SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Anakku Yang Hilang
Sebulan setelah Ramadhan menghadiri sidang gugatan cerai dari istrinya, kini saatnya ia
harus datang ke kantor KUA untuk mengambil hasil putusan sidang. Hari itu Ramadhan
telah resmi menyandang predikat duda dengan selembar akta cerai yang ada di
tangannya. Ada perasaan duka yang mendalam di benak Ramadhan. Karena saat itu dia
harus kehilangan anak semata wayangnya. Hak asuh anak atas nama Diqy Wisnu
Wardhana telah jatuh ke tangan mantan istrinya sejak balita hingga dewasa. Ramadhan
tidak bisa berbuat apa-apa dengan hasil putusan majelis hakim tersebut. Dia pasrah,
karena kondisinya tak memungkinkan untuk dapat mengasuh anak laki-lakinya yang
masih balita. Ramadhan sangat terpukul dengan kenyataan ini. Dia telah kehilangan istri,
anak, dan pekerjaannya.
Semula hanya gara-gara Ramadhan mengundurkan diri dari pekerjaannya tanpa sebab
dan tak mampu lagi memberi nafkah kepada istrinya, kini ia harus menelan pil pahit
berupa kata-kata cerai dari istrinya. Dengan langkah gontai Ramadhan pun meninggalkan
kantor KUA. Tahun 1998 adalah tahun apes bagi Ramadhan, semenjak ia berhasil
meminang anak seorang pejabat di kotanya.
***
Namun bukanlah Ramadhan jika tak mampu bangkit dari keterpurukan nasib. Setahun
setelah digugat cerai oleh istrinya, kini ia telah berhasil merintis usaha kecil-kecilan di
rumah orang tuanya. Sedikit demi sedikit karir Ramadhan menunjukkan perubahan. Ia
tak lagi mendapat cibiran dari tetangganya dan orang-orang di sekitarnya. Ia berjuang
keras. Dia ingin membuktikan bahwa tanpa seorang istri ia mampu bangkit dan kelak
menjadi ayah yang dapat dibanggakan oleh anaknya.
Hingga pada suatu hari, tepatnya setelah sembilan tahun Ramadhan menjalankan
usahanya ia bertemu dengan kakak angkatan dari kampusnya. Namanya Dadang, ia
menawarinya pekerjaan baru menjadi dosen di jurusan yang dipimpinnya. Tanpa ada
penolakan, Ramadhan pun menerima tawaran itu. Hitung-hitung sebagai awal dari
peningkatan karir. Dengan status sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta kini
Ramadhan mulai optimis merubah nasib.
”Di sini, di kampus ini kamu bisa mengembangkan karirmu lebih tinggi lagi,” ucap
Dadang di ruang laboratorium yang masih lowong belum ada kepala lab yang mengisi
posisi tersebut.
Sekarang Ramadhan dipercaya mengelola laboratorium teknik di samping ia harus
mengajar beberapa mata kuliah di kampus tempat Dadang bekerja sebagai ketua jurusan.
Ada perasaan senang bercampur bangga di benak hati Ramadhan. Dipandanginya ruang
lab yang ada di depan matanya. Sejenak ia mengingat masa-masa lalunya sebagai
mahasiswa ketika menjabat sebagai asisten dosen untuk mengurusi laboratorium. Ia
lantas membuka lemari tempat menyimpan alat-alat praktikum. Mulai dari osiloskop,
tang ampere, voltmeter, megger, hingga modul pengukuran listrik yang lengkap dengan
jalur-jalur kabel dan saklar di dalamnya. Ramadhan tersenyum sendiri melihat modul
