1. Bokek
“Dasar pelit !! “ gerutu Mirza.
“Emang kenapa kalau pelit ? Orang nggak dikasih pinjaman duit kok marah-marah.”
”Aku gak marah kok. Tapi caramu bicara itu yang membuatku kesel.”
Mirza terdiam sejenak. Lalu dengan nada kasar dia tiba-tiba melontarkan kata-kata yang
di luar dugaan.
”OK, kita putus saja. Percuma kamu pacaran dengan cowok miskin seperti aku.”
”Oh, begitu maumu ?”
Lani mendadak heran dan tak habis pikir dengan kelakuan Mirza yang kekanak-kanakan.
Gara-gara sepele Mirza tega mengambil keputusan untuk mengakhiri cinta kasihnya
dengan Lani.
Sambil menyelesaikan tugas kantornya Lani tak menggubris lagi omongan Mirza lewat
ponsel. Sudah berulang kali Mirza menjadi parasit di kehidupan Lani. Ancaman putus
cinta pun tidak direspon oleh Lani. Bagi Lani putus cinta dengan Mirza bukanlah
musibah. Karena sebenarnya Lani juga kesel dengan Mirza. Sudah lima tahun pacaran
Mirza ternyata tetep saja tak mau merubah sikap. Seharusnya Mirza tahu diri, selama
pacaran Lani terlalu baik mau membantu masalah finansial Mirza.
Mirza juga seharusnya malu. Masak cowok selalu bergantung kepada cewek. Padahal
katanya Mirza juga bekerja dan juga punya penghasilan yang cukup.
”Dasar cowok pemboros !” Lani mengakhiri percakapannya dengan Mirza.
Mirza pun tambah emosi. Ponselnya ia lempar begitu mendengar perkataan Lani yang
terakhir.
”Huh, cewek sialan. Tanpa kamu pun aku masih bisa hidup kok.”
Mirza sudah tak lagi memperhatikan ponselnya yang hancur berkeping-keping di lantai.
Pertengkaran Mirza dan Lani ternyata diketahui oleh Baim temen satu kost Mirza. Entah
untuk menghibur atau meledek tiba-tiba Baim menyetel lagunya Gun N Roses yang
berjudul ”Since I don’t have you”.
Mirza pun cengar-cengir sambil berucap, ”Sialan kau Baim!”