1. 1. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setelah sampai di ruang BK, tanpa banyak kata, Bu Indah langsung mengajakku pergi.
"Anisa, kamu ikut Ibu sekarang, ya."
Dengan menaiki sepeda motor Bu Indah, aku tak tahu mau diajak ke mana. Setelah di
perjalanan, hatiku tiba-tiba terusik. Terlebih aku menyadari bahwa ini adalah jalan menuju ke
rumahku. Tak lama kemudian dari kejauhan kulihat di depan rumahku sudah terpasang tenda
dihiasi bendera berwarna kuning. Aku sudah menebak-nebak apa yang terjadi di rumahku. Aku
menangis ..
"Bu, siapa yang meninggal di rumahku? Jangan bilang itu Ibuku ...
"lya, sayang. Ibumu pergi meninggalkan kita semua," jawabnya sambil memelukku.
Aku spontan berlari masuk ke rumah sambil berteriak, "Ibuuu .. . jangan tinggalkan Nisa .... "
Kupeluk erat jasad ibu, "Secepat inikah Kau ambil nyawa ibuku, ya, Allah. Aku masih berusia
14 tahun dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu ... . "
"Nisa, kamu harus bersabar. Ibu tahu ini cobaan paling berat dalam hidupmu. Sekarang kamu
ganti baju dan bacakan surah Yasin untuk Ibu," ujar Bu Indah.
Aku langsung bergegas berganti baju, mengambil jilbab, dan mendoakan ibu.
Pukul 16.30, Ibu selesai dimakamkan. Malam itu setelah pengajian di rumah, aku membuat
secangkir cokelat hangat. Aku duduk sendiri di meja makan melingkar. Aku tak percaya
kenyataan pahit harus aku terima. Apa aku kuat meminum segelas cokelat hangat sendirian
setiap pagi. Apa aku kuat melewati hari-hari tanpa senyum manismu, Bu?
"Nisa, kamu harus kuat. Jiwa Ibu memang sudah tidak ada lagi di dunia. Namun, percayalah
raganya masih ada di dalam hatimu. Nisa harus kuat dan harus menggapai cita-cita agar Ibu
bisa tersenyum manis' melihat kesuksesan Nisa. Nisa mau kan, ikut Tante dan bersekolah di
Bandung? Tante akan menemanimu seperti ibumu menemani Tante saat masih kecil," ujar
tante saat duduk di meja makan bersamaku.
Latar suasana kutipan cerpen tersebut adalah…
A. Sedih
B. Kecewa
C. Bingung
D. cemas
2. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setelah sampai di ruang BK, tanpa banyak kata, Bu Indah langsung mengajakku pergi.
"Anisa, kamu ikut Ibu sekarang, ya."
Dengan menaiki sepeda motor Bu Indah, aku tak tahu mau diajak ke mana. Setelah di
perjalanan, hatiku tiba-tiba terusik. Terlebih aku menyadari bahwa ini adalah jalan menuju ke
rumahku. Tak lama kemudian dari kejauhan kulihat di depan rumahku sudah terpasang tenda
dihiasi bendera berwarna kuning. Aku sudah menebak-nebak apa yang terjadi di rumahku. Aku
menangis ..
"Bu, siapa yang meninggal di rumahku? Jangan bilang itu Ibuku ...
"lya, sayang. Ibumu pergi meninggalkan kita semua," jawabnya sambil memelukku.
Aku spontan berlari masuk ke rumah sambil berteriak, "Ibuuu .. . jangan tinggalkan Nisa .... "
Kupeluk erat jasad ibu, "Secepat inikah Kau ambil nyawa ibuku, ya, Allah. Aku masih berusia
14 tahun dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu ... . "
"Nisa, kamu harus bersabar. Ibu tahu ini cobaan paling berat dalam hidupmu. Sekarang kamu
ganti baju dan bacakan surah Yasin untuk Ibu," ujar Bu Indah.
Aku langsung bergegas berganti baju, mengambil jilbab, dan mendoakan ibu.
2. Pukul 16.30, Ibu selesai dimakamkan. Malam itu setelah pengajian di rumah, aku membuat
secangkir cokelat hangat. Aku duduk sendiri di meja makan melingkar. Aku tak percaya
kenyataan pahit harus aku terima. Apa aku kuat meminum segelas cokelat hangat sendirian
setiap pagi. Apa aku kuat melewati hari-hari tanpa senyum manismu, Bu?
