1. Pantai Kenangan
Aku masih mengingatnya dengan jelas hari ini Senin, 1 Desember 2014 sepuluh tahun
yang silam dia masih disampingku. Ya, kekasihku yang tak kan pernah ada lagi. Dan
sekarang di pantai ini aku datang sendiri. Tanpa didampingi seorang gadis mungil
bernama Nadia. Sesaat kunikmati indahnya panorama pantai di sore hari. Hembusan
angin yang semilir menambah aura romantis sepuluh tahun silam.
Ya, dulu setiap Sabtu sore kami selalu menghabiskan waktu di pantai. Masih kusimpan
kenangan manis itu. Hingga tiba-tiba aku terkejut melihat seorang gadis di sebelah kanan
tempat aku berdiri. Gadis itu mirip Nadia.
Apakah betul Nadia hidup kembali ? Aku tak percaya. Antara ragu dan tidak,
kuberanikan diri untuk menyapanya.
“Emm ...maaf. Apakah kamu bernama Nadia ?”
“Kamu siapa sih tahu-tahu nyelonong aja. Namaku Shela !!”
Tanpa basa-basi gadis itu langsung beranjak pergi. Wah, agak jutek nih rupanya gadis ini.
Ternyata aku salah orang. Aku pun terdiam dan menyalahkan diriku sendiri. Rasanya
tidak mungkin lah orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali. Ya, Nadia memang
sudah meninggal. Gara-gara penyakit talasemia yang sudah tak dapat ditolong lagi oleh
dokter. Aku memang sangat kehilangan, hingga tanpa sadar gadis di pantai itu kupanggil
Nadia. Aku tak mau larut dalam kesedihan. Walau di pantai ini aku sendirian, aku
berusaha menghibur diri. Kuambil smartphoneku dan kupotret obyek-obyek yang
menurutku tapak begitu indah.
Dulu sewaktu Nadia masih hidup, aku sangat terpesona sekali dengan paras Nadia. Dia
imut, lucu dan lesung pipitnya membuatku tak bisa tidur. Namun sekarang pantai ini
hanya menjadi saksi bisu kisah kasihku yang berakhir kelabu. Sampai saat ini aku belum
bisa menemukan pengganti Nadia. Sangat susah mendapatkan gadis yang mirip
dengannya.
***
Setelah sun set di pantai usai, aku beranjak pergi untuk pulang ke rumah. Sejenak
sebelum kunaiki sepeda motorku, aku mengupload foto-foto di pantai ke facebook. Lalu
tak lama kemudian sepeda motorku sudah melaju meninggalkan pantai kenangan.
Sesampai di rumah, ada notifikasi di smartphoneku. Wah, fotoku ternyata mendapat
koment dari teman di facebook.
“Lagi galau ya pergi ke pantai sendirian ?” Begitulah koment di facebookku. Aku tak
lantas menjawab koment itu. Hanya kulihat saja siapa yang memberi koment. Dan
ternyata sahabat lamaku yang sekarang sudah tinggal di Medan. Dia dulu sahabat yang
2. mengenalkan aku dengan Nadia. Namanya Mira. Namun nasib Mira berbeda denganku.
Dia sudah menikah dan punya anak satu. Sedang aku kini menjadi jodi alias jomblo
ditinggal mati. Hmmm....sejenak kuhela nafas panjang dan kuambil sebatang rokok
peneman sepi. Entah berapa batang kuhabiskan bungkus rokok yang ada di saku. Aku
kembali asyik menyalakan PC mengerjakan tugas-tugas kantor. Hingga tepatnya pukul 8
malam Mira mengirim pesan ke BBM.
”San, kamu masih tetep jomblo aja ya semenjak ditinggal Nadia ?”
Kubalas BBM itu, “Ya, sangat susah mendapatkan pengganti Nadia, Mir.”
“Aku ada temen baru lagi nih, mau nggak aku kenalin ?”
“Ah, aku belum siap, Mir. Aku sudah terlanjur baik dengan keluarga Nadia. Aku belum
berfikir untuk mencari pengganti Nadia.”
Lalu Mira pun segera mengakhiri pesannya setelah membaca balasanku. Kembali aku
mengerjakan pekerjaan kantor yang aku bawa ke rumah. Hingga tepat pukul 12 malam
karena sudah mengantuk aku putuskan untuk tidur. Entah karena capek atau terbawa larut
suasana pantai tadi sore. Aku bermimpi Nadia memelukku erat. Dia memakai celana
jeans dan kaus putih. Dia mengajakku bermain-main di pantai. Dan aku pun meladeni
ajakan Nadia. Kami asyik bermain-main di pasir putih. Namun mimpi itu tidak
berlangsung lama. Karena aku terbangun mendengar suara kucing yang lagi berantem di
samping rumah. Kulihat jam weker ternyata masih pukul 2 dini hari.
”Sialan !!! Lagi-lagi enak mimpi romantis dibangunin ”
Aku pun beranjak ke luar rumah dan mengusir kucing yang lagi berantem. Dan setelah
itu kulanjutkan tidur lagi. Siapa tahu mimpinya berlanjut. Eh, ternyata tidak. Hingga
subuh datang sosok Nadia tidak hadir di dalam tidur. Lantas aku pun bangun untuk sholat
subuh. Dan kubuka facebook eh...ternyata banyak juga yang koment di status
facebookku. Semua koment bernada memuji foto-foto pantai yang aku upload ke
facebook. Senangnya hatiku. Walau Nadia telah tiada, tapi pantai kenangan itu bisa
mengobati rinduku kepada Nadia. Selamat tidur panjang Nadia. Kucium foto Nadia yang
ada di smartphoneku.
***