pengukuran listrik di depannya. Angannya mengingatkan Ramadhan beberapa tahun
silam ketika sedang praktikum ia dikerjain temannya hingga terkena sengatan listrik di
tangannya. Sungguh konyol pikirnya dalam hati.
”Bagaimana ? Kamu nyaman di ruangan ini ?” Dadang bertanya kepada Ramadhan yang
dari tadi masih mengamati modul pengukuran listrik.
”Ya, aku senang dengan ruangan ini,” jawab Ramadhan.
“Terima kasih atas kepercayaanmu memberi amanah sebagai kepala lab di sini.”
“Ok lah kalau begitu, nanti kita bisa bersama-sama mengembangkan kampus yang masih
relatif baru ini.” Dadang berusaha memberi motivasi kepada Ramadhan.
***
Dengan jumlah mahasiswa yang belum begitu banyak Dadang dan Ramadhan berusaha
memajukan kampus. Mulai dari kegiatan-kegiatan ilmiah berupa seminar, workshop,
pelatihan-pelatihan UKM, mereka berusaha agar kampusnya dikenal oleh masyarakat.
Hingga suatu ketika Dadang pun ada rencana mengadakan lomba karya tulis ilmiah bagi
anak-anak tingkat SMU dalam rangka memperingati dies natalis kampus yang ke-4.
Ramadhan merespon posotif ide Dadang tersebut. Lalu susunan panitia lomba pun segera
dibentuk dan tak lupa para mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Nampaknya peringatan dies natalis yang ke-4 ini bakalan lebih meriah dari tahun-tahun
sebelumnya. Karena rektor pun memberikan kucuran dana yang mencukupi. Tak
tanggung-tanggung rangkaian kegiatan ini digelar secara nasional. Undangan lomba
disebar ke sekolah-sekolah. Hingga event peringatan dies natalis pun dipajang khusus di
dunia maya. Dadang dan Ramadhan nampaknya sangat memanfaatkan lampu hijau dari
rektor.
Dalam event lomba karya tulis ilmiah remaja ini kebetulan Ramadhan mendapat porsi
sebagai dewan juri lomba bersama dosen-dosen lain di kampus. Walau bukan sebagai
ketua namun Ramadhan menyambut dengan senang hati posisi sebagai anggota dewan
juri lomba tersebut.
Tak menunggu lama, beberapa hari setelah undangan disebar di sekolah-sekolah panitia
pun mulai kebanjiran naskah lomba karya tulis ilmiah. Ramadhan dan dosen lain yang
tergabung dalam tim dewan juri mulai menyeleksi naskah demi naskah. Hingga ia
dikejutkan oleh satu naskah yang ada ditangannya. Dikirim oleh peserta dari SMU Negeri
di Bandung. Perhatian Ramadhan tertuju pada satu nama peserta tersebut. Ya, nama itu
adalah Diqy Wisnu Wardhana. Ramadhan mendadak tersentak. Karena nama perserta itu
sama persis dengan nama anaknya yang telah lama hilang dari pelukannya. Dia kembali
teringat ternyata dies natalis dari jurusan tempatnya bekerja bertepatan dengan usia
anaknya yang ke-17.
”Apakah dia anakku ?” pikir Ramadhan dalam hati.
Ramadhan pun mulai membaca naskah itu, hingga sampai pada kesimpulan akhir naskah
lolos seleksi. Dosen-dosen lain pun sepakat naskah karya Diqy Wisnu Wardhana layak
lolos sebagai nominasi.
Babak penyisihan naskah telah usai. Dan naskah Diqy termasuk dalam lima besar
nominasi, mengalahkan naskah-naskah lain yang telah masuk ke dewan juri.
Kini sampailah kepada penentuan pemenang lomba. Kelima naskah yang lolos dalam