"Nisa, kamu harus kuat. Jiwa Ibu memang sudah tidak ada lagi di dunia. Namun, percayalah
raganya masih ada di dalam hatimu. Nisa harus kuat dan harus menggapai cita-cita agar Ibu
bisa tersenyum manis' melihat kesuksesan Nisa. Nisa mau kan, ikut Tante dan bersekolah di
Bandung? Tante akan menemanimu seperti ibumu menemani Tante saat masih kecil," ujar
tante saat duduk di meja makan bersamaku.
Watak tokoh Nisa dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. tahan
B. Keras
C. Tegar
D. ketat
3. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setelah sampai di ruang BK, tanpa banyak kata, Bu Indah langsung mengajakku pergi.
"Anisa, kamu ikut Ibu sekarang, ya."
Dengan menaiki sepeda motor Bu Indah, aku tak tahu mau diajak ke mana. Setelah di
perjalanan, hatiku tiba-tiba terusik. Terlebih aku menyadari bahwa ini adalah jalan menuju ke
rumahku. Tak lama kemudian dari kejauhan kulihat di depan rumahku sudah terpasang tenda
dihiasi bendera berwarna kuning. Aku sudah menebak-nebak apa yang terjadi di rumahku. Aku
menangis ..
"Bu, siapa yang meninggal di rumahku? Jangan bilang itu Ibuku ...
"lya, sayang. Ibumu pergi meninggalkan kita semua," jawabnya sambil memelukku.
Aku spontan berlari masuk ke rumah sambil berteriak, "Ibuuu .. . jangan tinggalkan Nisa .... "
Kupeluk erat jasad ibu, "Secepat inikah Kau ambil nyawa ibuku, ya, Allah. Aku masih berusia
14 tahun dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu ... . "
"Nisa, kamu harus bersabar. Ibu tahu ini cobaan paling berat dalam hidupmu. Sekarang kamu
ganti baju dan bacakan surah Yasin untuk Ibu," ujar Bu Indah.
Aku langsung bergegas berganti baju, mengambil jilbab, dan mendoakan ibu.
Pukul 16.30, Ibu selesai dimakamkan. Malam itu setelah pengajian di rumah, aku membuat
secangkir cokelat hangat. Aku duduk sendiri di meja makan melingkar. Aku tak percaya
kenyataan pahit harus aku terima. Apa aku kuat meminum segelas cokelat hangat sendirian
setiap pagi. Apa aku kuat melewati hari-hari tanpa senyum manismu, Bu?
"Nisa, kamu harus kuat. Jiwa Ibu memang sudah tidak ada lagi di dunia. Namun, percayalah
raganya masih ada di dalam hatimu. Nisa harus kuat dan harus menggapai cita-cita agar Ibu
bisa tersenyum manis' melihat kesuksesan Nisa. Nisa mau kan, ikut Tante dan bersekolah di
Bandung? Tante akan menemanimu seperti ibumu menemani Tante saat masih kecil," ujar
tante saat duduk di meja makan bersamaku.
Konflik kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Keinginan tokoh tante mengajak tokoh Nisa tinggal bersama.
B. Kebingungan tokoh Nisa terhadap ajakan tokoh Bu Indah.
C. Kecemasan tokoh Nisa terhadap keadaan ibu.
D. Kesedihan tokoh Nisa kehilangan seorang ibu.
4. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
"Anna sudah datang ke tempat saya menyerahkan surat ini. la berusaha mengatakan, meskipun
dengan gugup, tapi saya menangkap maksudnya. Dia ingin mengatakan bahwa dia menghargai
3. isi surat ini, tapi dia juga punya tipe ideal sendiri. Dengan singkat, saya simpulkan, sebenarnya
Anna ingin mengatakan dia menolak, tapi dia mengucapkan penolakan itu dengan bijaksana,
Saya lihat, Anna berusaha mengucapkan tidak dengan cara yang unik sekali. la tidak ingin
menyinggung perasaan orang lain. Hatinya sangat mulia. Ini akan menyebabkan kita tidak
merasa dilukai, tetapi justru menghargai. Saya yakin, siapa pun orangnya pasti tidak akan
tersinggung, malah justru akan hormat oleh pernyataan itu. Malah menghargainya. Apalagi
saya yang sebenarnya bukan penulis surat ini."
