Dokumen tersebut membahas tentang akhlak kepada Allah, ibadah, tawakkal, dan muraqabah. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa akhlak kepada Allah adalah sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia kepada Allah tanpa berfikir terlebih dahulu. Ibadah merupakan mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
1. Akhlak kepada Allah dapat diartikan
sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan manusia
( ) kepada Allah ( ).
Akhlak tersebut dilakukan tanpa
dengan berfikir dahulu (spontan).
2. Pertanyaan:
Mengapa sementara manusia lebih berakhlak
kepada sesamanya ketimbang kpd Allah???
3. Paling tidak, ada empat alasan mengapa
manusia harus beakhlak kepada Allah:
, karena Allah yang mencipatakan
manusia (QS at-Thariq: 6-7).
4. Kedua, karena Allah telah
memberikan panca indera berupa
pendengaran, penglihatan, juga akal
pikiran dan hati sanubari. (QS an-Nahal :
78)
Ketiga, karena Allah telah
menyediakan segala keperluan
manusia untuk kelangsungannya. (QS
al-Jatsiyah 12-13)
Keempat, Allah telah memuliakan dan
melebihkan manusia dari makhluk
lainnya. (QS Al-Israa„: 70).
5.
'Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah, dengan jalan menta'ati segala perintah-
perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya dan
mengamalkan segala yang diidzinkan Allah).
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang
khusus:
a. Ibadah umum ialah segala amalan yang
diidzinkan Allah.
b. Ibadah khusus ialah apa yang telah
ditetapkan Allah perinciannya dengan
6.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku
tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka
dan Aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-
lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai
kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-
58)
7. Dimensi Ibadah:
ibadah hati, lisan, dan anggota badan.
Ibadah mencakup semua bentuk
perbuatan manusia.
Kebiasaan sehari-hari dapat bernilai
ibadah jika diniatkan sebagai ketaatan dan
pendekatan kepada-Nya, seperti
tidur, makan, minum, jual-beli, bekerja
mencari nafkah, nikah dan sebagainya.
8. Tawakkal adalah membebaskan hati dari
segala ketergantungan kepada selain Allah
dan menyerahkan keputusan segala sesuatu
kepadaNya.
Tawakkal merupakan salah satu buah
keimanan
9. Mendapatkan ketenangan batin
Bila gagal tidak putus asa, bila berhasil
bersyukur dan tidak sombong
Memberikan kepercayaan diri menghadapi
masa depan
10. Tawakkal harus diawali dengan usaha maksimal
(ikhtiar).
o Sabda Rasul kepada seorang Badui yang tidak
mengikat untanya:
o Dalam situasi perang, ketika shalat, umat islam
tidak boleh meninggalkan senjata (QS. An Nisa‟ 4:
102)
o Melakukan tindakan preventif terhadap bahaya
dan penyakit:
11. Kata "syukur" berasal dari bahasa Arab “syakara”,
berarti:
a. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh.
Merasa ridha dengan sedikit sekalipun.
b. Kepenuhan dan kelebatan.
c. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit).
Ar-Raghib Al-Isfahani dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-
Quran, bahwa kata "syukur" mengandung arti :
"membuka", lawan dari kata "kafara" (kufur) yang berarti
menutup (melupakan nikmat dan menutup-nutupinya).
12. a. , untuk ma’rifat dan
mahabbah.
b. , dengan mengakui
anugerah dan memuji pemberinya.
“Adapun terhadap nikmat Tuhanmu, maka sebut-
sbutlah”. (QS Adh-Dhuha [93]: ll).
Nabi Muhammad Saw. Bersabda: “Allah senang
melihat bekas (bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-
Nya”. (HR. At-Tirmidzi).
c. , dengan
memanfaatkan anugerah yang diperoleh untuk
ketaatan dan menjauhkan maksiat.
13. berbeda dengan .
merupakan respon terhadap
nikmat atau pemberian yang diterima.
Adapun merupakan sifat
terpuji yang melekat pada diri yang
dipuji tanpa suatu keharusan si
pemuji mendapatkan nikmat atau
manfaat dari yang dipuji.
14. Pada prinsipnya segala bentuk
kesyukuran harus ditujukan kepada Allah
Swt.
Namun demikian, tidak dilarang bersyukur
kepada yang menjadi perantara kehadiran
nikmat Allah.
Firman Allah: “
”. (QS. Luqman (31): 14)
15. 1. Untuk kepentingan manusia
Dalam QS Luqman (31): 12:
"
."
2. Menambah nikmat Allah
Dalam QS lbrahim (14): 7:
“
”.
16. Pengertian dan Ruang Lingkup Taqarrub
Ilallah
Istilah taqarrub ilallah berasal dari nash syara‟.
Dalam Hadits qudsi Allah berfirman,
( )
"Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan
sesuatu yang lebih aku cintai daripada melaksanakan apa
yang Aku wajibkan kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku terus
mendekatkan diri kepada-Ku dengan nafilah-nafilah (nawafil)
hingga aku mencintainya." (HR al-Bukhari).
17. Dari frase “yataqarrabu ilaiyya “
kemudian lahir istilah “taqarrub ilallah
”.
“Taqarrub" secara bahasa berarti “mencari
kedekatan (thalab al-qurbi). Jadi taqarrub
ilallah artinya mencari kedekatan dengan
Allah”.
Adapun secara syar'i: “melaksanakan
ketaatan kepada Allah dengan menjalankan
kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT.” (Fathul Bari, 21/132; Syarah
Muslim, 9/35).
18. Taqarrub ilallah bukan hanya berupa
ibadah mahdhah, tapi juga mencakup
yang ibadah mu’amalah, seperti aktivitas
politik, kepemimpinan, jabatan,
mewujudkan keadilan, berkasih sayang,
dan lain-lain.
19. Urgensi taqarrub ilallah adalah mencapai
kecintaan Allah.
Ibnu Rajab Al-Hanbali menerangkan, jika
orang mendekatkan diri kepada
Allah, maka dia akan dicintai Allah. Dan
orang yang dicintai Allah akan
mendapatkan berbagai nikmat dari Allah
(keridhoan dan rahmat
Allah, rizqi, taufik, pertolongan, dan
sebagainya. (Jami' Al-'Ulum wa Al-
Hikam, 38/10-12; Syarah Muslim, 9/35).
20. Muraqabah berakar dari kata raqaba
(raaqaba): menjaga, mengawal,
menanti, mengamati = “mengawasi”.
Adapun maksud muraqabah dalam
pembahasan ini adalah: kesadaran
seorang muslim bahwa dia selalu
berada dalam pengawasan Allah swt.
21. Tidak ada satu pun yang luput dari
pengawasan Allah swt.
Firman Allah swt:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang gaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun
dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata
(Lohmahfuz)”. QS. al-An’am: 59
22. Muraqabah yang paling tinggi adalah
sikap ihsan.
Ihsan adalah:
“Ihsan adalah engka menyembah Allah seolah-olah
negkau melihatNya. Sekalipun engkau tidak
melihatNya tapi sesungguhnya dia dapat melihatmu”.
(muttafaq „alaih)