lima besar nominasi lomba sudah masuk karantina. Penulis naskahnya pun mulai
mendapatkan undangan untuk hadir mempresentasikan karyanya di depan tim dewan juri.
***
Babak penentuan pemenang lomba telah tiba. Ruang sidang presentasi para nominasi pun
telah siap. Pandangan Ramadhan mulai tertuju kepada peserta nomisasi nomor satu. Diqy
Wisnu Wardhana memasuki ruang sidang. Ketua tim dewan juri pun mulai membuka
sidang dengan memberikan sedikit sambutan dan akhirnya mempersilahkan peserta untuk
memberikan paparan dari karya tulisnya. Konsentrasi Ramadhan mulai tidak fokus
terhadap naskahnya Diqy. Ramadhan sangat yakin setelah melihat Diqy dari rambut
hingga ujung kaki. Ya, Ramadhan sangat yakin. Peserta nominasi dengan nomor urut satu
itu adalah anaknya. Anaknya yang telah lama hilang. Ada perasaan rindu campur haru.
Ramadhan memang tak mendapatkan hak asuh terhadap Diqy. Mantan istrinya pun
jarang memberinya kesempatan untuk bertemu dengan Diqy. Setelah belasan tahun tak
bertemu, kini Diqy hadir di depan mata di mana sekarang Ramadhan menjadi dewan juri
untuk menilai hasil karyanya.
Para juri pun mulai menghujani beberapa pertanyaan kepada Diqy. Dengan tenang semua
pertanyaan dijawab oleh Diqy dan nampaknya semua juri puas dengan jawaban Diqy.
Hingga kini jatuhlah gilaran Ramadhan untuk memberikan pertanyaan.
“Kepada Bapak Ramadhan, sekarang giliran anda untuk memberikan pertanyaan kepada
saudara peserta.” Ucapan ketua dewan juri sangat mengagetkan Ramadhan. Ramadhan
nampak gugup. Konsentrasinya sempat hilang, hingga akhirnya keluarnya sepotong
kalimat dari mulutnya.
“Apa yang mendasari karya tulis anda, hingga akhirnya anda mengangkat tema
otomatisasi di karya tulis anda ?”
Mendapat pertanyaan tersebut Diqy menjawabnya dengan penuh atusias dan membuat
semua dewan juri memberikan aplaus tepuk tangan. Ramadhan terdiam. Ada perasaan
kagum terhadap Diqy yang telah lama hilang. Hingga pelaksanaan sidang dari kelima
nominasi usai Ramadhan tetap tertegun. Seolah ia sedang mimpi dipertemukan dengan
Diqy dalam momen seperti ini.
Akhirnya Ramadhan pun sejenak mohon ijin dari ruang sidang. Ramadhan menghampiri
Diqy.
“Kamu yang bernama Diqy Wisnu Wardhana ?”
“Ya, itu betul nama saya.”
“Apakah kamu terlahir di kota Semarang ?”
”Ya, tujuh belas tahun lalu saya terlahir di kota Semarang. Kok Bapak mengetahui saya
lahir di kota itu ?”
”Tak salah lagi. Kamu adalah anakku yang telah lama hilang !”
Ramadhan dengan penuh rasa rindu segera memeluk Diqy. Diqy nampak sedikit
binggung. Mengapa mendadak anggota dewan juri ini memeluknya dengan erat. Ya,
Diqy memang kurang begitu mengenal Ramadhan. Karena semenjak gugatan cerai yang
telah dilontarkan oleh ibunya, Ramadhan tak pernah mendapat kesempatan untuk
menjenguk buah hatinya. Akhirnya Ramadhan mulai bercerita panjang lebar.
Mengisahkan kisah perjalanan hidupnya semenjak ia terpisah oleh buah hatinya. Sampai
akhirnya jatuhlah kesimpulan Diqy, bahwa ayah yang telah membesarkannya sekarang
ini adalah ayah tiri.
***