Nilai moral dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
A. Kita harus jujur dan tidak menyinggung perasaan dalam menyampaikan sesuatu.
B. Jika tidak dapat berkata jujur, sebaiknya tidak menyebarkan berita bohong.
C. Kita tidak boleh menyakiti orang yang telah membantu dalam kesusahan.
D. Jika ingin menghargai orang lain, sebaiknya kita tidak berkata kasar.
5. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
"Anna sudah datang ke tempat saya menyerahkan surat ini. la berusaha mengatakan, meskipun
dengan gugup, tapi saya menangkap maksudnya. Dia ingin mengatakan bahwa dia menghargai
isi surat ini, tapi dia juga punya tipe ideal sendiri. Dengan singkat, saya simpulkan, sebenarnya
Anna ingin mengatakan dia menolak, tapi dia mengucapkan penolakan itu dengan bijaksana,
Saya lihat, Anna berusaha mengucapkan tidak dengan cara yang unik sekali. la tidak ingin
menyinggung perasaan orang lain. Hatinya sangat mulia. Ini akan menyebabkan kita tidak
merasa dilukai, tetapi justru menghargai. Saya yakin, siapa pun orangnya pasti tidak akan
tersinggung, malah justru akan hormat oleh pernyataan itu. Malah menghargainya. Apalagi
saya yang sebenarnya bukan penulis surat ini."
Amanat yang tepat sesuai kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Kita perlu menjaga perasaan orang yang sedang dalam kesulitan.
B. Kita perlu menghargai usaha orang lain dan tidak melukai hatinya.
C. Kita harus menjaga hubungan baik dengan seseorang yang tidak disukai.
D. Kita harus berkata sesuai dengan kebenaran tanpa menyinggung perasaan.
6. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Namun Jeni tahu, hari-hari aman untuk menyimpan perahu itu di kamar akan segera berlalu.
Ayahnya sudah berulang kali masuk ke kamarnya, menganggap perahu itu sampah dan ingin
Jeni segera membuangnya. Dia menolak. Menangis. Bahkan mengancam untuk melompat ke
dalam sungai dekat rumah jika ayahnya terus memaksa. Bagaimana seorang manusia bisa
membuang kenangan? Bagaimana manusia hidup tanpa kenangan?
Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. orang pertama tokoh utama
B. orang pertama tokoh sampingan
C. orang pertama dan orang ketiga
D. orang ketiga serbatahu
7. Bacalah teks berikut!
1) "Maaf Mbah, bisakah untuk sementara waktu berhenti melantunkan tetembangan?" Kembali
pesuruh itu mengulangi ucapan secara baik-baik. 2) Tapi Mbah Parni tetap ngotot pada
pendiriannya yang kuat, menembang dan terus menembang. Bahkan sebaliknya suara Mbah
Parni semakin dikeraskan dan sampai terdengar lengkingannya memecah malam dan membuat
suasana resepsi menjadi tidak nyaman. 3)"Orang tua ini, sepertinya sudah tidak waras
beneran," keluh orang suruhan itu sambil keluar rumah Mbah Parni dengan raup wajah kecewa
bercampur geram. 4) "Orang tua tak tahu diri. Awas besok pagi akan tahu rasa!" ancam yang
punya gawe itu saat mendapat laporan pesuruhnya yang tidak berhasil menghentikan lantunan
Mbah Parni.
4. Kalimat yang menyatakan tokoh Mbah Parni berwatak keras kepala terdapat pada kalimat
berangka ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
8. Bacalah teks berikut!
"Ibarat tangga nada, jika dia adalah do, maka kamu re. Optimislah bahwa kamu bisa berada
selangkah di depannya. Kesempurnaan tidak akan membuat ceritamu menarik. Cerita yang
ditulis dengan penuh semangat dan ketulusan, akan memberikan pengaruh besar kepada
pembacanya. Begitu juga denganmu, kan? Kau memberikan pengaruh besar kepada temanmu.
Melihatmu yang semangat, mereka berjuang untuk mengejarmu. Tapi kau malah memperumit
dirimu dengan mengejar kesempurnaan cerita yang akan kau tulis. Yasna, walaupun isinya
sederhana, cerita yang ditulis dengan semangat dan ketulusan akan dapat membangkitkan
semangat para pembacanya dan itu baru bisa disebut cerita yang menarik. Tentu saja harus
disertai prolog, konfliktan epilog yang jelas," nasihat Rima.
Makna simbol tangga nada dalam kutipan cerpen tersebut adalah ..
