.semengresik.com/ina/post/Semen-Gresik-Raih-PROPER-Emas.aspx
• http://www.menlh.go.id/penjelasan-mengenai-penilaian-PROPER-pada-lapangangas-bumi-wunut/
• http://www.indonesiango.org/en/conservation/environment/1168-klh-tambahkankriteria-kerusakan-lingkungan-dalam-PROPER
• http://prolingkungan.blogspot.com/2010/05/kriteria-baku-kerusakanlingkungan.html
• http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1834
• http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16735-Paper-pdf.pdf
• http://www.semengresik.com/ina/post/Penilaian-Proper-Bukti-SG-sebagaiIndustri-Ramah-Lingkungan.aspx
Editor's Notes
Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi[
1. ReuseReuse adalah penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal 2. RecycleRecycle adalah mendaur ulang komponen-komponen yang bermanfaat melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang berbeda 3. RecoveryRecovery adalah perolehan kembali komponen-komponen yang bermanfaat dengan proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termalReduce, reduce atau dalam hal ini adalah memperkecil dampak cemaran pada lingkungan.Â
Community Development dalamberbagaibentukseharusnyamerupakantanggungjawabsosialperusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)CSR adalahwujudinvestasisosialdanlingkungandalamrangkapembangunansosialmasyarakat
BMAL=Batas Maksimal Air limbahBMP=batas maksimal pelepasanNAB=nilai ambang batasRPL=rencana pemantauan lingkungan hidupRKL=rencana pengelolaan lingkungan hidupIPAL=instalasi pengolahan air limbah
UKL=Upaya Pengelolaan Lingkungan HidupUPL=Upaya Pemantauan Lingkungan HidupAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Stakeholder:a person, group, organization, member or system who affects or can be affected by an organization's actions
Biomassa:bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buanganPadang lamun adalah ekosistem khas lautdangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatelesyang beradaptasi di air asin.