More Related Content

What's hot (19)

173533428 cerpen
173533428 cerpen173533428 cerpen
173533428 cerpen
 
Cerpen d hikayat
Cerpen d hikayatCerpen d hikayat
Cerpen d hikayat
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Adore you, my brother chapter 2
Adore you, my brother chapter 2Adore you, my brother chapter 2
Adore you, my brother chapter 2
 
Naskah drama pertengkaran
Naskah drama pertengkaranNaskah drama pertengkaran
Naskah drama pertengkaran
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
Naskah Film Terbangun Sendiri
Naskah Film Terbangun SendiriNaskah Film Terbangun Sendiri
Naskah Film Terbangun Sendiri
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Wiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logoWiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logo
 
Kti ilawati
Kti ilawatiKti ilawati
Kti ilawati
 
Konsep diri dan Karate
Konsep diri dan KarateKonsep diri dan Karate
Konsep diri dan Karate
 
Antologi cerpen-klab-menulis
Antologi cerpen-klab-menulisAntologi cerpen-klab-menulis
Antologi cerpen-klab-menulis
 
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabatNaskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
Naskah drama benalu dalam ikatan sejati sahabat
 
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
 
Fitriani
FitrianiFitriani
Fitriani
 
CERPEN
CERPENCERPEN
CERPEN
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
 

Viewers also liked

TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.
TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.
TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.PauMas
 
台灣能源政策
台灣能源政策台灣能源政策
台灣能源政策憲騰 張
 
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaud
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaudHec inside venture capital part 1 by @chraynaud
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaudChristophe Raynaud
 
linguagem digital
linguagem digitallinguagem digital
linguagem digitalmenezesiara
 
Proposições educação infantil
Proposições educação infantilProposições educação infantil
Proposições educação infantilJulianapedagogiapuc
 
Article Trabajos Verticales (9)
Article   Trabajos Verticales (9)Article   Trabajos Verticales (9)
Article Trabajos Verticales (9)amuckfreeway1535
 
Kevin Syrstad 2015 Summary
Kevin Syrstad 2015 SummaryKevin Syrstad 2015 Summary
Kevin Syrstad 2015 SummaryKevin Syrstad
 
Formello Inaugurazione medie
Formello Inaugurazione medieFormello Inaugurazione medie
Formello Inaugurazione medieMaria Vaudo
 

Viewers also liked (9)

TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.
TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.
TEMA 18: OBJECTES D'APRENENTATGE I LLICÈNCIES D'INTERNET.
 
台灣能源政策
台灣能源政策台灣能源政策
台灣能源政策
 
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaud
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaudHec inside venture capital part 1 by @chraynaud
Hec inside venture capital part 1 by @chraynaud
 
ARTE S. xix
ARTE S. xixARTE S. xix
ARTE S. xix
 
linguagem digital
linguagem digitallinguagem digital
linguagem digital
 
Proposições educação infantil
Proposições educação infantilProposições educação infantil
Proposições educação infantil
 
Article Trabajos Verticales (9)
Article   Trabajos Verticales (9)Article   Trabajos Verticales (9)
Article Trabajos Verticales (9)
 
Kevin Syrstad 2015 Summary
Kevin Syrstad 2015 SummaryKevin Syrstad 2015 Summary
Kevin Syrstad 2015 Summary
 
Formello Inaugurazione medie
Formello Inaugurazione medieFormello Inaugurazione medie
Formello Inaugurazione medie
 

More from bubud75

Fourier i
Fourier iFourier i
Fourier ibubud75
 
Pantai kenangan
Pantai kenanganPantai kenangan
Pantai kenanganbubud75
 
Lelaki di usia senja
Lelaki di usia senjaLelaki di usia senja
Lelaki di usia senjabubud75
 
Hanya karena sandi
Hanya karena sandiHanya karena sandi
Hanya karena sandibubud75
 
Kado buat elisa
Kado buat elisaKado buat elisa
Kado buat elisabubud75
 
Jenistrafo
JenistrafoJenistrafo
Jenistrafobubud75
 
Fourier4
Fourier4Fourier4
Fourier4bubud75
 
Fourier3
Fourier3Fourier3
Fourier3bubud75
 
Fourier2
Fourier2Fourier2
Fourier2bubud75
 
Fourier1
Fourier1Fourier1
Fourier1bubud75
 

More from bubud75 (11)