A. permasalahan hidup
B. pengalaman hidup
C. perjalanan hidup
D. perlombaan hidup
9. Bacalah teks berikut!
Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi ia tidak bosan. Tiba-tiba seekor
kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati
semak-semak, kucing itu hanya duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar.
Sang kuda berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah belakang. Kuda itu keluar dari semak-
semak dan berjalan dengan hati-hati. Ketika sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu
mengaum seperti seekor harimau. Namun, kuda itu tidaksadar bahwa suara aumannya bukan
suara harimau, tetapi suara seekor kuda. Kucing hutan menoleh ke belakang melihat kuda
dengan kulit harimau itu. Kucing hutan tertawa terbahakbahak.
Apabila aku melihatmu memakai kulit harimau itu, aku akan lari ketakutan. Auman suaramu
itu tetap bukan suara harimau, tetapi tetap saja suara seekor kuda."
Pesan moral dalam kutipan fabel tersebut adalah…
A. Berusahalah menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain.
B. Lakukan sesuatu pekerjaan dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
C. Jadilah diri sendiri dan jauhi sikap ingin menjadi orang lain.
D. Penuhilah permintaan orang lain sesuai kemampuanmu.
10. Bacalah teks cerita berikut!
Suatu hari Pak Jati mengundang beberapa warga, termasuk Badrun, ke balai desa. Karena
menghadiri acara di balai desa, pastilah orangorang berpakaian rapi. Ada yang berbatik,
berkoko, atau berkemeja biasa. Badrun berkoko putih. Namun, yang membuat Pak Jati
terperanjat kaget adalah kaki Badrun. Saat orang bersepatu, bersepatu sandal, atau berselop,
Badrun santai bersandal jepit.
Pak Jati kecut hatinya. la merasa tak dihargai. Pak Jati tak kuat menyimpan unek-unek. la
ceritakan sandal jepit Badrun itu kepada Pak Sekdes. Kebetulan rumah Pak Sekdes dekat
dengan rumah Badrun. Maka, disampaikanlah kegundahan Pak Jati itu kepada Badrun oleh Pak
Sekdes. Apa kata Badrun? la menjawab sembari mengungkapkan tekad besar. "Pak Sekdes,
sampaikan kepada Pak Lurah, saya sangat menghormati beliau. Tak sedikit pun saya berniat
5. merendahkannya. Percayalah, suatu saat, saya akan buat Pak Lurah bangga. Ini wujud kalau
saya menghargai Pak Lurah."
Simpulan sebab dari konflik tersebut adalah ...
A. Tokoh Badrun mengenakan sandal jepit ketika menghadiri undangan tokoh Pak Jati.
B. Tokoh Pak Jati merasa tidak dihargai oleh tokoh Badrun saat menghadiri undangan.
C. Tokoh Pak Jati menceritakan kekecewaan terhadap tokoh Badrun kepada tokoh Pak
Sekdes.
D. Tokoh Pak Sekdes menyampaikan keluhan tokoh Pak Jati kepada Pak Lurah mengenai
tokoh Badrun.
11. Bacalah kedua teks berikut!
Teks I
"Maafkan semua kesalahanku, Anak muda. Aku rela mati asal bisa menebus semua dosadosaku
pada Burhan," mohon Ki Rudap dengan suara bergetar.
"Kakekku orang baik. Dia pasti sudah memaafkan jauh sebelum ia meninggal. Pikirkan saja
caramu bertobat dengan benar. Dan ada satu hal lagi yang ingin kutahu sebelum pergi;" Murad
berdiri seraya menjauh dari Ki Rudap. la berjalan ke pintu, masih dengan tatapan marah yang
berusaha ditahan.
"Apa yang menyebabkan Malik begitu membenci kakekku?"
Teks Il
Aku dan ibuku sangat bangga memiliki bapakku karena ia telah mewariskan semua harta dan
segala sesuatu yang dimilikinya untuk aku dan ibuku. Hingga kali ini aku dan ibuku tak perlu
harus bersusah payah untuk mencari uang sebagai pemenuhan hidup, untuk makan, pakaian,
dan lain sebagainya. Lebih-lebih bagi ibuku yang sudah cukup lelah termakan usia, ibu tak
perlu repot-repot mencari uang untuk menghidupiku yang tak berdaya berbuat apaapa ini. Aku
semakin bangga memiliki ibu. Aku yakin ibu begitu menyayangiku. Namun, kadang aku masih
merasa heran kepada Tuhan, lagilagi kepada Tuhan. Kenapa belum juga mau mengabulkan
doa-doaku agar aku mampu melihat dan berbicara? Aku juga ingin bisa berjalan, tidak lumpuh
terus seperti ini. Aku bosan jika harus selalu di kamar ini, Tuhan!
Perbedaan nilai moral dalam kedua teks tersebut adalah…
A. Teks I
Mensyukuri nikmat hidup yang telah diberikan Tuhan
Teks II
Menghargai jerih payah orang tua dalam mencari rezeki
B. Teks I
Silaturahmi untuk memperbaiiki hubungan
Teks II
Berbicara baik dan sopan kepada siapa pun
C. Teks I
Meminta maaf dan memaafkan kesalahan yang diperbuat
Teks II
Mensyukuri segagla sesuatu yang telah Tuhan berikan
D. Teks I
Mengutamakan kepentingan keluarga
Teks II
Menghargai apa pun yang telah dimiliki
6. 13. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Teks I
Suatu pagi di bulan Desember, Sakti terbangun dan mendapati jendela kamarnya terbuka,
kelambu yang tergantung di sana bergoyang terkena pukulan angin yang dingin, dan seonggok
bulan meringkuk bersandar di pintu kamar. Dari bau tanah yang menyusup ke dalam kamarnya,
Sakti tahu hujan baru saja reda.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sakti setelah dua kali menguap, merentangkan tangan
dan kaki, lalu menelengkan lehernya hingga terdengar bunyi 'tak'. "Bukankah kau seharusnya
bergelantung di langit?"
“Seseorang berniat jahat kepadaku," jawaban bulan.
"Seseorang?"
"Ya. Seseorang. Seorang pemuda. Aku tahu. Aku yakin."
Teks II
Dia lelaki pendatang yang baru dua bulanan tinggal indekos di salah satu rumah penduduk desa
ini. Kedatangannya di desa tak lain adalah untuk bekerja di bagian kelistrikan pada pabrik
semen di selatan desa. Suman tahu, tempat dia tinggal adalah sarang pejuang perlawanan
perusakan alam, pabrik tempat di mana dia bekerja.
Tapi, melihat kepribadian Suman yang baik kepada siapa pun, rasa-rasanya tak pantas menaruh
curiga dan prasangka bahwa dialah pembunuh Kang Salim.
Perbedaan pola pengembangan kedua teks tersebut adalah…
A. Teks I
Dimulai dengan tahap pengenalan tokoh
Teks II
Dimulai dengan tahap pemecahan konflik
B. Teks I
Dimulai dengan tahap penggambaran konflik
Teks II
Dimulai dengan tahap penggambaran latar
C. Teks I
Dimulai dengan tahap penggambaran latar
Teks II
Dimulai dengan tahap pengenalan tokoh
D. Teks I
Dimulai dengan tahap pemecahan masalah
Teks II
Dimulai dengan tahap penggambaran konflik
14. Kutipan Cerpen I
Hampir tiga tahun aku hidup di Jakarta. Aku berusaha menjadi penari dan hidup dari menari.
Aku memberikan kursus dan menari kalau dipesan. Tapi banyak sekali penari di Jakarta. Dan
aku tidak hoki seperti juga orang tuaku.
Kutipan Cerpen II
Meski langit kelam menyimpan gemuruh guntur yang meledak menggelegar.Kilatmelesatlesat
merobek langit dan menyilaukan. Wika tak peduli dan terus saja menari, berjingkrakjingkrak,
dan berputar-putar semau-maunya. "Wey, kalau berteduh kalian malah kedinginan " teriakan
Wika melengking menyaingi gemuruh dan gelegar petiryang semakin kerap.
Perbedaan penggunaan bahasa kedua teks tersebut adalah…
A. Cerpen I
Menggunakan ungkapan
7. Cerpen II
Tidakan menggunakan ungkapan
B. Cerpen I
Menggunakan bahasa kias
Cerpen II
Menggunakan Bahasa lugas
C. Cerpen I
Tidak menggunakan majas
Cerpen II
menggunakan majas
D. Cerpen I
Menggunakan bahasa yang sulit dipahami
Cerpen II
Menggunakan bahasa yang sulit dipahami
15. Bacalah teks berikut!
Sebelum magrib, penjaga masjid telah menanti Abah. la berharap Abah segera datang,
melewati pintu masjid dengan langkah pasti. Menuju mihrab, dan berdiri di sana memimpin
salat. Jenggotnya yang memutih bergerak-gerak, lembut,bening, dan teduh.