Fourier i
Fourier iFourier i
Fourier i
 
Pantai kenangan
Pantai kenanganPantai kenangan
Pantai kenangan
 
Lelaki di usia senja
Lelaki di usia senjaLelaki di usia senja
Lelaki di usia senja
 
Hanya karena sandi
Hanya karena sandiHanya karena sandi
Hanya karena sandi
 
Bokek
BokekBokek
Bokek
 
Kado buat elisa
Kado buat elisaKado buat elisa
Kado buat elisa
 
Jenistrafo
JenistrafoJenistrafo
Jenistrafo
 
Fourier4
Fourier4Fourier4
Fourier4
 
Fourier3
Fourier3Fourier3
Fourier3
 
Fourier2
Fourier2Fourier2
Fourier2
 
Fourier1
Fourier1Fourier1
Fourier1
 

Anakku yang hilang

  • 1. Anakku Yang Hilang Sebulan setelah Ramadhan menghadiri sidang gugatan cerai dari istrinya, kini saatnya ia harus datang ke kantor KUA untuk mengambil hasil putusan sidang. Hari itu Ramadhan telah resmi menyandang predikat duda dengan selembar akta cerai yang ada di tangannya. Ada perasaan duka yang mendalam di benak Ramadhan. Karena saat itu dia harus kehilangan anak semata wayangnya. Hak asuh anak atas nama Diqy Wisnu Wardhana telah jatuh ke tangan mantan istrinya sejak balita hingga dewasa. Ramadhan tidak bisa berbuat apa-apa dengan hasil putusan majelis hakim tersebut. Dia pasrah, karena kondisinya tak memungkinkan untuk dapat mengasuh anak laki-lakinya yang masih balita. Ramadhan sangat terpukul dengan kenyataan ini. Dia telah kehilangan istri, anak, dan pekerjaannya. Semula hanya gara-gara Ramadhan mengundurkan diri dari pekerjaannya tanpa sebab dan tak mampu lagi memberi nafkah kepada istrinya, kini ia harus menelan pil pahit berupa kata-kata cerai dari istrinya. Dengan langkah gontai Ramadhan pun meninggalkan kantor KUA. Tahun 1998 adalah tahun apes bagi Ramadhan, semenjak ia berhasil meminang anak seorang pejabat di kotanya. *** Namun bukanlah Ramadhan jika tak mampu bangkit dari keterpurukan nasib. Setahun setelah digugat cerai oleh istrinya, kini ia telah berhasil merintis usaha kecil-kecilan di rumah orang tuanya. Sedikit demi sedikit karir Ramadhan menunjukkan perubahan. Ia tak lagi mendapat cibiran dari tetangganya dan orang-orang di sekitarnya. Ia berjuang keras. Dia ingin membuktikan bahwa tanpa seorang istri ia mampu bangkit dan kelak menjadi ayah yang dapat dibanggakan oleh anaknya. Hingga pada suatu hari, tepatnya setelah sembilan tahun Ramadhan menjalankan usahanya ia bertemu dengan kakak angkatan dari kampusnya. Namanya Dadang, ia menawarinya pekerjaan baru menjadi dosen di jurusan yang dipimpinnya. Tanpa ada penolakan, Ramadhan pun menerima tawaran itu. Hitung-hitung sebagai awal dari peningkatan karir. Dengan status sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta kini Ramadhan mulai optimis merubah nasib. ”Di sini, di kampus ini kamu bisa mengembangkan karirmu lebih tinggi lagi,” ucap Dadang di ruang laboratorium yang masih lowong belum ada kepala lab yang mengisi posisi tersebut. Sekarang Ramadhan dipercaya mengelola laboratorium teknik di samping ia harus mengajar beberapa mata kuliah di kampus tempat Dadang bekerja sebagai ketua jurusan. Ada perasaan senang bercampur bangga di benak hati Ramadhan. Dipandanginya ruang lab yang ada di depan matanya. Sejenak ia mengingat masa-masa lalunya sebagai mahasiswa ketika menjabat sebagai asisten dosen untuk mengurusi laboratorium. Ia lantas membuka lemari tempat menyimpan alat-alat praktikum. Mulai dari osiloskop, tang ampere, voltmeter, megger, hingga modul pengukuran listrik yang lengkap dengan jalur-jalur kabel dan saklar di dalamnya. Ramadhan tersenyum sendiri melihat modul