Lelaki setengah baya penjaga masjid itu sudah sangat lama menunggu. Memang belum waktu
azan. Tapi ia menanti, Abah akan memasuki masjid paling awal, sebelum kereta api senja
melintasi rel, menggemuruh. Penjaga masjid tertawa lebar melihat kedatangan Abah. Dari jauh
tampak hidungnya mencuat mancung, berkacamata, berewoknya mulai memutih, dan peci haji
melekat di kepala. Penjaga masjid menyambut Abah. Menyalaminya. Mencium tangan Abah.
Komentar yang tepat terhadap isi teks tersebut adalah ...
A. Sikap tokoh penjaga masjid kepada tokoh Abah sangat sopan.
B. Sikap tokoh penjaga masjid dapat membuat iri orang lain.
C. Sikap tokoh Abah yang tidak tepat waktu bukan perbuatan baik.
D. Sikap tokoh Abah terhadap tokoh penjaga masjid dapat dicontoh.
16. Bacalah teks berikut!
Joni memiliki hobi makan. Dia bisa menghabiskan lima piring nasi dalam sehari. Joni juga
memiliki kebiasaan makan camilan pada malam hari. Berat badan Joni melebihi berat badan
teman-temannya. Teman-teman Joni sering memanggilnya dengan [ ... ] si gendut. Akan tetapi,
Joni tetap tidak marah terhadap ejekan teman-temannya itu.
Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang tersebut adalah ...
A. sebutan
B. panggilan
C. julukan
D. sindiran
17. Bacalah paragraf berikut!
Pak Hasan termasuk seorang guru sejati. Dia tidak pernah membedakan murid-muridnya.
Semua murid memiliki kedudukan sama. Kesabaran Pak Hasan dalam menyampaikan materi
dan keikhlasannya dalam mengajar pantas diacungi jempol. [. . . . ] Akan tetapi, dia lembut dan
tenang saat mengajar di kelas. Dia juga murah senyum dan tidak sombong. Pak Hasan selalu
bersedia mendengarkan keluh kesah murid-muridnya. Tidak mengherankan banyak murid
yang senang berada di dekat Pak Hasan.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ...
A. Pak Hasan dapat memberikan contoh yang baik bagi murid-muridnya.
B. Pak Hasan selalu mengajarkan sikap rendah
C. Pak Hasan dapat menghabiskan waktunya untuk murid-muridnya.
8. D. Pak Hasan termasuk guru yang tegas dan terkesan suka marah.
18. Bacalah kutipan cerpen berikut!
1) Selesai mandi, Aruna dan ibu duduk-duduk di halaman belakang rumah. Sigra, adik Aruna
terlihat dari kejauhan. “Sigra, dari mana saja kamu?” tanya Ibu.
2) “Main, Bu,” sigra menjawab Ibu, tapi memandang Aruna.
“Eh, tumben Kakak sudah mandi. Hemm … wangi,” kata Sigra
3) Ibu kemudian bercerita kalau tadi Aruna jatuh. Mendengar penjelasan Ibu,Sigra lalu
berjongkok di depan Aruna, untuk melihat kakinya.
4) “Mana, Kak, yang sakit? ini?” tanya Sigra sambil memegang kaki Aruna.
Bukti latar tempat pada kutipan cerpen tersebut ditunjukkan oleh kalimat angka …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
19. Bacalah kutipan fabel berikut!
Meskipun diberi tempat dan makan yang enak, Raja Parkit tetap memendam rindu pada rumah
dan rakyatnya. Dari hari ke hari, kicauannya berubah menjadi nyanyian sedih. Raja Parkit pun
jatuh sakit. la telah kehilangan semangat hidup. Tubuhnya melemah dan tidak lagi bernyanyi.
Melihat keadaan burung kesayangannya, sang raja pun menjadi sangat sedih. Suatu hari, ia
melihat tubuh burung itu diam tak bergerak di dalam kandangnya. Dengan perasaan tak
menentu, Raja Parkit dikeluarkan dari dalam sangkar untuk dikuburkan.
Makna kata memendam dalam kutipan fabel tersebut adalah ...
A. menyimpan
B. mengandung
C. memegang
D. menaruh
20. Bacalah kutipan cerpen berikut!
1) Bagaimana mungkin seseorang yang mengenal Pak Prawiro? 2) Ia hanya seorang tua yang
tidak pernah bercerita tentang dirinya sendiri. 3) Umurnya 60, mungkin 70, tapi bisa juga 55.
4) Bukankah banyak orang bisa kelihatan lebih tua dari umurnya?
Kalimat yang menunjukkan tokoh Pak Prawiro pribadi yang tertutup ditandai oleh angka …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
21. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Aku diam. Dalam kamarku pun aku terus duduk diam. Segala perasaan yang simpang siur dan
mengawang kucoba hentikan dan endapkan. Dalam diam, samar-samar kukenal diriku
kembali. Diamku adalah inti sesal derita di mana tangis dan air mata tak mampu lagi berbicara.
Kutipan cerita tersebut menggunakan sudut pandang …
A. orang pertama pelaku utama
B. orang pertama pelaku sampingan
C. orang ketiga Sebagai pengamat
D. orang ketiga serba tahu
22. Bacalah cerita fabel berikut!
“Kenapa dengan kakimu, Antelop? " tanya Uno setelah sampai di dekat Antelop.
“Aduh, kakiku sakit. Kakiku terkilir," Antelop merintih kesakitan, "Aku tidak bisa lagi berlari,
" lanjut Antelop. Kali ini ia menangis sedih. Sebelumnyanya ia sangat yakin memenangkan
perlombaan. Tapi, kejadian itu membuat harapannya Pupus.
9. Tanpa berpikir panjang, Uno menawarkan diri untuk menggendong Antelop.
“Kamu harus mendapatkan pengobatan. Aku akan gendong sampai garis akhir. Di sana ada
panitia yang membawa obat-obatan.
Amanat dalam cerita fabel tersebut adalah …
A. Berbuat baik kepada setiap orang
B. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri
C. Bekerja keras untuk menggapai sesuatu
D. Bersikap optimistis dalam setiap keadaan
23. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Mak duduk berselonjor di risban di pekarangan. Ku coba menenangkan.
“Semoga apa?!” tukas Mak. “Sudah berjamur mulut Mak berkoar, bukannya kau sokong, tapi
malah kau bakar Bujang agar ke Padang! Tahu kau sekarang, Len.”
Aku tertunduk.
“Kini …oh, kakak kau ini, Len. Petang ini, bus kakakmu sudah terseruduk di jalan, terpelanting
kejurang curam!” suara Mak parau. Matanya mulai basah. Kupeluk Mak. Kami sama-sama
menangis.
Akibat konflik yang ditimbulkan dalam cerpen tersebut adalah …
A. Tokoh aku dan Mak pasrah menerima takdir
B. Tokoh aku dan Mak hanya bisa meratapi nasib
C. Tokoh aku dan Mak terlibat pertengkaran hebat
D. Tokoh aku dan Mak terhanyut dalam kesedihan
24. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Langit semburat unggu. Dari dalam kota, kafilah beratus-ratus truk menggebu melewati padang
pasir, menganggkut beribu-ribu becak. Debu mengepul di balik bayang-bayang hitam
memanjang seperti naga raksasa.
Latar waktu dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A. Fajar
B. Siang
C. Senja
D. Malam
25. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Hubungan Yoke dengan ibunya semakin dekat Ketika Yoke tahu bahwa ibunya mengidap
penyakit jantung. Yoke selalu merasa cemas pada ibunya. Ia rajin menelepon ibunya, rajin
pulang ke rumahnya, semata-mata karena rasa saying yang luar biasa.
Watak tokoh Yoke dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A. Penyabar
B. Penyayang
C. Pemberani
D. Perasa
26. Bacalah kutipan cerpen beikut ini!
Suara tangisan Mak di seberang telepon Kembali menyadarkan Sani. Air matanya mulai
berlinang. Bibirnya bergetar. Hatinya seperti luka yang ditaburi garam. Anak mana yang
sanggup mendengar jerit tangis ibunya seperti itu. Apalagi dalam kondisi berjauhan seperti ini.
Seharusnya Sani ada di sana Bersama Mak.
Di saat seperti ini Sani seperti terlempar Kembali ke masa lalu. Ayahnya tiba-tiba sakit parah.