  • 2. pengukuran listrik di depannya. Angannya mengingatkan Ramadhan beberapa tahun silam ketika sedang praktikum ia dikerjain temannya hingga terkena sengatan listrik di tangannya. Sungguh konyol pikirnya dalam hati. ”Bagaimana ? Kamu nyaman di ruangan ini ?” Dadang bertanya kepada Ramadhan yang dari tadi masih mengamati modul pengukuran listrik. ”Ya, aku senang dengan ruangan ini,” jawab Ramadhan. “Terima kasih atas kepercayaanmu memberi amanah sebagai kepala lab di sini.” “Ok lah kalau begitu, nanti kita bisa bersama-sama mengembangkan kampus yang masih relatif baru ini.” Dadang berusaha memberi motivasi kepada Ramadhan. *** Dengan jumlah mahasiswa yang belum begitu banyak Dadang dan Ramadhan berusaha memajukan kampus. Mulai dari kegiatan-kegiatan ilmiah berupa seminar, workshop, pelatihan-pelatihan UKM, mereka berusaha agar kampusnya dikenal oleh masyarakat. Hingga suatu ketika Dadang pun ada rencana mengadakan lomba karya tulis ilmiah bagi anak-anak tingkat SMU dalam rangka memperingati dies natalis kampus yang ke-4. Ramadhan merespon posotif ide Dadang tersebut. Lalu susunan panitia lomba pun segera dibentuk dan tak lupa para mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Nampaknya peringatan dies natalis yang ke-4 ini bakalan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Karena rektor pun memberikan kucuran dana yang mencukupi. Tak tanggung-tanggung rangkaian kegiatan ini digelar secara nasional. Undangan lomba disebar ke sekolah-sekolah. Hingga event peringatan dies natalis pun dipajang khusus di dunia maya. Dadang dan Ramadhan nampaknya sangat memanfaatkan lampu hijau dari rektor. Dalam event lomba karya tulis ilmiah remaja ini kebetulan Ramadhan mendapat porsi sebagai dewan juri lomba bersama dosen-dosen lain di kampus. Walau bukan sebagai ketua namun Ramadhan menyambut dengan senang hati posisi sebagai anggota dewan juri lomba tersebut. Tak menunggu lama, beberapa hari setelah undangan disebar di sekolah-sekolah panitia pun mulai kebanjiran naskah lomba karya tulis ilmiah. Ramadhan dan dosen lain yang tergabung dalam tim dewan juri mulai menyeleksi naskah demi naskah. Hingga ia dikejutkan oleh satu naskah yang ada ditangannya. Dikirim oleh peserta dari SMU Negeri di Bandung. Perhatian Ramadhan tertuju pada satu nama peserta tersebut. Ya, nama itu adalah Diqy Wisnu Wardhana. Ramadhan mendadak tersentak. Karena nama perserta itu sama persis dengan nama anaknya yang telah lama hilang dari pelukannya. Dia kembali teringat ternyata dies natalis dari jurusan tempatnya bekerja bertepatan dengan usia anaknya yang ke-17. ”Apakah dia anakku ?” pikir Ramadhan dalam hati. Ramadhan pun mulai membaca naskah itu, hingga sampai pada kesimpulan akhir naskah lolos seleksi. Dosen-dosen lain pun sepakat naskah karya Diqy Wisnu Wardhana layak lolos sebagai nominasi.