Hanya dalam waktu tiga bulan ayahnya sudah pergi meninggalkan mereka semua. Sakit yanh
juga sulit dipahami Sani
Isi tersirat kutipan cerpen tersebut adalah …
A. Tokoh Sani tidak dapat memahami sakit yang diderita oleh ibu dan ayahnya
B. Tokoh Sani teringat ayahnya yang sudah pergi meninggalkan dirinya dan ibunya
10. C. Tokoh Sani merasakan kepedihan karena tidak dapat merawat ibunya yang sedang sakit
D. Tokoh Sani menangis saat ibunya tersadar dari sakitnya dan merasa kesakitan
27. Bacalah kutipan berikut!
“Sudah berapa kali kau melihat mataku berkaca-kaca dan tanyamu selalu ‘apakah kau sedang
bersedih’. Tentu saja!” kata Gustam padauk seraya menggebrak meja. Ia meninggalkanku
dengan sisa ingatan perihal mata merahnya, juga urat-urat mencuat dari lehernya. Ia pergi ke
area parkir, memacu sepedanya dan lenyap tanpa kata-kata. Padahal aku tidak pernah punya
niat buruk kepadanya. Ia teman baikku. Gustam adalah salah seorang yang paling awet
berkawan denganku.
Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A. Tokoh Aku tidak mempunyai niat buruk kepada tokoh Gustam
B. Tokoh Aku melihat mata tokoh Gustam berkaca-kaca dan marah
C. Tokoh Aku berniat merusak persahabatan dengan tokoh Gustam
D. Tokoh Aku bertanya kepada tokoh Gustam yang sedang bersedih
28. Bacalah kutipan berikut!
“Sudah berapa kali kau melihat mataku berkaca-kaca dan tanyamu selalu ‘apakah kau sedang
bersedih’. Tentu saja!” kata Gustam padauk seraya menggebrak meja. Ia meninggalkanku
dengan sisa ingatan perihal mata merahnya, juga urat-urat mencuat dari lehernya. Ia pergi ke
area parkir, memacu sepedanya dan lenyap tanpa kata-kata. Padahal aku tidak pernah punya
niat buruk kepadanya. Ia teman baikku. Gustam adalah salah seorang yang paling awet
berkawan denganku.
Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A. Tokoh Aku tidak mempunyai niat buruk kepada tokoh Gustam
B. Tokoh Aku melihat mata tokoh Gustam berkaca-kaca dan marah
C. Tokoh Aku berniat merusak persahabatan dengan tokoh Gustam
D. Tokoh Aku bertanya kepada tokoh Gustam yang sedang bersedih
29. Perhatikan kutipan fabel berikut!
Suatu hari kambing terkejut melihat Katak dan anaknya sedang menangis. Ia merasa kasihan
melihat mereka menangis.
“Mengapa kalian menangis, Pak Kataka?” tanya Kambing. Segera Katak mulai menyampaikan
ceritanya.
Kambing merasa sangat sedih setelah mengetahui bahwa ular piton telah menelan istri katak.
Ia bermaksud menyelamatkan Katak dan anaknya dari ular piton.
Kambingpun mengajari Katak dan anaknya cara mempertahankan diri dari ular piton. Katak
dan anaknyapun berterima kasih kepada kambing yang berlalu pergi.
Penyebab konflik pada fabel tersebut adalah …
A. Kambing kasihan kepada Katak
B. Istri Katak mati dimangsa ular piton
C. Kambing menyelamatkan Katak dan anaknya
D. Katak dan anaknya berterima kasih kepada Kambing
30. Perhatikan kutipan fabel berikut!
Suatu hari kambing terkejut melihat Katak dan anaknya sedang menangis. Ia merasa kasihan
melihat mereka menangis.
“Mengapa kalian menangis, Pak Kataka?” tanya Kambing. Segera Katak mulai menyampaikan
ceritanya.
Kambing merasa sangat sedih setelah mengetahui bahwa ular piton telah menelan istri katak.
Ia bermaksud menyelamatkan Katak dan anaknya dari ular piton.
Kambingpun mengajari Katak dan anaknya cara mempertahankan diri dari ular piton. Katak
dan anaknyapun berterima kasih kepada kambing yang berlalu pergi.
11. Akibat konflik pada fabel tersebut adalah …
A. Katak dan anaknya pergi dari hutan
B. Katak berterima kasih kepada Kambing
C. Kambing mengajak Katak dan anaknya pergi dari hutan
D. Kambing mengajari cara mempertahankan diri dari ular piton.