  • 3. Babak penyisihan naskah telah usai. Dan naskah Diqy termasuk dalam lima besar nominasi, mengalahkan naskah-naskah lain yang telah masuk ke dewan juri. Kini sampailah kepada penentuan pemenang lomba. Kelima naskah yang lolos dalam lima besar nominasi lomba sudah masuk karantina. Penulis naskahnya pun mulai mendapatkan undangan untuk hadir mempresentasikan karyanya di depan tim dewan juri. *** Babak penentuan pemenang lomba telah tiba. Ruang sidang presentasi para nominasi pun telah siap. Pandangan Ramadhan mulai tertuju kepada peserta nomisasi nomor satu. Diqy Wisnu Wardhana memasuki ruang sidang. Ketua tim dewan juri pun mulai membuka sidang dengan memberikan sedikit sambutan dan akhirnya mempersilahkan peserta untuk memberikan paparan dari karya tulisnya. Konsentrasi Ramadhan mulai tidak fokus terhadap naskahnya Diqy. Ramadhan sangat yakin setelah melihat Diqy dari rambut hingga ujung kaki. Ya, Ramadhan sangat yakin. Peserta nominasi dengan nomor urut satu itu adalah anaknya. Anaknya yang telah lama hilang. Ada perasaan rindu campur haru. Ramadhan memang tak mendapatkan hak asuh terhadap Diqy. Mantan istrinya pun jarang memberinya kesempatan untuk bertemu dengan Diqy. Setelah belasan tahun tak bertemu, kini Diqy hadir di depan mata di mana sekarang Ramadhan menjadi dewan juri untuk menilai hasil karyanya. Para juri pun mulai menghujani beberapa pertanyaan kepada Diqy. Dengan tenang semua pertanyaan dijawab oleh Diqy dan nampaknya semua juri puas dengan jawaban Diqy. Hingga kini jatuhlah gilaran Ramadhan untuk memberikan pertanyaan. “Kepada Bapak Ramadhan, sekarang giliran anda untuk memberikan pertanyaan kepada saudara peserta.” Ucapan ketua dewan juri sangat mengagetkan Ramadhan. Ramadhan nampak gugup. Konsentrasinya sempat hilang, hingga akhirnya keluarnya sepotong kalimat dari mulutnya. “Apa yang mendasari karya tulis anda, hingga akhirnya anda mengangkat tema otomatisasi di karya tulis anda ?” Mendapat pertanyaan tersebut Diqy menjawabnya dengan penuh atusias dan membuat semua dewan juri memberikan aplaus tepuk tangan. Ramadhan terdiam. Ada perasaan kagum terhadap Diqy yang telah lama hilang. Hingga pelaksanaan sidang dari kelima nominasi usai Ramadhan tetap tertegun. Seolah ia sedang mimpi dipertemukan dengan Diqy dalam momen seperti ini. Akhirnya Ramadhan pun sejenak mohon ijin dari ruang sidang. Ramadhan menghampiri Diqy. “Kamu yang bernama Diqy Wisnu Wardhana ?” “Ya, itu betul nama saya.” “Apakah kamu terlahir di kota Semarang ?”
  • 4. ”Ya, tujuh belas tahun lalu saya terlahir di kota Semarang. Kok Bapak mengetahui saya lahir di kota itu ?” ”Tak salah lagi. Kamu adalah anakku yang telah lama hilang !” Ramadhan dengan penuh rasa rindu segera memeluk Diqy. Diqy nampak sedikit binggung. Mengapa mendadak anggota dewan juri ini memeluknya dengan erat. Ya, Diqy memang kurang begitu mengenal Ramadhan. Karena semenjak gugatan cerai yang telah dilontarkan oleh ibunya, Ramadhan tak pernah mendapat kesempatan untuk menjenguk buah hatinya. Akhirnya Ramadhan mulai bercerita panjang lebar. Mengisahkan kisah perjalanan hidupnya semenjak ia terpisah oleh buah hatinya. Sampai akhirnya jatuhlah kesimpulan Diqy, bahwa ayah yang telah membesarkannya sekarang ini adalah ayah tiri. ***